You are on page 1of 13
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) RENCANA PENGEMBANGAN INDUSTRI PERKOTAAN 1. LATAR BELAKANG Kota Bogor merupakan scbuah Kota yang cukup padat penduduk dengan ekonomi bertumpu kepada sektor jasa, hal ini diperkuat oleh Visi Misi RPJPD Kota Bogor yaitu Kota Jasa yang Nyaman dengan Masyarakat Madani dan Pemerintah yang Amanah Usaha perhotelan dan perdagangan tumbuh dengan pesatnya seolah menunjang ke arah penguatan Kota Bogor sebagai Kota Jasa, Bahkan bila melihat PDRB Kota Bogor, peran sektor jasa jelas sangat dominan, diikuti oleh sektor sekunder dan terakhir sektor primer. Pada ‘Tahun 2017, PORB Kota Bogor di sektor tersier/jasa scbesar 64,3%, Sektor sekunder sebesar 34,97% lalu terakhir sektor primer/pertanian 0,73%. Di lapangan sangat jelas terlihat dimana lahan pertanian seperti sawah dan kebun pun akhirnya tergantikan oleh tuntutan pembangunan Kota Bogor walaupun secara unum merupakan Kota yang bergerak dibidang jasa dan perdagangan, namun memiliki beberapa industri yang umumnya merupakan Jimpahan dari perluasan wilayah, Beberapa industri besar seperti Bohringer, Good Year, ‘Nutrisari, Unitex dan industri menengah lainnya seperti CV Arira Pangindo dengan produk Snack Kusuka, dan lai tetap memiliki pangsa pasar di tengah masa senja industri di Kota Bogor, bahkan Jain. Industri keeil pun tidak kalah untuk bersaing, masih beberapa bahkan mempunyai kesempatan menjadi besar seperti industri pengolahan makanan seperti Lapis Talas Sangkuriang yang awalnya memiliki industri di Kota Bogor, akhimya harus hengkang dan memilih lokusi di Kabupaten Bogor untuk perluasan pabriknya. Beberapa industri padat karya yang ada di Kota Bogor, dalam beherapa tahun terakhir mengalami kemunduran sebingga tutup ataupun mengalihkan usahanya ke tempat lain, seperti PT, Muara Krakatau yang bergerak di bidang garment mengalihkan usahanya ke dacrah lain dalam rangka mensiasati permasalahan upah, dan PT. Olympic yang mengalami kemunduran luar biasa. Industri menjadi tumpuan dunia modern, Karena industri dapat menyerap tenaga kerja yang lebih produktif dan berpenghasilan lebih tinggi dibandingkan yang diperoleh olch tenaga kerja di sektor primer. Dalam teori, cara yang efektif dalam membangun 1 industri adalah melalui pengembangan kawasan, melalui pendekatan sentra, bahkan khususnya pendekatan Klaster, Untuk membangun suatu ekonomi yang produktif diperlukan kebijakan ekonomi makro yang antisipatif, politik yang stabil, dan hukum yang adil, disamping kebijakan ekonomi mikro yang mendukung. Untuk itu pera pondasi ekonomi mikro yang maju dan berakar dalam kapasitas perusahaan/industsi dalam negeri atau lokalnya, Strateyi klaster industri menawarkan upaya pembangunan, ekonomi yang lebih efektif dan komprehensif. Strategi ini memerlukan kepeloporan dan kerjasama yang erat antara pemerintah, bisnis, dan institusi pendidikan. Kota Bogor memiliki beberapa kumpulan industri kecil eksisting yang sudah membentuk sentra sejak dahulu dan tersebar di beberapa lokasi, dan mengalami kendala untuk mengembangkan usahanya. Beberapa sentra antara lain adalah sentra alas kaki di Kelurahan Pamoyanan, Kelurahan Mulyaharja dan Kelurahan Cikaret. Sentra ayam ungkep di Kelurahan Cibadak, sentra kerajinan logam di Kelurahan Kayu Manis, dan sentra garmen di Kelurahan Balumbang Jaya dan beberapa sentra lainnya. Keberadaan sentra adalah sangat penting bagi daerah, Keberadaan sentra terscbut memberikan dampak langsung kepada pekerja berupa upah, dan memberikan dampak tidak langsung kepada masyarakat sekitar. Oleh sebab itu sangatlah penting sebenarnya bagi Pemerintah untuk ikut campur dalam mengarahkan sebuah sentra agar dapat tumbuh dan memiliki produktivitas yang lebih baik Dalam ckonomi global yang modem, produktivitas lebih dari fungsi efisiensi dalam memproduksi barang-barang yang sama, Ketika suatu ekonomi menjadi lebih maju, ia harus menemukan jalan untuk menaikkan nilai produknya, dengan nilai yang bersedia dibayar pembeli. Pura pembcli akan membayar lebih jika suatu produk lebih berkualitas, mempunyai ciri yang lebih baik, ditawarkan bersama dengan jasa penunjang yang lebih lengkap, membawa merk yang dikenal handal. Pertumbuhan produktivitas ditentukan oleh fungsi peningkatan nilai dan efisiensi produksi yang terjadi, Mencapai nilai lebih tinggi tidak hurus dari sesuatu produk yang super canggih, yang pemting adalah bagaimana daerah tersebut dapat bersaing, bukan dalam industri apa ia bersaing, ‘Seperti halnya Italia yang menghasilkan sepatu dan sendal. Orang Italia menjadi kaya karena membuat sepatu. Sepatu dan sandal terkesan seperti produk murahan, sama sekali tidak tampak sebagai produk unggulan bagi suatu negara makmur, Namun mereka dapat_membuat sepatu dengan cara yang sangat khusus dengan bentuk yang bergaya, disain yang indah, merek yang terkenal, dan distribusi yang luas, Mercka dapat menjual sepatu scharga $150 sepasang dan memberikan upah bagi karyawannya dan laba yang tinggi bagi pemilik modalnya. Sedangkan di Indonesia, hanya bisa membuat_ sepatu dengan meniru dan tanpa banyak kandungan keterampilan dan kecanggihan, sehingga hanya mendapat upah rendah bagi pekerja dan pengusahanya. Pada pasal 20 UU No, 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, mengamanatkan bahwa pemerintah perlu mendorong pembangunan industri melalui pembangunan lokasi industri berupa Kawasan industri, Sejalan dengan hal terscbut sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015, setiap industri baru yang berdiri setelah berlakunya peraturan tersebut wajib berada di dalam kawasan industri. Dalam hal ini sangat dibutuhkan perencanaan yang matang dan mencakup aspek-aspek pendukung strategis kawasan, ‘Melalui rencana pengembangan industri perkotaan, diharapkan sclain mampu meningkatkan produktivitas, juga dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan industri sesuai dengan penataan ruang, pengelolaan lingkungan dan memperkecil potensi gejolak sosial sebagai akibat dari kegiatan pembangunan yang dilaksanakan. Reneana Pengembangan Industri Perkotaan di Kota Bogor diharapkan akan dapat mendorong peningkatan perkembangan seklor-sektor ckonomi lainnya di sekitar kawasan dan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru Tantangan utama yang dihadapi dalam pembangunan industri di Kota Bogor adalah bagaimana menerapkan konsep industri perkotaan di tengah permasalahan terbatasnya lahan yang tetsedia di Kota Bogor. Lahan yang ada di Kota Bogor tidak hanya diperuntukkan untuk industri saja, namun juga diperuntukkan untuk lainnya seperti Ruang Terbuka Hijau (RTH), Perumahan, fasilitas umum dan lainnya. Pongembangan Industri Perkotaan mutlak harus direncanakan dengan baik agar dapat bersinergi dengan sekior perekonomian lainnya dan bahkan dengan sektor non perekonomian, Rencana Pengembangan Industri Perkotaan Kota Bogor diharapkan mampu ‘memotret kondisi cksisting perindustrian di Kota Bogor, mengidentifikasi persoalan dan permasalahan yang dibadapi, untuk kemudian dikcluarkan kebijakan yang. harus a ditempuh dalam mengatasi permasalahan tersebut, beserta langkah-langkah yang diambil per tahunnya, dan melihat industri apa yang layak dikembangkan di Kota Bogor, skala industri apa saja yang layak ada di Kota Bogor dan menghasilkan rekomendasi berupa Klastering industri TUJUAN a. Terdentifikasinya secara komprehensit kondisi sektor industri di Kota Bogor, potensi beserta tantangan dan permasalahannya. b. Tersusunnya Rencana Pengembangan Industri Perkotaan yang sesuai dengan Rencana ‘Tata Ruang Wilayah (RTRW) ©. Tersedianya Arahan Industri yang prioritas dan komoditas/produk industri yang ‘menjadi prioritas untuk dikembangkan, 4. Tersusunnya Arah Pengembangan Komoditas Industri yang terpilih ¢. Tersedianya Rancang Lanskap Industri terpilih berdasarkan karakteristik Kluster DASAR HUKUM 1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Dacrah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tafun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679), 2) Undang Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian pada Pasal 20 ‘mengamanatkan bahwa pemerintah perlu mendorong pembangunan industri yang dilakukan melalui pembangunan lokasi industri berupa kawasan industri; 3) Peraturan Pemerintah Nomor 142 '‘ahun 2015 tentang Kawasan Industri; 4) Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor : 35/M-IND/PER/3/2010 tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri; 5)Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan Produk Unggulan Daerah, 6) Peraturan Menteri Perindustrian No. 110 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Industri Provinsi dan Rencana Pembangunan Industri Kabupaten/Kota, 7) Surat Fdaran Menteri Dalam Negeri Nomor 500/1404/Bangda tentang Pedoman ‘Umum Pengembangan Produk Unggulan Daerah Berbasis Klaster. 8) Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah ‘Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Bogor ‘Tahun 2009 Nomor 3 Seri E); 9) Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 6 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bogor Tahun 2015-2019 (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2014 Nomor 3 Seri P); PEMBIAYAAN ‘Sumber biaya dari Kegiatan Perencanaan Pengembangan Industri Perkotaan yang bersumber dari APBD Kota Bogor Tahun Anggaran 2019 dengan jumlah sebesar Rp. 244.950,000. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN Yang bertindak selaku Pejabat Pengguna Anggaran adalah Nama Ir. Hj, Erna Hernawati, MM., MBA. NIP. + 19621208 199203 2 004 Jabatan : Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Alamat Jalan Kapten Muslihat No. 21 Bogor Selanjutnya disebut dengan Pengguna Anggaran PERSYARATAN UMUM Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan ini adalah : a. Mempunyai metodologi dan sistem pelaksanaan pekerjaan yang baik; , Memiliki pengalaman berkaitan dengan penclitian dan pengumpulan data tentang, perencanaan wilayah, industri, investasi dan infrastruktur; c. Mampu mengevaluasi berbagai hambatan, tantangan dan kendala yang ditemui dalam pelaksanaan; d. Mempresentasikan hasil pekerjaan; . Menyusun laporan lengkap terdiri dari laporan pendahuluan, laporan antara dan laporan akhir, £ Bertanggung jawab dalam penyelesaian segala proses administrasi yang diperlukan. 7 KELUARAN/OUTPUT KEGIATAN Tersusunnya dokumen Rencana Pengembangan Industri Perkotaan, Dokumen yang dihasilkan dalam Rencana Pengembangan Industri Perkolaan terditi dari a. Laporan Pendahuluan Merupakan laporan yang merupakan hasil identifikasi awal, inventarisasi Peraturan/perundangan terkait kawasan penelitian, metodologi, pendekatan dan alat analisis data, serta rencana kerja dan pentahapan pelaksanaan pembahasan serta Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion). Garis besar laporan pendahuluan berisi 1) Tnventarisasi peraturan perundangan terkait kawasan penelitian, 2) Jadwal penugasan tenaga abli serta tanggung jawabnya, 3) Metodologi 4) Pendekatan substansi materi (unit analisis) yang akan digunakan, 5) Rencana kerja dan pentahapan pelaksanaan pembahasan dan jadwal kegiatan Diskusi Kelompok Terarah (/acus Group Disussion). b. Laporan Antara Merupakan laporan hasil survey kompilasi data dan analisa data. Garis besar laporan antara berisi 1) Pendahuluan yang meliputi latar belakang, permasalahan, tujuan dan sasaran, ruang lingkup 2) Mencakup metodologi, gamburan umum dan landasan teori 3) Pembahasan yang terdiri dari hasil pengumpulan data dan analisa data (sesuai Pendekatan substansi materi/unit analisis) 4) Kesimpulan dan saran, cc. Laporan Akhir Merupakan hasil kescluruhan proses Penyusunan Rencana Pengembangan Industri Perkotaan, beserta dengan rekomendasi final sctelah melalui workshop. Jumnlah Laporan Akhir yang diserahkan berupa buku dan CD. 4 cD CD dengan konten meliputi 1) Borisi scluruh laporan pendahuluan, laporan antara, dan laporan akhie, 2) Softcopy file Rancang Peta dan Rancang Lanskap, e. Album Peta Berisi seluruh peta yang dibutuhkan dalam format GIS (berupa peta kompilasi dan analisa), yang merupakan hasil identifikasi kajian yang telah dioverlaykan dengan dengan kondisi eksisting lapangan dan dituangkan dalam dokumen album peta beserta Rancang Lanskap Industri berdasarkan Kluster. 8 RUANG LINGKUP PEKERJAAN 1) Melakukan studi penyusunan Rencana Pengembangan Industri Perkotaan yang ‘merupakan penelitian dengan metode kombinasi (mixed method) yang merupakan gabungan antara metode kuantitatif dengan metode kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, refiable,dan obyektif, 2) Mengumpulkan data 3) Data Primer 4) Data Primer diperoleh dari pendapat para ahli atau orang yang berkompeten di bidangnya serta obscrvasi lapangan 5) Data Sckunder 6) Data Sekunder diperoleh melalui peraturan-peraturan, buku ilmiah, laporan penelitian, tesis, desertasi, dan data-data di instansi terkait. Data ini juga meliputi data terkait nilai dari variabel-variabel yang akan diteliti, 7) Melakukan pencermatan, pengkajian dan menyusun perencanaan terkait kebutuhan listrik dan sumber daya air di Kawasan Industri dan sekitarnya; 8) Melakukan survey di obyek penelitian dan sckitamya; 9) Melakukan analisis hasil Survey; 10) Melakukan konsultasi ke Kementerian / Instansi /Institusi terkait di tingkat pusat, 11) Melakukan studi banding ke lokasi yang akan disepakati bersama untuk keperluan henchmark analysis yang sesuai dengan kebutuhan kajian ini; 12) Melakukan koordinasi dengan SKPD terkait sesuai kebutuhan analisis; 13) Melaksanakan pertemuan internal untuk membahas instrumen scrta_strategi pengerjaan analisis; 14) Melaksanakan dan menyclesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak, 15) Melaporkan dan mempresentasikan hasil analisis secara periodik; ? 16) 17) 18) Melakukan penyempurnaan dan perbaikan hasil analisis berdasarkan kesepakatan dan masukan yang diperolch guna perbaikan dan penyusunan Laporan Akhir; Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak; Melakukan efsypose hasil studi kepada stakeholder yang terkait Ruang lingkup analisis dalam Kajian ini antara lain 1) Analisa dampak ekonomi dan sosial secara general 2)Rencana dan strategi pembangunan Rencana Pengembangan Industri Perkotaan (berbayai alternatifiskenario penyediaan berdasarkan analisis kebutuhan encrgi) 3) Rekomendasi dari Rencana Pengembangan Industri Perkotaan, 4) Peta Kompilasi dan Analisa, yaitu roe Peta Wilayah Administrasi (batas administrasi, batas kota, batas kecamatan) dengan skala 1 ; 25.000 Peta Jenis Tanah dengan skala 1 : 100,000 Peta Topografi (garis Kontur dengan selang kontur yang mempunyai Kelipatan interval 1 : 25.000 yang disesuaikan dengan kebutuhan, termasuk titik ketinggian dan nama-nama unsur geografis Peta jumlah dan kepadatan penduduk Peta curah hujan Peta iklim Peta tata guna lahan eta geologi dengan skala 1 : 100,000 Peta Jaringan Listrik dan Air Peta Struktur Ruang, Peta Pola Ruang Peta rencana tata ruang wilayalvdaerah digambarkan dalam peta wilayah/daerah (Unsur-unsur peta reneana tata ruang wilayah/daerah meliputi kawasan permukiman, jaringan kelistrikan dan energi, sarana dan prasarana air baku dan sistem jaringan utilitas). PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA KONS Guna mendapatkan hasil pekerjaan sesuai yang diharapkan, dalam pelaksanaan ULTANSI pekerjaan, Penyedia Jasa Konsultansi menyediakan beberapa peralatan dan material yang memadai diantaranya * Peralatan Kantor berupa hardware pengolah data > Komputer, Laptop, Voice Recorder, dan sebagainya. * Software pendukung yang diperlukan. Kamera digital DSLR. + Poralatan pendukung pemetaan / digitasi : GPS sebagainya. + Materiil lain yang diperlukan dalam pekerjaan dokumen Kajian Infrastruktur Sektor Energi / Listrik dan Sumber Daya Air di Kawasan Industri LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA Penyedia jasa yang akan melaksanakan pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan; 1. Memenuhi ketentuan peraturan perundung-undangan untuk menjalankan usaha/kegiatan sebagai penyedia jasa; 2, Memiliki keablian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk menyediakan jasa; 3. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dinentikan, darvatau dircksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana; 4. Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak; 3. Sebagai wajib pajak sudah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir, dibuktikan dengan melampirkan fotokopi bukti tanda terima penyampaian Surat Pajak ‘Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PH) tahun terakhir 6. Dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir pernah memperoleh pekerjaan menyediakan jasa baik di lingkungan pemerintah maupun swastatermasuk pengalaman sub kontrak, kecuali penyedia jasa yang baru berdiri Kurang dari 3 (tiga) tahun; 7. Memiliki sumberdaya manusia, modal, peralatan, dan fasilitas lain yang diperlukan dalam pengadaan jasa; 8. Tidak masuk dalam daftar hitam; 9, Memiliki alamat tetap dan jelas serta dijangkau dengan pos; 9 10, Tenaga abli yang ditugaskun dalam pekerjaan ini harus a) memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), b) lulus perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi oleh instansi yang berwenang atau yang lulus yjian Negara, atau perguruan tinggi di luar negeri yang ijasahnya telah disahkan/diakui oleh instansi pemerintah yang berwenang di bidang pendidikan tinggi; ©) mempunyai pengalaman di bidangnya; 10. WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN 12, PERSONIL/TENAGA AH Jangka waktu pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Pengembangan Industi Perkotaan adalah selama 3 (tiga) bulan atau selama 90 (sembilan puluh) hari kalender, terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), SUMBER PENDANAAN ‘Sumber pendanaan untuk pelaksanaan pekerjaan ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Dacrah (APBD) Kota Bogor Tahun Angyaran 2019, yang dituangkan dalam DPA SKPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bogor. Kualifikasi dan tenaga ahli yang dibutuhkan di dalam Pekerjaan Penyusunan Rencana Pengembangan Industri Perkotaan seperti dalam abel berikut ini Jumiah Orang Kuslifikasi oti Tenaga Ahit Lulusan Planologi / Pengembangan | same am| Wilayah atau Daerah | 4 ton famafeam | Pengalaman S2 minimal 9 - 12 | poem Tahun | Foran 3 bulan Tenaga Abii Perencanaan | jemiliki Keablian Perencanaan | Wilayah dan Kota Kota / Wileyah | ~ Memiliki NPWP a ~ Lulusan Ekonomi Pembangunan Tenaga Ahli_~—- Ekonomi | - Pengalaman $2 minimal 5 - 8 ‘Pembangunan | ‘Yahun/S2 minimal 2 Tahun l |= Memiliki NPWP 1 orang/ 3bulan 19 [Tenaga Ahli_ Manajemen | - Pengalaman $2 minimal 5 - 8 Industri Tahun ~ Lulusan Manajemen Industri 1 orang/ 3bulan | _ Memiliki NPWP ‘Tenaga Ahli Teknik Sipit = Lulusan Teknik Sipit | = Pengalaman $2 minimal 5 - 8 Tahun = Memiliki NPWP | | orang/ 3 bulan Operator Komputer = Pendidikan minimal D3/sederajat_| 2 orang’ bulan | - ~ Pendidikan minimal D3/sederajat_ | 10 orang/ i Surveyor : hari 13, LAPORAN Sistem pelaporan pelaksanaan pekerjaan ini adalah, sebagai berikut 1 Laporan Pendabuluan Penyusunan Rencana Pengembangan Industri Perkotaan sejumlah 5 eksemplar, dikumpulkan paling lambat 1 (satu) bulan atau 30 (tiga puluh) hari Kalender setelah tanggal kontrak Laporan Antara Penyusunan Rencana Pengembangan Industri Perkotaan sejumlah 5 eksemplar, dikumpulkan paling lambat 2 (dua) bulan atau 60 (cam pulubh) hari kalender setelah tanggal kontrak; Laporan Akhir Penyusunan Rencana Pengembangan Industri Perkotaan sejumlah 10 eksemplar dan 10 buah CD yang berisi seluruh laporan pendahuluan, antara, dan akhir, serta softcopy album peta dalam format GIS, seluruhnya dikumpulkan paling lambat 3 (tiga) bulan atau 90 (sembilan puluh) hari kalender setclah tanggal kontrak Album Peta Penyusunan Rencana Pengembangan Industri Perkotaan sejumlah 3 cksemplar dikumpulkan paling tambat 3 (tiga) bulan atau 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah tanggal kontrak. Laporan dikumpulkan pula dalam bentuk softcopy dalam bentuk file yang di copy kke dalam compact dlise (CD) ataupun DVD dalam bentuk format pdf, ataupun dalam format MS. Office, serta format yang compatible dengan proses pengolahan data sebelumnya, a 14, PENUTUP Demikian Kerangka Acuan Kerja kegiatan penyusunan —-Rencana Pengembangan Industri Perkotaan dibuat untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan, Segala sesuatu yang belum diatur dan syarat-syarat lain dalam KAK ini akan ditentukan kemudian Bogor, #7 Juni 2019 Pojabat Pembuat Komitmen, Pembina NIP. 19720131 199803 2.003 2 JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN Jadwal tahapan pelaksanaan pekerjaan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini ‘No Perihal Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun T | Persiapan lelang (pembuatan KAK, | permohonan pokia, penyusunan jadwal) 2 | Proses Lelang/ LPSE 3. | Kontrak - 4. | Laporan Pendahuluan (FGD oleh pihak ketiga) 5. | Pendataan / Survey 7. | Laporan Antara (FGD oleh pihak ketiga) 8. | Laporan Akhir 13

You might also like