You are on page 1of 7

I.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah sangat berharga bagi kehidupan diatas bumi. dan hal itu sudah tak diragukan lagi.
Tanah merupakan sumber unsur hara utama bagi tumbuhan yang (dalam piramida
makanan) berperan sebagai produsen. Tanah tersusun atas lima komponen. yakni (a)
bahan-bahan organik (b) bahan-bahan anorganik. (c) air (d) udara tanah, serta (e) jasad -
jasad renik (Raharjo, 2019).
Salah satu komponen tanah yaitu bahan-bahan organik memainkan peranan sangat penting
dalam kesuburan tanah. Berkat terdapatnya bahan bahan organik, tanah menjad gembur,
sehingga bisa menjadi media pertumbuhan dan perkembangbiakan berbagai jasad renik
yang bermanfaat. Kemampuan menyerap air pun meningkat. Demikian pula dengan daya
serap dan kapasitas hikar kationnya. Plastisitas, kohesi dan sifat-sifat buruk lainnya menjadi
kurang. Unsur hara M. S dan P akan lebih mudah terserap dan tanah pun menjadi lebih
subur (Raharja, 2019).
Bahan bahan organik tanah, yang antara lain berupa gula, zat pati, protein sederhana, dan
sebagainya dihasilkan don perombakan sisa sisa tumbuhan serta bangkai hewan dan
mikroba tanah. Berarti sumber bahan organik tanah dalam jumlah banyak menjadi perlu.
Demikian pula dengan kehadiran mikroba tanah, yang semuanya bisa tersedia jika bahan
organik pengubur tanah cukup banyak (Harjo, 2019)

Tujuan dan kegunaan


1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dan praktikum ini :
1. Untuk mengetahui kandungan bahan organik pada setiap lapisan tanah
2. untuk mengetahui pengaruh H202 terhadap bahan organik tanah
3. Untuk mengetahui hubungan antara bahan organik dan warna tanah lainnya.
1.2.2 Kegunaan
Adapun kegunaan dilaksanakannya praktikum kali ini adalah sebagai bahan informasi
mengenai kandungan bahan organik pada setiap lapisan tanah dan hubungan antara bahan
organik dan sifat tanah yang lain menggunakan H2O2.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Bahan Organik Tanah
Istilah bahan organik tanah digunakan untuk menyatakan materi organik yang ada didalam
tanah, Tetapi tidak termasuk arang (charcoal), Jaringan tanaman dan binatang yang tidak
melapuk serta biomassa tanah yang hidup. Bahan organik dapat didefiniskan sebagai semua
bahan yang berasal dari jaringan tanaman dan hewan baik yang masih hidup maupun yang
telah mati. Bahan organık tanah adalah bahan yang kompleks dan dinamis, berasal dan sisa
tanaman dan hewan didalam tanah dan mengalami perombakan secara terus-menerus
( Saidy, 2018).
Bahan organik dapat dikelompokkan menjadi dua komponen, yaitu komponen mati dan
komponen hidup. komponen hidup bahan organik dapat terdiri dari akar tanaman, binatang
didalam tanah dan juga mikroorganisme biomassa, dan komponen mati terdiri dan residu
organik yang terdekomposisi secara kimia dan biologi. Komponen mati bahan organik juga
dapat dibedakan menjadi materi yang tidak berubah / ciri Morfologi material aslinya masih
terlihat dan produk atau material yang sudah mengalami transformasi (humus)(Saidy, 2018).
Bahan organik tanah merupakan bahan penting dalam menunjang kesuburan tanah, baik
secara fisik kimia dan biologi tanah. Salah satu contohnya pada tanah dasar tambak sumber
bahan organik terutama berasal dan sisa pakan, faces dan sisa metabolisme. Bahan organik
menjadi salah satu faktor internal yang dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan
dalam budidaya tanaman maupun hewan. Tanah tambak secara umum merupakan tanah
endapan yang tingkat kesuburannya lebih ditentukan oleh kualitas material yang
diendapkan (Tamyis, 2015).
Tumbuhan yang telah mati merupakan sumber utama bahan organik dalam tanah unsur
karbon menjadi penyusun utama bahan organik dalam tanah (selain air). Unsur-unsur
karbon ion berada dalam bentuk senyawa senyawa poirakarida seperti selulosa,
hemiselulosa, pah serta bahan bahan bahan pekha dan lignan. Selain itu nitrogen
merupakan unsur yang banyak terakumulasi dalam bahan organik. Unsur unsur itu
dibutuhkan oleh sel mikroba untuk merombak bahan- bahan organik dalam tanah. Dalam
keadaan basah, bahan organik terdiri dari 15% air dan sisanya adalah karbon, oksigen,
hidrogen, nitrogen dan elemen- elemen mineral lainnya (Sulirtyowati, 2018).

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bahan Organik Tanah


Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya bahan organik tanah antara lain yaitu iklim,
vegetasi / organisme tanah topografi dan bahan induk serta pengelolaan pertanian
(cropping). Faktor iklim yang mempengaruhi besarnya kandungan bahan organik adalah
curah hujan dan juga temperatur. Suatu wilayah yang memiliki curah hujan yang rendah
maka memiliki temperatur suhu yang hangat. Semakin hangat temperatur suatu tanah maka
dekomposisi mikroorganisme semakin cepat sehingga akumulasi bahan organik pada tanah
juga akan relatif lebih banyak (Mura dkk, 2020)
Topografi atau tingkat kelerengan permukaan juga termasuk dalam satu faktor, karna pada
daerah yang curam akan mudah terkena erosi. jika terjadi erosi maka lapisan tanah yang
mengandung bahan organik dilereng bagian atas akan jatuh ke lembah. Sehingga biasanya
kandungan bahan organik dilembah lebih banyak daripada yang ada dilereng ( Muna, dkk,
2020)
Kandungan bahan organik juga berpengaruh pada tekstur tanah. Tanah yang bertekstur
lempeng memiliki kandungan bahan organik yang lebih banyak dibandingkan tanah
bertekstur pasir. Dikarenakan pada tanah berpasir memiliki ruang antar partikel dan tidak
mampu menahan belembapan daripada tanah bertekstur lempeng (Muna, dkk, 2020).
Kedalaman tanah sangat menentukan kadar bahan organik dan kandungan nitrogen dalam
tanah. Kadar bahan organik paling banyak ditemukan pada lapisan atas dengan ketebalan 20
cm (lebih kurang 15-20% Semakin kebawah, kadar bahan organik semakin kurang
(Sulistyousati, 2018).
Vegetasi memegang peranan yang sangat krunal sebagai sumber biomassa untuk
peningkatan bahan organik tanah. Tumbuhan, Semak dan pohon merupakan sumber bahan
organik diatas permukaan tanah serasah dan juga merupakan sumber bahan organik atau
menjadi siklus untuk perpindahan hara dari tanah ke tanaman, dan kembali ke tanah dan
tanaman dalam bentuk serasah yang akan mengalami proses dekomposisi dan merupakan
unsur hara didalam tanah ( saidy, 2018).
Adanya bahan organik tanah yang berbeda-beda pada berbagai penggunaan lahan
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti iklim mikro yang menghambat laju dekomposisi
dan tipe penggunaan lahan (Dwiastuti., dkk, 2016).

2.5 Macam Macam Bahan Organik Bahan organik sering juga dibedakan atas dua macam
bahan, yaitu bahan non terhumifikasi dan yang terhumifikasi. Bahan non terhumifikasi yaitu
senyawa dalam tanaman atau organisme lain yang memiliki karakteristik tertentu, misalnya
karbohidrat, asam amino, protein, lupida, asam nukleat dan lignin. Senyawa ini akan
mengalami perubahan karena degradasi dan reaksi dekomposisi. Sebagian hasil degradasi
diikat oleh komponen tanah seperti clay. Pada keadaan tertentu, clay, bahan ini sulit
didekomposisi oleh mikroorganisme (Anwar dan Sudadi, 2013)
Bahan terhumifikasi dikenal juga sebagai humus atau Sebagai senyawa humat dan
merupakan hasil dari degradasi bahan non terhumifikasi. Senyawa ini dapat dipilah menjadi
asam humat yaitu senyawa yang larut dalam basa asam krenak dan apokrenak yaitu
senyawa yang larut dalam air dan humin yaitu bagian yang tidak larut dan merupakan
padatan. Asam humat dikenal juga dengan asam ulmat, sementara humin dikenal juga
sebagai ulmin. Sementara itu, asam krenak dan apokrenak lebih dikenal sebagai asam fulvat
(Anwar dan Sudadı. 2013).
Macam-macam bahan organik akan memberikan Pengaruh kualitas dan kuantitas bahan
organik. Bahan organik yang mempunyai (-N rasio yang rendah (<-25) akan menyebabkan
proses dekomposisi berjalan cepat. Sedangkan bahan organik yang mempunyai rasio (>25)
dapat terjadi immobilisan pembentukan humus, akumulasi bahan organik dan peningkatan
kadar sulfur. Meningkatnya kadar lignin dan poliphenol akan menghambat proses
dekomposisi bahan organik. Contoh macam bahan organik yaitu limbah pengelolaan
kotoran manusia, kotoran cacing rumen, kompas (sukaryorini., 2016)
2.4 Hubungan Bahan Organik dan Kesuburan Tanah.
Bahan organik tanah mempengaruhi kesuburan tanah. Bahan organik merupakan unsur
hara tanah. Bahan organik mempengaruhi kesuburan tanah secara tidak langsung. Bahan
organik tanah berperan penting dalam memperbaiki sifat fisik tanah. Bahan organik
mempengaruhi agregasi tanah yang berpengaruh terhadap infiltrasi, pergerakan dan retensi
air tanah, aerasi tanah dan penetrasi akar. Bahan organik juga mempengaruhi sifat biologi
tanah. Bahan organik juga meningkatkan aktivitas mikroba dalam proses dekomposisi bahan
organik. Tanah yang kaya bahan organik adalah tanah yang sangat subur (Purba, dkk, 2021).
Respons bahan organik tanah didalam tanah terhadap Perubahan lingkungan ditentukan
oleh mekanisme yang mengatur siklus bahan organik pada skala spesial dan temporal yang
berbeda. Beberapa penelitian membuktikan bahwa tidak semua karbon organik didalam
tanah bisa mengalami perombakan dimana sebagian dari bahan organik didalam tanah
diproteksi oleh mineral tanah dari perombakan oleh mikroba pedekomposisi. Proses proses
biokimia, fisika dan kimia perlindungan bahan organik didalam tanah akan mengurangi
perombakan bahan organik oleh mikroba perombak dan akan meningkatkan kandungan
bahan organik tanah yang pada akhirnya akan meningkatkan kesuburan tanah (Sandy,
2021).

2.5 Peranan Bahan Organik


Bahan organ berperan pada pertumbuhan tanaman melalui pengaruhnya terhadap sifat
fisik, kimia dan biologi tanah. Fungsi bahan organik dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman
dapat dibedakan menjadi lima, yaitu (1) fungsi hara sebagai sumber hara terutama N, P dan
S bagi pertumbuhan tanaman, (2) Fungsi biologi secara nyata mempengaruhi aktivitas
mikroba tanah, (3) Fungsi fisik menunjang pembentukan struktur tanah dan kadar air yang
baik, (4) Fungsi kimia sebagai penyumbang sifat aktif koloid tanah, dan (5) fungsi fisiologi
baik secara langsung maupun tidak langsung dikarenakan senyawa organik yang dapat
berfungsi sebagai hormon tumbuh atau sebaliknya bersifat toksik ( Anwar dan sudadi, 2013)
Pemanfaatan bahan organik untuk memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman pada
umumnya terjadi melalui perbaikan bahan organik tanah. Dengan adanya penambahan atau
peningkatan bahan organik maka akan terjadi perbaikan sifat-sifat tanah yang berkaitan
dengan kesuburan tanah. Perbaikan kesuburan tanah inilah yang nanti akan menunjang
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang menyangkut perbaikan sifat akar, batang,
daun, buah dan biji (kamsurya dan Botanri, 2022)

III METODE PRAKTIKUM


3.1 waktu dan Tempat Praktikum Penetapan Bahan Organik Tanah ini dilakukan tanggal 17
Mei 2023 pada pukul 12.30 WITA dan bertempat di Labaratanum Silvikultur dan Fisiologi
Pohon, Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan, yaitu:

3.2.1 Alat
1. Wadah plastik / Nampan, sebagai tempat dilakukannya percobaan
2. Sendok, sebagai alat untuk mengambil tanah dan plastik sampel
3. Pipet tetes, digunakan untuk meneteskan larutan H202.
4. Label, untuk memberi penanda pada setiap sampel.
3.2.2 Bahan
1. Sampel tanah biasa, sebagai bahan yang akan diujikan
2. Larutan Hidrogen perioksida (H2O2), sebagai bahan penguji.

3.3 Prosedur Praktikum


Adapun prosedur praktikum yang dilakukan, yaitu:
1. Siapkan wadah plastik untuk tempat contoh tanah.
2. Gunakan sendok plastik untuk mengambil sampel tanah
3. Tempelkan label stiker untuk menandai setiap sampel.
4. Siapkan larutan H202 pada pipet tetes
5. Campurkan sebanyak 5 tetes H2O2 masing-masing pada permukaan sampel tanah
6. Amati tanda/ gejala perubahan reaksi yang terjadi dan catat pada lembar kerja

HASIL

Contoh Tanah Bahan Organik Keterangan Warna


Lapisan 1 Ada Bergelembung dan Coklat
berasap
Lapisan 2 Ada Bergelembung, Coklat tua
berasap dan berubah
warna
Lapisan 3 Ada Bergelembung, Coklat muda
berasap dan berubah
warna

Pembahasan
Menurut (Sandy, 2018) Bahan organik tanah adalah bahan yang kompleks dan dinamis yang
berasal dari sisa tanaman dan hewan baik yang masih hidup maupun telah mati dan
mengalami perombakan secara terus menerus.
Pengukuran bahan organik pada praktikum ini menggunakan H₂O₂ sebagai pengoksidasi
bahan organik. Sesuai dengan reaksi H₂O₂+ BO  H₂O + CO₂, maka keberadaan bahan
organik pada tanah setelah ditetesi H₂0₂ adalah munculnya gelembung CO₂ yang merupakan
hasil dari oksidasi bahan organik.
Pada sampel lapisan 1 setelah ditetesi H2O2 menghasilkan gelembung dan asap, begitupun
pada lapisan 2 dan 3 juga Memberi reaksi yang sama. Tanah yang mengeluarkan buih dan
juga asap dikategorikan mengandung bahan organika tinggi dan mengindikasikan bahwa
tanah tersebut subur dan baik untuk ditanami. Pada tanah lapisan 2 dan tanah lapisan 3,
selain menghasilkan gelembung dan asap, juga terjadi Perubahan warna.

V PENUTUP
Kesimpulan
Dalam Percobaan in dapat disimpulkan bahwa :
1. Kandungan bahan organik pada setiap lapisan tanah berbeda-beda. Hal ini
dikarenakan oleh adanya beberapa faktor, diantaranya yaitu sumber bahan organik,
proses dekomponsisi, drainase, aktivitas mikroorganisme dan pengolahan lahan.
Pada lapisan 2 dan 3 kandungan bahan organiknya lebih banyak dan bagus dan hal
itu dapat dilihat dari hasil warna yang dihasilkan, menimbulkan reaksi gelembung
dan berasap. Sedangkan pada lapisan 1 bahan organiknya kurang karena dari
warnanya tidak mengalami perubah.
2. Pengaruh larutan H2O2 pada percobaan ini dapat dilihat atau ditandai dengan
adanya perubahan warna, gelembung dan asap yang timbul.
3. Bahan organik tanah mempengaruhi sifat-sifat tanah yang lain. Kandungan bahan
organik yang terkandung dalam tanah mempengaruhi hubungan dengan sifat fisika,
biologi dan kimia tanah.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, S., dan Sudadi, U. 2013. Kimia Tanah. Bogor : Departemen Ilmu Tanah dan Sumber
Daya Lahan IPB.
Dwiastuti, S., Maridi, Suwarna, Puspitasari, D. 2016. "Bahan Organik Tanah di Lahan Marjinal
dan Faktor- Faktor yang mempengaruhinya". Proceeding Biology Education Conference, 13
(1): 748-751.
Kamsurya, M., dan Botanri, S. 2022. "Peran Bahan Organik dalam Mempertahankan dan
Perbaikan kesuburan Tanah Pertanian". Jurnal Agrohut, 13 (1): 25-34.
Muna, H., Prasetyo, Y., dan Sasmito B. 2020. “Analisis Perbandingan Metode PCA (Principal
Component Analysis) dan Indeks Mineral Lempung untuk Permodelan Sebaran Kandungan
Bahan Organik Tanah Menggunakan Citra Satelit Landsat di Kabupaten. Kendal". Jurnal
Goedesi Undip, 9(1): 325-334.
Purba, T., Ningsih, H., Purwaningsh, Junaedi, A., Gunawan, B., Junainah, Firgiyanto, R., dan
Arsi. 2021. Tanah dan Nutrisi Tanaman. Medan : Yayasan Kira Menulis.
Raharjo. 2019. "Penetapan Bahan Organik Tanah Tandus Secara Spektrofotometri dan
Titrimetri ". Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1 (1): 33-36.
Saidy, A. 2018. Bahan Organik Tanah : Klasifikasi, Fungsi. dan Metode Studi. Banjarmasin :
Lambung Mangkurat University Press.
Saidy, A. 2021. Stabilisasi Bahan Organik Tanah Peningkatan Kesuburan Tanah dan
Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca. Sleman: Deepublish.
Sukaryorini, P., Fuad, A., dan Santoso, S. 2016. "Pengaruh Macam Bahan Organik Terhadap
Ketersediaan Amonium, C-organik dan Populasi Mikroorganisme pada Tanah Entisol".
Plumula, 5(2): 99- 106.
Tamyiz, M. 2015. “Perbandingan Rasio BOD / COD pada Area Tambak di Hulu dan Hilir
Terhadap Biodegradabilitas Bahan Organik” Journal of Research and Technology, 1(1): 9-15.

You might also like