You are on page 1of 13

AGORA Vol. 1, No.

1, (2013)

MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN FUNGSI PRODUKSI DAN


OPERASIONAL PADA USAHA PENGOLAHAN BAHAN KIMIA PT. X DI
GRESIK
Rico Setiawan Sudiro
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
E-mail: rico_setiawan90@hotmail.com

Abstrak² Penelitian ini memiliki tiga tujuan. bea masuk impor bahan baku dari 15 % menjadi 10 % dan
Pertama, untuk mendeskripsikan manajemen fungsi produksi peningkatan bahan baku di dalam negeri
dan operasional pada usaha pengolahan bahan kimia PT. X di (economy.okezone.com, 2012).
Gresik. Kedua, untuk menganalisis lingkungan internal dan
Ini membuktikan bahwa industri kimia merupakan
eksternal pada usaha pengolahan bahan kimia PT. X di Gresik.
Tujuan terakhir yaitu menyusun rencana strategi sektor industri unggulan nasional yang mampu memberikan
pengembangan fungsi produksi dan operasional usaha kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. Adanya pertumbuhan
pengolahan bahan kimia PT. X di Gresik. ekonomi yang cukup pesat dalam industri kimia
Berdasarkan tujuan tersebut, peneliti menggunakan metode menyebabkan persaingan perusahaan dalam industri kimia
deskriptif kualitatif. Dalam memperoleh data-data yang semakin ketat. Persaingan yang ketat menyebabkan pihak
dibutuhkan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode
perusahaan harus mengatur strategi yang tepat untuk
wawancara. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik
kesimpulan, dalam menjalankan usahanya, PT. X sudah menjaring pangsa pasar dan pelanggan.
menjalankan fungsi manajemen pada divisi produksi dan Beberapa contoh perusahaan di mana manajemen dan
operasional dengan baik. Berdasarkan hasil analisis lingkungan pengembangan fungsi produksi dan operasional yang baik
internal dan eksternal di PT. X dapat ditarik kesimpulan, dapat dilihat pada PT. MNK dan MSD. Dari contoh
pengaturan proses produksi mengacu kepada Standard fenomena yang ada di perusahaan-perusahaan Indonesia,
Operating Procedure (SOP) dan working instructions serta
tampak bahwa setiap perusahaan, termasuk PT. X
jumlah pemasok yang banyak dalam mendapatkan kualitas
produk yang baik. Oleh karena itu, strategi yang membutuhkan fungsi produksi dan operasional yang baik.
direkomendasikan bagi PT. X adalah strategi kepemimpinan Salah satu dari fungsi produksi dan operasional yang baik
biaya yaitu dengan cara menekan harga jual produk agar dapat dilihat pada proses produksi yang berjalan di PT. X.
konsumen tidak mudah beralih ke perusahaan lain. Hal ini Perusahaan ini harus mampu memaksimalkan proses
dilakukan dengan cara memberikan kemasan yang menarik produksi yang berjalan agar dapat bersaing dengan
dengan mempertahankan kualitas produk yang ada.
perusahaan lain, karena dengan mengoptimalkan proses
Kata Kunci² Manajemen, Pengembangan, Produksi dan produksi yang ada, perusahaan diharapkan dapat
Operasional meningkatkan permintaan bahan baku yang berkualitas yang
siap dipasarkan dengan mempertimbangkan mutu dan
kualitas dari bahan baku untuk ke depannya. Selain proses
I. PENDAHULUAN
produksi, hal lain yang tak kalah pentingnya terkait dengan
Seiring dengan berjalannya waktu yang terjadi dalam peningkatan kapasitas produksi yang maksimal. Bilamana
dunia bisnis membuat perusahaan-perusahaan yang ada di proses produksi sudah berjalan dengan baik, dapat dipastikan
Indonesia untuk mulai memikirkan konsep-konsep bisnis kapasitas produksi di perusahaan dapat meningkat.
yang jitu dan berkualitas. Konsep-konsep bisnis akan Berdasarkan kondisi yang ada di perusahaan,
berkualitas bilamana manajemen dijalankan dengan baik manajemen dan pengembangan pada fungsi produksi dan
seiring dengan perubahan dalam pengambilan keputusan operasional di PT. X sudah berjalan dengan baik, tetapi
yang dilakukan oleh perusahaan, khususnya pada perusahaan masih ditemukan kendala-kendala yang dihadapi oleh pihak
yang bergerak dalam industri kimia. Menurut Anne Ahira, perusahaan antara lain terkait pemesanan bahan baku,
peranan industri kimia sangat besar dalam menunjang fluktuasi harga di pasaran, kesiapan pihak supplier,
perkembangan industri besar lainnya di Indonesia maintenance pada mesin perusahaan serta pengetahuan dan
(www.anneahira.com, 2011). keahlian staf pengelola dalam melakukan koordinasi.
Menurut Dirjen Basis Industri Manufaktur (BIM)
Kementrian Perindustrian (Kemenperin) Panggah Susanto, 1. Fungsi Manajemen
pertumbuhan industri kimia nasional pada tahun 2011 a. Fungsi Perencanaan (Planning). Perencanaan
sebesar 4 % dan pada tahun 2012 diproyeksikan akan tumbuh merupakan suatu proses untuk menentukan tujuan
sebesar 6 % untuk semua jenis industri kimia. Pertumbuhan serta sasaran yang ingin dicapai dan mengambil
tersebut didorong oleh sejumlah faktor, seperti: penurunan langkah-langkah strategis guna mencapai tujuan
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

tersebut (Amirullah dan Budiyono, 2004, p. 12). (Marketing Research), (7) Analisis Peluang
b. Fungsi Pengorganisasian (Organizing). (Opportunity Analysis).
Pengorganisasian merupakan proses pemberian c. Analisis Keuangan. Keuangan suatu perusahaan
perintah, pengalokasian sumber daya serta berkaitan dengan pengelolaan penggunaan dana
pengaturan kegiatan secara terkoordinir kepada (pembelanjaan aktif) dan pengelolaan sumber-
setiap individu dan kelompok untuk menerapkan sumber dana (pembelanjaan pasif). Fungsi manajer
rencana (Amirullah dan Budiyono, 2004, p. 13) keuangan adalah menyeimbangkan kebutuhan dana
c. Fungsi Pengarahan (Actuating). Pengarahan dalam operasi perusahaan dengan tersedianya dana
merupakan proses untuk menumbuhkan semangat dalam berbagai sumber dana (Sumarni &
(motivation) pada karyawan agar dapat bekerja keras Soeprihanto, 2010, p. 315).
dan giat serta membimbing mereka dalam 4. Analisis Lingkungan Eksternal
melaksanakan rencana untuk mencapai tujuan yang Tujuan dari perumusan strategi bersaing yaitu
efektif dan efisien (Amirullah dan Budiyono, 2004, menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya
p. 13). (Porter, 2007, p. 33).
d. Fungsi Pengendalian (Controlling). Pengendalian a. Ancaman Pendatang Baru. Ada tujuh sumber utama
merupakan proses untuk melihat apakah kegiatan rintangan masuk untuk pendatang baru, yaitu
organisasi sudah sesuai dengan rencana sebelumnya (Porter, 2007, p. 38): (1) Skala Ekonomi, (2)
(Amirullah dan Budiyono, 2004, p. 13). Diferensiasi Produk, (3) Kebutuhan Modal, (4) Biaya
2. Manajemen Produksi dan Operasional Beralih Pemasok (Switching Costs), (5) Akses ke
a. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasional. Saluran Distribusi, (6) Biaya Tak Memungkinkan
Manajemen Produksi dan Operasional adalah suatu Bebas dari Skala, (7) Kebijakan Pemerintah.
desain, operasional dan perbaikan sistem untuk b. Tekanan dari Produk Pengganti. Produk pengganti
menciptakan produk utama dan servis (Jacobs, yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah
Chase & Aquilano, 2009, p. 7) produk-produk dimana mempunyai kecenderungan
b. Fungsi-fungsi dasar Manajemen Produksi. Fungsi untuk memiliki harga atau prestasi yang lebih baik
produksi dan operasional suatu bisnis mencakup daripada produk industri atau dihasilkan oleh
semua aktivitas yang mengubah input menjadi industri yang berlaba tinggi (Porter, 2007, p. 58).
barang atau jasa. Ada beberapa fungsi-fungsi dasar c. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli. Ada beberapa
manajemen produksi (David, 2010, p. 214): (1) karakteristik kelompok pembeli disebut kuat, yaitu
Proses, (2) Kapasitas, (3) Persediaan, (4) Angkatan (Porter, 2007, p. 59): (1) Kelompok pembeli terpusat
kerja, (5) Kualitas. atau membeli dalam jumlah besar relatif terhadap
3. Analisis Lingkungan Internal penjualan pihak penjualan, (2) Produk yang dibeli
a. Analisis Sumber Daya Manusia. Manajemen Sumber dari industri merupakan bagian dari biaya atau
Daya Manusia adalah pelaksanaan fungsi-fungsi pembelian yang cukup besar dari pembeli, (3)
manajemen dalam urusan personalia. Ada beberapa Produk yang dibeli dari industri adalah produk
kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia antara standar atau tidak terdiferensiasi, (4) Pembeli
lain (Alma, 2010, p. 197): (1) Analisa Jabatan, (2) menghadapi biaya pengalihan yang kecil, (5)
Tenaga Kerja, (3) Seleksi, (4) Pengadaan Latihan, Pembeli mendapatkan laba kecil, (6) Pembeli
(5) Mutasi dan Promosi, (6) Kompensasi, (7) menunjukkan ancaman untuk melakukan integrasi
Motivasi, (8) Menjaga Suasana Kerja dan Disiplin, balik, (7) Produk industri tidak penting bagi kualitas
(9) Menjaga Hubungan, Konflik dan Komunikasi, produk atau jasa pembeli. (8) Pembeli mempunyai
(10) Pendelegasian, (11) Organisasi Karyawan, (12) informasi lengkap.
Pemberhentian, Pensiun dan Pemutusan Hubungan d. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok. Ada beberapa
Kerja. kondisi kelompok pemasok disebut kuat, yaitu
b. Analisis Pemasaran. Pemasaran dapat didefinisikan (Porter, 2007, p. 62): (1) Para pemasok didominasi
sebagai proses pendefinisian, pengantisipasian, oleh beberapa perusahaan dan lebih terpusat
penciptaan serta pemenuhan kebutuhan dan daripada industri di mana mereka menjual, (2)
keinginan konsumen akan produk dan jasa. Ada Pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain
tujuh fungsi pemasaran pokok, sebagai berikut untuk dijual kepada industri, (3) Industri bukan
(David, 2010, p. 198): (1) Analisis Konsumen merupakan pelanggan yang penting bagi kelompok
(Customer Analysis), (2) Penjualan Produk atau Jasa, pemasok, (4) Produk pemasok merupakan input
(3) Perencanaan Produk dan Jasa (Product and penting bagi bisnis pembeli, (5) Produk kelompok
Service Planning), (4) Penetapan Harga (Pricing), pemasok terdiferensiasi atau pemasok telah
(5) Distribusi (Distribution), (6) Riset Pemasaran menciptakan biaya peralihan, (6) Kelompok
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

pemasok memperlihatkan ancaman yang kuat untuk a. Bagaimana manajemen fungsi produksi dan
melakukan integrasi maju. operasional pada usaha pengolahan bahan kimia PT.
e. Tingkat Persaingan di antara Pesaing. Persaingan di X di Gresik?
kalangan pesaing yang ada berupa perlombaan untuk b. Bagaimana lingkungan internal dan eksternal pada
memperoleh posisi dengan menggunakan taktik- usaha pengolahan bahan kimia PT. X di Gresik?
taktik seperti: persaingan harga, perang iklan, c. Bagaimana rencana strategi pengembangan fungsi
perkenalan produk dan meningkatkan pelayanan produksi dan operasional usaha pengolahan bahan
kimia PT. X di Gresik?
atau jaminan (garansi) kepada pelanggan.
Tujuan Penelitian
Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing
a. Mendeskripsikan manajemen fungsi produksi dan
merasakan adanya tekanan atau melihat peluang
operasional pada usaha pengolahan bahan kimia PT.
untuk memperbaiki posisi dan memperoleh X di Gresik.
profitabilitas (Porter, 2007, p. 50-51). b. Menganalisis lingkungan internal dan eksternal pada
5. Analisis SWOT usaha pengolahan bahan kimia PT. X di Gresik.
Penjelasan dari masing-masing strategi dalam c. Menyusun rencana strategi pengembangan fungsi
analisis SWOT sebagai berikut (David, 2010, p. 327): produksi dan operasional usaha pengolahan bahan
a. Strategi SO. Memanfaatkan kekuatan internal kimia PT. X di Gresik.
perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang
eksternal. Gambar 1 Manajemen dan Pengembangan Fungsi Produksi
b. Strategi WO. Bertujuan untuk memperbaiki dan Operasional pada usaha pengolahan bahan kimia PT. X
kelemahan internal dengan cara mengambil di Gresik
keuntungan dari peluang eksternal.
PT. X
c. Strategi ST. Strategi ST menggunakan kekuatan
sebuah perusahaan untuk menghindari atau
mengurangi dampak ancaman eksternal.
d. Strategi WT. Merupakan taktik defensif yang Menganalisis Fungsi Manajemen (Planning,
diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal Organizing, Controlling dan Controlling) pada
serta menghindari ancaman eksternal. fungsi produksi dan operasional
6. Formulasi Strategi
a. Model Manajemen Strategi. Model proses
manajemen strategi pada dasarnya meliputi tiga
langkah utama yang saling berkaitan, yaitu: Analisis Lingkungan Analisis Lingkungan
perumusan strategi (strategy formulation), Internal Eksternal
implementasi strategi (strategy implementation), Menganalisis Fungsi 1. Ancaman Pendatang
evaluasi dan pengendalian strategi (strategy control) Bisnis pada aspek: Baru
(Hariadi, 2005, p. 4). 1. Sumber Daya 2. Tekanan dari Produk
b. Strategi Generik (Generic Strategy). Strategi Manusia Pengganti
Generik yang dikemukakan oleh Michael Porter 2. Pemasaran 3. Kekuatan Tawar
3. Keuangan Menawar Pembeli
memungkinkan organisasi untuk memperoleh
4. Produksi dan 4. Kekuatan Tawar
keunggulan kompetitif dari tiga landasan yang
Operasional Menawar Pemasok
berbeda yaitu (David, 2010, p. 273): (1) Keunggulan
5. Tingkat Persaingan di
atau kepemimpinan biaya (cost leadership), (2) antara Pesaing
Pembedaan atau diferensiasi (differentiation), (3)
Fokus (focus).
7. Pengembangan Bisnis
Kebijakan (policy) mengacu pada pedoman, metode,
prosedur, aturan, bentuk, dan praktik administratif spesifik Analisis SWOT
yang ditetapkan untuk mendukung dan mendorong upaya
menuju pencapaian tujuan tersurat. Kebijakan merupakan
instrumen untuk penerapan strategi (David, 2010, p. 392). Strategi Pengembangan Produksi dan Operasional

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka Sumber: Amirullah & Budiyono (2004), Bangun (2008),
dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: David (2010), Hariadi (2005), Porter (2007), Soemarni &
Soeprihanto (2010).
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

II. METODE PENELITIAN 5. Teknik Analisis Data


1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini untuk menganalisis data
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan teknik analisis domain yang berguna untuk
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode mencari dan memperoleh gambaran umum atau pengertian
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang yang bersifat menyeluruh. Hasil yang diharapkan ialah
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang pengertian di tingkat permukaan mengenai domain tertentu
alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, atau kategori-kategori konseptual. (Sarwono, 2006, p. 240).
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi Tahapan dalam analisis data yang digunakan dalam
(gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian ini menggunakan Model Miles dan Huberman
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada yang terdiri dari (Sugiyono, 2012, p. 92): a. Reduksi data
generalisasi (Sugiyono, 2012, p. 1). Penelitian deskriptif (data reduction),b. Penyajian data (data display), c.
adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu Verifikasi data (data verification).
gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang (Noor, 6. Uji Keabsahan Data
2011, p. 34). Dalam menganalisa data yang ada, peneliti
2. Jenis dan Sumber Data menggunakan metode triangulasi. Triangulasi dapat
a. Data Primer. Data primer merupakan data berupa diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
teks hasil wawancara dan diperoleh melalui menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data
wawancara dengan informan yang sedang dijadikan dan sumber data yang telah ada. Untuk menguji keabsahan
sampel dalam penelitiannya. Data dapat direkam data, peneliti akan membandingkan hasil wawancara
atau dicatat oleh peneliti (Sarwono, 2006, p. 209). dengan isi dokumen yang berkaitan (Sugiyono, 2012, p.
Data primer yang diperoleh dari wawancara dengan 83). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
pimpinan dan jajaran direksi yang ada di PT. X. pengujian data, yaitu triangulasi sumber. Triangulasi
b. Data Sekunder. Data sekunder merupakan data-data sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan
yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan sumber (Sugiyono, 2012, p. 127).
(Sarwono, 2006, p. 209). Data sekunder diperoleh
dari dokumen perusahaan dan buku-buku literatur III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yang menunjang. 1. Analisis Fungsi Perencanaan (Planning) pada Divisi
3. Metode Pengumpulan Data Produksi dan Operasional
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Dalam menentukan peramalan pada divisi produksi
wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan dan operasional menurut Informan F, proses perencanaan
data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung produksi pada PT. X memakai sistem pemesanan (made to
dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan order) berdasarkan permintaan (demand) yang ada,
daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan nantinya akan disesuaikan dengan kapasitas produksi
lain (Noor, 2011, p. 138). perusahaan agar dapat memenuhi penjualan (sales) yang
4. Penentuan Informan
ada.
Proses penentuan informan dalam penelitian ini
Penetapan tujuan yang hendak dicapai pada divisi
menggunakan teknik Nonprobability Sampling.
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan produksi dan operasional berkaitan dengan tujuan berupa
sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama rencana jangka pendek dalam divisi ini menurut Informan
bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi F disesuaikan dengan peramalan (forecast) bulanan,
sampel. Dalam penelitian ini, peneliti memilih sedangkan rencana jangka panjang disesuaikan dengan
menggunakan teknik purposive sampling, dimana teknik peramalan (forecast) tahunan.
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan Penetapan langkah-langkah strategis yang akan
tertentu, seperti: orang yang dianggap paling tahu tentang digunakan untuk mencapai tujuan pada divisi produksi
apa yang kita harapkan sehingga memudahkan peneliti dan operasional menurut Informan F, langkah-langkah
mendalami obyek atau situasi sosial yang diteliti strategis yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai
(Sugiyono, 2012, p. 53). Dalam penelitian ini, peneliti tujuan pada divisi ini adalah memastikan produksi
memilih 7 orang dari PT. X sebagai informan, yakni perusahaan agar dapat berjalan dengan baik, dilihat
Informan A sebagai Direktur Utama, Informan B sebagai berdasarkan peralatan dan spesifikasi yang ada karena
General Manager Operations, Informan C sebagai Manajer sangat berkaitan dengan kapasitas dan tenaga karyawan.
Sumber Daya Manusia, Informan D sebagai Manajer Dalam menentukan pengembangan kebijakan dan
Pemasaran, Informan E sebagai Manajer Keuangan,
sasaran yang akan digunakan pada divisi produksi dan
Informan F sebagai Manajer Produksi dan Informan G
operasional yaitu sasaran yang dicapai pada divisi ini
sebagai Administration Purchasing.
menurut Informan F, tentunya harus dapat memenuhi
pemesanan penjualan (sales order) yang ada dan berusaha
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

semaksimal mungkin mengurangi kegagalan (failed) yang diberikan oleh karyawan divisi ini yaitu melalui
produk yang tidak diinginkan. Untuk mengurangi pengadaan daily meeting, dimana dalam meeting tersebut,
kegagalan (failed) produk harus diupayakan untuk tetap akan diadakan pengarahan (briefing) untuk setiap
menjaga kualitas selama proses produksi berlangsung karyawan divisi ini. Hal ini dibenarkan oleh Informan A,
hingga produk jadi. bahwa pengarahan (briefing) diberikan kepada karyawan
Kebijakan perusahaan untuk mencapai sasaran pada divisi ini sebelum mereka bekerja.
divisi ini seperti yang dikatakan Informan F, adanya Dalam memotivasi karyawan pada divisi ini,
kegagalan (failed) produk yang disebabkan kelalaian dari menurut Informan F yaitu dengan bersama-sama
karyawan divisi ini harus dilakukan perbaikan memikirkan permasalahan serta hal-hal yang perlu
(maintenance) perventif untuk mengurangi adanya dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
kelalaian yang tidak diinginkan. Motivasi yang diberikan dengan melakukan pendekatan
2. Analisis Fungsi Pengorganisasian (Organizing) pada terkait produksi perusahaan karena perusahaan menyadari
Divisi Produksi dan Operasional bahwa proses produksi perusahaan sangat bergantung
Pengalokasian sumber daya yang ada pada divisi kepada divisi ini baik pembelian produk, penjualan
produksi dan operasional menurut Informan F, di dalam produk maupun pengiriman produk itu sendiri sehingga
menjalankan fungsi pengorganisasian (organizing) pada pelayanan yang terbaik untuk konsumen harus
divisi ini sudah berjalan dengan baik dimana struktur diutamakan.
organisasi yang sudah dibuat dengan jelas oleh Kepemimpinan yang dijalankan perusahaan ini
perusahaan sehingga pengalokasian sumber daya yang ada menurut Informan A, Informan B dan Informan F yaitu
sudah dapat berjalan dengan baik. kepemimpinan dua arah yang demokratis yaitu dari atasan
Pembagian tugas dan wewenang secara ke bawahan dan bawahan ke atasan.
terkoordinasi oleh divisi produksi dan operasional dimana Pengembangan komunikasi yang diterapkan antara
tiap bagian pada divisi produksi itu sendiri itu akan atasan terhadap karyawan divisi produksi dan operasional
membawahi beberapa orang di dalam melakukan melalui pengarahan yang diberikan atasan kepada
pekerjaan dan wewenangnya masing-masing. Hal ini bawahan pada divisi ini dapat berdampak baik, bilamana
sesuai dengan yang diungkapkan oleh Informan F, pengarahan yang dilakukan dengan diskusi terlebih
pembagian pekerjaan dan wewenang pada masing-masing dahulu dalam meeting berkala terkait keputusan yang
karyawan agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan. diambil. Sesuai dengan pendapat Informan F, bilamana
Dalam hal ini, Informan A, Informan B dan pengarahan dilakukan dengan diskusi terlebih dahulu
Informan F sepakat bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam meeting berkala menyebabkan keputusan tersebut
terkait pekerjaan, di dalam mengambil keputusan akan dapat diterima oleh karyawan divisi ini dan pada akhirnya
berpegang pada supervisor dan nantinya staf yang akan keputusan tersebut dapat dijalankan dengan baik.
menentukan keputusan terakhir bilamana supervisor tidak Kendala yang dihadapi terkait pengarahan divisi ini,
dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. menurut Informan F, keputusan yang telah disepakati
Di dalam pengaturan kegiatan secara terkoordinasi sebelumnya tidak dilaksanakan dengan baik oleh
untuk menetapkan rencana pada divisi produksi dan karyawan sehingga akhirnya menimbulkan penundaan
operasional melalui prosedur khusus melalui penentuan pekerjaan yang dapat berdampak pada yang lain.
Standard Operating Procedure (SOP) dan working 4. Analisis Fungsi Pengendalian (Controlling) pada Divisi
instruction yang akan menjelaskan secara mendetail Produksi dan Operasional
mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan pada Penetapan standar yang harus dicapai pada divisi
divisi ini. Kedua hal tersebut, harus dipahami dan produksi dan operasional berdasarkan pendapat Informan
dijalankan dengan baik oleh karyawan divisi ini. F, untuk melihat kinerja dari produksi yang dihasilkan
Adapun kendala yang dihadapi dalam pengaturan efisien atau tidak adanya sebuah pengukuran yaitu melalui
aspek produksi dan operasional di perusahaan ini adalah Overall Equipment Efficiency (OEE). Hal-hal terkait
komunikasi antar karyawan, dimana sering terjadi standar waktu kerja yang ditetapkan perusahaan untuk
kesalahpahaman antara karyawan (miss communication) divisi ini mengikuti standar jam kerja dari pemerintah,
dan adanya prosedur yang dibuat untuk memenuhi standar yang dibagi dalam 3 shift, yaitu 8 jam/shift dikarenakan
perusahaan terkadang tidak dilaksanakan dengan baik proses produksi berjalan selama 24 jam/hari.
oleh karyawan sehingga ada beberapa karyawan menurut Prestasi yang dicapai selama ini pada divisi ini,
Informan F, yang secara sengaja atau tidak melanggar karyawan dapat meningkatkan kapasitas produksi serta
peraturan yang dibuat oleh perusahaan. dapat mengurangi kegagalan (failed) produk yang tidak
3. Analisis Fungsi Pengarahan (Actuating) pada Divisi diharapkan. Keberhasilan dalam mengurangi kegagalan
Produksi dan Operasional (failed) produk mengakibatkan kenaikan kapasitas
Dalam tahapan pengarahan (actuating), pengarahan produksi. Informan A, Informan B dan Informan F
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

sepakat bahwa prestasi yang dicapai karyawan divisi ini dilakukan oleh atasan karyawan dengan
sesuai dengan harapan perusahaan dikarenakan standar mempertimbangkan catatan kerja dan prestasi kerja
kualitas yang diminta perusahaan pada divisi ini harus yang dicapai selama ini yang nantinya dapat
dapat dipenuhi sesuai dengan spesifikasi produk agar diputuskan untuk dilakukan mutasi dan promosi
produk tersebut siap untuk dikirimkan ke konsumen pada karyawan yang bersangkutan.
perusahaan. Menurut Informan C, perusahaan akan
Menurut Informan F, hal-hal terkait perbaikan memberikan bonus kepada karyawan yang
bilamana terjadi penyimpangan dari standar prestasi pada berprestasi dalam bentuk presentasi kenaikan gaji
divisi ini dengan melakukan evaluasi yang dan pembagian bonus tahunan yang lebih besar
berkesinambungan terkait standar kualitas yang dibandingkan dengan karyawan lain, itu semua
diharapkan dan kapasitas produksi yang ada dan perlu tentunya dilakukan penilaian sebelumnya akan
adanya peninjauan kembali terkait peralatan (equipment) kinerja karyawan pada perusahaan ini, khususnya
yang perlu diperbaiki atau material-material yang perlu pada divisi personalia. Tiap perusahaan yang ada
untuk dilakukan pengaturan proses atau pengaturan khususnya PT. X tentunya akan memberikan
terakhir. fasilitas kepada karyawan. Fasilitas yang ada berupa:
5. Analisis Lingkungan Internal makan siang di kantin untuk semua karyawan,
a. Analisis Sumber Daya Manusia fasilitas ruang transportasi, fasilitas olahraga serta
Menurut Informan C, divisi personalia sangat fasilitas untuk karyawan yang mengikuti shift kerja
berkaitan dengan Human Resource, dimana di yaitu: pihak perusahaan menyediakan beras dan susu
dalam proses dari awal masuk calon karyawan di kepada karyawan setiap bulannya serta fasilitas
perusahaan ini, proses rekrutmen atau seleksi sampai tempat ibadah serta penjaminan karyawan melalui
karyawan masuk di perusahaan ini menjadi bagian JAMSOSTEK.
dari divisi ini. Berkaitan dengan pemberian motivasi pada
Standar untuk penerimaan karyawan pada divisi karyawan divisi personalia, Informan C menjelaskan
personalia adalah calon karyawan harus memiliki bahwa pemberian motivasi tentunya didukung oleh
pengalaman sebelumnya berkaitan dengan Human atasan maupun manajer dalam setiap pengambilan
Resource, yang sudah terlatih untuk untuk bertatap keputusan yang diambil menyangkut semua proses
muka dengan orang. Informan A menambahkan, di personalia untuk setiap karyawan divisi ini.
selain itu perusahaan akan mencari calon karyawan Upaya yang dilakukan perusahaan dalam
yang memiliki background studi yang terkait dengan menjaga suasana kerja yang nyaman dan disiplin
Human Resource. menurut Informan A, Informan B dan Informan C,
Proses seleksi untuk menerima calon karyawan pihak perusahaan harus dapat memastikan terlebih
di perusahaan ini berdasarkan pendapat Informan C, dahulu keamanan di perusahaan sehingga karyawan
dimulai dengan adanya penyerahan surat lamaran yang bekerja memiliki rasa aman dan nyaman.
maupun Curicullum Vitae ke perusahaan dan akan Menurut Informan C, upaya yang dilakukan
berlanjut ke proses seleksi dari Curicullum Vitae perusahaan untuk menjaga hubungan baik dengan
tersebut. Setelah itu akan dilanjutkan dengan proses karyawan yaitu setiap tahun diadakan agenda
wawancara (interview) yang akan berjalan 1-2 kali tahunan yang bertujuan untuk mempererat hubungan
oleh Human Resource dimana bila calon karyawan perusahaan dengan karyawan sehingga antara
masih dinyatakan lolos akan dilanjutkan pada tes sesama karyawan dan atasan dapat saling menjaga
pemeriksaan kesehatan dan berakhir pada tes tali silaturahmi serta bersama-sama memajukan
psikologi. perusahaan lebih baik untuk ke depannya.
Program pelatihan di PT. X terbagi menjadi 2 Hal-hal terkait pembagian wewenang dan
yaitu: pelatihan umum dan pelatihan khusus. tanggung jawab pada divisi personalia menurut
Menurut Informan A dan Informan B, program Informan A, Informan B dan Informan C sudah
pelatihan ini dirancang berdasarkan usulan maupun ditetapkan dalam struktur organisasi yang ada
masukan dari karyawan divisi yang bersangkutan, sehingga dapat diketahui oleh masing-masing
khususnya divisi personalia. Usulan dan masukan karyawan divisi ini akan job description dari
tersebut akan dibahas dan dilaksanakan pada acara mereka.
tetap perusahaan, yaitu: pelatihan (training) Menurut Informan A, Informan B dan Informan
tahunan. C pihak perusahaan sudah menjalin kerja sama yang
Berdasarkan pendapat Informan C, proses baik dengan pihak organisasi karyawan. Ini
mutasi dan promosi di perusahaan, langkah awal dibuktikan dengan adanya komunikasi yang
yang perlu dilakukan yaitu diberikan penilaian yang dilakukan dengan pihak organisasi karyawan
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

dimana karyawan dapat memberikan kritik dan yaitu produk yang merupakan bahan campuran
saran kepada perusahaan serta adanya Perjanjian untuk pembuatan produk-produk pembersih, seperti:
Kerja Bersama (PKB) yang telah didiskusikan dan sabun, shampoo, dan lain-lain.
disepakati oleh kedua belah pihak sesuai dengan Menurut Informan D, penetapan harga produk
peraturan pemerintah. perusahaan yaitu ditinjau berdasarkan komponen
Menurut Informan A dan Informan B, sebelum yang ada, yaitu: material, proses untuk penetapan
dikeluarkan Surat Peringatan (SP) 1-3, karyawan harga produk, kemasan (packaging) serta
akan diberikan peringatan lisan terlebih dahulu. pengangkutan (transporter) yang diperlukan dan
Pelanggaran yang dilakukan karyawan akan komisi yang didapat. Informan A dan Informan B
dikenakan Surat Peringatan (SP) 1-3 hingga menambahkan, di dalam proses penetapan harga
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bilamana produk perusahaan juga dipertimbangkan
kesalahan yang telah dibuat karyawan sudah tidak berdasarkan harga bahan baku yang diperoleh
dapat ditoleransi. Setelah diberikan sanksi, tindakan berdasarkan tren harga pasar yang ada.
korektif yang diambil perusahaan bilamana kinerja Di dalam menekan harga jual produk
karyawan menyimpang dari yang semestinya, perusahaan menurut Informan D, divisi pemasaran
Informan C menjelaskan bahwa pertama-tama akan melakukan tindakan yaitu dengan mencari
dilakukan pembinaan karyawan. Pembinaan pengangkutan atau transporter dengan harga yang
karyawan ditujukan kepada internal departemen dan bersaing serta dengan mencari kemasan atau
akan berlanjut kepada tingkat personalia bilamana packaging dengan harga yang bersaing pula.
dibutuhkan. Di dalam mendistribusikan barang yaitu melalui
Berdasarkan pendapat Informan C, hal-hal agen, dimana penjualan yang dilakukan oleh
terkait karyawan yang sudah pensiun akan diberikan perusahaan tidak secara langsung ke konsumen dan
hak pensiunnya kepada perusahaan tetapi bilamana menyerahkan sepenuhnya kepada agen yang sudah
oleh perusahaan karyawan tersebut masih dirasa menjadi mitra kerja dari perusahaan. Hal ini
layak, mampu dan prestasi kerjanya baik, maka dibenarkan oleh Informan A, Informan B dan
pihak perusahaan akan meminta karyawan tersebut Informan D bahwa divisi pemasaran tidak terjun
untuk menunda pensiunnya, tentunya sudah langsung ke lapangan dan baru akan terjun ke
mendapat persetujuan dari karyawan tersebut. lapangan bilamana penjualan produk tidak sesuai
Kendala yang dihadapi perusahaan terkait divisi target yang diharapkan.
personalia yaitu setiap karyawan yang bekerja di Menurut Informan D, prosedur yang ditetapkan
perusahaan ini, khususnya karyawan divisi perusahaan dalam pengaturan proses pemasaran
personalia memiliki karakter dan kepribadian yaitu dimana ada beberapa produk dengan
(personality) yang berbeda-beda sehingga diperlukan distributor A, memperbolehkan untuk menjualnya
strategi untuk menghadapi permasalahan yang ada. tetapi di sisi lain ada beberapa produk dengan
b. Analisis Pemasaran distributor B tidak diperbolehkan untuk dijual
Menurut Informan D, di dalam menjalankan tentunya disertai dengan alasan-alasan yang
perencanaan untuk menentukan segmen pasar yaitu mendasari pihak distributor mengambil keputusan
dengan mengindikasikan berdasarkan peramalan tersebut.
(forecast) atau penjualan sebelumnya dan secara Di dalam melihat peluang dari biaya menurut
rutin melakukan survey pasar yang bertujuan agar Informan D, divisi pemasaran akan mencoba untuk
dapat menentukan segmen pasar dengan mudah. melakukan penghematan atau efisiensi terkait
Upaya divisi pemasaran untuk meningkatkan pengangkutan (transporter) serta pengiriman produk
penjualan produk perusahaan menurut Informan D perusahaan sehingga tidak menimbulkan kerja
yaitu: pemberian potongan khusus (discount) kepada lembur pada karyawan divisi pemasaran yang
konsumen perusahaan untuk pembelian atau nantinya dapat berakibat kepada kinerja karyawan
penjualan produk dengan jumlah yang relatif besar yang tidak maksimal.
serta pihak perusahaan juga memberikan Berkaitan dengan manfaat pemasaran produk,
kelonggaran kepada konsumen terkait pembayaran divisi pemasaran akan menambah wawasan dengan
(payment) yang diperpanjang yang tentunya telah melakukan survey pasar yang berkesinambungan.
disepakati oleh kedua belah pihak. Resiko di dalam pemasaran produk lebih mengacu
Proses perencanaan produk perusahaan menurut kepada pihak pengangkutan (transporter) dimana
Informan D yaitu perusahaan tidak merencanakan biaya pengangkutan (transporter) termasuk di dalam
produk karena produk yang dihasilkan oleh asuransi yang diatur dalam ORIS yang berkaitan
perusahaan merupakan produk-produk Surfaktan dengan huru-hara, dimana hal-hal yang tidak
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

diinginkan dapat dicegah, seperti: terjadinya dan aliran dana keluar dari divisi produksi dan divisi
kerusuhan, banjir, tanah longsor, produk yang cacat pembelian.
dan kejadian yang lain akan ditanggung melalui Menurut Informan E, perusahaan selalu
asuransi tersebut. memastikan adanya ketersediaan dana berdasarkan
Kendala yang sering dihadapi terkait aspek arus kas (cash flow) dari jumlah permintaan dan
pemasaran menurut Informan D adalah jumlah jumlah penjualan, termasuk profit yang nantinya
pesaing yang semakin banyak yang cukup akan menambah modal. Informan A dan Informan
mengancam perusahaan, harga yang ditawarkan B menambahkan, perusahaan juga dapat
perusahaan lain serta kualitas produk dari memastikan adanya ketersediaan dana berdasarkan
perusahaan lain. laba di tahan (retained of earnings) setelah
c. Analisis Keuangan pembagian deviden.
Menurut Informan E, perencanaan keuangan d. Analisis Produksi dan Operasional
perusahaan selama ini disusun berdasarkan
peramalan (forecast) yang akurat dari departemen Gambar 2 Proses Produksi PT. X
yaitu: departemen pembelian, produksi dan
penjualan. Selain itu, juga bergantung dari jumlah
Kedatangan bahan
permintaan produk serta permintaan yang berkaitan baku
dengan penjualan. Divisi keuangan juga perlu
memperhitungkan dari sisi bahan baku yang Reaktor
digunakan untuk menentukan perencanaan
keuangan perusahaan selama ini.
Menurut Informan A, Informan B dan Informan Proses Neutralisasi
E, pengelolaan sumber-sumber dana yang diperoleh
perusahaan yaitu dengan cara membagikan deviden
Adjustment Proses
setiap tahun serta melalui deposito.
Berdasarkan pendapat Informan E, perusahaan
tentunya melakukan pemeriksaan keuangan secara Finish Product
rutin yang dilakukan mingguan (weekly), bulanan
(monthly) dan pemeriksaan keuangan setiap tahun.
Selain pemeriksaan yang dilakukan internal Storage Tank
perusahaan juga diadakan pemeriksaan yang
dilakukan oleh pihak auditor eksternal perusahaan Sumber: Informan F PT. X
yang ditunjuk oleh pemegang saham.
Menurut Informan A, Informan B dan Informan Berdasarkan pendapat Informan F, upaya yang
E, adapun pelaporan keuangan yang dibuat dilakukan divisi produksi dan operasional untuk
perusahaan yaitu pelaporan keuangan yang dibuat 1 meningkatkan produksi perusahaan yaitu berusaha
tahun sekali di akhir tahun tersebut. Hal-hal terkait semaksimal mungkin untuk menemukan ide-ide
kendala yang dihadapi terkait aspek keuangan kreatif dengan tujuan meningkatkan efisiensi suatu
menurut Informan E yaitu konsumen (customer) peralatan yang digunakan perusahaan. Hal tersebut
akan sangat bermanfaaat dengan tujuan dapat
yang sering melakukan pembayaran tidak tepat
mengurangi terjadinya breakdown atau maintenance
waktu sehingga menyebabkan invoice yaitu piutang
sehingga perusahaan dapat memiliki kapasitas yang
yang belum tertagih oleh perusahaan.
berlebih untuk produksi.
Sumber-sumber modal yang diperoleh Menurut Informan F, pengelolaan produksi yang
perusahaan menurut Informan E berasal dari modal ada di perusahaan terkait persediaan bahan baku
sendiri, mengingat perusahaan ini sudah berdiri yaitu melakukan pemeriksaan jumlah dari bahan
selama 25 tahun sehingga tidak ada pinjaman dari baku dan pemeriksaan stock opname yang dilakukan
luar, termasuk pinjaman bank. Selain itu, divisi setiap bulan oleh divisi gudang (warehouse).
keuangan juga menyediakan fasilitas kredit kerja Dalam menerima karyawan divisi produksi dan
dengan bank-bank yang menjadi mitra kerja operasional, pihak perusahaan memberikan standar
perusahaan. Fasilitas kredit dalam bentuk Letter of khusus yaitu Calon karyawan yang ada lebih
Credit (L/C) yang disediakan oleh Bank Z. Upaya diutamakan untuk lulusan teknik kimia baik STM
yang dilakukan perusahaan dalam pengendalian Kimia, D3 Teknik Kimia maupun S1 Teknik Kimia.
keuangan perusahaan menurut Informan E Upaya yang dilakukan divisi produksi dan
berdasarkan peramalan (forecast) aliran dana masuk operasional terkait penjaminan dan pengendalian
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

kualitas produksi serta pengendalian biaya yaitu dilakukan oleh pemerintah untuk industri kimia
divisi produksi dan operasional sebelum melakukan yaitu melalui Pengawasan Obat dan Makanan
proses produksi akan mengadakan pemeriksaan (POM). Regulasi yang harus diperhatikan dalam
kualitas dari bahan baku, produk setengah jadi, membuka perusahaan ini adalah regulasi dari
proses terakhir hingga produk jadi. Bilamana aturan-aturan pemerintah yang harus disiapkan
ditemukan adanya permasalahan yang ada, divisi seperti: Izin Usaha Industri (IUI) dari Badan
produksi dan operasional akan mengetahui dan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) serta Tanda
segera melakukan perbaikan dengan tujuan untuk Daftar Perusahaan (TDP), lokasi perusahaan dan
menghindari adanya pengeluaran biaya yang besar. kondisi air.
6. Analisis Lingkungan Eksternal b. Tekanan dari Produk Pengganti
a. Ancaman Pendatang Baru Menurut Informan A dan Informan B bahwa
Tentunya ada pendatang baru yang mengancam produk yang dihasilkan perusahaan tidak ada produk
perusahaan ini. Pendatang baru yang ada khususnya penggantinya tetapi ada beberapa perusahaan yang
untuk perusahaan yang menjual produk-produk menghasilkan produk sejenis yang sama dengan
impor. Hal ini dibenarkan oleh Informan G, dimana perusahaan.
harga yang ditawarkan perusahaan lain cukup c. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
murah bila dibandingkan dengan produk-produk Menurut Informan G, pelanggan yang dimiliki
lokal. oleh perusahaan adalah pelanggan lama dan
Adanya differensiasi produk dari industri yang pelanggan baru tetapi mayoritas merupakan
ada sebelumnya bisa jadi menciptakan hambatan pelanggan lama. Proporsi untuk pelanggan baru
masuk dikarenakan adanya perbedaan produk PT. X lebih sedikit karena pelanggan baru melakukan
dengan perusahaan lainnya bilamana dilihat dari pemesanan produk dalam jumlah kecil melalui
kualitas produk yang dimiliki perusahaan tersebut. distributor dimana pelanggan baru perusahaan
Menurut Informan G, persyaratan modal yang adalah retail-retail kecil yang tidak terhitung.
besar tidak menjadi kendala pesaing baru dalam Menurut Informan G, konsumen memiliki peran
masuk industri kimia dikarenakan modal yang yang penting dalam menentukan harga produk yang
dibutuhkan besar, tentunya setiap pesaing yang baru dijual perusahaan tetapi di sini peranan yang
yang akan masuk akan menyiapkan modal yang diberikan oleh konsumen jumlahnya tidak besar
cukup untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain. karena perusahaan telah menentukan harga yang
Perusahaan ini membutuhkan mesin-mesin berat kompetitif untuk bersaing dengan perusahaan lain.
karena pada umumnya untuk setiap perusahaan yang Dalam hal ini, tidak ada biaya peralihan
bergerak dalam industri kimia sangat bergantung konsumen untuk berpindah kepada para pemasok
pada mesin-mesin berat. yang lain, khususnya untuk pelanggan lama tetapi
Berdasarkan pendapat Informan G, hal-hal perusahaan mengalami kendala di dalam
terkait biaya peralihan konsumen ke perusahaan lain mendapatkan pelanggan baru menurut Informan G
tidak menjadi hambatan masuk karena dalam PT. X adalah pelanggan baru seringkali sebelum
ada beberapa konsumen setia perusahaan untuk melakukan pembelian produk di perusahaan
produk perusahaan tertentu. menyesuaikan terkait harga jual produk, kualitas
Pada saat awal pembentukan jalur distribusi dari produk perusahaan serta payment yang
produk, perusahaan mengalami kesulitan karena diterapkan oleh perusahaan.
untuk langkah awal tentunya pihak perusahaan akan Konsumen sering menekan harga jual produk
mencari terlebih dahulu konsumen potensial dari dengan mencari harga produk yang murah dan
perusahaan. terjangkau serta kualitas produk yang baik. Menurut
Menurut Informan G, tingkat kesulitan untuk Informan B, konsumen akan senantiasa
mengatasi kesetiaan konsumen terhadap produk dari membandingkan harga jual produk dan kualitas
industri yang ada sebelumnya cukup sulit produk perusahaan ini dengan produk perusahaan
dikarenakan beberapa tahun terakhir, konsumen lain.
mengalami kecenderungan untuk melihat harga, lain Berdasarkan pendapat Informan G, pembeli
halnya dengan konsumen yang dahulu yang lebih yang mengambil produk perusahaan dalam kapasitas
mementingkan kualitas dibandingkan harga. yang besar akan mendapatkan harga yang berbeda
Menurut Informan G, campur tangan dengan konsumen lain yang mengambil produk
pemerintah untuk membatasi pendatang baru perusahaan dalam jumlah yang kecil.
memang ada yaitu khususnya untuk produk-produk Konsumen dapat memberikan ancaman untuk
impor melalui pembatasan-pembatasan yang melakukan integrasi balik menurut Informan G
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

dengan memberikan saran maupun keluhan terhadap kimia tidak didominasi oleh perusahaan tertentu
perusahaan yaitu frekuensinya jarang dimana karena bersifat industri yang umum sehingga
konsumen akan memberikan saran dan keluhannya persaingan antar perusahaan merata.
ketika produk yang diterima oleh konsumen ketika Berdasarkan pendapat Informan G, tingkat
diaplikasikan ke dalam produk jadi konsumen, hasil persaingan yang ketat akan berpengaruh terhadap
akhirnya tidak sesuai sehingga konsumen akhirnya laba industri karena adanya persaingan yang ketat
memberikan saran dan keluhan kepada perusahaan. membuat perusahaan harus menurunkan harga
d. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok produk perusahaan yang menyebabkan laba
Menurut Informan A, Informan B dan Informan perusahaan menjadi berkurang.
G, PT. X memiliki pemasok tetap yang menjadi Informan A dan Informan B mengatakan bahwa
mitra kerja perusahaan. Jumlah pemasok yang ada beberapa konsumen yang memilih untuk beralih
dimiliki oleh perusahaan yaitu jumlahnya lebih dari ke perusahaan lain dengan berbagai alasan dan
5. proses peralihan konsumen ke perusahaan lain
Perusahaan menggunakan strategi khusus dalam membutuhkan waktu untuk melakukan uji coba awal
mengendalikan pemasok dalam memberikan minimal 6-12 bulan.
ancaman untuk melakukan integrasi maju menurut Menurut Informan A, Informan B dan Informan
Informan G melalui penentuan harga produk yang G, langkah-langkah perusahaan dalam mengatasi
diterima bilamana pada bulan-bulan tertentu harga para pesaing yang ada dengan melakukan
barang naik karena stok barang pemasok sedikit dan pendekatan konsumen dengan menitik beratkan pada
permintaan barang banyak menyebabkan harga kelebihan, kekurangan serta masukan yang
produk mengalami kenaikan. diberikan oleh konsumen terkait produk perusahaan
Menurut Informan G, perusahaan akan mudah dengan cara melakukan kunjungan rutin ke
beralih pemasok bilamana pemasok tidak memenuhi konsumen.
standar-standar yang ditentukan perusahaan terkait 7. Analisis SWOT
pengiriman barang, harga yang ditawarkan serta a. Strength (Kekuatan)
kualitas dari barang itu sendiri sehingga (1) Pengaturan kegiatan produksi mengacu kepada
menyebabkan perusahaan akan mencari pemasok SOP dan working instructions demi kelancaran
lain yang memiliki kriteria yang sesuai dengan proses produksi.
perusahaan. (2) Pengelolaan aspek produksi dan operasional
Berdasarkan pendapat Informan G, dampak berjalan dengan aman dan terkendali melalui
pemasok terhadap laba industri yaitu dampak yang OEE sehingga kualitas produk terjamin.
ditimbulkan besar disesuaikan dengan harga (3) Tenaga kerja yang dihasilkan perusahaan
kompetitif yang ditawarkan pemasok. Bilamana terampil dan kompeten dalam bidangnya.
perusahaan membeli barang dari pemasok dengan (4) Program pelatihan karyawan yang variatif,
harga yang kompetitif berpengaruh terhadap pelatihan umum dan pelatihan khusus.
semakin tingginya laba perusahaan yang akan (5) Penyusunan peramalan (forecast) yang tepat
dicapai. dari masing-masing divisi.
Informan A, Informan B dan Informan G (6) Modal yang didapat perusahaan adalah modal
sepakat bahwa tingkat kepercayaan perusahaan sendiri dan tidak ada pinjaman bank.
terhadap pemasok yang dimiliki saat ini yaitu besar, (7) Fasilitas kredit kerja dalam bentuk L/C yang
dapat dilihat pada ketergantungan perusahaan disediakan oleh Bank Z.
terhadap pemasok berdasarkan tingkat pengiriman (8) Penetapan harga produk ditinjau berdasarkan
produk, kuantitas dan kualitas produk yang material, proses, kemasan (packaging),
ditawarkan pemasok. Menurut Informan G, kendala pengangkutan (transporter) dan komisi.
yang sering dijumpai terkait dengan pemasok yaitu b. Weakness (Kelemahan)
jadwal pengiriman barang yang seringkali tidak (1) Kelalaian dari karyawan divisi produksi dan
sesuai dengan jadwal yang telah disepakati operasional sehingga menyebabkan kegagalan
sebelumnya. (failed) produk.
e. Tingkat Persaingan di antara Pesaing (2) Terjadinya miss communication menyebabkan
Menurut Informan A, Informan B dan Informan kinerja karyawan tidak maksimal.
G, pesaing utama dari perusahaan adalah (3) Sanksi yang diterima oleh karyawan diabaikan
perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam dan tidak dilaksanakan dengan baik.
industri kimia yang memproduksi produk-produk (4) Divisi keuangan sering mendapatkan invoice
sejenis dengan perusahaan. Dalam bidang industri yaitu piutang yang belum tertagih oleh
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

perusahaan menyebabkan kesulitan dalam pangsa pasar yang luas dan pemasok potensial
membuat laporan keuangan perusahaan. dengan evaluasi dan perbaikan sesuai keinginan
(5) Tidak terjun langsung dalam pendistribusian konsumen.
barang bergantung pada agen. (4) Memperhitungkan biaya transporter dan
(6) Adanya peninjauan ulang transporter dan packaging untuk menghindari peninjauan ulang
packaging yang di dapatkan mahal dalam dengan mencari pemasok potensial sehingga
menekan harga jual produk yang cukup biaya transporter dan packaging dapat ditekan.
membuang waktu. c. Strategi ST
(1) Meningkatkan pengawasan terhadap proses
c. Opportunity (Peluang)
produksi sehingga dihasilkan produk berkualitas
(1) Pangsa pasar yang berkembang luas di luar
sesuai dengan konsumen agar konsumen tidak
wilayah Gresik dan sekitarnya.
(2) Jumlah pemasok yang banyak untuk beralih ke perusahaan lain.
mendapatkan kualitas produk yang baik (2) Melakukan pendekatan konsumen terkait proses
d. Threat (Ancaman) produksi yang dijalankan dalam menghasilkan
(1) Persaingan yang ketat antara perusahaan sejenis produk yang berkualitas dengan memberikan
di Indonesia, khususnya: wilayah Gresik dan paket harga yang menarik dan inovasi produk
sekitarnya. yang ada.
(2) Banyaknya perusahaan sejenis yang melakukan (3) Mengelola produksi yang aman dan terkendali
inovasi dan pemberian harga khusus untuk dengan memanfaatkan tenaga kerja yang
memikat konsumen. terampil dan kompeten sehingga dihasilkan
8. Perumusan Strategi Alternatif untuk Pengembangan PT. X produk yang berkualitas yang siap bersaing
a. Strategi SO dengan perusahaan lain.
(1) Mempertahankan pengaturan proses produksi (4) Melakukan penetapan harga produk sesuai
untuk meyakinkan konsumen baru dengan dengan keinginan konsumen sehingga harga
memanfaatkan pemasok potensial. jual produk yang ada dapat bersaing dengan
(2) Mempertahankan pengelolaan aspek produksi perusahaan lain dan mampu mengikat
dan operasional untuk menghasilkan produk konsumen dengan pemberian paket harga dan
yang berkualitas sesuai keinginan konsumen inovasi yang ada.
dengan memanfaatkan pemilihan pemasok d. Strategi WT
potensial. (1) Melakukan perbaikan dalam mengatasi
(3) Memanfaatkan proses produksi dan pengelolaan kegagalan (failed) produk yang tidak
aspek produksi dan operasional sehingga diiinginkan dengan melakukan inovasi dan
memudahkan perusahaan untuk mendapatkan pemberian harga khusus untuk kepada
konsumen yang percaya akan kualitas produk konsumen untuk memenangkan persaingan
perusahaan. yang ada.
(4) Memanfaatkan tenaga kerja yang terampil dan (2) Melakukan perbaikan kinerja karyawan dan
kompeten sehingga dihasilkan produk yang mempelajari dan mengevaluasi kegagalan
berkualitas untuk mendapatkan konsumen baru. (failed) produk yang tidak diinginkan agar
(5) Memanfaatkan pemasok potensial dengan konsumen tetap menggunakan produk
melakukan pemilihan bahan baku yang perusahaan dan tidak beralih ke perusahaan
berkualitas sehingga ditetapkan harga jual lain.
produk yang sesuai dengan konsumen. (3) Melakukan pendistribusian produk secara
(6) Memanfaatkan fasilitas kredit kerja dengan langsung dengan agen untuk mengetahui respon
melakukan survei pasar sehingga dapat atau tanggapan konsumen sehingga konsumen
meyakinkan konsumen baru. tidak mudah beralih ke perusahaan lain.
b. Strategi WO (4) Melakukan inovasi produk dan pemberian
(1) Melakukan perbaikan untuk mengurangi harga khusus untuk konsumen dengan mencari
kelalaian yang menyebabkan kegagalan (failed) transporter dan packaging yang efisien agar
produk yang tidak diinginkan dengan mencari dapat bersaing dengan perusahaan lain.
bahan baku berkualitas untuk meyakinkan 9. Formulasi Strategi
dalam mendapatkan konsumen baru. Menurut peneliti, strategi generik yang tepat
(2) Melakukan perbaikan dalam kinerja karyawan digunakan oleh perusahaan adalah strategi kepemimpinan
serta mempelajari kegagalan (failed) produk biaya. Alasan pemilihan strategi tersebut didasarkan pada
untuk mendapat kepercayaan dari konsumen beberapa faktor yaitu:
baru. a. Persaingan harga yang ketat antar perusahaan
(3) Melakukan pendistribusian produk secara b. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan cenderung
langsung bersama agen dengan memanfaatkan sama dengan produk pesaing
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

c. Konsumen mudah beralih ke perusahaan lain jika (4) Fungsi Pengendalian (Controlling). Perusahaan
tidak memiliki perbedaan menetapkan standar mutu terkait kualitas atau
d. Konsumen memiliki kekuatan tawar menawar dalam spesifikasi produk yang dihasilkan serta dalam
menekan harga produk melihat kinerja dari produksi yang dihasilkan
10. Pengembangan Bisnis melalui sebuah pengukuran yaitu Overall
a. Strategi perusahaan: kepemimpinan biaya (cost Equipment Efficiency (OEE). Prestasi yang
leadership). dicapai pada divisi produksi dan operasional
b. Kebijakan yang mendukung saat ini sudah baik karena karyawan dapat
(1) Memanfaatkan jumlah pemasok yang banyak meningkatkan kapasitas produksi dan
dengan mencari pemasok yang potensial untuk mengurangi kegagalan (failed) produk yang
menekan biaya bahan baku produksi. tidak diharapkan.
(2) Meminimalkan biaya untuk proses produksi b. Dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan
terkait adanya breakdown atau maintenance maka perusahaan membagi fungsi bisnis
yang tidak diinginkan. berdasarkan tugas dan tanggung jawab masing-
(3) Melakukan evaluasi yang berkesinambungan masing berdasarkan fungsi bisnis yang ada melalui
dari setiap divisi yang ada untuk meminimalkan (1) Analisis Sumber Daya Manusia. Analisis
biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. sumber daya manusia berkaitan dengan Human
c. Tujuan bagi fungsi produksi dan operasional Resource yaitu karyawan yang ada di
Tujuannya adalah melakukan inovasi produk perusahaan.
dengan melakukan penambahan-penambahan produk (2) Analisis Pemasaran. Analisis pemasaran
yang dijual oleh perusahaan, meningkatkan mutu dan berkaitan dengan pendekatan kepada konsumen
kualitas dari produk yang ada serta meningkatkan dan menentukan segmen pasar yang jelas
kuantitas jumlah produksi yang diharapkan berdasarkan peramalan (forecast) yang akurat
perusahaan serta kebijakan-kebijakan yang sehingga diketahui kondisi pasar yang
mendukung. sesungguhnya.
Di dalam mendukung untuk pencapaian tujuan dan (3) Analisis Keuangan. Analisis keuangan
kebijakan fungsi produksi dan operasional, perlu diperhatikan berkaitan dengan kondisi keuangan perusahaan
juga terkait tujuan dan kebijakan dari fungsi bisnis yang lain, saat ini dimana perencanaan keuangan
yaitu: sumber daya manusia, pemasaran dan keuangan. perusahaan disusun berdasarkan peramalan
(forecast) yang akurat dari departemen
pembelian, produksi dan penjualan.
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
(4) Analisis Produksi dan Operasional. Analisis
1. Kesimpulan produksi dan operasional berkaitan dengan
a. Penerapan fungsi manajemen sudah berjalan dengan menjaga proses produksi perusahaan agar
baik dibuktikan dengan: berjalan dengan baik sehingga dihasilkan
(1) Fungsi Perencanaan (Planning). Proses produk yang berkualitas serta dapat
perencanaan produksi di perusahaan memakai meningkatkan produksi perusahaan dengan
sistem pemesanan (made to order) dan upaya-upaya yang dilakukan melalui ide-ide
disesuaikan dengan permintaan (demand) agar kreatif.
dapat memenuhi penjualan (sales) yang ada Faktor eksternal menggunakan Five Forces Analysis dari
serta berusaha mengurangi kegagalan (failed) Porter disimpulkan adanya pendatang baru yang mengancam
produk yang tidak diinginkan. perusahaan ini, persyaratan modal yang besar tidak menjadi
(2) Fungsi Pengorganisasian (Organizing). kendala bagi pendatang baru untuk membuka usaha ini.
Pengalokasian sumber daya yang ada sudah Selain itu, konsumen memiliki peran penting dalam
diatur dalam struktur organisasi yang jelas menentukan harga produk yang dijual perusahaan tetapi
sehingga pembagian tugas dan wewenang jumlahnya tidak besar. Perusahaan sangat bergantung dengan
masing-masing karyawan divisi produksi dan pemasok serta di dalam mengatasi para pesaing yang ada,
operasional tidak terjadi tumpang tindih. perusahaan melakukan pendekatan konsumen.
(3) Fungsi Pengarahan (Actuating). Pengarahan Rencana pengembangan bisnis pada fungsi produksi dan
yang diberikan oleh karyawan divisi produksi operasional dengan ditunjang fungsi-fungsi bisnis yang lain.
dan operasional melalui daily meeting, weekly Strategi yang diambil untuk pengembangan bisnis pada PT.
meeting maupun meeting gabungan dengan X berdasarkan hasil analisis SWOT. Selanjutnya, peneliti
divisi lain dan di dalam memotivasi karyawan akan merekomendasikan strategi generik yang tepat
pada divisi produksi dan operasional dengan digunakan oleh perusahaan. Setelah menentukan formulasi
bersama-sama memikirkan permasalahan serta
strategi, dirumuskan tujuan dan hierarki kebijakan bagi
hal-hal yang diperlukan untuk mengatasi
fungsi produksi dan operasional.
permasalahan yang ada.
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

2. Saran http://economy.okezone.com/read/2012/10/09/320/7013
a. Memperluas pangsa pasar yang selama ini belum 07/merck-resmikan-perluasan-pabrik-senilai-usd21-jt
dijangkau oleh PT. X. Porter, M.E. (2007). Strategi Bersaing (Teknik Menganalisis
b. Untuk menanggulangi terjadinya kelalaian kerja Industri dan Pesaing) (Rev. Ed.). Tangerang: Karisma
pada divisi produksi dan operasional, manajer Publishing Group.
produksi dan operasional lebih intensif dalam Robbins, S.P., & Decenzo, D.A. (2004). Fundamentals of
melakukan pengawasan ke lapangan terkait kegiatan Management (Essential Concepts and Applications)
produksi (4th ed.). New York: Mc Graw Hill.
c. Agar tidak terjadi invoice berupa piutang yang Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif &
belum tertagih, sebaiknya PT. X memberikan jangka Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
waktu pembayaran yang sudah ditetapkan. Bilamana Slack, N., Chambers, S., Johnston, R., & Betts, A. (2006).
sudah melewati jangka waktu yang ditentukan maka Operations and Process Management (Principles and
akan dikenakan denda keterlambatan pembayaran. Practice for Strategic Impact). New Jersey: Pearson
d. PT. X sebaiknya melakukan pendistribusian produk Prentice Hall.
secara langsung kepada konsumen dengan tidak Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
menggantungkan kepada agen. Alfabeta.
e. Bilamana sanksi yang diberikan perusahaan Sumarni, M. & Soeprihanto, J. (2010). Pengantar Bisnis
diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan baik oleh (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan) (5th ed.).
karyawan, perusahaan sebaiknya melakukan Yogyakarta: Liberty.
pengurangan bonus yang seharusnya diterima oleh
karyawan.

DAFTAR PUSTAKA
Ahira, A. (2011). Peran Industri Kimia dalam Perkembangan
Industri Indonesia. Retrieved September 3, 2012, from
http://www.anneahira.com/industri-kimia.htm.
Alma, B. (2010). Pengantar Bisnis (Rev. Ed.). Bandung:
Alfabeta.
Amirullah & Budiyono, H. (2004). Pengantar Manajemen
(2nd ed.). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bangun, W. (2008). Intisari Manajemen. Bandung: Refika
Aditama.
David, F.R. Manajemen Strategis Konsep (12th ed.). Jakarta:
Salemba Empat.
Hariadi, B. (2005). Strategi Manajemen (Strategi
Memenangkan Perang Bisnis) (1st ed.). Malang:
Bayumedia Publishing.
Jacobs, F.R., Chase, R.B., & Aquilano, N.J. (2009).
Operations & Supply Management (12th ed.). New
York: Mc Graw Hill.
Nickels, J.M. McHugh & S.M McHugh. (2005).
Understanding Business (7th ed.). New York: Mc Graw
Hill.
Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian (Skripsi, Tesis,
Disertasi & Karya Ilmiah) (1st ed.). Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Okezone. (2011). Multi Nitrotama Kimia Targetkan Produksi
Naik 20 %. Retrieved October 22, 2012, from
http://economy.okezone.com/read/2011/12/12/278/5414
32/multi-nitrotama-kimia-targetkan-produksi-naik-20
Okezone. (2012). Industri Kimia Nasional Diprediksi
Tumbuh 6 %. Retrieved September 3, 2012, from
http://economy.okezone.com/read/2012/01/11/320/5555
82/industri-kimia-nasional-diprediksi-tumbuh-6
Okezone. (2012). Merck Resmikan Perluasan Pabrik Senilai
USD21 jt. Retrieved Oktober 23, 2012, from

You might also like