You are on page 1of 24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil ‘’ tahu’’ dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terhadap suatu objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga ( Notoadmodjo,

2003 ).

b. Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan didalam domain kognitif, tercakup dalam 6

tingkatan yaitu ( Notoadmodjo, 2003 ) :

1) Tahu ( know )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali ( recall ) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh

8
9

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu

‘’ tahu ‘’ ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,

menyatakan dan sebagainya ( A. Wawan dan Dewi, 2010 ).

2) Memahami ( komprehension )

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat

menginterprestasikan secara benar.

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan

sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari ( A. Wawan dan Dewi,

2010 ).

3) Aplikasi ( application )

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi

ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode, prinsip, dalam konteks atau situasi yang lain ( A. Wawan

dan Dewi, 2010 ).

4) Analisis ( analysis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu


10

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain ( A. Wawan

dan Dewi, 2010 ).

5) Sintesis ( synthesis )

Sintesis yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada ( A. Wawan dan Dewi,

2010 ).

6) Evaluasi ( evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian terhadap suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada ( A. Wawan dan Dewi,

2010).

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan :

a) Faktor internal

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk

mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan


11

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup ( A. Wawan dan Dewi,

2010).

2) Pekerjaan

Menurut A Wawan dan Dewi, yang dikutip oleh Nursalam ( 2003 ),

pekerjaan Adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah

sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah

yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.

3) Umur

Adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

berulang tahun ( Nursalam, 2003 ). Semakin cukup umur , tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir

dan bekerja.

b) Faktor eksternal

1) Faktor lingkungan

Merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya dapat mempegaruhi perkembangan dan perilaku orang atau

kelompok ( A. Wawan dan Dewi, 2010).

2) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi ( A. Wawan dan

Dewi, 2010).
12

d. Cara memperoleh pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari ( Notoadmodjo, 2003 )

adalah sebagai berikut :

1. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memeperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau

metode penemuan secara sistematik dan logis adalah dengan cara non

ilmiah, tanpa melalui penelitian.

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain :

a) Cara coba salah ( trial and error )

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan

mungkin sebelumnya ada peradaban. Cara coba salah ini dilakukan

dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan

apabila kemungkinan itu tidak berhasi,maka dicoba kemungkinan yang

lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-

pemimpin masyarakat baik formal atau informal, ahli agama,

pemegang pemerintah, dan berbagai prisip orang lain yang menerima

mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,

tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik


13

berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri. Hal ini

disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut

menganggap bahwa apa yang dikemukakannya adalah sudah benar.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan

sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman

pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.

2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer atau

disebut metodelogi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh

Francis Bacon ( 1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van

Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang

dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.

2. Kehamilan

a. Pengertian

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat

fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam


14

waktu 40 minggu atau 10 bulan atao 9 bulan menurut kalender internasional.

Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung

dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu ( minggu ke-13 hingga ke-27),

dan trimester ketiga 13 minggu ( minggu ke-28 hingga ke-40) ( Sarwono,

2008).

Kehamilan adalah urutan kejadian yang secara normal terdiri atas

pembuahan, implantasi, pertumbuhan embrio, pertumbuhan janin dan berakhir

pada kehamilan bayi ( Yongki, Mohamad Judha, Rodiyah, dan Sudarti, 2012).

Ketika spermatozoa bertemu dengan ovum maka dimulailah awal

kehamilan, setiap kehamilan selalu diawali dengan konsepsi yaitu pembuahan

ovum oleh spermatozoa dan nidasi dari hasil konsepsi tersebut ( Yongki,

Mohamad Judha, Rodiyah, dan Sudarti, 2012 ).

Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum dan pembuahan

ovum ( konsepsi ), dan nidasi ( implantasi) hasil konsepsi. Setiap sperma

terdiri dari tiga bagian yaitu kaput, atau kepala yang berbentuk lonjong agak

gepeng dan mengandung bahan nukleus, ekor, dan bagian yang silindrik

( leher) menghubungkan kepala dengan ekor (Sarwono Prawiroharjdo, 2008 ).

Kehamilan menyebabkan terjadi perubahan umum, seluruh sistem tubuh

wanita hamil akibat meningkatnya hormonal yang dikeluarkan oleh plasenta,

dapat memicu perubahan hormonal yang mengendalikannya sehingga terjadi

keseimbangan baru dan adaptasi ibu ( Manuaba, 2007 ).


15

Berdasarkan pengertian kehamilan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa

kehamilan adalah suatu masa bagi seorang wanita dimana terjadi pertemuan

antara sel telur dan sel sperma yang menyebabkan wanita tersebut hamil yang

memerlukan perjuangan dan sikap hati-hati dari seorang ibu untuk

meminimalkan resiko dari adaptasi kehamilannya.

Pengembangan kehamilan dibagi dalam 3 trimester, yaitu sebagai

berikut (Ai Yeyeh Rukiyah, 2009 ) :

1. Trimester pertama, dimulai dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan ( 0-12

minggu ).

2. Trimester kedua, kedua bulan keempat sampai 6 bulan ( 13-28 minggu).

3. Trimester ketiga, ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan ( 29-42

minggu ).

b. Anatomi dan fisiologis selama kehamilan

Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil sebagian besar

sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan.

Macam-macam perubahan fisiologis pada masa kehamilan , yaitu :

a) Sistem reproduksi

1) Uterus ( rahim )

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan

melindungi hasil konsepsi ( janin, plasenta , amnion ) sampai persalinan.


16

Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gr dan kapasitas

10 ml atau kurang. Selama kehamilan uterus akan berubah menjadi suatu

organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-

rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 l bahkan dapat

mencapai 20 l atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gr ( Sarwono

Prawirohardjo, 2009 ).

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama kehamilan

dibawah pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang kadarnya

meningkat. Pada saat ini rahim membesar akibat hipertropi dan hiperplasi

otot polos rahim ( Suryati Romauli, 2011 ).

Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur bebek,

pada kehamilan 12 minggu sebesar telur angsa, pada kehamilan 16

minggu sebesar kepala bayi atau tinju orang dewasa dan semakin

membesar sesuai dengan usia kehamilan dan ketika usia kehamilan sudah

aterm dan pertumbuhan janin normal, pada kehamilan 28 minggu tinggi

fundus uteri 25 cm, pada kehamilan 32 minggu 27 cm, ada 36 minggu 30

cm. Pada kehamilan 40 minggu TFU turun kembali dan terletak 3 jari

dibawah prosesus xyfoideus (Ai Yeyeh Rukiyah, 2009 ).

2) Serviks
17

Serviks manusia merupakan organ yang kompleks dan heterogen

yang mengalami perubahan yang luara biasa selama kehamilan dan

persalinan. Bersifat seperti katup yang bertanggung jawab menjaga janin

didalam uterus sampai akhir kehamilan dan selama persalinan (Sarwono

Prawirohardjo, 2009 ).

Vaskularasi ke serviks meningkat selama kehamilan, sehingga

serviks menjadi lebih lunak dan warnanya lebih biru. Perubahan serviks

terutama terdiri atas jaringan fibrosa. Menjelang akhir kehamilan kadar

hormon relaksin memberikan pengaruh perlunakan kandungan kolagen

pada serviks ( Ai Yeyeh Rukiyah, 2009 ).

3) Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih didapat korpus luteum graviditas

sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu.

Korpus luteum graviditas berdiameter kira-kira 3 cm. Lalu ia mengecil

setelah plasenta terbentuk. Pada trimester ke III luteum sudah tidak

berfungsi lagi karena telah digantikan oleh plasenta yang telah terbentuk

(Suryati Romauli, 2011 ).

4) Vagina dan perineum


18

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat

jelas pada kulit dan otot-otot diperineum dan vulva, sehingga pada vagina

terlihat berwarna keungguan yang dikenal dengan tanda chadwick.

Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah

jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos ( Sarwono

Prawirohardjo, 2009 ).

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan

persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan

meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan

hipertrofi otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya

dinding vagina ( Sarwono Prawirohardjo, 2009 ).

5) Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi

kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah

payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae

gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan itu sering kali

ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari

striae sebelumnya ( Sarwono Prawirohardjo, 2009 ).

Pada banyak perempuan kulit digaris pertengahan perut ( line alba)

akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra.
19

Kadang- kadang akan muncul dalam ukuran bervariasi pada wajah dan

leher yang disebut dengan cloasma atau melasma gravidarum. Pigmentasi

yang berlebihan ini akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah

persalinan ( Sarwono Prawirohardjo, 2009 ).

6) Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasa payudaranya menjadi

lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan

vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih

besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna

kekuningan yang disebut colostrum dapat keluar. Pada bulan yang sama

areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar montgomery, yaitu

kelenjar sebasea dari areola, akan membesar dan cederung untuk

menonjol keluar. Jika payudara makin membesar, striae seperti pada perut

akan muncul ( Sarwono Prawirohardjo, 2009 ).

c. Keluhan fisiologis pada kehamilan trimester III dan cara mengatasinya

Pada kehamilan trimester ketiga terjadi beberapa perubahan yang

dialami oleh ibu diantarannya sesak nafas, insomnia, kram betis, edema kaki,

sembelit, varices, sering buang air kecil, dan hemoroid (Hj. Salmah dkk, 2006 )
20

Selama kunjungan antenatal, sebagian ibu hamil mengeluh mengalami

ketidaknyamanan pada kehamilan, walaupun keluhan ini merupakan

ketidaknyamanan yang normal dan merupakan bagian dari perubahan sistem

dari dalam tubuh yang disebabkan oleh usia kehamilan, sebagai bidan penting

untuk membedakan antara ketidaknyamanan normal dan tanda-tanda bahaya

kehamilan guna membantu mencari cara untuk mengatasi ketidaknyamanan

tersebut sehingga ibu dapat menikmati kehamilannya.

Perubahan fisiologis selama kehamilan trimester III meliputi :

1. Sakit punggung

Umum dirasakan ketika kehamilan lanjut. Disebabkan oleh

progesteron dan relaksin ( yang melunakkan jaringan ikat ) dan portur tubuh

yang berubah serta meningkatnya beban berat yang dibawa dalam rahim

(Ai Yeyeh Rukiyah, 2009 ).

Cara mengatasi ( Ari Sulistyawati, 2009, Manuaba, 2007, Helen Varney,

2007) :

1) Gunakan posisi tubuh yang baik dengan berjalan yang tegak.

2) Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung.

3) Gunakan kasur yang keras.

4) Meminta keluarga membantu melakukan pekerjaan berat.

5) Dapat diurut dengan minyak analgetik.


21

6) Gunakan sepatu tumit rendah

7) Kompres hangat pada punggung ( contoh : mandi air hnagat, duduk

dibawah siraman air hangat, bantalan pemanas ).

2. Konstipasi

Konstipasi terjadi pada bulan-bulan terakhir, dan disebabkan karena

progesteron dan usus yang terdesak oleh rahim yang membesar, atau bisa

juga dikarenakan efek dari tablet zat besi (Ai Yeyeh Rukiyah, 2009 ).

Pergeseran dan tekanan pada usus akibat pembesaran uterus atau

bagian presentasi juga menurunkan motilitas pada saluran gastrointestinal

sehingga menyebabkan konstipasi. Salah satu efek ssamping yang umum

muncul pada penggunaan zat besi adalah konstipsi ( Helen Varney, 2007) .

Cara mengatasi ( Helen Varney, 2007) :

1) Asupan cairan yang adekuat yakni minum air minimal 8 gelas/ hari

( ukuran gelas minum ).

2) Makan makanan berserat dan mengandung serat alami misal, daun

seledri, dan selada

3) Konsumsi buah prem atau jus prem

4) Makan sayuran dan buahan lebih banyak.

5) Minum air hangat ( misal air putih, teh ) saat bangun dari tempat tidur.

6) Berjalan, bergerak dan berlatih setiap hari.


22

7) Buang air besar segera setelah ada dorongan.

8) Membiasakan buang air besar secara teratur.

9) Istirahat yang cukup

10) Senam hamil.

3. Susah tidur

Ini terjadi pada akhir kehamilan, disebabkan oleh seringnya

mengeluarkan air seni selama malam hari, susah menemukan posisi tidur

yang nyaman atau bayi yang super aktif.

Cara mengatasinya ( Susan klein, Fiona thompson, 2008 ) :

1) Minum teh herbal yang dapat membantu ibu tidur.

2) Seseorang memberinya pijatan.

3) Menganjurkan ibu berbaring menyamping dengan menaruh sesuatu yang

nyaman diantara kedua lututnya dan punggung bagian bawahnya seperti

bantal.

4. Nyeri ulu hati

Dirasakan pada bulan-bulan terakhir, disebabkan karena adanya

progesteron serta tekanan dari uterus. Penyebab lain nyeri ulu hati yaitu

tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan

penekanan oleh uterus yang membesar (Ai Yeyeh Rukiyah, 2009 ).


23

Cara mengatasinya (Helen Varney, 2007) :

1) Makan dalam porsi kecil, tetapi sering untuk menghindari lambung

menjadi terlalu penuh.

2) Hindari makanan dingin.

3) Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat mengganggu

pencernaan.

4) Hindari makanan berat atau makanan lengkap sesaat sebelum tidur.

5) Hindari makanan berlemak ; lemak mengurangi motilitas usus dan sekresi

asam lambung yang dibutuhkan untuk pencernaan.

6) Untuk penatalaksanaan khusus berikan antacid.

5. Kram otot betis

Umum dirasakan saat kehamilan lajut. Untuk penyebabnya tidak jelas,

bisa disebabkan iskemia transient setempat, kebutuhan akan kalsium

(kadarnya rendah dalam tubuh ) atau perubahan sirkulasi darah, tekanan

pada syaraf di kaki ( Ai Yeyeh Rukiyah, 2009 ).

Cara mengatasi ( Ari Sulistyawati, 2011 ):

1) Kurangi konsumsi susu ( kandungan fosfornya tinggi ).

2) Gunakan penghangat untuk otot.

3) Perbanyak makan makanan yang mengandung kalsium.

4) Pengobatan sistematik dengan kompres air hangat.


24

5) Latihan dorsofleksi pada kaki dan meregangkan otot yang terkena.

6. Sering buang air kecil

Keluhan dirasakan saat dini, kemudian kehamilan lanjut. Disebabkan

karena progesteron dan tekanan pada kandung kemih karena pembesaran

rahim atau kepala bayi yang turun kerongga panggul. Peningkatan frekuensi

berkemih atau sering buang air kecil disebabkan oleh tekanan uterus karena

turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan dan

mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat karena kapasitas kandung

kemih berkurang. (Ai Yeyeh Rukiyah, 2009 ).

Cara mengatasinya ( Ari Sulistyawati, 2011 ) :

1) Perbanyak minum pada siang hari.

2) Batasi minum kopi, soda dan teh.

3) Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing.

4) Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi

tidur, yaitu dengan berbaring miring kekiri dan kaki ditinggikan untuk

mencegah diuresis.

7. Sesak nafas

Sesak nafas merupakan ketidaknyamanan terbesar yang dialami pada

trimester ke tiga. Selama periode ini, uterus mengalami pembesaran hingga

terjadi penekanan diafragma. Terasa pada saat usia kehamilan usia lanjut
25

( 33-36 minggu ). Disebabkan oleh pembesaran rahim yang menekan daerah

dada.

Cara mengatasi :

1) Merentangkan tangan diatas kepala serta menarik nafas panjang.

2) Mendorong postur tubuh yang baik.

3) Ajarkan wanita melakukan pernafasan interkosa.

4) Dorong agar secara sengaja mengatur laju dan dalamnya pernapasan pada

kecepatan normal yang terjadi.

8. Varises

Varises vena lebih mudah muncul pada wanita hamil yang memiliki

kecenderungan tersebut dalam keluarga atau memiliki faktor predisposisi

kongenital. Varises dapat diakibatkan oleh gangguan sirkulasi vena dan

peningkatan tekanan vena pada ekstermitas bagian bawah. Perubahan ini

diakibatkan penekanan uterus yang membesar pada vena panggul saat wanita

tersebut duduk atau berdiri dan penekanan pada vena cava inferior saat ia

bebaring. Pakaian ketat menghambat aliran vena baik dari ekstermitas

bagian bawah , atau posisi berdiri yang lama memeperberat masalah tersebut

( Helen Varney, 2007 ).

Cara mengatasi ( Helen Varney, 2007 ) :

1) Hindari mengenakan pakaian yang ketat

2) Hindari berdiri lama.


26

3) Pertahankan postur tubuh dan mekanisme tubuh yang baik.

4) Sediakan waktu istirahat, dengan kaki dielevasi secara periodik sepanjang

hari.

5) Lakukan latihan ringan dan berjalan secara teratur untuk memfasilitasi

peningkatan sirkulasi.

6) Lakukan mandi air hangat yang menenangkan.

7) Kenakan penyokong abdomen maternal atau korset untuk menghilangkan

tekanan pada vena panggul anda.

9. Insomnia

Ini terjadi pada akhir kehamilan, sering disebabkan oleh seringnya

mengeluarkan air seni selama malam hari, susah menemukan posisi tidur

yang nyaman atau bayi yang super aktif. Insomnia, baik pada wanita yang

mengandung atau tidak dapat disebabkan oleh sejumlah penyebab, seperti

kekawatiran kecemasan terlalu gembira menyambut suatu acara untuk

keesokan harinya ( Helen Varney, 2007 ).

Cara mengatasi ( Helen Varney, 2007 ) :

1) Mandi air hangat

2) Minum air hangat 9 susu, teh tanpa kafein dicampur susu sebelum tidur

3) Lakukan aktifitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum tidur.

4) Ambil posisi relaksasi

10. Edema
27

Edema pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan

peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan

sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-vena

panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dana pada vena cava inferior

saat ia berada dalam posisi telentang ( Helen Varney, 2007 ).

Cara mengatasi (Helen Varney, 2007 ) :

1) Hindari menggunakan pakaian ketat

2) Elevasi kaki secara teratur

3) Posisi menghadap kesamping saat berbaring

4) Penggunaan penyokong atau korset pada abdomen maternal yang dapat

melonggarkan tekanan pada vena-vena panggul.

11. Hemoroid

Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh karena itu semua

penyebab konstipasi berpotensi menyababkan hemoroid. Progesteron juga

menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar. Selain itu, pembesaran

uterus mengakibatkan peningkatan tekanan, secara spesifik juga secara

umum pada vena hemoroid. Tekanan ini menggangu sirkulasi vena dan

mengakibatkan kongesti pada vena panggul ( Helen Varney, 2007 ).

Cara mengatasi ( Helen Varney, 2007 ):

1) Hindari konstipasi; pencegahan merupakan penanganan yang paling

efektif

2) Hindari mengejan saat defekasi


28

3) Mandi berendam; hangatnya air tidak hanya memberi kenyamanan, tetapi

juga meningkatkan sirkulasi.

4) Kompres es ( untuk mengurangi hemoroid )

5) Tirah baring dengan cara mengelevasi panggul dan ekstremitas bagian

bawah.

6) Salep analgesik dan atau anastesi topikal


29

B. Kerangka teori

Faktor internal :

1. Pendidikan
2. Pekerjaan
Pengetahuan
3. Umur
ibu hamil tentang
perubahan fisiologis
pada masa kehamilan
Faktor eksternal : trimester III
1. Lingkungan
2. Sosial budaya

keterangan :

 Diteliti :
 Tidak diteliti :

Gambar 1.1

Kerangka teori penelitian pengetahuan ibu hamil tentang perubahan fisisologis


pada masa kehamilan trimester III

( Lawrence Green dalam Notoadmodjo, 2010 )


30

C. Kerangka konsep

1. Pengertian kehamilan

2. Macam-macam perubahan fisiologis


yang terjadi pada masa kehamilan
Pengetahuan ibu hamil trimester III

tentang perubahan 3. Penyebab perubahan fisiologis yang


fisiologis pada terjadi pada masa kehamilan trimester III
kehamilan trimester III

4. Cara mengatasi perubahan fisiologis pada


masa kehamilan trimester III

Gambar 2.2

Kerangka teori penelitian pengetahuan ibu hamil tentang perubahan fisisologis


pada kehamilan trimester III
31

You might also like