You are on page 1of 26

MAKALAH

“PERILAKU BIAYA AKTIVITAS”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen

Dosen Pengampu:
Dra. Rusma Nailiah, M.Si., Ak., CA.

Disusun Oleh:
1. Silva (2110313220043)
2. Talitha Risma (2110313220045)
3. Hibrizi Rofi (2110313310049)
4. Rezha Eka Putri (2110313220059)
5. Siska Ariestya Pratiwi (2110313220061)
6. Sheikhul Akbar Saputra (2110313310030)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah
ini membahas secara singkat terkait perilaku biaya aktivitas dalam suatu perusahaan.
Penyusunan makalah berjudul “Perilaku Biaya Aktivitas” merupakan bentuk
pemenuhan tugas untuk mata kuliah Akuntansi Manajemen yang diberikan oleh Ibu
Dra. Rusma Nailiah, M.Si., Ak., CA. selaku dosen pengampu.

Kami ucapkan terima kasih kepada diri sendiri dan Ibu Dra. Rusma Nailiah,
M.Si., Ak., CA. yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Meskipun
makalah ini masih belum sempurna baik dari segi penyusunan maupun isi materinya,
namun kami tetap bangga karena mampu menyusun makalah ini sesuai dengan
kaidahnya. Saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan agar
makalah ini dapat disusun dengan lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semuanya.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
2.1 Dasar-dasar Perilaku Biaya ........................................................................ 3
2.2 Aktivitas, Penggunaan Sumber Daya, dan Perilaku Biaya ...................... 5
2.3 Metode Pemisahan Biaya Campuran ......................................................... 9
2.4 Keandalan Rumus Biaya ........................................................................... 16
2.5 Regresi Berganda ....................................................................................... 17
2.6 Penilaian Manajerial .................................................................................. 19
2.7 Studi Kasus ................................................................................................. 20
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 22
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 22
3.2 Saran ............................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketika menjalankan suatu kegiatan operasional masa kini di era globalisasi,
tentunya perusahaan akan dituntut untuk lebih efisien dapat mengantisipasi berbagai
risiko dari perkembangan yang terjadi di masa depan. Hal ini sangat penting karena
dalam persaingan global hanya perusahaan yang dapat beroperasi dengan baik dan
produktif yang akan memenangkan dan bertahan dalam persaingan. Salah satu unsur
penting dalam hal tersebut yakni kemampuan perusahaan untuk mengendalikan biaya
tanpa mengorbankan mutu. Oleh karena itu, manajemen perusahaan perlu memahami
dengan benar masalah yang berkaitan dengan pembiayaan, khususnya perlakuan
terhadap iperilaku biaya dengan mengklasifikasikan biaya. Salah satu cara untuk
mengklasifikasikan biaya yakni berdasarkan perilaku biaya. Pemahaman terhadap
perilaku biaya merupakan kunci utama untuk pembuatan keputusan perusahaan.
Perilaku biaya akan memudahkan dalam memprediksi apa yang akan terjadi pada
biaya dalam berbagai kondisi. Pembuatan keputusan tanpa memiliki pemahaman
terhadap biaya dan bagaimana biaya dapat berubah seiring dengan perubahan tingkat
aktivitas akan mengakibatkan turunnya profit perusahaan. Untuk menghindari
masalah tersebut, perusahaan harus mampu memprediksi secara akurat kondisi biaya
dalam berbagai tingkat aktivitas

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah
yang diajukan adalah sebagai berikut:

a. Apa definisi dari perilaku biaya tetap, variabel, dan campuran?


b. Bagaimana peranan model penggunaan sumber daya dalam perilaku biaya?
c. Bagaimana cara memisahkan biaya campuran menjadi komponen tetap dan
variabel?
d. Bagaimana mengevaluasi keandalan dari sebuah persamaan biaya?

1
2

e. Apa peranan regresi berganda dalam penilaian perilaku biaya?


f. Apakah pertimbangan manajerial digunakan dalam menentukan perilaku biaya?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul “Perilaku Biaya
Aktivitas” adalah sebagai berikut:

a. Untuk mendefinisikan perilaku biaya tetap, variabel, dan campuran.


b. Untuk menjelaskan peranan model penggunaan sumber daya dalam memahami
perilaku biaya.
c. Untuk memisahkan biaya campuran menjadi komponen tetap dan variabel
dengan menggunakan metode tinggi-rendah (high-low), scatterplot, dan kuadrat
terkecil (least square).
d. Untuk mengevaluasi keandalan dari sebuah persamaan biaya.
e. Untuk menjelaskan peranan regresi berganda (multiple regression) dalam
penilaian perilaku biaya.
f. Untuk menguraikan penggunaan pertimbangan manajerial dalam penentuan
perilaku biaya.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Dasar-dasar Perilaku Biaya
Perilaku biaya (cost behavior) merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan apakah suatu biaya dapat berubah seiring dengan perubahan
keluaran. Biaya-biaya tersebut sangat penting dalam penyusunan laporan keuangan
eksternal, yaitu laporan laba rugi dan neraca. Secara umum, biaya dapat dibedakan
menjadi biaya variabel dan biaya tetap. Namun, ada pula biaya yang sifatnya
campuran dimana biaya ini memiliki karakteristik dari biaya variabel dan biaya tetap.

a. Biaya Tetap
Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya dengan jumlah yang secara
keseluruhan akan tetap konstan pada rentang yang relevan ketika tingkat keluaran
aktivitas berubah. Adapun makna dari “rentang yang relevan” yakni rentang
keluaran dimana asumsi hubungan biaya/keluaran berlaku. Meskipun sifatnya
konstan, akan tetapi biaya tetap dapat berubah tapi tidak tergantung pada
perubahan keluaran melainkan ada faktor lain seperti kenaikan harga dari
supplier atau yang lainnya. Berikut contoh dari biaya tetap.

Sewa Mesin Jumlah Potongan 3 inci Biaya per Unit


$60.000 0 N/A
$60.000 60.000 $1,00
$60.000 120.000 $0,50
$60.000 180.000 $0,33
$60.000 240.000 $0,25

b. Biaya Variabel
Biaya variabel (variable cost) merupakan biaya yang jumlahnya akan
mengalami perubahan yang bervariasi dan proporsional tergantung pada
perubahan keluaran yang terjadi. Berikut contoh dari biaya variabel.

3
4

Biaya Listrik Jumlah Potongan 3 inci Biaya per Unit


0 0 0
$12.000 60.000 $0,20
$24.000 120.000 $0,20
$36.000 180.000 $0,20
$48.000 240.000 $0,20

c. Biaya Campuran
Biaya campuran merupakan biaya yang memiliki komponen tetap dan
variabel. Sebagai contoh, suatu agen penjualan yang dibayar dengan gaji dan
ditambah dengan komisi penjualan. Gaji tersebut digolongkan sebagai biaya
tetap, sedangkan komisi penjualan digolongkan sebagai biaya variabel karena
besarannya akan tergantung pada seberapa banyak penjualan yang dihasilkan.
Oleh karena itu, biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk agen penjualan
tersebut bersifat biaya campuran.

Pemanas Biaya Biaya Jumlah Biaya


yang Variabel Tetap Biaya Penjualan
Terjual Penjualan Penjualan Penjualan per Unit*
40.000 $20.000 $30.000 $50.000 $1,25
80.000 $40.000 $30.000 $70.000 $0,88
120.000 $60.000 $30.000 $90.000 $0,75
160.000 $80.000 $30.000 $110.000 $0,69
200.000 $100.000 $30.000 $130.000 $0,65
*Dibulatkan
d. Klasifikasi Biaya Sesuai dengan Perilaku
Biaya dapat diklasifikasikan menurut perilakunya secara lebih intens.
Pertama, batasan waktu harus dipertimbangkan. Kemudian, sumber daya yang
dibutuhkan dan keluaran aktivitas juga harus diidentifikasi. Terakhir, masukan
dan keluaran harus diukur dan pengaruh perubahan keluaran pada suatu biaya
aktivitas harus ditemukan.
5

1. Batasan Waktu
Menurut ilmu ekonomi, dalam jangka panjang, semua biaya dianggap
variabel. Sedangkan dalam jangka pendek, minimal satu biaya adalah biaya
tetap. Penentuan jangka tersebut bergantung pada suatu pertimbangan
subjektif manajemen dan tujuan dilakukannya perkiraan biaya.
2. Sumber Daya dan Ukuran Keluaran
Setiap aktivitas tentu memerlukan sumber daya seperti bahan baku,
tenaga kerja, modal, dsb. Hal inilah yang disebut sebagai masukan dan akan
menghasilkan keluaran. Keluaran tersebut dapat diukur dengan menghitung
frekuensi dilakukannya aktivitas.
Istilah lainnya untuk ukuran keluaran yaitu penggerak. Penggerak
aktivitas adalah faktor penyebab yang dapat diamati dan mengukur jumlah
sumber daya yang digunakan. Penggerak aktivitas dibagi menjadi dua, yaitu
penggerak produksi (tingkat unit) dan penggerak tingat non-unit. Penggerak
produksi akan menjelaskan perubahan biaya yang terjadi ketika unit yang
diproduksi berubah.
3. Penggerak Tingkat Non-unit
Dalam sistem biaya berdasarakan aktivitas, perilaku biaya dapat juga
dideskripsikan dengan penggerak tingkat non-unit. Penggerak tingkat non-
unit akan menjelaskan perubahan biaya yang terjadi akibat faktor selain
faktor unit, seperti biaya penyusutan, gaji manajer pabrik, dsb. Namun dalam
sistem biaya yang berdasarkan fungsi, perilaku biaya diasumsikan hanya
dideskripsikan oleh penggerak tingkat unit.

2.2 Aktivitas, Penggunaan Sumber Daya, dan Perilaku Biaya


Aktivitas dan sumber daya memiliki hubungan dengan perilaku biaya jangka
panjang dan jangka pendek. Jumlah aktivitas yang dapat dilakukan oleh perusahaan
atau banyaknya kapasitas yang diperlukan akan bergantung pada tingkat kinerja yang
diminta. Tingkat kinerja yang efisien atas aktivitas inilah yang disebut sebagai
6

practical capacity. Namun, seringkali terjadi kelebihan kapasitas sehingga perlu


diketahui bagaimana hal itu bisa terjadi dan memengaruhi perilaku biaya.

a. Sumber Daya Fleksibel


Suatu perusahaan akan dinilai sangat baik jika mampu memanajemen
dengan baik sumber daya yang dimilikinya, misalkan dengan hanya membeli
sumber daya yang diperlukan. Jenis sumber daya ini disebut sebagai sumber daya
fleksbel (flexible resources) yakni sumber daya yang disediakan saat dibutuhkan.
Sumber daya ini biasanya dibeli dari pihak ketiga (supplier) namun tidak
memerlukan komitmen jangka panjang atas pembeliannya. Dengan kata lain,
perusahaan bebas untuk membeli sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Karena
biaya sumber daya yang disediakan memiliki jumlah yang sama dengan biaya
sumber daya yang digunakan, maka biayanya akan naik jika salah satu dari biaya
tersebut naik. Oleh karena itu biaya sumber daya fleksibel digolongkan dalam
kategori biaya variabel.
b. Sumber Daya Terikat
Beda halnya dengan sumber daya fleksibel, sumber daya terikat
digolongkan dalam kategori biaya tetap terikat (committed fixed cost). Sumber
daya ini biasanya dibeli sebelum sumber daya digunakan, misalnya gedung
pabrik. Oleh karena itu, sumber daya terikat (committed resources) dapat
didefinisikan sebagai sumber daya yang disediakan sebelum dibutuhkan dan
diperoleh dengan menggunakan suatu kontrak tanpa memandang apakah jumlah
sumber daya yang tersedia akan digunakan secara penuh ataupun tidak. Dilihat
dari definisinya, sumber daya ini memiliki potensi adanya kapasitas yang tidak
terpakai karena kapasitas yang disediakan mungkin lebih besar dari yang
digunakan.
Sumber daya terikat ini dapat diperoleh dengan adanya kontrak yang
bersifat eksplisit maupun implisit. Suatu kontrak dikatakan eksplisit apabila
isinya secara penuh dan tegas dinyatakan menggunakan kata-kata baik itu secara
7

tertulis maupun lisan. Sedangkan kontrak implisit merupakan kontrak yang tidak
ditemukan dalam kontrak formal atau kontrak yang tertulis.
c. Perilaku Biaya Bertahap (Step Cost)
Terkait pembahasan tentang perilaku biaya dapat diasumsikan bahwa
fungsi biaya adalah kontinu atau berkelanjutan. Namun nyatanya ada fungsi
biaya yang bertahap dimana biaya tersebut bersifat tetap pada kisaran aktivitas
tertentu namun bersifat variabel antar kisaran aktivitas. Dalam hubungannya
dengan tingkat kisaran aktivitas, biaya variabel dapat dikategorikan menjadi 2,
yaitu :
1. Biaya Variabel Murni (true variable cost)
Biaya ini adalah biaya dengan jumlah total yang akan berubah
sepenuhnya secara proporsional mengikuti perubahan pada aktivitas.
Misalnya biaya bahan baku, dimana ketika aktivitas produksi meningkat
maka biaya bahan baku juga akan meningkat karena banyaknya bahan baku
yang digunakan.
2. Biaya Variabel Bertahap (step variable cost)
Biaya ini adalah biaya dengan jumlah total yang tidak berubah dalam
kisaran aktivitas tertentu dan berubah sesuai dengan perubahan aktivitas
setelah kisaran aktivitas dilewati. Misalnya, gaji seorang pekerja yang
ditugaskan untuk memeriksa produk adalah Rp50.000,- dan dia dapat
memeriksa 10 produk dalam waktu seminggu. Apabila produk yang
dihasilkan perusahaan dan perlu diperiksa adalah 10 buah per minggu, maka
ini berarti perusahaan hanya memerlukan 1 orang pekerja. Namun ketika
jumlah produk yang dihasilkan dan harus diperiksa lebih dari 10 per minggu,
maka berarti perusahaan harus menambah kuantitas pekerja dan ini
menyebabkan peningkatan biaya gaji.
8

Sedangkan dalam hubungannya dengan tingkat aktivitas, biaya tetap dapat


digolongkan menjadi 2, yaitu :
1. Biaya Tetap Murni (true fixed cost)
Biaya ini adalah biaya dengan jumlah total yang benar-benar konstan
pada kisaran waktu tertentu. Misalnya, biaya depresiasi peralatan.
2. Biaya Tetap Bertahap (step fixed cost)
Biaya ini adalah biaya dengan jumlah totalnya konstan dalam kisaran
aktivitas tertentu, namun jumlah tersebut dapat berubah apabila kisaran
aktivitasnya berubah. Misalnya, gaji seorang pekerja yang ditugaskan untuk
memeriksa produk adalah Rp50.000,- dan dia dapat memeriksa 50 produk
dalam waktu seminggu. Apabila produk yang dihasilkan perusahaan dan
perlu diperiksa adalah 50 buah per minggu, maka ini berarti perusahaan
hanya memerlukan 1 orang pekerja. Namun ketika jumlah produk yang
dihasilkan dan harus diperiksa lebih dari 50 per minggu, maka berarti
perusahaan harus menambah kuantitas pekerja dan ini menyebabkan
peningkatan biaya gaji.
Perbedaan antara biaya variabel bertahap dan biaya tetap bertahap terletak
pada lebar kisarannya, dimana kisaran perubahan aktivitas dalam biaya variabel
bertahap relatif sempit, sedangkan dalam biaya tetap bertahap relatif luas. Namun
sempit dan luas ini tergantung pada konteks perusahaan serta kebijakan
manajemennya.
d. Implikasi-implikasi untuk Pengendalian dan Pengambilan Keputusan
Sistem pengendalian operasional akan mendorong para manajer untuk
lebih memperhatikan pengendalian atas penggunaan dan pengeluaran sumber
daya. Contohnya, sistem pengendalian operasional yang dirancang dengan baik
akan memungkinkan para manajer untuk menilai perubahan permintaan sumber
daya yang akan terjadi dari keputusan tentang bauran produk baru. Peningkatan
produk baru ini akan diselaraskan dengan keinginan dan kebutuhan costumer.
Analisis dan pemikiran yang mendalam harus diterapkan dalam pengelolaan
kapasitas aktivitas agar tidak terjadi kelebihan kapasitasModel penggunaan
9

sumber daya yang berdasarkan pada aktivitas juga memungkinkan para manajer
untuk menghitung seberapa besar perubahan persediaan dan permintaan sumber
daya.

2.3 Metode Pemisahan Biaya Campuran


Ada tiga metode yang digunakan secara luas untuk memisahkan biaya
campuran menjadi komponen tetap dan variabel, yaitu : metode tinggi-rendah,
scatterplot, dan metode kuadrat terkecil. Setiap metode menggunakan asumsi
hubungan biaya linear. Oleh sebab itu, konsep linearitas perlu ditinjau kembali
sebelum metode-metode tersebut dibahas secara lebih mendalam.

a. Asumsi Linearitas
Definisi biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya
aktivitas dan penggerak aktivitas terkait. Sebagai contoh, Reddy Heaters
menggunakan pipa potongan 3 inci di setiap pemanas. Biaya setiap potongan 3
inci adalah $4. Jumlah biaya variabel potongan 3 inci dapat dinyatakan sebagai
berikut.

Jumlah Biaya Variabel = $4 x Jumlah unit yang diproduksi

Jika 100 pemanas diproduksi, jumlah biaya potongan pipa adalah $400 ($4
x 100). Jika 200 pemanas yang diproduksi, jumlah biaya adalah $800 ($4 x 200).
Ketika produksi naik dua kali lipat, biaya potongan 3 inci juga naik dua kali lipat.
Dengan kata lain, biaya meningkat secara proporsional dengan jumlah unit yang
diproduksi.
Ahli ekonomi biasanya berargumen bahwa biaya variabel meningkat
dengan laju yang menurun sampai pada volume tertentu dan biaya tersebut naik
dengan laju yang meningkat mulai pada titik itu. Sebagai contoh, pemasok listrik
yang awalnya memiliki kapasitas besar mungkin menetapkan harga kilowatt jam
menurun untuk mendorong pemakaian listrik yang lebih banyak. Akan tetapi,
saat kapasitas pabrik listrik tercapai, tambahan permintaan akan mengakibatkan
10

kenaikan harga. Hal ini terjadi karena listrik yang sekarang menjadi sumber daya
langka harus dibagi kepada para pengguna listrik.
Berikut persamaan untuk garis lurus.

Jumlah biaya = Biaya tetap + (Biaya variabel per unit x Keluaran)

Persamaan tersebut adalah rumus biaya. Jumlah biaya adalah variabel


terikat (dependent variable) yang merupakan biaya yang akan diperkirakan.
Dalam persamaan tersebut, jumlah biaya hanya bergantung pada satu variabel,
yaitu “Keluaran”. Keluaran adalah ukuran aktivitas; keluaran adalah variabel
bebas (independent variable). Biaya tetap adalah parameter perpotongan
(intercept parameter) dan bagian biaya tetap dari jumlah biaya. Biaya variabel
per unit adalah biaya tiap unit aktivitas yang juga disebut parameter kemiringan
(slope parameter).
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya bergantung pada nilai dari
variabel lain. Variabel bebas adalah variabel yang mengukur keluaran dan
menjelaskan perubahan dalam biaya. Variabel bebas adalah penggerak aktivitas.
Pilihan suatu variabel bebas berhubungan dengan kemungkinan nilai
ekonominya. Parameter perpotongan berhubungan dengan biaya tetap. Secara
grafis, parameter perpotongan adalah titik dimana garis biaya campuran
memotong sumbu biaya (vertikal). Parameter kemiringan berhubungan dengan
biaya variabel per unit aktivitas. Secara grafis, parameter kemiringan
menunjukkan kemiringan garis biaya campuran.
Tiga metode akan dideskripsikan untuk memperkirakan biaya tetap dan
biaya variabel per unit. Metode-metode tersebut adalah metode tinggi-rendah,
scatterplot, dan metode kuadrat terkecil. Data yang sama akan digunakan pada
tiap metode sehingga perbandingan antarmetode tersebut dapat terlihat.
Anggaplah catatan akuntansi pabrik memperlihatkan biaya dan waktu penyetelan
berikut selama lima bulan terakhir.
11

Bulan Biaya Penyetelan Waktu Penyetelan (Jam)


Januari $1.000 100
Februari 1.250 200
Maret 2.250 300
April 2.500 400
Mei 3.750 500

b. Metode Tinggi-Rendah (High-Low)


Metode tinggi-rendah (high-low method) adalah suatu metode untuk
menentukan persamaan suatu garis lurus dengan terlebih dahulu memilih dua
titik (titik tinggi dan rendah) yang akan digunakan untuk menghitung parameter
perpotongan dan kemiringan. Titik tinggi didefinisikan sebagai titik dengan titik
dengan tingkat keluaran atau aktivitas tertinggi. Titik rendah didefinisikan
sebagai titik dengan tingkat keluaran atau aktivitas terendah. Perhatikan bahwa
titik tinggi dan rendah ditentukan oleh jumlah tinggi dan rendah dari variabel
bebas.
Persamaan untuk menentukan biaya variabel per unit dan biaya tetap adalah
sebagai berikut.
 Biaya variabel per unit = Perubahan biaya/Perubahan keluaran
 Biaya variabel per unit = (Biaya tinggi – Biaya rendah)/(Keluaran tinggi
– Keluaran rendah)
dan
 Biaya tetap = Jumlah biaya titik tinggi – (Biaya variabel per unit x
Keluaran tinggi)
atau
 Biaya tetap = Jumlah biaya titik tinggi – (Biaya variabel per unit x
Keluaran tinggi)
Perhatikan bahwa komponen biaya tetap dihitung dengan menggunakan jumlah
biaya dari titik tinggi atau titik rendah.
Untuk Reddy Heaters, titik tinggi adalah 500 jam penyetelan dengn biaya
sebesar $3.750 atau (500, $3.750). Titik rendah adalah 100 jam penyetelan
dengan biaya sebesar $1.000 atau (100, $1.000). Setelah titik tinggi dan rendah
12

ditentukan, nilai biaya tetap dan biaya variabel per unit dapat dihitung sebagai
berikut.
 Biaya variabel per unit = ($3.750 - $1.000)/(500 – 100)

= $2.750/400
= $6.875

 Biaya tetap = Jumlah biaya titik tinggi – (Biaya variabel per unit x
Keluaran tinggi)

= $3.750 – ($6.875 x 500)


= $312,50

Berikut rumus biaya dengan menggunakan metode tinggi-rendah.


Jumlah biaya = $312,50 + ($6,875 x Waktu penyetelan)
Jika jumlah waktu penyetelan pada bulan Juni diharapkan sebanyak 350 jam,
rumus biaya ini akan memprediksi jumlah biaya sebesar $2.718,75 dengan biaya
tetap sebesar $312,50 dan biaya variabel sebesar $2.406,25.
Metode tinggi-rendah memiliki keunggulan objektivitas. Dua orang yang
menggunakan metode tinggi-rendah pada suatu data tertentu akan menghasilkan
jawaban yang sama. Selain itu, metode tinggi-rendah memungkinkan manajer
untuk mendapatkan ketetapan yang cepat mengenai hubungan biaya dengan
hanya menggunakan dua titik. Sebagai contoh, seorang manajer mungkin hanya
memiliki data selama dua tahun. Data tersebut terkadang cukup untuk
memperoleh perkiraan kasar mengenai hubungan biaya.
Metode tinggi-rendah biasanya tidak seakurat metode-metode lain.
Mengapa? Pertama, titik tinggi dan rendah mungkin merupakan outlier (berada
di luar jalur). Outlier menunjukkan hubungan biaya aktivitas yang tidak umum
terjadi. Dengan demikian, rumus biaya yang dihitung dengan menggunakan dua
titik ini tidak akan mencerminkan apa yang biasa terjadi. Kedua, meskipun titik-
titik tersebut bukan merupakan outlier, pasangan titik lainnya mungkin lebih
dapat mewakili.
13

c. Metode Scatterplot
Metode scatterplot adalah suatu metode penentuan persamaan suatu garis
dengan menggambarkan data dalam suatu grafik. Langkah pertama dalam
menerapkan metode scatterplot adalah menggambarkan titik-titik data sehingga
hubungan antara biaya penyetelan dan tingkat aktivitas dapat terlihat. Sumbu
vertikal adalah jumlah biaya penyetelan, sedangkan sumbu horizontal adalah
jumlah waktu penyetelan. Salah satu tujuan grafik scatter adalah melihat apakah
asumsi hubungan linear wajar atau tidak.
Grafik scatter dapat membantu memberikan pengetahuan tentang
hubungan antara biaya dan penggunaan aktivitas. Grafik scatter dan alat bantu
statistik lainnya adalah alat yang dapat membantu para manajer untuk
memperbaiki penilaian subjektif mereka. Penggunaan alat-alat tersebut tidak
membatasi manajer dari penggunaan pertimbangan subjektif untuk mengubah
setiap perkiraan yang dihasilkan oleh metode formal.

Dengan asumsi bahwa pilihan garis terbaik anda adalah garis yang melalui
titik 1 dan 3, biaya variabel per unit dapat dihitung dengan cara berikut. Pertama,
misalkan titik 1 ditunjukkan dengan (100, $1.000) dan titik 3 dengan (300,
$2.250). Selanjutnya, gunakan kedua titik tersebut untuk menghitung
kemiringan.
14

Biaya variabel per unit = ($2.250 - $1.000)/(300-100)


= $1.250/200
= $6,25

Jadi, biaya variabel per jam penyetelan adalah $6,25. Dengan biaya
variabel per unit tersebut, langkah terakhir adalah menghitung komponen biaya
tetap. Jika kita menggunakan titik 3, persamaan berikut menghasilkan :

Biaya tetap = $2.250 – ($6,25 x 300)


= $375
Komponen biaya tetap tentu dapat dihitung pula dengan menggunakan titik 1
yang hasilnya sama.
Biaya tetap = $1.000 – ($6,25 x 100)
= $375
Komponen tetap dan variabel dari biaya penyetelan sekarang telah dapat
diidentifikasi. Rumus biaya untuk aktivitas penyetelan dapat dinyatakan sebagai
berikut.
Jumlah biaya = $375 + ($6,25 x Waktu penyetelan)

Dengan menggunakan rumus ini, jumlah biaya penyetelan untuk waktu


penyetelan antara 100 dan 500 jam dapat diprediksi, kemudian diperinci menjadi
komponen tetap dan variabel. Sebagai contoh, asumsikan bahwa 350 jam
penyetelan direncanakan selama bulan Juni. Dengan menggunakan rumus ini,
prediksi biaya adalah $2.562,50 (($375 + ($6,25 x 350)). Dari jumlah biaya ini,
$375 adalah biaya tetap dan $2.187,50 adalah biaya variabel.
Keunggulan signifikan dari metode scatterplot adalah memungkinkan kita
untuk melihat data secara visual. Grafik A menunjukkan hubungan nonlinear
antara biaya aktivitas dan penggunaan aktivitas. Contohnya adalah diskon
volume yang diberikan pada bahan langsung atau bukti dari proses belajar
pekerja (misalnya, semakin lama mereka bekerja, jumlah biaya semakin menurun
karena meningkatnya efisiensi dari cara mereka bekerja). Grafik B menunjukkan
15

bahwa terdapat pergeseran biaya ke atas jika jumlah unit yang dibuat melebihi
X1. Hal ini mungkin berarti supervisor tambahan harus dipekerjakan atau
diadakan shift kedua. Grafik C menunjukkan outlier yang tidak mewakili
hubungan biaya secara keseluruhan.

Kelemahan metode scatterplot adalah tidak ada kriteria objektif untuk


memilih garis terbaik. Kualitas rumus biaya bergantung pada kualitas penilaian
subjektif dari analis. Metode tinggi-rendah menghilangkan subjektifitas dalam
pemilihan garis. Metode scatterplot dan metode tinggi-rendah menghasilkan
persamaan dengan perbedaan yang besar dalam komponen biaya tetap dan
variabel. Dengan menggunakan persamaan ini, biaya penyetelan untuk 350 jam
adalah $2.562,50 menurut metode scatterplot dan $2.718,75 menurut metode
tinggi-rendah.
16

d. Metode Kuadrat Terkecil


Metode kuadrat terkecil (method of least square) menguadratkan setiap
deviasi dan menjumlahkan deviasi yang dikuadratkan tersebut sebagai ukuran
kedekatan keseluruhan. Penguadratan deviasi ini menghindari masalah yang
disebabkan oleh bauran angka positif dan negatif. Karena ukuran kedekatan
adalah jumlah deviasi kuadrat titik-titik dari garis, semakin kecil ukurannya,
kesesuaian garis ke semua titik semakin baik.
Sebagai contoh, garis yang dibentuk dengan metode scatterplot memiliki
ukuran kedekatan sebesar 343.750. Perhitungan yang sama menghasilkan ukuran
kedekatan sebesar 523.438 untuk garis yang dibentuk dengan metode tinggi-
rendah. Dengan demikian, garis scatterplot lebih baik daripada garis tinggi-
rendah. Hasil ini mendukung pernyataan sebelumnya bahwa penggunaan
pendapat subjektif dalam metode scatterplot jauh lebih baik daripada metode
tinggi-rendah.
Pada dasarnya, pembandingan ukuran kedekatan dapat menghasilkan suatu
pemeringkatan semua garis dari yang terbaik sampai yang terburuk. Garis yang
lebih mendekati titik dibanding garis lainnya disebut garis kesesuaian terbaik
(best fitting line), yaitu garis dengan jumlah kuadrat deviasi terkecil. Metode
kuadrat terkecil mengidentifikasi garis yang paling sesuai.

2.4 Keandalan Rumus Biaya


Kegunaan utamanya terletak pada kemampuannya menginformasikan seberapa
jauh rumus biaya yang diperkirakan dapat diandalkan. Terdapat dua ukuran dasar
untuk menentukan reabilitas atau keandalan persamaan biaya, yaitu sebagai berikut.

a. R2 – Koefisien Determinasi (Coefficient of Determination)


Secara statistik, kita dapat menentukan seberapa besar variabilitas
dijelaskan dengan melihat koefisien determinasi atau R2. Koefisien determinasi
atau R2 adalah presentase variabilitas variabel terikat yang dijelaskan oleh suatu
variabel bebas. Persentase ini merupakan ukuran goodness of fit. Semakin tinggi
presentase variabilitas biaya yang dijelaskan, semakin baik garisnya.karena
17

koefisien determinasi tersebut merupakan presentase variabilitas yang dijelaskan,


nilainya selalu berkisar antara 0 dan 1. Tidak ada batasan yang jelas untuk
koefisien determinasi yang baik dan buruk. Semakin dekat R2 ke-1, maka
semakin baik garisnya.
b. Koefisien Korelasi (Coefficient of Correlation)
Ukuran alternatif untuk goodness of fit adalah koefisien korelasi, yaitu akar
dari koefisien determinasi. Karena akar dapat bernilai negatif, nilai koefisien
korelasinya berkiar antara -1 dan +1. Jika koefisien korelasinya positif, maka
kedua variabelnya bergerak menuju arah yang sama dan terdapat korelasi positif.
Korelasi positif sempurna akan menghasilkan nilai 1 untuk koefisien korelasi. Di
lain pihak, jika koefisien korelasinya negatif, maka kedua variabel bergerak
menuju arah yang dapat diprediksi, tetapi berlawanan arah. Korelasi negatif
sempurna akan menghasilkan koefisien korelasi sebesar -1. Nilai koefisien
korelasi mendekati nol mengidentifikasi tidak adanya korelasi

2.5 Regresi Berganda


Regresi berganda (multiple regresssion) adalah kuadrat terkecil yang
digunakan untuk membuat suatu persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel
penjelas. Peranan regresi berganda dapat memberikan variabel tambahan ke dalam
persamaan sehingga dapat meningkatkan kemampuan persamaan tersebut dalam
memprediksi biaya aktivitas serta memberi pemahaman mengenai cara pengelolaan
biaya aktivitas.

Dalam keadaan tertentu variabilitas biaya dipengaruhi oleh beberapa variabel


bebas atau beberapa jenis kegiatan sehingga harus dianalisa dengan metode regresi
berganda agar diperoleh perhitungan yang lebih akurat dalam menentukan prediksi.
Karena perhitungan yang diperlukan untuk regresi berganda sangat rumit, maka
perhitungan dengan menggunakan komputer dibutuhkan.
18

 Korelasi Positif

Jika koefisien korelasinya positif, maka kedua variabelnya bergerak menuju


arah yang sama dan terdapat korelasi positif. Korelasi positif sempurna akan
menghasilkan nilai 1 untuk koefisien korelasi.

 Korelasi Negatif

Jika koefisien korelasinya negatif, maka kedua variabel bergerak menuju arah
yang dapat diprediksi, tetapi berlawanan arah. Korelasi negatif sempurna akan
menghasilkan koefisien korelasi sebesar -1.

 Tidak Berkolerasi

Nilai koefisien korelasi mendekati nol mengidentifikasi tidak adanya korelasi.


19

2.6 Penilaian Manajerial


Dalam penentuan perilaku biaya pertimbangan manajerial merupakan suatu hal
yang sangat penting. Pertimbangan manajerial adalah metode paling umum yang
digunakan. Metode ini mempunyai banyak bentuk. Sederhananya, beberapa manajer
menentukan biaya aktivitas tertentu ke dalam kategori tetap dan yang lainnya ke
dalam kategori variabel, terlepas dari kemungkinan biaya campuran. Kesederhanaan
metode ini menjadi daya tariknya. Sebelum memilih metode ini, manajemen
mencoba memastikan bahwa sebagian besar biaya adalah variabel atau tetap dan
keputusan yang dibuat tidak terlalu rentan terhadap kesalahan pengklasifikasian
biaya.

Pilihan lain bagi manajemen adalah mengidentifikasi biaya campuran dan


membagi biaya tersebut menjadi komponen variabel dan tetap dengan memutuskan
bagian mana dari biaya variabel dan bagian mana yang biaya tetap. Misalnya, suatu
pabrik mungkin mencatat biaya sewa mesin fotokopi di satu akun dan biaya tinta dan
kertas di akun lain. Hal ini memudahkan untuk mengelompokkan akun biaya sewa
dengan aun biaya tetap lainnya, dan memperlakukan biaya variabel secara terpisah.

Selanjutnya komponen variabel bisa dihitung menggunakan satu atau lebih data
biaya atau volume. Ini memiliki keuntungan akuntansi untuk biaya campuran, tetapi
sensitif terhadap jenis kesalahan, yang berarti manajemen dapat saja melakukan
kesalahan dalam menilainya. Kemungkinan terakhir ialah manajemen menggunakan
pengalaman dan pertimbangannya untuk memperbaiki hasil estimasi statistik.

Keuntungan menggunakan pertimbangan manajerial untuk memisahkan biaya


variabel dan tetap adalah kesederhanaannya. Ketika manajer memiliki pemahaman
mendalam tentang perusahaan dan struktur biayanya, metode ini dapat memberikan
hasil yang baik. Namun, kesalahan dapat terjadi ketika manajer tidak memiliki
pertimbangan yang baik. Maka dari itu, penting untuk mempertimbangkan
pengalaman manajer, potensi kesalahan, dan dampak kesalahan pertimbangan
terhadap keputusan terkait.
20

2.7 Studi Kasus


Suatu perusahaan bernama “Winx Corporation” memiliki 5 orang staff bagian
keuangan yang miliki tugas untuk memproses faktur pembelian. Setiap staff
memperoleh gaji sebesar Rp15.000.000,- dan mampu memproses 8.000 faktur per
tahun (jika bekerja secara efisien). Di samping itu, Winx Corporation juga
mengeluarkan biaya sebesar Rp8.000.000,- per tahun untuk formulir, perangko, cek,
dsb (dengan asumsi 10.000 faktur yang diproses) selama tahun berjalan dan 7.500
faktur telah diproses.

Maka hitunglah :

1. Tarif aktivitas untuk pesanan pembelian dan bagi aktivitas tersebut ke dalam
komponen tetap dan variabel.
2. Jumlah ketersediaan aktivitas dan bagi ke dalam penggunaan aktivitas terpakai
dan tidak terpakai.
3. Jumlah biaya sumber daya yang dipasok dan bagi ke dalam penggunaan aktivitas
terpakai dan tidak terpakai.

Penyelesaian :

1. Tarif Aktivitas = [(5 x Rp15.000.000,-) + Rp8.000.000,-] / 10.000


= Rp83.000.000,- / 10.000
= Rp8.300,- per faktur

Tarif Aktivitas tetap = (5 x Rp15.000.000,-) / 10.000


= Rp75.000.000,- / 10.000
= Rp7.500,- per faktur

Tarif Aktivitas variabel = Rp8.000.000,- / 10.000


= Rp800,- per faktur

2. Ketersediaan Aktivitas = Penggunaan Aktivitas + Aktivitas Tidak Terpakai


10.000 = 7.500 + 2.500
21

3. Biaya Sumber Daya yang Dipasok = Biaya Aktivitas yang Terpakai +


Biaya Aktivitas Tidak Terpakai
(5 x Rp15.000.000,-) + (7.500 x Rp800,-) = (7.500 x Rp8.300,-) + (2.500 x
Rp7.500,-)
Rp75.000.000,- + Rp6.000.000,- = Rp62.250.000,- + Rp18.750.000,-
Rp81.000.000,- = Rp81.000.000,-
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perilaku biaya merupakan cara bagaimana suatu biaya dapat berubah yang
berhubungan dengan perubahan penggunaan aktivitas. Klasifikasi biaya menjadi
tetap, variabel, dan campuran harus dapat diidentifikasi untuk memudahkan
perusahaan dalam mengendalikan biaya. Biaya campuran pun masih perlu dilakukan
pemisahan agar pengendalian biaya dapat berjalan dengan efisien. Adapun metode
yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya campuran yakni metode tinggi-
rendah (high-low), scatterplot, dan kuadrat terkecil (least square). Selain itu, perlu
juga untuk mengukur keandalan rumus biaya dengan menggunakan koefisien
determinasi dan koefisien korelasi. Dalam hal ini, peranan regresi berganda pun
sangat penting untuk memberikan variabel tambahan ke dalam persamaan sehingga
dapat meningkatkan kemampuan dalam memprediksi biaya aktivitas serta memberi
pemahaman mengenai cara pengelolaan biaya aktivitas. Tak dapat dipungkiri pula
bahwa perilaku biaya memiliki peranan penting dalam suatu perusahaan terutama
untuk pengambilan dan pembuatan keputusan manajerial. Identifikasi terhadap biaya
akan berpengaruh pada pengambilan keputusan tersebut.

3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, kami memohon maaf atas segala
kekurangan dari makalah ini baik dari penulisan maupun isi yang disampaikan.
Melalui makalah ini, kami berharap penyusun makalah berikutnya bisa melengkapi
isi materi dengan lebih mendetail dan sesuai dengan perkembangan yang terbaru
nantinya. Dengan ini kami juga berharap agar pembaca dapat memahami makna dari
materi ini dengan mudah dan mendapat pengetahuan yang bermanfaat.

22
DAFTAR PUSTAKA
Hansen, Don R, Mowen, Maryanne M. (2013). Akuntansi Manajerial. Jakarta:
Salemba Empat.

23

You might also like