You are on page 1of 10

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KINERJA KADER POSYANDU LANSIA


TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA
WILAYAH TAMANTIRTO

Disusun oleh
SHOLEH ARRY WIBOWO
20130320070

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017

i
Hubungan Antara Kinerja Kader Posyandu Lansia Terhadap Tingkat
Kepuasan Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Tamantirto
Sholeh Arry Wibowo1, Titih Huriah2
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY
E-mail : arrywibowo45@gmail.com

INTISARI

Latar belakang: Kesejahteraan hidup manusia berbanding lurus dengan angka


harapan hidup lansia. Semakin tinggi angka harapan hidup maka lansia semain
sejahtera. Lansia harus mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik untuk
meningkatkan angka harapan hidup lansia. Pelayanan kesehatan pada lansia salah
satunya dengan meningkatkan pelayanan kader posyandu lansia sehingga lansia
merasa puas terhadap kinerja kader posyandu lansia.
Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan hubungan antara
kinerja kader terhadap kepuasan lansia di posyandu lansia wilayah Tamantirto
Kasihn Bantul Yogyakarta.
Metode: Penelitan ini mengunakan metode kuantitatif korelasional dengan
pendekatan crossectional. Penelitian dilakukan dengan responden sebanyak 86.
Teknik pengambilan sampel dengan stratified random sampling. Analisis data
menggunakan uji korelasi pearson, instrumen penelitian menggunakan kuesioner
kinerja kader dan kepuasan lansia.
Hasil: Hasil penelitian adalah rata-rata kinerja kader adalah 46,88 dan rata-rata
kepuasan lansia yaitu 69,01. Berdasar analisis statistik bivariat menggunakan
korelasi pearson didapatkan hasil (P value = 0,001).
Kesimpulan: Penelitian ini dapat disimpulakan bahwa terdapat hubungan antara
kinerja kader terhadap kepuasan lansia di posyandu lansia wilayah Tamantirto
Kasihan Bantul Yogyakarta.
Kata Kunci: kinerja, posyandu, kepuasan, lansia, kader.

iii
Correlation Between Performance of Posyandu Elderly Cadre and Level of
Ederly Satisfaction in Tamantirto Area
Sholeh Arry Wibowo1, Titih Huriah2
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY
E-mail : arrywibowo45@gmail.com

ABSTRACT
Background: The welfare of human life is directly correlate with the life
expectancy of the elderly. Good life expectancy can make better quality of life of
elderly. Health services have to provided for elderly so it can make the life
expectancy of elderly increase. Posyandu for elder is some of health services in
the community to increase health status of elder. The satisfaction of the services in
the posyandu is depend on cadre performance.
Purpose: The aim of this research is to know the relation between cadre
performance and elderly satisfaction in posyandu of elderly region Tamantirto
Kasihan Bantul Yogyakarta.
Method: This research used correlational quantitative method with crossectional
approach. The research was conducted with 86 respondents with sampling
technique is stratified random sampling. Data analysis used Pearson correlation
test,and research instrument used cadre performance questionnaire and elderly
satisfaction.
Results: The result of research showed cadre performance average is 46,88 and
mean of elderly satisfaction is 69,01. Based on bivariate statistic analysis used
Pearson correlation, the result is P value = 0,001.
Conclusion: This research can be concluded that there is relation between cadre
performance and elderly satisfaction at posyandu lansia region Tamantirto
Kasihan Bantul Yogyakarta.
Keywords: Performance, posyandu, satisfaction, elderly, cadres.

iv
Pendahuluan untuk melakukan penelitian terkait
Kesejahteraan masyarakat hubungan kinerja kader posyandu
bergantung pada angka harapan lansia dengan tingkat kepuasan
hidup manusia, semakin tinggi angka lansia yang mengikuti kegiatan
harapan hidup maka kesejahteraan di posyandu lansia tersebut.
suatu wilayah tersebut tinggi. Tinjauan pustaka
Undang-Undang No.14 Tahun 1998 Undang Undang nomor 13
tentang kesejahteraan lansia tahun 1998 tentang kesejahteraan
menjelaskan lansia adalah seseorang lansia menjelaskan lansia adalah
yang telah mencapai usia 60 tahun seorang manusia yang telah
keatas. Proses penuaan merupakan mencapai usia lebih dari 60 tahun.
fisiologi tubuh manusia, selain itu Lansia merupakan seseorang yang
proses penuaan berbanding lurus telah memasuki usia 60 tahun keatas.
dengan penurunan daya tahan Lansia dikatakan sebagai tahap
sehingga mudah terserang penyakit perkembangan daur kehidupan
bahkan kematian (Ma’rifatul, 2011). manusia perlahan - lahan
Peneliti ingin melakukan kemampuan jaringan untuk
penelitian di Wilayah Tamantirto memperbaiki dan mempertahankan
terdapat 14 posyandu lansia karena keadaan tubuh yang normal menurun
sebagian besar posyandu di wilayah sehingga tidak dapat bertahan
Tamantiro masih dibantu. Posyandu terhadap infeksi dan memperbaiki
lansia Wilayah Tamantirto kerusakan yang diderita, keadaan
merupakan bagian dari posyandu lansia tergantung pada faktor
binaan dari Puskesmas Kasihan 1. individu masing masing lansia.
Jumlah lansia yang mengikuti Konsep kesehatan pada lansia
posyandu lansia tersebut adalah 622 berbeda dengan populasi lainnya
orang. Jumlah kader adalah 161 (Darmojo 2011), ada beberapa hal
orang. Survey di lokasi posyandu yang diperhatikan pada lansia yaitu:
lansia didapatkan masalah pada status fungsional, sindroma geriatric
kader posyandu lansia tersebut yaitu dan penyakit pada lansia, aspek
kader posyandu lansia tidak dapat kesehatan pada lansia sangat penting
mendokumentasikan hasil kegiatan karena pada umumnya daya tahan
posyandu dengan baik seperti buku tubuh mereka berkurang sejalan
catatan posyandu yang tidak lengkap dengan bertambahnya umur
padahal harus di setorkan ke (Rahmawati, 2015).
puskesmas Kasihan 1, pada beberapa
posyandu lansia kader juga tidak 2. Posyandu
mendapatkan pelatihan kegiatan Posyandu atau pos pelayanan terpadu
pendukung posyandu lansia seperti adalah upaya kesehatan yang
senam lansia dan cara bersumber daya masyarakat
mendokumentasikan catatan (UKBM) (Depkes, 2011). Posyandu
posyandu. Hasil studi pendahuluan lansia atau kelompok usia lanjut
di posyandu didapatkan hal-hal merupakan bentuk pelayanan
tersebut sehingga tentu kesehatan berbasis masyarakat,
mempengaruhi kinerja dari kader bersumber daya masyarakat,
posyandu lansia. Peneliti tertarik

2
dibentuk masyarakat untuk SD 16 18,6
SR 8 9,3
kebutuhan masyarakat itu sendiri. SMP 27 31,4
3. kinerja SMA 13 15,1
Perguruan Tinggi 2 2,3
Wibowo (2010) menyatakan bahwa Sumber Data Primer 2017
kinerja mempunyai makna yang luas,
bukan hanya hasil kerja tetapi Berdasar tabel diatas dapat
termasuk bagaimana proses diketahui bahwa responden lebih
pekerjaan berlangsung. Kinerja banyak berjenis kelamin laki-laki
merupakan suatu kesatuan dalam yaitu 54 (62,8%). Sebagian besar
pelayanan kesehatan karena dalam responden berumur 60-70 tahun.
mengukur sebuah mutu pelayanan Tingkat pendidikan responden
kinerja petugas pun didalamnya akan mayoritas adalah SMP 27 (31,4%).
menjadi salah satu ukuran penilaian 2. Hasil bivariate
untuk menentukan kepuasan Pada tabel diatas
konsumen/pengguna jasa, apakah menunjukkan hasil uji analisis
kinerja yang diberikan sesuai dengan dengan menggunakan uji spearman.
standar etik serta memberikan Uji kinerja kader terhadap kepuasan
kepuasan bagi penduduk sekitarnya lansia. Hasil uji analisis dengan
(Depkes RI, 2007). menggunakan uji spearman
Metode penelitian menghasilkan nilai r = 0.365 dan p =
Penelitian ini menggunakan 0.001. dari hasil tersebut diperoleh
metode crossectional dengan sig 0.001 yang menunjukkan bahwa
stratified random sampling, jumlah terdapat korelasi antara kinerja
sampel 86 di posyandu lansia kader da kepuasan lansia. Nilai
tamantirto kasihan bantul. Waktu korelasi pearson sebesar 0.365
penelitian dilaksanakan pada bulan menunjukkan arah korelasi positif
April - Juli 2017 di empat belas dengan kekuatan korelasi lemah.
posyandu lansia di Kelurahan
Tamantirto. Pembahasan
Hasil 1. karakteristik responden
1. Hasil Univariat Berdasar penelitian diketahui
Variabel Frekuen Presentase
bahwa mayoritas responden
si berada pada rentang usia 60-70
Jenis kelamin tahun yaitu 56 ( 65.3 %). Usia
Perempuan 32 37,2
Laki-laki 54 62,8 rata-rata ini dibawah angka
Usia harapan hidup Yogyakarta tahun
60-70 56 65,3
71-80 28 32,6 2015 yaitu 73,24 tahun (BPS
>80 2 2,1 Kabupaten Bantul, 2015). Usia
Variabel Mean SD Min- IK P- R terendah adalah 60 tahun dan usia
Maks 95% value
Kinerja 46,88 2,43 39- 46.36- tertinggi adalah 82 tahun.
kader 50 47.40 Berdasarkan klasifikasi lansia
posyandu
lansia 0,000 menurut Departemen Kesehatan
Kepuasan 69,01 4,26 60- 68.09- 0,446 (Depkes, 2008), lanjut usia berada
lansia 75 69.92
Pendidikan
pada usia diatas 60 tahun dan
Terakhir lansia diatas 70 tahun masuk
Tidak Sekolah 20 23,3

3
klasifikasi lanjut usia resiko Berdasar hasil penelitian
tinggi. Mayoritas lansia adalah variabel kinerja didapatkan nilai
lansia potensial atau lansia yang rata-rata 46,88 dari skor tertinggi
masih dapat menghasilkan barang 50 dan minimum 39, hal ini
dan menjadi anggota aktif menunjukkan bahwa nilai
posyandu. mendekati nilai tertinggi. Hasil
Berdasar penelitian tersebut menunjukkan bahwa
didapatkan data responden mayoritas lansia menyatakan
mayoritas lansia adalah laki-laki bahwa kinerja kader posyandu
yaitu 54 lansia (62.8 %). Lansia baik karena rata-rata dari seluruh
perempuan hanya 32 lansia responden mendekati nilai
(37.2%). Hal ini berbanding tertinggi.
terbalik dengan proporsi lansia 3. Kepuasan lansia
perempuan dibandingkan laki-laki Hasil penelitian kepuasan
di Indonesia, karena di indonesia lansia menunjukkan nilai rata-rata
lansia perempuan lebih tinggi 69,01 dengan nilai variasi 4,3.
1,11 % dibanding laki-laki (BPS, Skor terendah dari kepuasan
2014). adalah 60 sedangkan skor
Berdasar penelitian tertinggi 75, nilai rata rata
didapatkan pendidikan mayoritas mendekati skor tertinggi
adalah SMP yaitu 27 lansia (31.4 menunjukkan lansia cukup puas
%). Meskipun mayoritas dengan kinerja kader. Faktor
pendidikan SMP namun banyak keandalan, empati dan kenyataan
juga lansia yang tidak sekolah merupakan faktor yang
yaitu 20 lansia (23.3%). berpengaruh terhadap tingkat
Selanjutnya sebanyak 16 lansia kepuasan lansia (Muninjaya,
(18.6 %) mempunyai tingkat 2011). Rata-rata faktor keandalan
pendidikan SD, sebanyak 13 31,89 dari nilai maksimal 35, rata-
lansia (15.1 %) tingkat pendidikan rata faktor empati 23,25 dari nilai
SMA, perguruan tinggi 2 lansia maksimal 25, faktor kenyataan
(2.3 %) dan sebanyak 8 lansia (9,3 18,96 dari nilai maksimal.
%) berpendidikan SR. 4. Hubungan antara kinerja kader
2. Kinerja kader posyandu lansia terhadap tingkat
Kinerja adalah keberhasilan kepuasan lansia di posyandu
seseorang dalam melaksanakan lansia wilayah Tamantirto.
tugas dan tanggung jawab. Hasil uji statistik antara
Kinerja kader dapat diukur kinerja kader posyandu dengan
berdasarkan uraian tugasnya saat kepuasan lansia di posyandu
pelaksanaan posyandu lansia lansia wilayah Tamantirto. Selain
maupun diluar pelaksanaan itu, diperoleh koefisien korelasi
posyandu lansia (Depkes, sebesar 0,446 dengan kekuatan
2011).Hasil terkait kinerja dalam korelasi (r) adalah 0,000. Hal
hal sikap rata-rata nilai 27,8 dari tersebut menunjukkan bahwa
maksimal nilai 30 hal ini terdapat hubungan yang positif
menunjukkan bahwa kinerja artinya semakin tinggi skor
dalam hal sikap kader sudah baik. kinerja semakin tinggi skor

4
kepuasan dan kekuatan korelasi tanggal yang sudah ditentukan.
lemah. Kegiatan dalam posyandu lansia
Kinerja kader posyandu juga sudah berjalan dengan baik
lansia di wilayah Tamantirto karena didukung dengan alat-alat
sudah baik, peneliti melihat kader yang sudah tersedia. Harapan
bersikap ramah dan dalam lansia sudah terpenuhi namun
posyandu lansia terdapat kegiatan masih perlu untuk ditingkatkan.
yang tidak membuat lansia jenuh Hal ini sesuai dengan penelitian
seperti olahraga senam, kinerja Muninjaya tahun 2011 yaitu
yang baik akan mempengaruhi ketika kinerja institusi pelayanan
kepuasan, karena dalam kesehatan lebih tinggi dari
mengukur sebuah mutu pelayanan harapan para penggunanya maka
kinerja petugas pun didalamnya pengguna pelayan kesehatan akan
akan menjadi salah satu ukuran menilai bahwa institusi tersebut
penilaian untuk menentukan sudah puas bahkan lebih dari apa
kepuasan konsumen/pengguna yang diharapkannya.
jasa, apakah kinerja yang Penelitian ini menunjukkan
diberikan sesuai dengan standar mayoritas responden menyatakan
etik serta memberikan kepuasan bahwa kader bersikap baik saat
bagi penduduk sekitarnya pelaksanaan posyandu,
(Depkes RI, 2010). Faktor yang memberikan perhatian kepada
memengaruhi kinerja adalah dari lansia, ramah dan mengajak
faktor sikap (attitude) seseorang berkomunikasi. Hal ini tentu
dalam menghadapi situasi kerja. mempengaruhi kepuasan lansia
Motivasi datang dari dalam sejalan dengan penelitian
pribadi itu sendiri. Selain itu (Widyaning, H, 2013) bahwa
faktor kemampuan secara kepuasan lansia ditentukan oleh
psikologis kemampuan (ability) pelayanan posyandu yaitu kinerja
seseorang juga berpengaruh kader posyandu , kecepatan
terhadap kinerja. Kemampuan pemberian pelayanan, prosedur
psikologis terdiri dari kemampuan serta sikap yang diberikan oleh
potensi (IQ) dan kemampuan pemberi pelayanan kesehatan itu
realita (pendidikan). Oleh karena sendiri.
itu seseorang harus ditempatkan
sesuai dengan passion atau Kesimpulan
kemampuannya (Mangkunegara, Berdasar hasil penelitian tentang
2009). hubungan kinerja kader posyandu
Kepuasan lansia di wilayah lansia terhadap tingkat kepuasan
Tamantirto sudah baik karena lansia di posyandu lansia wilayah
kader lansia sudah melakukan Tamantirto dapat ditarik kesimpulan
komunikasi yang baik dengan bahwa:
lansia mulai dari sebelum 1. Pada posyandu lansia di wilayah
posyandu lansia hingga setelah Tamantirto mayoritas jenis
posyandu lansia seperti kelamin responden adalah laki-
mengundang lansia untuk datang laki dengan presentase 62,8 %,
kembali ke posyandu setiap usia terendah 60 dan tertinggi

5
adalah 82 tahun, sedangkan untuk Peneliti menyarankan bagi
pendidikan mayoritas lansia peneliti selanjutnya untuk melakukan
memiliki pendidikan terakhir penelitian terkait factor-faktor lain
SMP dengan presentase 31,4 %. yang mempengaruhi kepuasan lansia,
2. Kinerja kader di posyandu lansia karena dengan itu akan didapat lebih
wilayah Tamantirto menujukkan variasi dan banyak hal yang dapat
Skor nilai rata-rata 46,8 dari skor dipelajari.
terendah 39 ddan tertinggi 50,
nilai tersebut menunjukkan Referensi
kinerja yang baik karena Anggraeni S, Desi (2014). Hubungan
mendekati nilai tertinggi. antara kinerja kaderposyandu
3. Kepuasan lansia di posyandu lansia terhadap kepuasan
lansia wilayah Tamantirto lansia di kelurahan rempoa wilayah
menunjukkan skor rata-rata 69,01 binaan kerja puskesmas
dari nilai skor terendah adalah 60 ciputat timur. Jakarta : UIN syarif
dan nilai skor tertinggi adalah 75, hidayatullah.
kepuasan lansia cukup dirasakan Darmojo, S., M. (2009).
lansia. Geriatri(Ilmu Kesehatan Usia
4. Terdapat hubungan yang Lanjut) Edisi 4.Jakarta: Balai
signifikan antara kinerja kader Penerbit FKUI.Depkes RI. (2000).
posyandu lansia terhadap Pedoman pengelolaan kegiatan
kepuasan lansia dengan kekuatan kesehatan di kelompok usia
korelasi yang sedang dengan lanjut. Jakarta
r=0,446. Depkes RI. (2003). Pedoman
pengelolaan: Kegiatan
Saran Kesehatan Usia Lanjut. Edisi
1. Bagi kader posyandu lansia ke-2. Jakarta
wilayah Tamantirto Depkes RI. (2006). Pedoman
Kinerja kader sudah baik, pengelolaan posyandu.
pertahankan hal tersebut dan Jakarta Depkes RI. (2011). Pedoman
tingkatkan lagi perbanyak belajar pengelolaan kegiatan
hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan di kelompok usia
penanganan lansia serta ilmu tentang lanjut. Jakarta
kesehatan lainnya. Dewi, sofia rosma (2014) buku ajar
2. Bagi puskesmas kasihan 1 keperawatan gerontik.
Puskesmas memberikan Yogyakarta: deepublish.
pelatihan-pelatihan kepada kader Djarot, Herry
posyadnu secara rutin untuk Suswanti;Rosaliana;Indri
mengasah kemampuan kader Astuti 2011 faktor-faktor
posyandu. Informasi penyuluhan yang berhubungan dengan kinerja
kesehatan terhadap kader membuat kader posyandu balita dalam
kader mandiri dan tidak pelaksanaan posyandu di
membebankan tugasnya pada kecamatan Mranggen
petugas kesehatan. kabupaten Demak. UMM
3. Bagi penelitian selanjutnya Semarang.

6
Dina, A.I (2010). Evaluasi tugas Wibowo. (2010) Manajemen
kader pada pelaksanaan posyandu Kinerja. Jakarta : Rajawali Pres
balita di puskesmas kasihan 1
bantul. Karya tulis ilmiah,
UMY, Yogyakarta.
Fadli. (2013.) Factor-faktor yang
berhubungan dengan
kinerja posyandu di
puskesmas Bugoro
kabupaten
pangkepIsmawati S.
cahyo, dkk. (2010)
posyandu & desa siaga:
panduan untuk bidan &
kader Yogyakarta: muha
medika.
Kusmiati, Evi. (2013). Pengaruh
pelatihan kader kesehatan
tentang pola lima meja
terhadap tingkat keaktifan
kader dalam mengelola
posyandu lansia di
wilayah kerja puskesmas
kasihan 1. Universitas
Muhammadiyah
Yogyakarta, Bantul.
Ma’rifatul A, lilik, (2011).
Keperawatan lansia.
Yogyakarta: Graha ilmu.
Mathis, Robert I., dan John H.
Jackson. (2009). Human
Resource Management,
10 th ed. Jakarta :
Salemba Empat.
Muninjaya, A.A. Gde.( 2011)
Manajemen Mutu
Pelayanan Kesehatan.
Jakarta : EGC.
Notoadmodjo. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2013). Konsep dan
penerapan metodologi
penelitian ilmu
keperawatan. Edisi 5.
Jakarta : salemba medika

You might also like