Professional Documents
Culture Documents
(EKONOMI PEMBANGUNAN I)
Di susun oleh :
Kelompok 05
• Syakila 20230992
• Nur Wakiya 20233007
• Luluk Magirah R 202320998
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat-Nya,
HARROD – DOMAR”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang
S.E., M.SI
Penulis mengharapkan makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal
menambah pengetahuan dan wawasan kita. Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan -
rekan yang telah mendukung dan menjalin kerjasama yang baik sehingga makalah ini dapat
diselesaikan.
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
PENULIS
SAMPUL
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
C. TUJUAN ......................................................................................................... 2
A. KESIMPULAN ............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami dunia
hanya dua abad belakangan ini, dan oleh Simon Kuznets, seorang ahli ekonomi
sebelumnya. Sampai abad ke-18, sebagian besar masyarakat di dunia masih hidup pada
tingkat subsistem, dan mata pencaharian utamanya adalah dari melaksanakan kegiatan
Akan tetapi secara riil, tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada setiap tabungan
modal merupakan investasi dalam bentuk barang-barang modal yang dapat menaikkan
stok modal, output nasional, dan pendapatan nasional. Jadi, pembentukan modal
C. TUJUAN
model Harrod-Domar .
PEMBAHASAN
nama dari dua ekonomi, Sir Roy Harrod dan Evsey Domar, yang mana mengembangkan
mengasumsikan tingkat pengembalian modal yang konstan. Itu berbeda dengan model
anda, tingkat tabungan nasional dan produktivitas modal adalah dua variabel utama
berikut:
ΔY/Y = s/k
Ket :
product of capital
Asumsikan tidak ada depresiasi. Jika tingkat tabungan nasional Indonesia adalah
sebesar 5% dan rasio output-modal sebesar 2, maka perekonomian akan tumbuh 2,5%
per tahun. Sebaliknya, ketika tingkat tabungan nasional Indonesia adalah sebesar 20%
5%.
pertumbuhan ekonomi.
ekonomi
meningkatkan persediaan modal dan kapasitas produktif. Oleh karena itu, tingkat
modal di dalam perekonomian relatif rendah. Oleh karena itu, investasi akan
tinggi. Dalam rumus di atas, anda dapat melihat, rasio memiliki hubungan
tabungan yang lebih tinggi memungkinkan investasi modal yang lebih besar.
membeli mesin atau mendirikan pabrik baru. Sehingga, semakin tinggi tabungan
rendah dapat dikaitkan dengan tingkat tabungan yang rendah. Situasi ini
yang lebih rendah menunjukkan ke anda investasi modal lebih efisien. Itu
lapangan kerja baru yang relatif terbatas. Sebagai hasilnya, pendapatan rumah
tangga dan permintaan agregat juga rendah. Begitu juga, menghadapi kondisi
berdampak pada tingkat tabungan yang tetap rendah. Oleh karena itu, opsi untuk
lebih banyak uang untuk ditabung. Selain itu, aliran tabungan dan
modal immobile. Maksud saya, dana tabungan tersebut tidak selalu tersedia bagi
diantara penduduk.
yang dijamin (warranted growth). Perubahan PDB riil dari tahun ke tahun
tenaga kerja (diukur dari angkatan kerja) tumbuh 2%, maka pertumbuhan
ΔY/Y = s/k
Ket :
Sekarang, jika anda masukkan s = S/Y dan ΔK/ ΔY ke dalam rumus di atas,
anda mendapatkan.
1 = S/ ΔK
S = ΔK = I
persediaan modal, yang mana sama dengan investasi bersih (I) di dalam
bersih sama dengan investasi bruto minus depresiasi. Misalnya, sektor bisnis
depresiasi dari mesin yang ada saat ini adalah sebesar Rp2, maka investasi bersih
sama dengan Rp10 miliar. Sebagai hasilnya, persediaan modal (mesin) di dalam
dan rasio modal-output (ΔK/ ΔY) sama dengan 2. Tingkat pertumbuhan yang
dijamin adalah sebesar 10%. Sehingga, investasi bersih sebesar Rp10 miliar
(ΔK) akan meningkatkan output sebesar Rp5 miliar (ΔY = Rp10 miliar/2).
menggunakan modal dan tabungan sebagai determinan. Itu mengabaikan faktor lainnya
seperti produktivitas tenaga kerja dan kemajuan teknologi sebagai faktor pemacu
pertumbuhan ekonomi.
lapangan kerja penuh (output potensial). Fluktuasi itu menghasilkan siklus bisnis, di
pertumbuhan Solow menunjukkan ketika rasio modal per tenaga kerja tinggi, efek
Jadi, modal memiliki tingkat pengembalian marginal yang menurun. Misalnya, ketika
10 staf telah memiliki 10 komputer, tambahan 10 komputer tidak akan membuat mereka
Keempat, modal tidak mobile di dalam perekonomian. Pasar keuangan yang tidak
berkembang membuat tabungan tidak selalu tersedia untuk investasi. Beberapa tabungan
di bank justru untuk membiayai konsumsi rumah tangga, alih-alih untuk belanja modal
bisnis. Selain itu, penambahan tabungan tidak selalu menghasilkan tambahan investasi
modal dalam jumlah yang sama. Perekonomian mungkin meminjam dari luar negeri
untuk mengisi celah tabungan (kesenjangan pembiayaan). Oleh karena itu, tambahan
tabungan justru untuk membayar utang luar negeri, alih-alih investasi domestik.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
nama dari dua ekonomi, Sir Roy Harrod dan Evsey Domar, yang mana mengembangkan
mengasumsikan tingkat pengembalian modal yang konstan. Itu berbeda dengan model
Perbedaan lain dari kedua model adalah tentang efek tingkat tabungan. Solow
https://www.google.com/search?q=Makalah+model+PERTUMBUHAN+Harrod-
Domar&oq=ma&aqs=chrome.1.69i57j69i59l3j69i60.2726j0j9&client=ms-android-oppo-
rvo2&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8