You are on page 1of 11

29

BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka pemikiran adalah narasi atau pernyataan tentang kerangka

konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirimuskan,

sehingga penelitian menjadi tersusun secara sistematis dan dapat diterima

oleh semua pihak. Kerangka berpikir diperlukan untuk mengarahkan dan

memperjelas masalah yang dikemukakan (Iwan, 2019).

Dari hasil tinjauan kepustakaan dan masalah penelitian yang telah

dirumuskan, maka dikembangkan suatu kerangka konsep penelitian, yang

dimaksud dengan kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau

kaitan antara konsep yang satu terhadap lainnya (Notoatmodjo, 2010).

Sebelum melakukan penelitian, peneliti awalnya melakukan survey

pendahuluan di jorong Koto Daulat Kabupaten Dharmasraya Provinsi

Sumatera Barat, untuk melihat bagaimana persepsi masyarakat terhadap

kunjungan posyandu balita dilihat dari segi agama, budaya dan

masyarakat. Adapun kerangka konsep yang akan diteliti oleh peneliti

adalah sebagai berikut :

Skema 3.1
Kerangka Konsep

Input Proses Output

1. SDM Pelaksanaan Kunjungan Posyandu


2. Dana Posyandu Balita Balita
3. Dukungan Keluarga

29
30

Input: Meliputi analisis yang berhubungan dengan sumber daya manusia,

dana, dan dukungan keluarga. Tenaga pelaksanaannya yaitu,

penanggung jawab posyandu di Puskesmas Sitiung I, kepala

Puskesmas Sitiung I, penanggung jawab bidang Posyandu Dinkes

Kabupaten Dharmasraya, bidan penanggung jawab desa jorong

Koto Daulat, ibu yang pernah dan tidak pernah melakukan

kunjungan posyandu dan tokoh masyarakat.

Proses: Pelaksanaan Posyandu Balita oleh tenaga kesehatan dari

Puskesmas Sitiung I Kabupaten Dharmasraya.

Output: Dengan terpenuhya input dan proses maka di dapatkan hasil

tercapai atau tidaknya kunjungan posyandu di jorong Koto Daulat

wilayah kerja Puskesmas Sitiung I.


31

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian bersifat deskriptif kualitatif

merupakan suatu strategi foundational inquiry yang melibatkan analisis

mengenai struktur ilmu dan proses berpikir tentang penilaian dalam fenomena

tertentu yang dianut bersama oleh anggota disiplin ilmu (Iwan, 2019).

Foundational inquiry yaitu rangkaian kegiatan penelitian yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses

berpikir sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara peneliti dan

informan. Strategi foundational inquiry yang menekankan pencarian makna,

pengertian, konsep, karakteristik, gejala, symbol, maupun deskripsi tentang

suatu fenomena, focus dan multimetode, bersifat alami dan holistik,

mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara

narasi deskriptif, bukan eksplanasi atau analisis (Yusuf, 2014).

Dari sisi lain dan secara sederhana dapat dikatakan bahwa penelitian

kualitatif adalah untuk menemukan jawaban terhadap suatu fenomena atau

pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis dengan

menggunakan pendekatan kualitatif (Yusuf, 2014).

Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi karena terkait

langsung dengan pandangan atau keyakinan masyarakat terhadap pelaksanaan

posyandu dalam satu wilayah, yaitu di jorong Koto Daulat. Penelitian yang

31
32

menggunakan pendekatan fenomenologi dapat menggali dan mengungkap

kesamaan makna dari sebuah konsep atau fenomena yang menjadi

pengalaman hidup sekelompok individu. Pendekatan ini menghendaki adanya

sejumlah asumsi yang berlainan dengan cara yang digunakan untuk

mendekati perilaku orang. Peneliti yang menggunakan metode fenomenologi

akan memperlakukan realitas sebagai konstruksi sosial kebenaran. Secara

epistemologi, ada interaksi antara peneliti dan subjek yang diteliti. Peneliti

merupakan fasilitator yang menjembatani keragaman subyektivitas pelaku

sosial dalam rangka merekonstruksi realitas sosial.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di jorong Koto Daulat, Nagari Sungai Duo,

Kecamatan Sitiung I, Kabupaten Dharmasraya.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari – Februari tahun 2020.

C. Teknik Penentuan Informan

1. Teknik Penentuan Informan

Informan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan purposive

sampling, yaitu teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan

beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh

nantinya bisa lebih representative atau penentuan sampel untuk tujuan

tertentu (Sugiyono, 2010).


33

Pertimbangan pengambilan teknik ini adalah:

a. Sumber data (informan) adalah yang dianggap tahu tentang posyandu

dari segi pengetahuan ibu di jorong Koto Daulat Kabupaten

Dharmasraya.

b. Sumber data (informan) adalah yang dianggap tahu tentang posyandu

dari segi kesehatan di jorong Koto Daulat Kabupaten Dharmasraya.

c. Sumber data (informan) adalah yang dianggap tahu tentang posyandu

dari segi dukungan keluarga di jorong Koto Daulat Kabupaten

Dharmasraya.

2. Informan dalam penelitian ini adalah :

a. 1 (satu) orang penanggung jawab bidang posyandu Dinas Kesehatan

Kabupaten Dharmasraya dipilih sebagai informan pemegang kebijakan

utama di bidang posyandu di Kabupaten Dharmasraya (I1).

b. 1 (satu) orang Kepala Puskesmas Sitiung I (I2).

c. 1 (satu) orang pemengang program posyandu Puskesmas Sitiung I

dipilih sebagai informan yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan

posyandu wilayah kerja Puskesmas Sitiung I (I3).

d. 3 (tiga) orang ibu yang memiliki anak balita yang pernah dan tidak

pernah melakukan kunjungan posyandu di jorong Koto Daulat

Kabupaten Dharmasraya dipilih sebagai informan yang pernah dan

tidak pernah melakukan kunjungan posyandu terhadap anaknya (I4).

e. 1 ( satu ) orang bidan penanggung jawab desa dari Puskesmas Sitiung I

untuk jorong Koto Daulat dipilih sebagai informan karena sebagai


34

ujung tombak yang berperan sebagai penyelenggaraan kesehatan di

masyarakat khususnya di jorong Koto Daulat (I5).

f. 1 (satu) orang tokoh masyarakat dipilih sebagai informan karena

merupakan wakil dari masyarakat yang menjadi sasaran dalam

pelaksanaan posyandu (I6).

g. 1 ( satu ) orang kader di jorong Koto Daulat dipilih sebagai informan

karena sebagai pemihak atau membantu tugas dan fungsi pokok dari

pelaksanaan posyandu di masyarakat khususnya di jorong Koto Daulat

(I7).

D. Pengumpulan Data

Sumber data penelitian dibedakan menjadi 2, yaitu sumber data primer dan

sumber data sekunder (Sugiyono, 2015).

1. Data Primer

Data primer adalah data berupa teks hasil wawancara mendalam

dengan informan yang dijadikan sampel dalam penelitian (data yang

langsung diberikan kepada pengumpul data).

2. Data Sekunder

Data sekunder bisa peneliti dapatkan dari catatan atau

dokumentasi terhadap pelaksanaan posyandu di jorong Koto Daulat

Kabupaten Dharmasraya.
35

E. Cara dan Alat Pengumpulan Data

1. Cara Pengumpulan Data

a. Wawancara (Interview)

Wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara

mendalam semi terstruktur dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas

bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur dalam wawancara ini

peneliti bias menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana

informan diminta pendapat, pandangan, pengalaman dan idenya

sehubungan dengan objek penelitian.

Wawancara dilakukan dengan menggali informasi sebanyak-

banyaknya dari informan sehingga hasil yang diharapkan bisa tercapai

sesuai dengan tujuan penelitian. Orang yang diwawancarai adalah

penanggung jawab bidang posyandu Dinkes Kabupaten Dharmasraya,

Kepala Puskesmas Sitiung I, pemengang program posyandu

Puskesmas Sitiung I, ibu yang memiliki anak balita yang pernah atau

tidak melakukan kunjungan posyandu, Bidan penanggung jawab desa

jorong Koto Daulat, tokoh masyarakat dan kader posyandu.

b. Telaah Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar. Gottschalk juga menyatakan

bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertian yang lebih luas

berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber

apapun, baik yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis

(Louis Gottschalk, 1986; 38). 


36

Telaah dokumen pada penelitian ini dilakukan terhadap input,

proses dan output, diharapkan dengan dokumentasi ini didapatkan

gambaran persepsi masyarakat terhadap kunjungan posyandu.

2. Alat pengumpulan data

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Sugiarto,

2015):

a. Pedoman wawancara yaitu berisi garis besar pertanyaan sehubungan

dengan objek penelitian.

b. Buku catatan dan alat tulis digunakan untuk mencatat semua

informasi percakapan dan pembicaraan dari narasumber sehubungan

dengan objek penelitian.

c. Alat Perekam, berfungsi untuk merekam semua informasi percakapan

dan pembicaraan dari narasumber ketika melakukan wawancara.

d. Kamera, digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan observasi di

lapangan. Kamera berfungsi untuk memotret jika peneliti melakukan

pembicaraan dan percakapan dengan sumber data.

F. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul dalam penelitian akan diolah dengan cara :

1. Melakukan pengolahan data yang diperoleh dari semua sumber baik dari

data primer maupun data sekunder.

2. Data dari komponen input, proses dan output dibuat dari hasil wawancara

mendalam.

3. Hasil wawancara dimasukkan kedalam matrik.

4. Kemudian dikategorikan berdasarkan pola yang sama.


37

5. Interpretasi data penelitian.

6. Melakukan pembahasan terhadap input, proses dan output.

G. Analisa Data

 Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari wawacara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain

sehingga dapat mudah dipahami dan dapat diinformasikan kepada orang lain

(Sugiono, 2013: 88).

Data bermuatan kualitatif disebut juga dengan data lunak. Data

semacam ini diperoleh melalui penelitian yang menggunakan pendekatan

kualitatif, atau penilaian kualitatif. Keberadaan data bermuatan kualitatif

adalah catatan lapangan yang berupa catatan atau rekaman kata-kata, kalimat,

atau paragraf yang diperoleh dari wawancara menggunakan pertanyaan

terbuka, observasi partisipatoris, atau pemaknaan peneliti terhadap dokumen

atau peninggalan. 

Model analisis data pada penelitian ini adalah analisis editing. Model

editing interpreter yang membaca sampai habis data mencari segmen-segmen

penuh sistematis arti dan unit-unit.

Langkah-langkah analisis data pada pendekatan fenomenologi adalah :

1. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran

menyeluruh tentang fenomena dan pengalaman yang telah dikumpulkan.

2. Membaca data keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data

yang dianggap penting, kemudian melakukan pengkodean data.

3. Menemukan dan mengelompokkan makna pertanyaan yang dirasakan oleh

responden dengan melakukan horizontal yaitu setiap pertanyaan pada


38

awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya pertanyaan

yang tidak relevan dengan topic maupun pertanyaan yang bersifat

repetitive atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang tersisa hanya

horizons (arti tekstural dan unsure pembentuk atau penyusunan dari

fenomena yang tidak menyimpang).

4. Pertanyaan tersebut kemudian dikumpulkan kedalam unit makna lalu

ditulis gambaran tentang bagaimana itu terjadi.

5. Selanjutnya peneliti mengembangkan secara keseluruhan dari fenomena

tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut.

6. Peneliti kemudian menjelaskan secara naratif mengenai esensi dari

fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden

mengenai fenomena tersebut.

7. Membuat laporan pengelaman partisipan. Setelah itu, gabungan dari

gambaran tersebut ditulis.

Untuk uji keabsahan data dari penelitian ini dipergunakan cara

pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian

antara lain dengan :

a. Peningkatan ketekunan dalam penelitian.

b. Triangulasi.

c. Diskusi dengan teman sejawat.

d. Analisis kasus negative.

e. Pengecekan terhadap kecukupan referensi.

Metode triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan

sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
39

berbagai waktu. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Misal data yang diperoleh dengan wawancara lalu dicek dengan

observasi, dokumentasi, atau kuisioner. Waktu juga sering mempengaruhi

kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di

pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah akan

memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

You might also like