You are on page 1of 29

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Nyeri merupakan pengalaman yang subjektif, sama halnya saat seseorang
mencium bau harum atau busuk, mengecap manis atau asin, yang kesemuanya
merupakan persepsi panca indera dan dirasakan manusia sejak lahir. Walau
demikian, nyeri berbeda dengan stimulus panca indera, karena stimulus nyeri
merupakan suatu hal yang berasaldari kerusakan jaringan atau yang
berpotensi menyebabkan kerusakan jaringan.
Abdominal pain adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan
bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen atau perut, yang disebabkan
oleh infeksi di dalam organ perut. Faktor penyebabnya adalah konstipasi yang tidak
dapat terobati dan gejala klinis kolik abdomen adalah kram pada abdomen, distensi,
muntah, dan adanya nyeri tekan pada abdomen.
Akhir- akhir ini, peningkatan kolik abdomen meningkat sangat pesat. Kejadian
penyakit kolik abdomen terjadi karena pola hidup yang tidak sehat sehingga
berdampak pada kesehatan tubuh (Bare, 2011).
Menurut data dari WHO (World Health Organitation) pada tahun 2012 ±7 miliar jiwa,
Amerika Serikat berada diposisi pertama dengan penderita kolik abdomen terbanyak
47% dari 810.000 orang penduduk. Nyeri abdomen dapat berasal dari dalam organ
abdomen termasuk nyeri viseral dan dari lapisan dinding perut (nyeri somatik)
Lokasi nyeri abdomen bisa mengarah pada penyebab nyeri, walaupun sebagian
nyeri yang dirasakan merupakan penjalaran dari tempat lain (Barbara, 2011).
Penatalaksanaan kolik abdomen dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan radiologi
yang di dalamnya terdapat aspirasi abses abdomen dan terapi antibiotik. Pada
akhirnya, penanganan pasien kolik abdomen secara umum adalah dengan
menentukan apakah pasien tersebut merupakan kasus bedah yang harus dilakukan
tindakan operasi atau tidak
2. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan yang diinginkan penulis yaitu diperolehnya pengalaman nyata
dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Abdominal Pain
Hari ke 1 di Ruang Kenanga RSUD Sunan Kalijaga Demak
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan selama 3x24 jam maka diharapkan
penulis dapat :
1. Melaksanakan pengkajian pada klien dengan Abdominal pain
2. Membuat analisa data keperawatan pada klien dengan Abdominal pain
3. Menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan Abdominal pain
1
4. Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Abdominal pain
5. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Abdominal pain
6. Mengidentifikasi faktor pendukung, penghambat serta dapat mencapai
solusinya

BAB II
TINJAUAN TEORI

1. PENGERTIAN

Nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak menyenangkan yang terasa disetiap regio
abdomen (Pierce A. Grace &Neil R.Borley, 2006). Nyeri abdomen ada dua yaitu, nyeri
abdomen akut dan nyeri abdomen kronis.

A. Nyeri Abdomen Akut

Nyeri abdomen akut biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri dengan onset
mendadak, dan durasi pendek. Nyeri alih (referred pain) adalah persepsi nyeri pada suatu
daerah yang letaknya jauh dari tempat asal nyeri. Keluhan yang menonjol dari pasien
dengan abdomen akut adalah nyeri perut. Rasa nyeri perut dapat disebabkan oleh kelainan-
2
kelainan di abdomen atau di luar abdomen seperti organ-organ di rongga toraks. Nyeri
abdomen dibedakan menjadi dua yaitu nyeri visceral dan nyeri somatik.
1.Nyeri Viseral:

Nyeri viseral terjadi karena rangsangan pada peritoneum yang meliputi organ intraperitoneal
yang dipersarafi oleh susunan saraf otonom. Peritoneum viseral tidak sensitif terhadap
rabaan, pemotongan atau radang. Kita dapat melakukan sayatan atau jahitan pada usus
tanpa dirasakan oleh pasien, akan tetapi bila dilakukan tarikan, regangan atau kontraksi
yang berlebihan dari otot (spasme) akan memberi rasa nyeri yang tumpul disertai rasa
sakit.Pasien biasanya tidak dapat menunjukkan secara tepat lokalisasi nyeri,digambarkan
pada daerah yang luas dengan memakai seluruh telapak tangan. Karena nyeri ini tidak
pengaruhi oleh gerakan, pasien biasanya bergerak aktif tanpa menyebabkan bertambahnya
rasa nyeri.

2.Nyeri somatik :

Terjadi karena rangsangan pada peritoneum parietale yang dipersarafi oleh saraf tepi
diteruskan ke susunan saraf pusat. Rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk atau disayat dengan
pisau yang dapat ditunjukkan secara tepat oleh pasien dengan menunjukkannya
memakai jari. Rangsangan dapat berupa rabaan, tekanan, perubahan suhu, kimia-i
atau proses peradangan.Pergeseran antara organ viseral yang meradang dengan
peritoneum parietal akan menimbulkan rangsangan yang menyebabkan rasa nyeri. Baik
akibat peradangannya sendiri maupun gesekan antara kedua peritoneum dapat
menyebabkan rasa nyeri atau perubahan intensitas rasa nyeri.Keadaan inilah yang
menjelaskan nyeri kontralateral pasien dengan apendisitis akut. Setiap gerakan dari pasien
juga akan menambah rasa nyeri, baik itu berupa gerakan tubuh maupun gerakan
pernafasan yang dalam atau batuk. Hal inilah yng menerangkan mengapa pasien dengan
abdomen akut biasanya berusaha untuk tidak bergerak, bernafas dangkal dan menahan
batuk.Lokalisasi nyeri, sifat nyeri serta hubungannya dengan gejala lain memungkinkan kita
dapat lebih mendekati diagnosis kemungkinan.

B. Nyeri Abdomen Kronis

Nyeri abdomen kronis biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri berlanjut, baik
yang berjalan dalam waktu lama atau berulang/hilang timbul.Nyeri kronis dapat berhubungan
dengan ekserbasi akut.

2. ETIOLOGI

3
Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh masalah disepanjang saluran pencernaan
atau diberbagai bagian abdomen, yang bisa berupa:
a.ulkus yang mengalami perforasi
b.irritable bowel syndrome
c.apendisitis
d.pankreasitis
e.batu empedu
Beberapa kelainan tersebut bersifat relative ringan: yang lain mungkin bisa berakibat
fatal.

3. MANIFESTASI KLINIS
a. Nyeri abdomen
b. Mual, muntah
c. Tidak nafsu makan
d. Lidah dan mukosa bibir kering
e. Turgor kulit tidak elastis
f. Urine sedikit dan pekat
g. Lemah dan kelelahan

4. PATOFISIOLOGI
Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya selalu
bersumber pada: visera abdomen, organ lain di luar abdomen, lesi pada susunan
saraf spinal, gangguan metabolik, dan psikosomatik. Rasa nyeri pada abdomen
somatik berasal dari suatu proses penyakit yang menyebar ke seluruh peritoneum
dan melibatkan visera mesentrium yang berisi banyak ujung saraf somatik, yang
lebih dapat meneruskan rasa nyerinya dan lebih dapat melokalisasi rasa nyeri dari
pada saraf otonom. Telah diketahui pula bahwa gangguan pada visera pada mulanya
akan menyebabkan rasa nyeri visera,tetapi kemudian akan diikuti oleh rasa nyeri
somatik pula, setelah peritoneum terlibat. Rasa nyeri somatik yang dalam akan
disertai oleh tegangan otot dan rasa mual yang merupakan gejala khas peritonitis.
Reflek rasa nyeri abdomen dapat timbul karena adanya rangsangan nervus fremikus,
misalnya pada pneumonia. Rasa nyeri yang berasal dari usus halus akan timbul di
daerah abdomen bagian atas epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari usus besar
akan timbul dibagian bawah abdomen. Reseptor rasa nyeri didalam traktusdigestivus
terletak pada saraf yang tidak bermielin yang berasal dari sistem saraf otonom pada
mukosa usus. Jaras sasaraf ini disebut sebagai serabut saraf C yang dapat
meneruskan rasa nyeri lebih menyebar dan lebih lama dari rasa nyeri yang
dihantarkan dari kulit oleh serabut saraf A. reseptor nyeri pada abdomen terbatas di
submukosa,lapisan muskularis, dan serosa dari organ abdomen. Serabut C ini akan
bersamaan dengan saraf simpatis menuju ke ganglia pre dan paravertebra dan
memasuki akar dorsa ganglia.Impuls aferen akan melewati medula spinalis pada
traktus spinotalamikus lateralis menuju talamus, kemudian ke korteks serebri. Impuls
aferen dari visera biasanya dimulai oleh regangan atau akibat penurunan ambang
4
nyeri pada jaringan yang meradang. Nyeri ini khas bersifat tumpul, pegal, dan
berbatas tak jelas serta sulit dilokalisasi. Impuls nyeri dari visera abdomen atas
( lambung, duodenum, pankreas, hati, dan sistem empedu ) mencapai medula
spinalis pada segmen torakalis 6,7,8 serta dirasakan di daerah epigastrium. Impuls
nyeri yang timbul dari segmen usus yang meluas dari ligamentum Treitz sampai
fleksura hepatika memasuki segmen torakalis 9 dan 10, dirasakan di sekitar
umbilikus. Dari kolon distalis, ureter, kandung kemih, dan traktus genetalia
perempuan,impuls nyeri mencapai segmen torakal 11 dan 12 serta segmen lumbalis
pertama. Nyeri dirasakan pada daerah suprapubik dan kadang-kadang menjalar ke
labium atau skrotum. Jika proses penyakit meluas ke peritorium maka impuls nyeri
dihantarkan oleh serabut aferen somatis ke radiks spinal segmentalis 1,3 nyeri yang
disebabkan oleh kelainan metabolik seperti pada keracunan timah, dan porfirin
belum jelas patofisiologi dan patogenesisnya.

5. PATHWAY

Ulkus yang mengalami perforasi,Irritable


bowel syndrome,Appendisitis,
Pankreasitis, batu empedu
visera abdomen, organ lain di
luar abdomen, lesi pada susunan
saraf spinal, gangguan metabolik,
Ujung saraf somatik
dan psikosomatik

Rangsangan nervus MK: Mual Otot abdominal


fremikus melemah

MK : Nyeri Mobilitas fisik


terganggu
MK: Intoleransi
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK aktivitas
a.Pemeriksaan fisik
b.Pemeriksaan DL
c.Amilase : Kadar serum >3x batas atas kisaran normal merupakan diagnostik
pankreatitis
d.B-HCG(serum): Kehamilan ektopik (kadar B-HCG dalam serum lebih akurat dari
pada dalam urine)
e.Gas darah arteri: Asidosis metabolik(iskemia usus, peritonitis, pankreatitis)
f.Urin porsi tengah (MSU):infeksi saluran kemih
g.EKG: Infark miokard
h.Rontgen thorak: Viskus perforasi(udara bebas),Pneumonia
i.Rontgen Abdomen: Usus iskemik(dilatasi,usus yang edema dan menebal),
Pankreatitis (pelebaran jejunum bagian atas sentimel), Kolangitis (udara dalam
5
cabang bilier), kolitis akut(kolon mengalami dilatasi,edema dan gambaran
menghilang), obstruksi akut(Usus mengalami dilatasi,tanda “string of pearl”) Batu
Ginjal (Radioopak dalam saluran ginjal)
j.Ultrasonografi
k.CT scan : merupakan pemeriksaan penunjang pilihan untuk inflamasi peritoneum
yang tidak terdiagnosis (terutama pada orang tua yang didiagnosis bandingnya luas,
pada pasien yang dipertimbangkan untuk dilakukan laparotomi dan diagnosis belum
pasti..pankreatitis,trauma hati/limpa/mesenterium, divertikulitis, aneurisma
l.IVU (urografi intravena) : batu ginjal,obtruksi saluran ginjal

7. PENATALAKSANAAN
i. Medis
1. Pemberian analgesic
2. Pembedahan
ii. Keperawatan
a.Kaji nyeri dengan tehnik P,Q,R,S,T
b.Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi
c.Berikan posisi yang nyaman pada klien
d.Berikan edukasi tentang nyeri
8. ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian
a. Pasien mengeluh nyeri perut.
b. Nadi meningkat
c. Tekanan darah meningkat
d. RR meningkat
e. Pasien tampak meringis
f. Pasien mengatakan nyeri ringan – sedang
g. Pasien mengatakan nyerinya bersifat tumpul, pegal, dan berbatas tak jelas serta
sulit dilokalisasi
h. Pasien hanya minum < 8 gelas sehari
i. Pasien muntah-muntah
j. Pasien tampak lemah
k. Lidah dan mukosa bibir pasien kering
l. Turgor kulit tidak elastis.
m. Urine sedikit dan pekat.
n. Pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan
o. Pasien hanya makan sedikit dari porsi yang diberikan
p. Berat badan pasien turun
q. Pasien tampak lemah dan kelelahan
r. Pasien tidak bisa melakukan aktivitas.
Pemeriksaan fisik
 Dilaksanakan dengan memeriksa dulu keadaan umum penderita (status
generalis) untuk evaluasi keadaan sistim pemafasan, sistim kardiovaskuler dan
sistim saraf yang merupakan sistim vital untuk kelangsungan kehidupan.
Pemeriksaan keadaan local (status lokalis abdomen) pada penderita
dilaksanakan secara sistematis dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Tanda-tanda khusus pada akut abdomen tergantung pada penyebabnya seperti
trauma, peradangan, perforasi atau obstruksi.
 Inspeksi
6
Tanda-tanda khusus pada trauma daerah abdomen adalah:

- Penderita kesakitan. Pernafasan dangkal karena nyeri didaerah abdomen.


Penderita pucat, keringat dingin. Bekas-bekas trauma pads dinding abdomen,
memar, luka,prolaps omentum atau usus. Kadang-kadang pada trauma tumpul
abdomen sukar ditemukan tanda-tanda khusus, maka harus dilakukan
pemeriksaan berulang oleh dokter yang sama untuk mendeteksi kemungkinan
terjadinya perubahan pada pemeriksaan fisik. Pada ileus obstruksi terlihat
distensi abdomen bila obstruksinya letak rendah, dan bila orangnya kurus
kadang-kadang terlihat peristalsis usus(Darm-steifung)
 Perkusi
Perkusi pads akut abdomen dapat menunjukkan 2 hal:
1.Perasaan nyeri oleh ketokan pads jari. Ini disebut sebagai nyeri ketok.
2.Bunyi timpani karena meteorismus disebabkan distensi usus yang berisikan
gas pads ileus obstruksi rendah
 Auskultasi
Auskultasi tidak memberikan gejala karena pada akut abdomen terjadi
perangsangan peritoneum yang secara refleks akan mengakibatkan ileus
paralitik.
 Pemeriksaan Rectal
Toucher atau perabaan rektum dengan jari telunjuk juga merupakan
pemeriksaan rutin untuk mendeteksi adanya trauma pads rektum atau keadaan
ampulla recti apakah berisi faeces atau teraba tumor.
2) Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d agen cedera biologis ditandai dengan ekspresi wajah nyeri
2. Mual b.d rasa makanan/minuman yang tidak enak ditandai dengan keengganan
terhadap makanan
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan imobilitas ditandai dengan
ketidaknyamanan setelah beraktivitas
3) Intervensi
1. Nyeri b.d agen cedera biologis ditandai dengan ekspresi wajah nyeri
NOC :
Setelah dilakukan tindakan kep selama 3x24 jam diharapkan tingkat nyeri berkurang:
NIC :
1. Monitor TTV
2. Kaji manajemen nyeri
3. Anjurkan untuk terapi relaksasi
4. Terapi musik
5. Kolab pemberian analgesik
2. Mual b.d rasa makanan/minuman yang tidak enak ditandai dengan keengganan
terhadap makanan
NOC :
Setelah dilakukan tindakan kep selama 3x24 jam diharapkan dapat mengontrol mual
muntah
NIC :
1. Kaji Manajemen mual
7
2. Pemasangan infus
3. Monitor cairan
4. Terapi relaksasi
3. Intoleransi aktifitas b.d imobilitas ditandai dengan ketidaknyamanan setelah
beraktivitas
NOC :
Setelah dilakukan tindakan kep selama 3x24 jam diharapkan toleransi terhadap
aktifitas
NIC :
1. Terapi aktivitas
2. Manajemen energy
3. Bantuan perawatan diri
4. Terapi music

9. DAFTAR PUSTAKA

Barbara, K. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan Praktik.
Edisi VII Volume 1. Jakarta : EGC

Grace, Pierce A. dan Neil R. Borley. At a Glance Ilmu Bedah. Alih bahasa dr. Vidia
Umami. Editor Amalia S. Edisi 3. Jakarta : Erlangga,2006

Price,S.A and Wilson L.M.2006 Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.


Jakarta : EGC

8
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M

DENGAN ABDOMINAL PAIN DI RUANG KENANGA

RSU SUNAN KALIJAGA DEMAK

Nama Mahasiswa : ROHMAD H

Hari/Tanggal : 27-10-2018

NIM : N520184281

Tempat Praktik : Ruang Kenanga

A. Pengkajian

1. IDENTITAS

a. IdentitasPasien

Nama : Tn. M

Umur : 60 tahun

Jeniskelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Tani

9
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Status perkawinan : Menikah

Alamat : Donorejo 3/1 Karang Tengah Demak

Tanggal masuk RS : 27-10-2018

No.RM : KLJG01200196582

DiagnosaMedis : Abdominal Pain

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. M

Umur : 35 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Donorejo 3/1 Karang Tengah Demak

Hub dengan pasien : Anak

2. RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan Utama : Nyeri perut

b. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengatakan nyeri pada perut sebelah kiri, nguling-nguling, mual, nafsu makan
menurun, flatus (+) 1 minggu yang lalu post op hernia, Nyeri seperti di tusuk-tusuk, nyeri
dirasakan terus menerus ekspresi wajah meringis kesakitan dengan pengukuran skala nyeri
5, pasien mengeluh tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasanya, hanya berbaring di
tempat tidur

c. Riwayat penyakit dahulu :

10
Pasien mengatakan tidak pernah sakit seperti itu sebelumnya, hanya sakit biasa seperti
pusing, panas, batuk pilek dan capek

d. Riwayat penyakit keluarga :

Pasien hidup bersama istrinya dan 1 anak perempuan, menantu dan 2 cucunya, pasien
tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya, pasien dan keluarga pasien tidak mempunyai
penyakit Hipertensi, DM dan hepatitis

e. Riwayat Alergi :

Pasien tidak mempunyai alergi obat

f. Genogram

Tn.M

Keterangan :

Tn.M
: Laki - laki : Pasien

: perempuan

: Serumah

3. POLA FUNGSIONAL (MENURUT VIRGINIA HENDERSON)

a. Pola Pernapasan

11
Pasien mengatakan tidak sesak nafas

b. Kebutuhan nutrisi

Pasien makan 3 kali sehari dengan porsi setengah piring habis dan minum -+1800 cc/hari,
selama sakit pasien mengatakan nafsu makan menurun, jika mencium bau makanan
merasakan mual, pasien minum -+ 1300 cc/hari

c. Kebutuhan eliminasi

Pasien mengatakan sebelum sakit BAB 1 kali dan BAK 5-7 kali sehari, selama sakit pasien
BAB 1 kali dan BAK 3-4 kali sehari

d. Kebutuhan Istirahat dan tidur

Sebelum masuk Rumah sakit pasien tidur 7-8 jam per hari.Pasien hampir tidak pernah tidur
siang. Tapi setelah masuk Rumah Sakit pasien hanya tidur 4-5 jam per hari, dan sering
terbangun jika tidur karena nyeri yang dialami sangat menggangu.

e. Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Pasien mengatakan tidak nyaman dengan penyakit yang dideritanya

f. Kebutuhan berpakaian

Pasien di bantu dalam memakai pakaian

g. Kebutuhan mempertahankan suhu tubuh dan sirkulasi

Pasien mengatakan badannya tidak panas

h. Kebutuhan personal hygiene

Pasien di bantu anaknya dalam kebutuhan personal hygiene

i. Kebutuhan gerak dan keseimbangan tubuh

Pasien tiduran di tempat tidur karena nyeri pada perut yang dialaminya

j. Kebutuhan berkomunikasi dengan orang lain

Pasien mampu berkomunikasi baik dengan orang lain, petugas dan keluarganya

k. Kebutuhan spiritual

Sebelum masuk Rumah Sakit pasien rajin beribadah bersama keluarga.

12
Setelah dirawat di Rumah Sakit pasien tidak sholat karena kondisi pasien dengan tangan
terpasang infus

l. Kebutuhaan bekerja

Pasien tidak bekerja dan beraktifitas apapun, hanya tiduran di bed

m. Kebutuhan bermain dan rekreasi

Sebelum masuk RS pasien jarang untuk berekreasi

n. Kebutuhan belajar

Pasien adalah panutan dari anak-anaknya

4. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis E: 4 V: 5 M:6

c. TTV :

TD : 120/70 mmHg

N : 90 x/menit

S : 36,2 C

RR : 20 x/menit

d. Kepala : Bentuk normal, mesochepal tidak ada benjolan dan lesi

e. Wajah : Simetris, ovale

f. Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik

, fungsi penglihatan tidak ada gangguan

g. Hidung : Bentuk simetris, tidak terdapat cuping hidung,

tidak ada polip

h. Mulut : Mukosa kering

i. Telinga : Normal tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik

j. Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada


13
peningkatan JVP

k. Dada : Bentuk normal dengan gerak simetris

Paru

I : Simetris kanan kiri, normal

P : Vokal premitus kanan kiri sama

P : Sonor kanan kiri

A : Suara Vesikuler

Jantung

I : Ictus cordis tidak tampak pada mid klavikula intercostal 4-5 kiri

P : Ictus cordis teraba pada mid klavikula intercostal 4-5 kiri

P : Pekak di intercosta 5

A : Terdengar bunyi jantung S1 dan S2

l. Abdomen

I : Datar

A : Bunyi peristaltic 24 x/menit

P : Tidak terdapat nyeri tekan

P : Tympani

m. Genetalia : bersih

n. Ekstremitas

Atas : Tidak ada edema, terpasang infus RL 20 tpm di tangan kanan

Bawah :Tidak ada edema, tidak ada luka

5. DATA PENUNJANG

a. Pemeriksaan laborat

Hb : 15,5 g/dL

14
Hematokrit : 44,1

Lekosit : 21,1

Trombosit : 259

Eritrosit : 5,16

Netrofil : 88,4

Limfosit : 5,2

Monosit : 6,2

Eosinofil : 0,0

Basofil : 0,1

MCH : 20,0

MCHC : 25,1

MCV : 65,5

RDW : 11,8

MPV : 9,7

PDW : 9,9

Kimia Klinik

Kalium : 4,23

Natrium : 133,12

Klorida : 99,10

Calsium : 9,49

Ureum : 41,8

Creatinin : 0,7

Magnesium : 1,8

b. Terapi medis

15
R/ - Inf RL 20 tpm

- Inj Ceftriaxone 2x1 mg

- Inj Ranitidine 3x1 A

- Inj ketorolac Extra 1 A

- Inj ondan Extra 1 A

c. Diet : Nasi

A.ANALISA DATA

No Hari/Tgl Data Fokus Problem Etiologi

Jam (DS&DO)

1 27-10-2018 Ds: Pasien mengatakan Nyeri Agen cidera


nyeri pada perut sebelah biologis
kiri, nguling-nguling, mual,
nafsu makan menurun,
flatus (+) 1 minggu yang
lalu post op hernia

Do: -Ekspresi wajah


meringis kesakitan

P:Nyeri nguling-nguling
Q:Nyeri seperti di tusuk-
tusuk
R:Di bagian perut
S:Skala nyeri 5
T:Nyeri dirasakan terus
menerus
- TD : 120/70 mmHg

N : 90 x/menit

S : 36,2 C

16
RR : 20 x/menit

2 27-10-2018 Ds: pasien mengatakan Mual Rasa


nafsu makan menurun, jika makanan/minuma
mencium bau makanan n yang tidak enak
merasakan mual, pasien
minum -+ 1300 cc/hari

Do: Pasien terlihat mual


saat di suapi

3 27-10-2018 Ds: pasien mengeluh tidak Intoleransi aktifitas Imobilitas


bisa melakukan aktifitas
seperti biasanya

Do:
- Pasien hanya berbaring di
tempat tidur
- Pasien di bantu keluarga
dalam aktifitas

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d agen cedera biologis ditandai dengan ekspresi wajah nyeri (Domain 12
kelas 1 kode diagnosis 00132)
2. Mual b.d rasa makanan/minuman yang tidak enak ditandai dengan keengganan
terhadap makanan (Domain 12 kelas 1 kode diagnosis 00134)
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan imobilitas ditandai dengan
ketidaknyamanan setelah beraktivitas (Domain 4 kelas 4 Kode Diagnosis 00092)

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Hari/tgl Dx. Kep NOC NIC Rasional

1 28-10- Nyeri b.d agen Setelah dilakukan O : Manajemen 1.Mengetahui


2018 cedera biologis tindakan kep selama perkembangan
nyeri :
ditandai dengan 3x24 jam diharapkan kondisi pasien
ekspresi wajah tingkat nyeri a.Pasien
2.Memberi pengaruh
nyeri (Domain 12 berkurang: mengatakan:
terhadap penurunan
kelas 1 kode
1. Monitor TTV P:Nyeri nguling- tingkat nyeri
diagnosis 00132)
nguling di perut
2. Kaji manajemen 3.Membantu
nyeri Q:Nyeri seperti di menentukan pilihan
17
3. Anjurkan untuk tusuk-tusuk intervensi dan
terapi relaksasi memberikan dasar
R:Di perut bagian
untuk perbandingan
4. Terapi musik kiri
dan evaluasi terhadap
5. Kolab pemberian S:Skala nyeri 5 terapi
analgesik
T:Nyeri dirasakan 4.analgetik dapat
terus menerus mengurangi rasa nyeri
yang dirasakan klien
N : Terapi music:

- Identifikasi
music yang
disukai pasien

- Pastikan bahwa
volume music
adekuat dan
tidak terlalu
keras

E:Terapi
relaksasi:

- Dapatkan
perilaku yang
menunjukkan
terjadinya
relaksasi nafas
dalam
- Tunjukkan dan
praktikkan
teknik relaksasi
pada pasien
- Dorong pasien
untuk
mengulang
praktik teknik
relaksasi

18
C : Pemberian
obat analgesic

2 28-10- Mual b.d rasa Setelah dilakukan O : Manajemen 1. Mengidentifikasi


2018 makanan/minuman tindakan kep selama mual: keefektifan
yang tidak enak 3x24 jam diharapkan intervensi yang
- Dorong pasien
ditandai dengan dapat mengontrol diberikan
untuk belajar 2. Mengidentifikasi
keengganan mual muntah:
strategi pengaruh mual
terhadap makanan
1.Kaji Manajemen mengatasi mual terhadap kualitas
(Domain 12 kelas 1
mual sendiri hidup pasien.
kode diagnosis - Kurangi factor 3. Memenuhi
00134) 2.Pemasangan infus pemicu yang kebutuhan nutrisi
meningkatkan pasien dan
3.Monitor cairan
mual mencegah mual
4.Terapi relaksasi - Dorong pola 4. Untuk menghindari
makan dengan terjadinya mual
porsi sedikit tapi 5. Untuk menghindari

sering dan efek mual


6. Membantu
sajikan yang
mengurangi efek
menarik
mual dan menegah
N : Pemasangan muntah
infus : Pasien
terpasang infus
RL di tangan
kanan

E : Terapi
relaksasi

- Dapatkan
perilaku yang
menunjukkan
terjadinya
relaksasi nafas
dalam

- Tunjukkan dan
praktikkan

19
teknik relaksasi
pada pasien

- Dorong pasien
untuk
mengulang
praktik teknik
relaksasi

C : Kolab dengan
ahli gizi

3 28-10- Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan O : Manajemen 1.Membantu pasien


2018 berhubungan tindakan kep selama anergi : dalam latihan gerak
dengan imobilitas 3x24 jam diharapkan
- Monitor asupan 2.Membantu pasien
ditandai dengan meningkatkan
nutrisi untuk dalam pemenuhan
ketidaknyamanan toleransi terhadap
mengetahui ADL
setelah beraktivitas aktifitas:
sumber energy
(Domain 4 kelas 4 3.Meningkatkan
1.Terapi aktivitas yang adekuat
Kode Diagnosis - Lakukan ROM aktivitas secara
00092) 2.Manajemen aktif dan pasif bertahap sampai
energy normal
N : Terapi music:
3.Bantuan
- Identifikasi
perawatan diri
music yang
4.Terapi music disukai pasien
- Pastikan bahwa
volume music
adekuat dan
tidak terlalu
keras

E : Terapi
aktivitas :

- Bantu dengan
aktivitas fisik
misalnya
berpindah,

20
ambulasi
- Berikan
aktivitas motoric
untuk
mengurangi
terjadinya nyeri
perut
- Dorong aktivitas
kreatif yang
tepat

C : Libatkan
keluarga dalam
aktivitas

D. IMPLEMENTASI

No Hari/ Dx. Kep Implementasi Kep Respon TTD


tanggal
1 29-10- Nyeri b.d agen 1. Melakukan Manajemen 1. Ds : Pasien
nyeri :
2018 cedera biologis mengatakan
a.Pasien mengatakan:
ditandai dengan P:Nyeri nguling-nguling nyeri berkurang
di perut Do: Wajah pasien
ekspresi wajah
Q:Nyeri seperti di
masih terlihat
nyeri (Domain 12 tusuk-tusuk
R:Di perut bagian kiri meringis
kelas 1 kode
S:Skala nyeri 3
kesakitan
diagnosis 00132) T:Nyeri dirasakan terus
menerus
2. Melakukan terapi
2. Ds : Pasien
music:
- Mengidentifikasi mengatakan
music yang disukai
suka music religi
pasien
Do : Pasien
- Memastikan bahwa
volume music menikmati dan
adekuat dan tidak
mendengarkan
terlalu keras
3. Melakukan terapi music
relaksasi: 3. Ds : Pasien
- Mendapatkan
mengatakan
perilaku yang
menunjukkan bersedia
terjadinya relaksasi
mengikuti apa
nafas dalam
- Menunjukkan dan yang diajarkan
21
praktikkan teknik oleh petugas
relaksasi pada Do : Pasien
pasien
melakukan
- Mendorong pasien
untuk mengulang praktik terapi
praktik teknik
relaksasi nafas
relaksasi
4. Memberikan obat dalam
4. Ds : Pasien
analgesic
mengatakan
bersedia
meminum obat
Do: pasien
minum obat yang
diberikan
petugas
2 29-10- Mual b.d rasa 1.Melakukan Manajemen 1.Ds : Pasien
2018 makanan/minuman mual: mengatakan
yang tidak enak - Mendorong pasien untuk mual berkurang
ditandai dengan belajar strategi Do : Pasien
keengganan mengatasi mual sendiri terlihat makan di
- Mengurangi factor
terhadap makanan suapi anaknya
pemicu yang
(Domain 12 kelas 1 2.Ds : Pasien
meningkatkan mual
kode diagnosis mengatakan
- Mendorong pola makan
00134) tangannya
dengan porsi sedikit tapi
terpasang infus
sering dan sajikan yang
Do: Pasien
menarik
terpasang infus
2.Melakukan pemasangan
di tangan kanan
infus
3. Ds : Pasien
3.Melakukan terapi
mengatakan
relaksasi:
bersedia
- Mendapatkan perilaku
mengikuti apa
yang menunjukkan
yang diajarkan
terjadinya relaksasi nafas
oleh petugas
dalam
Do : Pasien
- Menunjukkan dan
melakukan
praktikkan teknik
praktik terapi
relaksasi pada pasien
nafas dalam
- Mendorong pasien untuk 4. Ds : Pasien
mengulang praktik teknik mengatakan
22
relaksasi bersedia makan
4.Berkolab dengan ahli gizi dari jatah RS
walupun tidak
habis, porsi ½
Do : Pasien
makan diit yang
diberikan
petugas gizi RS
3 29-10- Intoleransi aktifitas 1. Melakukan Manajemen 1. Ds : Pasien
2018 berhubungan energi : mengatakan
- Memonitor asupan nutrisi
dengan imobilitas sudah mau untuk
untuk mengetahui
ditandai dengan makan dan mual
sumber energy yang
ketidaknyamanan berkurang
adekuat Do: Pasien
setelah beraktivitas
2. Melakukan terapi
makan dengan
(Domain 4 kelas 4
music:
porsi 1/2
Kode Diagnosis - Mengidentifikasi music
2. Ds : Pasien
00092) yang disukai pasien
mengatakan
- Memastikan bahwa
suka dengan
volume music adekuat
music religi
dan tidak terlalu keras
3. Do : Pasien
3. Melakukan terapi
tampak
aktivitas :
- Membantu dengan mendengarkan
aktivitas fisik misalnya dan menikmati
berpindah, ambulasi suara music religi
- Memberikan aktivitas 4. Ds : Pasien
motoric untuk mengatakan
mengurangi terjadinya dalam
nyeri perut pemenuhan ADL
- Mendorong aktivitas
masih di bantu
kreatif yang tepat
keluarganya
4. Melibatkan keluarga
Do : Pasien
dalam aktivitas
dibantu keluarga
kalau ingin ke
kamar mandi

E. EVALUASI

No Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi TTD

23
Jam Keperawatan

1 30-10-2018 Nyeri b.d agen S: Pasien mengatakan nyeri


cedera biologis berkurang
ditandai dengan
O: Pasien masih meringis sakit
ekspresi wajah
dengan skala nyeri 3
nyeri (Domain 12
kelas 1 kode A: Abdominal pain
diagnosis 00132)
P: Lanjut intervensi

2 30-10-2018 Mual b.d rasa S: Pasien mengatakan mualnya


makanan/minuman sudah berkurang dan pasien
yang tidak enak bersedia makan
ditandai dengan
O: Pasien makan dengan porsi ½
keengganan
piring
terhadap makanan
(Domain 12 kelas A: Abdominal pain
1 kode diagnosis
P: Pertahankan intervensi
00134)

3 30-10-2018 Intoleransi aktifitas S: Pasien mengatakan masih


berhubungan dibantu keluarganya dalam
dengan imobilitas kebutuhan ADL
ditandai dengan
O: Pasien dibantu anaknya saat
ketidaknyamanan
ingin ke kamar mandi
setelah
beraktivitas A: Abdominal pain
(Domain 4 kelas 4
P: Lanjut intervensi
Kode Diagnosis
00092)

24
JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : ROHMAD H

Hari/Tanggal : 27-10-2018

NIM : N520184281

Tempat Praktik : Ruang Kenanga

Judul Jurnal : Pengaruh terapi relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tingkat
nyeri pada pasien abdominal pain

1. IDENTITAS

Nama : Tn. M
25
Umur : 60 tahun

Jeniskelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Tani

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Status perkawinan : Menikah

Alamat : Donorejo 3/1 Karang Tengah Demak

Tanggal masuk RS : 27-10-2018

No.RM : KLJG01200196582

DiagnosaMedis : Abdominal Pain

2. PENGKAJIAN

Ds: Pasien mengatakan nyeri pada perut sebelah kiri, nguling-nguling, mual, nafsu makan
menurun, flatus (+) 1 minggu yang lalu post op hernia

Do: -Ekspresi wajah meringis kesakitan

P:Nyeri nguling-nguling

Q:Nyeri seperti di tusuk-tusuk

R:Di bagian perut

S:Skala nyeri 5

T:Nyeri dirasakan terus menerus

- TD : 120/70 mmHg

N : 90 x/menit

S : 36,2 C

RR : 20 x/menit

3. TINDAKAN
26
TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

A. Pengertian
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang
dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas
dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri,
teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002).
B. Prosedur teknik relaksasi napas dalam menurut Priharjo (2003)
Bentuk pernapasan yang digunakan pada prosedur ini adalah pernapasan diafragma
yang mengacu pada pendataran kubah diagfragma selama inspirasi yang
mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas sejala dengan desakan udara
masuk selama inspirasi.
C. Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan :
Tidak ada

D. Prosedur :

1. Fase Orientasi:
a. Mengucapkan salam
b. Memberikan penjelasan kepada pasien maksud dan tujuan rencana
tindakan keperawatan
c. Menyiapkan alat dan bahan (bila dibutuhkan)
2. Fase kerja :
Adapun langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam adalah sebagai berikut
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
b. Usahakan tetap rileks dan tenang
c. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3
d. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks
e. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kalli
f. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut
secara perlahan-lahan
g. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks Usahakan agar tetap
konsentrasi / mata sambil terpejam
h. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
i. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
j. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
k. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal
dan cepat, pelepasan mediator kimia seperti bradikinin, prostagla
din dan substansi, akan merangsang syaraf simpatis sehingga
menyebabkan vasokostriksi yang akhirnya meningkatkan tonus otot
yang menimbulkan berbagai efek seperti spasme otot yang akhirnya
menekan pembuluh darah, mengurangi aliran darah dan

27
meningkatkan kecepatan metabolisme otot yang menimbulkan
pengiriman impuls nyeri dari medulla spinalis ke otak dan dipersepsikan
sebagai nyeri.
3. Fase Teminasi :
a. Menjelaskan kepada pasien bahwa tindakan perawatan sudah selasai
b. Merapikan alat dan bahan (bila diperlukan)
c. Mengucapkan salam

E. KAJIAN ILMIAH

Berdasarkan jurnal Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April


2015.Pengaruh Terapi Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Nyeri Akut Pada
Pasien Abdominal Pain di IGD RSUD KARAWANG 2014
Tehnik relaksasi nafas dalam secara ilmiah telah dibuktikan bahwa sangat
membantu mengurangi nyeri, hasil penelitian menunjukan skala nyeri yang dirasakan
oleh pasien Abdominal pain, sesudah dilakukan intervensi pada kelompok musik
religi dan nafas dalam sebagian berada pada skala nyeri ringan (1- 3) sebanyak 15
responden (88,2%), sedangkan pada kelompok kontrol teknik nafas dalam sebagian
berada pada skala nyeri ringan (1-3) sebanyak 11 responden (64,7%) mengalami
nyeri sedang.

F. Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015

PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP


TINGKAT NYERI AKUT PADA PASIEN ABDOMINAL PAIN
DI IGD RSUD KARAWANG 2014
Nita Syamsiah1, Endang Muslihat2
1,2
STIKes Kharisma Karawangan, Email: nitasyamsiah@gmail.com

ABSTRACT - Management of pain in abdominal pain implemented in two ways,


namely by pharmacological and non pharmacological. Pharmacological pain
management implemented in collaboration with other health professionals in
providing analgesic. While the non-pharmacological therapy is one of them is to
provide relaxation therapy. The objective of this study was to determine the effect of
relaxation techniques a deep breath on the level of acute pain in patients with
abdominal pain. The study design using analytic quasi experiment, respondents
were patients who come to the Emergency Room in RSUD Karawang hospitals with
a diagnosis of abdominal pain, a number of 30 respondents. Data processing
techniques were analyzed by independent t-test. The results showed there is a
significant effect of relaxation techniques for acute pain in patients with abdominal
pain in emergency hospitals Karawang. Results of the analysis (Pv = 0.000) <α
(0.005). Under these conditions, the recommendations of the results of this study are
to the health care unit to be able to implement procedures autogenic relaxation
28
techniques as an alternative to reduce the level of pain in patients with abdominal
pain in particular.
Keywords: relaxation technique a deep breath, acut pain, abdominal pain

ABSTRAK - Penatalaksanaan nyeri pada abdominal pain dilaksanakan dengan dua


cara yaitu secara farmakologis dan non farmakologis. Penatalaksanaan nyeri secara
farmakologis dilakukan secara berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam
pemberian analgetik. Sedangkan tindakan non farmakologis yaitu salah satunya
adalah dengan memberikan terapi relaksasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh tehnik relaksasi (nafas dalam) terhadap tingkat nyeri akut
pada pasien dengan abdominal pain. Desain penelitian menggunakan metode
analitik dengan pendekatan quasi eksperiment, responden penelitian adalah pasien
yang datang ke IGD RSUD Karawang dengan diagnosa abdominal pain sebanyak 30
responden. Tehnik pengolahan data dianalisis dengan uji independent t-test. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat pengaruh tehnik relaksasi yang signifikan terhadap
nyeri akut pada pasien dengan abdominal pain di IGD RSUD Karawang. Hasil
analisa diperoleh (Pv=0,000) < α (0,005). Berdasarkan hal tersebut maka
rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah kepada unit pelayanan kesehatan untuk
dapat menerapkan prosedur tehnik relaksasi nafas dalam sebagai salah satu
alternatif untuk menurunkan tingkat nyeri pada pasien khususnya abdominal pain.
Kata kunci: tehnik relaksasi nafas dalam, nyeri akut, nyeri abdomen

G. DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015.Pengaruh Terapi Relaksasi
Nafas Dalam Terhadap Tingkat Nyeri Akut Pada Pasien Abdominal Pain di IGD
RSUD KARAWANG 2014

(Nita Syamsiah, 2014) Pengaruh tekhnik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan
nyeri pada pasien Abdominal pain di RSUD KARAWANG 2014

29

You might also like