Professional Documents
Culture Documents
LN 04
LN 04
Week 4
Professional Auditing Standards and
The Audit Opinion
Standar auditing adalah pedoman umum untuk membantu para auditor dalam memenuhi
tanggungjawab profesional mereka dalam pengauditan laporan keuangan historis. Di dalam
Standar Audit mencakup pertimbangan kualitas profesional antara lain persyaratan
kompetensi dan independensi, pelaporan dan bukti audit.
Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) sebagai organisasi profesi berkewajiban untuk
menetapkan standar audit. Dengan perkembangan yang terjadi dalam era globalisasi, IAPI
telah memutuskan untuk mengadopsi International Auditing Standards (ISA) yang
diterbitkan International Auditing And Assurance Standards Boards (IAASB) dan dengan
demikian tidak memberlakukan lagi standar audit yang selama ini berlaku. Ikatan Akuntan
Publik Indonesia menerjemahkan International Auditing Standards (ISA) kedalam bahasa
indonesia dan diberi judul Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan menetapkan
pemberlakukan Standar Profesional Akuntan Publik di indonesia
3. Bukti Audit
a. SA 500: Bukti Audit
b. SA 501: Bukti audit-Pertimbangan Spesifik atas unsur pilihan
c. SA 505: Konfirmasi Ekseternal
d. SA 510: Perikatan Audit Tahun Pertama – Saldo Awal
e. SA 520: Prosedur Analitis
f. SA 530: Sampling Audit
g. SA 540: Audit atas estimasi akuntansi, termasuk estimasi akuntansi nilai wajar,
dan pengungkapan yang bersangkutan
h. SA 550: Pihak Berelasi
i. SA 560: Peristiwa Kemudian
j. SA 570: Kelangsungan Usaha
k. SA 580: Representasi Tertulis
6. Area Khusus :
a. SA 800: Pertimbangan Khusus – Audit atas laporan keuangan yang disusun
sesuai dengan kerangka bertujuan khusus
b. SA 805: Pertimbangan Khusus – Audit atas laporan keuangan tunggal dan
unsur, akun, atau pos spesifik dalam suatu laporan keuangan
c. SA 810: Perikatan untuk melaporkan ikhtisar laporan keuangan
e) SA 240: Tanggung jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam suatu Audit
atas Laporan Keuangan
Tanggungjawab utama untuk pencegahan dan pendeteksian kecurangan berada pada dua
pihak yaitu yang bertanggungjawab atas tata kelola entitas dan manajemen. Merupakan
hal penting bahwa manajemen, dengan pengawasan oleh pihak yang bertanggungjawab
atas tata kelola, menekankan pencegahan kecurangan yang dapat mengurangi peluang
terjadinya kecurangan, dan pencegahan kecurangan (Fraud Deferrence), yang dapat
membujuk individu-individu agar tidak melakukan kecurangan karena kemungkinan
akan terdeteksi dan terkena hukuman.
Proses penilaian risiko entitas membentuk suatu basis bagi manajemen untuk
menentukan bagaimana risiko dikelola. Ketepatan atas kesesuaian proses penilaian risiko
entitas dengan kondisinya ditentukan oleh pertimbangan auditor.
Bukti Audit
a) SA 500 : Bukti Audit
Auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur audit yang teapat sesuai dengan
kondisi untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat (SA 500.6)
Bukti audit yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat
atas laporan keuangan auditan (SA 500).
Opini audit merupakan suatu simbol kepercayaan publik terhadap kredibilitas dan kehandalan
informasi yang terkandung dalam suatu laporan keuangan. Dalam perkembangannya, peran
opini audit menjadi penting dalam kaitannya dengan citra perusahaan di mata para pengguna
laporan keuangan, diantaranya para pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, dan
masyarakat umum.
Pada tahap akhir penugasannya, auditor harus menerbitkan Audit Report (Laporan Auditor).
Berdasarkan bentuknya Audit Report ada 2 jenis: (1) Laporan Auditor Bentuk Baku dan (2)
Laporan Auditor modifikasi dari Laporan Auditor Bentuk Baku (dapat berupa modifikasi
kata atau penambahan explanatory paragraph).
a. Seluruh (empat) basic financial statements tercakup dalam laporan keuangan yang
diaudit
c. Bukti audit yang memadai telah dikumpulkan dan ketiga Standar Pekerjaan
d. Lapangan telah dilaksanakan oleh Auditor Laporan keuangan telah disajikan sesuai
dengan SAK/GAAP dan dilaksanakan secara konsisten.
e. Tidak ada kondisi yang memerlukan paragraf penjelas (explanatory paragraph) atau
modifikasi kalimat (modified wording) dalam laporan
Kondisi tertentu dalam pelaksanaan audit memerlukan variasi tertentu dari laporan auditor
bentuk baku. Salah satunya adalah ketika sebagian penugasan audit dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik Lain. Apabila penugasan kita melibatkan auditor lain, maka terdapat
beberapa alternatif tanggung jawab yang dapat kita ambil, yaitu:
Untuk alternatif kedua, dimana auditor utama mau membagi tanggung jawab dengan auditor
lain yang yang mengaudit sebagian laporan keuangan, maka Laporan Audit Bentuk Baku
dengan Modifikasi Kata harus diberikan.
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi opini audit, diantaranya adalah: perubahan
dalam dewan direksi, komite audit, dan kondisi kesehatan keuangan perusahaan. Dewan
direksi mewakili pihak manajemen merupakan pihak yang bertanggung jawab atas pelaporan
keuangan perusahaan, termasuk kecukupan pengungkapan-pengungkapan yang
diperlukan, salah satunya mengenai rencana-rencana manajemen untuk mengatasi masalah
yang berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan. Dalam penyusunan laporan
keuangan, dewan direksi dapat dibantu oleh komiteaudit. Salah satu tugas komite audit
adalah memastikan bahwa asumsi going concern diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan, dan pengungkapan-pengungkapan yang diperlukan telah cukup diungkapkan.
Kinerja dewan direksi dan komite audit dalam proses penyusunan laporan keuangan
sebagaimana telah dipaparkan akan mempengaruhi auditor dalam memberikan opini going
concern. Selain itu, proses pernyataan opini auditor juga dapat dipengaruhi oleh kondisi
kesehatan keuangan perusahaan yang diaudit, karena selain memperhatikan kesesuaian
penyajian laporan keuangan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, auditor
juga harus mempertimbangkan masalah kesangsian terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
Jenis-jenis opini yang lazim diberikan oleh auditor ketika mengaudit laporan keuangan
adalah:
a. Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion),
b. Wajar Tanpa Pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqualified Opinion with
explanatory Paragraph),
c. Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion),
d. Tidak Wajar (Adverse Opinion),
e. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion).
Standar auditing adalah panduan umum untuk membantu auditor dalam memenuhi tanggung
jawab profesional mereka dalam audit atas laporang keuangan secara historis. Termasuk
pertimbangan kualitas profesional seperti kompetensi, independensi, persyaratan pelaporan
dan bukti.
ISA (International Standards on Auditing) merupakan standar audit terbaru yang telah
diadopsi di Indonesia. Per 1 Januari 2013, Akuntan Publik di Indonesia wajib melakukan
audit atas laporan keuangan berdasarkan standar yang baru ini.
Pendekatan pekerjaan audit di ISA dibagi dalam enam tahap. Tahap pertama dimulai dengan
persetujuan penugasan (agreement of engagement). Kemudian, tahap kedua melakukan
pengumpulan informasi, pemahaman bisnis dan sistim akuntansi klien, serta penentuan unit
yang akan diaudit. Tahap ketiga adalah pengembangan strategi audit. Hal ini dilakukan
dengan memperhatikan access inherent list.
Tahap selanjutnya adalah execute the audit, yaitu mulai melaksanakan audit. Pada saat
melaksanakan audit maka akan dilakukan test of control, substantive and analytical
procedure dan other substantive procedure. Tahap kelima, mulai membentuk opini. Dan
tahap terakhir adalah membuat laporan audit.
2. Iain Gray, Stuart Manson, Louise Crawford. (2015). The Audit Process
Principles, Practices and Cases. 06. Cengage Learning. Hampshire. ISBN:
9781408081709.