You are on page 1of 16

MAKALAH

PERILAKU BERBOHONG PADA ANAK USIA DINI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


“Modifikasi Perilaku Anak Usia Dini”

Dosen Pengampu :
“Siti Makhmudah, MA.”

Disusun Oleh :
Utomo

PIAUD SEMESTER 5

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ‘ULA


(STAIM)
NGLAWAK – KERTOSONO – NGANJUK
2018

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, makalah yang berjudul “Prilaku Berbohong Pada Anak Usia
Dini” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktuny. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Modifikasi
Perilaku Anak Usia Dini. Dengan membuat tugas ini penulis harapkan mampu
untuk memahami lagi tentang materi ini.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun
berkat bimbingan dan bantuan dari beberapa pihak, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Penulis sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif,
sebagai upaya menyempurnaan makalah yang sudah kami buat. Semoga makalah
ini dapat memberi manfaat tersendiri bagi pembacanya dan bagi semua orang lain.

Nglawak, 17 September 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian Bohong ....................................................................................... 3
B. Tanda – Tanda Anak Bohong ...................................................................... 4
C. Perbedaan Bohong Besar Dan Bohong Kecil .............................................. 5
D. Bentuk-Bentuk Kebohongan ........................................................................ 5
E. Faktor Penyebab Perilaku Bohong ............................................................... 6
F. Cara Mengatasi Prilaku Berbohong Anak.................................................... 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11
A. Simpulan .................................................................................................... 11
B. Saran ........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Al-Istambuli, “Kecemasan orang tua disebabkan oleh
timbulnya perbuatan negatif anak yang dapat merugikan masa depannya.”1
Kekhawatiran orang tua ini cukup beralasan sebab anak kemungkinan akan
berbuat apa saja tanpa berpikir risiko yang akan ditanggungnya. Biasanya
penyesalan baru 2 datang setelah anak menanggung segala risiko atas
perbuatannya. Keadaan ini tentu akan mengancam masa depannya.
Menurut Prayitno , “sumber-sumber permasalahan pada diri anak
banyak terletak di luar sekolah.”2 Hal ini disebabkan oleh anak lebih lama
berada di rumah dari pada di sekolah. Karena anak lebih lama berada di
rumah, orang tualah yang seharusnya lebih memiliki wewenang untuk
mendidik dan mengasuh anak tersebut.
Upaya guru dalam mengatasi masalah siswa yang tidak jujur atau
sering berbohong selama ini adalah melakukan pendekatan pribadi, dimana
guru dapat mengenal dan memahami siswa secara lebih mendalam sehingga
dapat membantu dalam keseluruhan proses belajar mengajar , atau dengan
kata lain, guru berfungsi sebagai pembimbing yang mampu untuk membantu
tiap peserta didik dalam mengatasi masalah pribadi yang dihadapinya.
Berdasarkan data yang diperoleh terdapat beberapa anak yang kurang
memiliki perilaku tidak jujur atau sering berbohong. Hal ini nampak sekali
pada proses pembelajaran, mereka tidak mengerjakan tugas yang diberikan
guru dan ketika ditanya guru mereka mengatakan tidak memiliki alat tulis
karena orang tua tidak memiliki uang untuk membeli alat tulis. Indikasi
penunjang anak berprilaku berbohong yaitu anak sering memutar balikkan
kebenaran, anak mengaku sudah mengerjakan pekerjaannya padahal belum.
Dalam bercerita baik dengan guru dan teman anak sering melebih-lebihkan,

1
Istambuli. 2002. Perkembangan Peserta Didik, Rineka Cipta. Hlm. 34
2
Prayitno. 2004. Penddikan Anak Sekolah Dasar Edisi 1, Bandung: Rineka Cipta. Hlm. 55

1
dan anak sering menceritakan sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selain itu
anak sering menyalahkan orang lain untuk kesalahan yang dibuatnya sendiri.
Upaya pencegahan yang dilakukan guru ketika siswa berbohong yaitu
tidak memojokkan siswa dengan pertanyaan yang bersifat menuduh karena
bagaimanapun juga setiap anak butuh diberi kepercayaan. Di samping itu,
faktor lain yang mempengaruhi sikap berbohong siswa , adalah kurangnya
pembiasaan ataupun latihan dari lingkungan keluarga. Lingkungan sosial anak
yang kurang kondusif pula merupakan aspek yang mempengaruhi perilaku
ketidakjujuran anak.
Berbohong pernah dilakukan oleh semua anak manapun. Memang
wajar bahwa sekali waktu anak berbohong kepada orangtua. Akan tetapi, bila
berbohong menjadi kebiasaan anak, orang tua dan guru tentu merasa jengkel.
Dalam mencegah perilaku anak yang suka bohong, orangtua dan guru perlu
memahami penyebab yang mendasari mengapa anak memilih untuk berkata
bohong. Untuk menganalisa faktor penyebab anak berbohong maka penulis
tertarik untuk mengangkat topik masalah berbohong pada anak usia dini
menjadi judul penulisan makalah.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Bohong?
2. Apa saja Tanda – Tanda Anak Bohong?
3. Bagaimana Perbedaan Bohong Besar Dan Bohong Kecil ?
4. Bagaimana Bentuk-Bentuk Kebohongan?
5. Apa saja Faktor Penyebab Perilaku Bohong ?
6. Bagaimana Cara Mengatasi Prilaku Berbohong Anak ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Bohong
2. Untuk mengetahui Tanda – Tanda Anak Bohong
3. Untuk mengetahui Perbedaan Bohong Besar Dan Bohong Kecil
4. Untuk mengetahui Bentuk-Bentuk Kebohongan
5. Untuk mengetahui Faktor Penyebab Perilaku Bohong
6. Untuk mengetahui Cara Mengatasi Prilaku Berbohong Anak

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bohong
Menuru Ali syahbana, Berbohong merupakan hal yang seringkali juga
dilakukan anak-anak. Biasanya dilakukan dalam bentuk memutar balikkan
kebenaran. Secara umum diyakini bahwa bohong artinya mengatakan sesuatu
yang tidak ada dasar realitasnya. Misalnya saja mengatakan ada badai di laut
padahal tidak 5 ada, mengatakan turut berduka padahal tidak berduka,
mengatakan memiliki mainan padahal tidak punya.3
Kebohongan juga bisa diartikan sebaliknya, yakni mengatakan sesuatu
yang tidak ada padahal ada dalam realitasnya. Misalnya saja mengatakan tidak
memiliki uang padahal punya, mengatakan tidak cemburu padahal cemburu,
mengatakan tidak apa-apa padahal apa-apa. Cukup biasa terjadi mengatakan
baikbaik saja padahal merintih perih karena tangan tergores pisau.
Kebohongan yang mungkin terjadi bisa sebanyak fenomena yang mungkin
terjadi di dunia. Setiap fenomena bisa dibuat versi bohongnya. Oleh sebab itu,
berbohong luar biasa gampang karena tinggal men’tidak’kan apa yang ada
saja. Misalnya, ada petir dibilang tidak ada, merasa capek tapi bilang tidak
capek, bilang tidak punya uang ternyata punya. Pendeknya, merupakan
bohong bila bilang tidak pada yang ada, dan bilang ada pada yang tidak ada.
Jujur seringkali diartikan sebagai lawan berbohong. Menurut Sri
Rahmawati, pengertian berbohong adalah menceritakan hal yang tidak benar
secara sadar. 4Sebenarnya setiap anak pernah berbohong, namun ada yamg
berkembang menjadi kebiasaan sampai tua, dan ada yang tidak berkembang.
Misalnya, anak-anak usia sekolah dasar (6 – 8 tahun) suka melebih-lebihkan
cerita. Hal ini terjadi karena mereka belum mampu membedakan antara fantasi
dan realita. Itulah salah satu penyebab anak-anak pada umumnya sangat
menyukai film kartun.

3
Syahbana, Ali. (2005). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Balai Pustaka. 38
4
Sri Rahmawati. (2008). Menyikapi Anak Berbohong, dalam UMMI, Jakarta: Edisi No.
6/XII/2000. Hlm. 35

3
B. Tanda – Tanda Anak Bohong
menurut halimah puspitasari dalam https://halimahpuspitasari.
wordpress.com/2012/11/24/cara-mengatasi-anak-pembohong/ ada beberapa
petunjuk yang bisa dilihat orangtua ketika anaknya berbohong, diantaranya:
1. Ekspresi wajah
Ketika anak tidak berbohong, mukanya terlihat santai dan tenang,
ketika berbohong wajahnya terlihat tegang dan tidak rileks.
2. Kejelasan pernyataan
Orang tua harus mendengar dengan seksama apakah ada ketidak
konsistenan, apakah pernyataannya masuk akal, dan apakah terdengar
jujur.
3. Spontanitas
Ketika anak tidak berbohong jawaban yang diberikan spontan, ketika
berbohong jawaban seperti sudah dilatih.
4. Gugup
Berbohong memiliki gejala yang hampir sama dengan ketegangan.
Dalam berbagai situasi ketika anak berniat untuk berbohong, anak akan
gugup saat mencoba menutupi kesalahannya.
5. Perhatikan bahasa tubuh
Gelisah berlebihan. Perhatikan jika anak berbohong, menggaruk atau
menggesek pakaiannya.
6. Senyum berlebihan
Di samping dari tampilan menyeringai khas pembohong, studi
menemukan orang tersenyum lebih banyak ketika mengatakan yang
sebenarnya.
7. Menghindari kontak mata
Matanya akan lebih sering berkedip atau berputar kearah lain. Hal ini
mengindikasikan kondisi mental yang tidak nyaman
8. Bingung saat berbicara

4
Saat dia berbohong, dia akan memikirkan tentang kesalahannya pada
waktu yang sama. Hal ini akan mengganggu perhatiannya dalam
percakapan tersebut.
9. Bicara cepat atau menggunakan kalimat-kalimat pendek
Dia mencoba untuk menyudahi situasi itu secepatnya mungkin, dan
sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri anak
ketika berbohong yang bisa dilihat orangtua yaitu ekspresi wajah, kejelasan
pernyataan, spontanitas, gugup, perhatikan bahasa tubuh, tersenyum
berlebihan, menghindari kontak mata, bingung saat berbicara, serta bicara
cepat atau menggunakan kalimat-kalimat pendek. Dengan mengetahui ciri-ciri
anak berbohong, orangtua dapat lebih mudah untuk mengubah prilaku buruk
tersebut sebelum anak mengembangkan kebiasaan tersebut menjadi lebih
parah.
C. Perbedaan Bohong Besar Dan Bohong Kecil
Menurut wiratno dalam (http/www.pengertian berbohong). Bohong
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni bohong besar dan bohong kecil.
Bohong besar adalah bohong yang menimbulkan dampak yang besar dan luas,
serta sangat merugikan. Umumnya bohong besar tidak terjadi dalam
kehidupan sosial masyarakat sehari-hari. Bohong kecil tidak memberikan
pengaruh merugikan yang luas. Bohong kecil adalah bohong yang biasa
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari oleh warga masyarakat dan juga
telah biasa dilakukan oleh anak usia dini. Biasa juga dipraktekkan di antara
sesama teman ataupun orang yang lebih dewasa. Pendek kata, bohong kecil
adalah bohong yang sering dialami anak dan mungkin sering dilakukan dalam
hidup sehari-hari.
D. Bentuk-Bentuk Kebohongan
Adapun bentuk-bentuk kebohongan yang seringkali ditemukan pada
anak antara lain:
1. Penyangkalan sederhana

5
Misalnya : anak mengaku sudah minum padahal belum.
Mengatakan sudah mandi padahal belum mandi.
2. Mengurangi atau melebihkan
Misalnya: anak menceritakan kehebatan ibu gurunya secara
berlebihan, “Ibu guruku bisa membuat robot sebesar rumah dan robot itu
bisa bicara.” Padahal, ibu gurunya hanya membuat robot-robotan dan yang
berbicara adalah gurunya.
3. Mengarang
Misalnya: anak bercerita kepada temannya bahwa ia sudah sering
naik pesawat terbang ke luar negeri padahal ia belum pernah
melakukannya.
4. Membuat tuduhan palsu
Misalnya: anak memecahkan gelas tetapi ia mengatakan bahwa
yang memecahkan gelas itu adalah adiknya.
E. Faktor Penyebab Perilaku Bohong
Menurut Prayitno, Faktor penyebab anak berbohong dipengaruhi oleh
keluarga seperti Anak berbohong karena5 :
1. Ingin dipuji, dikagumi. Keinginan anak untuk dikagumi, dipuji, membuat
anak suka membuat cerita yang melebih-lebihkan tentang dirinya, atau
menyombongkan hal yang sebenarnya tidak dipunyainya.
2. Ingin menghindari hukuman atau sesuatu yang tidak menyenangkan
3. Ingin mendapatkan sesuatu yang diinginkannya
4. Ingin melindungi teman
5. Ingin mengakali/mencurangi orang lain.
Penyebab yang berasal dari lingkungan, Tuntutan yang terlalu tinggi
Anak selalu menginginkan perhatian, pujian, dan penerimaan dari orangtua.
Sebagian anak yang merasa tidak mampu memenuhi tuntutan orangtua,
memilih berbohong untuk mendapatkan hal-hal itu.

5
Prayitno. 2010. Penddikan Anak Sekolah Dasar Edisi 2, Bandung: Rineka Cipta. Hlm. 67

6
Dalam artikel mom, anak suka berbohong? Kenali penyebab dan cara
mengatasinya, alas an lain yang membuat anak memutuskan untuk berkata
bohong diantaranya yaitu :
1. Orangtua yang terlalu menuntut
Tanpa mom sadari, seringkali mom menuntut terlalu banyak hal
kepada anak. Menuntut prestasi yang tinggi, menuntut nilai yang baik, harus
rajin, harus menyukai satu bidang tertentu yang sebenarnya tidak diminatinya
dan tuntutan lainnya. Anak memilih berbohong sebenarnya agar orangtua
merasa lebih bahagia.
Untuk mengatasi hal ini sebaiknya Mom lebih memperhatikan apa
yang diinginkannya. Pahami kemampuan dan minatnya dengan baik. Hindari
memaksa keinginan Mom kepada anak. Hal yang terlihat baik menurut Mom
belum tentu sesuai untuk anak. Hargai minat dan selalu dukung semua
kegiatannya.
2. Ingin Dipuji
Keinginan untuk dipuji dan membuat anak berbohong. Misalnya ia
suka mengarang cerita dia memiliki prestasi yang baik dan memiliki mainan
yang banyak. Keinginan untuk diakui dan diperhatikan seringkali menjadi
alasan mengapa seorang anak berbohong.
Memberikan pujian kepada anak atas prestasinya akan membuat anak
lebih bangga dan tampil lebih percaya diri. Pujian akan membuatnya merasa
diakui dan dimengerti oleh orang sekitarnya terutama Mom sebagai orangtua.
3. Takut Dihukum
Dalam satu studi menjelaskan jika hukuman pada anak justru akan
membuat anak menjadi suka berbohong. Rasa khawatir pada anak
membuatnya tidak berkata jujur. Ia beranggapan dengan berbohong ia dapat
menghindari hukuman. Rasa takut inilah yang mendasari anak mengapa tidak
memilih untuk jujur.
Saat anak melakukan kesalahan tidak perlu menghukumnya. Cobalah
untuk menerima alasan dan penjelasannya. Tunjukkan bahwa apa yang anak
lakukan adalah kesalahan, tanpa perlu membentaknya. Seruan keras dari
Mom justru akan menumbuhkan trauma pada anak.

7
Mom, komunikasi antara anak dan orangtua akan menghindari
kebiasaan bohong dan anak. Saat anak terbiasa jujur maka setiap masalah
akan mudah diselesaikan. Hal ini juga dapat melatih moral anak sejak usia
dini. Selamat mencoba dan semoga berhasil, Mom.

F. Cara Mengatasi Prilaku Berbohong Anak


Cara orangtua dalam mengatasi anak yang suka berbohong anatar lain
sebagai berikut:
1. Pikirkan anak sangat rentang terhadap peristiwa disekitarnya. sekarang
orangtua mengetahui mengapa anak berbohong. Pastikan orangtua
memberikan contoh yang tepat bagi mereka untuk diikuti. Jangan
berbohong terutama ketika anak-anak berada di dekat orangtua
2. Ketika orantua menyadari bahwa anak anda berbohong akhir-akhir ini.
Bicaralah dengan mereka. Jangan memarahi mereka tetapi orangtua
harus memberitahu mereka bahwa itu adalah perilaku yang salah untuk
berbohong kepada siapapun. Katakana kepada mereka konsekuensi
dari berbohong dengan cerita seperti serigala dan gembala.
3. Jika anak terbukti berbohong, orangtua bias menghukumnya. Buatlah
anak untuk memahami bahwa apa yang dia lakukan adalah salah dan
buatlah anak untuk tidak akan melakukannya lagi
4. Dorong anak untuk membaca cerita pendek yang membangun moral
dan etika mereka. Hal itu, akan membantu anak membangun sebuah
karakter yang kuat ketika mereka tumbuh dengan mengajari mereka
tentang baik dan buruk.
5. Dorong anak untuk berbicara kebenaran dan buat mereka untuk
menjadi pemberani
6. Anak-anak juga mencontoh perilaku dari acara televise dan bahkan
film kartun untuk anak-anak. Orangtua harus terus mengawasi apa
yang anak tonton di TV
7. Jangan memiliki harapan yang terlalu tinggi dari anak. Ketika orangtua
membandingkan anaknya dengan anak-anak lain, maka dia sadar

8
memiliki rasa takut dan mengecewakan orangtua. Ketika mereka tidak
memenuhi harapan mereka dan takut mengecewakan orangtua, mereka
mulai berbohong untuk menyembunyikan kekurangan mereka.
Buatlah anak merasa nyaman untuk berbagi hal-hal dengan orangtua
sehingga orangtua dapat memberikan anak dukungan penuh untuk
memperbaiki masalah tersebut.
8. Anak-anak memiliki kebiasan membual kepada teman-teman mereka
tentang apa yang mereka miliki untuk menegakkan superioritas
mereka. Ini bukanlah pertanda baik karena mereka akan tumbuh
menjadi salah satu dari orang-orang yang hanya peduli tentang uang
dan mata duitan. Orangtua perlu membuat anak memahami bahwa
mereka harus bersyukur kepada tuhan atas apa yang mereka miliki dan
berusaha untuk mencapai apa yang mereka tidak milki. mereka akan
belajar nilai kehidupan, bangga akan diri mereka, dan akan menjadi
diri mereka sendiri.
9. Ketika semua usaha orangtua tidak berhasil untuk membuat anak
berhenti berbohong. Anda dapat membawanya ke psikiater.
Menurut Nurul Chomaria dalam buku 25 perilaku anak dan Solusinya
cara orangtua menghadapi anak yang suka berbohong adalah sebagai berikut6 :
1. Menjadi teladan kejujuran
2. Mengajarkan nilai kejujuran dan buruknya kebohongan
3. Mengajarkan kesederhanaan dan rasa bersyukur
4. Menghindari marah yang tidak perlu dan tidak pada tempatnya
5. Tunjukkan efek dari berbohong
6. Menanamkan rasa percaya diri yang kuat
7. Menjaga kepercayaan anak kepada orang tua
8. Berfantasi tidak sama dengan berbohong

6
Chomaria, Nurul. (2013). 25 Perilaku Anak Dan Solusinya. Jakarta: PT Elek Media
Komputindo. Hlm. 134

9
Jadi komunikasi antara anak dan orangtua akan menghindari
kebiasaan bohong anak. Saat anak terbiasa jujur maka setiap masalah akan
mudah diselesaikan. Hal ini juga dapat melatih moral anak sejak usia dini.

10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pada dasarnya, anak berbohong dengan alasan yang berbeda-beda,
sama dengan orang dewasa ketika berbohong. Yakni untuk menghindari
hukuman karena mengelakkan tanggung jawab, melindungi teman, agar
dipuji, ada untuk melindungi hal-hal yang sifatnya pribadi. Khususnya pada
anak usia dini, mereka berbohong dengan alasan yang sifatnya kekanak-
kanakan, seperti menguji kemampuan menghindar dari amarah orang tua,
bagian dari imajinasi atau memang benar-benar suka membuat cerita.
Dampak yang ditimbulkan dari perilaku berbohong ini tidak hanya
dosa, melainkan efek jangka panjang untuk anak tersebut. Dampak terburuk
adalah anak menjadikan kebohongan sebagai sesuatu yang biasa dan dianggap
benar. tidak ada rasa bersalah maupun mencari tahu apayang ia ucapkan. Dan
lebih buruk lagi kebohongan ini berdampak
pula pada sikap dan karakternya dikemudian hari. ketika bersalah diamemung
kiri kesalahannya, ketika ujian dia mencontek, ketika bekerja
diamenyelewengkan tanggung jawabnya, seperti para koruptor.
Adapun cara-cara yang dapat dilakukan dalam menangani anak yang
suka berbohong yaitu dengan cara jangan memojokkan anak untuk mengakui
kebohongannya tetapi akan lebih baik jika melakukan pendekatan dengan cara
yang bersahabat, cari tahu penyebab anak melakukan kebohongan, hukum
anak dengan hukuman yang mendidik, kemudian kendalikan perilaku atau
tingkah laku berbohong di depan anak.
Berbohong adalah memberitakan tidak sesuai dengan kebenaran, baik
dengan ucapan lisan secara tegas maupun dengan isyarat. ciri-ciri anak ketika
berbohong yang bisa dilihat orangtua yaitu ekspresi wajah, kejelasan
pernyataan, spontanitas, gugup, perhatikan bahasa tubuh, tersenyum
berlebihan, menghindari kontak mata, bingung saat berbicara, serta bicara
cepat atau menggunakan kalimat-kalimat pendek. Adapun bentuk-bentuk
kebohongan yang sering ditemukan pada anak yaitu penyangkalan sederhana,

11
mengurangi atau melebihkan, mengarang, dan membuat tuduhan palsu.
Kebanyakan faktor-faktor yang penyebab prilaku berbohong pada anak yaitu
contoh yang keliru, takut hukuman atau sangsi, agar diterima pihak lain, dan
agar menyengkan pihak lain, selain itu faktor lain yang menyebabkan anak
berbohong yaitu Ingin dipuji dan dikagumi, , Ingin mendapatkan sesuatu yang
diinginkannya, Ingin melindungi teman, serta Ingin mengakali/mencurangi
orang lain. Jadi komunikasi antara anak dan orangtua akan menghindari
kebiasaan bohong anak. Saat anak terbiasa jujur maka setiap masalah akan
mudah diselesaikan. Hal ini juga dapat melatih moral anak sejak usia dini.
B. Saran
Dalam penulisan makalah yang berjudul perilaku berbohong pada
anak usia dini, penulis berharap dapat merubah pola pikir masyarakat terutama
orangtua untuk lebih berhati-hati dalam berkata-kata kepada anaknya terutama
pada anak yang masih berusia dini agar anak terjauh dari sifat berbohong.
Orangtua sebaiknya lebih memberikan perhatian khusus kepada
anak mereka, karena usia dini anak adalah waktu yang tepat untuk mengelola
kecerdasan emosi pada anak-anak. Sebagai orangtua haruslah menanamkan
nilai-nilai kejujuran pada anak sejak usia 0-6 tahun, meskipun orangtua tidak
biasa mencegah anak untuk belajar konsep bohong, tetapi orangtua biasa
menghentikan anak untuk meniru hal-hal negative.

12
DAFTAR PUSTAKA
Chomaria, Nurul. (2013). 25 Perilaku Anak Dan Solusinya. Jakarta: PT Elek
Media Komputindo
Istambuli. 2002. Perkembangan Peserta Didik, Rineka Cipta
Prayitno. 2004. Penddikan Anak Sekolah Dasar Edisi 1, Bandung: Rineka Cipta
Prayitno. 2010. Penddikan Anak Sekolah Dasar Edisi 2, Bandung: Rineka Cipta
Puspitasari, Halimah. (2012). Cara Mengatasi Anak Berbohong. Jakarta: diunduh
dari https://halimahpuspitasari.wordpress.com/2012/ 11/24/cara-
mengatasi-anak-pembohong/. Diakses pada tanggal 7 Desember 2016
Ririn, Listyawati. (2013). Perilaku Berbohong Pada Anak Usia Dini. Surakarta:
diunduh dari http://rhirinliestyawati.blogspot. co.id/2013/07/perilaku-
berbohong-pada-anak-usiadini.html. Diakses Pada Tanggal 7 Desember
2016
Sri Rahmawati. (2008). Menyikapi Anak Berbohong, dalam UMMI, Jakarta: Edisi
No. 6/XII/2000
Syahbana, Ali. (2005). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Balai Pustaka

13

You might also like