You are on page 1of 11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Gambaran faktor resiko terjadinya hipertensi

1. Gambaran Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan sebaran data jenis

kelamin pada pasien penderita hipertensi diPuskesmas Kaluku Bodoa yang

disajikan dalam bentuk table 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Distribusi frekuensi Jenis Kelamin pada pasien penderita hipertensi

di Puskesmas Kaluku Bodoa

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


%
Laki-laki 3 15,0%

Perempuan 17 85,0%
Total 20 100,0%
Sumber data : data sekunder 2023

Pada variable jenis kelamin terdiri dari 1 pertayaan , terdapat pada

data responden . variabel jenis kelamin diklasifikasikan menjadi dua

yaitu laki- laki dan perempuan. Berdasarkan jenis analisa data jenis

kelamin yang lebih dominan adalah jenis kelamin perempuan dengan

jumlah 17 (85,0%)sedangkan untuk jenis kelamin laki laki dengan


jumlah 3 (15.0%).

2. Gambaran umur

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan sebaran data umur

pada pasien hipertensi diPuskesmas Kaluku Bodoa yang disajikan dalam

bentuk table 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2

Distribusi frekuensi umur pada pasien penderita hipertensi di

Puskesmas Kaluku Bodoa

Umur Frekuensi Persentase


%
Lansia Akhir (56-65tahun) 14 70,0%

Masa Manula (65 tahun) 6 30,0%

Total 20 100,0%

Sumber data : data primer 2023

Pada variabel umur terdiri dari 1 pertanyaan, terdapat pada data responden.

Berdasarkan hasil analisa data umur didapatkan lebih dominan direntang

umur 56-65 dengan jumlah 14 (70.0 %) sedangkan di rentang umur 65

tahun keatas didapatkan jumlah 6 (30,0%).


3. Gambaran Obesitas

Berdasarka hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan sebaran data obesitas

pada pasien hipertensi diPuskesmas Kaluku Bodoa yang disajikan dalam

bentuk tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3

Distribusi frekuensi obesitas pada pasien penderita hipertensi di

Puskesmas Kaluku Bodoa

Obesitas Frekuensi Persentase%

Normal 18 90,0%

Obesitas 2 10,0%

Total 20 100,0%
Sumber data : data primer 2023

Berdasarkan hasil analisa data obesitas didapatkan bahwa pasien hipertensi

dengan obesitas sebesar 2 (10,0 %) tetapi sebagian besar penderita hipertensi

yang memiliki berar badan yang tidak obesitas sebesar 18(90,0%).

4. Gambaran Riwayat Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan sebaran data riwayat

keluarga pada pasien hipertensi diPuskesmas Kaluku Bodoa yang disajikan

dalam bentuk tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Riwayat Keluarga pada pasien penderita Hipertensi

di Puskesamas Kaluku Bodoa


Riwayat Hipertensi Frekuensi Persentase
Pada Keluarga %
TIDAK 5 25,0%

YA 15 75,0%

Total 20 100,0%
Sumber data : data primer 2023

Berdasarkan hasil analisa data riwayat keluarga yang lebih dominan adalah

riwayat keluarga dengan hipertensi sejumlah 15 (75,0%) sedangkan riwayat

keluarga dengan tidak hipertensi sejumlah 5 (25,0%).

5. Gambaran Merokok

Berdasarka hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan sebaran data merokok

pada pasien hipertensi diPuskesmas Kaluku Bodoa yang disajikandalam bentuk

4able 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Distribusi frekuensi merokok pada pasien penderita Hipertensi di

Puskesmas Kaluku Bodoa

Merokok Frekuensi Persentase%

TIDAK 20 100,0%
Sumber data : darta primer 2023

Berdasarkan hasil analisa data merokok didapatkan bahwa penderitahipertensi

yang tidak merokok sejumlah 20 (100,0%)


B. Pembahasan

1. Gambaran jenis kelamin responden di Puskesmas Kaluku Bodoa

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar subjek

penelitian berjenis kelamin perempuan (85,0%) sedangkan yang berjenis

kelamin laki-laki (15,0%). Hasil analisis presntasi kejadian hipertensi lebih

banyak terjadi pada perempuan dari pada laki-laki.

Jenis kelamin mempengaruhi terjadinya hipertensi khususnya bagi

perempuan dikarenakan setelah menopouse kadar ekstrogen menurun yang

memiliki efek perlindungan vascular pada wanita yang belum mengalami

menopause. Estrogen mampu meningkatkan produksi antioksidan sehingga

mampu mengurangi stress dan mencegah peradangan dalam tubuh . oleh karna

itu kadar ekstrogen yang lebih rendah setelah menopause dapat menurunkan

fungsi tersebut dan meningkatkan resiko hipertensi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan Kaplan (2002) yang

menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia , pada kelompok 65 tahun ke

atas prevelensi hipertensi akan lebih tinggi terjadi pada perempuan

dibandingkan laki-laki. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Rustiana (2014) di puskesmas ciputat yang mendapatkan

prevelensi hipertensi pada perempuan 67,2% sedangkan yang berjenis laki-laki

32,8%.dibuktikan juga oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh elfira


Priambono (2016) dipuskesmas Wua-wua Kota Kendari mendapatkan

prevelensi yang terbanyak berada pada jenis kelamin perempuan dengan jumlah

54,8% sedangkan prevelensi terendah berada pada jenis kelamin laki-laki

dengan jumlah 19 orang (45,2%).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitri wahyuni

wulandari (2023) didapatkan hasil penderita hipertensi jenis kelamin

perempuan sebesar 62,4% sedangkan pada penderita jenis kelamin laki-laki

37,6%. Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan Depkes RI yang

menyatakan bahwa prevelensi hipertensi lebih tinggi terdapat pada wanita.

2. Gambaran umur responden di Puskesmas Kaluku Bodoa

Berdasarkan hasil analisa data didapatkan bahwa lebih dominan pada

rentang umur 56-65 dengan jumlah 14(70,0%) sedangkandi rentang umur 65

tahun keatas didapatkan jumlah 6 (30,0%) Semakin lanjut usia seseorang maka

tekanan darah akan semakin tinggi karana beberapa faktor seperti elestisitas

pembulu darah yang berkurang, fungsi ginjal sebagai penyeibang tekanan

darah menurun.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan Depkes Ri yang

menyatakan bahwa tingginya kejadian hipertensi sejalan dengan bertambhnya

usia , karna disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah sehingga

lumen menjadi sempit dan dinding pembuluh darah menjadi kaku, sehingga

akibat tersebut tekanan darah sistolik meningkat


Hasil penelitian ini juga didukung oleh beberapa penelitian

sebelumnya , Rustiani (2014) menyatakan bahwa umur mempunyai hubungan

yang bermakna dengan kejadian hipertensi dan merupakan salah satu faktor

resiko hipertensi dimana samakin tua umur , semakin berisiko terserang

hipertensi didapatkan hasil penelitian bahwa rentang umur 57-66 dengan

jumlah 45,9% dibandingkan rentang umur 67-76 dengan jumlah 27,9%, rentang

umur 47-56 dengan jumlah 23,8%, rentang umur 77-87 dengan jumlah 2,5%.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lutfy priambono

(2016) yang menyatakan tekanan darah meningkat seiring dengan peningkatan

umur hal ini terjadi pada perempuan akan lebih tinggi beresiko menderita

hipertensi hal ini terjadi diumur 40 tahun keatas karena wanita mengalami

menapouse didapatkan hasil penelitian kategori usia muda (<40 Tahun) yaitu

sebanyak 3 responden 7,1%, sedangkan responden yang termasuk kategori usia

(>40 tahun ) yaitu sebanyak 39 responden 92,9%.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh elfira riris rindiyanti (2018)

menyatakan seiring bertambahnya usia seseorang maka pengaturan

metabolism zat kapur (kalsium) terganggu hal ini menyebabkan banyaknya

kalsium yang beredar bersama aliran darah. Akibatnya darah menjadi padat

dan tekanan darah pun meningkat. Didapatkan hasil penelitian dimana

variable usia digradasi menjadi 2 kelempok berusia >40 tahun sebanyak 55

orang 56,1% dan usia <40 tahun sebanyak 29 orang (19,6%).


3. Gambaran obesitas responden di Puskesmas Kaluku Bodoa

Berdasarkan hasil analisa data obesitas didapatkan bahwa pasien

hipertensi dengan obesitas sebesar 2 (10,0 %) tetapi sebagian besar penderita

hipertensi yang memiliki berat badan yang tidak obesitas sebesar 18(90,0 %).

Pada penelitian ini didapatkan proporsi obesitas yang rendah

dimungkinkan karna responden lebih banyak pada rentang umur 57-65 tahun

tergolong pada lansia dimana pola makan lansia pada rentang umur tersebut

sudah mulai berkurang. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan

oleh Rustiani (2014) dimana didapatkan hasil penderita hipertensi dengan

obesitas sejumlah 18 (14,8%) sedangkan penderita hipertensi yang tidak

obesitas sebesar 104 (85,2%).

Penelitian ini ada kesenjangan antara teori dengan hasil uji statistic.

Dimana menurut teori sesuai hasil penelitian sebelumnya penelitian sihombing

(2016) menyatakan bahwa obesitas berkaitan erat dengan peningkatan tekanan

darah baik pada laki-laki maupun pada perempuan. dan hasil penelitian

Rosalina menyatakan bahwa seseorang yang obesitas akan lebih berisiko

mengalami hipertensi hipertensi dibandingkan dengan seseorang yang tidak

obesitas. Sedangkan dalam penelitian ini didapatkan bahwa hasil penderita


hipertensi dengan IMT yang tidak obesitas hal ini dikemungkinkan karna

adanya faktor lain yang mempengaruhi kejadian hipertensi.

4. Gambaran riwayat keluarga responden di Puskesmas Kaluku Bodoa

Berdasarkan hasil analisa data riwayat keluarga yang lebih dominan

adalah riwayat keluarga dengan hipertensi sejumlah 15 (75,0%) sedangkan

riwayat keluarga dengan tidak hipertensi sejumlah 5 (25,0%).salah satu

penyebab hipertensi ialah faktor genetik atau keturunan yang artinya ada

mutasi gen atau kelainan genetik yang diwarisi orang tua sehingga membuat

secara genetik engalai hipertensi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rustiani (2014)

menyatakan bahwa seseorang yang memiliki riwayat keluarga hipertensi akan

lebih berisiko lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang tidak

mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi dimana didapatkan hasil

riwayat keluarga dengan hipertensi sejumlah 71 58,2% sedangkan riwayat

keluarga dengan tidak hipertensi sejumlah 52 41,8%.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Elfira riris rindayanti

(2018) yang menyatakan penduduk wanita yang memiliki riwayat keluarga

dengan hipertensi berisiko 2,745 kali untuk mengalami kejadian hipertensi

dibandingkan dengan penduduk wanita yang tidak memiliki riwayat keluarga

dengan hipertensi.
5. Gambaran merokok responden di Puskesmas Kaluku Bodoa

Berdasarkan hasil analisa data merokok didapatkan bahwa penderita

hipertensi yang tidak merokok sejumlah 20 (100,0%). Menurut teori Black &

Hawks yang menyatakan bahwa kandungan dalam rokok terdapat nikotin yang

dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan vaskontraksi perifer

yang akan meningkatkan tekanan darah perifer pada jangka waktu yang pendek

selama dan setelah merokok.

Hasil penelitian yang ini ada sedikit perbedaan yaitu penderita

hipertensi pada penelitian ini sebagian besar tidak merokok tetapi faktor

merokok berisiko terhadap kejadian hipertensi. Hal ini kemungkinan

disebabkan karna sebagian besar subjek penelitian yang saat ini perempuan

dengan jumlah 17 orang yang bukan perokok sedangkan responden laki-laki

juga tidak merokok. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Rustiani

(2014) didaptkan hasil perempuan 67,2% yang bukan perokok sedangkan

responden laki-laki yang merokok hanya sedikit yaitu sebesar 22,1%

You might also like