You are on page 1of 5

TRADISI NGAYUN

DI KABUPATEN MAJALENGKA

Wafa Nidaul Haq


122100100
Email : faaaw30@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh : (1) Kebudayaan yang masih dilestarikan oleh warga sekitar; (2)
Tradisi Ngayun merupakan tradisi dari kebudayaan sunda berupa ritual syukur atas lahirnya seorang
anak; (3) Tradisii Ngayun masih berkaitan dengan ajaran islam; (4) Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif; (5) Penelitian ini mendeskripsikan : (a) Pengertian Ngayun; (b) Ciri
sistem religi Ngayun; (c) Struktur tradisi Ngayun. Sumber data penelitian ini adalah tradisi ngayun
yang berasal dari Kecamatan Majalengka.

Kata kunci : Tradisi Ngayun, Struktu tradisi

THE TRADITION OF NGAYUN


IN MAJALENGKA DISTRIC

This study was motivated by: (1) Culture that is still being preserved by local residents; (2) The
Ngayun tradition is a tradition from Sundanese culture in the form of a thanksgiving ritual for the
birth of a child; (3) The Ngayun tradition is still related to Islamic teachings; (4) The method used in
this research is qualitative; (5) This study describes: (a) Definition of Ngayun; (b) The characteristics
of the Ngayun religious system; (c) The structure of the Ngayun tradition. The data source for this
research is the ngayun tradition from Majalengka District.

Keywords : Ngayun tradition, Structur of tradition


PENDAHULUAN Persaingan tersebut justru memberikan
Indonesia memiliki sangat banyak manfaat antara lain dapat meningkatkan
kebudayaan, salah satunya tradisi Ngayun di kualitas manusia sebagai pengiat seni,
lingkungan Jawa Barat terutama orang sunda. mendorong masyarakat untuk melestarikan
Namun seiring berjalannya waktu tradisi tradisi lokal yang terikat dalam Bhinneka
inimenjadi kebudayaan tersendiri yang unik Tunggal Ika. Semboyan ini menjadikan kita
sebab adanya modernisasi. Kebudayaan sebagai warga negara Indonesia menjadi
merupakan ungkap kreatifitas dalam aspek negara yang kuat dengan segala bentuk nilai
kehidupan manusia yang menciptakan tatanan dan norma, etika, adat istiadat, dan ajaran
kehidupan sesuai dengan aturan-aturan yang agama.
berlaku di masyarakat. Manusia dan Manusia mempunyai akal dan pikiran
kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang untuk memanfaatkan segala hal yang ada di
tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. dunia ini untuk memenuhi kebutuhan
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling hidupnya. Manusia diberi kemampuan untuk
sempurna menciptakan kebudayaan mereka menggunakan dan mengembangkan pikiran
sendiri dan melestarikannya secara turun dan perasaan lainnya, termasuk
menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari mengembangkan kehidupan sosial dan
hari dan juga dari kejadian – kejadian yang budayanya. Kehidupan sosial budaya yang
sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Selain itu tumbuh di suatu daerah akan sangat
manusia merupakan makhluk sosial yang dipengaruhi oleh berbagai macam hal. Pada
berinteraksi satu sama lain dan melakukan sebagian masyarakat masih kental dengan
suatu kebiasaan-kebiasaan tertentu yang pada unsur agama yang ada di masyarakat Sunda
akhirnya menjadi budaya yang biasa mereka yaitu Islam. Agama juga merupakan bagian
lakukan. dari kebudayaan kehidupan, dan tampak amat
Banyaknya kalangan muda yang kuat pada orang Sunda.
menganggap kurang tertarik untuk mengenali Manusia juga akan melewati masa-
budaya Indonesia disebabkan kuno dan masa penting sepanjang hidupnya. Nilai
ketinggalan zaman. Rendahnya minat penting itu sendiri sangat relatif sifatnya.
kalangan muda dalam mengeksplor budaya Sebagi contoh, masa tertentu dianggap penting
sendiri dikarenakan tidak mendapat dukungan karena alasan menghadapi masa krisis atau
maupun perhatian dari pihak tertentu yang genting yang menyertai perkembangan fisik
seharusnya berperan besar dalam kemajuan seseorang menghadapi perpindahan dari satu
budaya yang berkembang di Indonesia. Selain fase ke fase kehidupan lainnya. Meskipun
itu, perlunya kecintaan kalangan muda demikian, di antara masa-masa penting itu ada
terhadap pertunjukkan seni yang ditampilkan di antaranya yang dipandang universal dilalui
dengan maksud untuk mendorong giat dalam oleh setiap kelompok manusia. Masa- masa
berseni. Selanjutnya, Indonesia dikenal dengan penting itu lebih dikenal dengan daur hidup
keramahtamahan dan suka tolong menolong. manusia.
Hal itu terbukti dari acara pernikahan dan Dengan demikian, negara ini memiliki
perkawinan, syukuran yang sering melibatkan keberagaman budaya yang tinggi. Melalui
masyarakat banyak. Tidak lupa juga, pada keragaman budaya inilah, yang merupakan
acara pergelaran budaya, masyarakat identitas bangsa yang harus dipertahankan dan
berbondong-bondong untuk ikut terlibat dipelihara karena mempunyai keyakinan yang
sebagai bentuk tradisi turun temurun yang kuat akan tradisi yang berkembang di
sudah ada sejak nenek moyang dulu. sekitarnya. Keyakinan inilah yang di miliki
Tradisi yang sering ditampilkan oleh suatu komunitas yang berupaya untuk
mengundang reaksi orang-orang untuk mempertahan- kan dan memelihara
menonton jika acara yang dipentaskan kebudayaannya yang disebut dengan Tradisi
menarik, terutama pada acara tarian. Lokal yang berkaitan dengan unsur agama dari
Masyarakat sekarang lebih tertarik pada luar. Begitu juga yang terjadi di Kecamatan
budaya-budaya yang tetap mempertahankan Majalengka yang mempunyai tradisi yang
eksistensi budaya tanpa campur baur dengan dipertahankan oleh masyarakatnya yakni
budaya luar seperti kebarat-baratan atau K- tradisi Ngayun.
pop. Tidak dapat dipungkri bahwa hal tersebut Ngayun sendiri menjadi salah satu
menimbulkan persaingan antarbudaya. peristiwa yang istimewa disebagian
masyarakat karena keunikkan nya, sebab kepada dukun bayi. Selanjutnya, mereka
tradisi ngayun termasuk kegiatan yang bersalaman dengan posisi jari jemari berada
berhubungan dengan hidup manusia dan didalam air bunga. Pada kesempatan itu, dia
setelah bayi lahir akan diurus dengan rasa meminta maaf kepada dukun bayi karena telah
kebahagiaan. Dan kebahagiaan ini merepotkan. Selain itu, dia juga berterima
direalisasikan dengan adanya upacara atau kasih kepada dukun bayi karena telah
tradisi ngayun. membantu persalinan dan merawat mereka
berdua (ibu dan bayinya). Dukun bayi
LATAR BELAKANG menerima permintaan maaf dan ucapan terima
Tradisi Ngayun merupakan sebuah kasih yang disampaikan ibu si bayi.
upacara/tradisi yang biasa dilakukan sebagian Sebaliknya, dia juga minta maaf kalau ada
masyarakat Jawa Barat saat seorang bayi lahir kekurangan selama membantu proses
dengan beberapa susunan acara. Pada tradisi persalinan. Sambil menerima permitaan maaf
Ngayun sangat melibatkan kepercayaan dan uapcara terima kasih, dukun bayi
manusia ke dewa serta disusun berdasarkan mengusap tangan ibu si bayi yang masih
adat yang terjadi di masyarakat. Oleh sebab itu berada dalam air bunga dengan telur.
Tradisi Ngayun memiliki konsep ritus. Selain
konsep ritus, Tradisi Ngayun memiliki konsep METODE PENELITIAN
kejawen atau agami Jawi. Konsep kejawen Penelitian ini menggunakan metode
atau agami Jawi adalah suatu kompleks deskriptif. Unsur-unsur yang dideskripsikan
keyakinan dan konsep- konsep Hindu-Budha dalam penelitian yaitu meliputi pengertian
yang cenderung ke arah mistik yang tercampur Ngayun, sistem religi Ngayun dan struktur
menjadi satu dan diaku sebagai agama Islam tradisi Ngayun. Data dalam penelitian ini
berdasarkan Koentjaraningrat (dalam Pudentia, dikumpulkan melalui teknik wawancara.
2008: 361). Sumber data nya adalah warga sekitar dan
Tradisi Ngayun sendiri menjadi paraji. Data diolah dengan teknik analisis
peristiwa yang sangat dinanti dikalangan unsur langsung.
masyarakat. Tidak hanya unik, namun
memberi hiburan lahir batin karena adanya PEMBAHASAN
“sawer uang” yang bermanfaat untuk sebagian Tradisi Ngayun adalah proses
masyarakat. Ritual Ngayun di Majalengka akulturasi kebudayaan masyarakat sunda
sangatlah sederhana, acara dimulai dengan antara kepercayaan budaya dan para leluhur.
dukun atau orang yang memandu acara Upacara tradisi Ngayun dilaksanakan saat bayi
menggendong bayi lalu di doakan nya dengan tali pusar putus atau tujuh hari setelah bayi
mengusap kepala bayi tersebut setelah itu lahir, di Jawa disebut juga bersih-bersih
melakukan sawer yang diisi dengan uang receh artinya setelah melahirkan sampai ke waktu
dan beras. membersihkan badan ibu dan anaknya. Yang
Berdasarkan sumber tradisi Ngayun dimaksud ngayun adalah proses lepasnya
atau di tempat lain disebut juga tradisi Turun potongan tali ari-ari karena sudah mengering.
Bumi mempunyai makna terkandung di Dalam Kamus Istilah Antropologi,
dalamnya. Dalam hal ini tradisi Ngayun upacara (ritual, ceremony) diartikan sebagai
mempunyai tujuan untuk menyampaikan rasa sistem aktivitas atau rangkaian tindakan yang
syukur terhadap Tuhan atas kelahiran jabang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku
bayi dan beserta ibu jabang bayi. Tradisi ini dalam masyarakat yang berhubungan dengan
dilakukan setelah 7 hari setelah bayi lahir. berbagai macam peristiwa tetap yang biasanya
Orang tua bayi biasanya menyediakan terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan
bubur merah dan bubur putih, kue caramerah, (Pudentia, 2008: 359).
kue caraputih, puncak manik, ketupat, lontong, Tradisi ini sendiri masih sangat sedikit
bunga rurujakan (seperti rujak pisang, rujak orang yang meneliti secara rinci. Padahal
kelapa), dan minuman. Itu semua merupakan kegiatan Tradisi Ngayun tersebut sampai
perlengkapan upacara ngayun. sekarang masih tumbuh dan berkembang di
Ritual upacara ngayun sangatlah lingkungan masyarakat Kabupaten
sederhana dan tidak melibatkan banyak orang. Majalengka. Oleh sebab itu, penulis merasa
Acara dimulai dengan penyerahan perlu untuk meneliti mengenai Tradisi Ngayun
perlengkapan upacara tadi oleh ibu si bayi terutama dari segi struktur dan unsur.
Tradisi Ngayun merupakan upacara 2) Menginjakan anak ke uang, perhiasan, dan
keaagamaan (sitem religi). Menurut tanah. kegiatan ini bermaksud agar si anak
Koentjaraningrat (1985: 144) sistem religi nantinya memiliki banyak rizki, artinya
dibentuk ke dalam empat komponen yaitu : sebelum menginjakan kaki ke bumi yaitu
1) Emosi keagamaan yang menyebabkan menginjak kekayaan terlebih dahulu.
manusia memiliki sifat religius; 3) Mengayunkan anak, memiliki tujuan
2) Sistem keyakinan yang meliputi segala memberi nama anak. selain dari itu memiliki
keyakinan serta manusia mengenai Tuhan, tujuan agar si anak nyenyak tidurnya.
wujud alam ghoib (supernatural), serta seluruh 4) Menyentuhkan kaki anak ayam ke kaki
nilai, norma, dan ajaran religi; atau anggota badan bayi, kegiatan ini memiliki
3) Sistem ritus dan upacara yang merupakan tujuan agar penyakit-penyakit yang
usaha manusia untuk mencari hubungan menghampiri si jabang bayi dibawa oleh
dengan Tuhan, dewa-dewa, dan roh halus; ayam. selain dari itu agar si anak bisa segera
4) Umat atau kesatuan sosial yang memiliki berjalan, pandai mencari rizki, tidak boros
sistem keyakinan serta melaksanakan sistem serta banyak rizkinya;
ritus pada upacara tersebut. Keyakinan 5) Mencuci tangan dengan air kembang,
terhadap Nabi besar Muhammad saw. pada kegiatan ini memiliki tujuan sebagai ungkapan
Tradisi Ngayun digambarkan dalam kegiatan rasa terima kasih kepada dukun beranak
solawat yang disenandungkan ketika kegiatan (paraji) yang telah direpotkan mengurus
Ngayun berlangsung. Selain dari itu, do’a-do’a persalinan hingga mengurus si jabang bayi.
yang dibaca baik oleh dukun beranak maupun 6) Selamatan atau sedekah, kegiatan ini
tokoh agama menggambarkan keyakinan menggambarkan ungkapan rasa syukur kepada
terhadap Alloh swt. Selain dari itu, ada juga Allah swt. atas rizki yang telah diperoleh oleh
Tradisi Ngayun yang masih menghubungkan keluarga si jabang bayi.
dengan kepercayaan pada leluhur. Berdasarkan hasil penelitian,
Tak hanya itu tradisi ngayun juga ditemukan bahya Tradisi Ngayun merupakan
memliki struktur-struktur nya, tentu nya tiap Tradisi warisan turun temurun dari leluhur.
tempat berbeda namun secara keseluruhan Tradisi Ngayun di kecamatan Rawamerta
ritual yang dilakukan sama. Secara etimologi, merupakan salah satu hasil dari proses
strukturalisme berasal dari kata “struktur”, akulturasi budaya antara Hindu dengan Islam.
yang mengandung arti hubungan yang tetap Hal ini terlihat dari digunakannya
antara kelompok- kelompok gejala atau jangjawokan, kemenyan, dan tawasul pada
element; hubungan itu disampaikan oleh Tradisi Ngayun. Tradisi Ngayun dilaksanakan
peneliti berupa hasil dari pengamatan. Kaidah setelah 7 hari kelahiran bayi. Tradisi Ngayun
itu atau hubungan itu sesungguhnya yang bertujuan untuk memberikan nama kepada
menentukan dan menjelskan bentuk-bentuk anak yang baru lahir. selain memberi nama
objek yang diteliti. Objek penelitian itu sangat dan untuk menyampaikan rasa syukur terhadap
mungkin berupa badan minat manusia, Tuhan YME atasa kelahiran si jabang bayi dan
masyarakat, matematika, metodologi, alam, keselamatan si jabang bayi beserta ibunya.
bahasa atau sastra yang berkaitan dengan Pelaksanaan Tradisi Ngayun sama sekali tidak
gejala, dua hal penting yang disebut tadi ada hubungannya dengan putusnya tali ari-ari
merupakan wujud atau sipat abstrak (Koswara, si jabang bayi.
2011: 13). Pendekatan struktural dipelopori
oleh kaum Formalis Rusia dan Strukturalisme KESIMPULAN
Praha. Ia mendapat pengaruh langsung dari Dari hasil penelitian dapat
teori Saussure yang mengubah studi linguistik disimpulkan bahwa unsur dalam tradisi
dari pendekatan diakronik ke sinkronik ngayun meliputi (a)asal muasal terlaksanakan
(Nurgiyantoro, 2007: 36).Berikut ini struktur acara ngayun, (b) tujuan tradisi ngayun, (c)
tradisi ngayun yang terjadi di Kabupaten sistem religi ngayun dan (d) struktur tradi
Majalengka : ngayun yang meliputi : (1)menyiapkan
1) Menyiapkan untaian. Tradisi ini memiliki runtuyan dan memasangkan samping ayun; (2)
makna untuk menghindari berbagai macam menginjakkan kaki si bayi pada uang,
mahluk halus, roh jahat, dan berbagai penyakit perhiasan, dan tanah; (3) ngayunkeun bayi; (4)
yang akan datang kepada diri si anak. Menyentuhkan kaki anak ayam kepada kaki
atau anggota badan bayi; (5) mencuci tangan
dengan air kembang; dan (6) sedekah atau
selamatan.
Tradisi Ngayun memiliki makna husus
berkaitan dengan harapan untuk memperoleh
kebahagiaan, keselamatan, dan kesehatan bayi.
Selanjutnya, tanda indek yang terdapat pada
kegiatan Tradisi Ngayun berjumlah 15 tanda.
Secara umum tanda tersebut menggambarkan
kegiatan-kegiatan Ngayun seperti
mengayunkan anak sambil memberi nama.
Makna indek kelakuan dalam kegiatan tersebut
secara umum menggambarkan bahwa manusia
sebagai orang tua harus memberi pedoman
pendidikan yang baik kepada anaknya
termasuk memberi nama yang baik.
Makna simbol yang terdapat pada
kegiatan tersebut secara umum
menggambarkan tentang hakikat hidup
manusia. Pada dasarnya, hakikat hidup
manusia itu menginginkan keselamatan dan
kebahagiaan lahir batin dan dunya akhirat.
Untuk mencapai hal tersebut, manusia harus
memiliki konsepsi hidup cageur, bageur,
bener, pinter, singer, dan parigel. Selain dari
itu di dalam hidupnya manusia juga harus
menghindari penyakit hati seperti sirik, pidik,
jail, dan kaniaya kepada sesama manusia.

DAFTAR PUSAKA

Koentjaraningrat. (1985). Kebudayaan


Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia.
Koswara, D. (2011). Racikan Sastra;
Pangdeudeul Bahan Perkuliahan Sastra Sunda.
Bandung: JPBD FPBS UPI. Mustapa, H. R. H.
(1991). Adat-istiadat Sunda. Bandung:
Alumni.
Nurgiyantoro, B. (2002). Pengkajian Teori
Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Pudentia. (2008). Metodologi Kajian Sastra
Lisan. Jakarta : Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).
Sudjiman, P. & Zoest, A.V. (1996). Serba-
serbi Semiotika. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Soeganda, A. P. (1982). Upacara Adat di
Pasundan. Bandung: Sumur Bandung.

You might also like