You are on page 1of 12

ABSTRAK

GAMBARAN TINGKAT RESIKO JATUH PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR


DI RUANG DAHLIA RSUD MARDI WALUYO BLITAR

OLEH
IKA APRILIANA
201503045
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang karena terkena hantaman yang lebih
besar dari yang dapat di terimanya. Resiko jatuh adalah pasien yang beresiko untuk
jatuh yang umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor fisiologis yang
dapat berakibat cidera. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat resiko
jatuh pada pasien fraktur di ruang Dahlia RSUD Mardi Waluyo Blitar.
Desain penelitian menggunakan deskriptif, populasi pada penelitian ini 20
responden. Besar sampel 10 responden yang memenuhi kriteria penelitian dengan
menggunakan tehnik “purposive sampling”. Instrumen penelitian berupa kuesioner.
Data dianalisa dengan prosentase dan di interpresentasikan secara kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 responden didapatkan sebagian kecil
dari responden memiliki kriteria tidak resiko (1 responden/10%), hampir setengah dari
responden memiliki kriteria resiko tinggi (4 responden/40%) dan setengah dari
responden memiliki kriteria resiko rendah (5 responden/50%).
Tingkat resiko jatuh dipengaruhi oleh jenis kelamin,jenis pekerjaan, usia,
pendidikan, riwayat jatuh sebelumnya, alat bantu yang digunakan, gaya berjalan/cara
berpindah, status mental/daya ingat yang dimiliki serta terpasangnya terapi intravena.
Untuk menghindari terjadinya riwayat jatuh sebaiknya pasien diberikan edukasi
mengenai pencegahan jatuh dengan cara mendekatkan semua benda- benda pribadi
dalam jangkauan dan memberikan pencahayaan yang adekuat.

Kata kunci : Fraktur, Resiko Jatuh


ABSTRACT

DESCRIPTION OF RISK FALLS IN POST OPERATING FRACTURE IN DAHLIA


ROOM MARDI WALUYO BLITAR

BY
IKA APRILIANA
201503045

A fracture is the breakdown of bone continuity due to a larger blow from which it
can be received. The risk of falling is the patient who is at risk for a fall which is generally
caused by environmental factors and physiological factors that can result in injury. The
purpose of this study was to determine the level of risk fall in patients fractures in space
Dahlia RSUD Mardi Waluyo Blitar.
Design research using descriptive, population in this research 20 respondents. The
sample size of 10 respondents who met the study criteria by using "purposive sampling"
technique. The research instrument is questionnaire. Data are analyzed by percentage and are
presented in quantitative terms.
The results showed that from 10 respondents, it was found that a small percentage
of respondents had no risk criteria (1 respondent / 10%), almost half of the respondents had
high risk criteria (4 respondents / 40%) and half of the respondents had low risk criteria (5
respondents / 50%).
The degree of risk of falling is affected by sex, occupation, age, education, previous
history of fall, tools used, walking / shifting, mental status / memory and intravenous therapy.
To avoid a history of falling should the patient be educated about the prevention of
falls by bringing all personal objects within reach and providing adequate lighting.

Keywords: Fraktur, Risks Fall


PENDAHULUAN dengan angka prevalensi sebesar
Fraktur merupakan patah
2,7%. Pada tahun 2009 terdapat
tulang yang di sebabkan oleh trauma
kurang lebih 18 juta orang dengan
fisik, terjadi akibat adanya tekanan
angka pravalensi sebesar 4,2%.
berlebihan pada tulang dalam
Tahun 2010 meningkat menjadi 21
menahan tekanan yang di
juta orang dengan angka prevalensi
berikan.Akibatnya tulang tidak
3,5%. Fraktur tersebut diakibatkan
mampu menahan tekanan yang
oleh insiden kecelakaan, cidera olah
menyebabkan fungsi dan struktur
raga, bencana kebakaran, bencana
tulang menjadirusak (Helmi,
alam dan lain sebagainya (Mardiono,
2012).Fraktur yang terjadi dapat
2010). Hasil Riset Kesehatan Dasar
menimbulkan tingkat resiko jatuh
oleh Badan Penelitian dan
pada pasien.Jatuh adalah suatu
Pengembangan Depkes RI tahun
peristiwa dimana seseorang
2007 di Indonesia terjadi kasus
mengalami jatuh dengan atau tanpa
fraktur yang di sebabkan oleh cedera
disaksikan oleh orang lain, tidak
antara lain karena jatuh, kecelakaan
sengaja atau tidak di rencanakan,
lalu lintas dan trauma benda tajam
dengan arah jatuh kelantai, dengan
atau tumpul. Dari 45.987 peristiwa
atau tanpa menciderai dirinya.
jatuh yang mengalami fraktur
Penyebab jatuh dapat meliputi faktor
sebanyak 1.775 orang (3,8%), dari
fisiologis (pingsan) atau lingkungan
20.829 kasus kecelakaan lalu lintas,
(lantai yang licin) (WHO, 2007).
yang mengalami fraktur sebanyak
Data World Health
1.770 orang (8,5%) dari 14.127
Organization (WHO), menyebutkan
trauma benda tajam atau tumpul,
kasus fraktur terjadi di dunia kurang

lebih 13 juta orang pada tahun 2008,


yang mengalami fraktur sebanyak Morse sering tidak dilakukan oleh

236 orang (1,7%). perawat (Nanang Y, 2014).

Data Riset Kesehatan dasar Penelitian yang lain menungkapkan

tahun 2013 menyebutkan dari 84.774 bahwa penerapan patient safety

orang kasus cidera 5,8% mengalami risiko jatuh berdasarkan SOP aspek

patah tulang (fraktur). Survey yang dilaksanakan 100% yaitu

kesehatan nasional mencatat bahwa penulisan pada dokumentasi,

kasus fraktur pada tahun 2008 sedangkan 50% pengkajian risiko

menunjukkan bahwa pravalensi jatuh, aspek pada pemasangan tanda

fraktur secara nasional sekitar risiko jatuh, didapat

27,7%. Prevalensi ini khususnya keterlaksanaannya hanya 51%

pada laki-laki mengalami kenaikan (Suparna, 2015).

di banding tahun 2009 dari 51,2% Dari hasil penelitian yang di

menjadi 54,5%. lakukan pada tanggal 28 Mei – 11

Pada perempuan sedikit Juni dengan jumlah 10 responden

menurun yaitu sebanyak 2% di tahun sebagian kecil dari responden

2009, pada tahun 2010 menjadi 1,2% memiliki kriteria tidak resiko 1

(Depkes RI, 2010). Prosentase kasus responden (10%), setengah dari

fraktur yang paling tinggi berada di responden memiliki kriteria resiko

Pulau Jawa dan sekitarnya. Di Jawa rendah 5 responden (50%) dan

Timur pada tahun 2013 kasus fraktur hampir setengah dari responden

mencapai angka yang tinggi yaitu memiliki kriteria resiko tinggi 4

sebanyak 1.348 orang (35%).Hasil responden (40%).

penelitian menunujukkan pengkajian Kejadian fraktur sering

resiko jatuh menggunakan skala terjadi dan dapat mengakibatkan


tingkat resiko jatuh yang tinggi. Hal anggota gerak bawah untuk

ini di sebabkan oleh adanya trauma melakukan gerakan fungsional.

ataupun hantaman yang keras akibat Posisi tegak dan stabil dapat

dari kecelakaan yang mengenai dipertahankan melalui aktivitas

tulang yang berakibat tulang otot.Keseimbangan statis dan

menjadi patah dan fragmen tulang dinamis saat melakukan suatu

menjadi tidak beraturan gerakan pada pasien fraktur dapat

(discontinuitas) dan disertai cidera dilakukan untuk menghindari resiko

jaringan disekitarnya yaitu ligamen, jatuh (Nugroho, 2011).

tendon, pembuluh darah, syaraf dan Resiko jatuh merupakan

otot. Otot memiliki kekuatan yang di suatu keadaan dimana pasien

hasilkan untuk dapat melawan beresiko untuk jatuh yang pada

tahanan dengan usaha yang umumnya disebabkan oleh faktor

maksimum.Semua gerakan yang di lingkungan dan juga faktor fisiologis

hasilkan merupakan hasil dari yang dapat mengakibatkan terjadinya

adanya suatu peningkatan tegangan suatu cidera (Wilkinson, 2008).

otot sebagai respon motorik dalam Faktor-faktor yang dapat

menahan beban internal (internal menyebabkan seseorang mengalami

force) dan beban eksternal (exsternal resiko untuk jatuh diantaranya

force).Kemampuan sistem saraf adalah erat kaitannya dengan kondisi

mengaktivasi otot melakukan psikologis misalnya pada usia,

kontraksi. Semakin banyak serabut terjadi perubahan pada sistem

otot yang teraktivasi maka semakin muskuloskeletal, saraf,

besar pada kekuatan yang di hasilkan kardiovaskuler, respirasi, indra,

otot tersebut agar bisa menggerakkan integumen dan pada lingkungan


(Timiras & Navazio, 2008). Resiko kerusakan atau kehilangan fungsi

jatuh pada pasien fraktur bisa sensorik.

diakibatkan oleh berbagai jenis Upaya untuk mengembalikan

cidera, kerusakan fisik dan struktur dan fungsi tulang menjadi

psikologis.Kerusakan fisik akibat normal kembali diperlukan berbagai

kejadian jatuh sering terjadi pada terapi.Terapi yang di berikan pada

jaringan lunak (JCI, 2011). pasien fraktur tergantung pada jenis

Pada pasien fraktur biasanya fraktur yang di alami.Penanganan

dapat menimbulkan perubahan- terhadap fraktur dapat dengan

perubahan kehidupan khususnya pembedahan atau tanpa pembedahan.

hubungan dengan keluarga, Prinsip penanganan fraktur meliputi:

pekerjaan, dan lingkungan reduksi yaitu memperbaiki posisi

sekitarnya.Selain itu dampak yang di fragmen yang patah terdiri dari

timbulkan dari terjadinya fraktur reduksi tertutup yaitu tindakan yang

adalah perubahan yang terjadi oleh di lakukan tanpa operasi dan reduksi

aktifitas, kurangnya rangsangan, dan terbuka yaitu tindakan yang di

distres yang dapat terjadi karena lakukan dengan operasi.

penurunan kekuatan otot pada sistem Immobilisasi yaitu suatu tindakan

muskuloskeletal. Pada sistem untuk mencegah terjadinya

persyarafan kerusakan yang terjadi pergeseran dengan cara traksi terus

karena adanya cidera syaraf itu menerus, pembatasan gerak dengan

sendiri atau karena penekanan oleh pembebatan dengan gips,

gips atau peralatan lain. Kerusakan dilakukannya fiksasi internal dan

syaraf ini akan menyebabkan juga fiksasi eksternal. Rehabilitasi

yaitu memulihkan fungsi tulang agar


pasien dapat kembali beraktivitas Tujuan Penelitian

secara normal seperti sebelumnya Untuk mengetahui tingkat resiko jatuh

(Kisner & Colby, 2007). pada pasien fraktur di RSUD Mardi

Kondisi resiko jatuh dapat Waluyo Blitar.

dicegah oleh perawat atau petugas METODE PENELITIAN

kesehatan yang memahami bahwa Desain penelitian adalah sesuatu

semua pasien yang di rawat inap yang sangat penting dalam penelitian,

memiliki resiko jatuh yang lebih pengontrolan yang dilakukan secara

tinggi. Perawat memiliki peran untuk maksimal pada beberapa faktor yang

mencegah pasien jatuh dengan dapat mempengaruhi akurasi suatu

menandai resiko pada pasien jatuh hasil. Desain dapat digunakan peneliti

dengan pemberian gelang kuning. sebagai petunjuk dalam suatu

Mengidentifikasi dan menerapkan perencanaan dan pelaksanaan

pelayanan kategori resiko jatuh, serta penelitian untuk mencapai tujuan dan

penggunaan alat bantu pengaman menjawab pertanyaan dalam penelitian

(safety devices). Tindakan (Nursalam, 2013).

pencegahan umum dapat dilakukan Pada penelitian ini

dengan melakukan orientasi kamar menggunakan metode penelitian

pada setiap instalasi rawat inap, deskriptif (Notoadmojo, 2012)

memposisikan tempat tidur pasien memaparkan bahwa penelitian

dapat terpasang dengan baik, deskriptif merupakan suatu metode

pencahayaan yang adekuat, alat penelitian yang mendeskripsikan

bantu berjalan berada dalam atau menggambarkan suatu keadaan

jangkauan (tongkat, alat penopang) yang terjadi didalam masyarakat.

(Morse, Jenice M, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk


menggambarkan tentang gambaran Dahlia RSUD Mardi Waluyo Blitar.

tingkat resiko jatuh pada pasien Pelaksanaan penelitian selama 1

fraktur. Sampel adalah bagian dari bulan terhitung mulai tanggal 30 Mei

populasi yang dapat digunakan – 30 Juni 2018 di peroleh responden

sebagai subyek penelitian melalui sebanyak 10 responden.

sampling. Sedangkan sampling Hasil penelitian meliputi data

adalah proses menyeleksi porsi dari umum dan data khusus. Data umum

populasi yang dapat mewakili sutau terdiri dari karakteristik responden

populasi yang ada (Nursalam, 2013). berdasarkan jenis kelamin, usia,

Proses Pengambilan sampel dalam pekerjaan, pendidikan, riwayat

penelitian ini dilakukan dengan penyakit, dan jenis fraktur.

teknik Purposive sampling. PEMBAHASAN

Pengambilan sampel secara Berdasarkan hasil penelitian di

Purposive adalah metode penetapan dapatkan dari 10 responden sebagian

sampel dengan memilih beberapa kecil dari responden memiliki

sampel tertentu yang dinilai sesuai kriteria tidak resiko 1 responden

dengan tujuan atau masalah (10%), hampir setengah dari

penelitian dalam sebuah populasi responden memiliki kriteria resiko

(Nursalam, 2008). tinggi 4 responden (40%) dan

HASIL DAN ANALISA setengah dari responden memiliki

Pada bab ini akan di sajikan kriteria resiko rendah 5 responden

hasil penelitian dan pembahasanyang (50%) tentang gambaran tingkat

telah dilaksanakan mengenai resiko jatuh pada pasien post operasi

gambaran tingkat resiko jatu pada fraktur.

pasien post operasi fraktur di ruang


KESIMPULAN e-Journal Keperawatan (eKp)
volume 3 Nomor 2 Oktober
Sebagian kecil dari responden 2015.

memiliki kriteria tidak resiko, Helmi, Z. (2012). Buku Ajar


Gangguan Muskuloskeletal.
hampir setengah dari responden Jakarta: Salemba Medika.

memiliki kriteria resiko tinggi dan Hesti, O. (2015). Penatalaksanaan


Fisioterapi Pada Kasus Post
setengah dari responden memiliki Fraktur 1/3 Proksimal
Humerus Sinistra di Rs. Al Dr.
kriteria resiko rendah. Ramelan Surabaya.Skripsi.

DAFTAR PUSTAKA Hidayat, A. A. (2008). Metode


penelitian keperawatan dan
teknik analisa data.
Alimul, A. (2008). Konsep Dasar
Hutami, R. (2017). Pengaruh Latihan
Keperawatan. Jakarta:
Kombinasi Terhadap
Salemba Medika.
Penurunan
Arikunto, S. (2006).Prosedur
Jakarta: Salemba Medika.
Penelitian : Suatu
Pendekatan Praktik. Juhendry, D. (2016). Hubungan
(Edisi.Revisi). Jakarta: EGC. Antara Aktivitas Fisik Dengan
Risiko Jatuh Pada Lanjut Usia
Bejo, Wahyudin. (2014). Gambaran
Di Desa Pucangan Kecamatan
Pengetahuan Dan Sikap Pasien
Kartasura. Publikasi Ilmiah.
Fraktur Tentang Tehnik
Relaksasi Nafas Dalam Di Kisner, C & Colby, LA. (2007).
Rsud Raden Mattaher Jambi Therapeutic Exercise, Fifth
Tahun 2014.Jurnal Vol.4 No.1 Edition, (Philadelpia: F.A.
Mei 2015. Davis Company). Hal 106.
Brunner & Suddarth.(2010). Makmuri, dkk. (2007). The
Keperawatan Medikal Bedah. Correlation Between
Jakarta: EGC. Education Levels Toward
Anxiety Level Of Fracture
Brunner & Suddarth.(2015). Buku
Femur Pre-Operated Patient
Ajar Keperawatan Medikal
At Prof. Dr.Margono Soekarjo
Bedah, edisi 8 vol.3. Jakarta:
Hospital Of Purwokerto.
EGC.
Jurnal Ilmiah Kesehatan
Devista, K. (2014). Analisis Praktik Keperawatan, Volume 3, No.
Klinik Keperawatan Kesehatan 2, Juni 2007
Masyarakat Perkotaan pada
Mansjoer, A dkk.(2013). Kapita
Pasien Fraktur Femur Dengan
Selekta Kedokteran, Jilid 1
Hemiarthroplasty di Lantai 5
edisi 3. Jakarta: Media
Bedah Gatot Soebroto.Karya
Aesculapius.
Ilmiah Akhir Ners.
Marie Boltz. (2007). Fall Risk Humerus Sinistra Di Rs. Al
Assesment For Older Adults : Dr. Ramelan Surabaya.Karya
The Hendrich II Fall Risk TulisIlmiah.
Model.s
Price Sylvia, A. (2009).Patofisiologi
Marie, Janice M. (2009). Preventing : Konsep Klinis Proses-Proses
patient falls establishing a fall Penyakit Jilid 2. Edisi 4.
intervention program Jakarta: EGC.
preventing patient falls
establishing a fall intervention Ranti, S. (2015). Hubungan
program. New york : springer Pengetahuan Dan Kepatuhan
publishing company. Perawat Melaksanakan Standar
Prosedur Operasional :
Morse J.M., Black C., Oberle K., et Menurunkan Resiko Cidera
al. (2013). Agency for Akibat Jatuh Di Ruang
Healthcare Research and Perawatan Dewasa RSUD Dr
Quality, Rockville, MD Tool MOEWARDI. Skripsi.
3H: Morse Fall Scale for
Identifying Fall Risk Factors. RISKESDAS : Riset Kesehatan
Dasar, 2013
Nanang, Y. (2014). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Perawat Rivaldy Djamal, dkk. (2015).
Terhadap Pelaksanaan Pengaruh Terapi Musik
Pengkajian Resiko Jatuh Skala Terhadap Skala Nyeri Pada
Morse Di Rs Pku Pasien Fraktur Di Irina A Rsup
Muhammadiyah Yogyakarta Prof. Dr. R.D. Kandou
Unit 2. Naskah Publikasi. Manado.

Notoatmodjo, S. (2012).Metodologi Smeltzer, S.C., Buku ajar KMB


Penelitian Kesehatan. Jakarta: Brunner & Suddart. Jakarta:
Rineka Cipta. EGC. 2014.

Nursalam, (2008).Metodologi Stanley, M., & Beare, P. G.


Penelitian Ilmu Keperawatan. (2006).Buku ajar keperwatan
Jakarta: Salemba Medika gerontik.Edisi 1.Jakarta : EGC.

Risiko Jatuh Pada Lanjut Usia. Suparna, (2015).Evaluasi Penerapan


Publikasi ilmiah. Patient Safety Risiko Jatuh
Unit Gawat Darurat di
Nursalam, (2013).Konsep dan Rumah Sakit Panti Rini
Penerapan Metodologi Kalasan Sleman. Naskah
Penelitian Ilmu Keperawatan. Publikasi.
Jakarta: Salemba Medika.
Vivi, A dkk. (2013). Penilaian
Peraturan Menteri Kesehatan Risiko Jatuh Lanjut Usia
Republik Indonesia Nomor 5 (Lansia) Menggunakan
Tahun 2016.pdf Pendekatan Hendrich Falls
Scale Dan Morse Falls Scale.
Priani, D. (2014). Penatalaksanaan Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 April
Fisioterapi Pada Kasus Post 2013: 107–117.
Fraktur 1/3 Proksimal
World Health Organization. (2013).
Global Status Report On Road
Safety. Supporting a decade of
Action.ISBN. 2013. 978 92 4
156456 4.

World Health
Organization.2007.WHO
Global Report on Falls
Prevention in

Older Age. Perancis: WHO.

You might also like