Professional Documents
Culture Documents
Isi Aqidah Akhlak
Isi Aqidah Akhlak
A. Latar Belakang
Pendidikan akidah akhlak merupakan proses tiada henti sejak manusia
dilahirkan hingga akhir hayat. Dalam perspektif Islam sangat mewajibkan
setiap umatnya baik laki-laki maupun perempuan untuk menuntut ilmu
dari buaian sampai liang lahat. Karena itu, pendidikan sudah dimulai sejak
manusia masih berada dalam kandungan (pre-natal).1 Pastinya proses
pendidikan akan dan harus dialami dan dijalani oleh setiap manusia di
setiap waktu.
Pendidikan akidah akhlak merupakan tanggung jawab bersama.
Berkenaan dengan tanggung jawab ini pendidikan akidah akhlak di
keluarga dan sekolah sangat penting berarti suatu usaha yang sadar akan
dilakukan oleh orang tua dan guru untuk mempengaruhi anak-anak dalam
rangka pembentukan manusia yang berakhlak mulia.2
Mengingat pentingnya keselamatan anak dalam keluarga, maka
keselamatannya harus didahulukan daripada keselamatan masyarakat,
karena keselamatan masyarakat pada hakikatnya bertumpu pada
keselamatan keluarga sebagaimana dalam Al-Qur’an.3
1
Nyanyu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), hlm. 40.
2
QS. Asy-Syu’ara’: 214
3
Ahmad Sulaiman, Pendidikan Agama Islam, (Palembang: Surya Adi Pratama, 2016),
hlm. 19.
1
menunjukkan betapa besarnya peran orang tua dan guru dalam
memberikan pendidikan Islam pada anak-anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat orang tua dan guru.?
2. Apa konsep dasar pendidikan keluarga muslim.?
3. Bagaimana peranan orang tua dan guru dalam penanaman akidah
akhlak terhadap anak di usia SMP.?
4. Bagaimana metode pembentukan akidah akhlak.?
5. Bagaimana adab anak atau siswa terhadap orang tua dan guru.?
2
PEMBAHASAN
4
A. Subino Hadisubroto dkk, Keluarga Muslim Dalam Masyarakat Modern, (Bandung:
PT Remaja Rosda Karya, 1994), hlm. 20.
5
Ahmad Subandi, Syurga Rumah Tangga, (Cianjur Jawa Barat: Titian Cahaya, 2001),
hlm. 90.
6
Aziz Mushaffa, Untaian Mutiara Buat Keluarga, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001),
hlm. 46.
7
Imam Muslim, Shahih Muslim, Juz II, (Bairut: Darul Kutub Ilmiah, tt), hlm. 458.
3
mencapai tatanan masyarakat Muslim, maka keluarga Muslim perlu
dibenahi lebih dahulu, karena dari sinilah tonggak baik buruknya
kepribadian seorang anak.
2. Hakikat Guru
Dalam dunia pendidikan, guru merupakan faktor penting dan
utama, karena guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, terutama disekolah.8
Pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan seluruh potensi peserta
didik, baik potensi afektif, kognitif, dan psikomotorik sesuai dengan
nilai-nilai ajaran Islam.9
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan hakikat guru adalah
orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan seluruh potensi
peserta didik, baik jasmani dan rohani meliputi potensi afektif, kognitif,
Psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Oleh sebab itu,
guru adalah kunci pendidikan, artinya jika guru sukses dalam mendidik
maka kemungkinan besar murid-muridnya akan sukses.
4
dididik menjadi manusia yang bertauhid dan berakhlak mulia seperti Nabi
Muhammad SAW.10
Dalam memperbaiki sebuah masyarakat, Islam tidak pernah merusak
apa yang telah ada, tetapi menyingkirkan hal-hal yang membuat
masyarakat itu tidak baik. Ketika Nabi Muhammad SAW diperintahkan
untuk memperbaiki akhlak umat manusia, terlebih dahulu beliau
memperbaiki masyarakat yang hidup didekatnya. Contoh pada zaman
Nabi Muhammad SAW, tidak ada perintah untuk menghancurkan ka’bah
yang dipenuhi berhaka-berhala yang disembah oleh kaum kafir Quraisy.
Nabi Muhammad SAW membimbing masyarakat Arab dengan
dakwahnya yang menyakinkan bahwa manusia hanya patut menyembah
Allah SWT, Tidak menyembah selain-Nya yang disebut tauhid.
Setelah Nabi Muhammad SAW berdakwah kepada masyarakat Arab
untuk hanya menyembah Allah SWT, Nabi Muhammad SAW juga
mengajarkan pendidikan akhlak terhadap masyarakat Arab. Karena itulah
misi utama beliau di dalam menyampaikan risalah Islam, sebagaiman
sabdanya. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasullah SAW bersabda:
“Tidaklah aku diutus, melainkan untuk menyempurnakan akhlak.”11
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan konsep dasar pendidikan
keluarga muslim adalah konsep tauhid dan konsep akhlak. Konsep tauhid
adalah mengetahui dan menyakini tentang sifat-sifat Allah SWT, serta
tanda-tanda kekuasaannya, sedangkan konsep akhlak adalah mengetahui
dan mengikuti perintah-perintah dan larangan-larangan Allah SWT dan
Nabi Muhammad SAW dalam mengatur hubungan bermasyarakat.
Pendidikan akhlak dalam keluarga Islam merupakan hal yang sangat
penting setelah pendidikan tauhid. Karena itu, tidaklah berlebihan atau
bersifat terlalu mengagungkan jika kita mencoba menggali pribadi-pribadi
yang telah dipilih Nabi Muhammad SAW dari keluarga beliau sendiri.
10
Ahmad Sulaiman, Pendidikan Agama Islam, (Palembang: Surya Adi Pratama, 2016),
hlm. 20.
11
HR. Ahmad.
5
C. Peranan Orang Tua Dan Guru Dalam Penanaman Akidah Akhlak
Terhadap Anak Di Usia SMP
Orang tua dan guru bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak
dengan sebaik-baiknya dan mengarahkan mereka kepada akhlak mulia,
menjaga dan melindungi mereka dari hal-hal yang buruk, memberi nama
yang baik.12 Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
“Hak anak dari ayahnya adalah hendaknya sang ayah memberi nama
kepadanya yang baik, memberi penyusuan yang baik, dan memberi
pendidikan budi pekerti (akhlak) yang baik.”13
Kewajiban yang paling penting diperhatikan orang tua dan guru
kepada anaknya dan muridnya adalah membuat akhlak dan pendidikan
agama Islam menjadi baik. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT:
12
Syaikh Abdullah bin Alwi Al-Haddad, Nasaih al-Diniyah, Terj. Ayub Mursalin dan
Faisol Dardir, (Jakarta: Mustaqim, 2001), hlm. 294
13
HR. Al-Baihaqi.
14
QS. Al-Tahrim: 6.
15
Muhammad Khair Fatimah, Etika Muslim Sehari-hari, (Jakarta: Pustaka al-Kausar,
2002).
6
yang baik dan kuat, membiasakan hidup dengan penuh etika, dan
menerapkan nilai-nilai ajaran agama Islam di dalam kehidupan sehari-hari.
16
Star Sholeh, Akidah Dan Akhlak, (Solo: Putra Kertonatan, 2013), hlm. 4.
17
HR. At-Tirmizi.
7
3. Pembiasaan perlu ditanamkan dalam membentuk pribadi yang
berakhlak.
4. Pemberian Hadiah, memberikan motivasi, baik berupa pujian atau
hadiah tertentu, akan menjadi salah satu latihan positif dalam proses
pembentuk akhlak.
5. Pemberi ancaman, dalam proses pembentukan akhlak, terkadang
diperlukan ancaman agar anak tidak bersikap sembrono.18 Jika
penanaman nilai-nilai akhlak mulai telah dibiasakan dalam kehidupan
sehari-hari, kebiasaan tersebut akan menjadi sesuatu yang ringan.
18
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: Amzah, 2016), hlm. 28-29.
8
2. Adab Anak Terhadap Orang Tua Setelah meninggal
a. Menshalati keduanya.
Maksud menshalati di sini adalah mendoakan keduanya
setelah meninggal dunia, karena ini termasuk bakti kepada
mereka.
b. Beristighfar untuk mereka berdua.
c. Menunaikan janji kedua orang tua.
d. Memuliakan teman kedua orang tua.
e. Menyambung tali silahturahmi dengan kerabat ibu dan ayah.
19
Star Sholeh, Akidah dan Akhlak, (Solo: Putra Kertonatan, 2013), hlm. 49-51.
9
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan penanaman akidah akhlak pada orang tua dan guru
terhadap anak di usia SMP di atas dapat disimpulkan, yaitu:
1. hakikat keluarga adalah salah satu lembaga yang luar biasa meliputi
semua pihak baik hubungan darah atau keturunan seperti orang tua
dengan anak-anaknya yang dapat membentuk dan membangun
manusia yang baik di dalam lembaga keluarga tersebut dan
merupakan inti dari masyarakat dan memiliki pengaruh besar
terhadap anak sebagai kader-kader umat yang berkualitas iman dan
takwa yang kuat. Dan hakikat guru adalah orang yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik
jasmani dan rohani meliputi potensi afektif, kognitif, Psikomotorik
sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
2. Konsep dasar pendidikan keluarga muslim adalah konsep tauhid dan
konsep akhlak.
3. Peranan orang tua dan guru sangat penting dalam penanaman akidah
akhlak terhadap anak dengan ajarilah dan didiklah keluargamu (anak-
anak dan murid-murid) dengan kebaikan meliputi pemberian kecerdasan
spritual kepada anak yaitu akidah yang baik dan kuat, membiasakan
hidup dengan penuh etika, dan menerapkan nilai-nilai ajaran agama
Islam di dalam kehidupan sehari-hari.
4. Metode membina akidah islam, yaitu:
a. Menguatkan iman.
b. Menjadikan al-Quran dan Sunnah sebagai pedoman hidup
kita.
c. Teguh pendirian dan berprinsip.
Metode pembentukan akhlak, yaitu:
a. Keteladanan.
b. Pengajaran.
c. Pembiasaan.
10
d. Pemberi Hadiah.
e. Pemberi ancaman.
5. Adab anak atau murid terhadap orang tua dan guru harus dipenuhi
haknya baik mereka masih hidup maupun mereka sudah meninggal.
B. Saran
Sebaiknya penanaman akidah akhlak sudah diajarkan kepada anak sejak dia kecil
dan sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar anak sudah terbiasa berakhlak
dan berakidah yang baik dan punya prinsip hidup yang kuat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an dan Terjemahan
Khodijah Nyayu. 2017. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sulaiman Ahmad. 2016. Pendidikan Agama Islam. Palembang: Surya adi
pratama.
Amin Munir Samsul. 2016. Ilmu Akhlak. Jakarta: Amzah.
Sholeh Star. 2013. Akidah dan Akhlak. Solo: Putra Kertonatan.
M.Khamzah, dkk. 2017. Hikmah (Aqidah Akhlak) Kelas X. Akik Pusaka.
12