Professional Documents
Culture Documents
Laporan Analisis Kualitatif Uji Pendahuluan - Compress
Laporan Analisis Kualitatif Uji Pendahuluan - Compress
Tujuan Percobaan
Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif
Analisa dapat diartikan sebagai usaha pemisahan suatu kesatuan bahan menjadi
senyawa-senyawa penyusun yang kemudian dapat dipakai sebagai data untuk
menetapkan komposisi dari bahan tersebut. Analisis kimia dapat digolongkan menjadi
dua bagian, yaitu analisis kimia kualitatif dan analisis kimia kuantitatif (Underwood,
1989; 1-2)
Analisis kimia kualitatif adalah analisis kimia untuk menentukan susunan atau
komposisi dari suatu bahan, seperti jenis-jenis unsur, ion (kation dan anion), radikal, gugus
fungsi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam suatu sampel yang akan dianalisis.
Sedangkan analisis kimia kuantitatif adalah analisis kimia yang dilakukan untuk mengetahui
jumlah zat atau kadar komponen penyusun dari suatu sampelyang dianalisis, yang hasilnya
dapat dinyatakan dalam bentuk persen, normalitas, molaritas, atau bentuk satuan konsentrasi
lainnya (Underwood, 1989; 3)
Cara kering
Yakni reaksi uji tanpa melarutkan sampel. Reaksi ini terdapat beberapa macam jenis,
diantaraknya :
Uji Pemanasan
Yaitu teknik dengan cara zat disimpan dalam sebuah tabung pengapian yang dibuat
dari pipa kaca lunak, dan dipanasi dalam sebuah nyala Bunsen, mula-mula dengan lembut
nda kemudian dengan lebih kuat.
Uji Manik
natrium karbonat, manik natrium karbonat disiapkan dengan melelehkan sedikit
natrium karbonat pada lingkaran kawat pt dalam nyala Bunsen, diperoleh pantulan kecil tak
tembus cahaya, jika dibasahi, maka akan dibenamkan dala kalium nitrat dan sedikit manga,
sehingga terbentuk manik hijau natrium mangannat (G.Svehla, 1979)
Cara basah
Uji-uji dibuat dengan zat-zat dalam larutan.Suatu reaksi diketahui berlangsung
dengan terbentuknya endapan dengan pembebasan gas, dan dengan perubahan warna.Untuk
reaksi basah berkaitan dalam penggolongan kation (G.Svehla, 1979).
Analisa kualitatif dapat ditentukan dengan cara pemeriksaan pendahuluan terdiri dari
pemeriksaan organoleptic , pemeriksaan secara kering, dan test pendahuluan untuk anion
dengan menggunakan H2SO4 encer atau pekat, pemeriksaan ion logam (kation) dalam
larutan dan pemeriksaan anion dalam larutan (Underwood, 1999; 3). Uji organoleptik atau
uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan
indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk.
Pengamatan dilakukan terhadap bentuk, warna, dan bau.
Diletakkan sedikit zat padat pada kaca arloji dan jika zat yang diperiksa
cairan maka masukkan sedikit zat cair tersebut ke dalam tabung reaksi.Diamati
warna, bentuk Kristal dan bau tiap tiap senyawa berikut.
Dicelupkan kawat Ni-krom ke dalam HCI pekat, dibakar pada nyala api
oksidasi sampai tidak timbul warna nyala. Ditotolkan kawat Ni-krom tersebut
dengan padatan atau zat yang akan diperiksa. Kemudian bakar kembali pada nyala
oksidasi. Diamati warna nyala yang terjadi
I. Data Pengamatan
N Hasil
o Pengamatan
Zat Padat Bentuk Kristal Warna Bau Keterangan
1 Al2(SO4)3 Kristal Bening Tidak bau
VI. Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan uji pendahuluan terhadap senyawa senyawa
padatan dan cairan serta senyawa yang mengandung ion kation.Uji pendahuluan
dilakukan untuk mempermudah dalam identifikasi selanjutnya.
Cara pengerjaan untuk uji organoleptis adalah dengan cara diletakkan dalam kaca
arloji untuk zat padat, dan untuk zat cairan disimpan didalam tabung reaksi kemudian
diamati bentuk, warna, dan baunya. Hasil yang didapat pada hasil pengamatan pada
umumnya sesuai dengan literature, namun ada beberapa yang tidak sesuai seperti warna
zat yang berada di laboratorium dengan literature yang diperoleh. Hal ini mungkin
dikarenakan zat beroksidasi karena penyimpanan yang tidak sesuai atau karena
terkontaminasi oleh zat lain.
Uji pendahuluan yang kedua adalah reaksi nyala kation. Reaksi nyala kation
dilakukan dengan cara mencelupkan kawat ni-krom ke dalam larutan HCl terlebih dahulu
kemudian dibakar. Fungsi dari larutan HCl adalah untuk membilas atau mengangkat
kotoran pada kawat sehingga memudahkan dalam identifikasi.
Setelah itu, kawat nikrom selanjutnya ditotolkan pada zat yang akan diperiksa
kemudian dibakar kembali pada nyala oksidasi kemudian diamati warna nyala nya. Pada
percobaan digunakan garam-garam klorida dari natrium, kalium, kalsium, stronsium,
barium dan timah.Dipilihnya garam-garam klorida dari golongan alkali dan alkali tanah
karena garam-garam ini mampu membentuk garam-garam klorida yang ketika dibakar
menunjukkan warna yang spesifik.
Hasil yang didapat adalah pada sampel Na2HPO4 berwarna merah kekuningan,
KCl berwarna keunguan agak pink, CaCl2 berwarna merah, BaCl2 berwarna kuning
bening, SrCl2 berwarna merah menyala, dan Pb2HNO3 berwarna biru.
Dalam hal ini, garam-garam klorida dari golongan alkali akan lebih mudah atau
cepat menguap bila dibandingkan garam-garam klorida dari golongan alkali tanah.
Akibatnya, uji nyala api untuk garam garam klorida dari golongan alkalo (natriun dan
kalium) dipanaskan pada daerah oksidasi bawah. Daerah oksidasi bawah ini ditujukkan
untuk zat-zat yang mudah menguap.Sedangkan untuk garam-garam klorida dari golongan
alkali tanah (kalsium, stronsium, barium) di panaskan pada daerah peleburan yakni
daerah nyala paling panas.
Warna yang berbeda beda dari tiap hasil pembakaran adalah karena adanya
perbedaan jumlah electron yang dimiliki tiap atom energy pamas saat ptoses pemanasan.
Saat atom dari kulit terluar tereksitasi ke tempat yang lebih tinggi, namun electron yang
tereksitasi tidak stabil, sehingga kembali ke keadaan semula.Cara agar kembali ke
keadaan semula adalah dengan memancarkan energy yang diserap melalui warna cahaya.
Hasil yang didapat pada percobaan ini sesuai dengan literature (Sutresna, 2007),
hanya saja terdapat perbedaan hasil pada warna barium.Pada hasil percobaan, barium
berwarna kuning bening sedangkan di literature berwarna hijau. Ini dapat dikarenakan
pada proses pembakaran tidak berada d idaerah nyala api peleburan atau karena sampel
yang sudah tidak murni.
VII. Kesimpulan
Bisa disimpulkan bahwa suatu senyawa kimia dipanaskan, maka akan terurai
menghasilkan unsur-unsur penyusunnya dalam wujud gas atau uap. Kemudian, atom-
atom dari unsur logam tersebut mampu menyerap sejumlah energi tinggi (keadaan
tereksitasi). Pada keadaan energi tinggi, atom logam tersebut sifatnya tidak stabil
sehingga mudah kembali ke keadaan semula (berenergi rendah) dengan cara
memancarkan energi yang diserapnya dalam bentuk cahaya (melakukan emisi).