Professional Documents
Culture Documents
Proposal
Proposal
WAHDANIAR
NIM : 1913040
Diajukan sebagai syarat mendapat gelar Ahli Madya Keperawatan pada Akper
Mappa Ouddang Makassar
OLEH:
WAHDANIAR
NIM : 1913040
i
SURAT PERNYATAAN PENELITI
Nama : Wahdaniar
Nim : 1913040
MAKASSAR.
judul diatas adalah benar merupakan karya saya sendiri dan belum pernah
Demikian pernyataan ini saya buat secara sadar dan tanpa paksaan dari
pihak manapun.
peneliti
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Menyetujui,
Pembimbing :
Mengetahui
Dardin, S.Kep.Ns.M.Kes
NIDN 0912126904
iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
Tim Penguji
Disahkan Oleh :
Direktur Akper Mappa Oudang Makassar
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
Nama : Wahdaniar
Tempat / Tanggal Lahir : Takalar, 23 september 2001
Suku / Bangsa : Bugis
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Lengkap : JL.Hombes, Desa Samaturue, Kecamatan
Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun Sekolah
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
karunia-Nya serta tak lupa salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabiyullah
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat-Nya. Dengan hisah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai persyaratan dalam
menempuh ujian proposal Program Diploma III Keperawatan Mappa Oudang
Makassar.
1. Bapak KOMBES POL dr. M. Mas’udi, Sp.S selaku Kepala Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar sekaligus sebagai Ketua Yayasan Brata Utama
Bhayangkara Makassar.
2. Pimpinan / pengelolah Diploma III Keperawatan, AKPER Mappa Oudang
Makassar :
a. Direktur : Dardin, S.Kep., Ns., M.Kep.
b. Wakil Direktur I : Syaharuddin, SKM., S.Kep., Ns., M.Kes.
c. Wakil Direktur II : Rezeki Nur, S.Kep., Ns., M.MKes.
d. Wakil Direktur III : Lala, S.Kep., Ns., M.Kes.
e. Ketua Lembaga Penjamin Mutu: Muh. Saleh S, S.Pd., M.Pd., M.MKes.
vi
3. Fardi, S.kep,M..kes, selaku pembimbing yang selalu memberikan arahan dan
petunjuk untuk kesempurnaan Proposal,
4. Rezeki Nur, S,kep., Ns., M.M kes selaku penguji 1, sekaligus sebagai Dosen
Keperawatan.
5. Ibu Dewi Hestiani, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku penguji 2, sekaligus sebagai
Dosen Keperawatan.
6. Teristimewa kepada kedua Orang tuaku Ayah Takbir dan Ibu Rismawati
tercinta serta saudari yang terkasih, senantiasa memberikan doa restu dalam
setiap aktivitas serta memberikan dukungan, kasih sayang dan motivasi dalam
menyelesaikan penyusunan Proposal.
7. Kepada seluruh Dosen dan Staf AKPER Mappa Oudang Makassar, yang telah
memberikan wawasan ilmu pengetahuan, yang dengan penuh kesabaran,
keikhlasan, untuk menyalurkan ilmu pengetahuan yang begitu bermanfaat.
8. Teman-teman Angkatan XIII AKPER Mappa Oudang Makassar Khususnya
tingkat III-A yang selama 3 tahun ini telah menjalani Pembelajaran yang
menyenangkan maupun membosankan dalam ruang yang sama.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Proposal
ini, yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Dengan dukungan dan doa yang telah kalian berikan kepada penulis,
akhirnya proposal ini dapat terselesaikan, namun masih jauh dari kesempurnaan.
Semoga jasa-jasa yang telah kalian berikan semua mendapat balasan dan pahala
dari Allah SWT.
Akhir kata penulis berharap proposal ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, khususnya kepada pembaca.
Penulis.
vii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM i
SURAT PERNYATAAN ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR TABEL xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 3
1. Tujuan Umum 3
2. Tujuan Khusus3
D. Manfaat Penulisan 4
1. Teoritis 4
2. Praktis 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Subyek Masalah 6
1. Definisi 6
2. Penyebab 6
3. Manifestasi klinik 7
4. Batasan karateristik..........................................................................8
5. Proses Terjadinya Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif……..…….8
6. Intervensi keperawatan ......................................................................... 9
B. Tinjauan Tentang Bronchopneumonia 10
1. Konsep Medis 10
a. Definisi 10
b. Anatomi Fisiologi11
c. Patofisiologi 15
d. Manifestasi Klinis 15
e. Pemeriksaan penunjang...........................................................16
f. Penatalaksanaan......................................................................17
g. komplikasi...............................................................................18
2. Konsep Keperawatan 19
a. Pengkajian 19
b. Penyimpangan KDM 31
viii
c. Diagnosa Keperawatan 32
d. Intervensi 32
e. Implementasi Keperawatan 43
f. Evaluasi 43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian 44
B. Subyek Penelitian 44
C. Fokus Studi44
D. Definisi Operasional Fokus Studi 45
E. Instrumen Penelitian 45
F. Metode Pengumpulan Data 46
G. Lokasi & Waktu Pengumpulan Data (Jadwal Penelitian) 47
H. Analisis Data dan Penyajian Data 48
I. Etika Penelitian 48
DAFTAR PUSTAKA xii
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif ...............32
Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan Gangguan Pertukaran Gas..............................35
Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan Ansietas .........................................................37
Tabel 2.4 Intervensi Keperawatan Defisit Nutrisi.................................................41
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keperawatan pada pasien. Saat ini seorang anak sangat rentan dengan
berbagai penyakit yang dapat disebabkan oleh kuman, virus, dan lain lain.
Bronchopneumonia.
oleh bakteri, virus, dan jamur yang merupakan suatu menifestasi klinis dari
dkk.2019).
ialah masalah kesehatan di dunia sebab angka kematiannya sangat besar pada
anak serta bayi. Bersumber pada informasi Word Healt Organization pada
tahun 2017 ada 6, 3 juta atau( 15%) kematian kanak-kanak di dasar usia 5
1
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,
2,970 jiwa atau sekitar 13,5% pada usia 0 – 11 bulan, dan 4,774 jiwa atau
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Makassar.
Makassar.
Makassar.
3
Keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Di Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar.
Makassar.
D. Manfaat
1. Teoritis
2. Praktisi
a. Perawat
b. Rumah Sakit
Bronchopneumonia
c. Institusi Pendidikan
4
d. Klien dan Peneliti
e. Keluarga
f. Penulis
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi
2. Etiologi
c. Disfungsi neuromuskuler
h. Proses infeksi
6
i. Respond alergi
3. Maninfestasi klinis
a. Subjektif : -
b. Objektif :
3) Sputum berlebihan
a. Subjektif
1) Dispnea
2) Sulit bicara
3) Ortopnea
b. Objektif
1) Gelisah
2) Sianosis
7
4. Batasan karakteristik
a. Bradipnea
b. Dispnea
d. Ortopnea
k. Takipnea.
8
berusaha lebih keras untuk mengeluarkan udara tersebut. Itulah sehingga
6. Intervensi Keperawatan
a. Observasi
b. Terapeutik
c. Edukasi
9
d. Kaloborasi
jika perlu.
a. Defenisi
10
melalui saluran pernapasan atau melalui hematogen sampai ke
Gambar 2. 1
Anatomi fisiologi Sistem Pernapasan
(Septian, dkk, 2021)
sebagai sisa dari oksidasi yang keluar dari tubuh. Penghisapan udara
2021).
1) Anatomi
a) Rongga hidung
11
berhubungan dengan lapisan faring dan selaput lendir
b) Nares anterior
c) Faring
d) Laring
12
atas epiglottis, glottis, kartiligo tiroid, kartiligo krikoid,
e) Trakea
2021).
f) Paru paru
paru paru kiri dua lobus. Di dalam setiap lobus tersusun atas
g) Bronkus
13
dalam cabang sebelah kanan daripada cabang sebelah kiri.
h) Alveolus
2) Fisiologi
14
keluar. Udara mengalir dari tempat yang bertekanan besar ke
c. Patofisiologi
d. Manifestasi klinis
sebagai berikut:
15
2. Anak tampak gelisah dan terdapat nyeri dada ditandai dengan
hidung.
e. Pemeriksaan penunjang
1. Foto thoraks
beberapa lobus.
2. Laboratorium
pengeseran kekiri
5. LED meningkat
mm3.
16
7. Bilirubin kemungkinan meningkat.
f. Penatalaksanaan
cairan intravena.
17
g. Komplikasi
1. Atelektasis
2) Empisema
bronchopneumonia.
3) Abses paru
4) Infeksi sistematik
tubuh menurun.
5) Endokarditis
endokardial.
6) Meningitis
18
2. Konsep Dasar Keperawatan
a. Pengkajian
Bronchopneumonia meliputi:
1) Identitas
dkk, 2021).
2) Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
2021).
19
awitan, riwayat interval yang lengkap, alasan mencari
dkk, 2021).
3) Struktur Internal
b) Pola komunikasi
4) Struktur eksternal
20
anaknya semakin tinggi tingkat ekonomi keluarga tersebut maka
a) Riwayat kehamilan
21
anak tampak lelah, kerap kali menguap, mata tampak
enggan bermain.
gelisah.
22
(10) Pola nilai keyakinan
2021).
(1) Pertumbuhan
(2) Perkembangan
d) Riwayat imunisasi
dan virus begitu pun prang lain tidak akan tertular dari kita.
e) Data psikososial
23
berhubungan dengan keadaan sosial maupun keluarga.
f) Pemeriksaan fisik
hipertensi.
(5) Kepala
24
(6) Wajah
(7) Mata
(8) Telinga
(9) Hidung
25
(10) Leher
(12) Dada
(a) Inspeksi
barrel chest.
(b) Palpasi
(c) Perkusi
26
(d) Auskultasi
(13) Perut
Kaji bentuk perut, warna, struktur, dan tekstur
(14) Punggung
(15) Genetalia
(16) Anus
27
Bronchopneumonia tidak mengalami masalah pada
(17) Ekstremitas
2021).
meliputi:
28
permukaan dinding dada akan mengirimkan
29
specimen usap tenggorok. Sekresi nasofaring,
dkk, 2021).
30
b. Penyimpangan KDM
Masuk Nasofaring
Bronkus dan
alveoli terinfeksi Eritrosit dalam bronkus
asam+
Takipnea, dispnea
Ansietas
c. Diagnosa keperawatan
31
Menurut Nanda 2015 diagnosa keperawatan pada Klien
Bronchopneumonia adalah
sputum meningkat.
d. Intervensi
Tabel 2.1
Intervensi Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
(SDKI 2017,SLKI 2019,SIKI 2018)
1 2 3
D. 0149 Bersihan jalan L. 01001 Bersihan jalan I.01006 Latihan BAtuk
napas tidak efektif napas Efektif
Tindakan:
Gejala dan tanda Ekspektasi meningkat
Obserfasi
mayor Subjektif : Kriteria hasil :
1. Batuk efektif 1. identifikasi kemampuan
(tidak tersedia) meningkat batuk
2. Produksi sputum 2. monitor adanya retensi
Objektif : sputum
menurun
1. Batuk tidak efektif 3. monitor tanda dan gejala
3. Mengi menurun
2. Tidak mampu batuk infeksi saluran napas
4. Wheezing menurun
3. Sputum berlebih 4. monitor input dan
5. Mekonium (pada
4. Mengi, wheezing output cairan (mis.
32
dan/ atau ronkhi neonatus menurun) Jumlah dan
kering 6. Dispnea membaik karakteristik)
5. Mekonium di jalan 7. Ortopnea membaik
napas (pada 8. Sianosis membaik Terapeutik
neonatus) 9. Sulit bicara 1. atur posisi semi-fowler
Gejala dan tanda minor membaik
atau fowler
Subjektif : 10. Gelisah membaik
2. pasang perlak dan
1. Dispnea 11. Frekuensi pola
2. Sulit bicara napas membaik bengkok dipangkuan
3. Ortopnea pasien
Objektif : 3. buang secret pada
1. Gelisah tempat sputum
2. Sianosis
3. Bunyi napas Edukasi
menurun 1. jelaskan tujuan dan
4. Frekuensi napas prosedur batuk efektif
berubah 2. anjurkan tarik napas
5. Pola napas berubah dalam melalui hidung
selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari
mulutdengan bibir
mencucu (dibulatkan)
selama 8 detik
3. anjurkan mengulangi
tarik npas dalam hingga
3 kali
4. anjurkan batuk dengan
kuat langsungsetelah
tarik napas dalam yang
ke-3.
Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian
mukolitikatau
ekspektoran, jika perlu
Tindakan:
Observasi
1. Monitor pola napas
(frekuensi,
kedalaman,usaha napas)
2. Monitor bunyi napas
tambahan (mis,gurgling,
mengi, wheezing, ronkhi
kering)
3. Monitor sputum
( jumlah, warna,aroma)
Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan
jalan napas dengan
33
head-tilt dan chin-lift
(jaw-thrust jika curiga
trauma servikal)
2. Posisikan semi-fowler
atau fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisioterapi
dada, jika perlu
5. Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15
detik
6. Lakukan hiperoksigenasi
sbelum penghisapan
endotrakeal
7. Keluarkan sumbatan
benda padat dengan
forsep McGill
8. Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
I.01014 Pemantauan
respirasi
Tindakan:
Observasi
1. Monitor frekuensi, irama,
kedalam dan upaya napas
2. Monitor kemampuan
batuk efektif
3. Monitor adanya produksi
sputum
4. Monitor sdsnys sumbatan
jalan napas
5. Palpasi
kesimetrisanekspansi
paru
6. Auskultasi bunyi napas
7. Monitor saturasi oksigen
8. Monitor nilai AGD
9. Monitor hasil x-ray
thoraks
Terapeutik
34
1. Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
2. Dokumentasikan hasik
pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan jika perlu.
Tabel 2.2
Gangguan pertukaran gas
(SDKI 2017,SLKI 2019,SIKI 2018)
1 2 3
35
1. Atur interval
pemantauan
respirasi sesuai
kondisi pasien
2. Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu
Tindakan:
observasi
1. Monitor kecepatan
aliran oksigen
2. Monitor posisi alat
terapi oksigen
3. Monitor aliran
oksigen secara
priodik dan
pastikan fraksi
yang diberikan
cukup
4. Monitor efektifitas
terapi oksigen (mis.
Oksimetri, analisa
gas darah), jika
perlu
5. Monitor
kemampuan
melepaskan
oksigen saat makan
6. Monitor tanda
tanda hipoventilasi
7. Monitor tanda dan
gejala toksikasi
oksigen dan
aktelektasis
8. Monitor tingkat
kecemasanakibat
terapi oksigen
9. Monitor intrgritas
mukosa hidung
akibat pemasangan
oksigen
Terapeutik
1. Bersihkan secret
pada mulut, hidung
dabn trakea, jika
perlu
2. Pertahankan
36
kepatenan jalan
napas
3. Siapkan dan atur
peralatan
pemberian oksigen
4. Berikan oksigen
tambahan, jika
perlu
5. Tetap berikan
oksigen saat pasien
ditransportasi
6. Gunakan perangkat
oksigen yang
sesuai dengan
tingkat mobilitas
pasien
Edukasi
1. Ajarkan pasien dan
keluarga cara
menggunakan
oksigen di rumah
Kolaborasi
1. Kolaborasi
penentuan dosis
oksigen
2. Kolaborasi
penggunaan
oksigen saat
aktivitas dan tidur
1.
Tabel 2.3
Ansietas
(SDKI 2017,SLKI 2019,SIKI 2018)
1 2 3
37
Gejala dan tanda minor menurun 3. monitor tanda
Subjektif : 5. keluhan pusing tanda ansietas
1. mengeluh pusing menurun (verbal dan
2. anoreksia 6. anoreksia menurun nonverbal)
3. palpitasi 7. palpitasi menurun Terapeutik
4. merasa tidak berdaya 8. frekuensi pernapasan 1. ciptakan suasana
Objektif: menurun terapeutik untuk
1. frekuensi napas 9. frekuensi nadi menumbuhkan
meningkat menurun kepercayaan
2. frekuensi nadi 10. tekanan darah 2. temani pasien
meningkat menurun mengurangi
3. tekanan darah 11. diaphoresis menurun kecemasan, jika
meningkat 12. tremor menurun memungkinkan
4. diaforesis 13. pucat menurun 3. pahami situasi yang
5. tremor 14. konsentrasi membaik membuat ansietas
6. muka tampak pucat 15. pola tidur membaik 4. dengarkan dengan
7. suara bergetar 16. perasaan keberdayaan penuh perhatian
8. kontak mata buruk membaik 5. gunakan
9. sering berkemih 17. kontak mata membaik pendekatan yang
10. berorientasi pada 18. pola berkemih tenang dan
masa lalu membaik meyakinkan
19. orientasi membaik 6. tempatkan barang
pribadi yang
memberikan
kenyamanan
7. motivikasi
mengidentifikasi
situasi yang
memicu kecemasan
8. diskusikan
perencanaan
realistis tentang
peristiwa yang
akan datang
Edukasi
1. jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
2. informasikan
secara factual
mengenai
diagnosis,
pengobatan, dan
prognosis
3. anjurkan keluarga
untuk tetap
bersama pasien,
jika perlu
4. anjurkan
melakukanan
kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai
kebutuhan
5. anjurkan
mengungkapkan
pendapat dan
persepsi
38
6. latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
7. latih pengguna
mekanisme
pertahanan diri
yang tepat
8. latih teknik
relaksasi
kolaborasi
1. kolaborasi
pemberian
antiansietas, jika
perlu.
I.09326 Terapi
Relaksasi
Tindakan
Observasi
1. identifikasi
penurunan tingkat
energy,
ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau
gejala lain yang
menganggu
kempuan kognitif
2. identifikasi teknik
relaksasi yang
perna efektif
digunakan
3. identifikasi
kesedihan,
kemampaun dan
penggunaan teknik
sebelumnya
4. periksa ketegangan
otot, frekuensi
nadi, dan suhu
sebelum dan
sesudah latihan
5. monitor respons
terhasap terapi
relaksasi
Teraputik
1. ciptakan
lingkungan tenang
tanpa gangguan
dengan
pencahayaan dan
suhu ruang
nyaman, jika
memungkinkan
2. berikan informasi
39
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur relaksasi
3. gunakan pakaian
longgar
4. gunakan nada suara
lembut dengan
irama lambat dan
berirama
5. gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau
tindakan medis
lain, jika sesuai
Edukasi
1. jelaskan tujuan,
manfaat, batasan,
dan jenis jenis
relaksasi yang
tersedia (mis.
Musik, meditasi,
napas dalam,
relaksasi otot
progresif)
2. jelaskan secara
rinci intervensi
relaksasi yang
dipilih
3. anjurkan
mengambil posisi
nyaman
4. anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
5. anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih
6. demonstrasikan
dan latih teknik
relaksasi (mis.
Napas dalam,
peregangan, atau
imajinasi
terbimbing)
40
Tabel 2.4
Defisit nutrisi
(SDKI 2017,SLKI 2019,SIKI 2018)
Standar Diagnosa Standar Luaran Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 2 3
41
membaik 1. anjurkan posisi
20. bising usus membaik duduk, jika mampu
21. tebal lipatan kulit 2. ajarka diet yang
trisep membaik diprogramkan
22. membrane mukosa Kolaborasi
membaik 1. kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan
(mis, pereda nyeri,
antlematik), jika
perlu
2. kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu
Tindakan:
Observasi
1. identifikasi
kemungkinan
penyebab BB
kurang
2. monitor adanya
mual dan muntah
3. monitor jumlah
kalori yang
dikonsumsi sehari
hari
4. monitor berat
badan
5. monitor albumin,
limfosit, dan
elektrolit serum
Teraputik
1. berikan perawatan
mulut sebelum
pemberian
makanan, jika perlu
2. sediakan makanan
yang tepat sesuai
kondisi pasien
(mis. Makanan
dengan tekstur
halus, makanan
yang diblender,
makanan cair yang
diberikan melalui
NGT atau
gastrotomi, total
pereteral nutrition
42
sesuai indikasi)
3. hidangkan
makanan secara
menarik
4. berikan suplemen,
jika perlu
5. berikan pujian pada
pasien/keluarga
untuk peningkatan
yang dicapai.
Edukasi
1. jelaskan jenis
makanan yang
bergizi tinggi,
namun tetap
terjangkau
2. jelaskan
peningkatan asupan
kalori yang
dibutuhkan
e. Implementasi
f. Evaluasi
biasa disebut SOAP dan disesuaikan dengan kriteria hasil yang terdapat
pada intervensi. (Arifin, 2020).
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian
B. Subjek penelitian
C. Fokus studi
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
supervise.
d. Klien meninggal.
44
D. Defenisi operasional fokus studi
infeksi yang di temukan pada paru paru dengan cara foto thoraks
ini yaitu keadaan seseorang yang mengalami batuk tidak efektif dan terdapat
E. Instrument penelitian
adalah.
1. Pedoman wawancara
2. Pedoman observasi
45
a. Mengadakan identifikasi terhadap fokus studi yang ada didalam
3. Alat tulis
4. Nursing kits
digunakan teknik:
1. Wawancara
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
46
1) Mendengarkan suara tambahan pada paru-paru
3) Suara nafas vesikuler atau tidak terdengar ronchi pada kedua sisi
paru.
3. Observasi
4. Studi Dokumentasi
1. Lokasi
2. Waktu Penelitian
No Jenis Bulan
kegiatan
Nov Des Feb Mar Apr Mei jun
Konsul dan
ACC judul
proposal
Penyusunan
proposal
penelitian
Ujian
proposal
penelitian
47
Supervise
Penyusunan
KTI
Pendaftaran
ujian KTI
Pelaksanaan
ujian KTI
1. Analisa Data
2. Penyajian Data
I. Etika penelitian
48
2. Anonimity (tanpa nama)
3. Confidentiality (kerahasiaan)
49
DAFTAR PUSTAKA
xii
Septian Andriyani, dkk. 2021. Asuhan Keperawatan pada Anak. Medan :
Yayasan Kita Menulis.
Sinaga F.T. (2018). Factor Resiko Bronchopneumonia Pada Usia Dibawah 5
Tahun. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Vol.5, No.2:140-151.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.
xiii