You are on page 1of 7

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 7 No.

3, Desember 2018
ISSN 2089-6697

ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT TAK BERSINYAL


MENGGUNAKAN APLIKASI KAJI
(Studi Kasus : Simpang Seringgu di Kabupaten Merauke)

Herbin F. Betaubun, Agustan, Adetes Lisa Leploy


Email: herbin@unmus.ac.id, agustan74edu@gmail.com, adeteslisa24@yahoo.com
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Musamus Merauke

ABSTRAK
Simpang merupakan tempat terjadinya konflik antara kendaraan dari dua atau lebih
ruas jalan. Perilaku pengemudi dan tata guna lahan pun turut mempengaruhi simpang. Hal
itu menjadi penyebab perlunya kajian untuk pengaturan simpang. Salah satu kajian untuk
simpang adalah perhitungan kapasitas simpang itu sendiri. Kapasitas yang akan dikaji tentu
saja memerlukan data volume kendaraan yang lewat pada simpang tersebut. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja simpang seringgu yang berada di Kabupaten
Merauke dengan menggunakan program KAJI.
Hasil analisis data volume kendaraan yang lewat selama satu minggu, volume
kendaraan terbesar dapat dilihat pada pukul 17.00 – 18.00 di hari minggu yaitu sebesar 2038
kend/jam atau 1153 smp/jam. Perhitungan kapasitas simpang dengan menggunakan aplikasi
KAJI didapatkan kapasitas simpang seringgu sebesar 2451 smp/jam. Derajat jenuh pada
simpang seringgu adalah sebesar 0,47. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa tingkat pelayanan simpang empat tak bersinyal seringgu berada pada level C yaitu
arus stabil tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan dan pengemudi dibatasi dalam
memilih kecepatan.

Kata kunci: Volume Kendaraan, Kapasitas Simpang, Derajat Jenuh

PENDAHULUAN terjadinya konflik dan kepadatan maka


Simpang adalah suatu area yang kritis hampir semua simpang terutama di
pada suatu jalan raya yang merupakan perkotaan membutuhkan pengaturan.
tempat titik konflik dan tempat kepadatan Untuk itu, perlu dilakukan kajian terkait
karena bertemunya dua ruas jalan atau pengaturan pada daerah simpang ini, guna
lebih. Simpang pun merupakan tempat menghindari dan meminimalisir terjadinya

266
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 7 No. 3, Desember 2018
ISSN 2089-6697

konflik dan beberapa permasalahan yang Permasalahan transportasi seperti:


mungkin timbul di daerah persimpangan kemacetan, polusi udara, kecelakaan,
ini. Tujuan pengaturan simpang untuk antrian maupun tundaan biasa dijumpai
mengurangi kecelakaan bertemunya dengan tingkat kuantitas yang rendah
beberapa pergerakan kendaraan dari maupun besar. Permasalahan tersebut
berbagai arah menuju suatu area yang sering dijumpai di beberapa kota di
sama, yakni ruang di tengah simpang. Indonesia termasuk di Kabupaten
Kondisi ini sebenarnya tidak akan menjadi Merauke.
masalah bilamana arus dari tiap bagian Selain itu, pergerakan kendaraan yang
pendekat tidak datang secara bersamaan, melewati simpang tersebut tidak lancar
melainkan secara bergantian. Namun khususnya pada jam sibuk dikarenakan
kenyataannya sulit dijumpai, terutama adanya parkir kendaraan yang berada yang
pada simpang di daerah perkotaan, yang mana kondisi seperti itu akan
pada kenyataannya arus datang pada waktu mengakibatkan luas jalan akan sempit,
yang bersamaan yang hal ini akan sehingga akan mengakibatkan kemacetan,
menimbulkan konflik antar kendaraan. antrian, pergerakan kendaraan jadi lambat,
Konflik kendaraan pada simpang terjadi bahkan akan menimbulkan kecelakaan.
karena pergerakan kendaraan, yang secara
garis besar dapat digolongkan menjadi: STUDI PUSTAKA
gerak saling memotong, gerak 1. Karakteristik Lalu Lintas
menggabung, dan gerak memisah, yang Menurut Direktorat Jenderal Bina
secara keseluruhan. marga (1997), arus lalu lintas adalah
Perilaku lalu lintas dan tata guna lahan jumlah kendaraan bermotor yang melalui
mempengaruhi kondisi yang ada di pusat titik tertentu persatuan waktu, dinyatakan
kota. Jaringan jalan yang banyak dilalui dalam kendaraan perjam atau smp/jam.
oleh kendaraan, diselingi dengan simpang, Arus lalu lintas perkotaan terbagi menjadi
akan mengundang munculnya kegiatan empat (4) jenis yaitu :
ekonomi,apalagi jika simpang yang ada a. Kendaraan ringan / Light vihicle (LV)
dalam posisi berdekatan Sehingga b. Kendaraan berat / Heave Vehicle (HV)
simpang tersebut mengalami kepadatan hal c. Sepeda motor / Motorcycle (MC)
ini dikarenakan kawasan tersebut sebagai d. Kendaraan tidak bermotor
kegiatan ekonomi perdagangan dan /Unmotorized (UM).
kawasan pemukiman.
267
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 7 No. 3, Desember 2018
ISSN 2089-6697

2. Volume Lalu Lintas 𝐹𝑤 = faktor pengaruh lebar kaki simpang


Volume lalu lintas menunjukan FM = faktor pengaruh median pada jalan
jumlah kendaraan yang melintasi suatu utama
titik pengamatan dalam satu satuan waktu. FCS = faktor pengaruh ukuran kota
Volume lalu lintas dapat dihitung dengan FRSU = faktor pengaruh tipe lingkungan
menggunakan rumus pada persamaan 1 jalan pada gangguan samping
(Morlok, E.K. 1991). FLT = faktor pengaruh belok kiri
𝑛 FRT = faktor pengaruh belok kanan
q = ………………………….…...(1)
𝑡
Dimana : FMI = faktor pengaruh arus jalan minor

q = Volume lalu lintas yang melalui


suatu titik. 4. Satuan Mobil Penumpang

n = Jumlah kendaraan yang melalui Lalu lintas terdiri dari berbagai

suatu titik.. kompisisi kendaraan, sehingga volume

t = Interval waktu pengamatan. lalulintas menjadi lebih praktis jika


dinyatakan dalam jenis kendaraan standar.
Standar tersebut yaitu mobil penumpang
3. Kapasitas Simpang Tak Bersinyal
sehingga dikenal dengan satuan mobil
Kapasitas Simpang Tak Bersinyal
penumpang (smp). Untuk mendapatkan
MKJI (1997) mendefinisikan bahwa
volume lalulintas dalam satuan smp, maka
kapasitas adalah arus lalu lintas maksimum
diperlukan faktor konversi dari berbagai
yang dapat dipertahankan pada suatu
macam kendaraan menjadi mobil
bagian jalan dalam kondisi tertentu
penumpang. Faktor konversi tersebut
dinyatakan dalam kendaraan/ jam atau
dikenal dengan ekivalen mobil penumpang
smp/jam. Rumus untuk perhitungan
(emp).
kapasitas simpang tak bersinya dapat
dilihat pada persamaan 2. 5. Jenis-Jenis Simpang
𝐶=𝐶0 x𝐹𝑤 x𝐹𝑀 x𝐹𝐶𝑆 x𝐹𝑅𝑆𝑈 x𝐹𝐿𝑇 x𝐹𝑅𝑇 x𝐹𝑀𝐼 ..... Secara garis besarnya persimpangan
..(2) terbagi dalam 2 bagian: yaitu
Dimana: persimpangan sebidang dan persimpangan
𝐶 = nilai kapasitas simpang (smp/jam) tak sebidang. Persimpangan sebidang
𝐶0 = nilai kapasitas dasar simpang adalah persimpangan dimana berbagai
(smp/jam) jalan atau ujung jalan masuk persimpangan

268
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 7 No. 3, Desember 2018
ISSN 2089-6697

mengarahkan lalu lintas masuk ke jalan Qsmp = Arus total (smp/jam).


yang dapat berlawanan dengan lalu lintas
9. Tingkat Pelayanan
lainnya.
Tingkat pelayanan suatu jalan
6. Simpang Bersinyal berkaitan dengan kecepatan operasi atau
Simpang bersinyal (signalised fasilitas jalan, yang tergantung pada
intersection) adalah persimpangan jalan perbandingan antara arus terhadap
yang pergerakan arus lalu lintas dari setiap kapasitas. Oleh karena itu, tingkat
pendekatannya diatur oleh lampu sinyal pelayanan pada suatu jalan tergantung
untuk melewati persimpangan secara pada arus lalu lintas. Adapun 6 (enam)
bergilir. buah tingkat pelayanan, sebagai berikut :
a. Tingkat pelayanan A (arus bebas).
7. Simpang Tak Bersinyal
b. Tingkat pelayanan B (arus stabil).
Simpang jenis ini diterapkan apabila
c. Tingkat pelayanan C (arus stabil).
arus lalu lintas di jalan minor dan
d. Tingkat pelayanan D (arus mulai tidak
pergerakan membelok sedikit. Namun
stabil).
apabila arus lalu lintas di jalan utama
e. Tingkat pelayanan E (arus tidak stabil)
sangat tinggi sehingga resiko kecelakaan
f. Tingkat pelayanan F (arus terhambat).
bagi pengendara di jalan minor meningkat
(akibat terlalu berani mengambil gap yang METODOLOGI PENELITIAN
kecil), maka dipertimbangkan adanya Penelitian ini mengambil lokasi pada
sinyal lalu lintas. jalan Seringgu, jalan Ternate, jalan Gak,
dan jalan Buti. Dalam penelitian kualitatif
8. Derajat Kejenuhan landasan teorinya dimanfaatkan sebagai
Derajat kejenuhan (DS) merupakan pemandu agar penelitian sesuai fakta di
rasio arus lalu lintas aktual (smp/jam) lapangan. Untuk memudahkan dalam
terhadap kapasitas (smp/jam), dapat ditulis pembahasan maka dibuat suatu diagram
dengan persamaan 3. alir yang dapat dilihat pada gambar 1.
Qsmp
DS = ........................................(3)
C

Dengan :
DS = Derajat kejenuhan
C = Kapasitas (smp/jam),

269
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 7 No. 3, Desember 2018
ISSN 2089-6697

Mulai

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder

1. Volume 1. Peta Lokasi


kendaraan 2. Jumlah
2. Hambatan Penduduk
samping

Analisa Data
Menggunakan Aplikasi KAJI
Gambar 2. Data Geometrik

Kesimpulan dan Saran


2. Volume Lalu Lintas
Data Volume lalu lintas diambil
Selesai dengan interval waktu 15 menit untuk
masing–masing lengan. Penggolongan
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian.
kendaraan disesuaikan dengan buku
Manual Kapaisitas Jalan Indonesia
HASIL DAN PEMBAHASAN
(MKJI) 1997, yaitu kendaraan ringan atau
1. Geometrik Simpang Seringgu
Light Vehile (LV), kendaraan berat atau
Simpang Seringgu yang terletak di
Heavy Vehicle (HV),sepeda motor atau
Provinsi Papua, Kabupaten Merauke
Motor cycle (MC) dan kendaraan tidak
dengan pendudu sekitar 216 ribu jiwa (BPS
bermotor atau Unmotorozed (UM).
2017) memiliki ukuran jalan yang dapat
Berdasarkan klasifikasi tersebut dapat
dilihat pada gambar 2.
dihasilkan volume kendaraan pada jam-
jam puncak di hari tertentu yang bisa
dilihat pada gambar-gambar berikut.

270
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 7 No. 3, Desember 2018
ISSN 2089-6697

Gambar 3. Volume Kend. Hari Minggu Gambar 6. Volume Kend. Hari Rabu

Gambar 4. Volume Kend. Hari Senin Gambar 7. Volume Kend. Hari Kamis

Gambar 5. Volume Kend. Hari Selasa Gambar 8. Volume Kend. Hari Jumat

271
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 7 No. 3, Desember 2018
ISSN 2089-6697

kendaraan dikendalikan dan pengemudi


dibatasi dalam memilih kecepatan.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan
berdasarkan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Perlu adanya kajian dari pemerintah
setempat terkait alternatif untuk
Gambar 9. Volume Kend. Hari Sabtu
meningkatkan LOS Simpang Seringgu.
3. Kapasitas Simpang (KAJI)
2. Perlunya adanya penelitian lanjutan
Berdasarkan data geometrik dan
terkait pemasangan traffic light di
volume kendaraan tersebut didapatkan
Simpang Seringgu.
hasil pengolahan KAJI yaitu Kapasitas
Simpang Empat Seringgu sebesar 2451
DAFTAR PUSTAKA
smp/jam.
1. Leksmono Suryo Putranto (2008).
Rekayasa Lalu Lintas. Penerbit PT.
PENUTUP
Macana Jaya Cemerlang.
1. Kesimpulan
2. Manual Kapasitas Jalan Indonesia
Berdasarkan hasil analisis data volume
(1997)
kendaraan yang lewat selama satu minggu,
3. Morlok,E.K.(1991). Pengantar Teknik
volume kendaraan terpadat dapat dilihat
dan Perencanaan Transportasi, Penerbit,
pada pukul 17.00 – 18.00 di hari minggu
Erlangga.
yaitu sebesar 2038 kend/jam atau 1153
smp/jam.Kapasitas simpang dengan
menggunakan aplikasi KAJI didapatkan
kapasitas simpang seringgu sebesar 2451
smp/jam. Derajat jenuh pada simpang
seringgu adalah sebesar 0,47. Berdasarkan
hasil analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa tingkat pelayanan simpang empat
tak bersinyal seringgu berada pada level C
yaitu arus stabil tetapi kecepatan dan gerak

272

You might also like