You are on page 1of 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/337635699

KONSEP DESAIN MENARA SHIP TRAFFIC CONTROL (STUDI KASUS DI


PELABUHAN PADANG BAI, PROPINSI BALI)

Article · April 2019

CITATIONS READS

0 288

1 author:

Muhammad Fakhruriza Pradana


University of Duisburg-Essen
65 PUBLICATIONS   42 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Feasibility Study Jalan Alternatif Palima-Curug View project

Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Pelabuhan Bakauheni View project

All content following this page was uploaded by Muhammad Fakhruriza Pradana on 29 November 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KONSEP DESAIN MENARA SHIP TRAFFIC CONTROL
(STUDI KASUS DI PELABUHAN PADANG BAI, PROPINSI BALI)

Muhammad Fakhruriza Pradana


Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Ship Traffic Control (STC) adalah system pemantauan lalu lintas laut. Fungsinya
serupa dengan Air Traffic Contol (ATC) dalam dunia penerbangan. Menara STC
adalah tampat dimana system pemantauan lalu lintas laut dilakukan. Fungsi STC
adalah untuk melakukan komunikasi dengan kapal-kapal yang akan masuk dan
keluar dermaga serta pengawasan terhadap proses kedatangan dan keberangkatan
kapal. Sistem pengawasan dilakukan oleh tim jaga secara visual dan komunikasi
verbal melalui radio komunikasi terhadap kapal-kapal yang menggunakan jasa
pelabuhan.

Demikian pentingnya keberadaan menara ini sehingga setiap perencanan


pelabuhan tentu harus memperhitungkan pendirian menara STC. Tulisan kali ini
mencoba memaparkan konsep desain dari perencanaan menara STC dengan
mengambil studi kasus pada Pelabuhan Penyeberangan Padang Bai yang berada
di Propinsi Bali.

1. Kondisi Eksisting
a. Batas Tapak dan Kondisi sekitar

Gambar 1. Kondisi Eksisting Pelabuhan Padang Bai


STC ini berlokasi di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali. Lokasi
tapak rencana pembangunan STC dikelilingi oleh perkantoran, parkiran dan
dermaga seperti yang terlihat pada gambar diatas.

b. Potensi dan Kekurangan Tapak


Analisis ini bertujuan untuk memudahkan dalam proses perancangan serta
pengaplikasian tema pada perancangan obyek. Analisis di mulai dari lokasi tapak
dan perletakan bangunan pada tapak. Analisis juga digunakan untuk memecahkan
permasalahan serta mendapatkan solusi dari permasalahan di tapak. Analisis tapak
dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkaitan antara tapak dan
bangunan, factor tersebut di evaluasi hasil positif dan negatifnya. Melalui evaluasi
ini akan muncul alternatif-alternatif rancangan yang nantinya akan menjadi ide
rancangan tapak. Pada analisi ini akan menggunakan prinsip tema struktur sebagai
arsitektur. Penggunaan prinsip ini dikerucutkan lagi dengan menggunaka struktur
sebagai estetika.

Pada bagian awal dilakukan anlisa terhadap view untuk memaksimalkan potensi
pandang dari dan atau ke bangunan STC. Untuk view ke dalam pada ke pelabuhan
Padang Bai akan lebih berpotensi dari pintu masuk pelabuhan yang merupakan
akses utama ke tapak. Potensi dari tapak pada lokasi STC yang terpilih adalah:
 Pada lokasi tapak terletak di pinggir pantai sehingga memudahkan untuk view
kearah pantai guna memaksimalkan fungsi STC sebagai menara pengawas.
 Pada lokasi tapak juga memiliki kontur yang cenderung datar sehingga tidak
memerlukan pekerjaan cut and fill yang banyak.
 Untuk batasan tapak dapat menyesuaikan dengan bentuk yang dihasilkan
bangunan. Bentuk masa bangunan yang dihasilkan berdasarkan dengan
system struktur rigid frame. Penggunaan system struktur rigid frame sebagai
dasar dari perletakan dan bentuk bangunan STC sangat sesuai dengan
kondisi bentuk tapak yag tidak beraturan dan cenderung memanjang.
Sedangkan kekurangan Tapak dari lokasi terpilih adalah kawasan yang berada di
tepi pantai membuat suhu udara disekitar tapak lebih terasa panas dan vegetasi
didalam tapak tidak terlalu banyak.

c. Analisis Aksesibilitas dan Kebisingan

Lokasi
STC

Gambar 2. Sumber Kebisingan Di Pelabuhan Padang Bai


Dari gambar di atas terlihat bahwa:
 Lokasi tapak cukup jauh dari entrance pelabuhan
 Sumber bising berasal dari aktivitas di dermaga, aktivitas di kantor dan
pelabuhan penyeberangan serta aktivitas dari pantai
 Vegetasi kurang
 Tingkat kebisingan cukup tinggi

d. Analisis Matahari
Kondisi eksisting dari sirkulasi matahari dalam tahap ini bertujuan untuk mengetahui
orientasi matahari terhadap bangunan tapak. Bangunan STC merupakan daerah
kawasan pantai sehingga perlu adanya pertimbangan sinar matahari terhadap
bangunan. Sebaiknya orientasi matahari terhadap bangunan diarahkan lebih kecil
dibandingkan orientasi angin untuk penyegaran udara secara optimal.

Beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan didalam Analisa matahari ini
adalah:
 Tinggi matahari pada siang hari mencapai 90 derajat
 Radiasi matahari langsung cenderung menurun akibat kelembapan yang
tinggi, sedangkan radiasi matahari tidak langsung tinggi.
 Suhu sedikit berubah sepanjang hari karena kelembapan menghindari suhu
tinggi.
 Permukaan tanah memiliki kapasitas penyimpanan panas yang tinggi dan juga
meningkatkan suhu pada waktu matahari terbenam

Lokasi STC

Gambar 3. Pergerakan Matahari Di Pelabuhan Padang Bai

Letak tapak berada di garis edar matahari, dimana matahari dapat menyinari
seluruh bagian tapak terutama dibagian utara. Pada siang hari matahari tepat
berada di atas seluruh tapak tersinari sempurna sama halnya dengan bagian barat
tapak ketika terbenam.
e. Analisis Angin
Kondisi tapak merupakan kawasan pantai, sehingga sirkulasi angin pada tapak
mencukupi sehingga tiap sisi dapat memaksimalkan potensi angin. Angin ditapak
berpengaruh pengkondisian suhu didalam ruangan, sehingga perlu memanfaatkan
angin dengan tepat. Angin dominan berhembus dari sebelah barat dan utara tapak
disebabkan angin darat dan angin laut. Letak kantor di atas tapak menyebabkan
angin darat sedikit lemah. Dalam alternative ini angin akan dipecah dengan
menggunakan ventilasi dan permainan bentuk fasade.

Tabel 1. Pemecahan Terhadap Kondisi Angin


Peduli terhadap Afeksi Kesederhanaan/lokalitas
manusia
Memberikan tidak mengganggu  Menggunakan material
kenyamanan thermal pergerakan udara di local
terhadap sekitar bangunan  Terbuka terhadap
penghuninya lingkungan.

Bukaan dinding dilakukan dengan penggunaan ventilasi-ventilasi pada dinding


bangunan untuk menghilangkan udara panas dalam ruangan. Ventilasi diterapkan
pada dinding dengan system ventilasi silang agar seluruh ruangan dapat
memperoleh udara segar.

Lokasi STC

Gambar 4. Pergerakan Angin Di Pelabuhan Padang Bai

f. Analisis Bentuk
Bentuk bangunan dalam arsitektural merupakan salah satu elemen penting terkait
bentuk merupakan out put dari proses perancangan. Analisis bentuk pada
perancangan STC pada pelabuhan Padang Bai berdasarkan dari struktur
menyesuaikan dengan tema struktur sebagai arsitektur. Keseimbangan memiliki
penempatan elemen-elemen yang harus sedemikian rupa sehingga terdapat
kesetaraan secara keseluruhan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
penggunaan, kombinasi, dan komposisi elemen-elemennya harus merata tanpa ada
yang mendominasi satu sama lain. Berdasarkan sifat tersebut maka yang sesuai
dengan kriteria keseimbangan adalah bentuk bujur sangkar.
Pada lokasi tapak dipilih bentuk dengan memasukan unsur lengkung dan kotak dan
tidak kaku. sifat struktur lengkung yang lentur pada fasade untuk memunculkan
kesan yang dinamis namun tidak berlebihan pada bentuk bangunan. Bangunan
dengan bentuk lengkung terlihat kontras dengan aktivitas bongkar muat yang
menjadi fungsi utama pelabuhan. Bentuk yang melengkung dapat membagi beban
dengan merata diseluruh sisi. Pembagian beban yang merata ini dapat mengurangi
atau memperkecil getaran yang menerpa bangunan. Dari bentuk lengkung ini juga
dapat memaksimalkan potensi angin ditapak. Dengan bentuk lengkung ini dapat
mengalirkan angin keseluruh bangunan.

Material yang digunakan pada desain STC ini adalah material beton, baja, dan
kaca. Material ini dipilih karena untuk mewakili keseimbangan dengan sifat kokoh
yang menunjukkan seimbang itu sendiri, tidak mudah goyah. Berdasarkan hal
tersebut maka material yang mewakili sifat keseimbangan dan material yang
bersifat kokoh adalah baja dan beton. Selain itu material ini dipilih karena
kesinambungan diwakili oleh sifat dinamis yang fleksibel dan berkesan mengurangi
hambatan fisik /bentuk dan visual. Berdasarkan hal tersebut maka material yang
mewakili sifat kesinambungan dan material yang bersifat dinamis adalah kaca.

g. Analisis Perancangan Aklimatisasi Ruang


Untuk ruang dalam STC menggunakan kombinasi antara pencahayaan buatan dan
pencahayaan alami jika dimungkinkan baik melalui bukaan jendela dan skylight
pada atap. Untuk aplikasi skylight, baik yang sederhana maupun bentuk tubular
digunakan material kaca pada ventilasi maupun pada cabin yang mampu
memendarkan cahaya dan mengurangi cahaya matahari langsung. Untuk
pencahayaan buatan maka lampu yang digunakan merupakan lampu hemat energi
yang mampu menghemat energi sebesar 80- 90 % tanpa mengurangi kuat cahaya
yang dihasilkan. Selain hemat energi lampu ini juga mampu mengurangi panas
yang dihasilkan oleh lampu biasa.

System pengkondisian udara pada STC ini dilakukan pertama dengan sistem
pengkondisian udara alami. Penghawaan alami adalah pengkondisian udara tanpa
melibatkan alat mekanik, sehingga hanya melibatkan lubang bukaan. Lubang
bukaan dalam adalah lubang ventilasi. Lubang ventilasi berguna sebagai pintu
masuk bagi udara bersih dan pintu keluar dari udara kotor. Sisi positif dari
pengkondisian udara secara alami adalah dengan semakin hematnya penyediaan
energi. Energi yang tersedia dari sebuah kompleks bangunan seringkali tersedot
untuk penyediaan penghawaan dan pencahayaan.

Selain dengan cara alami, pada STC ini juga dilakukan sistem pengkondisian udara
buatan. Pengkondisian udara secara buatan menggunakan alat mekanik yang
sering disebut air conditioner atau populer disebut dengan AC. AC digunakan agar
suhu ruangan menjadi sejuk sekitar 24° C sampai dengan 20 °C.

Untuk ruang dalam STC menggunakan kombinasi antara pencahayaan buatan dan
pencahayaan alami jika dimungkinkan baik melalui bukaan jendela dan skylight
pada atap. Sedangkan system pengkondisian udara terhadap bangunan terdiri atas
dua jenis, yaitu sistem pengkondisian udara alami dengan melibatkan lubang
bukaan dan sistem pengkondisian udara buatan dengan menggunakan alat
mekanik yang sering disebut air conditioner atau populer disebut dengan AC.
Sirkulasi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam efisiensi
pergerakan antar ruang atau antar satu bangunan dengan bangunan lainnya.
Pada bangunan STC ini digunakan Sistem sirkulasi vertikal. Sistem sirkulasi
vertikal merupakan sistem sirkulasi yang menghubungkan antara lantai perlantai
karena itu pada bangunan yang bertingkat sirkulasi vertikal merupakan sistem
sirkulasi yang sangat penting. Sistem sirkulasi pada STC ini berupa tangga karena
pada STC ini di design dengan ketinggian tiga lantai. Tangga yang dipakai harus
memenuhi standar keamanan dengan tinggi antar anak tangga antara 16-20 cm
dengan lebar anak tangga 26 -30 cm.

2. Analisa Struktur STC


Analisis struktur Menara STC Padang Bai dilakukan dengan bantuan program
komputer ETABS.v.9, didasarkan pada kondisi pembebanan batas (ultimit), dengan
pemodelan sistem rangka pemikul momen menengah (SRPMM) atau elemen frame
untuk memodelkan komponen struktur utama (elemen balok dan kolom), Pelat lantai
dimodelkan secara otomatis sebagai elemen shell yang didukung oleh balok-balok.
Dinding bata dibebankan sebagai beban terbagi merata pada balok. Gaya gempa
dihitung dengan cara analisis statik ekuivalen sesuai peraturan SNI 03-1726-2012
(SNI Terbaru).

Pemodelan yang digunakan dalam analisis struktur STC Padang Bai:


a. Pemodelan struktur 3-dimensi dilakukan dengan program komputer
(ETABS.v.9).
b. Elemen balok dan kolom dimodelkan sebagai elemen frame.
c. Pelat lantai sebagai beban pada balok-balok pendukung dihitung otomatis oleh
program dengan pemodelan elemen shell (pelat).
d. Tumpuan (fondasi) dimodelkan sebagai jepit.
e. Beban gempa dihitung dengan cara statik ekuivalen dengan daktilitas terbatas,
sesuai peraturan standar gempa SNI 03-1726-2012.
f. Dinding bata dibebankan sebagai beban merata pada balok-balok.
g. Pembebanan mati dan hidup mengacu pada pedoman perencanaan
pembebanan untuk rumah dan gedung (PPPURG 1987).

Gambar 5. Pemodelan 3D STC dan Dimensi Balok dan Kolom


Dari hasil analisis diperoleh hasil penulangan pada pelat lantai dan dak sebagai
berikut:

Tabel 2. Hasil Analisis Tulangan Pelat Lantai


Lantai Sumbu Lokasi Hasil Analisis Ket:

Tumpuan Φ 8 – 150 Ok!


Arah x
Lantai 1-3 Lapangan Φ 8 – 150 Ok!
(T=120mm) Tumpuan Φ 8 – 150 Ok!
Arah y
Lapangan Φ 8 – 150 Ok!
Tumpuan Φ 8 – 150 Ok!
Arah x
ATAP 1-2 Lapangan Φ 8 – 150 Ok!
(T=100mm) Tumpuan Φ 8 – 150 Ok!
Arah y
Lapangan Φ 8 - 150 Ok!

Untuk perhitungan Balok didapatkan hasil perhitungan seperti gambar dan 2 tabel di
bawah ini:

Tabel 3. Hasil Analisis Tulangan Lentur Balok


TUMPUAN LAPANGAN

No. Tipe Posisi Momen Momen Momen Ket:


Momen
Tul Ultimit Resisten Tul Resisten
Ultimit (Mu)
(Mu) (Mr) (Mr)

Atas 4D16 6499.360 9508.000 3D16 2136.500 Ok!


1 B1
Bawah 3D16 1139.925 7277.000 4D16 4273.868 7277.000 Ok!
Atas 3D16 2168.910 5348.000 2D16 809.500 Ok!
2 S1
Bawah 2D16 1084.455 3663.000 3D16 1618.925 3663.000 Ok!
Atas 2D16 2243.210 3018.000 2D16 1121.605 3149.000 Ok!
3 S2
Bawah 2D16 1121.605 3149.000 2D16 2243.210 3018.000 Ok!
Atas 4D16 4D16 Ok!
4 TB
Bawah 4D16 4D16 Ok!

Tabel 4. Hasil Analisis Tulangan Geser Balok


TUMPUAN LAPANGAN

No. Tipe Gaya Gaya Gaya Gaya Ket:


Tul Gesr Resisten Tul Gesr Resisten
(Vu) (Vr) (Vu) (Vr)

1 B1 P10-125 12128.72 161716.0 P10-200 52452.6 83166.0 Ok!


2 S1 P10-150 5979.10 9198.50 P10-150 4348.0 6238.0 Ok!
3 S2 P10-130 5979.10 9198.50 P10-130 4348.0 6238.0 Ok!
4 TB P10-125 P10-125 Ok!

Untuk perhitungan kolom dengan perencanaan kolom 400 mm x 400 mm


didapatkan tulangan kolom adalah 12D16 dengan sengkang P10-100/200. Dari
perhitungan struktur pondasi tiang didapatkan jenis pondasi tiang pancang dengan
dimensi 20 cm x 20 cm dengan kedalaman tanah keras 7,6 meter.

3. Gambar Desain Menara STC


Dari hasil berbagai Analisa di atas maka di terjemahkan ke dalam bentuk gambar
desain Menara STC pada pelabuhan padang bai. Desain tersebut ditampilkan
dalam bentuk gambar 3 dimensi, tampak muka dan potongan.

Gambar 6. Gambar Tampak dan Potongan STC Padang Bai

Gambar 7. Gambar 3D STC Pelabuhan Padang Bai

View publication stats

You might also like