You are on page 1of 11

MAKALAH

METODE KOMUNIKATIF

Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Metode pembelajaran bahasa arab

Disusun Oleh:

Aam Umaedi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG

TASIKMALAYA

2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas segala
limpahan rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta
salam kami limpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw, beserta keluarganya,
sahabatnya, dan seluruh umatnya sampai akhir zaman.

Makalah ini membahas tentang Metode Komunikatif dalam Pengajaran Bahasa. Dalam
penyusunan makalah ini kami banyak mendapat bimbingan, bantuan, dan dorongan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah yang kami buat. Terutama ucapan terimakasih di
tujukan kepada dosen mata kuliah Pengajaran Berbicara, bapak Sumarto R.S, Drs.

Adapun isi dari makalah ini jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan kami,
baik kemampuan mengolah konsepsi ataupun kemampuan apersepsi. Sehingga dapat dimaklumi
apabila isi makalah kami banyak kekurangannya. Itu sebabnya kritik dan saran sangat kami
harapkan untuk perbaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, dan menjadi
tambahan khazanah ilmiah bagi kita semua. Amin..

Tasikmalaya, Oktober 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metode pembelajaran merupakan suatu cara bagaimana seorang guru menjalankan suatu
prosedur dan pelaksanaan pembelajaran. Metode tersebut ada karena sebuah signifikansi dari
sebuah pembelajaran agar siswa dan guru dapat berinteraksi dengan baik. Pemilihan metode
pembelajaran yang baik adalah metode yang menyesuaikan pada pelajaran yang akan
disampaikan guru. Tujuan dari metode pembelajaran yakni cara mengarahkan guru dalam
menyampaikan pelajaran secara baik agar dapat diterima oleh murid-murid secara jelas.

Penulis disini akan menggunakan metode komunikatif dalam proses pembelajaran. Menurut
penulis metode tersebut sangat cocok bagi pembelajaran bahasa. Dalam metode ini dituntut
komunikasi dua arah bagi guru dan si murid (two-ways) . Pada komunikasi itu sendiri
mempunyai salah satu tujuan yang penulis anggap penting yakni behavior change (perubahan
kebiasaan). Melalui behavior change, pemerolehan bahasa target akan cepat diterima oleh murid.
Komunikasi juga salah satu alat bagi seseorang yang ingin mempercepat mengembangkan
bahasanya secara tepat dan cepat.

B. Rumusan Masalah

1). Apa pengertian metode komunikatif?

2). Ada berapa aktifitas yang mungkin dilakukan dalam metode komuniktif?

3). Dimanakah metode komunikatif diterapkan?

4). Apa saja langkah-langkah penyajian metode kounikatif?

5). Apakah ada kekunggulan dan kelemahan dalam metode komunikatif?

C. Tujuan dan Manfaat

Makalah ini kami buat agar mahasiswa bisa memahami dan memperaktekkan metode
komunikatif dalam kegiatan belajar mengajar pada anak didiknya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Komuikatif

Metode komuikatif adalah sebuah metode yang lebih mengandalkan kreativitas para
palajar dalam melakukan latihan. Pada tahap ini keterklibatan guru secara langsung mulai
dikurangi untuk memberi kesempatan kepada mereka untuk mngembangkan kemampuan sendiri.
Para pelajar pada tahap ini ditekankan untuk lebih banyak berbicara dari pada guru. Secara
pikologis setiap kelas mmiliki keendrungan, pandangan dan kemampuan kolektif yang tidak
sama, oleh bab itu guru harus pandi memanfaatkan kondisi ini agar setiap embelajaran yang
dilakukan setidaknya memberikan kegairahan kepada mereka.

B. Hakikat Metode Komunikatif

Metode ini merupakan modifikasi dari metode Gramatika-Terjemah yang menekankan


unsur penjelasan dan pemahaman secara komunikatif. Metode komunikatif didasarkan atas
asumsi bahwa setiap manisia memiliki kemampuan bawaan yang disebut dengan ”alat
pemerolehan bahasa”. Oleh karena itu kemampuan berbahasa bersifat kreatif dan lebih
ditentukan oleh faktor internal. Oleh karena itu relevansi dan efektifitas kegiatan pembiasaan
dengan metode latihanstimulus-respense-inforcement dipersoalkan.

Richards dan Rodgers (1986) mendeksripsikan Pengajaran Bahasa Komunikatif (CLT)


sebagai suatu pendekatan ketimbang suatu metode, karena ia didefinisikan dalam istilah-istilah
yang luas dan medan mewakili suatu filosofi pengajaran yang didasarkan pada penggunaan
bahasa yang komunikatif.

Asumsi yang lain ialah bahwa belajar bahasa kedua dan bahasa asing sama seperti belajar
bahasa pertama, yaitu berangkat dari kebutuhan dan minat pelajar. Oleh karena itu analisis
kebutuhan pelajar merupakan landasan dalam pengembangan materi pelajaran. Prinsip
pendekatan komunikatif yakni pemerolehan bahasa pada siswa secara verbal (informasi verbal).
Siswa telah belajar informasi verbal apabila ia mengingat kembali informasi itu. Indikator yang
biasanya dipakai untuk kapabilitas ini berupa : menyebutkan atau menuliskan informasi seperti
nama, kalimat, alasan, argumen, proporsi, atau seperangkat proposisi yang terkait.

C. Karakteristik Metode Komunikatif

Kelahiran pendekatan komunikatif (PK) merupakan hasil dari sejumlah kajian tentang
pemerolehan bahasa (iktisab al-lugah) dan berbagai penelitian mengenai metode pengajaran
bahasa di Eropa dan Amerika pada tahun 70-an.

Beberapa karakteristik dalam metode komunikatif :


1). Tujuan pengajarannya ialah mengembangkan kompetensi pelajar berkomunikasi dengan
bahasa target dalam konteks komunikatif yang sesungguhnya atau dalam situasi hidup yang
nyata. Tujuan PK tidak ditekankan pada penguasaan gramatika atau kemampuan membuat
kalimat gramatikal, melainkan pada kemampuan memproduk ujaran yang sesuai konteks.

2). Salah satu konsep yang mendasar dari PK adalah kebermaknaan dari setiap bentuk bahasa
yang dipelajari dan keterkaitan bentuk , ragam, dan makna bahasa dengan situsi dan konteks
berbahasa itu.

3). Dalam proses belajar-mengajar, siswa bertindak sebagai komunikator yang berperan aktif
dalam aktifitas komunikatif yang sesungguhnya. Sedangkan pengajar memprakarsai dan
merancang berbagai pola interaksi antar siswa, dan berperan sebagai fasilitator.

4). Aktifitas dalam kelas diwarnai secara nyata dan dominan oleh kegiatan-kegiatan komunikatif,
bukan dril-dril manipulatif dan peniruan-peniruan tanpa makna (Tadrib babgha :’iy).

5). Penggunaan bahasa ibu dalam kelas tidak dilarang tetapi diminimalkan.

6). Dalam PK,kesilapan siswa ditoleransi untuk mendororng keberanian siswa berkomunikasi.

7). Evaluasi dalam PK ditekankan pada kemampuan menggunakan bahasa dalam kehidupan
nyata, bukan penguasaan struktur bahasa gramatika.

8). Urutan materi pelajaran ditentukan oleh isi, fungsi, dan atau makna yang akan memelihara
minat siswa.

D. Kompetensi Komunikatif (KK)

1. Pengertian KK

Kompetensi komunikatif adalah suatu penekanan pada kefasihan dan penggunaan bahasa yang
berterima, merupakan tujuan pembelajaran. Akurasi (ketepatan) tidak diukur secara abstrak,
tetapi dalam konteks. Secara ringkas Hymes (1972), menyebut empat faktor yang membangun
dan menjadi ciri penanda PK, yaitu kegramatikalan, keberterimaan, keterlaksanaan. Brown
(1987) memaknai kompetensi komunikatif sebagai kompetensi yang memungkinkan seseorang
untuk meneruskan pesan, menafsirkannya, dan memberinya makna dalam interaksi antar
individu dalam konteks yang spesifik. Dengan kata lain, seseorang dapat dikatakan memiliki
kompetensi komunikatif hanya apabila ia dapat menggunakan bahasa dengan ragam yang tepat
menurut situasi dan hubungan pembicara dan pendengar.

2. Karakteristik KK

Savignon (1983) menyebutkan 5 karakteristik KK, yang diringkaskan sebagai berikut :


1). KK bersifat dinamis, tergantung kepada negosiasi makna antara dua penutur atau lebih yang
sama-sama mengenal pemakaian bahasa. KK dengan demikian lebih bersifat interpersonal
daripada intrapersonal.

2). KK berlaku untuk bahasa lisan, bahasa tulis, dan berbagai sistem simbol lainnya.

3). KK bersifat kontekstual. Karena komunikasiterjadi pada berbagai situasi, maka pemakai
bahasa harus memilih ragam dan gaya bahasa yang sesuai dengan situasi dan lawan bicara yang
dihadapinya.

4). Berkaitan dengan teori yang membedakan antara kompetensi dan performansi, kompetensi
adalah apa yang diketahui sedangkan performansi adalah apa yang dilakukan. Dengan demikian,
hanya performansi yang bisa diamati, dikembangkan, dipertahankan, dan dievaluasi.

5). KK bersifatrelatif, tidak absolut, dan tergantung pada kerjasama di antara partisipan yang
terlibat.

Penulis melihat bahwasannya kompetensi strategis sangat mempengaruhi daripada metode


komunikatif. Kompetensi strategis adalah kemampuan menguasai strategi komunikasi verbal dan
non-verbal, untuk keperluan :

1). Mengatasi kemacetan komunikasi yang terjadi karena kondisi tertentu, misalnya keterbatasan
kosakata atau gramatika.

2). Meningkatkan efektivitas komunikasi.

Strategi para frase, misalnya dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan mengenai kterbatasan
kosa kata. Strategi memperlambat atau memperlunak ujaran bisa digunakan untuk memberikan
efek retoris.

E. Prinsip-prinsip Metode Komunikatif

Ricard dan Rodgers (1986) menyatakan bahwa walaupun Pengajaran Bahasa Komunikatif
(CLT) tidak menuntut suatu teori khusus dari pembelajaran bahasa sebagai dasarnya, terdapat
berbagai premis toritis yang dapat di deduksi mengenai pendekatan ini:

1). Prinsip Komunikasi : aktivitas yang mencakup komunikasi dapat meningkatkan pembelajaran
bahasa.

2). Prinsip Tugas : aktivitas yang mencakup pelaksanaan tugas-tugas dunia nyata dapat
meningkatkan pembelajaran bahasa.

3). Prinsip Penuh Makna : siswa harus disibukkan dalam penggunaan bahasa penuh makna dan
autentik.

F. Penerafan Metode Komunikatif


Aplikasi metode komunikatif yang akan penulis sajikan berupa penerapan metode komunikatif
dalam silabus, langkah-langkah penyajian.

1. Penerapan metode komunikatif dalam silabus

Di dalam KTSP bahasa Arab MTS terdapat rumusan Standar Kompetensi(SK) dan (KD) untuk
keempat keterampilan bahasa. Dalam satu tahun ada dua tema, oleh karena itu rumusan SK dan
KD dibuat per semester. Pada Kompetensi belajar mengajar ditekankan pada aktif berkomunikasi
dan diskusi.

2. Langkah-langkah penyajian

Salah satu prosedur proses belajar mengajar dalam PK dilukiskan oleh Finochiaro dan Brumfit
sebagai berikut :

1). Dialog pendek disajikan dengan didahului penjelasan tentang fungsi-fungsi ungkapan dalam
dialog itu dan situasi di mana dialog itu mungkin terjadi.

2). Latihan mengucapkan kalimat-kalimat pokok secara perorangan, kelompok atau klasikal.

3). Pertanyaan diajukan tentang isi dan situasi dalam dialog itu, dilanjutkan pertanyaan serupa
tetapi langsung mengenai situasi masing-masing pelajar. Di sini kegiatan komunikatif yang
sebenarnya telah dimulai.

4). Siswa membahas ungkapan-ungkapan komunikatif dalam dialog

5). Siswa diharapkan menarik sendiri kesimpulan tentang aturan tata bahasa yang termuat dalam
dialog. Guru memfasilitasi dan meluruskan apabila terjadi kesalahan dan penyimpulan.

6). Pelajar melakukan kegiatan menafsirkan dan menyatakan suatu maksud dari latihan
komunikasi yang lebih bebas dan tidak sepenuhnya berstruktur.

7). Pengajar melakukan evaluasi dengan mengambil sampel dari penampilan pelajar dalam
kegiatan komunikasi bebas.

G. Keunggulan dan Kelemahan Metode Komunikatif

1. Keunggulan

1). Pelajar termotivasi dalam belajar karena pada hari pertama pelajaran, langsung dapat
berkomunikasi

2). Pelajar lancar berkomunikasi, dalam arti menguasai kompetensi, gramatikal, sosiolinguistik,
wacana, dan strategis.
3). Susana kelas hidup dengan aktivitas komunikasi antar pelajar dengan berbagai model
interaksi dan tingkat pembahasan yang cukup tinggi, sehingga tidak membosankan.

2. Kelemahan

1). Memerlukan guru yang menguasai keterampilan komunikatif.

2). Kemampuan membaca, dalam keterampilan tingkat ambang, tidak mendapatkan porsi yang
cukup.

3). Kontak langsung keaktivitas komunikatif bisa menyulitkan siswa pada tingkat permulaan.
BAB III

PENUTUP

A. kesimpulan

Dari pemaparan makalh diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Metode komuikatif adalah sebuah metode yang lebih mengandalkan kreativitas para palajar
dalam melakukan latihan

2. Langkah-langkah penyajian:

1). Dialog pendek disajikan dengan didahului penjelasan tentang fungsi-fungsi ungkapan dalam
dialog itu dan situasi diman dialog itu mugkin terjadi.

2). Latihan mengucapkan kalimat-kalimat pokok scara perorangan, kelompok atau klasikal.

3). Pertanyan diajukan tentang isi dan situasi dalam dialog itu, dilanjutkan pertnyaan serupa
tetapi langsung mengenai situasi

masing-masing pelajar.

Kelas membahas ungkapan-ungkapan komunikatif dalam dialog.

Siswa diharapkan menarik sendiri kesimpulan tentang aturan tata bahasa yang termuat dalam
dialog

Pelajar melakukan kegiatan menafsirkan dan menyatakan suatu maksud sebagai bagian dari
latihan komuniki yang lebih bebas tidak sepenuhnya berstruktur.

Pengajar melakukan evaluasi dngan mengambil sample dari penampilan pelajar dalam kgitan
komunikasi bebas.

3. Keunggulan:

1). Pelajar termotivasi dalam belajar karena pada hari pertama pelajaran, langsung dapat
berkomunikasi dengan BT (dalam batas fungi nosi, kegiatan berbahasa, dan keterampilan
tertentu)

2) Pelajar lancar berkomunikasi, dalam arti menguasai kompetensi, gramatikal,


sosiolinguistik, wacana, dan strategis.

3) Susana kelas hidup dngan aktivitas komunikasi antar pelajar dengan berbagai model
intraksi dan tingkat pembahasan yang cukup tinggi, sehingga tidak membosankan.
4. Kelemahan:

1). Memerlukan guru yang menguasai keterampilan komunikatif

2). Kemampuan membaca, dalam keterampilan tinggkat ambang, tidak mendapatkan porsi yang
cukup.

B. Kritik dan Saran

Dalam pembuatan makalah diatas, mungkin masih terdapat banyak kesalahan atau
kekurangan. Karena keterbatasan kemampuan kami oleh karena itu, kami mohon kepada teman-
teman dan khususnya bapak pengampuh dalam bidang ini untuk membimbing kami dalam
membuat makalah yang lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Hermawan, Asep. 2011. Metode Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Efendi, Ahmad Fuad. 2005. Metode Pengajaran. Malang: Misykat

You might also like