You are on page 1of 2

A.

UNSUR PEMBENTUK RUANG


Elemen pembentuk ruang interior di antaranya meliputi elemen lantai,dinding dan
plafon (ceiling). Banyak bangunan di Bali yang menampilkan ciri dan karakteristik material
bata merah. Penggunaan bata merah merupakan salah satu akibat dari mudahnya ditemukan
bahan baku pembuatan bata merah (tanah liat) di Bali. Di Bali, bata merah biasanya disusun
dan dipasang telanjang dengan memperlihatkan warna aslinya.
Material bata merah pada arsitektur Bali
mendapat-kan porsi yang cukup
banyak.Penggunaan material ini dapat dilihat
pada bagian pagar, lantai (bebaturan), dinding,
angkul-angkul. Bahan yang biasa digunakan
pada rumah dan bangunan Bali antara lain atap
jerami, kayu kelapa, bambu, jati, batu, dan bata.
Arsitektur Bali ditandai dengan penggunaan
budaya dan seni kuno di setiap elemen desain.
a Merah Kesederhanaan tidak bisa dipisahkan dari gaya tradisional. Pada desain interior rumah
) etnik modern, ciri khas ini diaplikasikan melalui penggunaan warna yang tidak mencolok,
seperti warna-warna netral yang dekat dengan alam, misalnya cokelat atau putih. Warna
tanah, kayu, pepohonan, dan tumbuhan pun dipilih untuk mempertegas kesan tersebut.
1. Pagar

Bata merah sering digunakan untuk pagar dan angkul-


angkul (pintu masuk) mulai dari rumah tinggal hingga
bangunan untuk para bangsawan (puri) dan bangunan
suci (pura).Penempatan material dengan warna-warna
alami biasanya dilakukan pada bidang-bidang yang
terletak di ruang luar sehingga bata merah dipilih karena
memberikan kesan warna alam. Setiap unit rumah
tinggal memiliki sebuah bangunan angkul-angkul yang
terbuat dari bahan tanah, bata, batu cadas, kayu dan
bahkan beton cetak
(Gambar 2.2 : Pagar)

2. Lantai /Bebaturan

Lantai  bangunan umumnya masih tetap memakai bahan


tanah, cadas dan bata, khususnya pada lantai bangunan
tradisional. Sesuai dengan perkembangan jaman beberapa
lantai bangunan rumah tinggal Bali Madya telah beralih pada
pemakaian bahan-bahan modern seperti semen, marmer, teraso,
tegel dan keramik. Umumnya lantai dibuat sederhana dan tidak
banyak menggunakan permainan lantai.
(Gambar 2.3 : Lantai)

3. Atap
Struktur rangka atap umumnya memakai
bahan kayu dan batang kelapa (seseh) untuk
tiang dan lambang sedangkan untuk elemen iga-
iga (usuk) menggunakan bambu yang
dihubungkan dengan sistem pasak dan ikat. Pada
bangunan suci, struktur rangka atap
menggunakan bahan kayu. Di samping
pemakaian bahan bambu, khusus pada bangunan
suci memakai bahan ijuk,

(Gambar 2.4 : Atap)


4. Dinding
Dinding pembatas  ruangan  pada bangunan rumah tinggal tradisional Bali Madya,
pada umumnya memakai bahan dari tanah, bata dan cadas. Beberapa dinding rumah telah
menggunakan material batako sebagai akibat
perkembangan material dinding. Batako dipilih
hanya karena ke-kuatannya lebih lama dari
tanah.  Elemen-elemen pendukung dinding
seperti parba (di bagian atas bale - bale)
dan  apad (di samping kiri bale-bale) adalah
menggunakan bahan dari kayu.

(Gambar 2.5 : Dinding rumah Bali)


Bagian dinding pada bangunan tradisional Bali umumnya terbuat dari bahan
yang mudah dibongkar sehingga saat bangunan rumah tinggal sudah diwariskan kepada
keturunannya akan diganti dengan bahan yang baru. Penggantian bahan dipengaruhi
oleh aturan bangunan Bali yang menggunakan ukuran penghuni, sehingga bangunan
tersebut harus dibongkar saat pergantian penghuni. Pada objek ini elemen samping
menggunakan bahan bata gosok, bagian dinding ini bukan sebagai elemen struktur
namun hanya sebagai elemen pengisi atau hanya sebagai elemen pembatas saja bahan
bata dipilih agara lebih mudah memberi ukiran pada dinding sebagia penambah ragam
hias pada bangunan.

5. Bawah Bangunan
Pada bagian bawah bangunana umumnya terbuat dari bahan keras atau solid yang
berfungsi menahan beban bangunan, pada objek ini elemen bawah menggunakan bahan beton
yang diselimuti dengan keramik. Penonjolan elemen struktur untuk mempertahankan konsep
tri angga pada bangunan tradisional Bali. Walaupun pada keadaan tanah yang labil atau
lembek bagian bawah bangunan tetap ditonjolkan ke permukaan tanah agar air tanah tidak
naik ke permukaan bangunan sehingga bahan banguna adi atasnya yang umumnya
menggunakan bahan kayu lebih tahan lama.

You might also like