Professional Documents
Culture Documents
Perilaku Biaya Aktivitas - Akuntansi Manajemen
Perilaku Biaya Aktivitas - Akuntansi Manajemen
Dosen Pengampu:
Dra. Rusma Nailiah, M.Si., Ak., CA.
Disusun Oleh:
1. Silva (2110313220043)
2. Talitha Risma (2110313220045)
3. Hibrizi Rofi (2110313310049)
4. Rezha Eka Putri (2110313220059)
5. Siska Ariestya Pratiwi (2110313220061)
6. Sheikhul Akbar Saputra (2110313310030)
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah
ini membahas secara singkat terkait perilaku biaya aktivitas dalam suatu perusahaan.
Penyusunan makalah berjudul “Perilaku Biaya Aktivitas” merupakan bentuk
pemenuhan tugas untuk mata kuliah Akuntansi Manajemen yang diberikan oleh Ibu
Dra. Rusma Nailiah, M.Si., Ak., CA. selaku dosen pengampu.
Kami ucapkan terima kasih kepada diri sendiri dan Ibu Dra. Rusma Nailiah,
M.Si., Ak., CA. yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Meskipun
makalah ini masih belum sempurna baik dari segi penyusunan maupun isi materinya,
namun kami tetap bangga karena mampu menyusun makalah ini sesuai dengan
kaidahnya. Saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan agar
makalah ini dapat disusun dengan lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semuanya.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul “Perilaku Biaya
Aktivitas” adalah sebagai berikut:
PEMBAHASAN
2.1 Dasar-dasar Perilaku Biaya
Perilaku biaya (cost behavior) merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan apakah suatu biaya dapat berubah seiring dengan perubahan
keluaran. Biaya-biaya tersebut sangat penting dalam penyusunan laporan keuangan
eksternal, yaitu laporan laba rugi dan neraca. Secara umum, biaya dapat dibedakan
menjadi biaya variabel dan biaya tetap. Namun, ada pula biaya yang sifatnya
campuran dimana biaya ini memiliki karakteristik dari biaya variabel dan biaya tetap.
a. Biaya Tetap
Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya dengan jumlah yang secara
keseluruhan akan tetap konstan pada rentang yang relevan ketika tingkat keluaran
aktivitas berubah. Adapun makna dari “rentang yang relevan” yakni rentang
keluaran dimana asumsi hubungan biaya/keluaran berlaku. Meskipun sifatnya
konstan, akan tetapi biaya tetap dapat berubah tapi tidak tergantung pada
perubahan keluaran melainkan ada faktor lain seperti kenaikan harga dari
supplier atau yang lainnya. Berikut contoh dari biaya tetap.
b. Biaya Variabel
Biaya variabel (variable cost) merupakan biaya yang jumlahnya akan
mengalami perubahan yang bervariasi dan proporsional tergantung pada
perubahan keluaran yang terjadi. Berikut contoh dari biaya variabel.
3
4
c. Biaya Campuran
Biaya campuran merupakan biaya yang memiliki komponen tetap dan
variabel. Sebagai contoh, suatu agen penjualan yang dibayar dengan gaji dan
ditambah dengan komisi penjualan. Gaji tersebut digolongkan sebagai biaya
tetap, sedangkan komisi penjualan digolongkan sebagai biaya variabel karena
besarannya akan tergantung pada seberapa banyak penjualan yang dihasilkan.
Oleh karena itu, biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk agen penjualan
tersebut bersifat biaya campuran.
1. Batasan Waktu
Menurut ilmu ekonomi, dalam jangka panjang, semua biaya dianggap
variabel. Sedangkan dalam jangka pendek, minimal satu biaya adalah biaya
tetap. Penentuan jangka tersebut bergantung pada suatu pertimbangan
subjektif manajemen dan tujuan dilakukannya perkiraan biaya.
2. Sumber Daya dan Ukuran Keluaran
Setiap aktivitas tentu memerlukan sumber daya seperti bahan baku,
tenaga kerja, modal, dsb. Hal inilah yang disebut sebagai masukan dan akan
menghasilkan keluaran. Keluaran tersebut dapat diukur dengan menghitung
frekuensi dilakukannya aktivitas.
Istilah lainnya untuk ukuran keluaran yaitu penggerak. Penggerak
aktivitas adalah faktor penyebab yang dapat diamati dan mengukur jumlah
sumber daya yang digunakan. Penggerak aktivitas dibagi menjadi dua, yaitu
penggerak produksi (tingkat unit) dan penggerak tingat non-unit. Penggerak
produksi akan menjelaskan perubahan biaya yang terjadi ketika unit yang
diproduksi berubah.
3. Penggerak Tingkat Non-unit
Dalam sistem biaya berdasarakan aktivitas, perilaku biaya dapat juga
dideskripsikan dengan penggerak tingkat non-unit. Penggerak tingkat non-
unit akan menjelaskan perubahan biaya yang terjadi akibat faktor selain
faktor unit, seperti biaya penyusutan, gaji manajer pabrik, dsb. Namun dalam
sistem biaya yang berdasarkan fungsi, perilaku biaya diasumsikan hanya
dideskripsikan oleh penggerak tingkat unit.
tertulis maupun lisan. Sedangkan kontrak implisit merupakan kontrak yang tidak
ditemukan dalam kontrak formal atau kontrak yang tertulis.
c. Perilaku Biaya Bertahap (Step Cost)
Terkait pembahasan tentang perilaku biaya dapat diasumsikan bahwa
fungsi biaya adalah kontinu atau berkelanjutan. Namun nyatanya ada fungsi
biaya yang bertahap dimana biaya tersebut bersifat tetap pada kisaran aktivitas
tertentu namun bersifat variabel antar kisaran aktivitas. Dalam hubungannya
dengan tingkat kisaran aktivitas, biaya variabel dapat dikategorikan menjadi 2,
yaitu :
1. Biaya Variabel Murni (true variable cost)
Biaya ini adalah biaya dengan jumlah total yang akan berubah
sepenuhnya secara proporsional mengikuti perubahan pada aktivitas.
Misalnya biaya bahan baku, dimana ketika aktivitas produksi meningkat
maka biaya bahan baku juga akan meningkat karena banyaknya bahan baku
yang digunakan.
2. Biaya Variabel Bertahap (step variable cost)
Biaya ini adalah biaya dengan jumlah total yang tidak berubah dalam
kisaran aktivitas tertentu dan berubah sesuai dengan perubahan aktivitas
setelah kisaran aktivitas dilewati. Misalnya, gaji seorang pekerja yang
ditugaskan untuk memeriksa produk adalah Rp50.000,- dan dia dapat
memeriksa 10 produk dalam waktu seminggu. Apabila produk yang
dihasilkan perusahaan dan perlu diperiksa adalah 10 buah per minggu, maka
ini berarti perusahaan hanya memerlukan 1 orang pekerja. Namun ketika
jumlah produk yang dihasilkan dan harus diperiksa lebih dari 10 per minggu,
maka berarti perusahaan harus menambah kuantitas pekerja dan ini
menyebabkan peningkatan biaya gaji.
8
sumber daya yang berdasarkan pada aktivitas juga memungkinkan para manajer
untuk menghitung seberapa besar perubahan persediaan dan permintaan sumber
daya.
a. Asumsi Linearitas
Definisi biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya
aktivitas dan penggerak aktivitas terkait. Sebagai contoh, Reddy Heaters
menggunakan pipa potongan 3 inci di setiap pemanas. Biaya setiap potongan 3
inci adalah $4. Jumlah biaya variabel potongan 3 inci dapat dinyatakan sebagai
berikut.
Jika 100 pemanas diproduksi, jumlah biaya potongan pipa adalah $400 ($4
x 100). Jika 200 pemanas yang diproduksi, jumlah biaya adalah $800 ($4 x 200).
Ketika produksi naik dua kali lipat, biaya potongan 3 inci juga naik dua kali lipat.
Dengan kata lain, biaya meningkat secara proporsional dengan jumlah unit yang
diproduksi.
Ahli ekonomi biasanya berargumen bahwa biaya variabel meningkat
dengan laju yang menurun sampai pada volume tertentu dan biaya tersebut naik
dengan laju yang meningkat mulai pada titik itu. Sebagai contoh, pemasok listrik
yang awalnya memiliki kapasitas besar mungkin menetapkan harga kilowatt jam
menurun untuk mendorong pemakaian listrik yang lebih banyak. Akan tetapi,
saat kapasitas pabrik listrik tercapai, tambahan permintaan akan mengakibatkan
10
kenaikan harga. Hal ini terjadi karena listrik yang sekarang menjadi sumber daya
langka harus dibagi kepada para pengguna listrik.
Berikut persamaan untuk garis lurus.
ditentukan, nilai biaya tetap dan biaya variabel per unit dapat dihitung sebagai
berikut.
Biaya variabel per unit = ($3.750 - $1.000)/(500 – 100)
= $2.750/400
= $6.875
Biaya tetap = Jumlah biaya titik tinggi – (Biaya variabel per unit x
Keluaran tinggi)
c. Metode Scatterplot
Metode scatterplot adalah suatu metode penentuan persamaan suatu garis
dengan menggambarkan data dalam suatu grafik. Langkah pertama dalam
menerapkan metode scatterplot adalah menggambarkan titik-titik data sehingga
hubungan antara biaya penyetelan dan tingkat aktivitas dapat terlihat. Sumbu
vertikal adalah jumlah biaya penyetelan, sedangkan sumbu horizontal adalah
jumlah waktu penyetelan. Salah satu tujuan grafik scatter adalah melihat apakah
asumsi hubungan linear wajar atau tidak.
Grafik scatter dapat membantu memberikan pengetahuan tentang
hubungan antara biaya dan penggunaan aktivitas. Grafik scatter dan alat bantu
statistik lainnya adalah alat yang dapat membantu para manajer untuk
memperbaiki penilaian subjektif mereka. Penggunaan alat-alat tersebut tidak
membatasi manajer dari penggunaan pertimbangan subjektif untuk mengubah
setiap perkiraan yang dihasilkan oleh metode formal.
Dengan asumsi bahwa pilihan garis terbaik anda adalah garis yang melalui
titik 1 dan 3, biaya variabel per unit dapat dihitung dengan cara berikut. Pertama,
misalkan titik 1 ditunjukkan dengan (100, $1.000) dan titik 3 dengan (300,
$2.250). Selanjutnya, gunakan kedua titik tersebut untuk menghitung
kemiringan.
14
Jadi, biaya variabel per jam penyetelan adalah $6,25. Dengan biaya
variabel per unit tersebut, langkah terakhir adalah menghitung komponen biaya
tetap. Jika kita menggunakan titik 3, persamaan berikut menghasilkan :
bahwa terdapat pergeseran biaya ke atas jika jumlah unit yang dibuat melebihi
X1. Hal ini mungkin berarti supervisor tambahan harus dipekerjakan atau
diadakan shift kedua. Grafik C menunjukkan outlier yang tidak mewakili
hubungan biaya secara keseluruhan.
Korelasi Positif
Korelasi Negatif
Jika koefisien korelasinya negatif, maka kedua variabel bergerak menuju arah
yang dapat diprediksi, tetapi berlawanan arah. Korelasi negatif sempurna akan
menghasilkan koefisien korelasi sebesar -1.
Tidak Berkolerasi
Selanjutnya komponen variabel bisa dihitung menggunakan satu atau lebih data
biaya atau volume. Ini memiliki keuntungan akuntansi untuk biaya campuran, tetapi
sensitif terhadap jenis kesalahan, yang berarti manajemen dapat saja melakukan
kesalahan dalam menilainya. Kemungkinan terakhir ialah manajemen menggunakan
pengalaman dan pertimbangannya untuk memperbaiki hasil estimasi statistik.
Maka hitunglah :
1. Tarif aktivitas untuk pesanan pembelian dan bagi aktivitas tersebut ke dalam
komponen tetap dan variabel.
2. Jumlah ketersediaan aktivitas dan bagi ke dalam penggunaan aktivitas terpakai
dan tidak terpakai.
3. Jumlah biaya sumber daya yang dipasok dan bagi ke dalam penggunaan aktivitas
terpakai dan tidak terpakai.
Penyelesaian :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perilaku biaya merupakan cara bagaimana suatu biaya dapat berubah yang
berhubungan dengan perubahan penggunaan aktivitas. Klasifikasi biaya menjadi
tetap, variabel, dan campuran harus dapat diidentifikasi untuk memudahkan
perusahaan dalam mengendalikan biaya. Biaya campuran pun masih perlu dilakukan
pemisahan agar pengendalian biaya dapat berjalan dengan efisien. Adapun metode
yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya campuran yakni metode tinggi-
rendah (high-low), scatterplot, dan kuadrat terkecil (least square). Selain itu, perlu
juga untuk mengukur keandalan rumus biaya dengan menggunakan koefisien
determinasi dan koefisien korelasi. Dalam hal ini, peranan regresi berganda pun
sangat penting untuk memberikan variabel tambahan ke dalam persamaan sehingga
dapat meningkatkan kemampuan dalam memprediksi biaya aktivitas serta memberi
pemahaman mengenai cara pengelolaan biaya aktivitas. Tak dapat dipungkiri pula
bahwa perilaku biaya memiliki peranan penting dalam suatu perusahaan terutama
untuk pengambilan dan pembuatan keputusan manajerial. Identifikasi terhadap biaya
akan berpengaruh pada pengambilan keputusan tersebut.
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, kami memohon maaf atas segala
kekurangan dari makalah ini baik dari penulisan maupun isi yang disampaikan.
Melalui makalah ini, kami berharap penyusun makalah berikutnya bisa melengkapi
isi materi dengan lebih mendetail dan sesuai dengan perkembangan yang terbaru
nantinya. Dengan ini kami juga berharap agar pembaca dapat memahami makna dari
materi ini dengan mudah dan mendapat pengetahuan yang bermanfaat.
22
DAFTAR PUSTAKA
Hansen, Don R, Mowen, Maryanne M. (2013). Akuntansi Manajerial. Jakarta:
Salemba Empat.
23