You are on page 1of 11

TUGAS 1

FILSAFAT ILMU
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM ASPEK
ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI

OLEH :
RAHMAT HIDAYATULLAH
A022222002

PROGRAM STUDI MAGISTER SAINS MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
A. FILSAFAT ILMU
Definisi filsafat
Filsafat dalam Bahasa Yunani terdiri dari dua suku kata yaitu
“Philos” dan “Sophia”. “Philos” biasanya diterjemahkan dengan istilah
gemar, senang, atau cinta. “Sophia” dapat diartikan kebijaksanaan.
Jadi “filsafat” berarti cinta kepada kebijaksanaan. Menjadi “bijaksana”
berarti mendalami hakekat sesuatu. Kata “philosopos” diciptakan
untuk menekankan suatu pemikiran Yunani seperti Pythagoras (582-
496 SM) dan Plato (428-348 SM) yang mengkritik para “sofis” yang
berpendapat bahwa mereka tahu jawaban atas semua pertanyaan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berfilsafat berarti
berusaha mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya,
baik mengenai hakekat adanya sesuatu itu, fungsi, ciri-cirinya,
kegunaannya, masalah-masalahnya serta pemecahan-pemecahan
terhadap masalah-masalah itu. Filsafat adalah ilmu yang berusaha
mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan pikiran/rasio belaka.

Definisi ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman dan wazan
fa’ila, yaf’alu yang artinya mengerti, memahami dengan benar. Dalam
bahasa Inggris berart science, bahasa Latin berarti scintia
(pengetahuan) dan scire (mengetahui). Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, ilmu artinya pengetahuan suatu bidang secara sistematis
berdasarkan metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala tertentu di bidang itu.
Adapun definisi ilmu menurut beberapa ahli adalah:
1) Mohammad Hatta: ilmu adalah pengetahuan yang teratur
tentang pekerjaan hukum kausal dalam masalah yang sama
tabiatnya, kedudukannya yang tampak dari luar dan
bangunannya dari dalam.
2) Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag : ilmu adalah yang empiris,
rasional, umum dan sistematik, yang keempatnya serentak.
3) Ashley Montagu: ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam
satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan
untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang diuji.
4) Karl Pearson: ilmu adalah lukisan atau keterangan yang
komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan
istilah yang sederhana.
5) Alfanasyef: ilmu adalah pengetahuan manusia tentang alam,
masyarakat dan pikiran.

1
Filasfat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu filsafat yang berisikan
tentang pandangan- pandangan yang dikaji secara ilmiah. Menurut
The Liang Gie dalam Annisa Kusumaningrum (2015) Filsafat ilmu
adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan mengenai
segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu
dengan segala segi dari kehidupan manusia.
Pembahasan filsafat ilmu sangat penting karena akan
mendorong manusia untuk lebih kreatif dan inovatif. Filsafat ilmu
memberikan spirit bagi perkembangan dan kemajuan ilmu dan
sekaligus nilai-nilai moral yang terkandung pada setiap ilmu baik pada
tataran ontologis, epistemologis maupun aksiologi.

Ontologi
Ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu on / ontos = being
atau ada, dan logos = logic atau ilmu. Jadi, ontologi bisa diartikan: The
theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan), atau Ilmu tentang yang ada.
Sedangkan Otologi menurut istilah Bakhtiar dalam Annisa dkk
(2012): adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang
merupakan ultimate reality yang berbentuk jasmani/kongkret maupun
rohani/abstrak.
Pembahasan pengetahuan objek itu dipikirkan secara mendalam
sampai pada hakikatnya, aliran-alirannya terdiri dari:
1) Materialisme/Naturalisme: hakikat benda adalah materi itu
sendiri, rohani, jiwa, spirit muncul dari benda. Naturalisme tidak
mengakui roh, jiwa, tentu saja termasuk tidak mengakui adanya
Tuhan.
2) Idealisme: hakikat benda adalah rohani, spirit. Alasan: nilai
rohnya lebih tinggi dari badan, manusia tidak dapat memahami
dirinya daripada dunia dirinya.
3) Dualisme: hakikat benda itu dua, materi dan imateri. Materi
bukan muncul dari roh dan roh bukan muncul dari benda.
4) Skeptisisme adalah paham yang memandang sesuatu selalu
tidak pasti (meragukan, mencurigakan).

Epistemologi
Ada beberapa pengertian epistemologi yang diungkapkan para
ahli yang dapat dijadikan pijakan untuk memahami apa sebenarnya
epistemologi itu. Epistemologi juga disebut teori pengetahuan (theory
of knowledge).
Secara etimologi, istilah epistemologi berasal dari kata Yunani
episteme berarti pengetahuan, dan logos berarti teori. Epistemologi

2
dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal
mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya (validitasnya)
pengetahuan.
Selanjutnya, pengertian epistemologi yang lebih jelas
diungkapkan Dagobert D. Runes. Dia menyatakan, bahwa
epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas sumber, struktur,
metode-metode dan validitas pengetahuan. Sementara itu, Azyumardi
Azra menambahkan bahwa epistemologi sebagai “ilmu yang
membahas tentang keaslian, pengertian, struktur, metode dan
validitas ilmu pengetahuan”.
Adapun aliran-aliran epistemologi adalah sebagai berikut :
1) Empirisme (John Locke, 1632-1704).
2) Rasionalisme (Rene Decartes, 1596-1650).
3) Positivisme (August Compte, 1798-1857).
4) Intusionisme (Hendri Bergson, 1859-1941).
Hakikat Epsitemologi pada umumnya berusaha memberi
definisi ilmu pengetahuan, membedakan cabang-cabangnya yang
pokok, lalu setelah itu mengidentifikasikan sumber-sumbernya dan
menetapkan batas-batasnya. “Apa yang bisa kita ketahui dan
bagaimana kita mengetahui” adalah masalah-masalah sentral
epistemologi.
Aksiologi
Menurut Kamus Filsafat, Aksiologi Berasal dari bahasa Yunani
Axios (layak, pantas) dan Logos (Ilmu). Jadi aksiologi merupakan
cabang filsafat yang mempelajari nilai. Jujun S. Suriasumantri
mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan
kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
Aksiologi berkaitan dengan kegunaan dari suatu ilmu, hakekat
ilmu sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang didapat dan berguna
untuk kita dalam menjelaskan, meramalkan dan menganalisa gejala-
gejala alam. (Cece Rakhmat dalam Anisa dkk. : 2012). Dari pendapat
di atas dapat dikatakanbahwa Aksiologi merupakan ilmu
yangmempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari
pengetahuan.

B. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia
Secara etimologis manajemen sumber daya manusia terbagi
menjadi dua konsep pengertian yang berbeda, yaitu manajemen dan
sumber daya manusia.

3
Manajemen adalah suatu ilmu atau seni dalam mengatur serta
mengendalikan sekelompok orang dalam suatu organisasi guna
mencapai tujuan. Luther Gulick pada buku manajemen edisi kedua
oleh (Handoko, 2017) mendefinisikan manajemen sebagai suatu
bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis
untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama
untuk mecapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih
bermanfaat bagi kemanusiaan. Pada buku yang sama, Stoner
mengemukakan bahwa manajemen adalah proses perencanan,
pengorganisasian pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang sudah
ditetapkan
Sumber daya manusia merupakan potensi yang terkandung
dalam diri seseorang untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk
sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya
sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di dalam dirinya menuju
tercapainya suatu tujuan dalam suatu organisasi maupun perusahaan.
Sumber daya manusia adalah individu yang produktif yang bekerja
sebagai penggerak suatu organisasi. Baik di dalam institusi maupun
perusahaan yang memiliki fungsi aset sehingga harus dilatih dan
dikembangkan kemampuannya (Eri Susan, 2019).
sesuai dengan uraian definisi etimoligis diatas. Dapat
disimpulkan bahwa manajemen sumber daya merupakan suatu
kegiatan untuk mengatur, mengendalikan serta mengontrol segala
sumber daya manusia yang terdapat di dalam sebuah organisasi guna
mencapai tujuan. Hal ini berkaitan dengan teori Herman Sofyandi
dalam (Supomo, Eti Nurhayati, 2018), manajemen sumber daya
manusia merupakan suatu strategi dalam menerapkan fungsi-fungsi
manajemen mulai dari planning, organizing, leading, dan controlling
dalam setiap aktivitas/fungsi operasional SDM mulai dari proses
penarikan, seleksi, pelatihan dan pengembangan, penempatan yang
meliputi promosi, demosi, dan transfer, penilain kinerja, pemberian
kompensasi, hubungan industrial hingga pemutusan hubungan kerja
yang ditujukan bagi peningkatan kontribusi produktif dari SDM
organisasi terhadap pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan
efisien.
Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut (Kasmir, 2019 p.14-19), dalam praktiknya fungsi


manajemen sumber daya manusia terdiri dari :
1) Analisi Jabatan (Job Analysis)
Merupakan fungsi utama dalam MSDM. Kegiatan dalam
merancang uraian tugas-tugas yang harus dijalan seorang

4
pegawai, memberikan wewenang dan tanggung jawab masing-
masinsg jawaban.
2) Perencanaan Sumber daya Manusia (Human Resource
Planning)
Menempatkan orang-orang dalam jabatan yang telah disediakan.
Langkah ini merupakan langkah untuk merencanakan jumlah
dan kualitas sumber daya yang harus disediakan.
3) Penarikan Pegawai (Recruitment)
Langkah ini dilakukan setelah perencanaan suber daya manusia.
Sehingga kita tahu berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
Rekruitmen dilakukan dalam rangka memperoleh sumber daya
manusia yang loyal dan berkualitas terhadap organisasi.
4) Seleksi (selection)
Pegawai yang telah direkrut melalui rekruitmen sebelumnya
harus diseleksi yang telah disiapkan. Tujuannya untuk memilih
tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan kualifikasi
organisasi yang telah ditetapkan.
5) Pelatihan dan Pengembangan (Training and Developement)
Tujuan dari pelatihan adalah untuk membiasakan pegawai baru
dalam bekerja di lingkungan barunya, sekaligus menambah dan
mengasah kemampuan yang belum dimilikinya. Untuk pegawai
yang telah lama bekerja perlu dilakukan pengembangan diri baik
melalui pendidikan, promosi, dan rotasi jabatan agar pegawai
memiliki kemampuan yang lebih banyak.
6) Evaluasi Kinerja (Performance Evaluation)
Kinerja yang diperoleh oleh pegawai apakah sudah mencapai
standar yang telah ditetapkan ataukah belum. Jika telah
mencapai standar maka pegawai tersebut memiliki kinerja yang
baik. Namun, jika belum memenuhi maka akan dilakukan
evaluasi terhadap kemampuan kerjanya.
7) Kompensasi (compensation)
Hasil evaluasi kinerja yang telah dilakukan merupakan langkah
penentuan dalam menentukan jumlah kompensasi yang diterima.
Kompensasi merupakan balas jasa yang diperoleh seseorang
atas pekerjaan yang sudah dilakukannya.
8) Jenjang Karier (Carier Path)
Karier merupakan perjalanan kerja seseorang selama dia
bekerja. Karier pegawai diberikan melalui perencanaan karier
bagi seluruh pegawai yang dilakukan secara transparan dan
jelas. Karier pegawai dapat meningkat (promosi), diturunkan
(demosi) atau dipindah (rotasi).
9) Keselamatan dan kesehatan (Safety and Health)
Fungsi ini adalah yang penting untuk diperhatikan dan
dilaksanakan. Keselamatan berhubungan dengan keselamatan
terhadap seluruh aktivitas yang dilakukan oleh pegawai. untuk
itu diperlakukan pemberlakuan aturan kerja dan rambu kerja.

5
Demikian juga kesehatan berhubungan dengan kondisi fisik dan
mental pekerja dan kondisi di lingkungan kerja.
10) Hubungan Industrial (Industrial Relation)
Digunakan untuk menjembatani kepentingan dan keinginan
kedua belah pihak antara pegawai dan pihak manajemen.
Seperti serikat pekerja dan pemerintah.
11) Pemutusan Hubungan Kerja (Separation)
Pemutusan ini dapat disebabkan oleh berbagai alasan atau
sebab yang alamiah seperti tibanya masa pensiun, permintaan
pengunduruan diri karena alasan pribadi, dan pemecatan karena
melakukan kesalahan. Disamping itu tidak melukan apa yang
menjadi hak para pekerja.

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Chusway dalam buku karangan (Sutrisno, 2015 7-8)


tujuan manajemen sumber daya manusia meliputi :
1) Memberi pertimbangan manajemen dalam membuat kebijakan
SDM untuk memastikan bahwa organisasi memiliki pekerjaan
yang bermotivasi dan berkinerja yang tinggi, memiliki pekerja
yang selalu siap mengatasi perubahan dan memenuhi kewajiban
pekerjaan secara legal.
2) Mengimplementasikan dan menjaga semua kebijakan dan
prosedur SDM yang memungkinkan organisasi mampu
mencapai tujuannya.
3) Membantu dalam pengembangan arah keseluruhan organisasi
dan startegi, khususnya yang berkaitan dengan implikasi SDM.
4) Memberi dukungan dan kondisi yang akan membantu manajer
lini mencapai tujuannya.
5) Menangani berbagai krisis dan situasi sulit dalam hubungan
antar pekerja untuk meyakinkan bahwa mereka tidak
menghambat organisasi dalam mencapai tujuannya.
6) Menyediakan media komunikasi antara pekerja dan manajemen
organisasi.
7) Bertindak sebagai pemelihara standar organisasional dan nilai
dalam manajemen SDM.

C. TEORI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM ASPEK


FILSAFAT ILMU

Ontologi Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia


Ontologi dari praktek manajemen adalah hakekat dari praktek
manajemen. Hakekat itu merupakan “ada”-nya dari manajemen.
Inilah esensi dari praktek manajemen. Tanpa hakekat ini, praktek
manajemen menjadi tidak bermakna. Ontologi dari manajemen

6
sumber daya manusia bisa direlevansikan sebagai jaringan
komunikasi intensif antar individu yang memiliki perbedaan
keterampilan dan ilmu, namun bekerja untuk mewujudkan tujuan
yang sama. Jadi, ontologi dari praktek manajemen adalah sebagai
jaringan komunikasi yang saling bertautan satu sama lain. Jaringan
komunikasi itu juga mengandaikan adanya tanggung jawab masing-
masing individu untuk berkomitmen pada tugas dan tujuan yang ada.
Tujuan itu haruslah menjadi bagian dari identitas dan cita-cita
bersama. Setiap organisasi/perusahaan haruslah menentukan tujuan
serta arah yang hendak dicapai dalam organisasi tersebut dan harus
bisa dikomunikasikan terhadap seluruh elemen yang ikut berkontribusi
terhadap keberlangsungan hidup organisasi tersebut.
Adapun aspek realitas yang dijangkau teori dan manajemen
melalui pengalaman panca indra ialah dunia pengalaman manusia
secara empiris baik yang berupa tingkat kualitas maupun kuantitas
hasil yang dicapai.
Objek materi ilmu manjemen sumber daya manusia ialah sisi
manajemen yang mengatur seluruh kegiatan manajemen meliputi,
Perencanaan, Pengorganisasian, Pengerahan (motivasi,
kepemimpinan, pengambilan keputusan, komonikasi, koordinasi, dan
negosiasi serta pengembangan organisasi) dan Pengendalian
(meliputi pemantauan, penilaian, dan pelaporan).
Secara bertahap, landasan ontologi manajemen diterapkan
dalam manajemen sumber daya manusia dikembangkan dalam
beberapa strategi perusahaan untuk mendapatkan tujuan di antaranya:
a) Perumusan Visi dan Misi, Peluang dan Tantangan, Kekuatan
dan Kelemahan, Sararan Jangka Panjang, Strategi Alternatif,
Pemilihan strategi yang dipakai untuk merumuskan tujuan yang
hendak dicapai oleh perusahaan tersebut.
b) Implementasi, yang meliputi Sasaran Tahunan, Kebijakan,
Motivasi Karyawan dan Alokasi Sumber Daya.
c) Evaluasi, meliputi Peninjauan Internal dan Eksternal, Mengukur
Kinerja, dan Tindakan Perbaikan.

Epistemologi Manajemen Sumber Daya Manusia

Epistemologi mempertanyakan proses yang memungkinkan


ditimbanya ilmu pengetahuan yang berupa ilmu, bagaimana
prosesnya dan prosedurnya, hal apa daja yang harus diperhatikan
agar dapat mendapatkan pengetahuan yang benar, apa kebenaran itu
sendiri dan apa kriterianya, cara apa yang membantu ilmu dalam
mencapai pengetahuan baru,

7
Epistemologi dalam manajemen sumber daya manusia terdapat
didalam proses ataupun metodelogi dalam menjalan fungsi dari
manajemen sumber daya manusia itu sendiri yang berupa :
1) Perencanaan: Menentukan sasaran dan standar-standar,
membuat aturan dan prosedur, menyusun rencana-rencana dan
melakukan peramalan.
2) Pengorganisasian: Memberikan tugas spesifik kepada setiap
bawahan, membuat divisi-divisi, mendelegasikan wewenang
kepada bawahan, meembuat jalur wewenang dan komunikasi,
dan mengoordinasikan pekerjaan bawahan.
3) Penyusunan staf: Menentukan tipe orang yang harus
dipekerjakan, merekrut calon karyawan, memilih karyawan,
menetapkan standar prestasi, memberikan kompensasi kepeda
karyawan, mengevaluasi prestasi, memberikan konseling
kepada karyawan, melatih dan mengembangkan karyawan.
4) Kepemimpinan: Mendorong orang lain untuk menyelesaikan
pekerjaan, mempertahankan semangat kerja, dan memotivasi
bawahan.
5) Pengendalian: Menetapkan standar, seperti kuota penjualan,
standar penjualan, standar kualitas, atau tingkat produksi,
memeriksa untuk melihat bagaimana prestasi yang dicapai
dibandingkan dengan standar-standar ini, melakukan koreksi jika
dibutuhkan.

Aksiologi Manajemen Sumber Daya Manusia


Di dalam praktek manajemen, ada lima nilai yang
kiranya menjadi titik tolak, yakni nilai nilai: Pengabdian,
Kemanusiaan, Ekonomi, Lingkungan hidup dan Estetika.
Aksiologi merupakan suatu pendekatan yang menguji dan
mengintegrasikan semua nilai tersebut dalam kehidupan manusia.
Dengan kata lain nilai-nilai tersebut ditanamkan dalam pribadi para
pemimpin bisnis (Manajer), staf dan pegawai. Sesuai dengan
tujuannya, maka manfaat manajemen SDM adalah:
1) Terwujudnya suatu proses kegiatan perekonomian yang Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
2) Terciptanya pelaku kegiatan manajerial yang aktif
mengembangkan potensinya untuk pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3) Tercapainya tujuan perekonomian secara efektif dan efisien.
4) Tercapainya pemberdayaan yang signifikan sebagai upaya
untuk meningkatkan pembangunan dan kualitas hidup manusia

8
D. KESIMPULAN
Manajemen tidak bisa dilepaskan dari filsafat. Tanpa filsafat
manajemen tidak memiliki fondasi pengetahuan yang kuat. Tanpa
manajemen filsafat akan berhenti menjadi pengetahuan
dan insight yang belum diterapkan ke dalam praktek. Oleh karena itu
kedua displin itu sebenarnya saling bertautan tanpa pernah bisa
dipisahkan.

Tujuan dasar dari manajemen adalah untuk membuat beragam


orang bekerja sama untuk tujuan yang sama, berpijak pada nilai-
nilai yang sama, struktur kerja yang sama, pelatihan yang sama,
dan perkembangan bersama yang diarahkan untuk menanggapi
berbagai perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.

Di dalam ilmu manajemen, filsafat sebenarnya menyediakan


seperangkat pengetahuan (a body of related knowledge) untuk berfikir
efektif dan efisien dalam memecahkan masalah-masalah manajemen.
Ini merupakan hakikat manajemen sebagai suatu disiplin ilmu dalam
mengatasi masalah organisasi berdasarkan pendekatan yang
integratif. Filsafat manajemen SDM dalam pendidikan Islam
mempunyai karakteristik tersendiri bahkan berbeda sama sekali
dengan dengan manajemen pada umumnya walau objeknya sama.

Filsafat Manajemen SDM 3 (tiga) unsur utama, yakni tentang


hakikat tujuan, hakikat manusia dan hakikat kerja. Hakikat tujuan
MSDM adalah sebuah upaya mendayagunakan berbagai sumber
daya (resources) untuk mencapai tujuan bersama

9
DAFTAR PUSTAKA
Eri Susan. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jurnal Manajemen
Pendidikan, 2, 952–962.
Handoko. (2017). Manajemen (2nd ed.). BPFE-Yogyakarta.
Kasmir. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia (1st ed.). PT.
RajaGrafindo.
Suriasumantri, J. (2000). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta.
Pustaka Sinar Harapan.
Sutrisno, E. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia (Kencana (ed.)).
https://www.ideaidealy.com/2018/05/landasan-filsafat-ilmu-dalam.html

You might also like