You are on page 1of 13

Available online at web : https://ijophya.org/index.

php/ijophya
Indonesian Journal of Physical Activity 1, 1 (2021): 1-4
E-ISSN : ……………………

UPAYA PENIINGKATAN HASIL BELAJAR TENIS MEJA MELALUI MODEL


PEMBELARAN PANTULAN BOLA KE DINDING PADA SISWA
KELAS IX SMP PGRI 2 TAKALAR

Aminuddin1
1Pendidikan Jasmani, Prodi Pendidikan Jasmani FKIP UNIMERZ,
Email: aminuddinnyampo@gmail.com1

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus
mempunyai 4 langkah yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi . Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar tenis meja pada siswa kelas IX SMP PGRI 2 Takalar melalui penerapan
modifikasi pembelajaran melelui didinding. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX SMP PGRI 2 Takalar. Sebanyak
21 orang terdiri dari 9 siswa dan 12 siswi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriktif
statistic kualitatif. Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat peningkatan yang signifikan dari siklus
I dan siklus II. Hasil belajar Bermain Tenis Meja pada siklus I dalam kategori tuntas adalah 42,86% jumlah siswa
yang tuntas adalah 9 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan presentase hasil belajar siswa dalam kategori tuntas
sebesar 80,95%, sedangkan siswa yang tuntas 15 siswa.

Kata Kunci: Hasil Belajar; Tenis Meja; Model Pembelajaran; SMP PGRI Takalar.

Efforts to improve learning outcomes of table tennis through a model of reflection


ball reflection to the wall in students of ix junior high school class 2 takalar
ABSTRACT

This research is a classroom action research (CAR) conducted in two cycles. Each cycle has 4 steps: Planning,
Implementation, Observation, and Reflection. This study aims to determine the improvement of table tennis learning
outcomes in class IX students of Middle School PGRI 2 Takalar through the application of learning modifications
through the wall. The subjects of the study were students of class IX Middle School PGRI 2 Takalar. A total of 21
people consisted of 9 students and 12 students. The data analysis technique used is descriptive statistical data
analysis. The conclusion based on the results of the analysis obtained a very significant increase from cycle I and
cycle II. Learning outcomes in the first cycle in the complete category was 42.86% and in the second cycle an
increase in student learning outcomes in the complete category was 80.95%.

Keywords: learning outcomes; table tennis; learning models; and SMP PGRI Takalar

Received:xxxxxxxxxx..;Revised: xxxxxxxxxxx, Accepted : xxxxxxxxxx; Published : xxxxxxxxxx


DOI : https://doi.org/.......................................

Page | 35
Available online at web : https://ijophya.org/index.php/ijophya
Indonesian Journal of Physical Activity 1, 1 (2021): 1-4
E-ISSN : ……………………

PENDAHULUAN
Pendidikan jasmani olahaga dan kesehat terhadap kemampuan siswa. Dimana kurangnya
merupakan program pengajaran yang sangat kreatifitas seorang guru pendidikan jasmani
penting dalam pembentukan kebugaran pada didalam mengemas materi pembelajaran
siswa. Pembelajarn olahraga dan kesehatan ini pendidikan jasmani diangap sebagai
diharapkan dapat mengarahkan siswa uantuk penyebapnya, sehingg banyak siswa yang tidak
dapat beraktifitas olahraga agar tercipta generasi tuntas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
mudah yang sehat dan kuat. Pendidikan jasmani dengan nilai 70. Untuk itu dituntut seorang guru
yang diajarkan disekolah-sekolah memeliki pendidikan jasmani yang mampu menguasai
peranan yang sangat penting dalam berbagai hal berbagi model atau pendekatan pembelajaran
diantarnya memberikan kesempatan kepada praktif, sehingga pembelajaran dapat berlangsung
siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai dengan baik dan berkualitas.
pengalaman belajar melalu aktifitas jasmani,
Hasil dari pengamatan proses
permainan, dan cabang olahraga terpilih yang pembelajaran tenis meja pada siswa IX dengan
dilakukan secara sistematis. Pembekalan
berjalan dengan baik, masih banyak siswa yang
pengalaman belajar yang diarahkan untuk belum bisa melakukan tehnik dasar permainan
membinah fisik, perkembangan watak, tenis meja, dalam proses pembelajaran permainan
keterampilan gerak, kepribadian yang harmonis tenis meja pada siswa kelas IX, banyak siswa yang
dan sekali gus membentuk pola hidup sehat dan
belum mengikuti proses pembelajaran, masih
bugar sepanjang hayat. banyak kesalahan-kesalahn yang dilakukan siswa
Dalam kurikulum tingkat satuan dalam melakukan gerakan tehknis. Pembalajarn
pendidikan (KTSP, 2009:3), salah satunya tenis meja yang dilakukan sebelmnya yaitu
menyebutkan bahwa misi pendidikan adalah pembelajarn modifikasi pembelajaran, yaitu
melaksanakan pembelajaran aktif, inofatif, kretif dengan mengunakan alat yang sebenarnya. Dari
efektif, dan menyenangkan. Seoarang guru bisa uraian permasalahn diatas peneliti berencana
memodifikasi alat pembelajaran dan dapat mengupayakan peningkatan proses belajar
dikaitkan dengan kondisi lingkungan mengajar bermain tenis meja di SMP PGRI 2
pembelajaran. Takalar dengan pendekatan pembelajaran melelui
modofikasi alat atau sarana prasarana
Memodifikasi pembelajaran ini dapat
pembelajaran yang kenyataanya belum dicoba
diklasifkasikan yaitu : 1). Peralatan, 2). Penataan
oleh guru pendidikan jasmani pada umumnya,
ruang gerak dalam berlaitih, dan 3).jumblah siswa
yaitu dengan mengunakan modifikasi meja yang
yang terlibat.guru dapat mengurangi atau
diganti dengan dinding yang bertujuan agar mudah
menambah konpleksitas dan kesulitan tugas ajar
dengan cara memodofikasi perlatan yang dan meningkatkan kemampuan siswa dalam
digunakan untuk melakukan skil itu, misalkan berat bermain tenis meja menjadi lebih aktif, termotifasi
ringanya, tinggi rendahnya, panjang dan menambah kemampuan bermain tenis meja.
Sehingga dengan demikian maka setiap
pendeknya,peralatan yang digunakan.
pembelajaran materi tenis meja akan maksimal
Salah satu olahraga permainan yang diserap dan dikuasai oleh peserta didik.
termasuk dalam materi kompetensi dasar mata
Menurut Ernest R. Hilgard dalam
pelajaran pendidikan jasmani di SMP PGRI 2
(Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar
Takalar adalah Tenis Meja. Didalam permainan
merupakan proses perbuatan yang dilakukan
tenis meja ada beberapa tehnik yang perlu
dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan
dipelajari yaitu cara memegan bet, memukul, dan
perubahan, yang keadaannya berbeda dari
cara berdiri.tidak dapat punkiri bahwa dalam
proses belajar mengajar yang bersifat klasikal perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat
perubahannya relatif permanen, tidak akan
akan menghadapi permasalahan yang hetoregen
kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa
Received:xxxxxxxxxx..;Revised: xxxxxxxxxxx, Accepted : xxxxxxxxxx; Published : xxxxxxxxxx
DOI : https://doi.org/.......................................

Page | 36
Available online at web : https://ijophya.org/index.php/ijophya
Indonesian Journal of Physical Activity 1, 1 (2021): 1-4
E-ISSN : ……………………

diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, mengayunkan bet dengan pergelangan tangan.
seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, Selain itu juga ada beberapa anak yang meleset
dan sebagainya. saat menerima bola. Untuk dapat mengoptimalkan
cara memukul forehand peneliti mencoba melihat
Menurut Imron (1996:2), belajar didefinisikan
kondisi dan keadaan serta memanfaatkan fasilitas
sebagai sebuah perubahan tingkah laku dalam diri
sekolah. Dalam hal ini peneliti akan melaksanakan
seseorang yang relatif menetap, karena bentuk
pembelajaran tenis meja dengan cara bermain
hasil dari sebuah pengalaman.
memantulkan bola ke dinding. Apabila bola
Rusman (2015: 12) menjelaskan bahwa dipantulkan kedinding akan lebih terkontrol.
belajar adalah salah satu faktor yang
Larry Hodges (1996: 22-23) menjelaskan
mempengaruhi dan berperan penting dalam
bahwa ada empat cara mengontrol bola dengan
pembentukan pribadi dan perilaku individu.
bet yaitu: melambungkan bola ke atas dan ke
Sedangkan Surya (1997) dalam Rusman Belajar
bawah, melambungkan bola berganti-ganti,
dapat diartikan sebagai suatu proses yang
memantulkan bola ke dinding, pukulan beruntun.
dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
Tenis ternyata olahraga yang sudah sangat tua.
perubahan perilaku secara keseluruhan, sebagai
Terekam pada pahatan yang dibuat sekitar 1500
hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
tahun sebelum masehi di dinding sebuah kuil di
berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan
menurut Witherington (1952) dalam Rusman mesir yang menunjukan representasi dari
Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian permainan bola tenis dan dimainkan pada saat
upacara keagamaan. Permainan ini kemudian
yang dimenifestikan sebagai perubahan pola-pola
meluas ke seluruh daratan Eropa pada abad ke-8.
respon yang baru berbentuk keterampilan, sikap,
Terbentuk federasi tenis meja internasional yang
kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.
terdiri atas 140 negara anggota pada ITTF juga
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki menjadi sponsor individu dan tim yang bermain di
siswa setelah ia menerima pengalaman kejuaraan dunia yang diselenggarakan dua tahun
belajarnya. Setelah suatu proses belajar berakhir, sekali. Olahraga ini pun segera menyebar ke
maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil Jepang dan negara asia lain. Tenis meja menjadi
belajar mempunyai peranan penting dalam proses cabang olahraga yang dilombakan pertama di
pembelajaran. Tujuan utama yang ingin dicapai Olimpiade Soul pada 1988 (Feri Kurniawan,2012:
dalam kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar. 104). Tenis meja adalah salah satu cabang
Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas olahraga bola kecil yang banyak pengemarnya,
mana siswa dapat memahami serta mengerti tidak terbatas pada tingkat usia remaja saja, tapi
materi tersebut. Menurut Hamalik (2004: 31) hasil juga anak-anak dan orang tua, pria dan wanita
belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, cukup besar peminatnya hal ini disebabkan karena
pengetahuan-pengetahuan, sikap-sikap, olahraga yang satu ini tidak terlalu rumit untuk di
apresiasi, abilitas, dan keterampilan. ikuti, (Peter Simpson, 2012: 4). Tenis meja
Pada pengamatan dilapangan peneliti merupakan olahraga individu yang biasa juga
menemukan masih banyak siswa SMP PGRI 2 disebut pingpong.
Takalar, belum bisa memegang bet dengan benar,
dari pengamatan yang dilakukan selama PPL,
peneliti banyak menemukan pegangan bet yang
dilakukan tidak sesuai teknik, ada yang
memegang bet dengan posisi jari jempol di buka,
ada yang menggenggam bet dengan posisi jari
rapat pada pangkal bet dan masih banyak METODE
kesalahan yang peneliti temui serta cara
mengayunkan bet tidak tepat, salah satunya ialah A. Setting Penelitian

Received:xxxxxxxxxx..;Revised: xxxxxxxxxxx, Accepted : xxxxxxxxxx; Published : xxxxxxxxxx


DOI : https://doi.org/.......................................

Page | 36
Available online at web : https://ijophya.org/index.php/ijophya
Indonesian Journal of Physical Activity 1, 1 (2021): 1-4
E-ISSN : ……………………

Penelitian ini merupakan penelitian yang Data yang dikumpulkan dalam penelitian
bersifat kolaboratif yaitu bersifat praktis in meliputi informasi tentang keadaan siswa dilihat
berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam dari aspek kuantitatif dan aspek kulalitatif. Aspek
pembelajaran permainan tenis meja pada siswa kuantitatif yakni hasil pengukuran kemampuan
kelas IX SMP PGRI 2 Takalar. penguasaan bermain tenis meja pada siswa kelas
B. Subjek Penelitian IX SMP PGRI 2 Takalar. Sedangkan aspek
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX kualitatif didsarkan asal dari pengamatan dan
SMP PGRI 2 Takalar yang berjumblah 21 orang catatan pengajaran selama penelitian
terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 12 siswa berlangsung. Data penelitian dikumpulkan dari
permpuan. Siswa kelas ini tergolong dalam berbagai sumber diantaranya:
kelompok siswa dengan tingkat kemampuan dan a. Infon mitra kolaboratif (guru pendidikan
keterampilan bermain tenis meja yang sedang jasmani ) dan siswa kelas IX SMP PGRI 2
bahkan cenderung rendah. Kondisi ini turut Takalar.
berakibat pada munculnya kesenjangan partisipasi b. Tempat peristiwa dan berlangsunya aktifitas
dan prestasi dalam kegiatan pembelajaran, pada pembelajaran
khususnya mata pelajar penjas orkes. Dokumentasi atau arsip yang diantara lain
C. Sumber Data berupa kurikulum, scenario pembelajaran,
Sumber data dalam penelitian ini adalah : silabus, buku penelitian dan buku referensi
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui pembelajaran.
obserpsi lanngsung dilukasi penelitian D. Tehnik Pengumpulan Data
mengenai proses pembelajaran tenis meja di Ada pun tehnik pengumpulan data penelitian ini
SMP PGRI 2 Takalar. diantarnya melalui tes praktek, obserfasi
2. Data skunder, yaitu data yang diperoleh dari lapangan, dan dokumentasi. Secara terperinci
dokumen, referensi, dan literature, serta arsip tehnik pengumpulan data pada penelitian
yang ada pada SMP PGRI 2 Takalar.
dapat dideskripsikan dalam table berikut :
Tabel. 1. Tehnik pengumpulan data penelitian
Sumber Teknik
NO. Jenis Data Instrumen
Data Pengumpulan Data
1. Siswa Hasil Kemampuan tehnik Tes Praktek/Hasil tes Tes Penguasaan Tehnik
dasar tenis meja selama mengajar Dasar Permainan Tenis Meja
2. Siswa Kemampuan menjawab Tes Essay Tes Tertulis
tehnik dasar tenis meja
3. Siswa Aktifitas siswa selama Obserfasi dan Pedoman Obserfasi Dan
pembelajaran Dokumentasi. Mengunakan Perekam
berlangsung Gambar atau Foto.

Untuk mengumpulkan data, langka pertama yang penarikan kesimpulan. Kesimpulan dibuat
dilakukan yaitu menyusun rumusan pengertian berdasarkan dalam hal yang terdapat dalam
secara singkat yang ditemukan dalam sajian data.
pembelajaran setelah itu penyusunan sajian adat
yang ditulis agar lebih jelas dapat dilengkapi
dengan gambar, table, dan foto. Aktifitas itu E. Indikator Kinerja
dilakukan dalam bentuk pembelajaran yang suatu Melalui pembelajaran teknik dasar
prosesnya terangkun dalam siklus, setal permainan tenis meja dengan menggunakan alat
pengumulan data berahkir baru dilakukan bantu pembelajaran diharafkan penguasaan

Received:xxxxxxxxxx..;Revised: xxxxxxxxxxx, Accepted : xxxxxxxxxx; Published : xxxxxxxxxx


DOI : https://doi.org/.......................................

Page | 37
Available online at web : https://ijophya.org/index.php/ijophya
Indonesian Journal of Physical Activity 1, 1 (2021): 1-4
E-ISSN : ……………………

pembelajaran teknik dasar permainan tenis meja PTK (Peneltian Tindakan Kelas)
siswa meningkat menjadi lebih baik dibandingkan bertujuan untuk mengukur sejauh mana aktifitas
sebelumnya . Kemampuan yang diharapkan siswa dalam proses belajar teknik dasar tenis
adalah siswa dapat menguasai cara bermain meja dengan pembelajaran inovatif mengukur
tenis meja dengan benar dan baik dalam tingkat kepuasan siswa dalam mengikuti proses
penelitian ini ditentukan indikitor keberhasilan pembelajaran tenis meja dengan pembelaran
yaitu apabila siklus pertama mencapai 50% dan yang inovatif pada siswa kelas IX SMP PGRI 2
pada siklus kedua mencapai 80% dari jumlah Takalar. Untuk melihat aktifitas siswa dalam
siswa (siswa) dapat memperoleh nilai nilai proses belajar dan tingkat kepuasan dapat dilihat
penguasaan teknik bermain tenis meja sama atau dri pencapaian hasil pembelajaran yang sudah
lebih dari KKN (kriteria ketuntasan minimal) yaitu ditentukan pada tabel dibawah ini :
nilai 70.

Tabel 2. Kalasifikasi tingkat dan presentase untuk indikator aktifitas siswa dalam proses pembelajaran
Kriteria Nilai Penapsiran

Baik Sekali 86-100 Aktifitas Belajar Baik Sekali


Baik 71-85 Aktifitas Baik
Cukup 56-70 Aktifitas cuku
Kurang 41-55 Aktifitas Kurang
Sangat Kurang ≤40 Aktifitas Sangat Kurang

F. Prosedur Penelitian (observation & evaluation), dan melakukan


Metode penelitian yang digunakan adalah repleksi (reflekting), dan seterusnya sampai
penelitian tindkakan kelas (PTK). Menurut supadi perbaikan atau peningkatan yang diharapkan
(2008:104) menyatakan bahwa: “Penelitian tercapai (kriteria keberhasilan).
Tindakan yang Diawali dengan Perencanaan Adapun tahap siklus pada penelitian tindakan
(planning), penerapan tindakan (action kelas ini dapat diterangkan melalui gambar berikut
mengobservasi dan mengevaluasi tindakan :
Tahap I Perencanaan

Tahap IV Refleksi Siklus I Tahap II Pelaksanaan

Tahap III Pengamatan

Tahap I Perencanaan

Tahap IV Refleksi Siklus II Tahap II


Pelaksanaan

Tahap III Pengamatan

Tahap Seterusnya

G. Intrumen Penelitian
Received:xxxxxxxxxx..;Revised: xxxxxxxxxxx, Accepted : xxxxxxxxxx; Published : xxxxxxxxxx
DOI : https://doi.org/.......................................

Page | 36
Available online at web : https://ijophya.org/index.php/ijophya
Indonesian Journal of Physical Activity 1, 1 (2021): 1-4
E-ISSN : ……………………

Instrument yang diguanakan dalam penelitian bermain tenis meja berlangsung. Saat
ini adalah parktek melakukan gerakan tehnik dasar mengikuti materi, siswa menunjukkan
tenis meja untuk mengukur kemampuan bermain sikap seenaknya sendiri, tidak
tenis meja. Adapun pelaksanaan-pelaksanaan memperhatikan penjelasan guru,
tesnya adalah sebagai berikut. tidak memperhatikan pelajaran
1. Tes berdiri di daerah servis. Tes dengan sepenuhnya, ada yang
mengunakan servis porheand top spin dan berbicara dengan teman, bahkan ada
cara melakukanya sesuai dengan peraturan yang bermain sendiri dengan
dan tehnik yang diajarakan. temannya.
2. Tes memantul-mantulkan bola kedinding 3. Dari hasil pengamatan yang
sebanyak 10x, cara melakukanya adalah dilakukan diperoleh informasi bahwa
berdiri menghadap kedinding dengan jarak siswa cenderung sulit diatur saat
4 meter dengan gerakan yang dilakukan materi bermain tenis meja
boleh mengunakan tehnik porheand dan berlangsung. Saat mengikuti materi,
bekheand. siswa menunjukkan sikap seenaknya
Tes bermain tenis meja dengan peratura- sendiri, tidak memperhatikan
perturan yang ada dalam permainan tenis meja itu penjelasan guru, tidak
sendiri. Cara melakukanya adaalah siswa memperhatikan pelajaran dengan
beramain tenis meja dengan tehnik-tehnik yang sepenuhnya, ada yang berbicara
telah diajarakan sebelumnya. dengan teman, bahkan ada yang
bermain sendiri dengan temannya.
4. Guru kesulitan menemukan contoh /
HASIL DAN PEMBAHASAN
model pembelajaran bermain tenis
a. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) meja meja yang baik dan benar.
Sebelum melaksanakan poses Seringkali contoh yang disampaikan
penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu oleh guru melalui peragaan langsung,
peneliti melakukan kegiatan survey awal kurang dapat dicermati oleh siswa
untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di secara baik, sebab siswa kurang
lapangan. Hasil kegiatan survey awal tersebut dapat melihat kondisi gerakan teknik
adalah sebagai berikut: bermain tenis meja yang diperagakan
1. Siswa kelas IX SMP PGRI 2 Takalar oleh guru, baik karena kurangnya
Tahun Pelajaran 2019 / 2020, yang antusiasme siswa atau contoh
mengikuti materi pelajaran penjas gerakan kurang dapat dipahami oleh
khususnya permainan tenis meja siswa. Guru kurang bisa dapat
adalah 21 siswa, yang terdiri atas 9 menarik perhatian siswa dalam
siswa putra dan 12 siswa putri. Dilihat pembelajaran. Guru kurang kreatif
dari proses pembelajaran tenis meja untuk membuat cara agar siswa
khususnya cara bermaian tenis meja, tertarik dan senang mengikuti materi
dapat dikatakan proses pembelajaran bermain tenis meja.
dalam kategori kurang berhasil. 5. Guru sedikit kesulitan menemukan
2. Siswa kurang memiliki perhatian dan pendekatan pembelajaran yang baik
motivasi dalam pembelajaran kepada siswa. pembelajaran yang
bermain tenis meja, sebab guru monoton atau konvensional
kurang kreatif dalam mengajar mengakibatkan motivasi belajar siswa
permainan tenis meja. Hasil menurun, sehingga akan berdampak
pengamatan yang dilakukan pada rendahnya kemampuan siswa
diperoleh informasi bahwa siswa dalam bermain tenis meja.
cenderung sulit diatur saat materi
Received:xxxxxxxxxx..;Revised: xxxxxxxxxxx, Accepted : xxxxxxxxxx; Published : xxxxxxxxxx
DOI : https://doi.org/.......................................

Page | 36
Available online at web : https://ijophya.org/index.php/ijophya
Indonesian Journal of Physical Activity 1, 1 (2021): 1-4
E-ISSN : ……………………

6. Sebelum melakukan pelaksanaan yang diambil adalah hasil belajar


tindakan maka peneliti dan permainan tenis meja siswa kelas IX
kolaborator melakukan pengambilan SMP PGRI 2 Takalar Tahun Pelajaran
data awal penelitian. Ini dimaksudkan 2019 / 2020.
untuk mengetahui kondisi awal Kondisi awal hasil belajar bermain
keadaan kelas pada materi tenis meja pada siswa kelas IX SMP PGRI 2
permainan tenis meja siswa kelas IX Takalar Tahun Pelajaran 2019 / 2020 sebelum
SMP PGRI 2 Takalar Tahun Pelajaran diberikan tindakann model pembelajaran
2019 / 2020. Adapun diskripsi data
melalui penerapan modifikasi alat pembelajaran disajikan dalam bentuk table sebagai
berikut:

Tabel 3. Deskripsi data Awal Hasil Belajar Bermain Tenis Meja Pada Siswa Kelas IX SMP PGRI 2
Takalar Tahun Pelajaran 2019 / 2020
Jumlah Prosentase
Rentang Nilai Keterangan Kriteria
Anak 1 (%)
≥81 Baik Sekali - 0,00

76–80 Baik Tuntas 2 9,52

71–75 Cukup Tuntas 1 4,76

66-70 Kurang Tidak Tuntas 18 85,71

≤65 Kurang Sekali Tidak Tuntas - 0,00

Jumlah 21 100

Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi b. Siklus 1


data awal sebelum diberikan tindakan maka Perencanaan Tindakan
dapat dijelaskan bahwa mayoritas siswa belum Perencanaan tindakan pada siklus I pada
menunjukan hasil belajar yang baik, dengan tanggal 8 Februari 2020, sebagai berikut:
prosentase ketuntasan belajar 14,38% siswa. 1. Peneiti melakukan analisis kurikulum
Melalu diskripsi data awal yang telah diperoleh untuk mengetahui kompetensi dasar
tersebut masing-masing aspek menunjukkan yang akan disampaikan kepada siswa
kriteria keberhasilan pembelajaran yang kurang. dalam pembelajaran penjasorkes.
Maka disusun sebuah tindakan untuk 2. Membuat rencana pembelajaran
meningkatkkan kualitas pembelajaran materi dengan mengacu pada tindakan
bermain tenis meja pada siswa kelas IX SMP (treatment) yang diterapkan dalam PTK,
PGRI 2 Takalar Tahun Pelajaran 2019 / 2020, yaitu penerapan modifikasi alat
melelui penerapan memodifikasi alat pembelajaran untuk permainan tenis
pembelajaran. Pelaksanaan tindakan akan meja.
dilakukan sebanyak 2 siklus, yang masing- 3. Menyiapkan media yang diperlukan
masing siklus terdiri dari atas 4 tahapan, yakni: untuk membantu pengajaran.
(1) Perencanaan , (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) 4. Menyusun lembar pengamatan
Observasi dan Interpertasi, (4) Analisis dan pembelajaran.
Refleksi. Tahap Pelaksanaan
Received:xxxxxxxxxx..;Revised: xxxxxxxxxxx, Accepted : xxxxxxxxxx; Published : xxxxxxxxxx
DOI : https://doi.org/.......................................

Page | 37
Available online at web : https://ijophya.org/index.php/ijophya
Indonesian Journal of Physical Activity 1, 1 (2021): 1-4
E-ISSN : ……………………

Tahap pelaksanaan dilakkukan dengan 4. Siswa melakuka latihan bermain tenis


melaksanakan scenario pembelajaran yang telah meja dengan cara memantulkan bola
direncanakan, sebagai berikut: kearah dinding.
a. Pemanasan 5. Siswa mencoba melakukan rangkaian
1. Menjelaskan kegiatan belajar mengajar gerakan permainan tenis meja dengan
secara umum. mengunakan media dinding sebagai
Melakukan pemanasan. Pemanasan lawan. Setelah melakukan tehnik-tehnik
dikemas dalam sebuah permainan bermain tenis meja melalu penerapan
sederhana yaitu Hitam dan Hijau. modifikasi alat pembelajaran, kemudian
Caranya siswa dibagi dalam sebuah siswa melakukan rangkaian gerakan
kelompok tim hitam dan tim hijau, dibuat secara keseluruhan dengan lapangan
satu bens setiap tim dan dihadapkan yang sesungguhnya dengan sebagai
saling membelakangi, guru sebagai lawanya adalah teman sendiri. Siswa
pengatur permainan, bila guru bilang melakukan urutan absen.
hitam, tim hijau mengejar tim hitam Penutup
dengan melompat dan tim hitam 1. Melaksanakan penaganan /
melompat ke depan luurus agar tidak pendinginan..
tertangkap maka tim hitam sampai batas 2. Siswa duduk bersap rapat dan saling
belum tertangkap maka tim hijau memijat, laki-laki dan perempuan di
menggendong tim hitam dari batas pisah.
menuju ke posisi awal tetapi tim hitam 3. Evaluasi mengenai pembelajaran
tertangkap maka tim hijau yang yang telah dilakukan.
mengendong. Apabila guru bilang hijau 4. Berdoa kemudian dibubarkan.
maka tim hitam yang mengejar. Observasi dan Interpretasi
b. Inti Pelajaran Pada dasarnya pembelajaran melalui
1. Siswa melakukan gerak dan tehnik dasar pendekatan modifikasi alat pembelajaran cukup
gerakan servis pada permainan tenis memberikan gairah dan semangat baru pada
meja. pembelajaran Tenis Meja, hal ini dapat diamati
2. Siswa dibagi menjadi dua regu. Siswa dari sikap siswa yang tak kenal menyerah pada
melakuka gerakan servis kea rah siswa saat melakukan tes dan selalu ingin mengulangi
regu yang lain dan kembali ke barisan permainan ketika hasilnya belum memenuhi
dan menempati tempat yang paling target yang diharapkan. Masih ada kesempatan
belakang. pada siklus II dengan harapan hasilnya akan
3. Siswa melakukan gerakan menerima lebih baik.
servis supaya bola kembali ke area
permainan lawan.

Tabel 4. Deskripsi Data Akhir Siklus I Hasil Belajar bermain tenis meja pada siswa Kelas IX
SMP PGRI 2 Takalar Tahun Pelajarn 2019 / 2020
Jumlah Prosentase
Rentang Nilai Keterangan Kriteria
Anak 1 (%)
≥81 Baik Sekali Tuntas 1 4,76
76–80 Baik Tuntas 5 23,81
71–75 Cukup Tuntas 3 14,29
66-70 Kurang Tidak Tuntas 12 57,14
Received:xxxxxxxxxx..;Revised: xxxxxxxxxxx, Accepted : xxxxxxxxxx; Published : xxxxxxxxxx
DOI : https://doi.org/.......................................

Page | 36
Available online at web : https://ijophya.org/index.php/ijophya
Indonesian Journal of Physical Activity 1, 1 (2021): 1-4
E-ISSN : ……………………

≤65 Kurang Sekali Tidak Tuntas - 0,00


Jumlah 21 100

Analisis dan Repleksi perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya,


Dari tabel pencapaian hasil di atas, antara lain adalah:
menujukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat 1. Mempersiapkan siswa secara fisik
sesuai target capaian yang dicantumkan pada dengan mengbimbau siswa supaya tidak
proposal. Meskipun demikian, masih perlu melakukan gerakan yang menguras
peningkatan pada metode yang diterapkan. tenaga sebelum latihan, misalnya
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi bermain kejar-kejaran dengan temannya
pada pertemuan kali ini adalah sebagai berikut: dan bercanda sendiri.
2. Melakukan pendekatan internal lebih
1. Keberhasilan guru/siswa: intensif pada siswa yang dirasa masih
Berdasrkan pada kondisi awal, siswa kurang berhasil.
menunjukkan hasil belajar yang cukup 3. Memberikan motivasi lebih kepada siswa
bagus dengan siswa yang tuntas 42,86% supaya menjadi tambah semangat dalam
dan siswa yang belum tuntas 57,14%. mengikuti kegiatan belajar mengajar
2. Kendala yang dihadapi guru/siswa: yang dilakukan dalam pembelajaran tenis
Kendala demi kendala bisa diatasi sedikit meja.
demi sedikit meskipun masih perlu 4. Menambahkan bet agar antrian tidak
peningkatan dan pengembangan. terlalu panjang sehingga siswa tidak
Kendala tersebut diantaranya adalah banyak yang menganggur.
masih banyaknya siswa yang bermain
sendiri dan tidak aktif dikarenakan terlalu b. Siklus 2
panjangnya antrian serta kurangnya alat Perencanaan Tindakan
berupa bet. Berdasarkan dari hasil analisis dan
Demi tercapainya hasil yang maksimal refleksi pada siklus pertama, maka perencanaan
pendekatan internal pada setiap individu siswa tindakan pada siklus II tanggal 15 Februari 2020.
masih sangat berperan terhadap semangat Perencanaan tindakan pada siklus I pada tanggal
siswa. Observasi aktivitas guru dalam proses 8 Februari 2020, sebagai berikut:
penelitian siklus I adalah sebagai berikut: 1. Peneliti melakukan analisis kurikulum
1. Dalam membuka pelajaran sudah baik. untuk mengetahui kompetensi dasar
2. Keterampilan menjelaskan materi pada yang akan disampaikan kepada siswa
siswa baik. dalam pembelajaran penjasorkes.
3. Pengelolaan kelas cukup baik walaupun 2. Membuat rencana pembelajaran dengan
masih sedikit kegaduhan. mengacu pada tindakan (treatment) yang
4. Melaksanakan pembelajaran sesuai diterapkan dalam PTK, yaitu penerapan
dengan RPP. modifikasi alat pembelajaran untuk
5. Interaksi dengan siswa dengan permainan tenis meja.
memeberi motofasi terhadap siswa. 3. Menyiapkan media yang diperlukan
6. Mengarahkan dan membimbing siswa untuk membantu pengajaran.
agar lebih baik. 4. Menyusun lembar pengamatan
7. Menutup pelajaran pembelajaran.
Rencana Perbaikan Tahap Pelaksanaan
Berdasarkan hasil analisis dalam
pembelajaran siklus satu, maka perlu ada
Received:xxxxxxxxxx..;Revised: xxxxxxxxxxx, Accepted : xxxxxxxxxx; Published : xxxxxxxxxx
DOI : https://doi.org/.......................................

Page | 36
Available online at web : https://ijophya.org/index.php/ijophya
Indonesian Journal of Physical Activity 1, 1 (2021): 1-4
E-ISSN : ……………………

Tahap pelaksanaan dilakkukan dengan kelompok tim hitam dan tim hijau, dibuat
melaksanakan scenario pembelajaran yang telah satu bens setiap tim dan dihadapkan
direncanakan, sebagai berikut: saling membelakangi, guru sebagai
Pemanasan pengatur permainan, bila guru bilang
1. Menjelaskan kegiatan belajar mengajar hitam, tim hijau mengejar tim hitam
secara umum. dengan melompat dan tim hitam
2. Melakukan pemanasan. Pemanasan melompat ke depan luurus agar tidak
dikemas dalam sebuah permainan tertangkap maka tim hitam sampai batas
sederhana yaitu Hitam dan Hijau. belum tertangkap maka tim
Caranya siswa dibagi dalam sebuah

3. hijau menggendong tim hitam dari batas 3. Evaluasi mengenai pembelajaran yang
menuju ke posisi awal tetapi tim hitam telah dilakukan.
tertangkap maka tim hijau yang 4. Berdoa kemudian dibubarkan.
mengendong. Apabila guru bilang hijau Observasi dan Interpretasi
maka tim hitam yang mengejar. Adapun hasil observasi
Inti pelajaran menyimpulkan bahwa:
1. Siswa melakukan gerak dan tehnik dasar Dari hasil observasi disimpulkan
gerakan servis pada permainan tenis bahwa siswa semakin antusias melakukan
meja. pembelajaran, tampak tidak ada kejenuhan
2. Siswa dibagi menjadi dua regu. Siswa dari siswa. Siswa tidak malas belajar dan
melakuka gerakan servis kea rah siswa selalu ingin menambah tempo belajar. Saat
regu yang lain dan kembali ke barisan pemanasan siswa terlihat senang dan gembira
dan menempati tempat yang paling dengan pemanasan yang dikemas dengan
belakang. cara permainan. Siswa lebih banyak bergerak
3. Siswa melakukan gerakan menerima dan melakukan dengan rasa antusias. Pada
servis supaya bola kembali ke area saat pembelajaran siswa tampak senang
permainan lawan. dengan penyajian materi. Melalui modifikasi
4. Siswa melakuka latihan bermain tenis alat pembelajaran siswa sudah mulai bisa
meja dengan cara memantulkan bola menikmati pembelajaran dan karena model
kearah dinding. kompetisi yang digunakan, siswa terlihat saling
5. Siswa mencoba melakukan rangkaian ingin mengalahkan teman yang lainnya. Siswa
gerakan permainan tenis meja dengan juga senang dengan modifikasi alat
mengunakan medi dinding sebagai pembelajaran yang diberikan. Hal ini terlihat
lawan. Setelah melakukan tehnik-tehnik dari sikap siswa yang cenderung selalu ingin
bermain tenis meja melaluI penerapan mencoba lagi. Pada pembelajaran bermain
modifikasi alat pembelajaran, kemudian tenis meja, dilakukan secara keseluruhan. Dari
siswa melakukan rangkaian gerakan belajar teknik dasar sampai bermain tenis
secara keseluruhan dengan lapangan meja siswa terlihat senang dengan modifikasi
yang sesungguhnya dengan sebagai alat pembelajaran yang diberikan dan cukup
lawanya adalah teman sendiri. Siswa membuat siswa merasa tertantang untuk
melakukan urutan absen. bermain tenis meja. Pada pembelajaran
Penutup dengan modifikasi alat pembelajaran cukup
1. Melaksanakan penaganan / memberikan gairah dan nuansa baru pada
pendinginan.. pembelajaran bermain tenis meja, hal ini dapat
2. Siswa duduk bersap rapat dan saling dilihat dari hasil tes pada siklus II yang
memijat, laki-laki dan perempuan di memuaskan.
pisah.
Received:xxxxxxxxxx..;Revised: xxxxxxxxxxx, Accepted : xxxxxxxxxx; Published : xxxxxxxxxx
DOI : https://doi.org/.......................................

Page | 36
Available online at web : https://ijophya.org/index.php/ijophya
Indonesian Journal of Physical Activity 1, 1 (2021): 1-4
E-ISSN : ……………………

Tabel 5. Diskripsi Data Akhir Siklus II Hasil Belajar bermain Tenis Meja Pada Siswa Kelas IX SMP
PGRI 2 Takalar Tahun Pelajaran 2019 / 2020
Jumlah Prosentase
Rentang Nilai Keterangan Kriteria
Anak 1 (%)
≥81 Baik Sekali Tuntas 5 23,81
76–80 Baik Tuntas 6 28,57
71–75 Cukup Tuntas 6 28,57
66–70 Kurang Tidak Tuntas 4 19,05
≤65 Kurang Sekali Tidak Tuntas - 0,00
Jumlah 21 100

Analisi dan Refleksi dilakukan oleh siswa meningkat dari 14,38%


Adapun keberhasilan pada kegiatan pada kondisi awal menjadi 42,86% pada akhir
pembelajaran yang diperoleh setelah siklus I dan meningkat menjadi 80,95% pada
melaksanakan siklus II adalah sebagai berikut akhir siklus II. Perbandingan hasil belajar pada
seperti pada keterangan di bawah ini: akhir siklus I dan akhir siklus II disajikan dalam
a. Keberhasilan siswa: bentuk tabel sebagai berikut:
Dari hasil tes pada siklus II menunjukkan
bahwa hasil belajar bermain tenis meja yang

Tabel 8. Perbandingan Data Akhir Siklus I dan Akhir Siklus II Hasil Belajar bermain Tenis Meja Pada
Siswa Kelas IX SMP PGRI 2 Takalar Tahun Pelajaran 2019 / 2020
Prosentase (%)
Rentang Nilai Keterangan
Data Awal Siklus I Siklus II
≥81 Baik Sekali 0,00 4,76 23,81

76-80 Baik 9,52 23,81 28,57

71–75 Cukup 4,76 14,29 28,57

66-70 Kurang 85,71 57,14 19,05

≤65 Kurang Sekali 0,00 0,00 0,00

Dengan hasil yang mengacu pada tabel latihan bermain tenis meja pada kegiatan belajar
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan mengajar dilakukan.
penerapan modifikasi alat pelajaran memberikan Berdasarkan hasil penelitian, kondisi
banyak manfaat dan pencerahan dalam metode awal atau para siklus ketuntasan hasil belajar
pembelajaran tehnik dasar dan bermain tenis siswa kelas IX SMP PGRI 2 Takalar kecamatan
meja pada siswa kelas IX SMP PGRI 2 Takalar Pattallassang Kabupaten Takalar Tahun
dan lebih menantang siswa untuk melakukan Pelajaran 2019/2020 yang memeliki ketuntasan
14,38% sedangkan yang tidak tuntas adalah
Received:xxxxxxxxxx..;Revised: xxxxxxxxxxx, Accepted : xxxxxxxxxx; Published : xxxxxxxxxx
DOI : https://doi.org/.......................................

Page | 35
Available online at web : https://ijophya.org/index.php/ijophya
Indonesian Journal of Physical Activity 1, 1 (2021): 1-4
E-ISSN : ……………………

85,71%. Hasil belajar pra siklus materi bermain dan tidak memerlukan biaya yang mahal untuk
tenis meja yang menjadi rumusan masalah membuatnya yang dapat dilihat atau dipegang
penelitian, melalui model pembelajaran pantulan langsung oleh siswa, karena dapat memotivasi
bola ke dinding peneliti mengharapkan dapat siswa uantuk selalu mencoba dan mengulangi
meningkatkan hasil belajar bermain tenis meja secara terus menerus.
pada siswa Kelas IX SMP PGRI 2 Takalar
Pada siklus I yang memiliki kategori tuntas REFERENSI
42,86% sebanyak 9 Siswa Kategori tidak tuntas
57,14% sebanyak 12 siswa. Setelah adanya
penerapan media memantulkan bola ke dinding Bower, Gardner, Howard. (1987). Helping
terlihat peningkatan yang cukup baik pada siswa. students think value strategies for
Dalam pelaksanaan siklus I tidak lepas dari teaching social studies.
ketidak tuntasan hasil belajar, yang mana ketidak Djamarahh. (1999). Psikologi Pendidikan.
tuntasan tersebut menjadi rencana perbaikan Rineka Cipta: Jakarta.
pada pelaksanaan siklus II.
Rencana perbaikan yang dapat dari Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi
siklus I yang dijaikan persiapan tindakan dan Suryabrata, 1984:252), tersedia
menghasilkan ketuntasan yang memuaskan. Dari online:
hasil tes pada siklus II Menujukkan bahwa hasil http://belajarpsikologi.com/pengerti
belajar bermain tenis meja yang dilakukan siswa an-belajar-menurut-ahli/ diakses
meningkat dari 14,38% pada kondisi awal pada tanggal 24 april 2019 pukul 11
menjadi 42,86% pada akhir siklus I dan 52 wita.
meningkat menjadi 80,95% pada akhir siklus II..
Herman Subarjah, (2007), Permainan Kecil
di Sekolah Dasar, Universitas
Terbuka ; Jakarta.
SIMPULAN Joko Supriyanto, (2002), Gembira
Berdasarkan hasil penelitian dan
Berolahraga 5 Untuk Kelas IX SMP
pembahasan pada bagian terdahulu dapat
Surakarta: PT Tiga Serangkai
disimpulkan sebagai berikut : “Terdapat
Pustaka Mandiri; Surakarta.
peningkatan yang signifikan dari siklus I dan
siklus II. Hasil belajar Bermain Tenis Meja pada Nur hasanah, (2008), Penilaian
siklus I dalam kategori tuntas adalah 42,86% Pembelajaran Penjas,Universitas
jumlah siswa yang tuntas adalah 9 siswa. Pada Terbuka ; Jakarta.
siklus II terjadi peningkatan prosentase hasil
belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar Permendiknas, (2006), Peraturan Menteri
80,95%, sedangkan siswa yang tuntas 15 siswa”. Pendidikan Nasional Republik
Sebagai saran berdasarkan hasil Indonesian No: 22,23,24, Tahun
penelitian adalah sebagai berikut : (1) Guru 2006 dan Lampiran Untuk Tingkat
hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan Sekolah Menegah Pertama,
metode untuk menyampaikan materi Jakarta: Menteri Pendidikan
pembelajaran. (2) Guru hendaknya memberikan Nasional.
pembelajran kepada siswa dengan bermain yang
Samsudin,(2008), Pemanfaatan Lingkungan
sederhana tetapi tetap mengandung unsur materi
dalam Pembelajaran Penjas,
yang diberikan, agar siswa tidak terlalu jenuh dan
Jakarta: Universitas Terbuka.
minat mengikuti pembelajaran dengan baik. (3)
Guru hendaknya memberikan modifikasi alat Suryabrata Sumadi, (1984) Psikologi
pembelajaran yang sederhana, efisien, efektif, Pendidikan,Rajawali, Jakarta
Received:xxxxxxxxxx..;Revised: xxxxxxxxxxx, Accepted : xxxxxxxxxx; Published : xxxxxxxxxx
DOI : https://doi.org/.......................................

Page | 36
Available online at web : https://ijophya.org/index.php/ijophya
Indonesian Journal of Physical Activity 1, 1 (2021): 1-4
E-ISSN : ……………………

Tatang Muhtar dan Wahyu Sulistyo, (2009),


Tenis Meja, Universitas Terbuka;
Jakarta.

Received:xxxxxxxxxx..;Revised: xxxxxxxxxxx, Accepted : xxxxxxxxxx; Published : xxxxxxxxxx


DOI : https://doi.org/.......................................

Page | 36

You might also like