You are on page 1of 8

Prosiding Seminar Nasional V 2019

Peran Pendidikan dalam Konservasi dan Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan


ISBN 978-602-5699-83-2; PUBLIKASI ONLINE 5 MARET 2020

Peran Pendidikan Karakter Sebagai


Wujud Pendidikan Berkualitas Sesuai
Dengan Tujuan Sustainable
Development Goals (Sdgs)
Eki Lista Anggorowati a,1,*, Artha Ayu Mei Shinta a,2, Elisa Rohimatun Nafi’ah
a,3 , Sarifudin Lathif b4
a Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Malang, Dkh. Tempel, Ds. Turi, Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo,
63473, Indonesia
bMahasiswa Magister Pendidikan Biologi, Direktorat Pascasarjana, Universitas

Muhammadiyah Malang, Jalan Raya Tlogomas 246, Jawa Timur 65144, Indonesia

ABSTRAK
Latar Belakang: Pentingnya Pendidikan karakter untuk
generasi muda bangsa Indonesia yang saat ini mulai luntur
ditelan peradaban baru dan permasalahan lain yang.
Penulis koresponden Pendidikan karakter mutlak diperlukan seiring dengan tujuan
Eki Lista Anggorowati Sustainable Development Goals, yaitu tentang Pendidikan
berkualitas
Program Studi Magister
Pendidikan Biologi,Universitas Tujuan: Untuk mengetahui peran Pendidikan karakter
Muhammadiyah Malang sebagai wujud Pendidikan berkualitas sesuai dengan
Sustainable Development Goals (SGDs).
Email: Metode: Metode yang digunakan adalah metode kajian teori
1ekilista9@gmail.com dan kepustakaan. Pencarian 30 artikel diakses melalui internet
* corresponding author dengan kata kunci artikel pendidikan karakter dan pendidikan
berkualitas dalam tujuan Sustainable Development Goals.
Artikel dibatasi mulai dari tahun 2017-2019, keseluruhan
Kata Kunci:
Pendidikan Karakter artikel sudah terindeks sinta minimal sinta 4 sampai sinta 1.
SuistainableDevelopment Hasil: Untuk mencapai tujuan Pendidikan berkualitas dalam
Goals Sustainable Development Goals (SDGs), maka diperlukannya
Pendidikan karakter Pendidikan karakter kepada siswa baik dari lingkungan
sekolah maupun keluarga dan masyarakat
Kesimpulan: Pendidikan karakter memiliki peran untuk
mengembangkan kemampuan siswa agar berperilaku baik,
sebagai wahana perbaikan budi pekerti, wahana penyaring
kebudayaan yang masuk baik budaya lokal maupun budaya
asing yang bertentangan dengan nilai budi pekerti atau
karakter bangsa. Pendidikan karakter yang baik dapat
mewujudkan Pendidikan berkualitas sesuai dengan tujuan
Sustainable Development Goals (SDGs).

Copyright © 2020 Universitas Muhammadiyah Malang

PENDAHULUAN dilancarkan oleh berbagai kelompok etnis,


Pendidikan karakter saat ini sangat pemeluk agama, anggota partai politik,
diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi bahkan oleh komunitas yang secara
juga di rumah dan lingkungan historis terkenal memiliki jiwa gotong
masyarakat. Menurut (Jaya, 2019), Rasa royong yang tinggi, yakni masyarakat desa
kasih sayang antara masyarakat Indonesia atau kampung. Sehingga untuk mengatasi
saat ini diganti dengan kebencian yang masalah tersebut, diperlukannya

354
Anggorowati et al / Seminar Nasional V 2019 Hal. 354-361

penanaman karakter di lingkungan pengawasan intensif dari ekosistem


sekolah, di rumah dan di lingkungan pendidikan termasuk di dalamnya
masyarakat. Hal tersebut dapat orangtua/masyarakat, sehingga menjadi
memberikan pengertian yang lebih dalam salah satu penyebab tindak kekerasan
kepada anak mengenai pentingnya yang bertentangan dengan nilai-nilai
pendidikan karakter. Pendidikan karakter karakter (Perdana, 2018). Oleh karena itu,
penting digalakkan seperti yang tersirat meletakkan landasan karakter yang kuat
dalam Undang-undang nomor 20 tahun agar dapat menumbuhkan dan
2003 pasal 3 yang memiliki makna bahwa menanamkan kecerdasan emosi serta
pendidikan nasional berfungsi spiritual dalam aktivitas kehidupan
mengembangkan kemampuan dan seorang anak, dapat digencarkan melalui
membentuk watak serta peradaban kegiatan pendidikan di sekolah dalam
bangsa guna mencerdaskan kehidupan proses kegiatan belajar dan mengajar
bangsa (Widayanti & Hakim, 2017) (Siregar, 2017). Menurut (Rachmadyanti,
Pendidikan sendiri diharapkan 2017) Pendidikan karakter dijadikan
menjadi motor penggerak dalam sebagai salah satu aspek terpenting dalam
suksesnya pendidikan karakter, sehingga menciptakan sumber daya manusia yang
semua lapisan masyarakat sadar akan berkualitas. Sehingga pendidikan
pentingnya soft skill yang dibangun berkualitas dapat berjalan sesuai dengan
melalui pendidikan karakter. Menurut tujuan Sustainable Development Goals
(Kapitan, Harsiati, & Basuki, 2018), nilai - (SDGs). Dimana Sustainable
nilai pendidikan karakter yang diharapkan Development Goals bertujuan
adalah sikap peduli, disiplin, tanggung mewujudkan pendidikan berkualitas
jawab, santun, percaya diri, ataupun dengan menjamin pemerataan pendidikan
kejujuran dari perilaku siswa. Nilai yang yang berkualitas dan meningkatkan
terkandung dalam pendidikan karakter kesempatan belajar untuk semua orang.
sejatinya tidak akan berjalan dengan Karena Pendidikan yang berkualitas
lancar apabila tidak ada kolaboratif dari merupakan aspek penting dalam
pihak sekolah maupun keluarga. Bukan menghasilkan sumber daya manusia yang
hanya guru yang memberikan pendidikan berkualitas (Sonita & Helmi, 2019).
karakter dengan metode yang diberikan di Tujuan dari review article ini
sekolah, akan tetapi peran orang tua pun adalah untuk mengetahui peran
turut andil dalam proses pendidikan Pendidikan karakter sebagai wujud
karakter tersebut. Kerja sama antara Pendidikan berkualitas sesuai dengan
sekolah dan keluarga perlu ditingkatkan Sustainable Development Goals (SGDs).
supaya tidak terjadi kontradiksi atau
ketidakselarasan antara nilai-nilai yang METODE PENELITIAN
harus dipegang teguh oleh anak-anak Sebuah tinjauan sistematika
disekolah dan yang harus mereka ikuti di melalui kajian teori dan kepustakaan.
lingkungan keluarga ataupun di Dengan kriteria artikel yang memiliki
lingkungan masyarakat tempat abstrak, metode, menggunakan Bahasa
keberadaan si anak (Jaya, 2019) Indonesia dan Bahasa Inggris, artikel yang
Apabila dalam prosesnya, ditampilkan full text. Pencarian artikel
pendidikan karakter tidak berjalan sesuai melalui internet dengan artikel terindeks
dengan yang diharapkan tak heran jika sinta 1-4 dan dibatasi dari tahun 2017-
kasus kenakalan yang terjadi di 2019. Artikel yang memenuhi kriteria
masyarakat diduga karena kurangnya dikumpulkan dan diperiksa secara
keteladanan (perilaku baik) dan sistematis. Proses pencarian mendapatkan

355
Anggorowati et al / Seminar Nasional V 2019 Hal. 354-361

30 artikel yang memenuhi kriteria orang terdekatnya seperti keluarga.


pencarian tentang Pendidikan karakter, Keluarga terdekat tidak hanya melakukan
Pendidikan berkualitas dalam tujuan pengawasan tapi juga memberikan
Sustainable Development Goals (SDGs). pengetahuan dan contoh kepada anak
mengenai pentingnya memiliki karakter
HASIL DAN PEMBAHASAN yang baik. Karena di dalam Pendidikan
Pendidikan karakter memiliki karakter bukan hanya mengajarkan mana
peran untuk mengembangkan yang benar dan mana yang salah. Lebih
kemampuan siswa agar berperilaku baik, dari itu, Pendidikan karakter adalah usaha
sebagai wahana perbaikan budi pekerti, menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang
wahana penyaring kebudayaan yang baik (habituation) (Cahyono, Suhono, &
masuk baik budaya lokal maupun budaya Khumairo, 2018)
asing yang bertentangan dengan nilai budi Namun ironisnya keluarga sering
pekerti atau karakter bangsa (Dwinuryati mengabaikan mengenai pentingnya pern
& Andayani, 2017). Namun pada mereka terhadap karakter anak dan
kenyataannya Nilai-nila fundamental menyerahkan Pendidikan karakter
seperti penghargaan atas hak hidup sepenuhnya ke sekolah (Makmur &
seseorang ternyata sudah tidak lagi Dastina, 2018). Sehingga tak heran
dijadikan landasan dalam bertindak oleh apabila ada yang namanya kenakalan
berbagai kelompok masyarakat di remaja, karena sejatinya remaja adalah
berbagai wilayah Indonesia. Rasa kasih masa dimana anak sedang mencari jati
sayang antara masyarakat Indonesia saat dirinya dengan mencoba hal-hal baru
ini diganti dengan kebencian yang untuk mengatasi keingintahuannya.
dilancarkan oleh berbagai kelompok etnis, Menurut (Khodijah, 2018) pada masa
pemeluk agama, anggota partai politik, remaja terjadi peningkatan keterlibatan
bahkan oleh komunitas yang secara dalam praktek, dialog, dan diskusi
historis terkenal memiliki jiwa gotong keagamaan namun pada saat yang
royong yang tinggi, yakni masyarakat desa bersamaan para remaja memiliki
atau kampung (Jaya, 2019). Sehingga keraguan dan kurang menerima
perlu adanya pembinaan kepada generasi pengajaran agama yang bersifat
muda untuk menjadi warga negara yang tradisional dan/atau literal. Oleh karena
memiliki karakter baik. itu, Pendidikan karakter harus
Penguatan pendidikan karakter ditanamkan lebih dalam melalui
menjadi program prioritas pemerintah lingkungan keluarga. Diskusi keagamaan
Indonesia dalam membenahi sistem erat kaitannya dengan religiusitas remaja.
pendidikan nasional sebagai antisipasi Perkembangan religiusitas remaja sering
terhadap munculnya gejala-gejala dikaitkan dengan pola asuh orang tua.
runtuhnya moral dan lunturnya nilai-nilai Orang tua yang religius akan
agama dan susila di masyarakat (Kh & menghasilkan anak yang juga religius jika
Mukhlis, 2017). Dimana menurut orang tua memberikan kasih sayang dan
(Wulandari & Kristiawan, 2017) moral dan perhatian yang cukup dalam proses
prilaku generasi muda saat ini menjadi isu pengasuhan anaknya (Khodijah, 2018).
penting dalam dunia pendidikan Nasional, Menurut (Kristiawan, Ahmad, & Suhono,
dimana pada periode ini, anak tengah 2017) nilai religius, berbudi pekerti luhur,
mencari dan membangun identitas diri. berdaya saing nasional dan berwawasan
Sehingga untuk menghindari hal-hal yang lingkungan, diharapkan mampu
tidak diinginkan, diperlukannya diterapkan pada dunia kerja nantinya
pengawasan kepada anak oleh orang-

356
Anggorowati et al / Seminar Nasional V 2019 Hal. 354-361

yang tidak hanya mengutamkan hardskill membentuk kepribadian yang harmonis,


tapi juga dengan softskill yang mumpuni. selaras antara budi dan karsa.
Indonesia sebagai negara Pembelajaran sastra bertujuan agar siswa
multicultural tidak lepas dari nilai-nilai memiliki kecerdasan intelektual,
budaya setempat. Kebudayaan yang ada di emosional, dan spiritual. Pembelajaran
daerah bias digunakan pendidikan sastra bertugas sebagai sarana pewarisan
karakter, yang mana hal ini perlu sistem nilai yang merupakan sumber
dilatihkan pada anak-anak karena dimasa norma kedewasaan, bukan sistem nilai yag
ini sikap anak akan menentukan mewariskan ilmu. Karya sastra tersebut
karakternya dimasa datang. Hal ini selaras bermacam-macam, salah satunya adalah
dengan pernyataan (Muali, 2017), bahwa novel dan cerita rakyat. Melaui novel,
usia anak-anak sering disebut sebagai siswa dapat memetik hal-hal positif yang
usia emas (golden age), karena usia terkandung dalam novel tersebut sehingga
ini terbukti sangat menentukan dapat dijadikan sebagai pendidik selain
kemampuan anak dalam mengembangkan guru (Raharjo, Waluyo, & Saddhono,
potensinya. Dengan penerapan nilai 2017). Sedangkan cerita rakyat memang
kebudayaan dalam pendidikan karakter mengandung nilai-nilai keluhuran budi
diharapkan nilai luhur yang ada pada dan karakter nenek moyang yang dapat
kebudayaan bias menjadi cerminan yang dijadikan pedoman atau suri teladan
baik dalam mengembangkan karakter dalam kehidupan sehari-hari (Setyawan,
yang baik dimasa yang akan datang. Suwandi, & Slamet, 2017). Karya sastra
Pendidikan karakter umumnya membangun pemahaman dan pengertian
dapat dilakukan melalui berbagai cara. antarbudaya yang berbeda yang
Salah satunya adalah melalui kegiatan membutuhkan kemampuan sikap
ekstrakurikuler yang saling terkait dengan tanggung jawab untuk menghormati dan
pendidikan karakter, di mana setelah penerima perbedaan. Sikap tanggung
siswa belajar dalam pendidikan intra yang jawab merupakan esensi dari nilai-nilai
bernilai pendidikan karakter selanjutnya pendidikan karakter yang wajib
hal tersebut dipraktikan dalam kegiatan ditanamkan kepada peserta didik.
ekstrakurikuler. Sehingga kecintaan Pendidikan karakter dapat
mereka terhadap kegiatan ekstrakurikuler diintegrasikan dalam pembelajaran pada
dapat mengantarkan mereka untuk setiap mata pelajaran. Materi
berkarakter baik (Dahliyana, 2017). pembelajaran yang berkaitan dengan
Keterkaitan antara kegiatan norma atau nilai-nilai pada setiap mata
ekstrakurikuler dengan pendidikan pelajaran perlu dikembangkan,
karakter bahwa kegiatan ekstrakurikuler dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks
adalah sarana pemantapan kepribadian kehidupan sehari-hari. Penerapan
peserta didik dari apa yang diperolehnya pendidikan karakter dalam pembelajaran,
lewat pengetahuannya yang di pilih siswa diperlukan sebuah pendekatan holistik
berdasarkan apa yang mereka inginkan yaitu mengintegrasikan perkembangan
dan mereka anggap bahwa disanalah karakter ke dalam setiap aspek kehidupan
tempat mereka dapat mngembangkan diri di sekolah. Selain pemahaman tentang
mereka. pengembangan karakter yang holistik juga
Selain itu, Pendidikan karakter dibutuhkan sebuah program yang
dapat dilakukan melalui karya sastra. integrative (Antara, 2019). Sehingga pasil
Menurut (Supriyono, Wardani, & pendidikan karakter selalu mendorong,
Saddhono, 2018), sebagai sarana solid, dan terus-menerus mempersiapkan
pendidikan, karya sastra berperan dalam

357
Anggorowati et al / Seminar Nasional V 2019 Hal. 354-361

para pemimpin masa depan (Chasanah & Keterampilan abad 21 dalam


Utomo, 2019). konteks pendidikan IPA menawarkan
Upaya lain yang ditempuh untuk beberapa cara baru dari kerangka yang
mewujudkan Pendidikan karakter, dapat dianggap sebagai pendekatan dalam
dilakukan berupa pembiasaan membaca pembelajaran IPA dan beberapa ide baru
yang dilakukan dengan kegiatan 15 menit untuk memperkaya penyelidikan peserta
membaca. Guru membacakan buku dan didik dengan model belajar lintas-disiplin.
warga sekolah membaca dalam hati. Pembelajaran IPA dengan
Menurut (Nopilda & Kristiawan, 2018) karakteristiknya yang kaya akan
dengan literasi siswa sudah mampu pemikiran kritis dan kreatif, teknologi
mengintegrasikan ide-ide ataupun terapan, dan kerja kolaborasi dengan
informasi melalui karya cipta mereka standar yang tinggi untuk komunikasi dan
kemudian menampilkan karya mereka di tanggung jawab pribadi, berkontribusi
forum-forum resmi Literasi lebih dari untuk memenuhi kebutuhan keterampilan
sekadar membaca dan menulis, namun pada abad 21 di semua bidang disiplin.
mencakup keterampilan berpikir Menurut (Harjono, Makhrus, Savalas, &
menggunakan sumber-sumber Rasmi, 2019) guru sebagai “Role Model”
pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, harus memiliki kemampuan dalam
dan auditori. Di abad 21 ini , kemampuan mengembangkan perangkat pembelajaran
ini disebut sebagai literasi informasi. IPA berbasis keterampilan abad 21.Yang
Penggunaan model pembelajaran berbasis nantinya akan dikembangkan pada
keterampilan abad 21 yang digunakan sekolah masing-masing.
dalam proses belajar mengajar (Martini, Dalam menyongsong tantangan
2018) sebagai cara membangun karakter abad 21 tidak hanya bermodalkan ilmu
harus disesuaikan dengan kebutuhan dan pengetahuan saja, akan tetapi dibutuhkan
tujuan pembelajaran, sehingga tujuan luaran yang padat meningkatkan daya
pembelajaran dapat tercapai dengan baik. saing manusia. Salah satu luaran yang bias
Gerakan pendidikan karakter dilakukan pada tingkat sekolah adalah
dilakukan oleh semua jenjang pendidikan. ekstrakurikuler .Menurut (Nindiantika,
Berdasarkan delapan belas karakter Ulfatin, & Juharyanto, 2019)
budaya bangsa wajib dikembangkan di Pengondisian yang dilakukan kepala
sekolah, salah dua diantaranya adalah sekolah dalam mempengaruhi peserta
Rasa ingin tahu dan peduli sosial.Yang didik adalah melalui kegiatan
artinya siswa dituntut untuk peka ekstrakurikuler. Terdapat kewajiban bagi
terhadap lingkungan sosial dan rasa ingin peserta didik untuk mengikuti tiga
tahu yang tajam atas fenomena-fenomena ekstrakurikuler. Yang dapat
yang ada dimasyarakat dengan Discovery meningkatkan luaran siswa sesuai dengan
learning sebagai model pembelajaran. bakat dan minatnya. Selain ektrakurikuler
Rasa ingin tahu dan pedulis sosial sebagai pengondisian dalam kepemimpin
duakarakter yang dikembangkan dalam situasional untuk meningkatkan daya
Program Penguatan Pendidikan Karakter saing luaran pendidikan abad 21
dengan menerapkan model Discovery dilakukan melalui: (a) pengondisian
Learning yang berbasis penelitian dan dalam mempengaruhi guru yaitu melalui
terpusat pada siswa (Fauzi, Zainuddin, & morning meeting, pendekatan personal,
Atok, 2017). Rasa peduli sosial akan orang ketiga, koordinasi, dan fleksibel; (b)
timbul ketika mereka mencoba mencari pengondisian dalam mempengaruhi
solusi dari pemasalahan yang mereka tenaga kependidikan melalui morning
dapatkan. meeting, pendekatan personal, orang

358
Anggorowati et al / Seminar Nasional V 2019 Hal. 354-361

ketiga, koordinasi, dan fleksibel; (c) mengaplikasikannya (Rozhana & Sari,


pengondisian dalam mempengaruhi wali 2019)
murid yaitu melalui rapat, open class, Pendidikan merupakan usaha
paguyupan kelas, pelibatan program sadar dan terencana yang dilakukan oleh
sekolah, dan koordinasi melalui guru untuk mencapai kegiatan proses
WhatsApp. belajar di dalam kelas maupun di luar
Perkembangan ilmu pengetahuan kelas dalam mengembangkan potensi
dan teknologi memberikan pengaruh peserta didik. Menurut (Ningsih, 2019)
besar terhadap bidang pendidikan. dalam mengembangkan potensi yang
Perangkat pembelajaran berorientasi dimiliki baik dalam potensi keagamaan,
pendidikan karakter dapat meningkatkan moral, karakter dan memiliki bakat yang
kompetensi sikap dan pengetahuan siswa ada di dalam pribadi peserta didik,
(Irwansyah & Ariyansyah, 2019). pendidikan sebagai penyalur bakat harus
Perangkat pembelajaran berorientasi dilakukan secara humanis sesuai dengan
pendekatan saintifik dipadu pendidikan ajaran Islam. peran pendidikan Islam
karakter yang telah dilakukan bahwa dalam membentuk karakter siswa
perangkat pembelajaran hasil dilakukan melalui kegiatan
pengembangan memenuhi kriteria valid, intrakurikuler: dalam kegiatan ini, guru
paraktis, dan efektif atau dapat menyisipkan karakter dalam proses
meningkatkan kompetensi sikap. Dengan pelajaran disemua mata pelajaran yaitu
adanya perangkat pembelajaran ini Qu’ran Hadist, Fiqih, Sejarah Kebudayaan
terdapat pendidikan karakter yang mana Islam, Bahasa Arab, dan Aqidah Akhlak.
siswa menjadi aktif dan berfikir kritis
tentang bagaimana perangkat KESIMPULAN
pembelajran ini bekerja.
Pendidikan karakter memiliki
Perangkat pembelajaran yang
peran untuk mengembangkan
mendukung proses pembelajaran dapat
kemampuan siswa agar berperilaku baik,
mempermudah jalan Pendidikan di
sebagai wahana perbaikan budi pekerti,
Indonesia dalam melaksanakan tujuan
wahana penyaring kebudayaan yang
Sustainable Development Goals. Menurut
masuk baik budaya lokal maupun budaya
(Muflihaini & Suhartini, 2018) Indonesia
asing yang bertentangan dengan nilai budi
memasukkan prinsip-prinsip
pekerti atau karakter bangsa. Pendidikan
pembangunan berkelanjutan atau
karakter yang baik dapat mewujudkan
Sustainable Development Goals (SDGs)
Pendidikan berkualitas sesuai dengan
ke dalam perencanaan pembangunan
tujuan Sustainable Development Goals
nasional melalui pendidikan, yaitu pada
(SDGs).
poin 4 “Kualitaspendidikan yang baik”
melalui pendidikan untuk Pembangunan DAFTAR PUSTAKA
Berkelanjutan atau Education for
Sustainable Development (EfSD) yang Antara, P. A. (2019). Implementasi
memungkinkan setiap manusia untuk pengembangan karakter anak usia
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dini dengan pendekatan holistik.
sikap dan nilai-nilai yang diperlukan Ilmiah Visi PGTK PAUD Dan
Dikmas, 14(1), 17–26.
untuk membentuk masa depan yang
Cahyono, H., Suhono, & Khumairo, A.
berkelanjutan. Hal ini dapat dilakukan (2018). Pendidikan karakter bagi
dengan mengembangkan assesment nilai pelaku pedofilia (sebuah strategi
karakter dalam proses pembelajaran dan dalam mengatasi amoral). JMKSP
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan,

359
Anggorowati et al / Seminar Nasional V 2019 Hal. 354-361

Dan Supervisi Pendidikan, 3(1), 1– Pengembangan, 3(1), 100–106.


19. https://doi.org/10.17977/JPTPP.V3I1
Chasanah, A., & Utomo, C. B. (2019). .10378
Internalisasi Pendidikan Karakter Kh, E. F. F., & Mukhlis, G. N. (2017).
dalam Pembelajaran Sejarah Pada Pendidikan karakter untuk anak usia
Materi Pendudukan Jepang dan dini menurut Q.S. Lukman: 13-19.
Proklamasi Kemerdekaan Republik PEDAGOGI: Jurnal Anak Usia Dini
Indonesia di SMK PGRI 1 Mejobo Dan Pendidikan Anak Usia Dini,
Kudus Tahun Pelajaran 2018 / 2019. 3(3a), 42–51.
Indonesian Journal of History Khodijah, N. (2018). Pendidikan karakter
Education, 7(1), 93–102. dalam kultur islam Melayu (studi
Dahliyana, A. (2017). PENGUATAN terhadap pola asuh orang tua, faktor-
PENDIDIKAN KARAKTER faktor yang mempengaruhinya, dan
MELALUI KEGIATAN pengaruhnya terhadap relifiusitas
EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH. pada suku Melayu Palembang.
Sosioreligi, 15(1), 54–64. Tadrib, 4(1), 21–39.
Dwinuryati, Y., & Andayani. (2017). Kajian https://doi.org/10.1017/CBO9781107
pendidikan karakter berbasis 415324.004
kearifan lokal pada cerita rakyat "Nyi Kristiawan, M., Ahmad, S., & Suhono, T.
Andan Sari dan Ki Guru Soka. Jurnal (2017). DESAIN PEMBELAJARAN
Artefak: History and Education, SMA PLUS NEGERI 2 BANYUASIN
4(1), 15–22. III BERBASIS KARAKTER DI ERA
Fauzi, A. R., Zainuddin, Z., & Atok, R. Al. MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
(2017). Penguatan Karakter Rasa Instit ut Agama Islam Ma ’ arif NU (
Ingin Tahu dan Peduli Sosial melalui IAIM NU ) Metro Lampung. Jurnal
Discovery Learning. Jurnal Teori Kajian Ilmbu Pendidikan, 2(2), 403–
Dan Praksis Pembelajaran IPS, 2(2), 432.
79–88. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.
https://doi.org/10.17977/um022v2i2 25217/ji.v2i2.178. 403-432
2017p079 Makmur, T., & Dastina, W. (2018).
Harjono, A., Makhrus, M., Savalas, L. R. Cultivating local wisdom in character
T., & Rasmi, D. A. C. (2019). Century education: lessons from family
Skills . Hal ini mengacu pada Standar education values of Indonesian
Kompetensi Lulusan (SKL) yang traditional ceremony. Walisongo:
tercermin pada Permendikbud No. Jurnal Penelitian Sosial
54 Tahun 2013. Penerapan Keagamaan, 26(2), 417–444.
kurikulum 13 yang mengacu. Jurnal https://doi.org/10.21580/ws.26.2.27
Pendidikan Dan Pengabdian 53
Masyarakat, 2(3), 343–347. Martini, E. (2018). Membangun Karakter
Irwansyah, M., & Ariyansyah. (2019). Generasi Muda Melalui Model
Perangkat pembelajaran biologi Pembelajaran Berbasis Kecakapan
berorientasi pendidikan karakter Abad 21. Jurnal Pancasila Dan
untuk meningkatkan sikap dan Kewarganegaraan, 3(2), 21–27.
pengetahuan siswa 1,2. Lentera https://doi.org/10.24269/jpk.v3.n2.2
Pendidikan, 22(1), 94–102. 018.pp21-27
Jaya, K. A. (2019). membangun mutu Muali, C. (2017). Rasionalitas Konsepsi
pendidikan karakter siswa melalui Budaya Nusantara Dalam Menggagas
implementasi ajaran tri hita karana. Pendidikan Karakter Bangsa
Penjaminan Mutu, 5(1), 57–67. Multikultural. Jurnal Islam
Kapitan, Y. J., Harsiati, T., & Basuki, I. A. Nusantara, 1(1), 105–117.
(2018). Pengembangan Bahan Ajar https://doi.org/10.33852/jurnalin.v1
Menulis Teks Cerita Fantasi i1.64
Bermuatan Nilai Pendidikan Muflihaini, M. A., & Suhartini. (2018).
Karakter di Kelas VII. Jurnal Implementasi Nilai Pendidikan
Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Karakter Peduli Lingkungan Pada

360
Anggorowati et al / Seminar Nasional V 2019 Hal. 354-361

Mata Pelajaran Biologi Melalui dalam cerita rakyat di Pacitan.


Konsep Adiwiyata Di Sman 2 Pendidikan Karakter, 7(2), 199–211.
Banguntapan Bantul. Prodi Siregar, L. Y. S. (2017). Full day school
Pendidikan Biologi, 147–159. sebagai penguatan pendidikan
Nindiantika, V., Ulfatin, N., & Juharyanto, karakter (perspektif psikologi
J. (2019). Kepemimpinan Situasional pendidikan islam). Fikrotuna: Jurnal
Untuk Meningkatkan Daya Saing Pendidikan Dan Manajemen Islam,
Luaran Pendidikan Abad 21. JAMP : 5(1), 306–319.
Jurnal Administrasi Dan https://doi.org/10.32806/jf.v5i1.294
Manajemen Pendidikan, 2(2), 40– 5
48. Sonita, E., & Helmi. (2019). Peningkatan
Ningsih, T. (2019). Peran Pendidikan SDM menuju kemandirian UMKM
Islam Dalam Membentuk Karakter melalui kualitas pendidikan dalam
Siswa Di Era Revolosi Industri 4.0 Di mewujudkan Sustainable
Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Development Goals. Sosial Dan Ilmu
Banyumas. INSANIA : Jurnal Ekonomi, 4(2), 88–97.
Pemikiran Alternatif Kependidikan, Supriyono, S., Wardani, N. E., &
24(2), 220–231. Saddhono, K. (2018). Nilai Karakter
https://doi.org/10.24090/insania.v2 Tanggung Jawab Dalam Sajak-Sajak
4i2.3049 Subagio Sastrowardoyo. RETORIKA:
Nopilda, L., & Kristiawan, M. (2018). Jurnal Bahasa, Sastra, Dan
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Pengajarannya, 11(2), 183–193.
dan Supervisi Pendidikan) P-ISSN: https://doi.org/10.26858/retorika.v1
2548-7094 E-ISSN 2614-8021. 1i2.6370
JMKSP, 3(2), 216–231. Widayanti, L., & Hakim, L. (2017).
https://doi.org/http://dx.doi.org/10. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
31851/jmksp.v3i2.1862 sebagai upada pendidikan karakter
Perdana, N. S. (2018). Implementasi pada matakuliah operation research.
peranan ekosistem pendidikan dalam Jurnal Matematika Dan Pendidikan
penguatan pendidikan karakter Matematika, 2(1), 78–89.
peserta didik. Refleksi Edukatika, Wulandari, Y., & Kristiawan, M. (2017).
8(2), 813–191. Strategi sekolah dalam penguatan
Rachmadyanti, P. (2017). Penguatan pendidikan karakter bagi siswa
pendidikan karakter bagi siswa dengan memaksimalkan peran orang
sekolah dasar melalui kearifan lokal. tua. JMKSP (Jurnal Manajemen,
JPSD, 3(2), 201–214. Kepemimpinan, Dan Supervisi
Raharjo, Y. M., Waluyo, H. J., & Pendidikan), 2(2), 290–303.
Saddhono, K. (2017). Kajian Sosiologi Retrieved from The Value of
Sastra Dan Pendidikan Karakter Pancasila, National Insight, PPKn
Dalam Novel Nun Pada Sebuah Subject
Cermin Karya Afifah Afra Serta
Relevansinya Dengan Materi Ajar Di
Sma. JPI (Jurnal Pendidikan
Indonesia), 6(1), 16–26.
https://doi.org/10.23887/jpi-
undiksha.v6i1.8627
Rozhana, K. M., & Sari, N. K. (2019).
Pengembangan assesment
pembelajaran pada nilai karakter
untuk menghadapi era Sustainable
Development Goals. JPDN: Jurnal
Pendidikan Dasar Nusantara, 4(2),
119–126.
Setyawan, A., Suwandi, S., & Slamet, S. Y.
(2017). Muatan pendidikan karakter

361

You might also like