Professional Documents
Culture Documents
Bab Iv-V Kti Winny Revisi 06
Bab Iv-V Kti Winny Revisi 06
B. Pembahasan
1. Pengkajian
Dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa tahapan salah
satunya yaitu tahap pengkajian, pengkajian dalam proses
keperawatan merupakan tahap awal dari semua proses
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi data
pasien di rumah sakit, mengukur data, memvasilidasi data, dan
mendokumentasikan data yang diperoleh. Pengkajian ini harus
dilakukan dengan lengkap, akurat dan tepat sesuai dengan
kenyataan agar dapat mengidentifikasi masalah-masalah
kenutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental,
sosial dan lingkungan Effendy (1995 dalam Dermawan, 2012).
Mual muntah pada kehamilan dialami sekitar 70-80% wanita
hamil dan merupakan fenomena yang sering terjadi pada umur
kehamilan 5-12 minggu. Mual muntah pada kehamilan biasanya
bersifat ringan hingga berat, kondisi yang tidak dapat dikontrol pada
trimester 1 dapat menimbulkan gangguan nutrisi, dehidrasi,
kelemahan, penurunan berat badan serta ketidakseimbangan
elektrolit jika hal ini tidak ditangani bisa mengakibatkan
hyperemesis gravidarum yang dilaporkan terjadi sekitar 0,05-2%
dari semua kehamilan (Siti Maesaro, Mera Putri 2019)
Pada penelitian ini responden yang mengalami mual muntah
pada kehamilam trimester 1 yaitu pada Ny. E.R umur 28 tahun,
jenis kelamin perempuan di Rumah Sakit Sitti Khadijah
Muhammadiyah 1 Cabang Makassar di ruangan Irna. Telah
dilakukan penerapan aromaterhapy lemon untun menurunkan mual
muntah dengan hasil responden mengatakan merasa lebih baik
setelah dilakukan penerapan aromaterhapy, dan mual muntah
berkurang dari 6 kali sehari menjadi 4 kali sehari.
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa setelah dilakukan
penerapan aromaterhapy lemon responden mengalami penurunan
frekuensi mual muntah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan (Nur Pertiwi, Nursanti, and Studi Keperawatan 2019)
menunjukkan bahwa frekuensi mual muntah pada ibu hamil
sebelum dan sesudah diberikan inhalasi aromaterhapy lemon
masing-masing adalah 17.12 kali dan 12.16 kali dan setelah
diberikan inhalasi aromaterhapy lemon memperlihatkan hasil ada
pengaruh secara bermakna pemberian inhalasi aromaterhapy
lemon terhadap penurunan frekuensi mual muntah pada ibu hamil.
Pemberian inhalasi aromaterhapy lemon mampu menurunkan
frekuensi mual muntah pada ibu hamil 4.86 kali.
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Sudirman, Agustin, and
Faletehan n.d.) dengan menggunakan skor indeks Rhodes mual
muntah sebelum diberikan aromaterhapy lemon Mean -/+ 23,33
setelah diberikan aromaterhapy lemon Mean -/+ 13,67 skor indek
Rhodes dari kategori mual muntah sedang menjadi ringan, hasil
analisis Wilcaxon Sing Rank Test terdapat penurunan secara
signifikan skor indeks mual muntah setelah ibu hamil menghirup
aromaterhapy lemon.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh (Maternity, Ariska, and Yulia Sari 2017) didapatkan bahwa
terdapat perbedaan frekuensi mual muntah pada ibu hamil sebelum
dan sesudah diberikan inhalasi aromaterhapy lemon, hanya pada
durasi waktu yang diberikan pada penelitian ini selama 6 hari
sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini selama 3 hari.
Pada penelitian ini peneliti tidak menemukan kesenjangan
antara teori dan hasil penelitian yang di dapatkan di RSIA Sitti
Khadijah Muhammadiyah 1 Cabang Makasssar.
2. Diagnosa Keperawata
Berdasarkan hasil pengkajian diatas pada kedua responden
yang dimana kedua responden ini sama-sama memiliki keluhan
yaitu mual muntah pada kehamilan trimester 1 diagnosa yang
ditegakkan pada penelitian ini sesuai dengan buku Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia yaitu Resiko Defisit Nutrisi
ditandai dengan faktor psikologi keengganan untuk makan
dibuktikan dengan data subjektif yang diperoleh dari kedua
responden yaitu responden enggan makan karena klien ingin
muntah saat mencium aroma bau-bauan, klien mengatakan tidak
selerah makan serta mual muntah yang mengandung cairan dan
terkadang sisa makanan.
Perumusan penulisan diagnosa keperawatan yang tercantum
pada Ny. E dan Ny. A menurut teori SDKI, 2017 menjadi defisit
nutrisi ditandai dengan keengganan untuk makan D.0032 pada Ny.
E dan Ny. A dalam kasus penelitian sebelumnya menegakkan
diagnosa defisit nutrisi namun apabila dilihat dari hasil pengkajian
pada kedua responden kali ini dengan data mayor dan minor belum
mencukupi data untuk diangkat diagnosa karena belum memenuhi
80% validasi data dalam penegakkan diagnosa sesuai dengan
kriteria mayor dan minor dimana menurut teori SDKI tidak terdapat
kriteria mator dan minor tetapi hanya terdapat faktor resiko yang
mendukung diagnosa resiko.
3. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan penerapan aromaterhapy lemon pada
Ny. E dilakukan pada tanggal 22 Mei 2023 di RSIA Sitti Khadija
Muhammadiyah 1 Cabang Makassar dan Ny. A dilakukan pada
tanggal 28 Mei 2023 di RSIA Sitti Khadijah Muhammadiyah 1
Cabang Makassar. Implementasi pada Ny. E dan Ny. A dilakukan
sesuai dengan intervensi yang dibuat dan disesuaikan dengan
masalah yang dialami kedua responden.
Berdasarkan rencana yang dibuat dan disusun untuk mengatasi
mual muntah pada kedua responden tindakan yang dilakukan pada
kedua responden yaitu penerapan aromaterhapy lemon.
Implementasi yang yang dilakukan pada kedua responden
dengan mual muntah menurut asumsi peneliti semua implementasi
dilakukan sesuai dengan rencana yang disusun pada kedua
responden dengan pelaksanaan selama 3 hari.
4. Evaluasi penerapan aromaterhapy lemon dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi (menurunkan mual muntah) pada ibu hamil
trimester 1
Evaluasi yang ditemukan setlah dilakukan penerapan
aromterhapy selama 3 hari, terdapat ada perbedaan frekuensi
mual muntah, pada hari pertama dilakukan terlebih dahulu
pengkajian sebelum diberikan tindakan aromaterhapy lemon, terapi
ini dilakukan selama 3 hari pada Ny. E.R yang mengalami mual
muntah. Sebelum terapi diberikan klien mengatakan mual muntah 6
kali sehari dan di rasakan pagi hari dari jam 07:00 hingga 10:00.
Setelah dilakukan penerapan aromaterhapy lemon selama 3 hari
klien mengatakan mual muntah mulai berkurang.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Soraya 2021)
penelitian memperoleh hasil rerata frekuensi mual muntah sebelum
diberikan 17.37 kali, dan setelah dilakukan intervensi turun menjadi
12.43 kali, yang artinya ada pengaruh terapy lemon terhadap mual
muntah pada ibu hamil trimester 1. Aromaterhapy lemon dapat
menjadi bagian yang dapat diterapkan sebagai terapi
komplementer untuk mengurangi frekuensi mual muntah dalam
asuhan pada ibu hamil.
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada klien dapat dilihat
bahwa klien mengalami penurunan frekuensi mual muntah dengan
menggunakan aromaterhapy lemon yang diberikan selma 3 hari
dan 3 kali sehari, untuk itu pemberian terapi lemon ini dianjurkan
bagi ibu hamil untuk menurunkan frekuensi mual muntah,
pemberian aromaterhapy ini merupakan salah satu teknik
pengobatan yang menggunakan buah-buahan yang memiliki
manfaat bau dari tumbuhan untuk mengubah kondisi perasaan,
psikologi, status spiritual dan mempengaruhi kondisi fisik
seseorang melalui hubungan pikiran dan tubuh pasien.
C. Keterbatan peneliti
Keterbatasan peneliti dalam penelitian ini adalah pada saat proses
penerapan aromaterhapy lemon dilakukan responden terkadang
merasa ingin mual muntah dikarenakan klien tidak mampu mencium
aroma bau-bauan makanan dan aroma lain sehingga peneliti kadang
kesulitan untuk melakukan penerapan aromaterhapy lemon.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bedasarkan hasil penelitian dari kedua responden yang diberikan
aromaterhapy lemon dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi (menurunkan
mual muntah) pada ibu hamil trimester 1, mengalami penurunan
frekuensi mual muntah maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. peneliti mampu melakukan pengkajian keperawatan pada kedua
responden dengan mual muntah pada kehamilan dari kedua
responden menunjukkan adanya tanda dan gejala yang sama dan
berbeda, keluhan yang dirasakan sama yaitu mual muntah dan yang
berbeda adalah frekuensi mual pada klien dimana klien 1 mengluh
mual muntah sebanyak 6 kali sehari dan klien 2 mengeluh mual
muntah sebanyak 11 kali sehari.
2. Diagnosa keperawatan pada kedua responden menggunakan SDKI
3. Implementasi keperawatan yang pada kasus ini dilaksanakan sesuai
dengan intervensi yang telah dibuat untuk memenuhi kebutuhan
kedua responden. Pelaksanaan tindakan penerapan aromaterhapy
dilakukan dan berjalan dengan baik berkat kerjasama dari klien dan
keluarga.
4. Evaluasi yang dilakukan peneliti pada kedua responden terhadap
keluhan mual muntah teratasi.
B. Saran
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan bisa menjadi
acuan dan menjadi bahan pembanding pada peneliti selanjutnya
dalam melakukan penelitian pada klien dengan diagnosa medis
Hiperemesis Gravidarum.
2. Bagi tempat penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti tentang penerapan
aromaterhapy lemon dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
(menurunkan mual muntah) pada ibu hamil trimester 1 diharapkan
dapat menjadi bahan informasi bagi perawat dan tenaga kesehatan
lain dalam memberikan terapy nonfarmakologi.
3. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
dalam bidang keperawatan khususnya dalam pemberian terapi
nonfarmakologi pada klien yang mengalami keluhan mual muntah
serta mengembangkan ilmu keperawatan yang terbaru untuk
memacu pada peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Maternity, Dainty, Putri Ariska, and Dewi Yulia Sari. 2017. II Inhalasi
Lemon Mengurangi Mual Muntah Pada Ibu Hamil Inhalasi Lemon
Mengurangi Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester Satu.
Nur Pertiwi, Amelia, Irna Nursanti, and Program Studi Keperawatan. 2019.
Pengaruh Aromaterapi Lemon Terhadap Penurunan Mual Muntah Ibu
Hamil Trimester 1 Di Puskesmas Ciputat Tahun 2019. ciputat .
Soraya, Sonya. 2021. “Pengaruh Pemberian Inhalasi Aromaterapi Lemon
Citrus Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif.”
Jurnal Ilmiah Kesehatan 13(2): 184–91.
Sudirman, Nani Y, Annisa Agustin, and Universitas Faletehan.
Aromaterapi Lemon Menurunkan Mual Muntah Pada Ibu Hamil
Trimester I.