You are on page 1of 15

SUPERVISI BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT

(HUMAS)

Makalah

Dibuat dengan Tujuan Memenuhi Tugas Kelompok Psikologi Perkembangan


Program Studi Pendidikan Agama Islam
Pada Fakultas Tarbiyah & Keguruan
Institut Agama Islam As’adiyah

Disusun Oleh :

Kelompok 9/PAI 9-A:

FAJRIN 17310039
SURIADI

DOSEN PENGAMPU :

Muhammad Haderawi, S.Ag., M.Pd.I

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AS’ADIYAH SENGKANG
2021
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Supervisi Bidang Hubungan Masyarakat” ini tepat
pada waktunya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah, selain itu makalah ini dibuat untuk memperdalam pemahaman
tentang implementasi kepemimpinan yang ada di lingkungan pendidikan dengan
baik dan benar.
Penulis menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan para pembaca pada umumnya. Penulis mengharapkan saran dan kritik
dari berbagai pihak yang membang

Sengkang, Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hubungan Masyarakat
B. Tugas Hubungan Masyarakat
C. Aplikasi Humas Dalam Dunia Pendidikan
D. Jenis Kegiatan Humas Pendidikan
E. Bentuk Hubungan Masyarakat
F. Pelaksana Fungsi Humas Pendidikan
G. Peran Humas Dalam Rangka Membangun Citra Positif Sekolah
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam berjalannya pelaksanaan kegiatan pendidikan didalam satuan
pendidikan diperlukan suatu fungsi manajemen yang tersistematis dan
terencana untuk membantu dalam memperbaiki layanan-layanan organisasi
pendidikan, divisi yang menjalankan hal ini disebut dengan Humas.
bergantung pada proses komunikasi dua arah yang komprehensif pada dan
dari publik internal dan eksternal, dengan tujuan mengembangkan
pemahaman yang lebih baik terhadap peran, sasaran, dan pencapaian serta
kebutuhan organisasi.
Didalam program pelaksanaannya humas didalam pendidikan berfungsi
untuk menafsirkan sikap public, dan juga dapat mengidentifikasi dan
membantu dalam perumusan kebijakan dan juga prosedur dalam kepentingan
publik, selain itujuga humas didalam satuan pendidikan memiliki fungsi yang
sangat penting yakni dalam kegiatan penyebaran infromasi lembaga dan
kegiatan apa saja yang dapat mendorong keterlibatan yang dapat
menghasilkan suatu hal yang positif dan mendorong dukungan dan
pemahaman public dalam menerima infromasi tersebut.
Lalu mengapa Humas di dalam sekolah sangat penting dalam
terlaksananya program pendidikan? Dalam era globalisasi saat ini
membutuhkan komunikasi baik internal maupun eksternal sekolah secara
dramais. Maka dari itu diperlukan kemampuan yang professional untuk
mengembangkan dan menjalankan rencana komunikasi yang baik melalui
tatap muka, melalui media elektronik maupun media cetak agar terjalin
hubungan yang baik, baik didalam maupun diluar satuan pendidikan. Urgensi
Humas didalam sekolah harus diketahui dan dipahami oleh pendidik dan
calon pendidik agar dapat melaksanakan fungsi manajemen didalam sekolah
dengan baik, maka dari itu penulis mengangkat judul “Supervisi Bidang
Hubungan Masyarakat”

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hubungan masyarakat?
2. Apa tugas hubungan masyarakat?
3. Bagaimana aplikasi humas dalam dunia pendidikan?
4. Apa jenis kegiatan humas pendidikan?
5. Apa bentuk hubungan masyarakat?
6. Siapa pelaksana fungsi humas pendidikan?
7. Bagaimana peran humas dalam rangka membangun citra positif sekolah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hubungan masyarakat.
2. Untuk mengetahui tugas hubungan masyarakat.
3. Untuk mengetahui aplikasi humas dalam dunia pendidikan.
4. Untuk mengetahui jenis kegiatan Humas pendidikan
5. Untuk mengetahui bentuk hubungan masyarakat.
6. Untuk mengetahui pelaksana fungsi humas pendidikan.
7. Untuk mengetahui peran humas dalam rangka membangun citra positif
sekolah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hubungan Masyarakat


Menurut Haris Munandar (1992: 9) menerjemahkan definisi humas dari
Franks Jefkins yaitu “humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan
komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu
organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan – tujuan
spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. “Sedangkan R. Sudiro
Muntahar (1985: 5) mengartikan “ humas sebagai suatu kegiatan usaha yang
berencana yang menyangkut itikad baik, rasa simpati, saling mengerti, untuk
memperoleh pengakuan, penerimaan dan dukungan masyarakat melalui
komunikasi dan sarana lain (media massa) untuk mencapai manfaat dan
kesepakatan bersama.” Dari dua pendapat diatas pada dasarnya mempunyai
dua pengertian yang sama tentang humas yaitu humas merupakan komunikasi
yang terencana dengan menggunakan media kepada khalayaknya dan
digunakan untuk mencapai tujan bersama dalam sebuah organisasi.
Berikut adalah beberapa pengertian tentang Public Relations
(Hubungan Masyarakat) menurut para pakar, diantaranya:
1. Wahjosumidjo Hubungan masyarakat adalah suatu proses pengembangan
hubungan. lembaga pendidikan dengan masyarakat yang bertujuan
memungkinkan orang tua dan warga wilayah perpartipasi aktif dan penuh
arti didalam kegiatan pendidikan di sekolah
2. Onong Uchjana Efendi Hubungan masyarakat adalah kegiatan berencana
untuk menciptakan membina dan memelihara sikap budi yang
menyenangkan bagi organisasi di satu pihak dan publik di pihak lain,
untuk mencapainya yaitu dengan jalan komunikasi yang baik dan luas
secara timbal balik.
Lembaga pendidikan sesungguhnya melaksanakan fungsi rangkap
terhadap masyarakat yaitu memberi layanan dan sebagai agen pembaru atau
penerang. Dikatakan fungsi layanan karena ia melayani kebutuhan-kebutuhan

3
masyarakat, dan disebut fungsi pemimpin sebab ia memimpin masyarakat
disertai dengan penemuan-penemuannya untuk memajukan kehidupan
masyarakat. Hubungan kerja sama lembaga dengan masyarakat, mengikuti
perubahan-perubahan lingkungan dengan pendekatan situasional,
memungkinkan lembaga itu tetap berdiri. Sebab ia berada dan hidup bersama
masyarakat dan sekaligus menjadi penerang atau inovator bagi masyarakat.
Inilah yang perlu diusahakan oleh para manajer pendidikan.
Setiap aktivitas pendidikan, terutama yang bersifat inovatif, sepatutnya
dikomunikasikan terlebih dahulu kepada warga masyarakat atau orang tua.
Agar mereka sebagai salah satu penanggung jawab lembaga tahu dan
memahami mengapa aktivitas tersebut diadakan. Pemahaman ini akan
menghindarkan suasana tegang pada lingkungan belajar, yaitu lembaga
pendidikan dan masyarakat sekitarnya. Seperti dilakukan oleh beberapa
sekolah dalam menentukan besar sumbangan pembangunan gedung misalnya,
selalu didahului oleh komunikasi antara sekolah dengan para orang tua siswa
disertai dengan deskripsi kegunaannya.

B. Tugas Hubungan Masyarakat


Menurut F. Rachmadi (1992 : 23) dijelaskan beberapa tugas humas
adalah:
1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi /
pesan secara lisan, tertulis atau melalui gambar (visual) kepada publik,
sehingga publik mempunyai pengertian yang hal ikhwal perusahaan atau
lembaga, segenap tujuan serta kegiatan yang dilakukan.
2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum
/ masyarakat.
3. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan
perusahaan /lembaga, maupun segala macam pendapat (public acceptance
dan nonn – acceptance).

4
4. Penyelenggaraan hubungan baik dengan masyarakat dan media massa
untuk memperoleh penerimaan publik (public favour), pendapat umum
(public opinion) dan perubahan sikap.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa tugas pokok
dari humas adalah bertanggung jawab atas segala informasi yang diberikan
kepada publiknya kemudian menganalisi reksi publik terhadap suatu lembaga
atau organisasi.

C. Aplikasi Humas dalam Dunia Pendidikan


Pendidikan adalah salah satu sektor publik yang bersifat strategis untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam Undang-Undang no 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diatur tentang peran serta
masyarakat dalam pendidikan. Sejatinya keberadaan pendidikan tidak dapat
terpisah dari masyarakat. Kebijakan-kebijakan pemerintah tentang pendidikan
membutuhkan pengertian dan dukungan publik. Begitu jugadengan program-
program sekolah, yang tidak dapat dijalankan dengan optimal tanpa adanya
dukungan dari stakeholder terkait. Oleh karena itu fungsi Public Relations
dianggap penting dalam pendidikan. Fungsi humas dalam pendidikan
setidaknya mencakup tujuh point di bawah ini:
1. Mengembangkan pengertian masyarakat tentang semua aspek
pelaksanaan program pendidikan di sekolah.
2. Untuk dapat menetapkan, bagaimana haeapan masyarakat terhadap
sekolah dan apa harapan-harapanya mengenai tujuan pendidikan di
sekolah.
3. Untuk memperoleh bantuan secukupnya dari masyarakat kepada
sekolahnya, baik finansial, materiil maupun moril.
4. Menimbulkan rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap kualitas
pendidikan.
5. Mengikutsertakan masyarakat secara kooperatif dalam usaha
memecahkan persoalan pendidikan dan meningkatkan kerjasama antara
sekolah dengan masyarakat.

5
6. Memperkokoh tujuan serta peningkatan kualitas hidup dan penghidupan
masyarakat.
7. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.
Dengan demikian fungsi humas pada pendidikan erat sekali kaitannya
dengan peran serta masyarakat dalam pendidikan atau yang selanjutnya
disebut juga dengan partisipasi masyarakat dalam pendidikan.

D. Jenis Kegiatan Humas Pendidikan


Beberapa contoh kegiatan humas pendidikan oleh lembaga pendidikan
adalah sebagai berikut:
1. Hubungan sekolah dengan orang tua murid, yaitu
a. Mengadakan pertemuan antara pihak sekolah dengan wali murid.
b. Pihak sekolah mengunjungi orangtua.
c. Pihak sekolah mengirim surat ke orangtua siswa.
d. Melibatkan orang tua siswa dalam hal merencanakan kurikulum
kegiatan ekstrakurikuler dan lain-lain
2. Hubungan guru/tenaga pendidik dengan masyarakat, yaitu :
a. Guru dapat menjadi sponsor pada kegiatan yang menguntungkan
seperti kegiatan pengumpulan dana bagi masyarakat yang tertimpa
musibah.
b. Ikut berpartisipasi bersama masyarakat untuk kerja bakti bersih-bersih
lingkungan atau membuat perpustakaan keliling.
c. Mengembangkan sebuah kegiatan yang untuk para sesepuh yang ada
di lingkungan persekolahan dan lain-lain.
3. Hubungan komunikasi antara siswa dengan masyarakat, yaitu :
a. Presentasi musik.
b. Menampilkan drama.
c. Pergi ke tempat-tempat yang menarik, seperti musium, air port, dan
lain-lain.
d. Ikut perlombaan olah raga.
e. Wisuda penerimaan ijazah.

6
f. Program bekerja sambil belajar seperti dilapangan bisnis, industri,
dan semacamnya.
4. Hubungan sekolah dengan Komite Sekolah, yaitu :
a. Memberikan pengertian Komite Sekolah tentang tanggung jawabnya.
b. Pemeliharaan hubungan yang baik antara sekolah dengan Komite
Sekolah.
c. Menyusun rencana kerja Komite Sekolah.
d. Menampung saran, pendapat Komite Sekolah untuk sekolah.
5. Hubungan sekolah/lembaga dengan instansi lainnya, yaitu :
a. Menjalin kerja sama dengan instansi lainnya, baik instansi pemerintah
maupun swasta.
b. Mengkoordinasikan kepentingan sekolah dengan pihak lainnya.
c. Ikut menyukseskan program-program pemerintah.
Dari penjelasan diatas, maka secara umum kegiatan humas dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu kegiatan eksternal dan internal. Kategorisasi
ini dibedakan atas dasar publik yang menjadi sasarannya. Humas eksternal
menyasar publik di luar lembaga sedangkan humas internal ditujukan pada
warga lembaga seperti peserta didik dan tenaga pendidik/kependidikan.

E. Bentuk Hubungan Masyarakat


Oemi Aburrachman (1995:34) membagi hubungan masyarakat ke
dalam dua bentuk yaitu :
1. Internal Humas
2. External Humas
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana (2008:362)
menjelaskan bentuk – bentuk hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai
berikut :
1. Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dan warga masyarakat
2. Hubungan sekolah dengan alumni
3. Hubungan sekolah dengan dunia usaha / dunia kerja
4. Hubungan sekolah dengan instansi lain

7
5. Hubungan dengan lembaga / badan – badan pemerintah swasta
Selanjutnya dijelaskan kegiatan humas eksternal dan kegiatan humas
internal oleh B. Suryosubroto (2004:163) sebagai berikut :
1. Kegiatan Eksternal
a. Secara langsung ( tatap muka )
b. Secara tidak langsung ( melalui media )
2. Kegiatan Internal
a. Secara langsung ( tatap muka )
b. Secara tidak langsung ( melalui media tertentu )
Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat diketahui bahwa
hubungan masyarakat dalam suatu lembaga pendidikan (sekolah ) dapat
berupa hubungan dengan publik eksternal maupun hubungan dengan publik
internal, serta kegiatan yang dilakukan humas dalam menjalankan tugasnya
mencakup kegiatan internal yang merupakan kegiatan publisitas kedalam,
sasarannya orang – orang yang berbeda di dalam suatu badan atau organisasi
dan kegiatan eksternal yang merupakan kegiatan publisitas keluar yang
sasarannya adalah mayarakat di luar organisasi.

F. Pelaksana Fungsi Humas Pendidikan


Siapakah pelaksana fungsi humas pada lembaga pendidikan? Pada
sekolah menengah atas di Indonesia terdapat wakil kepala sekolah bidang
Humas, begitu juga pada perguruan tinggi terdapat wakil rektor Bidang
kerjasama yang menaungi unit atau departemen humas. Sayangnya belum
semua lembaga pendidikan di Indonesia beruntung dalam hal ketenagaan
bidang humas karena keterbatasan lembaga atau masih sederhananya
kebutuhan lembaga. Sekolah dasar sebagai contoh, banyak yang menganggap
kebutuhan akan humas pendidikan belum merata karena kompleksitas
kebutuhan yang beragam di antara sekolah dasar. Dalam hal ini Kepala
Sekolah berperan multi tasking, termasuk dalam dimensi tugas kehumasan.
Sejatinya semua warga lembaga pendidikan mengemban misi humas,
karena setiap warga lembaga menyandang nama lembaga. Untuk itu semua

8
warga sekolah/lembaga pendidikan wajib menjaga nama baik lembaga. Lain
halnya pada lini struktural/birokrasi, pemerintah telah menetapkan
keberadaan petugas khusus bidang humas yang disebut dengan Pranata
Humas pada instansi-instansi tertentu, termasuk diantaranya Dinas
Pendidikan di Kabupaten/Kota. Posisi ini adalah jabatan fungsional yang
mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab, wewenang, untuk Secara
lebih spesifik, fungsi humas pendidikan di sekolah mencakup tujuh pokok
berikut:
a. Mengembangkan pengertian masyarakat tentang semua aspek pelaksanaan
program pendidikan di sekolah.
b. Untuk dapat menetapkan, bagaimana haeapan masyarakat terhadap
sekolah dan apa harapan-harapanya mengenai tujuan pendidikan di
sekolah.
c. Untuk memperoleh bantuan secukupnya dari masyarakat kepada
sekolahnya, baik finansial, materiil maupun moril.
d. Menimbulkan rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap kualitas
pendidikan.
e. Mengikutsertakan masyarakat secara kooperatif dalam usaha
memecahkan persoalan pendidikan dan meningkatkan kerjasama antara
sekolah dengan masyarakat.
f. Memperkokoh tujuan serta peningkatan kualitas hidup dan penghidupan
masyarakat.
g. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.

G. Peran Humas dalam Rangka Membangun Citra Positif Sekolah


Sekolah merupakan system terbuka dan untuk bertahan tergantung pada
pengaruh elemen-elemen lingkungan (Nurdin & Sibaweh, 2019). Untuk
mendapatkan citra positif dari lingkungan para pelaksana humas memiliki
peranan sebagai berikut :
1. Memperbesar dorongan mawas diri

9
2. Memudahkan / meringankan beban sekolah dalam membangun serta
meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah.
3. Memungkinkan upaya peningkatan profesi mengajar guru
4. Opini masyarakat tentang sekolah akan lebih positif / benar
5. Masyarakaat akan ikut serta memberikan kontrol / koreksi terhadap
sekolah sehingga sekolah akan lebih hati – hati.
6. Dukungan moral masyarakat akan tumbuh terhadap sekolah sehingga
memudahkan mendapatkan bantuan material.

10
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu hal penting yang terdapat di dalam ke organisasian sekolah
yaitu Humas (Hubungan Masyarakat). Tugas dan fungsi utama dari Humas
sendiri ialah sebagai penghubung antara masyarakat yang terdapat di ruang
lingkup sekolah maupun ruang lingkup masyarakat luar. Penghubung yang
dimaksud ialah Humasmenjembatani setiap bagian dalam sekolah, hubungan
siswa dengan kesiswaan, kebutuhan siswa dengan sarana prasarana sekolah,
hubungan siswa dengan kurikulum di sekolah, dan sebagainya.
Peran lain dari Humas sekolah selain perannya dalam kegiatan
akademik berfungsi pula dalam kegiatan non-akademik. Salah satu contohnya
ialah dalam hal memperingati hari besar nasional atau hari libur nasional.
Dalam hal ini humas bekerja sama dengan kesiswaan, kurikulum, sarana
prasarana, dan bendahara sekolah. Humas bertugas merencanakan
pelaksanaan mulai dari perencanaan awal hingga berlangsungnya acara.

B. Saran
Tugas dan peran Humas perlu ditingkatkan pemahaman serta kualitas
dalam proses penerimaan informasi khususnya yang berbasis internet. Artinya
baik pihak sekolah maupun para muridnya harus lebih selektif dalam
menerima berbagai informasi yang ada.
Pada intinya setiap warga sekolah haruslah bijak dan memiliki rasa
tanggung jawab dalam menerima atau memberikan informasi. Hal ini guna
terciptanya peran Humas dalam sekolah yang tidak hanya menjadi alat dalam
menyeleseikan masalah saja, tetapi dapat menjadi tempat untuk membangun
sebuah citra yang baik, sehingga reputasi yang baik dapat tercipta pada
lembaga pendidikan dan masyarakat dapat memberi kepercayaan pada
lembaga tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nurdin D & Sibaweh I. (2019). Pengelolaan Pendidikan: dari Teori menuju


Implementasi. Rajawali per: Depok.
Agus, Nurtanio dan Rahmania Utari. 2017. HUMAS PENDIDIKAN.Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Anggoro, M. Linggar. 2002. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
https://tugasmereka.blogspot.com/2017/11/makalah-humas-pendidikan.html
Ii, B. A. B., Teori, A. D., & Masyarakat, H. (1992). No Title.
Ii, B. A. B., & Teori, A. K. (n.d.). No Title. 10–33.
Ii, B. A. B., Teori, A. K., & Masyarakat, M. H. (n.d.). Husaini Usman,
Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), hlm. 3. 12. 12–103.

12

You might also like