You are on page 1of 17

LAPORAN PENDAHULUAN

POST NATAL CARE (PNC)


STASE KEPERAWATAN MATERNITAS
PROFESI NERS

Di susun oleh :

IIS JUWARIYAH
NPM : 2022207209010

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
Th. 2022
LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM (PNC)

A. Konsep Dasar Post Partum


1. Pengertian
Post partum merupakan masa sesudah melahirkan atau persalinan. Masa beberapa jam
sesudah lahirnya plasenta atau tali pusat sampai minggu ke enam setelah melahirkan,
setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi
kembali keadaan yang normal pada saat sebelum hamil (Marmi, 2012). Post partum adalah
waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada keadaan tidak hamil, serta
penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru. (Mitayani, 2011). Post Partum
adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum
hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari
(Ambarwati, 2010).

2. Etiologi
Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan atau dapat
hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan.
a) Partus dibagi menjadi 4 kala :
1) kala I, kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai
pembukaan lengkap.
2) Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan interval 2 sampai 3
menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik. Menjelang akhir kala I ketuban pecah
yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak. Ketuban pecah pada
pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan.
3) Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti 5 sampai 10 menit. Dengan
lahirnya bayi, sudah dimulai pelepasan plasenta
4) KalaIV, dimaksudkan untuk melakukan observasi
b) Faktor penyebab ruptur perineum diantaranya adalah faktor ibu, faktor janin, dan
faktor persalinan pervaginam.
c) Faktor Ibu
1) Paritas : Jumlah kehamilan yang mampu menghasilkan janin hidup di luar rahim
(lebih dari 28 minggu).
2) Meneran : Proses persalinan normal berlangsung, ibu akan mengejan dan
mendorong bayi keluar dari rahim, vagina dan perineumnya akan mengalami
tekanan yang sangat kuat. Hal ini berisiko tinggi menyebabkan luka robekan pada
vagina dan perineum yang dapat menyebabkan perdarahan pascapersalinan. Oleh
karena itu, untuk memperbaiki bagian yang robek tersebut, dengan melakukan
penjahitan. Selain robekan alami akibat proses mengejan, jahitan pasca
melahirkan normal (Kevin Andrian, 2020).
d) Faktor Janin
1) Berat Badan Bayi Baru lahir : Berat janin pada waktu lahir lebih dari 4000 gram.
Makrosomia disertai dengan meningkatnya resiko trauma persalinan melalui
vagina seperti distosia bahu, kerusakan fleksus brakialis, patah tulang klavikula,
dan kerusakan jaringan lunak pada ibu seperti laserasi jalan lahir dan robekan
pada perineum.
2) Presentasi : Letak hubungan sumbu memanjang janin dengan sumbu memanjang
panggul ibu.
(a) Presentasi Muka : Letak janin memanjang, sikap extensi sempurna dengan
diameter pada waktu masuk panggul atau diameter submentobregmatika
sebesar 9,5 cm.
(b) Presentasi Dahi : Sikap ekstensi sebagian (pertengahan), hal ini berlawanan
dengan presentasi muka yang ekstensinya sempurna.
e) Faktor Persalinan Pervaginam
1) Vakum ekstrasi : Tindakan bantuan persalinan, janin dilahirkan dengan ekstrasi
menggunakan tekanan negatif dengan alat vacum yang dipasang di kepalanya.
2) Ekstrasi Cunam/Forsep : Suatu persalinan buatan, janin dilahirkan dengan cunam
yang dipasang di kepala janin.
3) Embriotomi : Prosedur penyelesaian persalinan dengan jalan melakukan
pengurangan volume dengan tujuan untuk memberi peluang yang lebih besar
untuk melahirkan keseluruhan tubuh bayi tersebut (Syaifuddin, 2009).
4) Persalinan Presipitatus : Persalinan yang berlangsung sangat cepat, berlangsung
kurang dari 3 jam, dapat disebabkan oleh abnormalitas kontraksi uterus dan rahim
yang terlau kuat. (Cunningham, 2009).
3. Patofisiologi
a. Adaptasi Fisiologi
1) Infolusi uterus adalah Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah
melahirkan, proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi
otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis
tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada
promontorium sakralis.
Pada masa pasca partum penurunan kadar hormon menyebapkan terjadinya
autolisis, perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel
tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebap ukuran
uterus sedikit lebih besar setelah hamil.
2) Kontraksi intensitas meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir, diduga
terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterin yang sangat besar.
Hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur
kontraksi uterus, mengopresi pembuluh darah dan membantu hemostasis. Salama
1-2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan
menjadi tidak teratur. Untuk mempertahankan kontraksi uterus, suntikan oksitosin
secara intravena atau intramuskuler diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu
yang merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan membiarkan bayinya di
payudara segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang
pelepasan oksitosin.
b. Adaptasi psikologis
Menurut Hamilton, 1995 adaptasi psikologis ibu post partum dibagi menjadi 3 fase
yaitu :
1) Fase taking in / ketergantungan
Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan dimana ibu
membutuhkan perlindungandan pelayanan.
2) Fase taking hold / ketergantungan tidak ketergantungan Fase ini dimulai pada hari
ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada minggu keempat sampai kelima.
Sampai hari ketiga ibu siap untuk menerima peran barunya dan belajar tentang
semua hal- hal baru. Selama fase ini sistem pendukung menjadi sangat bernilai
bagi ibu muda yang membutuhkan sumber informasi dan penyembuhan fisik
sehingga ia dapat istirahat dengan baik
3) Fase letting go / saling ketergantungan
Dimulai sekitar minggu kelima sampai keenam setelah kelahiran. Sistem
keluarga telah menyesuaiakan diri dengan anggotanya yang baru. Tubuh pasian
telah sembuh, perasan rutinnya telah kembali dan kegiatan hubungan seksualnya
telah dilakukan kembali.

4. Manifestasi klinik
Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang-kadang disebut
puerperium atau trimester keempat kehamilan.
a. Sistem reproduksi
1) Proses involusi : Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah
melahirkan, proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi
otot-otot polos uterus.
2) Kontraksi :Kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir,
hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur
kontraksi uterus, mengopresi pembuluh darah dan membantu hemostasis.
3) Tempat plasenta : Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, kontraksi
vaskular dan trombus menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang meninggi
dan bernodul tidak teratur.
4) Lochea : Lochea rubra terutama mengandung darah dan debris trofoblastik.
Lochea serosa terdiri dari darah lama, serum, leukosit dan denrus jaringan.
Lochea alba mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mukus, serum dan bakteri.
Lochea alba bisa bertahan 2-6 minggu setelah bayi lahir.
5) Serviks : Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa, tipis, dan rapuh
selama beberapa hari setelah ibu melahirkan.
6) Vagina : Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke
ukuran sebelum hamil, 6-8 minggu setelah bayi lahir.

b. Sistem endokrin
1) Hormon plasenta : Penurunan hormon human plasental lactogen, esterogen dan
kortisol, serta placental enzyme insulinase membalik efek diabetagenik
kehamilan. Sehingga kadar gula darah menurun secara yang bermakna pada masa
puerperium.
2) Hormon hipofisis : Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita
menyusui dan tidak menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada
wanita menyusui tampaknya berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar
follikel- stimulating hormone terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak
menyusui di simpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika
kadar prolaktin meningkat
3) Abdomen : Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan, abdomenya
akan menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil.
Diperlukan sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum
hami.
4) Sistem urinarius : Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah
wanita melahirkan.
5) Sistem cerna : Nafsu makan, Mortilitas, Defekasi
6) Payudara : Konsentrasi hormon yang menstimulasai perkembangan payudara
selama wanita hamil (esterogen, progesteron, human chorionik gonadotropin,
prolaktin, krotison, dan insulin) menurun dengan cepat setelah bayi lahir.
a) Ibu tidak menyusui : Kadar prolaktin akan menurun dengan cepat pada
wanita yang tidak menyusui
b) Ibu yang menyusui : Sebelum laktasi dimulai, payudara teraba lunak dan
suatu cairan kekuningan, yakni kolostrum.
7) Sistem kardiovaskuler
a) Volume darah : Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor
misalnya Kehilangan darah merupakan akibat penurunan volume darah total
yang cepat tetapi terbatas. Setelah itu terjadi perpindahan normal cairan tubuh
yang menyebapkan volume darah menurun dengan lambat. Pada minggu
ketiga dan keempat setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun
sampai mencapai volume sebelum lahir.
b) Curah jantung : denyut jantung volume sekuncup dan curah jantung
meningkat sepanjang masa hamil.
c) Tanda-tanda vital : Beberapa perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat, jika
wanita dalam keadaan normal
8) Sistem neurologi : Perubahan neurologis selama puerperium merupakan
kebalikan adaptasi neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebapkan
trauma yang dialami wanita saat bersalin dan melahirkan.
9) Sistem muskuluskeletal : Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi selama
masa hamil Adaptasi ini mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan
hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran rahim.
10) Sistem integument : Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang
saat kehamilan berakhir
.
5. Komplikasi
a. Perdarahan : Kehilangan darah lebih dari 500 cc setelah kelahiran kriteria perdarahan
didasarkan pada satu atau lebih tanda-tanda sebagai berikut:
1) Kehilangan darah lebih dai 500 cc
2) Sistolik atau diastolik tekanan darah menurun sekitar 30 mmHg
3) Hb turun sampai 3 gram %.

Tiga penyebab utama perdarahan antara lain :

1) Atonia uteri : pada atonia uteri uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik
dan ini merupakan sebab utama dari perdarahan post partum.
2) laserasi jalan lahir : perlukan serviks, vagina dan perineum dapat menimbulkan
perdarahan banyak bila tidak direparasi dengan segera dan terasa nyeri.
3) Retensio plasenta, hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta
disebapkan oleh gangguan kontraksi uterus.
4) Lain-lain
a) Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi uterus sehingga
masih ada pembuluh darah yang tetap terbuka
b) Ruptur uteri, robeknya otot uterus yang utuh atau bekas jaringan parut pada
uterus setelah jalan lahir hidup.
c) Inversio uteri (Wiknjosastro, 2009).
b. Infeksi puerperalis di definisikan sebagai; inveksi saluran reproduksi selama masa post
partum. Insiden infeksi puerperalis ini 1 % - 8 %, ditandai adanya kenaikan suhu > 38
0
dalam 2 hari selama 10 hari pertama post partum.
c. Endometritis adalah infeksi dalam uterus paling banyak disebapkan oleh infeksi
puerperalis. Bakteri vagina, pembedahan caesaria, ruptur membran memiliki resiko
tinggi terjadinya endometritis
d. Mastitis Yaitu infeksi pada payudara.
e. Infeksi saluran kemih Insiden mencapai 2-4 % wanita post partum, pembedahan
meningkatkan resiko infeksi saluran kemih. Organisme terbanyak adalah Entamoba
coli dan bakterigram negatif lainnya.
f. Tromboplebitis dan thrombosis Semasa hamil dan masa awal post partum, faktor
koagulasi dan meningkatnya status vena menyebapkan relaksasi sistem vaskuler,
akibatnya terjadi tromboplebitis (pembentukan trombus di pembuluh darah dihasilkan
dari dinding pembuluh darah) dan thrombosis (pembentukan trombus) tromboplebitis
superfisial terjadi 1 kasus dari 500 – 750 kelahiran pada 3 hari pertama post partum.
g. Emboli yaitu : partikel berbahaya karena masuk ke pembuluh darah kecil
h. Post partum depresi : ibu bingung dan merasa takut pada dirinya.
Tandanya antara lain, kurang konsentrasi, kesepian tidak aman, perasaan obsepsi
cemas, kehilangan kontrol, dan lainnya.
i. Tanda – Tanda Bahaya Post Partum
Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi rahim
baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir.

Tanda-tanda yang mengancam terjadinya robekan perineum antara lain :


1) Kulit perineum mulai melebar dan tegang.
2) Kulit perineum berwarna pucat dan mengkilap.
3) Ada perdarahan keluar dari lubang vulva, merupakan indikasi robekan pada
mukosa vagina.
B. Konsep Masalah Keperawatan
Masalah yang mungkin muncul Menurut SDKI DPP PPNI, 2017 :
Masalah yang mungkin muncul pada ibu
a. Nyeri akut (D.0077) :
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual
atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

Penyebab :
1) Agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskemia, neoplasma)
2) Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, bahan kimia iritan)
3) Agen pencedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat
berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)

Gejala dan Kriteria:


1) Mayor
a) Subjektif : Mengeluh nyeri, merasa depresi (tertekan)
b) Objektif : tampak meringis, gelisah, tidak mampu menuntaskan aktivitas

2) Minor
a) Subjektif : Merasa takut mengalami cidera berulang
b) Objektif : Bersikap protektif (misalkan posisi menghindari nyeri), waspada,
anoreksia

b. Gangguan rasa nyaman (D.0074):


Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual,
llingkungan dan social

Penyebab :
1) Gejala penyakit
2) Kurang pengendalian situasional/lingkungan
3) Ketidak adekuatan sumber daya
4) Gangguan stimulus lingkungan
5) Gangguan adaptasi kehamilan Gejala dan Kriteria :

1) Mayor
a) Subjektif : Mengeluh tidak nyaman
b) Objektif : Gelisah
2) Minor
a) Subjektif : Mengeluh susah tidur, tidak mampu rileks, mengeluh lelah.
b) Objektif : Menunjukan gejala distres, tampak merintih atau menangis.

c. Kesiapan persalinan (D.0070):


Pola mempersiapkan, mempertahankan dan memperkuat proses kehamilan dan
persalinan serta perawatan bayi baru lahir

Gejala dan Kriteria :


1) Mayor
a) Subjektif : menyatakan keinginan untuk menerapkan gaya hidup yang tepat
untuk persalinan
b) Objektif : -

2) Minor
a) Subjektif : -
b) Objektif : Menunjukan perilaku proaktif selama persiapan persalinan

d. Ansietas (D.0080):
Kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan
spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan
untuk menghadapi ancaman.

Penyebab :
1) Krisis situasional
2) Kebutuhan tidak terpenuhi
3) Krisis maturasional
4) Ancaman terhadap konsep diri
5) Ancaman terhadap kematian
6) Kekhawatiran mengalami kegagalan
7) Disfungsi sistem keluarga
8) Hubungan orangtua-anak yang tidak memuaskan
9) Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir)
10) Penyalahgunaan zat
11) Terpapar bahaya lingkungan (mis. toksin, polutan)
12) Kurang terpapar informasi

Gejala dan Kriteria :

1) Mayor
a) Subjektif : Merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang
dihadapi
b) Objektif : Tampak gelisah, sulit tidur, tampak tegang

2) Minor
a) Subjektif : Mengeluh pusing, anoreksia, merasa tidak berdaya
b) Objektif : Frekuensi napas nadi dan tekanan darah meningkat, tremor, muka
tampak pucat , kontak mata buruk.

e. Risiko infeksi (D.0142) :


Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik. Faktor risiko :
Penyakit kronis, efek prosedur invasif, peningkatan paparan organisme patogen
lingkungan (ketuban pecah sebelum waktunya)

f. Defisit pengetahuan (D.0111):


Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Penyebab :
1) Keteratasan kognitif
2) Gangguan fungsi kognitif
3) Kekeliruan mengikuti anjuran
4) Kurang terpapar informasi
5) Kurang minat dalam belajar
6) Kurang mampu mengingat
7) Ketidaktahuan menemukan sumber informasi

Gejala dan Kriteria :

1) Mayor
a) Subjektif :Menanyakan masalah yang dihadapi
b) Objektif :menunjukan persepsi yang salah terhadap Masalah.
2) Minor
a) Subjektif : -
b) Objektif :Menunjukan perilaku berlebihan (misalkan apatis, bermusuhan,
histeria)

1. Intervensi Keperawatan
Diberikan jika kemampuan merawat diri pada klien berkurang dari yang dibutuhkan untuk
memenuhi self care yang sebenarnya sudah diketahui. Berikut intervensi yang dapat
dilakukan sesuai standar intervensi keperawatan Indonesia (Tim Pokja Siki DPP PPNI,
2018).

Intervensi ibu
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … jam diharapkan tingkat nyeri dapat
menurun (L.08066).

Kriteria Hasil :
1) Keluhan nyeri menurun
2) Meringis menurun
3) Gelisah menurun
4) Kesulitan tidur menurun

Rencana tindakan (I.03121) :

1) Identifikasi lokasi, karateristik, durasi, frekuensi,kualitas, intensitas nyeri


2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respons nyeri non verbal
4) Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri

b. Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan


Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … jam diharapkan status kenyamanan
pasien meningkat(L.08064).

Kriteria Hasil :
1) Keluhan tidak nyaman menurun
2) Gelisah menurun
Rencana tindakan I.14561 :

Observasi

1) Monitor tanda tanda vital


2) Timbang berat badan

Terapeutik

1) Pertahankan postur tubuh yang benar


2) Lakukan perawatan kebersihan gigi dan mulut secara teratur
3) Jaga kebersihan vulva dan vagina

Edukasi

1) Anjurkan menghindari kelelahan


2) Ajarkan teknik relaksasi

Kolaborasi

Kolaborasi pemeriksaan labolatorium

c. Kesiapan persalinan b.d status kesehatan ibu dan janin sehat


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … jam diharapkan status antepartum
pasien membaik(L.07059).
Kriteria hasil:
1) Nausea menurun
2) Muntah menurun
3) Tekanan darah membaik

Rencana tindakan I.12437 :

Observasi

Identivikasi tingkat pengetahuan pasien

Terapeutik

1) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3) Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1) Jelaskan metode persalinan yang ibu inginkan


2) Anjurkan ibu cukup nutrisi
3) Anjurkan ibu mengenali bahaya persalinan

d. Ansietas b.d kondisi kehamilan perinatal


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … jam diharapkan status tingkat
ansietas pasien menurun(L.09093).
Kriteria hasil :
1) Prilaku gelisah menurun
2) Pola tidur membaik

Rencana tindakan I.09314

Observasi

1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah


2) Monitor tanda tanda ansietas

Terapeutik

1) Pahami situasi yang membuat ansietas


2) Dengarkan dengan penuh perhatian
3) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

Edukasi

1) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu


2) Latih teknik relaksasi

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian obat anti ansietas, jika perlu

e. Risiko infeksi d.d ketuban pecah sebelum waktunya


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … jam diharapkan status tingkat
infeksi pasien menurun(L.14137).
Kriteria hasil :

1) Demam menurun
2) Nyeri menurun
3) Kadar sel darah putih membaik

Rencana tindakan I.14539 :

Observasi

Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik

Terapeutik

Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien

Edukasi

1) Jelaskan tanda dan gejala infeksi


2) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

f. Defisit Pengetahuan b.d Ketidaktahuan menemukan sumber informasi


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … jam diharapkan tingkat
pengetahuan pasien meningkat (L.12111).

Kriteria hasil :
1) Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang satu topic meningkat
2) Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topic

Rencana tindakan I.12383 :


Observasi

Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima Informasi

Terapeutik

1) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

Edukasi

Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat Intervensi bayi


DAFTAR PUSTAKA

Achadiat. (2010). Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.

Alodokter. (2018). Prosedur induksi untuk mempercepat persalinan. Retrieved from


https://www.alodokter.com/proses-induksi-untuk-mempercepat-persalinan
Ayu. (2010). Asuhan Kebidanan Patologi.
Bararah dan Jauhar. (2013). Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi Perawat Profesional.
Prestasi Pustaka Raya.
Bobak. (2010). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta. Cunningham. (2009). Obstetri
Williams Edisi 21. Jakarta.
Dewi. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.
Heldayani. (2009). Laporan asuhan keperawatan pada ibu dengan sectio caesarea. Banjar Baru.
Kementerian Kesehatan RI. (2010). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial Pedoman
Teknis Pelayanan Kesehatan Dasa. Jakarat: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarat: Kementerian Kesehatan RI.
Legawati. (2018). Determinan Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) DI Ruang Cempaka RSUD
DR Doris Sylvanus Palangkaraya.
Lissauer. (2013). Selayang Neonatalogi (II). Jakarta.
Manuaba. (2009). Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri dan Giinekologi. Jakarat.
Marmi. (2015). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Nugroho. (2010). Buku Ajar Obstetri, untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Prawiroharjo. (2018). Asuhan Kebidanan Patologi. 103. Rohmawati. (2018). Kelainan Air Ketuban.
Saifudin. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Sarwono, P. (2000). Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi 1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Sarwono, P. (2010). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta.
Syaifuddin. (2009). Anatomi Tubuh Manusia Edisi 2. Jakarta.
Wiknjosastro. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

You might also like