You are on page 1of 21
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISA TITRASI ASAM BASA Nama Mahasiswa Nurmansyah Adit NIM 22107113606 Kelompok 2IV Anggota Kelompok 1. Reihan Faizaldi 2107136511 2. Pujingga Sheny 2107124348 3. Puty Najwa Anandathov K 2107124357 4, Riki Suri Kurniadi 2107113409 Asiten : Tiara Indah Fitrianingrum PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2023 Nama Mahasiswa LEMBAR KENDALI Nurmansyah Aditya NIM 22107113606 Kelompok iV Anggota Kelompok 1. Pujingga Sheny 2107124348 2. Puty Najwa 2107124357 3. Riki Suri Kurniadi 2107113409 4, Reihan Paizaldi 2107136511 Hari, Tanggal | Revisi Keterangan Paraf Selasa, 23 Mei 2023 1 | Cover Lembar Kendali Bab I Bab II Bab IIT Bab IV Bab V Daftar Pustaka Lampiran A Perhitungan Lampiran B Dokumentasi ‘Sabiu, 28 Mei 2023 1 Cover Bab IV Lampiran B Dokumentasi (© dns sngan Cansearer BABI LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menggunakan bahan bahan yang bersifat asam dan basa. Asam basa merupakan golongan zat kimia yang sangat penting bagi kehidupan. Produk-produk kebutuhan rumah tangga dibuat dengan bahan yang mengandung asam, basa, dan garam, Akan tetapi, produk hasil teknologi yang kita nikmati saat ini tentang manfaat dari asam dan basa tidak terlahir begitu saja, melainkan melalui tahapan penelitian para ahli kimia dalam kurun waktu yang sangat panjang (Yusnita, 2020) Senyawa asam dan basa memiliki peran penting dalam proses kimia di alam. Sifat yang erat kaitannya dengan asam ialah rasanya asam, rasa. seperti ditusuk jarum apabila terkena kulit, kemampuannya melarutkan sebagian besar Jogam, dan kemampuannya melarutkan batu kapur dan mineral karbonat lainnya, sedangkan basa bersifat memiliki rasa pahit dan licin, sifat dasar basa banyak ditemukan pada sabun dan zat pembersih peralatan rumah tanga lainnya. Sifat asam dan basa dari suatu Jarutan juga dapat ditunjukkan dengan mengukur nilai pH nya. pH (power of Hydrogen) merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan, Larutan asam memiliki nilai pH <7. Larutan basa memiliki nilai pH > 7. Sedangkan larutan netral memiliki nilai pH = 7 (Basuki, 2021), Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat yang diketahui konsentrasinya secara tepat. Prinsip dasar titrasi asam basa yang dilakukan pada percobaan ini didasarkan pada reaksi netralisasi asam basa. Titik ekuivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. Pada titik ckuivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisasi asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki tentang pH dimana titik ekuivalen berada. Titrasi harus dihentikan pada saat titik (© dns sngan Cansearer akhir titrasi dicapai yang ditandai dengan perubahan warna indikator (Yusnita, 2020). 1.2 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan titrasi asam basa ini adalah sebagai berikut: 1. Memahami prinsip-prinsip titrasi asam basa Standarisasi suatu asam atau basa dengan larutan standar primer Menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa (© dns sngan Cansearer BABII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Asam Basa Secara sedethana, asam dapat diartikan sebagai suatu senyawa yang memiliki rasa asam dan memerahkan lakmus biru. Istilah asam berasal dari kata Latin acidus (asam), yang berkaitan dengan kata (acer tajam) dan acetum (cuka). Cuka merupakan larutan air dari asam asetat, Asam (yang sering diwal dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7 (Yusnita, 2020). Menurut Sumari, dkk (2012), sifat-sifat asam diantaranya yaitu memiliki rasa asam dan bersifat Korosif sehingga dapat bereaksi dengan logam, terutama pada jenis asam-asam kuat. Asam juga dapat menyebabkan warna kertas lakmus biru berubah menjadi warna merah, sehingga hal tersebut dapat menjadi tanda untuk mengetahui apakah senyawa tersebut bersifat asam atau basa, Asam-asam kuat dapat menghantarkan arus listrik pada larutan elektrolit. Basa dapat diartikan sebagai suatu senyawa yang memili i rasa pahit dan membirukan lakmus merah. Istilah alkali (basa) berasal dari bahasa Arab al-gali, yaitu abu dari suatu tanaman yang berkaitan dengan daerah rawa garam dan padang pasir. Basa dapat dikenali karena memiliki rasa yang pabit. Namun, tidak dianjurkan mengenali suatu basa dengan cara mencicipinya. Karena banyak diantaranya yang bersifat korosif bahkan beracun (Fitriah, dkk. 2020). Menurut Basuki (2021), sifat-sifat basa diantaranya yaitu basa memiliki rasa pabit dan apabila terkena dalam jumLah yang lama dan banyak dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada kulit, Senyawa basa umumnya akan terasa licin saat terkena kulit. Basa berbanding terbalik dengan asam, yaitu dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi kertas lakmus biru, Sama seperti halnya pada asam, basa juga dapat menghantarkan arus listrik, Basa dan asam bersifat saling menetralkan, Jika kita ingin menetralkan larutan basa, maka dapat menggunakan larutan asam, begitu juga sebaliknya, (© dns sngan Cansearer 2.2 Titrasi Asam Basa Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi Jarutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat yang diketahui konsentrasinya secara tepat. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi netralisasi asam basa. Titik ekuivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam dinetralkan oleh sejumlah basa, Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. Titik ekuivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dibasilkan dari netralisasi asam basa (Sumari, dkk. 2019). Titirasi asam-basa merupakan cara yang tepat dan mudah untuk ‘menentukan jumlah senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa, Kebanyakan asam dan basa organik dan organik dapat dititrasi dalam larutan berair, tetapi sebagian senyawa itu terutama senyawa organik tidak larut dalam air, Namun demikian umumnya senyawa organik dapat larut dalam pelarut organik, Karena itu senyawa organik itu dapat ditentukan dengan titrasi asam basa dalam pelarut inert Untuk menentukan asam digunakan Jarutan baku asam kaut misalnya HCl, sedangkan untuk menentuan basa digunakan larutan basa kuat misalnya NaOH. Titik akhir titrasi biasanya ditetapkan dengan bantuan perubahan indikator asam basa yang sesuai atau dengan bantuan peralatan seperti potensiometri, spektrofotometer, konduktometer (Yusnita, 2020), Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant, Kadar Jarutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan cekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya wama indikator. Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan linetralkan ; [H"] = [OH]. Sedangkan keadaan dimana titrasi ik akhir titrasi”, Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik jumlah asam yang dibentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai “ti akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering ddisebut juga sebagai titik ekuivalen (Yusnita, 2020). (© dns sngan Cansearer Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik ekuivalen berada, Pada umumnya titik ekuivalen tersebut sulit diamati, yang mudah diamati adalah titik akhir yang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik ekuivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi dicapai yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekuivalen . Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi (Sumari, dkk. 2019). Indikator adalah suatu asam atau basa organik lemah yang menunjukkan warna yang sangat berbeda antara bentuk tidak terionisasi dan bentuk (erionisasinya. Sederhananya, indikator asam basa merupakan senyawa yang warnanya bergantung pada pH larutan, Ada dua jenis indikator yakni indikator alami dan indikator buatan, Indikator alami yakni indikator yang berasal dari bahan alam seperti tumbuhan, Sedangkan indikator buatan berupa kertas lakmus, kertas indikator universal serta larutan indikator universal (Riniati, dkk. 2019), Dalam titrasi ada pula yang tidak memerlukan indikator sebagai penunjuk titik akhir titrasi, hal ini memungkinkan karena zat asalnya yang berwarna dan memiliki perbedaan warna pada awal titrasi dengan warna akhir titrasi yang cukup kontras dan mencolok, sebagai contoh pada titrasi Permanganometri yang ‘memiliki larutan titer yang berwarna ungu dengan warna merah muda pucat pada titik akhir titrasi. Istilah yang sering digunakan adalah Autoindikator. Bila suatu indikator dalam suatu titrasi kita pergunakan untuk menunjukkan titik akhir titrasi, maka : Indikator harus berubah warna tepat pada saat titrant menjadi ekivalen dengan titrat agar tidak terjadi kesalahan titrasi (yakni selisih antara titik akhir dan titik ekivalen). Untuk memenuhinya maka trayek indikator harus mencakup pH Jarutan pada titik ekivalen, atau sangat mendekatinya (Riniati, dkk, 2019). (© dns sngan Cansearer 3 BAB II METODOLOGI PERCOBAAN Alat-Alat yang Digunakan Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan titrasi avam basa adalah sebagai berikut © L 2. 3, yea awe 32 Buret 50 mL. Corong kaca Erlenmeyer 200 mL Gelas Kimia 250 mL. Gelas ukur 10 mL Labu ukur 100 mL Pipet tetes Pipet volume SmL. Statif dan klem Bahan-Bahan yang Digunakan Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan titrasi asam basa adalah sebagai berikut : bP 33 Asam oksalat O1N HCI O1N NaOH OIN Phenolptatin Prosedur Percobaan Adapun prosedur dari percobaan titrasi asam basa yang dilakukan adalah sebagai berikut : 331 1 2 3 Standarisasi Larutan NaOH Dengan Asam Oksalat Sebanyak 10 ml larutan NaOH dimasukkan dalam erlenmeyer Tiga tetes larutan indikator fenolftalein ditambahkan Larutan dititrasi dengan asam oksalat 0.1 N dari buret sampai timbul warna merah muda yang tidak hilang pada pengocokan selanjutnya Normalitas larutan NaOH dihitung (© dns sngan Cansearer 5. Percobaan diulangi sebanyak 3 kali 3.3.2. Menentukan Konsentrasi Larutan HCL 1. Sebanyak 10 ml larutan HC! dimasukkan dalam erlenmeyer Tiga tetes larutan indikator fenolftalein ditambahkan eo Larutan dititrasi dengan NaOH yang konsentrasinya telah didapatkan pada pereobaan 3.3.2. 4. Normalitas larutan HCI dihitung 5. Percobaan diulangi sebanyak 3 kali (© dns sngan Cansearer BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1. Standarisasi Larutan NaOH dengan Asam Oksalat Percobaan Prosedur ‘Warna Volume Asam Oksalat 10mLNaOH+3tetes — Awal : Ungu 1 fenolftalein dititrasi Akhir : Merah 8.7 mL dengan asam oksalat muda 10 mLNaOH +3tetes — Awal : Ungu 2 fenolftalein dititrasi Akhir : Merah 8.5 mL dengan asam oksalat muda 10 mLNaOH + 3 tetes 3 fenolftalein dititrasi 8.3 mL, dengan asam oksalat 4.1.2. Menentukan Konsentrasi Larutan HCI Percobaan Prosedur ‘Warna Volume NaOH 10 mLHCI + 3 tetes| ‘Awal : Bening 1 fenolftalein dititrasi Akhir : Merah 7 mL dengan NaQH muda 10 mLHCl + 3 tetes Awal : Bening 2 fenolftalein dititras Akhir : Merah 71 mL dengan NaOH muda 10 mLHCI + 3 tetes Awal : Bening 3 fenolftalein dititrasi 7.2 mL, dengan NaQH 42 Pembahasan 4.2.1 Standarisasi Larutan NaOH dengan Asam Oksalat Pada percobaan pertama ini, sebanyak 10 mL larutan NaOH mula-mula dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya ditambahkan 3 tetes indikator (© dns sngan Cansearer fenolftalein yang berfungsi sebagai indikator. Fenolftalein yang ditambahkan pada Jarutan dengan pH > 10 akan mengubah warna larutan menjadi berwarna ungu (Riniati asam oksalat yang sudah disiapkan di dalam buret 50 mL. Selama proses titrasi ‘dk. 2019), Setelah larutan disiapkan, larutan NaOH dititrasi dengan dilakukan, larutan harus diperhatikan secara seksama untuk menentukan titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari ungu menjadi warna merah muda yang tidak akan hilang setelah pengocokan dilakukan. Jika arutan yang dititrasi menjadi warna bening, maka titrasi yang dilakukan sudah melewati lewat batas, Pada percobaan ini, didapatkan perubahan warna larutan NaOH dari warna ungu menjadi warna merah muda setelah dilakukan titrasi dengan penambahan 8,5 mL. asam oksalat sehingga diperoleh konsentrasi NaOH ialah 0,085 N. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut 2 NaOH) + C2420 ay) + NaoCsOui) + 2 Ha0 ay eee 41) 4.2.2 Penentuan Konsentrasi HCI Pada percobaan yang ini, sebanyak 10 mL. HCL dimasukkan kedalam erlenmeyer dan ditambah 3 tetes fenolftalein yang berfungsi sebagai indikator. Setelah penambahan fenolfualein, larutan tidak mengalami_ perubahan warn, Hal ini terjadi dikarenakan larutan HCI yang bersifat asam. Fenolftalein yang ditambahkan ke dalam larutan pada pH < 8,2 akan berwarna bening, sehingga tidak terjadi perubahan warna pada larutan HCI (Riniati, dkk. 2019) Hasil akhir titrasi pada saat proses penentuan konsentrasi HCI ditunjukkan dengan adanya perubahan warna larutan dari bening menjadi merah muda, wana ini didapat dalam percobaan ketika sudah ditrasi dengan larutan NaOH sebanyak 7,1 mL sehingga diperolehlah konsentrasi dari HCI yaitu 0,1194 N, Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : HClag) + NaOH yy > NaCl) + 20 gg) (4.2) (© dns sngan Cansearer BABV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari percobaan titrasi asam basa yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Titrasi asam basa adalah titrasi yang didasarkan oleh reaksi penetralan yang terjadi ketika asam dan basa saling bereaksi.. 2. Pada percobaan standarisasi NaOH, asam oksalat ditambahkan ke dalam larutan NaOH yang menghasilkan perubahan warna dari warna ungu ke warna merah muda dengan hasil rata-rata normalitas 0,085 N. 3. Pada percobaan penentuan konsentrasi HCl, NaOH ditambahkan ke dalam larutan HC] yang menghasilkan perubahan warna dari wara bening ke warna merah muda dengan hasil rata-rata normalitas 0.1194 N. 5.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikan selanjutnya ialah dalam pelaksanaan titrasi harus dilakukan secara perlahan agar titrasi tidak melewati batas ekuivalen terlalu jauh, Alat-alat yang digunakan juga harus bersih agar tidak ada pengotor yang dapat mempengaruhi hasil titrasi (© dns sngan Cansearer DAFTAR PUSTAKA Basuki, K. H. (2021). Aplikasi Logaritma dalam Penentuan Derajat Keasaman ( pH). Prosiding Diskusi Panel Nasional Pendidikan Matematika. Fitriah N., Syafari, & Mardani. 2020. Analisa Perbedaan Indikator Asam dan Basa Menggunakan Variasi Ekstrak Bunga (Mawar, Kembang Sepatu, Bougenvile). Journal of Science and Technology, 18(1) Riniati, Ahya S., dan Anri. 2019. kstraksi Kembang sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis L) Menggunakan Pelarut Metanol dengan Metode Sokletasi untuk Indikator Titrasi Asam Basa. Indonesia Journal of Chemical Analysis, 2(1) Sumari, Aman S., dan Yahmin, 2019. Kimia Dasar 2 Edisi Hl. Tangerang: Universitas Terbuka Yusnita, M. (2020). Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita. Semarang: Alprin, (© dns sngan Cansearer AL AZ AS LAMPIRAN A PERHITUNGAN Pembuatan Larutan Asam Oksalat 0,1 N N _ Massa 1000 ee MEV, (ssa x1000 OLN Massa = 0,63 g Pembuatan Larutan Natrium Hidroksida _ Massa 1000 a ~ Mrxv) O1N = 33,997 x100 Massa = 0.4 ¢ Standarisasi Larutan NaOH Percobaan Pertama N NaOH xV NaOH = WAN x V H2C204 NN@OH x10 mL =0,1N x 8,7 mL N NaOH = 0,087 N Percobaan Kedua N NaOH xV NaOH = N NaOH x10 mL = N NaOH = 0,085 N LN x V H2C205 WAN x 8,5 mb Percobaan Ketiga N NaOH xV NaOH =0,1N x V H2C:04 N NaOH x10 mL =0,1N x 8,3 mL N NaOH = 0,083 N Rata-Rata N NaOH 0,087+0,085+0,083 ous = 0,085 N (© dns sngan Cansearer AA Menghitung Konsentrasi HCI Percobaan Pertama NHCL x VHCI=N NaOH x V NaOH N HCL X 10 mL =0,085.N x 7 mL NHCl =0,121N Percobaan Kedua NHCL x VHCL=N NaOH xV NaOH N HCL x 10 mL = 0,085 N x 7,1 mL NHCL =0,119N Percobaan Ketiga NHCL x V HCL=N NaOH xV NaOH NHCL x 10 mL = 0,085 N x 7,2 mL NHCl =0,118N Rata-Rata N NaOH 0,121 + 0,119 + 0,118 0,358 J = 01194 (© dns sngan Cansearer LAMPIRAN B DOKUMENTASI Gambar B.1 Proses Titrasi Gambar B.2 Proses Titrasi Gambar B.3 Hasil Standarisasi Gambar B.4 Hasil Penentuan Larutan NaOH dengan Konsentrasi Larutan Asam Oksalat HCI dengan NaOH (© Dos angen Conscarrer LAMPIRAN C PERTANYAAN Cl Apakah yang dimaksud dengan indikator asam basa, titik ekivalen dan titik akhir titrasi Jawaban: 1. Indikator asam basa adalah zat yang digunakan dalam analisis volumetrik, khususnya metode asam, sebagai penanda adanya titik ekivalen, v Titik ekuivalen adalah keadaan dimana asam dan basa bereaksi tepat secara stoikiometri. Titik yang sesuai biasanya dapat ditunjukkan dengan perubahan warna indikator 3. Titik akhir titrasi adalah titik dimana titrasi dihentikan atau dihentikan dan terjadi perubahan warna Jarutan, Titik akhir titrasi adalah terjadi setelah titik ekivalen. C2. Apa syarat suatu indikator yang dapat dipakai dalam suatu titrasi Jawaban: ‘Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi suatu zat untuk dipakai sebagai indikator dalam suatu titrasi, syarat tersebut adalah sebagai berikut: 1, Perubahan warna yang teramati Indikator harus mengalami perubahan warna yang jelas dan mudah dikenali ketika mencapai titik akhir titrasi. Perubahan warna ini harus mencolok dan mudah dibedakan untuk menentukan titik akhir secara akurat, 2. Rentang perubahan warna yang sesuai Indikator harus memiliki rentang perubahan wama yang sesuai dengan pH yang relevan dalam titrasi. Rentang ini harus meliputi pH di sekitar ‘i akhir yang diharapkan, sehingga indikator dapat memberikan sinyal yang jelas saat titik akhir titrasi tercapai 3. Reversibilitas Indikator harus memiliki sifat reversibel, yang artinya perubahan warna yang terjadi saat penambahan zat titran harus dapat dibalikkan atau (© dns sngan Cansearer C4 kembali ke warna asal ketika titrasi selesai. Ini penting agar indikator dapat digunakan kembali dalam titrasi berikutnya. 4, Ketahanan terhadap pengaruh eksternal Indikator harus tahan terhadap pengaruh dari faktor-faktor eksternal, seperti cahaya, suhu, atau keberadaan bahan-bahan lain yang mungkin ada dalam sampel. Indikator yang stabil dan tidak terpengaruh oleh faktor-faktor ini akan memberikan hasil yang lebih akurat. 5. Kompatibilitas dengan zat-zat kimia dalam titrasi Indikator harus kompatibel dengan zat-zat kimia yang terlibat dalam oksidasi-reduksi, titrasi, Misalnya, jika titrasi melibatkan real indikator harus tidak berpartisipasi dalam reaksi tersebut atau bereaksi dengan salah satu zat dalam titrasi ‘Apa yang dimaksud dengan larutan standar primer dan larutan standar sekunder Jawaban: Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan Iarutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah Jarutan standar yang disiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketabui dari massa sampai volume larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang disiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standarisas ‘Apa syarat senyawa yang dapat dipakai sebagai larutan standar primer Jawaban: Larutan standar primer adalah Jarutan yang digunakan sebagai acuan untuk mengukur konsentrasi zat dalam titrasi atau analisi kimia lainnya, Beberapa syarat suatu senyawa untuk dipakai sebagai larutan standar primer adalah sebagai berikut: 1, Memiliki kemurnian yang tinggi (© dns sngan Cansearer co cv. 2. Memiliki sifat yang stabil pada suhu kamar (tidak bersifat higroskopik dan tidak mudah dioksidasi oleh udara) Bersifat stabil pada suhu pemanasan (pengeringan) Zat atau senyawa tersebut mudah diperoleh Memiliki massa molekul relatif yang tinggi (Mr) ane Zat atau senyawa harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih Sebutkan dua contoh zat yang dapat dipakai sebagai larutan standar primer Jawaban: senyawa yang dapat dijadikan sebagai larutan standar primer antara lain yaitu: natrium klorida (NaC), asam oksalat dan asam benzoat. Dapatkah larutan NaOH dipakai sebagai larutan standar primer, beri alasan Jawaban: Larutan NaOH tidak dapat digunakan sebagai larutan standar primer, tetapi dapat digunakan sebagai larutan standar sekunder. Larutan standar sekunder perlu distandarisasi Karena larutan merupakan Jarutan yang bera ‘al dari zat yang tidak bisa diperoleh secara murni. Yang membuat NaOH tidak murni adalah Karena sifatnya yang mudah menyerap air dan unsur udara (higroskopis). ‘Apa yang dimaksud dengan daerah perubahan warna indikator Jawaban: daerah batas perubahan warna indikator merupakan daerah transis perubahan warna ketika titrasi dilakukan. Indikator yang berbeda mempunyai trayek perubahan wama yang berbeda (© dns sngan Cansearer LAMPIFAN LAPOFAN SeMEUTARA teiongor 4 Manjteraent Me 2034 Moa 8 * Wee) Alem Onin” revoke Mormeniyed Aaa + monn. thenny 2» ty Nya Anomantnoy 4 fa han romnece © Rehan Tattatets [* Stans Lewniany NaOH Amgen Arcs Ohraind Reeser Pergamon 1 mL lewtan Nao | Cannan teralamne berry Wek ante MeO + 8 [Umwinn teruiernn URE Jeter renoigtavein je Vawter Maoi attire, anyn] Lanter werven, jeer Jaume crvenae Ont N [Mergent UO Mt, Vonme aaa aim pore | BAL [terterot “Won ieeorgar 9 pan | Vane ovine . we bree ie Mee Bt me ve 7 is me 8 Menernren roves Lawtan HEL feo Pecantenn Ww onacen Wet Carton weern tomy Wm teen He S wer| Canter bere Cee Fora totes (Dons dengan CanScarer Tamer HEL cairont enone | Catan Oe/bAb Clee Meo ow enset ungu ce Wume Naot gems wepoen | V vaott sino terpent yarns 7m. Wan ebergan thew One) [VPs Tat Vas tame Vit ame Romeo, wer 2088 Assay Lataeinrons helen ward, dade Pring fins nes Arntaon (© dns snganCansearrer

You might also like