You are on page 1of 16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Kasus


Dalam bab ini menjelaskan tentang bagaimana penerapan
aromatherapy lemon dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi (menurunkan
mual muntah) pada ibu hamil trimester I yang diberikan kepada
responden Ny. E.R dan Ny. P di Ruangan Irna RSIA Sitti Khadijah 1
Muhammadiyah Cabang dengan menggunakan metode observasi dan
wawancara secara langsung.
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sitti Khadijah 1
Muhammadiyah Cabang Makassar merupakan salah satu bidang
usaha kesehatan Persyarikatan Muhammadiyah yang terletak di Jl.
R.A. Kartini No. 15 - 17 Makassar Sulawesi Selatan. Didirikan pada
tanggal 18 November 1962. Rumah Sakit ini didirikan oleh para
tokoh Muhammadiyah Cabang Makassar pada saat itu bertujuan
untuk menghasilkan sumber-sumber data yang bisa menunjang
kegiatan-kegiatan Persyarikatan Muhammadiyah guna untuk dapat
menolong ummat pada umumnya dan warga Muhammadiyah
khususnya yang memerlukan pertolongan dalam bidang pelayanan
kesehatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari RSIA Sitti
Khadijah pada bulan Juli tahun 2019 sampai 2020 ibu hamil yang
mengalami mual muntah sebanyak 93 orang dari 226 ibu hamil.
Penelitian ini dilakukan selama 3 hari pada responden pertama di
RSIA dari tanggal 22 Mei sampai dengan tanggal 24 Mei 2023,
pada responden yang kedua dilakukan penerapan aromaterhapy
selama 3 hari dari tanggal 28 Mei sampai dengan 30 Mei, dalam
penelitian ini jumlah responden sebanyak 2 orang.
2. Pengkajian
a. Responden 1
Responden pertama yaitu Ny. E.R berusia 28 Tahun, No.
RM 090XXX, Jenis kelamin perempuan, agama Islam,
pendidikan SMA pasien masuk pada tanggal 21 Mei 2023
dengan diagnosa medis Hiperemesis Gravidarum di Ruangan
Irna RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah Cabang Makassar.
Yang bertanggung jawab terhadap pasien adalah Tn. S umur 33
Tahun hubungan dengan klien yaitu suami.
Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 21 jam 09:00
didapatkan keluhan utama klien mengeluh mual dan muntah
sebanyak -/+ 6x cairan kuning dan ada bercampur darah pada
muntah terakhir, mual dirasakan pada pagi hari upaya klien
mengatasi mual dengan mengkonsumsi air jahe, keluhan lain
yang dirasakan klien adalah nyeri ulu hati tembus kebelakang.
Keadaan umum klien Composmentis pada saat dilakukan
pemeriksaan fisik klien tampak lemas, dan tidak ada selera
makan. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital di dapatkan
Tekanan Darah : 110/70 mmHg, Nadi : 82 x/menit Suhu : 36,2
0
C Pernapasan : 22 x/menit.
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 21 Mei 2023
didapatkan WBC 16.82*, Neu% 88.6*, Lym% 6.5*, Neu# 14.91*,
Lym# 1.09*, Mon# 0.62*, LIC# 0.25*, HCT 36.1* PCT 0.293*.
Klien mendapatkan terapi obat Inj. Ranitidin 50 mg/8 jam/IV,
Ondansentron 4 mg/ 8 jam/IV, drips Neurobion 1 amp dalam RL
500cc/24 jam.
b. Responden 2
Responden yang kedua yaitu Ny. P berusia 20 tahun, jenis
kelamin perempuan, agama islam, pendidikan SMA pasien masuk
pada tanggal 27 Mei 2023 Jam 12:15 diantar oleh suami Tn. A ke
RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah Cabang Makassar dengan
keluhan mal muntah sebanyak 11 kali sehari klien mengatakan
mual saat mencium aroma tidak sedap, klien tinggal di Jl.
Mampaodang. Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 Mei 2023
pada pukul 13:20 dengan hasil pengkajian didapatkan keluhan
utama yaitu mual muntah sebanyak 11 kali sehari yang dirasakan
sejak 1 minggu yang lalu, klien tampak lemas, klien juga mengeluh
pusing dan tidak kurang selerah makan saat dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan Tekanan Darah 100/70
mmHg Nadi 80x/menit pernapsan 20x/menit, suhu bandan 36,6 0C
Pada tanggal 27 Mei 2023 dilakukan pemeriksaan laboratorium
dengan hasil GDS 86 * WBC 8.00* HGB 13.5* PLT 305* Waktu
pembekuan CT 7.00* adapun terapi obat yang diberikan
diantaranya : Ondansentron 16 mg 1 amp/8jam/iv, Ranitidin 50 mg
1 amp/8 jam/iv, Neurobion 100 mg 1 amp/8jam/iv.
3. Diagnosa Keperawatan
Pada saat dilakukan pengkajian pada responden pertama
peneliti medapatkan hasil pemeriksaan fisik inspeksi: klien tampak
lemas, mual dan muntah -/+ 6x sehari, porsi makan tidak
dihabiskan, turgor kulit menurun keadaan umum klien
Composmentis, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital, Tekanan
0
darah : 110/70 mmHg, Nadi : 82x/Menit, Suhu : 36,2 C,
Pernapasan 22x / menit.
Pada responden kedua saat pengkajian di dapatkan keluhan
utama yaitu mual muntah dengan frekuensi 11 kali yang dirasakan
sejak seminggu yang lalu, upaya yang dilakukan klien untuk
mengurangi mual yaitu dengan menghirup frescare, pada saat
dilakukan pemeriksaan ditemukan klien tampak lemas, turgor kulit
menurun, klien mengatakan enggan untuk makan akibat mual
muntah hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 100/70
mmHg nadi: 80x/menit pernapasan 20x/m, suhu badan 36,6 0C.
Dari hasil pengkajian pada kedua responden diatas peneliti
merumuskan diagnosa keperawatam sesuai dengan buku Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) yaitu resiko defisit nutrisi
ditandai dengan faktor psikologis (stress, keenganan untuk
makan).
4. Gambaran Penerapan dan hasil implementasi aromatherapy lemon
dalam pemenuhan nutrisi (menurunkan mual munta) pada ibu hamil
trimester 1
Aromaterhapy merupakan salah satu terapi nonfarmakologi
pada saat ini mulai banyak digunakan di Inggris dan Eropa dengan
ketersediaan dilaporkan 76% didepartemen obstetric Jerman.
Minyak essensial lemon adalah suatu minyak herbal yang paling
banyak digunakan selama kehamilan dan dianggap sebaga obat
yang aman untuk kehamilan satu atau dua tetes minyak essesial oil
burner ataui difuser di kamar tidur membantuk menenangkan dan
meredakan mual muntah
Penerapan Aromaterhapy ini diberikan pada kedua responden
yang dilakukan selama 3 hari dan diberikan 2-3 kali sehari.
Sebelum dilakukan pemberian aromatherapy lemon terlebih dahulu
peneliti memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga (suami)
bahwa pemberian aromatherapy lemon dengan menggunakan
lemon dan tissue yang akan diberikan pada klien dengan cara di
hirup bertujuan untuk menurunkan frekuensi rasa mual dan muntah
yang dirasakan klien. Setelah peneliti menjelaskan tindakan yang
akan dilakukan, klien dan suami setuju untuk dilakukan tindakan.
Peneliti terlebih dahulu mencuci tangan dan menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan dalam pemberian aromatherapy
lemon, kemudian berikan tissue yang sudah diteteskan
aromatherapy lemon kepada klien dan anjurkan klien menghirup
aromatherapy lemon selama 5-10 menit dilakukan 2-3 kali.
a. Responden pertama
Penerapan pertama diberikan pada hari senin 22 Mei 2023
sebelum dilakukan tindakan pemberian aromatherapy lemon
terlebih dahulu pasien dilakukan pengkajian dimana pengkajian
yaitu berupa keluhan pasien mual muntah -/+ 6 kali sehari di
waktu pagi hari saat bangun hingga jam 09:00 pagi, setelah
dilakukan pengkajian peneliti lalu memberikan penerapan
aromaterhapy lemon. Pada pukul 08:00 dimulai penerapan
dengan menjelaskan pada klien dan keluarga terlebih dahulu
mengenai penerapan aromaterhapy lemon yang akan diberikan
keluarga dan klien setuju dan menerima untuk dilakukan
penerapan aromaterhapy lemon, selanjutnya peneliti melakukan
tindakan sesuai dengan prosedur dengan menggunakan tissue
dan minyak essential oil, setelah dilakukan penerapan
aromaterhapy selama 8 menit peneliti kembali melakukan
evaluasi dengan hasil klien mengatakan masih mual.
Pada hari selasa 23 Mei 2023 hari kedua dilakukan
pemberian aromaterhapy lemon dengan frekuensi 2-3 kali sehari
dengan waktu 5-10 menit pada pagi hari jam 08:15 klien tampak
lemas dan klien mengatakan masih mual saat diberikan teraphy
klien sesekali ingin mual namun setelah dilakukan therapy
selama -/+ 10 menit klien mengatakan mulai nyaman dan mulai
lega setelah menghirup aromatherapy lemon, pemberian terapi
diberikan selama 3 hari, pemberian aromtehrapy pertama
diberikan pada jam 08:00 WITA pemberian aromatherapy kedua
08:15 WITA dan pemberian aromatherapy ketiga jam 08:30
WITA
Pada hari rabu 24 Mei 2023 hari ketiga sebelum dilakukan
pemberian aromatherapy peneliti terlebih dahulu menilai kembali
frekuensi mual dan muntah klien, klien mengatakan masih mual
namun sudah berkurang dari 6x sehari menjadi 5x sehari pada
jam 08:30 WITA klien diberikan aromatherapy lemon dan respon
klien tampak rileks dan tenang setelah dilakukan pemberian
aromaterhapy lemon selama 3 menit pada jam 10:00 WITA
peneliti kembali menilai frekuensi maul dan muntah dengan hasil
klien muntah sebanyak 3 kali
Pada hari ketiga penerapan aromaterahpy, peneliti kembali
melakukan penilaian frekuensi mual muntah klien terlebih dahulu
dan di dapatkan hasil klien mengatakan pagi tadi klien muntah
sebanyak 3 kali dengan ini pemberian aromaterhapy lemon
cukup menurunkan mual muntah pada ibu hamil trimester 1
a. Responden kedua
Hari pertama penerapan aromaterhapy lemon dilakukan
pada tanggal 28 Mei 2023 pada jam 08:00 diawali dengan
memberikan penjelasan pada keluarga dan klien mengenai
tindakan yang akan dilakukan pada klien yaitu penerapan
aromaterhapy lemon setelah keluarga dan klien setuju
selanjutnya peneliti akan memberikan penerapan aromaterhapy
lemon sesuai dengan prosedur dengan cara menggunakan yaitu
meyiapkan tissue dan essential oil kemudian teteskan 1-2 tetes
essential oil pada tissue dan anjurkan klie menghirup dengan
jarak antara tissue dengan hidung sekitar 2 cm lakukan hal ini
hingga 2-3 kali setelah dilakukan selama 3 hari dengan durasi 5-
10 menit selanjutnya setelah dilakukan penerapan peneliti
merapikan alat dan pasien lalu cuci tangan dengan 6 langkah
Setelah dilakukan penerapan aromaterhapy lemon pada
pasien selama 7 menit peneliti kembali mengevaluasi hasil
penerapan aromaterhapy lemon dengan hasil klien mengatakan
merasa nyaman, dan rasa pusing berkurang, dan frekuensi mual
mulai menurun dapatkan frekuensi mual 10 kali.
Pada tanggal 29 Mei 2023 hari kedua dilakukan penerapan
aromaterhapy lemon peneliti kembali mengkaji frekuensi mual
dan muntah sbelum dilakukan tindakan penerapan aromaterhapy
lemon. Setelah dilakukan penerapan kaji respon klien psikologis
dan tanyakan keadaan dan perasaan setelah dilakukan tindakan,
setelah dikaji ditemukan hasil klien mengatakan merasa lebih
baik dan frekuensi mual hari ini mulai berkurang dengan 9 kali
dan tidak terlalu banyak cairan atau makanan yang di muntahkan
Pada hari ketiga dilakukan penerapan aromaterhapy lemon
peneliti kembali mengukur frekuensi mual dan klien mengatakan
mualnya muatah berkurang, klien ingin menggunakan terapi
lemon ini setiap saat klien ada keinginan mual atau muntah
frekuensi mual saat ini 9 kali, klien mangatakan keluhan lain
yang pernah dirasakan sudah berkurang namun saat ini klien
masih enggan untuk makan di karena klien marasa ingin muntah
saat mencium bau-bauan.
5. Evaluasi
Setelah dilakukan penerapan aromaterhapy lemon peneliti
melakukan evaluasi pada responden pertama dan didapatkan hasil
penerapan pada tabel 4.1
Responde Harri/ Waktu Kategori Hasil Observasi
n Tanggal Pelaksanaa penilaia pre post
n Terapi n
1 Senin 08.00 Berapa Pasien mualmunta
kali mengataka h yang
mual n dirasakan
muntah mualmunta belum
? h 6x sehari berkurang
namun
merasa
nyamn saat
diberikan
aromaterap
y lemon
Selasa 08.00 Berapa Pasien Mualmunta
kali mengataka h mulai
mual n masih munurun
muntah mual dengan
? muntah 5x hasil 4x
Rabu 08.00 Berapa Pasien Setelah
kali mengataka dilakukan
mual n masih penerapan
muntah mual aromaterap
? muntah y lemon
sebanyak evaluasi
4x didapatkan
frekuensi
mualmunta
h menurun
menjadi 2x

Dari penerapan yang diberikan pada klien selama 3 hari dengan


durasi 5-10 menit didapatkan hasil klien mengalami penurunan
mual muntah, sebelum diberikan aromaterhapy lemon klien
mengeluh mual dan muntah sebanyak 6 kali sehari dan klien
tampak lemas, setelah diberikan penerapan aromaterhapy lemon
klien mengatakan mual muntah mulai berkurang yaitu 4-5 kali
sehari
Hasil evaluasi pada responden kedua pada tabel 4.
2 Senin 08.00 Berapa Pasien Mualmuntah
kali mengatakan yang
mual mualmuntah dirasakan
muntah? sebanyak belum
11x sehari berkurang
namun
merasa
sedikit
nyaman
saat
diberikan
aromaterapy
lemon
Selasa 08.00 Berapa Pasien Mualmuntah
kali mengatakan mulai
mual masih menurun
muntah? merasakan dengan
mualmuntah hasil 10x
sebanyak
10x
Rabu 08.00 Berapa Pasien Setelah
kali mengatakan dilakukan
mual masih mual penerapan
muntah? muntah aromterapy
sebanyak lemon
10x selama 8
menit hasil
evaluasi
didapatkan
frekuensi
mualmuntah
5x

B. Pembahasan
1. Pengkajian
Dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa tahapan salah
satunya yaitu tahap pengkajian, pengkajian dalam proses
keperawatan merupakan tahap awal dari semua proses
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi data
pasien di rumah sakit, mengukur data, memvasilidasi data, dan
mendokumentasikan data yang diperoleh. Pengkajian ini harus
dilakukan dengan lengkap, akurat dan tepat sesuai dengan
kenyataan agar dapat mengidentifikasi masalah-masalah
kenutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental,
sosial dan lingkungan Effendy (1995 dalam Dermawan, 2012).
Mual muntah pada kehamilan dialami sekitar 70-80% wanita
hamil dan merupakan fenomena yang sering terjadi pada umur
kehamilan 5-12 minggu. Mual muntah pada kehamilan biasanya
bersifat ringan hingga berat, kondisi yang tidak dapat dikontrol pada
trimester 1 dapat menimbulkan gangguan nutrisi, dehidrasi,
kelemahan, penurunan berat badan serta ketidakseimbangan
elektrolit jika hal ini tidak ditangani bisa mengakibatkan
hyperemesis gravidarum yang dilaporkan terjadi sekitar 0,05-2%
dari semua kehamilan (Siti Maesaro, Mera Putri 2019)
Pada penelitian ini responden yang mengalami mual muntah
pada kehamilam trimester 1 yaitu pada Ny. E.R umur 28 tahun,
jenis kelamin perempuan di Rumah Sakit Sitti Khadijah
Muhammadiyah 1 Cabang Makassar di ruangan Irna. Telah
dilakukan penerapan aromaterhapy lemon untun menurunkan mual
muntah dengan hasil responden mengatakan merasa lebih baik
setelah dilakukan penerapan aromaterhapy, dan mual muntah
berkurang dari 6 kali sehari menjadi 4 kali sehari.
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa setelah dilakukan
penerapan aromaterhapy lemon responden mengalami penurunan
frekuensi mual muntah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan (Nur Pertiwi, Nursanti, and Studi Keperawatan 2019)
menunjukkan bahwa frekuensi mual muntah pada ibu hamil
sebelum dan sesudah diberikan inhalasi aromaterhapy lemon
masing-masing adalah 17.12 kali dan 12.16 kali dan setelah
diberikan inhalasi aromaterhapy lemon memperlihatkan hasil ada
pengaruh secara bermakna pemberian inhalasi aromaterhapy
lemon terhadap penurunan frekuensi mual muntah pada ibu hamil.
Pemberian inhalasi aromaterhapy lemon mampu menurunkan
frekuensi mual muntah pada ibu hamil 4.86 kali.
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Sudirman, Agustin, and
Faletehan n.d.) dengan menggunakan skor indeks Rhodes mual
muntah sebelum diberikan aromaterhapy lemon Mean -/+ 23,33
setelah diberikan aromaterhapy lemon Mean -/+ 13,67 skor indek
Rhodes dari kategori mual muntah sedang menjadi ringan, hasil
analisis Wilcaxon Sing Rank Test terdapat penurunan secara
signifikan skor indeks mual muntah setelah ibu hamil menghirup
aromaterhapy lemon.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh (Maternity, Ariska, and Yulia Sari 2017) didapatkan bahwa
terdapat perbedaan frekuensi mual muntah pada ibu hamil sebelum
dan sesudah diberikan inhalasi aromaterhapy lemon, hanya pada
durasi waktu yang diberikan pada penelitian ini selama 6 hari
sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini selama 3 hari.
Pada penelitian ini peneliti tidak menemukan kesenjangan
antara teori dan hasil penelitian yang di dapatkan di RSIA Sitti
Khadijah Muhammadiyah 1 Cabang Makasssar.
2. Diagnosa Keperawata
Berdasarkan hasil pengkajian diatas pada kedua responden
yang dimana kedua responden ini sama-sama memiliki keluhan
yaitu mual muntah pada kehamilan trimester 1 diagnosa yang
ditegakkan pada penelitian ini sesuai dengan buku Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia yaitu Resiko Defisit Nutrisi
ditandai dengan faktor psikologi keengganan untuk makan
dibuktikan dengan data subjektif yang diperoleh dari kedua
responden yaitu responden enggan makan karena klien ingin
muntah saat mencium aroma bau-bauan, klien mengatakan tidak
selerah makan serta mual muntah yang mengandung cairan dan
terkadang sisa makanan.
Perumusan penulisan diagnosa keperawatan yang tercantum
pada Ny. E dan Ny. A menurut teori SDKI, 2017 menjadi defisit
nutrisi ditandai dengan keengganan untuk makan D.0032 pada Ny.
E dan Ny. A dalam kasus penelitian sebelumnya menegakkan
diagnosa defisit nutrisi namun apabila dilihat dari hasil pengkajian
pada kedua responden kali ini dengan data mayor dan minor belum
mencukupi data untuk diangkat diagnosa karena belum memenuhi
80% validasi data dalam penegakkan diagnosa sesuai dengan
kriteria mayor dan minor dimana menurut teori SDKI tidak terdapat
kriteria mator dan minor tetapi hanya terdapat faktor resiko yang
mendukung diagnosa resiko.
3. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan penerapan aromaterhapy lemon pada
Ny. E dilakukan pada tanggal 22 Mei 2023 di RSIA Sitti Khadija
Muhammadiyah 1 Cabang Makassar dan Ny. A dilakukan pada
tanggal 28 Mei 2023 di RSIA Sitti Khadijah Muhammadiyah 1
Cabang Makassar. Implementasi pada Ny. E dan Ny. A dilakukan
sesuai dengan intervensi yang dibuat dan disesuaikan dengan
masalah yang dialami kedua responden.
Berdasarkan rencana yang dibuat dan disusun untuk mengatasi
mual muntah pada kedua responden tindakan yang dilakukan pada
kedua responden yaitu penerapan aromaterhapy lemon.
Implementasi yang yang dilakukan pada kedua responden
dengan mual muntah menurut asumsi peneliti semua implementasi
dilakukan sesuai dengan rencana yang disusun pada kedua
responden dengan pelaksanaan selama 3 hari.
4. Evaluasi penerapan aromaterhapy lemon dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi (menurunkan mual muntah) pada ibu hamil
trimester 1
Evaluasi yang ditemukan setlah dilakukan penerapan
aromterhapy selama 3 hari, terdapat ada perbedaan frekuensi
mual muntah, pada hari pertama dilakukan terlebih dahulu
pengkajian sebelum diberikan tindakan aromaterhapy lemon, terapi
ini dilakukan selama 3 hari pada Ny. E.R yang mengalami mual
muntah. Sebelum terapi diberikan klien mengatakan mual muntah 6
kali sehari dan di rasakan pagi hari dari jam 07:00 hingga 10:00.
Setelah dilakukan penerapan aromaterhapy lemon selama 3 hari
klien mengatakan mual muntah mulai berkurang.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Soraya 2021)
penelitian memperoleh hasil rerata frekuensi mual muntah sebelum
diberikan 17.37 kali, dan setelah dilakukan intervensi turun menjadi
12.43 kali, yang artinya ada pengaruh terapy lemon terhadap mual
muntah pada ibu hamil trimester 1. Aromaterhapy lemon dapat
menjadi bagian yang dapat diterapkan sebagai terapi
komplementer untuk mengurangi frekuensi mual muntah dalam
asuhan pada ibu hamil.
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada klien dapat dilihat
bahwa klien mengalami penurunan frekuensi mual muntah dengan
menggunakan aromaterhapy lemon yang diberikan selma 3 hari
dan 3 kali sehari, untuk itu pemberian terapi lemon ini dianjurkan
bagi ibu hamil untuk menurunkan frekuensi mual muntah,
pemberian aromaterhapy ini merupakan salah satu teknik
pengobatan yang menggunakan buah-buahan yang memiliki
manfaat bau dari tumbuhan untuk mengubah kondisi perasaan,
psikologi, status spiritual dan mempengaruhi kondisi fisik
seseorang melalui hubungan pikiran dan tubuh pasien.
C. Keterbatan peneliti
Keterbatasan peneliti dalam penelitian ini adalah pada saat proses
penerapan aromaterhapy lemon dilakukan responden terkadang
merasa ingin mual muntah dikarenakan klien tidak mampu mencium
aroma bau-bauan makanan dan aroma lain sehingga peneliti kadang
kesulitan untuk melakukan penerapan aromaterhapy lemon.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bedasarkan hasil penelitian dari kedua responden yang diberikan
aromaterhapy lemon dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi (menurunkan
mual muntah) pada ibu hamil trimester 1, mengalami penurunan
frekuensi mual muntah maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. peneliti mampu melakukan pengkajian keperawatan pada kedua
responden dengan mual muntah pada kehamilan dari kedua
responden menunjukkan adanya tanda dan gejala yang sama dan
berbeda, keluhan yang dirasakan sama yaitu mual muntah dan yang
berbeda adalah frekuensi mual pada klien dimana klien 1 mengluh
mual muntah sebanyak 6 kali sehari dan klien 2 mengeluh mual
muntah sebanyak 11 kali sehari.
2. Diagnosa keperawatan pada kedua responden menggunakan SDKI
3. Implementasi keperawatan yang pada kasus ini dilaksanakan sesuai
dengan intervensi yang telah dibuat untuk memenuhi kebutuhan
kedua responden. Pelaksanaan tindakan penerapan aromaterhapy
dilakukan dan berjalan dengan baik berkat kerjasama dari klien dan
keluarga.
4. Evaluasi yang dilakukan peneliti pada kedua responden terhadap
keluhan mual muntah teratasi.
B. Saran
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan bisa menjadi
acuan dan menjadi bahan pembanding pada peneliti selanjutnya
dalam melakukan penelitian pada klien dengan diagnosa medis
Hiperemesis Gravidarum.
2. Bagi tempat penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti tentang penerapan
aromaterhapy lemon dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
(menurunkan mual muntah) pada ibu hamil trimester 1 diharapkan
dapat menjadi bahan informasi bagi perawat dan tenaga kesehatan
lain dalam memberikan terapy nonfarmakologi.
3. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
dalam bidang keperawatan khususnya dalam pemberian terapi
nonfarmakologi pada klien yang mengalami keluhan mual muntah
serta mengembangkan ilmu keperawatan yang terbaru untuk
memacu pada peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Maternity, Dainty, Putri Ariska, and Dewi Yulia Sari. 2017. II Inhalasi
Lemon Mengurangi Mual Muntah Pada Ibu Hamil Inhalasi Lemon
Mengurangi Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester Satu.
Nur Pertiwi, Amelia, Irna Nursanti, and Program Studi Keperawatan. 2019.
Pengaruh Aromaterapi Lemon Terhadap Penurunan Mual Muntah Ibu
Hamil Trimester 1 Di Puskesmas Ciputat Tahun 2019. ciputat .
Soraya, Sonya. 2021. “Pengaruh Pemberian Inhalasi Aromaterapi Lemon
Citrus Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif.”
Jurnal Ilmiah Kesehatan 13(2): 184–91.
Sudirman, Nani Y, Annisa Agustin, and Universitas Faletehan.
Aromaterapi Lemon Menurunkan Mual Muntah Pada Ibu Hamil
Trimester I.

You might also like