You are on page 1of 10

LEMBAR JAWAB TUGAS 2

UNIVERSITAS TERBUKA

Nama : Nurlita Trisnaning Utami


Fakultas : FHISIP
Program Studi : D-IV Kearsipan
Kode/Nama MK : MKWU 4110.42/ PANCASILA
Tugas :2

Kerjakanlah tugas berikut.

Jawablah pertanyaan dengan menggunakan kalimat sendiri. Copy Paste


TIDAK DIPERKENANKAN dan TIDAK AKAN DIBERIKAN PENILAIAN.

Selamat mengerjakan tugas, perhatikan batas waktu pengiriman tugas,


pastikan bahwa tugas anda sudah tersubmitted, dan file tugas dalam
bentuk doc/docx hanya diunggah pada tempat unggah tugas pada Tuton
ini.

Salam sukses.

Soal 1 (skor 25)

Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi dan informasi muncul


kekhawatiran akan semakin lunturnya karakter bangsa yang kemudian
digantikan dengan karakter masyarakat global. Budaya gotong royong dan
solidaritas misalnya, dikhawatirkan akan digantikan dengan budaya
individualis dan materialistis. Bertolak dari keprihatinan inilah kemudian
muncul berbagai kajian tentang pendidikan karakter yang bertujuan agar
karakter bangsa Indonesia dapat terus bertahan di era informasi seperti
sekarang ini. Lemahnya karakter bangsa, yaitu Pancasila di era sekarang ini
menjadi fenomena yang menarik untuk dikaji. Menurut pendapat Anda, faktor
apa sajakah yang menjadi penyebab terjadinya krisis karakter di era
globalisasi ini?

Temukan hasil analisis Anda, setidaknya 3 faktor penyebab terjadinya


krisis karakter di era informasi sekarang ini, serta solusi yang dapat
Anda berikan untuk mengatasi persoalan tersebut !
Jawab :

Sebagaimana diketahui bahwa Menurut Hidatatullah (2010:13), karakter


adalah kualitas, kekuatan mental, moral atau budi pekerti yang merupakan
kepribadian khusus sebagai pendorong serta pembeda antara individu yang
satu dengan individu yang lainnya. Oleh karena itu karakter merupakan aspek
penting yang harus dimiliki generasi muda. Tentunya karakter yang dimaksud
adalah karakter baik. Namun fenomena yang terjadi di era informasi krisis
karakter semakin meluas di dalam tubuh generasi muda. Hal tersebut
disebabakan oleh beberapa factor di antaranya :

1. Lingkungan keluarga
Sebagaimana telah kita tahu bahwa keluarga merupakan unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Dapat dikatakan bahwa madrasah
pertama seorang anak itu ialah di dalam keluarga yang di dalamnya ada
peran seorang Ibu. Ibu adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya,
tempat dimana anak mendapat asuhan dan diberi pendidikan pertama
bahkan mungkin sejak dalam kandungan. Peran ibu di sini sangat
sentral dalam mengasuh anaknya. Pola asuhan yang salah akan
berakibat krisisnya karakter yang terjadi pada generasi muda.
Lingkungan keluarga yang tidak harmonis, anak yang terlahir dari
keluarga broken home, anak yang terkahir dari orang tua yang
berperilaku menyimpang, Semua itu berpotensi para generasi muda
menjadi memiliki krisis karakter
2. Kurangnya Pembekalan terhadap Pendidikan Agama
Kita tahu bahwa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius. Hal
tersebut juga tertuang dalam fundament dasar negara kita yaitu
Pancasila tepatnya sila ke 1 yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Namun kenyataan yang terjadi identitas bangsa kita yang dikenal
religius seakan mulai perlahan luntur. Problematika tersebut dibuktikan
dengan banyak perilaku menyimpang pada generasi muda
3. Penyimpangan teknologi
Dalam membicarakan perkembangan teknologi, pada dasarnya kita
tidak bisamelepaskan dari perkembangan masyarakat itu sendiri.
Teknologi merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan
masyarakat, baik masyarakat modern maupun masyarakat yang sedang
berkembang. Sejalan dengan perkembangan kehidupan masyarakat,
perkembangan teknologi semakin berjalan cepat
dan pesat sesuai dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat modern. Pada umumnya masyarakat belum menjunjung
tinggi sikap kedisiplinan, profesionalitas, pro- duktivitas, sportivitas, dan
tanggung jawab, serta menjaga kepercayaan. Akan tetapi, sikap
individualisme, konsumerisme dan hedonism lebih dominan dalam
kehidupan masyarakat. Masyarakat/ generasi muda lebih mudah
menerima dan meng- konsumsi produk asing serta berusaha untuk
memuaskan semua kebutuhan hidupnya dengan segala cara dan
kurang bermoral. Selain itu semakin berkembangnya zaman,
menimbulkan perubahan pola hidup pada remaja
ke arah yang lebih modern. Akibatnya, budaya luar yang negatif mudah
terserap tanpa ada filter yang cukup kuat. Gaya hidup modern yang
tidak didasari akhlak/budi pekerti cepat ditiru.
Tindakan-tindakan itu melahirkan bentuk korupsi, kolusi dan
nepotisme. Kasus-kasus yang muncul seputar korupsi di sekitar politisi
yang marak pada dewasa ini merupakan fenomena yang menunjukkan
bentuk perilaku menyimpang masyarakat modern
(kompas.-com/2013/3/7). Masyarakat modern di sini diartikan sebagai
usia anak anak, remaja dewasa lansia.

Solusi :

Menurut pendapat saya solusi dari permasalahan tersebut adalah pentingnya


Pendidikan karakter. Pada hakikatnya pendidikan merupakan upaya untuk
membentuk sumber daya manusia yang cerdas, terampil dan berakhlak baik.
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa dan kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu tidak
mengherankan kalau Pendidikan merupakan perhatian besar baik oleh
pemerintah ataupun masyarakat. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolahan ilmu dan pengetahuan,
serta membentuk sikap dan kepercayaan terhadap peserta didik. Dengan kata
lain pembelajaran merupakan proses untuk membantu peserta didik agar
belajar dengan baik dan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan merupakan gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur,


pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan
mempunyai dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan
pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan
pendidikan. Sebagaimana digariskan dalam pasal 3 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI
No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

Supaya dapat mewujudkan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional tersebut


maka pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen
masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian
mutu layanan pendidikan.

Pendidikan yang dimaksud di sini adalah Pendidikan karakter bagi generasi


muda. Sebagaimana kita tahu bahwa jenjang Pendidikan di Indonesia terdiri
dari prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi.Dari
semua jenjang tersebut harus dimasukkan Pendidikan Pancasila yang
merupakan arah dan pijakan kita dalam bertindak. Harapanya dengan
memberikan Pendidikan Pancasila, para generasi muda dapat menyerap teori
yang diajarkan dan dapat mengamalkannya nilai nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari hari. Harapannya tercipta generasi muda yang berbudi
pekerti luhur dan berakhlak religius.

Soal 2 (skor 25)

Kaelan menjelaskan, bahwa inti dari identitas nasional bangsa Indonesia


adalah nilai-nilai yang merupakan hasil buah pikiran dan gagasan dasar
bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik yang memberikan
watak, corak, dan ciri masyarakat Indonesia. Ciri-ciri yang menjadi corak
karakter atau kepribadian bangsa yakni sifat religius, sikap menghormati
bangsa dan manusia lain, persatuan, gotong royong dan musyawarah, serta
ide tentang keadilan sosial. Karakter bangsa Indonesia tersebut adalah nilai-
nilai dasar Pancasila, sehingga Pancasila dikatakan sebagai jatidiri bangsa
yang menjadi inti identitas nasional Indonesia. Seiring dengan perkembangan
yang terjadi di dalam kehidupan umat manusia di dunia, berbagai macam
perubahan juga tentunya dialami oleh masyarakat Indonesia. Sangat
dimungkinkan sikap dan karakter bangsa Indonesia menjadi jauh dan tidak
sesuai lagi dengan nilai-nilai Pancasila.

Dalam kasus sebagaimana tersebut, strategi manakah yang harus


ditempuh? Apakah nilai-nilai Pancasila yang perlu disesuaikan dengan
perkembangan zaman yang berlangsung, atau masyarakat yang sikap
dan perilakunya harus selalu disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila?
Jelaskan jawaban Anda dengan argumentasi yang rasional, konsisten,
dan koheren!

Jawab :

Menurut pendapat saya strategi yang harus ditempuh dalam mengatasi


permaslaahan tersebut adalah perlunya mengubah sikap dan perilaku
masyarakat agar sesuai dengan nilai nilai Pancasila.

Perlu kita ingat bahwa Panacsila merupakan jati diri bangsa dan identitas
bangsa, serta kepribadian bangsa Indonesia. Pancasila merupakan landasan
idiil bangsa Indonesia. Ini artinya, Pancasila merupakan dasar negara
Republik Indonesia, baik dalam arti sebagai dasar ideologi maupun filosofi
bangsa. Pancasiila dalam kedudukannya sebagai kristalisasi nilai-nilai yang
dimiliki dan diyakıni kebenarannya oleh bangsa Indonesia, telah dirumuskan
dalam alinea keempat pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Pancasila
merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi utama sebagai dasar
negara Indonesia. Dalam kedudukannya yang demikian Pancasila menempati
kedudukan yang paling tinggi, sebagai sumber dari segala sumber hukum
atau sebagai sumber hukum dasar nasional dalam tata hukum di Indonesia.
Kaidah pokok yang fundamental itu mempunyai hakikat dan kedudukan yang
tetap, kuat dan tidak berubah bagi negara tersebut. Pancasila tidak dapat
diubah dan ditiadakan, karena Ia merupakan kaidah pokok yang fundamental
yang merupakan hasil gagasan atau perumusan dari founding father
Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila perlu dikuatkan dengan pendekatan budaya. Pemerintah


melalui Kemdikbud harus menyusun strategi yang tepat, efektif, dan
partisipatif tanpa paksaan. Hal ini bisa dilakukan dengan membangun fasilitas
atau pos-pos budaya di semua wilayah dalam rangka melestarikan sekaligus
mengembangkan kebudayaan lokal yang ada di masyarakat. Kedua,
penguatan nilai-nilai Pancasila di sektor pendidikan. Generasi muda adalah
masa depan bagi ideologi Pancasila. Saat ini paparan ideologi radikal mulai
mengancam generasi-generasi muda kita. Pemerintah perlu memikirkan
strategi yang efektif agar nilai-nilai Pancasila terinternalisasi dengan baik
dalam kurikulum pendidikan nasional. Jika perlu, pemerintah bisa
mengintervensi kurikulum yang digunakan di sekolah-sekolah dan lembaga
pendidikan tinggi

Soal 3 (skor 25)

Identitas Nasional adalah aspek yang sangat penting di dalam kehidupan


sebuah negara. Identitas Nasional tidak hanya menjadi pedoman bersikap dan
berperilaku bangsa dan negara Indonesia di tengah pergaulan internasional,
tetapi juga menjadi ciri pembeda, kekhasan, atau keunikan bangsa Indonesia.
Oleh karena itulah Identitas Nasional salah satunya disebut sebagai jati diri
bangsa. Hardono Hadi menjelaskan, bahwa jati diri itu mencakup tiga unsur
yaitu identitas, kepribadian, dan keunikan. Tiga hal inilah yang kemudian
secara historis membentuk Identitas Nasional Indonesia yang kemudian
menjadi jiwa serta kepribadian bangsa Indonesia di dalam bersikap dan
berperilaku.

Menurut pendapat Anda, apa sajakah keunikan bangsa Indonesia yang


menjadi sumber historis Identitas Nasional tersebut? Jelaskan pendapat
Anda !

Skor 4 (skor 25)

Jawab :

1. Keanekaragaman suku bangsa, ras agama


Sebagaimana Lagu Nasional dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau
pulau pulau sambung menyambung menjadi satu itulah Indonesia.
Indonesi terdiri banyak pulau yang menunjukkan bahwa tiap penduduk
pada masing masing Pulau memiliki keunikan masing masing.
Perbedaan suku agama ras menjadikan bangsa Indonesia dijuluki
dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Meskipun Indonesia terdiri
dari berbagai macam suku agama dan ras akan tetapi Indonesia tetap
satu.
2. Sifat Gotong Royong
Ciri khas bangsa Indonesia yang berikutnya adalah sifat gotong royong dalam
masyarakat. Gotong royong merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang sudah
lama dikenal. Ciri khas bangsa Indonesia ini sudah turun temurun dilakukan
di tengah masyarakat Indonesia.

Menurut sang Bapak Proklamator, Ir. Soekarno, gotong royong


menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang disebut dengan
satu karyo, satu gawe. Dalam kehidupan masyarakat, perilaku gotong royong
masih sering kita lihat, khususnya di pedesaan. Contoh gotong royong yang
ada di tengah masyarakat adalah kerja bakti membersihkan lingkungan, atau
gotong royong dalam membangun fasilitas umum.

Adanya aktivitas gotong royong ini menjadikan perbedaan di masyarakat


menghilang. Gotong royong juga menjadi sarana untuk bersosialisasi,
mempererat silaturahmi, dan menjaga kerukunan dalam bertetangga.

3. Bendera Negara Sang Saka Merah Putih


Bendera Sang Saka Merah Putih merupakan julukan kehormatan
terhadap bendera Merah Putih negara Indonesia. Pada mulanya sebutan
ini ditujukan untuk Bendera Pusaka, bendera Merah Putih yang
dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur
56, Jakarta, saat Proklamasi dilaksanakan. Tetapi selanjutnya dalam
penggunaan umum, Sang Saka Merah Putih ditujukan kepada setiap
bendera Merah Putih yang dikibarkan dalam setiap upacara bendera.
Merah Sendiri mempunyai arti keberanian sedangkan putih sendiri
mempunyai arti yang suci. Jadi dengan itu diharpkan bendera merah putih
dapat menjadi acuan untuk kita yaitu menjadi orang yang pemberani tapi
tetap lembut.
4. Bahasa Negara Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa pemersatu sebuah bangsa
besar ini adalah identitas yang nyata untuk mempersatukan Indonesia
secara besar dalam keanekaragaman suku bangsa serta budaya. Karena
Indonesia merupakan Negara besar dengan banyak suku dan bahasa
adanya bahasa Indonesia mempermudah dalam berkomunikasi karena
bahasa Indonesia bahasa pemersatu
5. Lambang Negara Garuda Pancasila
Garuda Pancasila merupakan Lambang negara Indonesia, yang
juga memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Meskipun Berbeda-beda
tetapi tetap satu Jika). Lambang negara Indonesia berbentuk burung
Garuda dengan kepala menghadap ke sebelah kanan (dari sudut pandang
Garuda), dan mempunyai perisai berbentuk seperti jantung yang
digantung menggunakan rantai pada leher Garuda, dan terdapat
semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang bermakna "Meskipun Berbeda-beda
tetapi tetap satu Jiwa" tertulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.
Sultan Hamid II lah yang merancang Lambang ini, namun kemudian
disempurnakan oleh Bung Karno, Setelah itu diresmikan pemakaiannya
sebagai lambang negara pertama kali pada tanggal 11-Februari-1950
dalam Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat.
6. Lagu Kebanggaan Indonesia Raya
Lagu kebangsaan Indonesia Raya merupakan lagu kebangsaan yang
menggambarkan pengumuman, pernyataan (deklarasi) peneguhan kepada
dunia akan ada dan keberadaan (kedaulatan) serta arah jalan negara
Indonesia. Indonesia punya wilayah, ialah Indonesia Tanah Airku, Tanah
Tumpah Darahku. Kedua, Indonesia punya pemerintah yang berdaulat
yang diakui dunia.Di sanalah (bayangkan Anda sedang berbicara pada
masyarakat dunia orang asing di negara mereka atau di sidang umum
PBB) Aku Berdiri, Jadi Pandu Ibuku. Ketiga, Indonesia punya
bangsa/rakyat. Indonesia Kebangsaanku. Dan, unsur-unsur negara
Indonesia yang demikian, bersifat bulat bersatu-padu bersinergi untuk
menuju cita-cita Indonesia Raya.

Pada era perkembangan teknologi seperti saat ini, masa ketika internet dan
komputer mendominasi interaksi manusia di dalam kehidupan sehari-hari,
platform media sosial menjadi platform yang ramai digunakan oleh hampir
seluruh umat manusia. Tidak terkecuali masyarakat Indonesia. Aplikasi media
sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, Whatsapp, dan berbagai macam
aplikasi sosial media lainnya adalah contoh aplikasi yang akrab dengan
kehidupan masyarakat di era global ini. Persoalannya, namun demikian, tidak
semua konten yang terdapat di dalam berbagai platform media sosial tersebut
sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, Pancasila. Hal ini
tampak misalnya di dalam cara pembuat konten (content creator) di dalam
memamerkan aktivitas mereka di berbagai media sosial tersebut.

Menurut pendapat Anda, bagaimana cara agar nilai-nilai Pancasila


sebagai karakter bangsa Indonesia tersebut bisa tercermin di dalam
perilaku masyarakat di media sosial? Jelaskan jawaban Anda!
Jawab :

Menurut pendapat saya agar nilai nilai Pancasila sebagai karakter bangsa
dapat tercermin di dalam perilaku masyarakat di media sosial di antaranya :

1. Memanfaatkan media sosial sebagai media publikasi kebudayaan dan


pemasaran
Sebagaimana kita tahu bahwa Indonesia terkenal dengan kekayaan
budaya Sebagaia contoh: menyebarkan kegiatan pameran pentas senin
tari Sendratari Ramayana di Candi Prambanan. Kegiatan pementasan
tersebut bertujuan untuk melestarikan budaya tari Nusantara agar tidak
diklaim negara lain, dan disamping itu dapat mengajarkan kita nilai
nilai Pancasila. Selain itu dapat juga dijadikan sebagai saran promosi
pemasaran produk produk dalam negeri yang diproduksi oleh UMKM di
Indonesia.
2. Memanfaatkan media sosial sebagai sarana sosalisasi nilai nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari hari
3. Media sosial sebagai sarana komunikasi
Di antara banyak upaya yang dapat dilakukan untuk membangkitkan
kembali rasa nasionalisme untuk terciptanya kesatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia adalah dengan pemanfaatan media sosial sebagai
sarana dan fasilitator. Media sosial dapat dimanfaatkan sebagai sarana
komunikasi guna menjalin hubungan sebagai langkah dan upaya
menciptakan rasa solidaritas dan loyalitas dalam rangka mencapai
kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Media sosial akan
mempermudah membangun komunitas, link dan jaringan untuk
mengembangkan rasa kesatuan dan kesatuan antar bangsa. Konsep
media sosiayang berbagi informasi, sehingga mampu terciptanya
pemerataan dalam hal wawasan bangsa mengenai pengetahuan umum.
Hal ini akan memberikan efek positif untuk membina hubungan
persatuan bangsa yang memiliki kualitas terutama dalam aspek
intelektual.
4. Media sosial digunakan sebagai sarana pembelajaran dalam Pendidikan
Saat ini era informasi menuntut semua aspek khiedupan manusia harus
bersentuhan dengan teknologi. Sama halnay di dunia Pendidikan.
Bertolak ke belakang system Pendidikan di Indonesia sebelum adanya
teknologi menggunakan media pembelajaran papan tulis sekarang
Guru/ Dosen menggunakan proyektor. Dahulu media pembelajaran
berupa buku dalam bentuk tekstual sekarang menggunakan E-book
atau elektronc book. dengan merasuknya teknologi ke dalam tubuh
pendidikan di Indonesia, menjadikan proses penyampaian informasi
kepada siswa lebih mudah. Harapannya dalam Pendidikan Pancasila
paar geenrasi muda dapat menginternalisasi nilai nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari hari.

Sumber :

Jurnal Penguatan Karakter Kebangsaan Melalui Media Sosial pada


Masyarakat Desa Nolokerto Kecamatan Kaliwungu
Ana Irhandayaningsih1

Buku materi pokok Pancasila karya Lasiyo,Sri Soeprapto, dan Reno


Wikandaru.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa/article/view/2617/2172
File:///d:/Users/user/Downloads/2617-7082-1-SM.pdf

Jurpis: Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial ISSN: 1693-220X


Jurpis, Volume 18, No. 1, Bulan Januari-Juni 2021 63
Implementasi Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Arlanda Nissa Rahma*, Dinie Anggraeni Dewi

File:///d:/Users/user/Downloads/Relasi-Ilmu-Filsafat-dan-
Pendidikan.pdf
http://repository.upi.edu/2230/4/T_PSN_1103418_Chapter1.pdf

You might also like