You are on page 1of 21

Laboratorium Operasi Teknik Kimia 1

Semester 4/2022

LAPORAN PRAKTIKUM
FILTER TESTING UNIT

Pembimbing : Tri Hartono LRSC, M. Chem. Eng


Kelompok : 1 (Satu)
Tanggal Praktikum : 21 Juni 2022
Kelas : 2B D4 Teknologi Rekayasa Kimia Berkelanjutan
Nama Anggota : 1. Sri Maharani 43120027
2. Irma Yunita 43120031
3. Fausiah Hasan 43120040
4. Muh. Ihsan Malik 43120042
5. Siti Nur Afifah 43120044

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2022
I. TUJUAN
 Mengetahui prinsip kerja alat Filter Testing Unit.
 Melakukan proses filtrasi pada tekanan tetap dengan variasi tekanan berbeda-beda.
 Menghitung tahanan cake, tebal ekivalen, dan porositas cake.

II. PERINCIAN KERJA


 Preparasi bahan.
 Menyusun/merangkai alat.
 Melakukan proses filtrasi dengan variasi tekanan berbeda-beda.
 Menghitung tebal cake dan volume air serta waktu yang dibutuhkan selama proses filtrasi.

III. DASAR TEORI


Pada filtrasi kue (cake filtration) suspensi dialirkan melalui suatu media filter
sehingga partikel-partikel padat yang terkandung di dalamnya masuk ke dalam pori-pori
media filter dan membentuk suatu lapisan tipis, yang mana secara berangsur-angsur akan
mengambil alih proses filatrasi yang sebelumnya dilakukan oleh media filter.
Partikel-partikel yang terperangkap pada pori-pori media filter dari waktu ke waktu
menjadi makin banyak sampai akhirnya proses filtrasi menjadi terganggu karenanya,
misalnya terjadi penurunan tekanan yang sangat besar sehingga tidak ada lagi suspensi yang
dapat melewati media filter. Keadaan ini digambarkan dengan suatu istilah choking atau
blocking. Dalam keadaan ini, hasil “tangkapan” atau kemudian disebut sebagai filter cake,
yang terkumpul di atas media filter harus dikeluarkan dan proses filtrasi untuk sementara
dihentikan.
Sejalan dengan semakin banyaknya partikel-partikel yang terperangkap pada media
filter dan membentuk filter cake, maka akan terjadi penurunan tekanan, yang mana bersama-
sama dengan berat cake itu sendiri akan menyebabkan gaya yang menekan pada bidang
media filter. Untuk menahan gaya ini, maka secara umum diperlukan suatu pendukung filter
(filter support) yang dapat diletakkan di bawah media filter.
Filtrasi dari suspensi yang partikel-partikel padatnya dapat menyebabkan
kemacetan, maka perlu ditambahkan filter aids. Akibatnya cake yang terbentuk nantinya
selain dari zat padat yang memang dikehendaki juga akan mengandung bahan filter aids.
Jadi dengan segala cara keduanya harus dipisahkan kembali.

Penurunan Rumus Filtrasi Kue (Cake Filtration)


Secara umum aliran di dalam pori-pori filter cake adalah laminer. Untuk suspensi
dengan ukuran zat padat sama besar dan seragam, maka zat-zat padat hanya akan tertimbun
di permukaan filter cake. Tetapi jika distribusi ukuran partikelnya begitu lebar, maka
partikel-partikel terkecil akan dapat meyusup ke dalam ruang kosong antara partikel-partikel
terbesar. Keadaan ini biasanya dijumpai pada dep-bed filtration. Karena itu perlu diandaikan
bahwa porositas filter cake selama proses filtrasi tidak berubah.
Pressure drop ∆Pc saat cake memiliki ketebalan l dapat ditentukan berdasarkan
persamaan Carman-Kozeny (Coulson & Richardson, 1978) dengan asumsi bahwa aliran di
dalam pori-pori cake tetap laminer dan porositas cake konstan.

𝑙 𝑑𝑉
∆Pc = 𝑟𝑐 · μ · 𝐴 · ................................................................................. (1)
𝑑𝑡

Dengan ∆Pc : pressure drop yang disebabkan cake setebal l [Pa]


rc : specific cake resiatance [𝑚−2 ]
μ : viskositas dinamik dari filtrat [Pa.s]
l : tebal filter cake [m]
A : luas penampang cake [𝑚2 ]
𝑑𝑉
: laju alir filtrat [𝑚3 𝑠 −1 ]
𝑑𝑡

Konstanta rc adalah konstanta yang menyatakan besarnya tahanan filtrasi yang


disebabkan oleh cake setebal l. Nilai rc dapat dengan mudah ditentukan melalui suatu
percobaan di laboratorium seperti akan terlihat pada pembahasan lebih lanjut.
Jika aliran di dalam media filter juga laminer, maka analog seperti pada filter cake,
pressure drop pada media filter tentunya juga dapat ditentukan berdasarkan persamaan
Carman-Kozeny di atas. Dalam hal ini pengaruh media filter dapat dinyatakan sebagai suatu
filter medium resistance rF dan analog dengan (l), pressure drop ini dapat diberikan dalam
bentuk:
1 𝑑𝑉
∆PF = 𝑟𝐹 · μ · 𝐴 · .............................................................................. (2)
𝑑𝑡

Jika pengaruh media filter ekivalen dengan pengaruh cake setebal L, maka sesuai persamaan
(1) di atas, maka pressure drop ∆PF ini juga dapat dinyatakan seperti berikut.
𝐿 𝑑𝑉
∆PF = 𝑟𝐹 · μ · 𝐴 · .............................................................................. (3)
𝑑𝑡

Dengan demikian dari persamaan (2) dan (3) didapat hubungan:

𝑟𝐹 = 𝑟𝑐 · L ............................................................................................ (4)

Laju alir volume filtrat dengan nilai pressure drop ∆P dan tebal cake l diketahui, dapat
dijabarkan sebagai berikut.

∆PF = ∆PC · ∆PF ................................................................................... (5)

Gambar 1 : Prinsip cake filtration

Dengan mensubstitusikan rumus (1), (2), (3), dan (4) akan diperoleh rumus laju alir volume
filtrat seperti berikut.

𝐴 · ∆𝑃 𝐴 · ∆𝑃
∆PF = = ........................................................... (6)
𝜇 · (𝑟𝑐 · 𝑙 + 𝑟𝐹 ) 𝜇 · 𝑟𝑐 · (1 + 𝐿)
Persamaan (6) memberikan 2 alternatif pengkondisian proses filtrasi, yakni kondisi operasi
dengan pressure drop ∆P konstan dan dengan laju alir volume konstan. Dua kondisi tersebut
akan menentukan rumus-rumus filtrasi yang berbeda seperti terlihat berikut ini.

1) Filtrasi Kue pada kondisi ∆P Konstan


Volume filtrat V dan tebal cake l pada persamaan (6) adalah dua variabel yang
saling berhubungan sehingga persamaan tersebut tidak boleh secara langsung
dideferensialkan. Kedua variabel tersebut harus saling mewakili, jadi dalam hal ini V harus
dinyatakan dalam l atau sebaliknya l dinyatakan dalam V. Untuk itu didefinisikan suatu
konstanta proporsional k yang merupakan hasil perbandingan volume cake Vc dan volume
filtrat V. dalam pengertian ini, konstanta proporsional k adalah volume cake yang terbentuk
secara linier untuk setiap satuan volume filtrat V, sehingga berlaku:

𝑉𝑐 𝐴l
k = · ......................................................................................... (7)
𝑉 𝑉

𝐴 𝑘
dan akhirnya didapat V = 𝑘 l atau l = 𝐴 V ............................................................... (8)

Pada kondisi pressure drop ∆P konstan, maka persamaan (6) berubah menjadi:

𝑑𝑉 𝐴 · ∆𝑃 𝐴 · ∆𝑃 𝐴2 · ∆𝑃
= = 𝑘 = 𝐿·𝐴 ............................... (9)
𝑑𝑡 𝜇 ·(𝑟𝑐 ·𝑙 + 𝑟𝐹) 𝜇 · 𝑟𝑐 ( · v + L) 𝜇 · 𝑟𝑐 ·𝑘 (𝑉 + )
𝐴 𝑘

Persamaan (9) ini didefinisikan dengan metode pemisahan variabel dengan batas integrasi
V0 sampai V dan dari t 0 sampai t sehingga didapatkan:

𝑉 𝐿·𝐴 𝑡 𝐴2 · ∆𝑃
∫𝑉0 (𝑉 + 𝑘
) 𝑑𝑉 = ∫𝑡 𝜇 ·𝑟𝑐 · 𝑘
· dt ............................................................ (10)
0

Hasil integrasi di atas adalah:

1 𝐿·𝐴 𝐴2 · ∆𝑃
· (𝑉 2 − 𝑉0 2 ) + (𝑉 − 𝑉𝑂 ) = (𝑡 − 𝑡0 ) .................................... (11)
2 𝑘 𝜇 · 𝑟𝑐 ·𝑘
Persamaan (11) dapat dibawa dalam bentuk sebagai berikut:

𝑡− 𝑡0 1 𝜇 · 𝑟𝑐 ·𝑘 𝐿·𝐴 𝜇 · 𝑟𝑐 ·𝑘
= 2 (𝑉 − 𝑉𝑂 ) · + · ................................................ (12)
𝑉− 𝑉0 𝐴2 · ∆𝑃 𝑘 𝐴2 · ∆𝑃

Dengan substitusi V + V0 = V – V0 + 2V0, maka persamaan (12) berubah menjadi:

𝑡− 𝑡0 𝜇 · 𝑟 ·𝑘 𝜇 · 𝑟𝑐 ·𝐿 𝜇 · 𝑟𝑐 ·𝑘
= (𝑉 − 𝑉𝑂 ) · 2 · 𝐴2𝑐· ∆𝑃 + + · V0 .................................... (13)
𝑉− 𝑉0 𝐴 · ∆𝑃 𝐴2 · ∆𝑃

Jika pada saat t0 = 0 nilai volume filtrat V0 = 0, persamaan (13) menjadi:

𝑡 𝜇 · 𝑟 ·𝑘 𝜇 · 𝑟𝑐 ·𝐿
= 2 · 𝐴2𝑐· ∆𝑃 · V + ........................................................................... (14)
𝑉 𝐴 · ∆𝑃

Persamaan (14) adalah persamaan linier antara variabel V dan t/V, sehingga jika
digambarkan hubungan variabel V dan t/V tersebut pada suatu sistem koordinat akan
dihasilkan suatu garis lurus yang disebut garis filtrasi. Jika slope dan intercept dari garis
filtrasi diketahui, nilai rc dan L dapat dihitung.

Untuk menentukan r c dan L secara percobaan, maka harus diplotkan data percobaan t/V dan
V untuk setiap interval waktu tertentu selama proses filtrasi pada kondisi pressure drop
konstan, kemudian dengan metode analisis regresi linier dihitung slope dan intercept dari
garis filtrasi yang terjadi, sehingga nilai rc dan L dapat dihitung. Dengan dua data tersebut,
𝑟F dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (4).

2) Filtrasi Kue pada Kondisi Laju Alir Volume Konstan


Pada kondisi laju alir volume konstan, maka dV/dt pada persamaan (6) berubah
menjadi V/t. Dengan demikian persamaan (6) atau (9) dapat secara langsung disselesaikan
tanpa melalui integral dan menghasilkan.
𝐿·𝐴 𝐴2
𝑣2 + · V = 𝜇·𝑟 · t ............................................................................ (15)
𝑘 𝑐 ·𝑘

Parameter Filter Cake


Parameter cake yang terpenting adalah porositas cake ɛ dan specific cake resistance rc. untuk
membahas parameter filter cake ini, maka pertama-tama didefinisikan suatu rasio masa zat
padat di dalam suspensi sebagai berikut.

𝑀
X = 𝑀 𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑 ............................................................................................... (16)
𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎

Rasio masa X adalah perbandingan antara zat padat (solid) dan masa fluida murni. Misalnya
untuk X = 0,1 berarti di dalam 1,1 kg suspensi terdapat 0,1 kg zat padat dan 0,1 kg cairan.

Jika rasio suspensi diketahui, masa zat padat di dalam cake dapat dihitung dengan
memperhitungkan porositas dan tingkat kebasahan cake. Sesuai dengan definisi porositas,
maka masa zat padat Mp di dalam cake dengan volume Vc dapat ditentukan sebagai berikut.

𝑉𝑅𝐾
ɛ = VRK = ɛ · Vc ........................................................... (17)
𝑉𝑐

Mp = ρp · Vp = ρp · (Vc - VRK) = ρp · (1 - ɛ) · Vc .................................... (18)

Disini VRK adalah volume ruang kosong antar partikel padat pada filter cake yang terisi oleh
fluida cair, sedangkan VP adalah volume zat padat di dalam cake. Sejumlah masa zat padat
MP ini tertahan dan membentuk cake. Dengan memperhitungkan cairan yang mengisi
rongga-rongga di dalam cake, volume filtrat dan rasio masa X dari suspensi, maka Mp dapat
juga dihitung sebagai berikut.

Mp = X · 𝑀𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 = X · (𝑀𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑡 + 𝑀𝑅𝐾 )


Mp = X · 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 (𝑀𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑡 + 𝑀𝑅𝐾 ) = X · 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 (V + ɛ · 𝑉𝐶 ) ............... (19)

Persamaan (18) dan (19) adalah identik sehingga dari keduanya didapat hubungan berikut.
Mp = 𝜌𝑝 · (1 - ɛ) · Vc = X · 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 · (V + ɛ · 𝑉𝐶 ) ................................... (20)

Jika k adalah volume cake Vc yang terbentuk secara linier untuk setiap satuan volume filtrat
V sesuai persamaan (7) dan sg adalah perbandingan antara masa jenis zat padat dan fluida
serta telah terjadi filtrasisempurna, maka persamaan (3.20) dapat disajikan dalam bentuk

𝑋
1 𝑔𝑐 · (1− ɛ) 𝑠𝑔𝑐 −
= − ɛ atau ɛ = 𝑠 𝑘
.............................................................. (21)
𝑘 𝑋 𝑔𝑐 + 𝑋

Kecepatan perubahan volume (masa) filtrat dapat ditentukan dengan mengukur


(menimbang) filtrat yang terkumpul di dalam tangki penampung filtrat. Dalam percobaan ini
tentu saja harus dijaga sedemikian rupa sehingga kandungan masa zat padat di dalam
suspensi tetap konstan, jadi suspensi harus homogen.

3) Kompresibilitas Filter Cake


Jika berlaku asumsi-asumsi yang dibuat sebelumnya, bahwa:
 Aliran di dalam filter cake dan di dalam media filter adalah aliran laminar, dan
 porositas dari filter cake konstan (penimbunan zat-zat padat hanya terjadi di
permukaan cake, yang berarti juga.
 Spesific cake resistance konstan.
Maka filter cake yang terbentuk disebut incompressible cake.
Pada umumnya filter cake adalah compressible cake. Ini berarti persamaan-persamaan yang
diturunkan dengan menggunakan asumsi bahwa porositas cake selama proses filtrasi tidak
berubah. Batas kompresibilitas dari cake sendiri dapat ditentukan dengan melakukan proses
filtrasi dengan beberapa tekanan operasi yang makin lama makin besar sampai didapatkan
nilai specific cake resistance 𝑟𝑐 dan porositas cake ɛ yang tidak lagi konstan.

Penentuan Porositas Filter Cake


Penentuan porositas cake secara tidak langsung berdasarkan persamaan (20) banyak
mengandung kesalahan karena konsentrasi suspensi selama proses filtrasi sulit
dipertahankan konstan akibat terjadinya proses sedimentasi pada suspensi tersebut. Untuk
tujuan-tujuan tertentu penentuan porositas dari cake dapat juga dilakukan secara langsung
melalui pemanasan.
Sesuai definisi porositas, maka dibutuhkan data tentang volume ruang kosong VRK
dan volume sampel cake VS. Volume ruang kosong pada sampel cake dapat ditentukan
dengan memanaskan sampel cake sampai beratnya konstan. Ruang kosong sampel cake
berisi fluida, sehingga didapatkan hubungan:

𝑀1 − 𝑀2
VRK = 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎

dengan M1 dan M2 berturut-turut adalah berat sampel cake sebelum dan sesudah
dikeringkan.

Untuk menentukan volume sampel cake dengan masa M1, asumsikan bahwa cake yang
terbentuk memiliki densitas yang merata pada semua bagian cake, sehingga berlaku

𝑀𝑐 𝑀1 𝑀
= 𝑉𝑠 = 𝑀1 · 𝑉𝑐
𝑉𝑐 𝑉𝑠 𝑐

Dengan demikian porositas cake ɛ adalah :

𝑀1 − 𝑀2
𝑉𝑅𝐾 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 (𝑀1 − 𝑀2)
ɛ= = 𝑀1 = 𝑀 ........................................................ (22)
𝑉𝑠
𝑀𝑐
· 𝑉𝑐 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 · ( 1⁄𝑀 ) · 𝑉𝑐
𝑐

IV. ALAT DAN BAHAN


 Alat yang digunakan
1. Filter Testing Unit
2. Jangka Sorong
3. Ayakan
4. Stopwacth
5. Baskom
6. Kertas Saring
7. Pengaduk
8. Timbangan

 Bahan yang digunakan


1. Padatan CaCO3 (kapur)
2. Air Bersih

GAMBAR RANGKAIAN ALAT


V. PROSEDUR KERJA
 Pembuatan larutan kapur
1. Mengayak kapur terlebih dahulu.
2. Menimbang kapur sebanyak 340 gram.
3. Menambahkan air pada kapur hingga 5kg.
 Filtrasi terhadap suspensi
1. Menutup katup keluaran alat Filter Testing Unit (FTU).
2. Menyelesaikan instalasi alat FTU dengan Filter Medium.
3. Setelah semua alat terpasang, mengisi tangka penyimpanan dengan suspensi (slurry).
4. Menyalakan agitator untuk pengadukan suspensi.
5. Mengatur tekanan pompa vakum pada kondisi tekanan 0,3 bar dan 0,5 bar.
6. Membuka katup tangka penyimpanan sehingga suspensi mengalir ke bawah.
7. Menyalakan stopwatch pada saat filtrat sampai ditanda batas 0,5 Liter.
8. Waktu pencacatan setiap interval 0,5 Liter hingga tidak ada lagi air yang menetes.
9. Mematikan agitator dan membuka rangkaian FTU agar filter cake dapat diambil.
10. Mengukur ketebalan filter cake yang telah ada dengan jangka sorong.
11. Meghitung nilai konstanta proporsional (k), nilai tahanan spesifik cake (R c), nilai
tebal ekuivalen dengan tahanan filter medium (L) dan nilai porositas cake.
12. Mengulangi Kembali Langkah tersebut dengan tekanan 0,5 bar.

VI. DATA PENGAMATAN


Filter cake percobaan 1
ΔP = 0.3 Bar
No Volume (L) Waktu (detik)
1 0.5 6,1
2 1 21,04
3 1.5 42,23
4 2 72,88
5 2.5 117,26
6 3 220,45
7 3.5 276,85
8 4 340,35
9 4,002 364,87

Tebal Cake percobaan 1


Pengukuran Tebal (mm)
1 17,1
2 17,35
3 17,35
4 18,3
5 17,6
tebal rata-rata 17,53

Filter cake percobaan 2


ΔP = 0.5 Bar
No Volume (L) Waktu (detik)
1 0.5 10,83
2 1 25,66
3 1.5 48,02
4 2 82,25
5 2.5 129,68
6 3 149,22
7 3.5 259,10
8 4 344,34
9 4,001 435,86

Tebal Cake percobaan 2


Pengukuran Tebal (mm)
1 15,6
2 16,4
3 15,7
4 15,6
5 15,7
tebal rata-rata 15,8

VII. PERHITUNGAN
PERCOBAAN 1
1. Penentuan Volume Sampel Cake (𝑽𝒄 )
Dik :
 d = 20 cm = 0,2 m
𝜋
 A = 4 · 𝑑2
3,14
= · (0,2 𝑚)2
4

= 0,0314 𝑚2
 Tebal cake rata-rata = 17,53 mm = 0,01753 m
𝜋
𝑉𝐶 = 4 · 𝑑 2 · tebal cake rata-rata
3,14
= · (0,2 𝑚)2 · (0,01753 m)
4

= 0,000550442 m3

2. Penentuan Nilai Konstanta Proporsional (k)


Dik :
V. Akhir Filtrate = 0,0042 m3
𝐴·𝑙
K = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑎𝑡

0,0314 𝑚 2 · 0,01753 m
= 0,0042 𝑚 3

= 0,137611507

3. Mencari nilai tahanan spesifik sampel cake (𝑹𝒄 ) dan tebal akivalen dengan
tahanan filtrer medium (L)

Dimana untuk menentukan nilai tahanan spesifik cake dan tebal ekuivalen
dengan tahanan filter mdium diperlukan data V (m3) dan t/v (s/m3). Sehingga,
didapatkan data sebagai berikut :

Filter cake percobaan 1


ΔP = 0.3 Bar
waktu
V (L) (s) V (M3) t/v
0.5 6,1 0.0005 12200
1 21,04 0.001 21040
1.5 42,23 0.0015 28153,33
2 72,88 0.002 36440
2.5 117,26 0.0025 46904
3 220,45 0.003 73483,33
3.5 276,85 0.0035 79100
4 340,35 0.004 85087,5
4,002 364,87 0,004002 91171,91

y = 21,487,822.52x + 1,000.00
t/V (s/m3) R² = 0.97
100000
90000
80000
70000
60000
50000
t

40000
30000
20000
10000
0
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035 0.004 0.0045
V

t/V (s/m3) Linear (t/V (s/m3))

Slope = 21,487,822.52
Intercept = 1,000.00
 Tahanan Spesifik Cake (𝑟𝑐 )
Dik :
∆P = 0,3 bar
= 0,3 × 100000
= 30000 𝑁⁄𝑚2

μ air = 0,001 N · 𝑠⁄𝑚2

k = 0,1376105
d = 0,2 m
Slope = 21,487,822.52 𝑠⁄𝑚6
𝜇·𝑟 ·𝑘
Slope = 2 · 𝐴2𝑐· ∆𝑃
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 · 2 · 𝐴2 · ∆𝑃
𝑟𝑐 = 𝜇·𝑘
2
21,487,822.52 𝑠⁄ 6 · 2 · (0,031416 𝑚 2) · 30000 𝑁⁄ 2
𝑚 𝑚
𝑟𝑐 = 0,001 𝑁 · 𝑁⁄ 2 · 0,137611507
𝑚

𝑟𝑐 = 9,24674 × 1012 𝑚−2

 Penentuan Tebal Ekuivalen Dengan Tahanan Filter Medium (L)


Dik :
Intercept = 1000
𝜇 · 𝑟𝑐 ·𝐿
Intercept = 𝐴2 ·∆𝑃
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑡 · 𝐴 · ∆𝑃
L = 𝜇 · 𝑟𝑐

1000 · 0,0314 · 30000 𝑁⁄ 2


𝑚
L = 0,001 𝑁 · 𝑠
⁄𝑚 2 9,24674 ×1012 𝑚 −2

= 0,000101925 m
= 0,101925401 mm

PERCOBAAN 2
1. Penentuan Volume Sampel Cake (𝑽𝒄 )
Dik :
d = 20 cm = 0,2 m
𝜋
A = · 𝑑2
4
3,14
= · (0,2 𝑚)2
4
= 0,0314 𝑚2
 Tebal cake rata-rata = 0,01580 m
𝜋
𝑉𝐶 = 4 · 𝑑 2 · tebal cake rata-rata
3,14
= · (0,2 𝑚)2 · (0,01580 m)
4

= 0,00049612 m3

2. Penentuan Nilai Konstanta Proporsional (k)


Volume Filtrate = 0,0041 m3
𝐴·𝑙
K = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑎𝑡

0,0314 𝑚 2 · 0,0158 m
= 0,0041 𝑚 3

= 0,124061908

3. Mencari nilai tahanan spesifik sampel cake (𝑹𝒄 ) dan tebal akivalen dengan
tahanan filtrer medium (L)

Dimana untuk menentukan nilai tahanan spesifik cake dan tebal ekuivalen
dengan tahanan filter mdium diperlukan data V (m3) dan t/v (s/m3). Sehingga,
didapatkan data sebagai berikut :

Filter cake percobaan 2


ΔP = 0.5 Bar
waktu
V (L) (s) V (M3) t/v
0.5 10,83 0.0005 21660
1 25,66 0.001 25660
1.5 48,02 0.0015 32013,33
2 82,25 0.002 41125
2.5 129,68 0.0025 51872
3 149,22 0.003 49740
3.5 259,10 0.0035 74028,57
4 344,34 0.004 86085
4,001 435,86 0,004001 108937,8
y = 21,503,108.17x + 2,003.53
t/V (s/m3) R² = 0.88
120000

100000

80000

60000
t

40000

20000

0
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035 0.004 0.0045
V

t/V (s/m3) Linear (t/V (s/m3))

Slope = 21,503,108.17
Intercept = 2,003.53
 Tahanan Spesifik Cake (𝑟𝑐 )
Dik :
∆P = 0,5 bar
= 0,5 × 100000
= 50000 𝑁⁄𝑚2

μ air = 0,001 N · 𝑠⁄𝑚2

k = 0,121005
d = 0,2 m
Slope = 21,503,108.17 𝑠⁄𝑚6
𝜇·𝑟 ·𝑘
Slope = 2 · 𝐴2𝑐· ∆𝑃
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 · 2 · 𝐴2 · ∆𝑃
𝑟𝑐 = 𝜇·𝑘
2
21,503,108.17 𝑠⁄ 6 · 2 · (0,031416 𝑚 2) · 50000 𝑁⁄ 2
𝑚 𝑚
𝑟𝑐 = 0,001 𝑁 · 𝑁⁄ 2 · 0,124061908
𝑚

𝑟𝑐 = 1,71066 × 1013 𝑚2
 Penentuan Tebal Ekuivalen Dengan Tahanan Filter Medium (L)
Dik :
Intercept = 2,003.53
𝜇 · 𝑟𝑐 ·𝐿
Intercept = 𝐴2 ·∆𝑃
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑡 · 𝐴 · ∆𝑃
L = 𝜇 · 𝑟𝑐

2,003.53 · 0,0314 · 50000 𝑁⁄ 2


𝑚
L = 0,001 𝑁 · 𝑠
⁄𝑚 2 · 1,71066 × 1013 𝑚 2

= 0,000183973 m
= 0,183972602 mm

VIII. PEMBAHASAN
Filtrasi atau penyaringan adalah pemisahan partikel zat padat dari fluida dengan
jalan melewatkan fluida itu melalui suatu medium penyaring atau septum, dimana zat padat
itu bertahan. Operasi filtrasi dijalankan untuk mengambil bahan yang diinginkan yaitu
padatannya atau cairannya dan bahkan kedua-duanya. Tujuan pada praktikum filter testing
unit ini adalah melakukan proses filtrasi pada tekanan tetap dengan variasi tekanan berbeda-
beda, menghitung koefisien tahanan cake dan tahanan medium filter pada tekanan tetap
dengan variasi tekanan yang berbeda, dan menganalisa pengaruh terhadap kualitas hasil
filtrasi.
Filter Testing Unit atau penyaringan dengan tekanan vakum bekerja berdasarkan
prinsip perbedaan tekanan. Perbedaan tekanan yang terjadi adalah antara tekanan atmosfir
di atas medium filter dan tekanan vakum di bawah medium filter. Tekanan atmosfir yang
lebih tinggi akan membawa larutan yang akan disaring ke filter, tekanan vakum yang berada
di bawah medium filter akan menghisap suspensi sehingga padatannya tertahan pada
medium filter, sedangkam airnya akan melewati medium filter sebagai filtrat.
Praktikum filter testing unit ini dilakukan untuk memisahkan padatan dari cairan
dalam campuran padat-cair (slurry) dengan cara melewatkan umpan slurry ke dalam media
filtrasi dengan prinsip pemvakuman ruang filtrat (hampa udara). Tujuan dibuatnya tekanan
vakum pada ruang filtrat yaitu agar beda tekanan dapat terjadi antara ruang slurry/suspensi
dan ruang suspensi sehingga larutan dapat mengalir menuju ruang filtrat dengan cepat
menjadi filtrat yang jernih sedangkan padatan kapur akan menempel pada kertas filter.
Berdasarkan pengamatan, semakin bertambahnya waktu maka semakin jernih filtrat
yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan cake dari padatan kapur yang menebal memiliki peran
juga sebagai medium filter, dimana pori-pori cake tersebut lebih kecil dari pori-pori kertas
saring sehingga padatan kapur akan semakin sulit lolos dan filtrat yang dihasilkan jernih.
Bersamaan dengan menebalnya cake selama proses filtrasi, tahanan juga akan semakin besar
dan akibatnya laju filtrasi akan menurun. Proses filtrasi dilakukan pada tekanan tetap dengan
variasi tekanan yang berbeda-beda. Beda tekanan yang digunakan pada percobaan yaitu 0,3
bar dan 0,5 bar. Berdasarkan percobaan diketahui bahwa pada setiap tekanan tetap maka
volume filtrat yang dihasilkan setiap 5 menit akan berkurang dikarenakan cake yang telah
terbentuk dapat berfungsi menjadi media filter. Kemudian dengan adanya variasi tekanan
yang berbeda dapat diketahui bahwa semakin besar tekanan vakum pada ruang filtrat, maka
semakin besar pula beda tekanan yang terjadi antara ruang slurry dan ruang filtrat sehingga
volume filtrat yang keluar dalam rentan waktu yang telah ditentukan lebih banyak
dibandingkan volume filtrat pada tekanan sebelumnya yang lebih kecil. Hal tersebut
menunjukkan laju filtrasi dapat dipengaruhi oleh benda tekanan dari vakum yang digunakan.
Berdasarkan perhitungan dan pengamatan pada grafik dapat diketahui nilai
koefisien tahanan cake (Rc), dimana semakin besar beda tekanan (∆P) maka harga koefisien
tahanan cake akan semakin besar dan filtrat. Laju filtrasi juga dipengaruhi oleh jenis media
filter yang digunakan, luas media filter dan viskositas dari cairan. Dengan menebalnya cake
tersebut maka tinggi pori-pori medium filter semakin besar sehingga tahanan medium filter
terhadap aliran yang menembusnya semakin besar. Cairan filtrat semakin jernih dan terlihat
bahwa semakin besar beda tekanan maka semakin cepat proses filtrasi yang terjadi tetapi
cairan filtrat yang dihasilkan lebih keruh dibandingkan beda tekanan yang digunakan
sebelumnya yang lebih kecil. Hal ini dikarenakan suspensi awal yang masuk akan tersaring
dengan cepat menuju ruang filtrat, dan medium filter yang berperan hanya kertas saring.
Namun jika dibandingkan dengan harga beda tekanan yang kecil maka suspensi akan
tersaring secara lambat tetapi secepatnya cake yang terbentuk akan membantu proses
penyaringan membuat filtrat yang dihasilkan semakin jernih. Berdasarkan hasil perhitungan
pada tekanan 0,3 bar di dapatkan Nilai Tahanan Spesifik Cake (Rc) adalah 9,24674 × 1012
𝑚−2 , nilai Konstansa Proporsional (k) adalah 0,137611507 dan Nilai Tebal Ekuivalen (L)
adalah 0,101925401 mm, sedangkan untuk hasil perhitungan pada tekanan 0,5 bar di
dapatkan Nilai Tahanan Spesifik Cake (Rc) adalah, 1,71066 × 1013 𝑚−2 nilai Konstansa
Proporsional (k) adalah 0,124061908 dan Nilai Tebal Ekuivalen (L) adalah 0,183972602
mm.

IX. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum diperoleh data sebagai berikut.
Untuk 0,3 bar
k = 0,137611507
P = 30000 𝑁⁄𝑚2

Rc = 9,24674 × 1012 𝑚−2


L = 0,101925401 mm
Untuk 0,5 bar
k = 0,124061908
P = 50000 𝑁⁄𝑚2

Rc = 1,71066 × 1013 𝑚−2


L = 0,183972602 mm
X. DAFTAR PUSTAKA
Coulson, J.M., and Rischardson, J.F..1993. “Chemical Engineering”, 4th ed.vol.1.2 dan 3
Oxford : Pergamon Press Ltd.
Treybel, R.E.1981. ‘Mass-Transfer Operations’.3th Ed. Singapore : McGraw Hill Book
Co.

You might also like