You are on page 1of 11

MAKALAH

ANALISIS KELAYAKAN PROYEK


EKONOMI SDA & LINGKUNGAN II

Disusun Oleh:

Kelompok 8

Nur Alisyah Rahmi


(A011201039)
Otniel Chrisopras
(A011201113)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era saat ini, pengembangan proyek menjadi sebuah kegiatan yang sangat penting
dalam memajukan sebuah negara. Proyek dapat menghasilkan produk dan jasa yang
dibutuhkan masyarakat, serta dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Namun,
dalam mengembangkan proyek, harus memperhatikan aspek kelayakan dari proyek itu
sendiri, termasuk kelayakan ekonomi dan lingkungan.

Analisis kelayakan proyek merupakan tahapan penting dalam pengembangan proyek.


Analisis kelayakan proyek dilakukan untuk mengevaluasi apakah proyek tersebut layak
untuk dijalankan atau tidak. Evaluasi kelayakan proyek dilakukan dalam beberapa aspek,
antara lain aspek ekonomi, sosial, lingkungan, teknis, dan manajemen.

Dalam lingkup ekonomi, kelayakan proyek dilihat dari segi keuntungan yang dapat
dihasilkan oleh proyek tersebut. Analisis kelayakan ekonomi bertujuan untuk mengevaluasi
apakah proyek tersebut dapat menghasilkan laba atau tidak. Dalam analisis kelayakan
ekonomi, dihitung nilai-nilai seperti Return on Investment (ROI), Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period. Analisis kelayakan ekonomi
yang baik akan memberikan gambaran tentang besarnya keuntungan yang akan dihasilkan
oleh proyek dan akan membantu dalam pengambilan keputusan apakah proyek tersebut
layak untuk dijalankan atau tidak.

Namun, tidak hanya keuntungan ekonomi saja yang harus dipertimbangkan dalam
mengembangkan proyek. Lingkungan juga harus dipertimbangkan dalam mengembangkan
proyek. Lingkungan yang sehat dan lestari sangat penting untuk kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, dalam mengembangkan proyek, perlu dilakukan
analisis kelayakan lingkungan untuk memastikan bahwa proyek tersebut tidak merusak
lingkungan dan tetap menjaga keberlanjutan lingkungan.
Analisis kelayakan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan studi dampak
lingkungan (Environmental Impact Assessment/EIA). EIA dilakukan untuk mengevaluasi
dampak proyek terhadap lingkungan. Dampak yang dievaluasi meliputi dampak positif dan
dampak negatif terhadap lingkungan. Evaluasi kelayakan lingkungan yang baik akan
membantu dalam pengambilan keputusan apakah proyek tersebut dapat dijalankan dengan
aman dan tidak merusak lingkungan atau tidak.

Dalam melaksanakan proyek, sumber daya alam (SDA) sering digunakan sebagai
bahan baku atau sebagai sumber energi. Oleh karena itu, dalam mengembangkan proyek,
perlu dilakukan analisis kelayakan SDA untuk memastikan bahwa proyek tersebut tidak
merusak sumber daya alam dan tetap menjaga keberlanjutan sumber daya alam.

Analisis kelayakan SDA dapat dilakukan dengan melakukan studi ketersediaan dan
keterbatasan SDA. Studi ini dilakukan untuk mengevaluasi apakah sumber daya alam yang
digunakan dalam proyek tersedia dalam jumlah yang cukup atau tidak, serta apakah
penggunaan sumber daya alam tersebut dapat berkelanjutan atau tidak. Evaluasi kelayakan
SDA yang baik akan membantu dalam pengambilan keputusan apakah proyek tersebut
dapat dijalankan dengan aman dan tidak merusak sumber daya alam atau tidak.

Dalam pengembangan proyek, aspek sosial juga harus diperhatikan. Proyek harus
memberikan manfaat bagi masyarakat dan tidak merugikan masyarakat. Oleh karena itu,
dalam mengembangkan proyek, perlu dilakukan analisis kelayakan sosial untuk
memastikan bahwa proyek tersebut memberikan manfaat bagi masyarakat dan tidak
merugikan masyarakat.

Analisis kelayakan sosial dapat dilakukan dengan melakukan studi kelayakan sosial
(Social Impact Assessment/SIA). SIA dilakukan untuk mengevaluasi dampak proyek
terhadap masyarakat. Dampak yang dievaluasi meliputi dampak positif dan dampak negatif
terhadap masyarakat. Evaluasi kelayakan sosial yang baik akan membantu dalam
pengambilan keputusan apakah proyek tersebut dapat dijalankan dengan aman dan
memberikan manfaat bagi masyarakat atau tidak.

Dalam kesimpulannya, analisis kelayakan proyek sangat penting dalam pengembangan


proyek. Analisis kelayakan proyek harus mencakup beberapa aspek seperti kelayakan
ekonomi, lingkungan, SDA, sosial, teknis, dan manajemen. Dalam melakukan analisis
kelayakan proyek, perlu dilakukan konsultasi dengan berbagai pihak yang terkait dan
dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala. Mitigasi risiko juga perlu dilakukan
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko yang dapat merugikan proyek. Dengan
melakukan analisis kelayakan proyek yang komprehensif, diharapkan proyek dapat
dijalankan dengan aman, efisien, dan memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat.

1.2 Outline Pembahasan

Materi pembahasan yang akan di bahas pada makalah ini adalah :

1. Analisis Kelayakan Proyek

2. Kriteria NPV

3. Kriteria Rasio Manfaat Terhadap Biaya (B/C Ratio)

4. Kriteria Hasil Usaha (Internal Rate of Return / IRR)

5. Analisis Risiko

6. Kesimpulan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Kelayakan Proyek

Analisis kelayakan proyek dalam lingkup ekonomi SDA (Sumber Daya Alam) adalah
sebuah penilaian terhadap kemungkinan keberhasilan suatu proyek yang berhubungan dengan
pengelolaan sumber daya alam dengan mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi yang
relevan. Analisis ini dilakukan untuk mengevaluasi apakah proyek tersebut layak secara
ekonomi untuk dilaksanakan atau tidak. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam
analisis kelayakan proyek dalam lingkup ekonomi SDA antara lain biaya investasi, biaya
operasional, potensi keuntungan, dampak lingkungan, dan dampak sosial.

Analisis kelayakan proyek dalam lingkup ekonomi SDA bertujuan untuk memastikan
bahwa proyek tersebut dapat memberikan manfaat ekonomi yang optimal bagi masyarakat dan
negara, sekaligus meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial. Hasil dari
analisis kelayakan proyek dalam lingkup ekonomi SDA dapat digunakan untuk menentukan
apakah proyek tersebut layak untuk dilaksanakan atau tidak, serta untuk menentukan strategi
pengelolaan sumber daya alam yang tepat.

Dari sudut pandang ilmu ekonomi biasanya setelah kelayakan teknis dan sosial budaya
dapat dipenuhi, akan diperhitungkan apakah proyek atau kegiatan itu memenuhi kelayakan
finansial berdasarkan atas perhitungan laba rugi si pemrakarsa kegiatan. Kemudian dengan
memperhitungkan biaya eksplisit dan biaya implisit atau biaya alternatif yang merupakan biaya
yang seharusnya diperhitungkan untuk faktor-faktor produksi milik pemrakarsa dapat
diperoleh apa yang disebut dengan kelayakan ekonomi (economic feasibility).

Kemudian setelah disadari bahwa banyak kegiatan yang menimbulkan adanya manfaat
eksternal maupun biaya eksternal yang timbul karena adanya aspek lingkungan yang harus
diperhitungkan, maka analisis biaya dan manfaat diperluas menjadi analisis kelayakan yang
diperluas (extended economic feasibility) dengan memasukkan biaya dan manfaat lingkungan
ke dalamnya sehingga didapatkan studi kelayakan ekonomi dan lingkungan terpadu. Extended
atau Integrated Economic and Environmental Feasibility Study.
2.2 Kriteria NPV

Setelah perkiraan nilai biaya dan manfaat proyek diperoleh, maka suatu analisis
mengenai layak atau tidaknya suatu kegiatan atau suatu proyek harus dibuat. Salah satu metode
yang umum dipakai adalah menghitung nilai sekarang bersih atau neto (net present value =
NPV), yaitu dengan cara mengurangi semua nilai manfaat dengan semua nilai biaya yang
seluruhnya dinyatakan dalam nilai sekarang (present value). Bila nilai NPV itu positif (NPV >
0), maka dikatakan bahwa kegiatan itu layak untuk dilaksanakan dan sebaliknya bila nilai NPV
negatif (NPV < 0) kegiatan dinyatakan tidak layak.

Dalam analisis biaya dan manfaat yang terpadu atau yang diperluas (extended benefit
cost analysis atau integrated feasibility study)) baik untuk menentukan kelayakan suatu proyek
atau dalam rangka penentuan besarnya pungutan lingkungan atau ganti kerugian lingkungan,
maka yang digunakan sebagai alat analisis adalah analisis biaya dan manfaat yang telah
dikembangkan (extended cost benefit analysis) atas dasar net present value (NPV) yaitu seperti
yang dinyatakan di bawah ini:

NPV = Bd + Be - Cd - Cp – Ce

Di mana :

NVP : nilai sekarang neto (net present value)

Bd : manfaat langsung

Be : manfaat lingkungan (eksternal)

Cd : biaya langsung

Cp : biaya perlindungan lingkungan

Ce : biaya lingkungan (eksternal)

Dalam persamaan tersebut tampak bahwa NPV dapat dihitung dengan men- jumlahkan
seluruh manfaat kegiatan baik yang bersifat langsung (Bd) maupun yang tidak langsung yang
berupa manfaat. lingkungan atau manfaat eksternal (Be). kemudian mengurangkan semua
biaya atau korban yang timbul baik itu biaya langsung yang sungguh-sungguh dikeluarkan oleh
pemrakarsa (Cd), biaya perlindungan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemrakarsa atau oleh
pemerintah (Cp) seperti dalam pemasangan alat pengolah limbah cair (water treatment plant)
dan biaya eksternal atau biaya lingkungan (Ce) yang tetap terjadi walaupun sudah, ada usaha
penanggulangan pencemaran atau pemasangan alat pengolahan limbah Sebenarnya biaya-
biaya ini tidak hanya berkaitan dengan limbah cair tetapi juga untuk limbah padat, maupun
emisi udara.

Manfaat langsung ditambah dengan manfaat eksternal (lingkungan) disebut sebagai


manfaat sosial, dan biaya langsung ditambah dengan biaya eksternal (lingkungan) disebut
sebagai biaya sosial Rumus umum untuk menghitung NPV adalah:

Hasil perhitungan NPV dapat dilihat di tabel berikut


Karena semua nilai telah dinyatakan dalam nilai sekarang, maka dengan melihat angka
pada kolom terakhir tabel tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa proyek tersebut dinyatakan
layak karena nilai sekarang netonya positif Rp 585 juta yang diperoleh dari Rp 1330 juta – Rp
745 juta = Rp 585 juta

2.3 Kriteria Rasio Manfaat Terhadap Biaya (B/C Ratio)

Di samping analisis NPV, dalam analisis kelayakan proyek dikenal analisis


perbandingan antara manfaat dan biaya proyek (benefit-cost ratio). Cara ini dilakukan dengan
membandingkan total manfaat proyek terhadap total biaya proyek, yang semuanya juga
dinyatakan dalam nilai sekarang. Nilai biaya dan manfaat itu juga harus dihitung dengan
memasukkan unsur manfaat eskternal dan biaya eskternal. Apabila B/C > 1, maka proyek atau
kegiatan dinyatakan layak dan sebaliknya bila kegiatan/proyek ternyata memiliki B/C < 1,
proyek dinyatakan tidak layak. Rumus umum untuk menghitung B/C Ratio adalah:

Kalau menggunakan kriteria rasio biaya dan manfaat (cost-benefit ratio) untuk menilai
kelayakan suatu proyek, maka seluruh nilai sekarang dari manfaat dibagi dengan seluruh nilai
sekarang biaya harus lebih besar daripada satu (B/C > 1). Dengan menggunakan data tersebut
pada Tabel sebelumnya di atas diperoleh:

𝑩 𝟏𝟑𝟑𝟎
= = 𝟏, 𝟕𝟗
𝑪 𝟕𝟒𝟓
Dengan menggunakan kriteria rasio biaya dan manfaat diperoleh nilai B/C = 1,79 atau
lebih besar daripada 1. sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek pabrik tekst tersebut layak
diusahakan.

2.4 Kriteria Hasil Usaha (Internal Rate of Return / IRR)

Di samping kriteria NPV dan B/C ratio juga dikenal kriteria hasil usaha (internal rate
of returns) dalam suatu analisis proyek. Analisis IRR dimaksudkan untuk menentukan nilai
tingkat diskonto (discount rate) atau tingkat hasil usaha (A) yang dapat diharapkan dari suatu
proyek sehingga membuat NPV sama dengan nol Semakin tinggi nilai IRR akan semakin baik
manfaat proyek tersebut, sehingga memungkinkannya untuk memperoleh pendanaan dengan
suku bunga yang lebi rendah daripada suku IRR tersebut. Semakin rendah nilai IRR
menunjukkan semakin kurang layak proyek itu. Perlu dicatat di sini bahwa IRR yang
digunakan adalah environemntally adjusted rate of returns, artinya rate of returns yang telah
memperhitungkan biaya eksplisit, biaya implisit dan biaya lingkungan. Dengan menggunakan
data pada Tabel sebelumnya dapat diperoleh IRR sebagai berikut:

Dengan melihat IRR = 78% kita berani mengatakan bahwa proyek tersebut sangat layak
(feasible), karena pada umumnya suku bunga pinjaman untuk proyek-proyek pemerintah
ditentukan di bawah 10% per tahun sebagai social rate of interest.

2.5 Analisis Risiko

Analisis risiko adalah proses identifikasi, penilaian, dan mitigasi terhadap potensi risiko
yang mungkin terjadi selama pelaksanaan proyek. Dalam konteks analisis kelayakan proyek,
analisis risiko bertujuan untuk mengevaluasi potensi risiko yang mungkin mempengaruhi
keberhasilan proyek dan menentukan strategi untuk mengurangi atau menghindari dampak
negatif dari risiko tersebut.
Analisis risiko dalam analisis kelayakan proyek mencakup beberapa tahap, yaitu:

1. Identifikasi Risiko: Proses mengidentifikasi semua kemungkinan risiko yang dapat


mempengaruhi keberhasilan proyek, seperti risiko teknis, finansial, lingkungan, dan
lain-lain.

2. Analisis Risiko: Proses menganalisis dan menilai potensi dampak dari setiap risiko,
termasuk kemungkinan terjadinya dan seberapa besar dampaknya terhadap proyek.

3. Evaluasi Risiko: Proses mengevaluasi risiko secara keseluruhan dan menentukan


prioritas risiko yang perlu diatasi terlebih dahulu.

4. Mitigasi Risiko: Proses merencanakan strategi untuk mengurangi atau menghindari


dampak negatif dari risiko tersebut, seperti mengembangkan rencana kontingensi atau
melakukan perubahan pada rencana proyek.

Dengan melakukan analisis risiko, tim proyek dapat memperoleh gambaran yang lebih
lengkap tentang risiko yang mungkin terjadi dan dapat mengambil tindakan yang tepat untuk
mengurangi atau menghindari dampak negatif dari risiko tersebut.

2.6 Kesimpulan

Analisis kelayakan proyek dalam lingkup ekonomi SDA (Sumber Daya Alam) adalah
sebuah penilaian terhadap kemungkinan keberhasilan suatu proyek yang berhubungan dengan
pengelolaan sumber daya alam dengan mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi yang
relevan. Analisis ini dilakukan untuk mengevaluasi apakah proyek tersebut layak secara
ekonomi untuk dilaksanakan atau tidak.

Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam analisis kelayakan proyek dalam


lingkup ekonomi SDA antara lain biaya investasi, biaya operasional, potensi keuntungan,
dampak lingkungan, dan dampak sosial. Analisis kelayakan proyek dalam lingkup ekonomi
SDA bertujuan untuk memastikan bahwa proyek tersebut dapat memberikan manfaat ekonomi
yang optimal bagi masyarakat dan negara, sekaligus meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan dan sosial.

Hasil dari analisis kelayakan proyek dalam lingkup ekonomi SDA dapat digunakan
untuk menentukan apakah proyek tersebut layak untuk dilaksanakan atau tidak, serta untuk
menentukan strategi pengelolaan sumber daya alam yang tepat. Dari sudut pandang ilmu
ekonomi biasanya setelah kelayakan teknis dan sosial budaya dapat dipenuhi, akan
diperhitungkan apakah proyek atau kegiatan itu memenuhi kelayakan finansial berdasarkan
atas perhitungan laba rugi si pemrakarsa kegiatan. Kemudian dengan memperhitungkan biaya
eksplisit dan biaya implisit atau biaya alternatif yang merupakan biaya yang seharusnya
diperhitungkan untuk faktor-faktor produksi milik pemrakarsa dapat diperoleh apa yang
disebut dengan kelayakan ekonomi (economic feasibility).

Kemudian setelah disadari bahwa banyak kegiatan yang menimbulkan adanya manfaat
eksternal maupun biaya eksternal yang timbul karena adanya aspek lingkungan yang harus
diperhitungkan, maka analisis biaya dan manfaat diperluas menjadi analisis kelayakan yang
diperluas (extended economic feasibility) dengan memasukkan biaya dan manfaat lingkungan
ke dalamnya sehingga didapatkan studi kelayakan ekonomi dan lingkungan terpadu. Extended
atau Integrated Economic and Environmental Feasibility Study.

You might also like