You are on page 1of 12

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
SEJARAH BAHASA INDONESIA

DI SUSUN OLEH :
NAMA : ANNISA SAFERA NAZARINA
PRODI : ILMU KOMUNIKASI 2022
NIM : 2205006

STKOM Sapta Computer


Yayasan Sapta Balangan Persada
KABUPATEN BALANGAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Fiya Mirway, M.Kom sebagai dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka
dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Balangan, 15 Januari 2023

Annisa Safera Nazarina


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I LATAR BELAKANG ................................................................................... iii
RUMUSAN MASALAH………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………. 2
ASAL MULA BAHASA INFDONESIA……………………………………... 3
BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA PERSATUAN...…………….. 4
BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA NASIONAL………………… 5
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN……………………………………….. 6
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………….. 7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 8
BAB I

A. LATAR BELAKANG
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sehingga
memerlukan adanya suatu interaksi. Salah satu alat untuk berinteraksi dan berkomunikasi
adalah bahasa. Bahasa digunakan untuk mempermudah manusia dalam menyampaikan
pikiran, gagasan, ataupun perasaan. Bahasa lahir berbeda-beda sesuai dengan daerahnya
sehingga muncul bahasa yang beraneka ragam.
Indonesia merupakan negara yang memiliki lebih dari 300 bahasa daerah. Hal ini
dikarenakan kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau, sehingga terdiri
atas banyak suku dan adat istiadat. Walaupun memiliki banyak bahasa daerah, Indonesia
memiliki bahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia lahir sebagai
identitas bangsa Indonesia.
Namun, pada era Globalisasi ini menyebabkan masuknya bahasa asing dan bahasa
pergaulan yang digunakan masyarakat Indonesia saat ini. Tentu hal ini menyimpang dari
kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Masyarakat lebih memilih menggunakan
bahasa pergaulan sebagai alat komunikasi sehari-hari. Dengan demikian lambat laun,
penggunaan bahasa baku menjadi berkurang.
Untuk itu, kita sebagai masyarakat Indonesia, wajib melestarikan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional. Dalam melestarikan bahasa Indonesia, kita perlu mengetahui
sejarah dan asal-usul terbentuknya bahasa Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu, dalam
tulisan ini dijelaskan lebih rinci mengenai sejarah terbentuknya bahasa Indonesia sampai
perkembangannya saat ini, termasuk perkembangan ejaannya

B. RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimanakah asal mula munculnya bahasa Indonesia ?


b. Bagaimanakah proses disahkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan Indonesia?
c. Bagaimana bahasa indonesia menjadi bahasa nasional?
d. Bagaimana sejarah dan perkembangan Bahasa Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal Mula Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
bahasa persatuan bangsa Indonesia. Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia
adalah sebuah variasi dari bahasa Melayu. Dalam hal ini dasar yang dipakai adalah
bahasa Melayu Riau, tetapi telahr mengalami perkembangan akibat penggunaanya
sebagai bahasa kerja dan proses pembakuan pada awal abad ke-20. Sampai saat ini,
bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup dan terus berkembang dengan
pengayaan kosakata baru, baik melalui penciptaan maupun melalui penyerapan dari
bahasa daerah dan bahasa asing.

Pada zaman Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 Masehi), bahasa Melayu (bahasa
Melayu Kuno) dipakai sebagai bahasa kenegaraan. Hal itu dapat diketahui, dari empat
prasasti berusia berdekatan yang ditemukan di Sumatra bagian selatan peninggalan
kerajaan tersebut. Prasati tersebut di antaranya adalah dengan ditemukannya prasasti di
Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684
M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi
berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa
Melayu Kuna. Pada saat itu, bahasa Melayu yang digunakan bercampur kata-kata bahasa
Sanskerta. Sebagai penguasa perdagangan, di Kepulauan Nusantara, para pedagangnya
membuat orang-orang yang berniaga terpaksa menggunakan bahasa Melayu walaupun
dengan cara kurang sempurna. Hal itu melahirkan berbagai varian local dan temporal
pada bahasa Melayu yang secara umum dinamakan bahasa Melayu Pasar oleh para
peneliti.

Penemuan prasasti berbahasa Melayu Kuno di Jawa Tengah (berangka tahun abad
ke-9) dan prasasti di dekat Bogor (Prasasti Bogor) dari abad ke-10 menunjukkan
penyebaran penggunaan bahasa itu di Pulau Jawa. Penemuan keping tembaga Laguna di
dekat Manila, Pulau Luzon, berangka tahun 900 Masehi juga menunjukkan keterkaitan
wilayah tersebut dengan Sriwijaya.

Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa
Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa
Melayu Tinggi. Penggunaanya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatra,
Jawa, dan Semenanjung Malaya. Kemudian, Malaka merupakan tempat bertemunya para
nelayan dari berbagai negara dan mereka membuat sebuah kota serta mengembangkan
bahasa mereka sendiri dengan mengambil kata-kata yang terbaik dari bahasa di sekitar
daerah tersebut. Kota Malaka yang posisinya sangat menguntungkan (strategis) menjadi
bandar utama di kawasan Asia Tenggara. Bahasa Melayu menjadi bahasa yang paling
sopan dan paling tepat di kawasa timur jauh. Ejaan resmi bahasa Melayu pertama kali
disusun oleh Ch. A. van Ophuijsen yang dibantu oleh Moehammad Taib Soetan Ibrahim
dan Nawawi Soetan Ma’moer yang dimuat dalam kitab Logat Melayu pada tahun 1801.

B. Pengesahan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan


Pada zaman penjajahan Belanda pada awal abad-20, Pemerintah Kolonial Hindia
Belanda melihat pegawai pribumi memiliki kemampuan memahami bahasa Belanda
yang sangat rendah. Hal itu yang menyebabkan pemerintah kolonial Belanda ingin
menggunakan bahasa Melayu untuk mempermudah komunikasi, yakni dengan patokan
bahasa Melayu Tinggi yang sudah mempunyai kitab-kitab rujukan.

Sarjana Belanda mulai membuat standarisasi bahasa, mereka mulai menyebarkan


bahasa Melayu yang mengadopsi ejaan Van Ophusijen dari Kitab Logat Melayu.
Penyebaran bahasa Melayu secara lebih luas lagi dengan dibentuknya Commissie voor
de Volkslectuur (Komisi Bacaan Rakyat) pada tahun 1908. Pada 1917 namanya diganti
menjadi Balai Poestaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti
Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara
kesehatan, yang membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.

Pada 16 Juni 1927, saat sidang Volksraad (Rapat Dewan Rakyat), Jahja Datoek
Kajo pertama kalinya menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Di sinilah bahasa
Indonesia mulai berkembang. Pada 28 Oktober 1928, Muhammad Yamin mengusulkan
bahasa Melayu sebagai bahasa nasional dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua.
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat
Sumpah Pemuda.

Muhammad Yamin berkata, "Jika mengacu pada masa depan bahasabahasa yang
ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan
menjadi bahasa persatuan, yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Namun, dari dua bahasa itu,
bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa
persatuan."

Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya
sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Tiga tahun
kemudian, Sutan Takdir Alisyahbana menyusun “Tata bahasa Baru Bahasa Indonesia”.
Pada tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo.
Kongres tersebut menghasilkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat
itu.

Pada 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan, ditandatanganilah Undang-


Undang Dasar 1945. Pada Bab XV, Pasal 36, ditetapkan secara sah bahwa bahasa
Indonesia adalah bahasa negara.

C. Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Nasional

Melalui para pemuda, pada 28 Oktober 1928, bangsa Indonesia sepakat


mendeklarasikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan di Indonesia. Dalam
prosesnya, bahasa Indonesia mengalami perjalanan panjang sampai akhirnya resmi
diakui sebagai bahasa nasional Republik Indonesia.

Sebagai bahasa yang digunakan di Republik Indonesia, bahasa Indonesia memiliki


dua kedudukan yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Dalam kedudukannya
sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan
kebangsaan, indentitas nasional, media penghubung antarwarga, antardaerah dan
antarbudaya, serta media pemersatu suku, budaya dan bahasa di Nusantara. Sedangkan
dalam interdisipliner antara sosiologi dan linguistik. Sebelumnya, pada bahasan berikut,
akan dibahas terlebih dahulu sejarah singkat perkembangan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional di Republik Indonesia.
D. Sejarah dan Perkembangan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia yang telah dikenal oleh khalayak umum merupakan Bahasa
Melayu yang menjadi lingua franca atau bahasa perhubungan di Nusantara kala itu. Bahasa
Melayu telah ada dan digunakan terlebih dahulu. Keberadaan bahasa Melayu pun dapat
ditilik dalam saat persiapan Kongres Pemuda tahun 1926, para pemuda masih
mempermasalahkan tentang sebutan bahasa persatuan Indonesia. Kemudian M. Tabrani
mengusulkan bahasa Melayu diganti dengan istilah bahasa Indonesia dan hal ini pun
disetujui bersama pada 2 Mei 1926.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan,


Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam laman resminya telah mencantumkan bahwa
bahasa Melayu telah berada di kawasan Asia dan khususnya Asia tenggara sejak abad
ketujuh. Pernyataan ini juga tentu didukung oleh adanya beberapa prasasti sepeti prasasti
Talang Tuo di Palembang, bahkan prasasti Karang Brahi di Jambi. Keberadaan prasasti-
prasasti ini telah ada sejak tahun 680-an.

Selanjutnya, untuk sejarah perkembangan bahasa Indonesia dapat disoroti melalui


zaman Sriwijaya yang menggunakan bahasa Melayu untuk menjadi bahasa pembelajaran
kebudayaan dan hingga pada saat penyebaran agama Kristen oleh para pendeta-pendeta
dan orang Belanda pada saat masih berada di Indonesia. Bahasa Melayu yang merupakan
cikal bakal bahasa Indonesia telah berkembang dengan sangat pesat di Indonesia, bahkan
sebelum bahasa Indonesia pertama kali resmi di umumkan pada sumpah pemuda. Bahasa
Indonesia sejak dahulu telah membentuk bangsa dan mempersatukan keberagaman yang
ada di Indonesia yang memiliki tingkat kemajemukan yang sangat tinggi.

Bahasa pada dasarnya adalah media untuk berkomunikasi ternyata memiliki eksistensi
yang lebih lagi. Bahasa mencakup hampir seluruh lapisan masyarakat, bahkan kebudyaan
itu sendiri. Banyak sumber yang mengupas fungsi bahasa Indonesia, salah satunya Arifin
kedudukan bahasa Indonesia memiliki fungsi berikut.

1) Lambang kebanggaan bangsa. Bahasa Indonesia mencerminkan setiap nilai-nilai yang


dimiliki oleh bangsa Indonesia.

2) Lambang identitas nasional. Bahasa Indonesia merupakan identitas ataupun jati diri
dari orang-orang ataupun penduduk Indonesia.
3) Alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya. Bahasa Indonesia
menghindarkan segala aktifitas yang dapat menimbulkan kesalahpahaman di tengah
masyarakat yang majemuk.

4) Alat pemersatu suku budaya dan bahasanya. Bahasa Indonesia mempersatukan setiap
suku-suku di Indonesia yang memiliki bahasa dan kebudayaan yang berbeda dengan total
tujuh ratusan bahasa daerah, bahasa Indonesia pun menyatukan. Dengan demikian,
peranan bahasa Indonesia adalah krusial dalam menunjang bangsa dan negara serta setiap
dari pada rakyat Indonesia.

Perkembangan bahasa Indonesia telah melalui sejarah yang cukup teramat panjang.
Melalui kilas balik sejarah yang telah dipaparkan di atas, dapat dengan jelas diketahui
bahwa bahasa Indonesia telah menjadi begitu kuat hingga saat ini karena telah melalui
proses yang unik. Berawal dari bahasa Melayu, kontak dengan budaya asing yang
kemudian menggunakan bahasa Melayu dan menjadi bahasa yang akhirnya diganti
dengan istilah bahasa Indonesia pada tahun 1926. Bahasa Indonesia kemudian masuk ke
dalam tiga kategori perkembangan, yaitu

1) Bahasa pemersatu.

2). Bahasa resmi negara.

3). Bahasa Internasional


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sampai saat ini, Bahasa Indonesia
merupakan bahasa yang hidup yang terus berkembang dengan pengayaan kosakata
baru, baik melalui penciptaan maup

un melalui penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Pada abad keM5
berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena dipakai
oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Pada
zaman penjajahan Belanda pada awal abad - 20, pemerintah kolonial Belanda ingin
menggunakan bahasa Melayu untuk mempermudah komunikasi dengan berpatokan
pada bahasa Melayu Tinggi yang sudah mempunyai kitab – kitab rujukan. Pada 16 Juni
1927 dalam sidang Volksraad (Rapat Dewan Rakyat), Jahja Datoek Kajo pertama
kalinya menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Di sinilah bahasa Indonesia
mulai berkembang. Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "bahasa persatuan
bangsa" pada saat Sumpah Pemuda. Pada 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan,
ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945. Pada Bab XV, Pasal 36, ditetapkan
secara sah bahwa bahasa Indonesia ialah bahasa negara. Selanjutnya, sehubungan
dengan perkembangan ejaan, setelah bahasa Melayu ditetapkan menjadi bahasa
Indonesia, yakni muncul Ejaan Republik, Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, Ejaan
LBK, Ejaan yang disempurnakan, dan EBI.

Diawali dengan bahasa

pemersatu yang menyatukan setiap suku. Kemudian menjadi bahasa negara yang
berpuluh

tahun berlangsung dan kini, di era moderen, bahasa Indonesia mulai dikenal di
belahan bumi

lain. Dengan identitas yang berbeda, warga asing mulai mengucapkan bahasa
Indoenesia.
Bahasa Indonesia menyatukan, menjadi identitas, dan menjadi kebanggan Indonesia.
Bahasa

Indonesia diharapkan terus merekatkan setiap suku bangsa.


DAFTAR PUSTAKA

Arif Ridiawan. 2012. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia mulai Ejaan dan
Ophusyen
hingga EYD. http://ridiawan. blogspot. co. id/2012/02/perkembangan-ejaanbahasa-
indonesia.html?m=1 13 September 2017 (14:23).

Excellent Translation. 2017. EYD Berubah Menjadi EBI Sebagai Pedoman Umum.
https://jasa-translate.com/eyd-berubah-menjadi-ebi-sebagai-pedoman-umum/. 23

September 2017 (18:38).


Gunawan, Heri Indra. 2016. Isi Konggres Bahasa Indonesia I sampai X.
http://www.gurungapak. com/2016/05/konggres-bahasa-indonesia. html. 11

September 2017 (15:09).


Sukartha, I Nengah, dkk.2010. Bahasa Indonesia Akademik Untuk Perguruan
Tinggi.

Bali : Udayana University Press.


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2016. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).

https://pbsiikipgunungsitoli. blogspot. co. id/2016/12/ejaan-bahasa-


indonesiaebi.html?m=l. 23 September 2017 (19:15).
Wikipedia. Bahasa Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia. 11

September 2017 (14:52).

You might also like