You are on page 1of 3

Nama: Annisa Crysanti

NIM: E1A020133
Kelas: A
Hukum dan Sistem Politik

TUGAS TERSTRUKTUR

SOAL

1. Jelaskan perkembangan Sistem Autokrasi


2. Jelaskan praktek Autokrasi yg pernah diterapkan di Indonesia
3. Jelaskan pengertian Budaya Politik
4. Jelaskan jenis Budaya politik
5. Jelaskan model Budaya politik yg diterapkan di Indonesia

Jawaban

1. Negara autokrasi dalam bentuknya yang murni sebenarnya hanya kitaketemukan pada
jaman kuno, dan berarti di dalam negara itu kekuasaan pemerintahannya hanya dipegang
atau dijalankan oleh satu orang saja atau tunggal. Autokrasi berasal dari kata auto yang
berarti sendiri, sedangkan kratos/cratein berarti kekuasaan. Jadi dapat disimpulkan
autokrasi adalah negara dimana pemerintahan negara itu benar-benar hanya dipegang atau
dilaksanakan oleh satuorang saja atau tunggal. Pada masa ini negara autokrasi yang masih
murni tidak dapat kita temukan lagi karena pada masa modern, pada negara autokrasi
tersebut disamping seorang tunggal yang memegang pemerintahan negara
tersebutditemukan adanya sebuah badan perwakilan yang mendampingi kekuasaan kepala
negara.
2. Pada periode 1959–1965 Indonesia menerapkan sistem demokrasi terpimpin yang mana
merupakan sistem autokrasi yang diterapkan di Indonesia. Pada masa ini seluruh
keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara yang pada kala itu adalah
presiden Soekarno.Konsep sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh
Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10 November
1956.Demokrasi Terpimpin berjalan berdasarkan Dekret Presiden Soekarno 5 Juli 1959
dan Tap MPRS No. VIII/MPRS/1965.
3. Budaya politik merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan bernegara,
penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, norma kebiasaan
yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya. Budaya politik juga dapat
diartikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran
untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan
publik untuk masyarakat seluruhnya.
Menurut Miriam Budiarjo, Budaya politik adalah keseluruhan dari pandangan-pandangan
politik, seperti norma-norma, pola-pola orientasi terhadap politik, dan pandangan hidup
pada umumnya. Budaya politik mengutamakan dimensi psikologis dari suatu sistem
politik, yaitu sikap-sikap, sistem-sistem kepercayaan, simbol-simbol yang dimiliki oleh
individu-individu, dan beroperasi di dalam seluruh masyarakat, serta harapan-harapannya.

4. Budaya politik parokial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya sangat
rendah. Budaya politik suatu masyarakat dapat dikatakan Parokial apabila frekuensi
orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak
memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut. Tipe budaya politik
ini umumnya terdapat pada masyarakat suku Afrika atau masyarakat pedalaman di
Indonesia. dalam masyarakat ini tidak ada peran politik yang bersifat khusus. Kepala
suku, kepala kampung, kyai, atau dukun,yang biasanya merangkum semua peran yang
ada, baik peran yang bersifat politis, ekonomis atau religius.
Ciri-ciri politik Parokial adalah sebagai berikut:

 Ruang lingkupnya kecil dan sempit.


 Masyarakatnya apatis.
 Pengetahuan masyarakat tentang politik masih sangat rendah.
 Masyarakat cenderung tidak perduli dan menarik diri dari wilayah politik.
 Masyarakatnya sangat jarang berhadapan dengan sistem politik.
 Rendahnya kesadaran masyarakat tentang adanya pusat kewenangan dan kekuasaan di
suatu negara.

Budaya politik kaula (subjek) yaitu budaya politik yang masyarakat yang bersangkutan
sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif. Meskipun
masyarakatnya masih relatif pasif, namun sudah mengerti tentang adanya sistem politik
serta patuh terhadap undang-undang dan para aparat pemerintahan. Intinya, dalam
kebudayaan politik subjek, sudah ada pengetahuan yang memadai tentang sistem politik
secara umum serta proses penguatan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
Ciri-ciri politik Kaula/ Subjek adalah:

 Adanya kesadaran penuh masyarakatnya terhadap otoritas pemerintahan.


 Masyarakatnya masih bersikap pasif terhadap politik.
 Beberapa warga memberikan masukan dan permintaan terhadap pemerintah, namun
telah mau menerima aturan dari pemerintah.
 Masyarakatnya mau menerima keputusan yang tidak dapat dikoreksi ataupun
ditentang.
 Masyarakatnya telah sadar dan memperhatikan sistem politik umum dan khusus pada
objek output, sedangkan kesadaran pada input dan sebagai aktor politik masih cukup
rendah.

Budaya politik partisipan,yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik
yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan
politik. Dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang anggota masyarakatnya
sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik.
Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum,
tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi
aktif dalam proses politik yang berlangsung. Masyarakat cenderung di arahkan pada
peran pribadi yang aktif dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi
mereka terhadap peran tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak.
Ciri-ciri politik Partisipan adalah:

 Adanya kesadaran masyarakatnya tentang hak dan tanggungjawab terhadap


kehidupan berpolitik.
 Masyarakatnya tidak langsung menerima keadaan, namun memberikan penilaian
secara sadar terhadap objek-objek politik.
 Kehidupan politik di tengah-tengah masyarakat berperan sebagai sarana transaksi.
 Masyarakatnya telah memiliki kesadaran tinggi sebagai warga negara yang aktif dan
berperan dalam politik.

5. Model budaya politik yang diterapkan di Indonesia sudah mengalami pembauran antara
Parokial, Kaula, dan Partisipan. Indonesia menganut budaya politik yang bersifat
parokial-kaula di satu pihak dan budaya politik partisipan di pihaklain. Percampuran
berbagai budaya tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya:
 Keberagaman yang ada di masyarakat Indonesia.
 Adanya pengaruh dari budaya luar, peninggalan zaman penjajahan, feodalisme,
paternalistik, dan lain-lain.
 Adanya sifat ikatan primordial dimana terdapat sentimen kedaerahan, kesukuan, dan
keagamaan.
 Budaya Indonesia yang masih mengedapankan paternalisme, dan sifat patrimonial
(warisan ayah).

You might also like