You are on page 1of 21

ASUHAN KEPERAWATAN SYOK HIPOVOLEMIK

MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Keluarga
Dosen Pengampu Roheman, M.Kep

oleh :
Arda Rasilinda (42010421006)
Eka Nurul Alifah (42010421012)
Ida Sulistianingsih (42010421021)
Lussy Lisrihayani (42010421026)
Riefky Aria Halmahera (42010421031)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ( STIKes ) Cirebon
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Syok Hipovolemik ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Roheman, M.Kep. Pada mata kuliah Keperawatan Kritis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Roheman, M.Kep. selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Kritis yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kepada pembaca dan juga penulis. Penulis menyadari, makalah yang tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Cirebon, 07 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................................


B. Rumusan Masalah .............................................................................................................
C. Tujuan Makalah ................................................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi ..............................................................................................................................
B. Etiologi..............................................................................................................................
C. Patofisiologi ......................................................................................................................
D. Manifestasi Klinis .............................................................................................................

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian ........................................................................................................................
B. Pemeriksaan Fisik .............................................................................................................
C. Diagnosa Keperawatan .....................................................................................................
D. Intervensi Keperawatan ....................................................................................................
E. Implementasi Keperawatan ...............................................................................................
F. Evaluasi Keperawatan .......................................................................................................

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................................................
B. Saran ................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Syok hipovolemik merupakan masalah yang serius karena menyebabkan seseorang
kehilangan lebih dari 20 persen (1/5) cairan atau darah yang ada di dalam tubuh (Zou et al.,
2017). Kehilangan cairan dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang singkat
membuat jantung sulit memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh nantinya dalam
keadaan hipoksia ataupun iskemia (Hobson and Chima, 2013).
Insiden tahunan terjadinya syok berdasarkan berbagai macam penyebab yaitu 0.3
sampai 0.7 per 1000, dimana penyebab yang paling sering muncul di ruang IGD yaitu syok
hemoragic. Syok hemoragic merupakan kondisi dari syok hipovolemik yang dikarenakan
kehilangan darah atau cairan tubuh yang berlebih (Taghavi and Askari, 2019). Kematian
akibat syok dinegara berkembang terjadi pada sekitar 50% dalam waktu 24 jam
pertamasetelah tanda-tanda syok timbul. Hal ini berhubungan dengan beberapa faktor yang
mempengaruhi kematian di antaranya, dokter terlambat dalam mengenali tanda awal syok
yang berimplikasi terhadap penatalaksanaan, sekitar 54% disebabkan keterlambatan
mencapai fasilitas pelayanan dan faktor biaya (Al Aseri, 2012). Sebanyak 500.000 pasien
syok hipovolemik pada wanita karena kasus perdarahan obsetri meninggal pertahunnya
dan 99% terjadi pada negara berkembang. Sebagian besar penderita meninggal setelah
beberapa jam terjadi perdarahan karena tidak mendapat perlakuan yang tepat dan adekuat
(Kakunsi, Killing and Supit, 2015).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah dalam makalah
ini sebagai berikut:

Apa definisi dari Syok Hipovolemik?

Apa etiologi dari Syok Hipovolemik?

Apa patofisiologi dari Syok Hipovolemik?

Apa manifestasi klinis dari Syok Hipovolemik?


C. Tujuan Makalah
Tujuan dari makalah adalah :

Untuk mengetahui definisi dari Syok Hipovolemik

Untuk mengetahui etiologi dari Syok Hipovolemik

Untuk mengetahui patofisiologi dari Syok Hipovolemik

Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Syok Hipovolemik


BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi
Hypovolemic shock atau syok hipovolemik dapat didefinisikan sebagai
berkurangnya volume sirkulasi darah dibandingkan dengan kapasitas pembuluh darah total.
Hypovolemic shock merupakan syok yang disebabkan oleh kehilangan cairan intravascular
yang umumnya berupa darah atau plasma. Kehilangan darah oleh luka yang terbuka
merupakan salah satu penyebab yang umum, namun kehilangan darah yang tidak terlihat
dapat ditemukan di abdominal, jaringan retroperitoneal, atau jaringan di sekitar retakan
tulang. Sedangkan kehilangan plasma protein dapat diasosiasikan dengan penyakit seperti
pankreasitis, peritonitis, luka bakar dan anafilaksis.

B. Etiologi
Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi akaibat berkurangnya volume
plasma di intravaskuler. Syok ini dapat terjadi akibat perdarahan hebat (hemoragik), trauma
yang menyebabkan perpindahan cairan (ekstravasasi) ke ruang tubuh non fungsional, dan
dehidrasi berat oleh berbagai sebab seperti luka bakar dan diare berat. Kasus-kasus syok
hipovolemik yang paling sering ditemukan disebabkan oleh perdarahan sehingga syok
hipovolemik dikenal juga dengan syok hemoragik. Perdarahan hebat dapat disebabkan oleh
berbagai trauma hebat pada organ-organ tubuh atau fraktur yang yang disertai dengan luka
ataupun luka langsung pada pembuluh arteri utama.

C. Patofisiologi
Perdarahan akan menurunkan tekanan pengisian pembuluh darah rata-rata dan
menurunkan aliran darah balik ke jantung. Hal inilah yang menimbulkan penurunan curah
jantung. Curah jantung yang rendah di bawah normal akan menimbulkan beberapa
kejadian pada beberapa organ :
1. Mikrosirkulasi
Ketika curah jantung turun, tahanan vaskular sistemik akan berusaha untuk
meningkatkan tekanan sistemik guna menyediakan perfusi yang cukup bagi jantung
dan otak melebihi jaringan lain seperti otot, kulit dan khususnya traktus gastrointestinal.
Kebutuhan energi untuk pelaksanaan metabolisme di jantung dan otak sangat tinggi
tetapi kedua sel organ itu tidak mampu menyimpan cadangan energi. Sehingga
keduanya sangat bergantung akan ketersediaan oksigen dan nutrisi tetapi sangat rentan
bila terjadi iskemia yang berat untuk waktu yang melebihi kemampuan toleransi
jantung dan otak. Ketika tekanan arterial rata-rata (mean arterial pressure/MAP) jatuh
hingga 60 mmHg, maka aliran ke organ akan turun drastis dan fungsi sel di semua
organ akan terganggu.
2. Neuroendokrin
Hipovolemia, hipotensi dan hipoksia dapat dideteksi oleh baroreseptor dan
kemoreseptor tubuh. Kedua reseptor tadi berperan dalam respons autonom tubuh
yang mengatur perfusi serta substrak lain.
3. Kardiovaskular
Tiga variabel seperti; pengisian atrium, tahanan terhadap tekanan (ejeksi)
ventrikel dan kontraktilitas miokard, bekerja keras dalam mengontrol volume
sekuncup. Curah jantung, penentu utama dalam perfusi jaringan, adalah hasil kali
volume sekuncup dan frekuensi jantung. Hipovolemia menyebabkan penurunan
pengisian ventrikel, yang pada akhirnya menurunkan volume sekuncup. Suatu
peningkatan frekuensi jantung sangat bermanfaat namun memiliki keterbatasan
mekanisme kompensasi untuk mempertahankan curah jantung.

D. Manifestasi Klinis
Klasifikasi perdarahan berdasarkan persentase volume darah yang hilang :

a. Perdarahan derajat I (kehilangan darah 0-15%)


• Tidak ada komplikasi, hanya terjadi takikardi minimal.
• Biasanya tidak terjadi perubahan tekanan darah, tekanan nadi, dan frekuensi
pernapasan.
• Perlambatan pengisian kapiler lebih dari 3 detik sesuai untuk kehilangan darah
sekitar 10%.
b. Perdarahan derajat II (kehilangan darah 15-30%)
• Gejala klinisnya, takikardi (frekuensi nadi >100 kali permenit), takipnea,
penurunan tekanan nadi, kulit teraba dingin.
• Penurunan tekanan nadi adalah akibat peningkatan kadar katekolamin, yang
menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah perifer dan selanjutnya
meningkatkan tekanan darah diastolik.
c. Perdarahan derajat III (kehilangan darah 30-40%)
• Pasien biasanya mengalami takipnea dan takikardi, penurunan tekanan darah
sistolik, oligouria, dan perubahan status mental yang signifikan, seperti
kebingungan atau agitasi.
• Sebagian besar pasien ini membutuhkan transfusi darah, tetapi keputusan untuk
pemberian darah seharusnya berdasarkan pada respon awal terhadap cairan.
d. Perdarahan derajat IV (kehilangan darah >40%)
• Jumlah perdarahan ini akan mengancam kehidupan secara cepat.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama : Tn. B
Umur : 25 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Diagnosa : Syok Hipovolemik
Tanggal masuk RS : 07 Januari 2023
Alamat : Cirebon
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. F
Umur : 22 thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Hub dg pasien : Istri
Alamat : Cirebon
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Klien mengatakan saat ini merasa sesak nafas
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan ia mengalami kecelakaan dan menjalani operasi ORIF fr. Crusis
sinistra. Pada 07 Januari 2023, klien mengalami sesak napas dan penurunan KU
sehingga dipindah ke ruang ICU dengan diagnosa syok hipovolemik.

c. Riwayat kesehatan dahulu


Klien mengatakan pernah mengalami kecelakaan sebelumnya dan diamputasi digiti
ke 5 pada tahun 2018
d. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan bahwa tidak ada yang menderita penyakit jantung, DM, HIV,
TBC, maupun penyakit kronis lainnya.

B. Pemeriksaan fisik
a. Sistem pernafasan
Bentuk dada simetris, Klien tidak batuk, pernafasan dangkal dan cepat, Klien dapat
bernafas dengan spontan. Suara nafas vesikuler dan Klien menggunakan Non
rebreathing mask dengan aliran oksigen 10 lpm. RR klien saat dikaji sebesar 28x/menit.
b. Sistem kardiovaskular
Tekanan darah 137/87 mmHg, suhu 36,5 C, Heart rate 59x/menit, akral hangat. Tidak
ditemukan suara bising jantung.
c. Sistem persyarafan
Kesadaran composmentis, GCS 15 (E4M6V5). Pupil berespon terhadap cahaya.
d. Sistem penginderaan
Klien tidak mengalami gangguan penginderaan baik penglihatan, pendengaran,
penciuman, pengecapan maupun perabaan.
e. Sistem pencernaan
Tidak ada keluhan pada saluran pencernaan. Terdapat nyeri tekan pada abdomen, tidak
ada distensi.
f. Sistem musculoskeletal
Fraktur crusis sinistra, dislokasi manus sinistra. Skala kekuatan otot ekstremitas atas
dan bawah dextra-sinistra 4. Klien bedrest.
g. Sistem endokrin
Klien tidak memiliki alergi tertentu. Klien tidak mengalami penyakit gangguan
endokrin seperti DM.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan aliran darah perifer.
3. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan yang mutlak.
D. Intervensi Keperawatan
No Hari/Tanggal/ Diagnosa Tujuan Intervensi
. Jam Keperawatan
1. 25 Oktober Pola nafas tidak Setelah dilakukan 1. Monitor TTV
2018 / 07.00 efektif b.d tindakan keperawatan 2. Posisiskan
WIB penurunan selama 2x24 jam pasien untuk
ekspansi paru diharapkan pola nafas memaksimalk
klien kembali efektif an ventilasi
dengan kriteria : 3. Catat
1. Status respirasi pergerakan
dalam batas dada dan
normal adanya
2. Klien tidak retraksi
mengeluh sesak 4. Monitor pola
nafas nafas
3. Tidak ada tanda 5. Berikan alat
dan gejala bantu
sianosis pernafasan

2. 25 Oktober Ketidakefektifa Setelah dilakukan 1. Monitor TTV


2018 / 07.10 n perfusi tindakan keperawatan 2. Gunakan
WIB jaringan perifer selama 2x24 jam Prinsip aseptik
b.d penurunan diharapkan aliran untuk kontak
aliran darah perfusi jaringan perifer dengan pasien
perifer klien efektif yang 3. Monitor
ditandai dengan : adanya
1. Tekanan sistol tromboplebitis
dan diastole 4. Batasi gerakan
dalam rentang pada
yang ekstremitas
diharapakan 5. Kolaborasi
2. Mampu obat
menunjukan
konsentrasi
3. Tidak ada
ortostatik
hipertensi
3. 25 Oktober Kekurangan Setelah dilakukan 1. Mengevaluasi
2018 / 07.40 volume cairan tindakan keperawtan tanda vital
b.d kehilangan selama 2x24 jam 2. Evaluasi
cairan yang diharapkan volume kebutuhan
mutlak cairan klien seimbang cairan
dengan kriteria hasil ; 3. Evaluasi
1. Balance cairan kebutuhan
baik nutrisi
2. TTV normal 4. Penuhi
kebutuhan
3. Tidak ada cairan dan
tanda-tanda elektrolit
dehidrasi 5. Tingkatkan
4. Elastisitas asupan nutrisi
turgor pasien
baik,mukosa 6. Kolaborasi
lembab pemberian
obat

E. Implementasi Keperawatan
No Ds.Keperawatan Hari/Tanggal/J Tindakan Responsi Ttd.
. am Keperawatan

1. Pola nafas tidak 16 januari Monitor TTV DS : -


efektif b.d 2017 / 07.46 DO :
penurunan WIB Frekuensi
ekspansi paru pernafasan 26
x/menit SaO2 99%
TD : 129/66 mmHg
2. Pola nafas tidak 16 Januari Memposisikan DS : Klien
efektif b.d 2017 /07.56 pasien untuk mengatakan lebih
penurunan WIB memaksimalka nyaman posisi
ekspansi paru n ventilasi semiflower
DO : Posisi
semiflower,tidak
tampak adanya
pernafasan cuping
hidung
3. Pola nafas tidak 16 Januari Mencatat DS : -
efektif b.d 2017 / 10.11 Pergerakan DO : Pergerakan
penurunan WIB dada dan dada simetris,tak
ekspansi paru adanya retraksi tampak adanya
retraksi dada,tak
tampak adanya
sekret
4. Pola nafas tidak 16 Januari Memonitor DS : -
efektif b.d 2017 / 10.46 pola nafas DO :
penurunan WIB Frekuensi
ekspansi paru pernafasan 26
x/menit SaO2 100%
TD : 131/60 mmHg
terpasang
5. Pola nafas tidak 16 Januari Memberikan DS : Klien
efektif b.d 2017 / 12.22 alat bantu mengatakan sesak
WIB pernafasan saat NMR dilepas
penurunan DO : Terpasang
ekspansi paru NMR 10L/m
6. Ketidakefektifan 16 Januari Meminitor DS :
perfusi jaringan 2017 / 07.50 TTV Klien mengatakan
perifer b.d WIB masih terasa pusing
penurunan aliran DO :
perfusi perifer Klien tampak
pucat.Frekuensi
pernafasan
26x/menit SaO2
99%
TD ; 122/57 mmHg
terpasang NRM 10
L/m

7. Ketidakefektifan 16 Januari Mengunakan DS : -


perfusi jaringan 2017 / 07.55 prinsip aseptik DO :
perifer b.d WIB untuk kontak Terpasang handrub
penurunan aliran dengan pasien di bed klien dan
perfusi perifer tersedia handscoon
untuk APD saat
kontak dengan Tn.A
Menggunakan
prinsip sekali ganti
balut yang
terprogram tiap 2
hari tiap pagi
8. Ketidakefektifan 16 Januari Memonitor DS : Klien
perfusi jaringan 2017 / 08.20 adanya mengatakan nyeri
perifer b.d WIB tromboplebitis saat tangan kanan
penurunan aliran ditekan
perfusi perifer DO :
Tampak
tromboplebitis vena
tangan kanan IV
terapi cairan
Pemindahan lokasi
pemasangan IV di
kaki kanan

9. Ketidakefektifan 16 Januari Membatasi DS : Klien


perfusi jaringan 2017 / 08.50 gerakaan pada mengatakan
perifer b.d WIB ekskremitas tubuhnya terasa
penurunan aliran pegal
perfusi perifer DO :
Posisi Head up 45
derajat
Klien tampak
membatasi gerakan
pada ekskremitas
atas dan bawah
Deformitas os.
Manus
sinistra,fr.Cruris
sinistra
10. Ketidakefektifan 16 Januari Kolaborasi DS : Klien
perfusi jaringan 2017 / 08.00 pemberian obat mengatakan nyeri
perifer b.d WIB saat injeksi obat
penurunan aliran dilakukan
perfusi perifer DO :
Ceftriaxone 1gr
Keterolac 30mg
Metronidazole
500mg
11. Kekurangan 16 Januari Memonitor DS : -
volume cairan 2017 / 08.15 TTV DO : Frekuensi
b.d kehilangan WIB pernafasan
cairan yang 26x/menit SaO2
mutlak 100%
TD : 130/60 mmHg
terpasang NMR 10
L/m

12. Kekurangan 16 Januari Mengevaluasi DS : -


volume cairan 2017 / 12.00 kebutuhan DO :
b.d kehilangan WIB cairan Intake : 860 cc
cairan yang Output : 1175 cc
mutlak Balance cairan : -
315 cc

13. Kekurangan 16 Januari Mengevaluasi DS : Klien


volume cairan 2017 / 12.00 kebutuhan mengatakan nafsu
b.d kehilangan WIB nutrisi makan menurun
cairan yang DO :
mutlak Makanan masuk 4
sendok makan,susu
200 cc

14. Kekurangan 16 Januari Memenuhi DS : -


volume cairan 2017 / 12.05 kebutuhan DO :
b.d kehilangan WIB cairan dan Terpasang IV
cairan yang elektrolit line,Nacl
mutlak 0,9%,koreksi PRC 1
kolf 350 cc
15. Kekurangan 16 Januari Meningkatkan DS : Klien
volume cairan 2017 / 12.07 asupan nutrisi mengatakan kurang
b.d kehilangan WIB pasien berselera dengan
cairan yang menu makanan yang
mutlak disediakan
DO :
Klien tampak
memahami motivasi
yang diberikan
untuk proses
penyembuhan
16. Kekurangan 16 Januari Kolaborasi DS : -
volume b.d 2017 / 12.35 pemberian obat DO :
kehilangan WIB Vit K 20 mg
cairan yang Asam traneksamat
mutlak 500mg
Methyl prednisolone
125 mg

17. Pola nafas tidak 17 Januari Memonitor DS : -


efektif b.d 2017 / 07.46 TTV DO :
penurunan WIB Frekuensi
eksperimen paru pernafasan
24x/menit SaO2
100%
TD : 134/72 mmHg

18. Pola nafas tidak 17 Januari Memposisikan DS : -


efektif b.d 2017 / 07.56 pasien untuk DO :
penurunan WIB memaksimalka Posisi
ekspansi paru n ventilasi semiflower,tidak
tampak adanya
cuping hidung
19. Pola nafas tidak 17 Januari Mencatat DS : -
efektif b.d 2017 / 10.11 pergerakan DO : Pergerakan
penurunan WIB dada dan dada simetris,tak
ekspansi paru adanya retraksi tampak adanya
reraksi dada,tak
tampak adanya
sekret

20. Pola nafas tidak 17 Januari Memonitor DS : -


efektif b.d 2017 / 10.46 pola nafas DO :
penurunan WIB Frekuensi
ekspansi paru pernafasan
20x/menit SaO2
100%
TD : 128/69 mmHg
terpasang

21. Pola nafas tidak 17 Januari Memberikan DS : Klien


efektif b.d 2017 / 12.22 alat bantu mengatakan sesak
penurunan WIB pernafasan nafas berkurang
ekspansi paru DO :
Terpasang nasal
kanul 4L/m

22. Ketidakefektifan 17 Januari Memonitor DS :


perfusi jaringan 2017 / 07.50 TTV Klien mengatakan
perifer b.d WIB merasa lebih baik
penurunan aliran dari hari kemarin
perfusi perifer DO :
Frekuensi
pernafasan
20x/menit SaO2
100%
TD : 128/65 mmHg
23. Ketidakefektifan 17 Januari Menggunakan DS : -
perfusi jaringan 2017 / 07.56 prinsip aseptik DO :
perifer b.d WIB untuk kontak Terpasang handrub
penurunan aliran dengan di bed klien dan
perfusi perifer manusia tersedia handscoon
untuk APD saat
kontak dengan Tn.A
24. Ketidakefektifan 17 Januari Memonitor DS : -
perfusi jaringan 2017 / 08.20 adanya DO :
perifer b.d WIB tromboplebitis Tidak tampak
penurunan aliran adanya
perfusi perifer tromboplebitis

25. Ketidakefektifan 17 Januari Membatasi DS : Klien


perfusi jaringan 2017 / gerakan pada mengatakan
perifer b.d 08.50 WIB kepala,leher tubuhnya masih
penurunan aliran dan punggung terasa pegal
perfusi perifer DO :
Head up 45 derajat
Kien tampak
membatasi gerakan
ekskremitas atas dan
bawah
Defornitas os,Manus
sinistra,fr.Curis
sinistra
26. Ketidakefektifan 17 januari Kolaborasi DS : klien
perfusi jaringan 2017 / pemberian obat mengatakan nyeri
perifer b.d 08.00 WIB atau saat injeksi obat
penurunan aliran dilakukan
perfusi perifer DO : ketorolac 30mg
Metronidazole
500mg
Meropenem 1 gr
27. Ketidakefektifan 17 januari Memonitor DS : -
perfusi jaringan 2017 / TTV D0 : frekuensi
perifer b.d 08.15 WIB pernafasan 20/menit
penurunan aliran Sa02 1005 TD : 120
perfusi perifer /70 mmHg

28. Kekurangan 17 januari Mengevaluasi DS : -


volume cairan 2017 / kebutuhan DO : intake : 1060
b.d kehilangan 12.00 WIB cairan cc Sa92 100% TD :
cairan mutlak 120/70 mmHg
29. Kekurangan 17 januari Mengevaluasi Ds : -
volume cairan 2017 / kebutuhan D0 : terpasang IV
b.d kehilangan 12.05 WIB cairan dan
line Nacl 0,9%
cairan mutlak elektrolit
koreksi PRC 1 kolf

30. Kekurangan 17 januari Meningkatkan DO : pasien


volume cairan 2017 / asupan nutrisi mengatakan kurang
b.d kehilangan 12.07 WIB pasien berselera dengan
cairan mutlak menu makanan yang
tersediakan
DO : pasien tamoak
memahami motivasi
yag diberikan untuk
proses penyembuhan
31. Kekurangan 17 januari MengKolabora DS : -
volume cairan 2017 / si pemberian DO : vit K 2omg
b.d kehilangan 12.35 WIB obat asam traneksamat
cairan mutlak 500mg methyl
prednisolone 125mg

F. Evaluasi Keperawatan

No Hari / Diagnosa keperawatan Catatan perkembangan Ttd


tanggal /jam
1. 17 januari Pola nafas tidak efektigf S : klien mengatakan
2017 / b.d penurunan ekspansi sesak nafas berkurang
13.05 paru O : SaO2 : 1005 TD
124 / 60 mmHg N:
64/mnt,RR : 20/mnt L
37 terpasang nasal
kanul oksigen 4l/m
A : masalah teratasi
P : intervensi
dihentikan
2. 17 januari Penurunan aliran perfusi S; Klien mengatakan
2017 / perifer sudah tidak pusing
13.15 WIB O : CTR 2s,tak tampak
adanya sianosis,TD :
125/63 mmHg N :
64/mnt RR : 20/mnt T :
37%
A : masalah tertasi
P : intervensi
dihentikan
3. 17 januari Kekurangan volume cairan S : klien mengatakan
2017 / b.d kehilangan cairan yang tubuh terasa lebih baik
13.45 WIB mutlak O : - balance -115
-turgor baik
-mukosa lembab
-CRT <2s
-asupan makan
meningkat
A : masalah tertasi
P : Intervensi
dihentikan
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien syok hipovolemik yang
mengalami masalah keperawatan hipovolemia, pada umumnya antara teori dan
penemuan di lapangan praktik sama. Penerapan teori pada kedua kasus kelolaan
terkait proses asuhan keperawatan yang diawali dengan pengkajian, perumusan
diagnosis keperawatan, penyusunan rencana keperawatan, penerapan implementasi
serta hasil evaluasi keperawatan telah dilakukan sesuai dengan teori dan langkah-
langkah pemberian asuhan keperawatan yang ada.

B. Saran

Diharapkan Dalam melakukan pengkajian hendaknya menjalin hubungan


kerjasama yang baik antara klien dan perawat, agar data yang diperoleh sesuai dengan
kondisi klien. Dapat mengaplikasikan semua rencana dalam melaksanakan tindakan
keperawatan. Kemudian dapat memperoleh evolusi siswa yang diharapkan sebelumnya.
Bagi para pembaca diharapkan untuk membaca buku-buku terkait syok hipovolemik.
Penulis tahu bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna.

You might also like