You are on page 1of 119

Copyright

Cetakan 1
Cetakan 1
Pendidikan Profesi Guru
Pembelajaran

Sosial Emosional
Mata Kuliah Pilihan

Pembelajaran Berdiferensiasi
Pra Jabatan Tahun 2022
Cetakan 1

Kurator/Penulis :
Dr. Clara Moningka

Penelaah:
Muhamadf Nanang Suprayogi S Psi, M. Si, Ph. D
Ana Lanah, S Psi, M. Si

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2022
Direktorat Pendidikan Profesi Guru
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin
tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga
Kependidikan

Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(UUGD). mengamatkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah. Selanjutnya dalam Pasal 8 UUGD menyatakan bahwa guru
wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Sesuai dalam Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi bahwa pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana
yang menyiapkan Mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian
khusus.
Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan merupakan program pendidikan yang
menyiapkan guru sebagai sumber daya manusia berkualitas untuk memenuhi kondisi ideal
guru di Indonesia yang meliputi aspek kuantitas, distribusi, kualifikasi, dan kompetensi. PPG
Prajabatan bertujuan menghasilkan guru profesional pemula yang mengamalkan nilai-nilai
Pancasila, semangat gotong royong, dan mampu menggunakan teknologi digital, serta
melahirkan hal-hal yang inovatif dan kreatif. Selain itu, PPG Prajabatan menekankan pada
konsep Merdeka Belajar, yang berpusat

Untuk mencapai tujuan tersebut, PPG Prajabatan mengedepankan penguatan kompetensi


pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
melalui clinical practice atau program praktik lapangan yang diintegrasikan dalam
perkuliahan. Sebagai calon guru pemula, mahasiswa PPG Prajabatan perlu dibekali
pengalaman pembelajaran yang bermakna yang nantinya akan bermanfaat ketika
mereka mengajar di kelas. Hal ini dilaksanakan dengan perkuliahan berbasis kegiatan
dan refleksi yang dikombinasikan dengan

Pembelajaran Berdiferensiasi | i
praktik lapangan, termasuk di sekolah tempat guru pemula akan ditugaskan. Pelaksanaan
PPG Prajabatan melibatkan pengajar dari unsur akademisi, praktisi pendidikan, dan Guru
Penggerak. Keterlibatan pengajar dari berbagai unsur ini bertujuan untuk menjembatani
teori dan praktik di lapangan.
Paket-paket modul digunakan dalam perkuliahan yang dilaksanakan selama dua semester
melalui tiga kelompok mata kuliah, yaitu: Mata Kuliah Inti, Mata Kuliah Pilihan Selektif,
dan Mata Kuliah Pilihan Elektif. Setiap modul perkuliahan mencakup komponen Capaian
Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dan asesmen, perangkat pembelajaran, dan isi modul.
Asesmen ketercapaian CPMK dilaksanakan di antaranya melalui projek, studi kasus,
portofolio, dan tes. Perangkat pembelajaran meliputi Lembar Kerja (LK), media, dan
sumber belajar yang dilengkapi dengan pranala ke sumber belajar lainnya sebagai
pengayaan.
Isi modul disusun berdasarkan alur MERDEKA, yaitu: Mulai dari diri (M), Eksplorasi
konsep (E), Ruang kolaborasi (R), Demonstrasi kontekstual (D), Elaborasi pemahaman
(E), Koneksi antar materi (K), dan Aksi nyata (A). Modul dengan alur MERDEKA
diharapkan dapat membantu mahasiswa mempersiapkan diri dalam mencapai tuntutan
profesi sebagai agen yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan mampu mencetak
generasi yang membawa perubahan ke hal yang lebih baik.
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim
penyusun dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif
mewujudkan penyelesaian modul ini serta membantu terlaksananya PPG Prajabatan.
Semoga Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang kita lakukan demi
pendidikan Indonesia. Amin.

Jakarta, September 2022


Direktur Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan,

Dr. Iwan Syahril, Ph.D

ii | PPG Pra Jabatan 2022


Kata Pengantar Direktur Pendidikan Profesi Guru

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah mengambil kebijakan


untuk secara bertahap mengganti guru-guru yang memasuki masa pensiun/purna tugas
melalui pengangkatan guru baru yang telah lulus Pendidikan Profesi Guru Prajabatan
(PPG Prajabatan).
Kebijakan tersebut menuntut kesiapan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) menyelenggarakan PPG Prajabatan dengan jumlah peserta PPG Prajabatan sesuai
dengan kebutuhan dan kualitas lulusan untuk menjawab tantangan kebutuhan pendidikan
di sekolah.
Menanggapi tuntutan tersebut, Direktorat Pendidikan Profesi Guru (Direktorat PPG)
mengkoordinasikan proses peningkatan kapasitas LPTK dalam menyelenggarakan PPG
Prajabatan dalam hal jumlah dan mutu pendidikan. Untuk menanggapi tuntutan kualitas
penyelenggaraan PPG Prajabatan, salah satu aktivitas yang telah dilakukan oleh
Direktorat PPG, di bawah arahan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
telah mengembangkan Modul PPG Prajabatan. Hasil pengembangan tersebut dimuat di
dalam dokumen ini.
Modul PPG Prajabatan memuat materi, alur, aktivitas, dan penugasan mahasiswa PPG
Prajabatan. Kami berharap dengan adanya Modul PPG Prajabatan ini penyelenggaraan
PPG Prajabatan di seluruh LPTK dapat terselenggara secara terstandar agar dihasilkan
guru yang memiliki profil dan kompetensi sesuai kebutuhan perkembangan dunia
pendidikan secara global.
Kami berterimakasih kepada LPTK penyelenggara PPG Prajabatan atas dukungan dan
kerjasama dalam menyelenggarakan amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen.
Jakarta, September 2022
Plt. Direktur Pendidikan Profesi Guru,

Temu Ismail, S.Pd., M.Si.

Pembelajaran Berdiferensiasi | iii


Kata Pengantar Penyusun Mata Kuliah

Salam dan Bahagia,


Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Nasional merupakan ajakan untuk menumbuhkan imperatif
edukatif -moral para guru di dalam diri sendiri, komunitas para guru dan para peserta didik.
Hidup dan bertumbuh di bumi Indonesia adalah berkat dan karunia yang mewarisi kekayaan
berlimpah budaya dan nilai-nilai religius-kemanusiaan yang ditanamkan dalam sanubari
melalui pendidikan di dalam keluarga, masyarakat adat dan budaya setempat. Rasa syukur atas
warisan nilai-nilai merupakan dorongan positif yang memuat tanggung jawab untuk
mengembangkan pendidikan yang berakar pada konteks Keindonesiaan. Kita perlu
menumbuhkan keyakinan bahwa menjadi guru adalah panggilan, tugas dan pilihan hidup yang
bernilai. Belajar dari tokoh pendidikan nasional memiliki makna ganda, yakni menyerap
pengetahuan tentang pendidikan dan mengobarkan semangat kerelaan dan kemurahan hati
untuk mendampingi proses tumbuh kembang secara integral para generasi penerus bangsa.
Menjadi guru adalah pewaris semangat dan jiwa gotong-royong untuk saling belajar, berkarya
dan berjuang demi kemajuan bangsa lewat dunia pendidikan.
Mata kuliah ini menguatkan visi diri mahasiswa tentang ‘Pendidikan itu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai manusia dan anggota masyarakat’. Karena pendidikan
itu menuntun maka tugas utama sebagai pendidikan adalah menuntun. Dalam proses
menuntun, mahasiswa perlu memahami tentang manusia Indonesia melalui pemahaman dan
pemaknaan yang mendalam tentang Pancasila sebagai identitas dan entitas manusia
Indonesia.
Pancasila menjadi pendoman Pendidikan Nasional maka mari kita saling belajar untuk
menumbuhkan spiritualitas, intelektualitas, motivasi dan kebanggaan sebagai guru yang terus
membuka diri untuk belajar sambil berkarya dan berkarya yang menumbuhkan semangat
saling belajar. Belajar menjadi ruang perjumpaan untuk menguatkan panggilan diri sebagai
seorang guru dan manusia untuk menuntun kekuatan kodrat murid menjadi manusia Indonesia
sesuai Profil Pelajar Pancasila.
Salam
Pengembang MK Filosofi Pendidikan Nasional

iv | PPG Pra Jabatan 2022


Daftar Isi

Hlm.
Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan...............i

Kata Pengantar Direktur Pendidikan Profesi Guru..........................................iii

Kata Pengantar Penyusun Mata Kuliah............................................................iv

Daftar Isi..............................................................................................................v

CPMK dan Assessment...................................................................................viii

Topik 1. Teori-teori yang mendasari Pembelajaran Berdiferensiasi...............1

A. Mulai Dari Diri......................................................................................................1

B. Eksplorasi Konsep.................................................................................................3

1. Pembelajaran Berdiferensiasi..........................................................................3

C. TEORI YANG MELATARBELAKANGI PERLUNYA PEMBELAJARAN


BERDIFERENSIASI............................................................................................4

1. Teori Sistem Ekologi.......................................................................................5

D. Multiple Intelligences............................................................................................8

1. Kecerdasan verbal-linguistik...........................................................................9

2. Kecerdasan logis-matematis............................................................................9

3. Kecerdasan spasial-visual...............................................................................9

4. Kecerdasan kinestetik-jasmani......................................................................10

5. Kecerdasan musical.......................................................................................10

6. Kecerdasan intrapersonal..............................................................................10

7. Kecerdasan interpersonal..............................................................................10

8. Kecerdasan naturalis.....................................................................................10

E. Zone of Proximal Development (ZPD)...............................................................11

F. Learning Modalities............................................................................................13

1. Visual............................................................................................................13

Pembelajaran Berdiferensiasi | v
2. Auditori.........................................................................................................13

3. Kinestetik......................................................................................................14

B. Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi Dan Cirinya.............................14

A. PEMETAAN KEBUTUHAN BELAJAR SISWA..............................................19

1. Kesiapan Belajar Peserta Didik (Readiness)..........................................20

2. Minat Peserta didik........................................................................................24

3. Profil Belajar Peserta Didik...........................................................................25

B. Kelebihan Dan Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi....................................28

1. Kelebihan Pembelajaran Berdiferensiasi.......................................................28

2. Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi.......................................................29

C. Ruang Kolaborasi................................................................................................30

D. Demonstrasi Kontekstual.....................................................................................31

E. Elaborasi Pemahaman..........................................................................................32

F. Koneksi Antarmateri............................................................................................33

G. Aksi Nyata...........................................................................................................34

Topik 2. Aspek-Aspek Pembelajaran Berdiferensiasi....................................35

A. Mulai dari diri......................................................................................................35

B. Eksplorasi Konsep...............................................................................................36

1. Aspek-Aspek Pembelajaran Berdiferensiasi..................................................36

C. Ruang Kolaborasi................................................................................................53

D. Demonstrasi Kontekstual.....................................................................................54

E. Elaborasi Pemahaman..........................................................................................55

F. Koneksi Antarmateri............................................................................................56

G. Aksi Nyata..........................................................................................................58

Topik 3. Strategi Pembelajaran Dan Berdiferensiasi......................................59

A. Mulai Dari Diri....................................................................................................59

B. Eksplorasi Konsep...............................................................................................60

vi | PPG Pra Jabatan 2022


1. Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi...........................................................60

C. Ruang Kolaborasi................................................................................................66

D. Demonstrasi Kontekstual.....................................................................................67

E. Elaborasi Pemahaman..........................................................................................69

F. Koneksi Antarmateri............................................................................................69

G. Aksi Nyata...........................................................................................................70

Topik 4. Rancangan Dan Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi........72

A. Mulai dari diri......................................................................................................72

B. Eksplorasi Konsep...............................................................................................73

1. Rancangan Dan Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi........................73

C. Ruang Kolaborasi................................................................................................88

D. Demonstrasi Kontekstual.....................................................................................91

E. Elaborasi Pemahaman..........................................................................................92

F. Koneksi Antarmateri............................................................................................93

G. Aksi Nyata...........................................................................................................94

Topik 5. Evaluasi Pada Pembelajaran Berdiferensiasi...................................95

A. Mulai dari diri......................................................................................................95

B. Eksplorasi Konsep...............................................................................................96

1. Evaluasi Pembelajaran Berdiferensiasi..........................................................96

C. Ruang Kolaborasi................................................................................................98

D. Demonstrasi Kontekstual.....................................................................................99

E. Elaborasi Pemahaman..........................................................................................99

F. Koneksi Antarmateri..........................................................................................100

G. Aksi Nyata.........................................................................................................101

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................102

LAMPIRAN.......................................................................................................103

Profil Pengembang Modul..............................................................................104

Pembelajaran Berdiferensiasi | vii


CPMK dan Assessment

1. Mahasiswa mampu mengenali keragaman dan kebutuhan belajar peserta didik

2. Mahasiswa mampu memahami empat aspek pembelajaran berdiferensiasi (konten, proses,


produk, lingkungan belajar)

3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi strategi-strategi pembelajaran berdiferensiasi

4. Mahasiswa mampu merancang dan mengimplementasikan pembelajaran


berdiferensiasi

5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pembelajaran berdiferensiasi

No CMPK Jenis Tugas Bobot Catatan

Formatif

Membuat karya yang diunggah di platform


media sosial/website tentang pembelajaran
berdiferensiasi berisi unsur, definisi, contoh
CMPK keragaman, dan teori pendukung. karya berupa
1. 10% Kelompok
1 video atau tulisan artikel atau
infografik atau vlog (video blog), untuk
diunggah di platform media sosial atau
website untuk disebarluaskan.

Mahasiswa membuat diferensiasi pada aspek


konten, proses, produk, dan lingkungan belajar.
Boleh memilih salah satu aspek atau
CMPK
2. menggabungkan beberapa aspek. Tugas boleh 10% Kelompok
2
dibuat dalam bentuk video, meme, infografis,
ilustrasi, kemudian diunggah di platform media
sosial/website.

viii | PPG Pra Jabatan 2022


Mengidentifikasikan strategi pembelajaran
berdiferensiasi yang dipilih. Jelaskanlah
mengapa strategi pembelajaran yang dipilih
CPMK tersebut termasuk ke dalam strategi
3. 10% Kelompok
3 pembelajaran berdiferensiasi, dan seperti apa
teknisnya strategi pembelajaran yang dijalankan
tersebut. Presentasi di depan kelas.

Membuat rancangan pembelajaran (RPP) dan


CPMK implementasi pembelajaran
4. 15% Individu
4 berdiferensiasi di kelas (micro teaching)

Membuat evaluasi pembelajaran berdiferensiasi


CPMK
5. di kelas dengan tabel checklist. 10% Individu
5

Sumatif

Menulis paper yang berisi refleksi mahasiswa


6. UTS tentang keragaman siswa dan pemenuhan 20% Individu
target kurikulum.

Merancang pembelajaran berdiferensiasi


7. UAS 25% Individu
berdasarkan studi kasus

Pembelajaran Berdiferensiasi | ix
Topik 1. Teori-teori yang mendasari Pembelajaran
Berdiferensiasi

Durasi 2 JP

Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat

1. Mahasiswa mampu memahami teori tentang keragaman peserta didik


2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi keragaman peserta didik
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik

A. Mulai Dari Diri


Selamat datang para mahasiswa di sesi pembelajaran pertama. Pada sesi ini, kita akan
mulai dengan refleksi diri terhadap apa yang pernah Anda alami ketika berinteraksi
dengan orang lain.
Jangan khawatir apa yang Anda jawab adalah jawaban yang terbaik untuk Anda. Tidak
ada jawaban salah atau benar, semuanya sama saja. Pertanyaan tersebut anggaplah
sebagai pengingat diri.
Silahkan jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Ketiklah jawaban/respon Anda pada
tautan yang tersedia tautan di bawah (jika Anda menggunakan laptop) atau tulis pada
kolom yang telah disediakan (jika Anda mencetak modul ini).
Tautan pengumpulan refleksi 1

Jangan lupa selalu tepat waktu dalam mengumpulkan jawaban, sehingga Anda bisa lebih
memahami materi yang akan disampaikan. Selamat berefleksi!

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 1
Pertanyaan Pemantik

Refleksi Respon

Bagaimana Anda menyadari bahwa setiap


individu itu berbeda?

Apa yang Anda butuhkan untuk dapat belajar


dengan baik?

Apa yang sedang teman Anda butuhkan saat


ini untuk mereka belajar?

Apa yang Anda ketahui tentang latar belakang


kehidupan, minat, keterampilan, dll, dari
orang-orang terdekat?

Bagaimana Anda bisa menggunakan informasi


tentang latar belakang, minat, keterampilan, dll,
dari orang terdekat Anda untuk membantu
mereka merasa nyaman dan berkembang?

Apa yang Anda harapkan setelah selesai


mempelajari modul ini?

Terima kasih bagi yang sudah mengisi kolom refleksi diri di atas. Kami berharap Anda
dapat mengikuti pembelajaran ini dengan baik.

Peran Dosen:
1. Memastikan semua mahasiswa menyelesaikan refleksi tersebut
2. Menganalisis jawaban-jawaban mahasiswa untuk kemudian dikaitkan dengan mata kuliah
pembelajaran berdiferensiasi.

Anda akan memulai membaca dan mempelajari konsep atau materi tentang
pembelajaran berdiferensiasi. Tetaplah merujuk pada pertanyaan-pertanyaan refleksi di
atas, kemudian Anda pelajari materi pembelajaran berikut ini

2 | PPG Pra Jabatan 2022


B. Eksplorasi Konsep

1. Pembelajaran Berdiferensiasi

Gambar 1 Ilustrasi minat anak yang berbeda-beda


Sumber: Suprayogi, MN, et.al., (2022) Penerapan Differentiated Instruction dalam Pembelajaran

Bayangkan ketika Anda dulu menjadi seorang siswa (SD/SMP/SMA ). Ingatlah teman
Anda satu persatu! Bagaimana karakteristik masing-masing teman Anda? Tahukah Anda
apa kelebihan dari masing-masing mereka? Apakah mereka mempunyai minat yang
berbeda-beda? Bagaimana gaya belajar mereka? Siapakah diantara teman Anda yang
paling pandai dalam berhitung dan selalu tercepat dalam mengumpulkan tugas? Atau
siapakah yang justru sebaliknya, yaitu lama sekali dalam menangkap pelajaran? Siapakah
yang level membacanya paling tinggi? Siapakah teman Anda yang perlu dibantu untuk
meningkatkan keterampilan memahami bacaan mereka? Adakah teman Anda yang pandai
dalam pelajaran keterampilan dan seni? Adakah teman Anda yang suka berkelompok
dalam mengerjakan pelajaran ataupun dalam hal apapun? Atau adakah teman Anda yang
justru sebaliknya, ia suka dengan tugas mandiri dan begitu juga dalam kesehariannya
lebih suka dengan kesendirian? Siapakah yang senang berbicara didepan? Siapakah yang
senang dengan menggambar? Siapakah di antara teman Anda suka tertidur ketika
pelajaran Matematika karena tidak mengerti? Dan masih banyak yang bisa Anda
bayangkan dan temukan pada teman-teman Anda dulu ketika di sekolah. Seru, ya,
mengingat masa-masa sekolah? Lantas jika Anda sebagai gurunya, jika Anda sebagai
guru, maka usaha

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 3
apa yang harus dilakukan untuk menyesuaikan proses pembelajaran sehingga
terpenuhinya kebutuhan individu setiap siswa?
Sejatinya setiap individu itu berbeda satu dengan yang lainnya. Begitu juga setiap siswa
di kelas pasti berbeda antara satu dengan yang lainnya. Begitu banyak kebutuhan siswa
yang harus dipenuhi. Tanpa disadari, guru setiap harinya menghadapi murid dengan
berbagai keragaman yang banyak sekali macamnya. Guru selalu dihadapkan berbagai
tantangan dalam mengajar dan kerap kali harus melakukan dan memutuskan sesuatu hal
dalam satu waktu. Keterampilan yang luar biasa ini banyak yang tidak disadari oleh para
guru, karena begitu naturalnya hal ini terjadi di kelas dan guru menghadapi tantangan
tersebut menjadi hal yang biasa baginya. Berbagai usaha dilakukan oleh para guru,
tentunya tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap peserta didik sukses dalam
proses pembelajarannya.
Nah, dengan melihat banyak perbedaan antara satu peserta didik dengan peserta didik
yang lainya, tentunya perlu adanya pembelajaran berdiferensiasi. Sebelum beranjak ke
definisi tentang apa itu pembelajaran berdiferensiasi, silahkan simak teori-teori yang
mendasari perlunya pembelajaran berdiferensiasi. Selamat menyimak!

C. TEORI YANG MELATARBELAKANGI PERLUNYA


PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Perbedaan itu bisa Anda lihat dari sistem ekologi pada setiap individu (latar belakang
keluarga, budaya, politik, ekonomi, lingkungan, dan lain sebagainya), multiple
intelligences, zone of proximal development (ZPD), learning modalities atau yang
kita kenal dengan gaya belajar, serta masih banyak perbedaan lainnya yang Anda
mungkin dapati tentang perbedaan pada setiap individu ini. Di bawah ini Anda akan
membaca tentang beberapa teori bahwa sejatinya individu itu berbeda. Disini akan
dipaparkan 4 teori yang melatar belakangi perlunya pembelajaran berdiferensiasi, yaitu
1. Teori sistem ekologi
2. Teori Multiple Intelligences
3. Teori Zone of Proximal Development (ZPD)
4. Learning modalities

4 | PPG Pra Jabatan 2022


Mari kita mulai dari teori pertama!

1. Teori Sistem Ekologi


Urie Bronfenbrenner merupakan ahli yang mengemukakan teori sistem mengenai ekologi
yang menjelaskan perkembangan individu dalam interaksinya dengan lingkungan di luar
dirinya yang terus-menerus mempengaruhi segala aspek perkembangan (Hayes dkk,
2017).

Gambar 2: Ilustrasi Teori Sistem Ekologi Bronfenbrenner


Sumber : https://id.scribd.com/document/508949858/TEORI-EKOLOGI-BRONFENBRENNER

Teori sistem ekologi merupakan pandangan sosiokultural Bronfenbrenner tentang


perkembangan yang terdiri dari lima sistem lingkungan. Mulai dari pengaruh interaksi
langsung pada individu hingga pengaruh kebudayaan yang berbasis luas. Kelima sistem
ekologi tersebut adalah mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan
kronosistem.
Berikut penjelasan mengenai urutan sistem tersebut:
1. Mikrosistem adalah kondisi yang melatarbelakangi anak hidup dan berinteraksi
dengan orang lain dan institusi yang paling dekat dengan kehidupannya, seperti orang
tua, teman sebaya, tetangga, dan teman sekolah;

2. Mesosistem adalah hubungan antara dalam mikrosistem. Sebagai contoh, orang tua
dan guru berinteraksi dalam sistem sekolah, anggota keluarga dan

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 5
kerabat menjadi relasinya di dalam institusi keagamaan, pelayanan kesehatan berinteraksi
dengan keluarga anak dan sekolahnya.

3. Ekosistem adalah sistem yang berisi sejumlah kondisi yang mempengaruhi


perkembangan anak di lingkungan rumah namun anak disini tidak terlibat dalam satu
peran langsung. sebagai contoh, karena adanya kondisi kemiskinan dalam keluarga,
anak terpaksa harus bekerja untuk mencari uang dan tidak melanjutkan sekolah.

4. Makrosistem adalah sistem yang mengelilingi mikro, meso dan ekosistem dan
merepresentasikan nilai-nilai ideologi, hukum masyarakat dan budaya politik.
Sebagai contoh anak Indonesia tidak sama-sama dengan anak Amerika

5. Kronosistem adalah dimensi waktu yang menuntun perjalanan setiap level sistem
dari mikro dan makro. Sistem ini juga mencakup berbagai peristiwa hidup yang
penting pada individu dan kondisi sosio-kultural.

Pada penjelasan teori Bronfenbrenner tersebut, dijelaskan bahwa anak mempunyai


lingkungan yang berbeda-beda antara satu individu dengan yang lainnya. Silahkan Anda
perhatikan ilustrasi berikut dengan seksama, dan lihat perbedaannya, sehingga Anda
menemukan kedua individu ini berbeda:

JORIN
(Mikrosistem). Jorin adalah seorang siswi SMP Negeri kelas 2. Ia terlahir dari keluarga berada
dan berpendidikan. Ayahnya adalah keturunan Belanda sementara Ibunya adalah keturunan
Indonesia asli. Ia adalah anak sulung d ari 3 bersaudara. (Mesosistem). Jika Jorin berada di
rumah, Ia mempunyai tanggung jawab untuk mengasuh kedua adiknya, yaitu kelas 2 SD dan kelas
4 SD. Setiap ke sekolah Ia di antar jemput oleh ayah/ibunya atau kadang pulang sendiri dengan
menggunakan kend araan aplikasi, dan ia merasa senang akan itu. Ia terbiasa bertemu dengan
banyak orang, misalnya rekan bisnis ayah/ibunya, bertemu dengan teman dan guru les
musiknya, sering pulang pergi Indonesia-Belanda untuk mengunjungi keluarga dari Ayahnya, dan
masih banyak lagi yang memungkinkan Jorin berinteraksi dengan banyak orang. (Ekosistem).
Walaupun berkecukupan, namun Ayah/Ibunya mengajarkan kemandirian sejak dini, sehingga
ia terbiasa mandiri, misalnya saja ia terbiasa dengan pekerjaan rumah, seperti mencuci piring
setelah makan, menyapu, dan mengepel kamarnya, sehingga Jorin terbiasa dengan hidup bersih
dan mandiri.

6 | PPG Pra Jabatan 2022


(Makrosistem dan Kronositem). Sampai usia 17 tahun, Jorin memiliki dwi kewarganegaraan
yaitu Indonesia dan Belanda, dan setelah itu karena Ibu Jorin keturunan Indonesia, maka Jorin
harus memilih kewarganegaraan, apakah Belanda atau Indonesia. Tentunya Jorin memiliki
pandangan terhadap budaya dan sosial yang berbeda, belum lagi ditambah dengan ideologi yang
dianutnya dan juga hukum masyarakat, dan juga budaya politik yang berbeda pula. Itu terbentuk
sejak ia lahir sampai seusianya.

JATI
(Mikrosistem). Jati adalah seorang siswa kelas 2 SMP Negeri yang sekelas dengan Jorin. Ia
tergolong dari keluarga biasa saja. Ia adalah anak semata wayang. Ayah dan Ibunya keduanya
berkebangsaan Indonesia bersuku madura dan jawa. Ada 2 sepupu yang ikut tinggal di
rumahnya.
(Mesosistem) Sepulang sekolah Jati membantu Ayah dan Ibunya yang bekerja mengelola sebuah
toko sayur di pasar tradisional. Jati banyak bertemu dengan banyak orang, seperti pembeli sayur
langganannya, kuli panggul pasar, mitra ayah ibunya di pasar. Ayah dan ibu Jati sibuk sekali
dengan jualannya di pasar, apalagi jika menjelang Idul Fitri dan tahun baru, mereka sesekali
mengantarkan sayuran untuk bapak dan ibu guru ke sekolah.
(Ekosistem). Sepulang sekolah jati terbiasa membantu ayah dan ibunya berjualan sayur di pasar.
Keberadaannya di rumah hanya ada saat malam hari, yaitu sepulang dari lapak miliknya dan itupun
terkadang ayah dan ibunya masih berada di lapak, ayah ibunya pulang ke rumah saat siang hari
saja. Kondisi rumah yang kadang berantakan membuat ia lelah untuk meneruskan belajar. Dan
baginya berantakan atau tidak sama saja, karena ia terbiasa melihat kehidupan pasar.
(Makrosistem dan Kronosistem). Pada rentang waktu yang cukup lama, kehidupan Jati dan
keluarganya, tentunya mempunyai pandangan tersendiri terhadap lingkungan, kehidupan sosial
dan budaya dan sekitarnya. Sehingga membentuk pribadi diri Jati.

Nah, Anda tentu dapat membedakan bukan kedua individu itu berbeda? Sekarang, dari
kedua kasus di atas, tentu Anda dapat membedakan apa itu makrosistem, mesosistem,
ekosistem, makrosistem dan kronosistem. Pada kedua ilustrasi tersebut dapat kita lihat
kedua individu tersebut berbeda, baik dari lingkungan keluarga, strata ekonomi,
pandangan tentang makna kebersihan, lingkungan orang-orang yang biasa berinteraksi
dengan individu tersebut.

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 7
Masih banyak contoh yang lain. Tentunya Anda bisa membayangkan masing- masing dari
teman sekolah Anda dulu, bahwa dari latar belakang lingkungan mereka sangatlah
beragam. Satu teman sekolah dengan teman sekolah yang lainnya, tentunya mempunyai
kekhasan, bukan? Tidak mungkin satu dengan yang lain itu sama, namun tidak menutup
kemungkinan satu sama lain mempunyai latar belakang lingkungan atau ekologi yang
mirip walau tidak sama persis.
Sekarang Anda akan beralih pada teori yang berikutnya, yang melihat bahwa tiap
individu itu berbeda. Anda akan membaca tentang teori multiple intelligences. Harap
dibaca dengan baik.

D. Multiple Intelligences
Teori tentang multiple intelligences atau dalam Bahasa Indonesia biasa disebut
sebagai kecerdasan majemuk. Teori ini dicetuskan dan dikembangkan oleh Howard
Gardner (1993), seorang psikolog perkembangan dan profesor pendidikan dari Graduate
School of Education, Harvard University, Amerika Serikat. Gardner mendefinisikan
intelegensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk
dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Berdasarkan
pengertian ini, dapat dipahami bahwa intelegensi bukanlah kemampuan seseorang untuk
menjawab soal-soal tes IQ dalam ruang yang tertutup dan hanya konsentrasi pada soal
itu tanpa ada gangguan dari lingkungan luar. Akan tetapi inteligensi memuat kemampuan
seseorang untuk memecahkan persoalan yang nyata dan dalam situasi yang bermacam-
macam. Dapat dikatakan juga bahwa setiap orang memiliki delapan jenis kecerdasan
dalam tingkat yang berbeda-beda. Pada teori multiple intelligences ini disebutkan ada
delapan bentuk kecerdasan. Delapan jenis kecerdasan itu memiliki komponen inti dan
ciri-ciri yang berbeda juga. Kehadiran ciri-ciri pada individu menentukan kadar profil
kecerdasannya. Dalam kehidupan nyata, kecerdasan-kecerdasan itu hadir dan muncul
bersama-sama atau berurutan dalam suatu atau lebih aktivitas. Kedelapan kecerdasan
tersebut, yaitu:

8 | PPG Pra Jabatan 2022


Gambar 3. Ilustrasi multiple intelligences

Sumber:https://ilovemypsychologist.wixsite.com/ilmp/post/multiple-intelligence-
kecerdasan-majemuk

1. Kecerdasan verbal-linguistik
Kecerdasan verbal-linguistik merupakan kemampuan berbahasa misalnya saja melalui
membaca, menulis, berbicara, memahami urutan dan makna dari kata- kata, serta
menggunakan bahasa dengan benar.

2. Kecerdasan logis-matematis
Ini merupakan kecerdasan dalam mengolah angka, matematika, dan logika untuk
menemukan dan memahami berbagai pola, seperti pola pikir, pola visual, pola jumlah,
atau pola warna.

3. Kecerdasan spasial-visual
Kecerdasan ini merupakan kemampuan pada bidang ruang dan gambar. Individu memiliki
kekuatan dalam imajinasi dan senang dengan bentuk, gambar, pola, desain, serta tekstur.

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 9
4. Kecerdasan kinestetik-jasmani
Kemampuan dalam koordinasi anggota tubuh dan keseimbangan. Siswa yang memiliki
kecerdasan ini senang melakukan berbagai aktivitas fisik, seperti naik sepeda, menari,
atau olahraga. Ia juga mungkin merasa sulit duduk diam dalam waktu lama dan mudah
bosan.

5. Kecerdasan musical
Tidak hanya dapat memainkan alat musik atau mendengarkan lagu. Mereka yang
memiliki kecerdasan ini juga mampu memahami dan membuat melodi, irama, nada,
vibrasi, suara, dan ketukan menjadi sebuah musik.

6. Kecerdasan intrapersonal
Ini merupakan kecerdasan introspektif di mana peserta didik mampu memahami diri
sendiri, mengetahui kekuatan, kelemahan, dan motivasi diri. Jika kecerdasan ini menonjol
pada diri peserta didik, biasanya dia akan bisa berbuat bijaksana dan bisa mengendalikan
keinginan serta perilakunya, juga mampu membuat rencana dan keputusan. Kecerdasan
ini dimiliki oleh penulis, ilmuwan, dan filsuf.

7. Kecerdasan interpersonal
Kecakapan ini merupakan kemampuan untuk bermasyarakat serta memahami dan
berinteraksi dengan orang lain. Mereka yang mempunyai kecerdasan ini mampu bekerja,
berinteraksi, dan berhubungan dengan orang lain, suka bekerja sebagai tim, memiliki
banyak teman, menunjukkan empati kepada orang lain, sensitif terhadap perasaan dan
ide-ide orang lain, memediasi konflik, dan mengemukakan kompromi.

8. Kecerdasan naturalis
Ini adalah kemampuan untuk mengenali dan mengkategorikan tanaman, hewan, dan
benda-benda lain di alam, serta tertarik mempelajari spesies makhluk hidup. Mereka yang
unggul dalam kecerdasan ini biasanya suka dengan alam, misalnya saja suka dengan
bercocok tanam, suka dengan hewan peliharaan, dan aktivitas sejenisnya yang berkaitan
dengan alam.
Sebagai ilustrasi silahkan Anda simak cerita berikut:

10 | PPG Pra Jabatan 2022


Dzaki adalah seorang siswa SD kelas 6. Jika ada tugas Bahasa Indonesia diminta untuk membuat
karangan, maka ia dengan semangat mengerjakannya. Ia mengikuti kegiatan ekstrakurikuler musik
di sekolahnya. Jika ada temannya yang kesulitan ia sering membantu dan juga sering menjadi
ketua kelompok jika ada tugas kelompok, maka tak heran jika ia mempunyai banyak teman dan
sahabat. Hanya saja dia paling tidak suka dengan pelajaran berhitung, tak heran jika pelajaran
matematika memiliki nilainya kurang bagus.
Sementara Lina adalah teman sekelas Dzaki. Ia senang sekali dengan pelajaran matematika, dan
sering sekali memenangkan lomba olimpiade matematika tingkat nasional. Setiap olimpiade
matematika ia mengikutinya, hampir tak pernah absen. Di rumahnya, ia mempunyai hewan
peliharaan dan sangat sayang dengan hewan peliharaannya. Ia merawatnya dengan senang hati
dengan membantu ibunya membersihkan kendang piaraannya. Selain itu dia adalah anak baik
yang selalu membantu ibunya menyiram tanaman dan ikut membereskan tanaman.

Pada dua cerita di atas, Anda sudah dapat melihatnya, bukan? Bahwa antara Dzaki dan
Lina, keduanya mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Sekarang coba Anda ingat-
ingat teman Anda di kelas dulu waktu masih bersekolah. Pasti dari masing-masing
memiliki kecerdasan yang berbeda-beda dan mempunyai keunggulan masing-masing
pula. Pada satu sisi tidak unggul, bisa saja disisi lain ia mempunyai kecerdasan pada
bidang lain. Atau bisa jadi satu kecerdasan dengan kecerdasan yang lain saling
beriringan.
Berikutnya kita lanjut ke teori Zone of Proximal Development (ZPD). Silahkan
disimak baik-baik.

E. Zone of Proximal Development (ZPD)


Zone of Proximal Development (ZPD) adalah zona antara tingkat perkembangan aktual
dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual tampak dari
kemampuan anak menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri. Sedangkan tingkat
perkembangan potensial tampak dari kemampuan anak menyelesaikan tugas atau
memecahkan masalah dengan bantuan orang dewasa. Ketika masuk dalam ZPD, maka
anak sebenarnya dapat melakukan aktifitas/tugas yang diberikan, akan tetapi lebih optimal
jika orang dewasa atau pendamping yang lebih tahu, membantunya untuk mencapai
tingkat perkembangan aktual tersebut. Hal

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 11
tersebut dapat dikatakan bahwa setiap peserta didik memiliki ZPD yang berbeda- beda,
maka dari itu bimbingan dan instruksi dengan kadar yang sesuai sangat dibutuhkan untuk
dapat mengembangkan potensi masing-masing siswa (Suprayogi et, al., 2022).
Pada teori ini terdapat dua level untuk ukuran kemampuan dan potensi peserta didik, yaitu
tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan
aktual peserta didik adalah ketika dia bekerja untuk menyelesaikan tugas atau soal tanpa
bantuan orang lain. Sedangkan tingkat perkembangan potensial adalah tingkat dari
kompetensi peserta didik yang dapat tercapai ketika dia dibantu oleh orang lain.
Perbedaan diantara kedua tingkat kemampuan tersebut termasuk dalam ZPD. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa ZPD terletak diantara hal-hal yang dapat dilakukan oleh
peserta didik dan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh peserta didik tanpa
pendampingan.
Ada sebuah pertanyaan, “Apakah anak harus dibantu? Tidak bisakah anak belajar
sendiri?”. Kondisi terbantu (tanpa dibantu) adalah kondisi di mana anak berada pada
tingkat perkembangan aktual. Kondisi ini akan dicapai dengan lebih optimal dengan
bantuan, jika anak memang masih belum menguasai apa yang dipelajari. Perhatikan
contoh berikut untuk lebih memudahkan memahami teori ZPD:

Bu Muniroh mengajar di kelas 1 SD. Ia mempunyai 30 murid. Dua diantaranya jika belajar tidak
mudah cepat untuk menangkap pelajaran, yaitu Siti dan Bambang. Siti lebih suka menyendiri
dan tidak mudah untuk bergaul. Sementara Bambang, senang bergerak dan aktivitas f isik,
sehingga terkesan mengganggu. Tibalah saatnya belajar Matematika. Pada saat belajar, Siti merasa
minder karena merasa tidak bisa mengerjakan, sementara Bambang keliling kelas sehingga tidak
konsentrasi ketika Bu Muniroh menjelaskan, sesekali dipanggil namanya supaya Bambang sadar
bahwa ia sedang belajar di kelas, sehingga Bambang susah untuk menangkap pelajaran secara
klasikal. Oleh karena itu keduanya memerlukan bimbingan tersendiri dari Bu Muniroh untuk
mengerjakan soal.
Pada saat murid-murid yang lain mengerjakan tugas, Bu Muniroh berkeliling kelas untuk memantau.
Kemudian Bu Muniroh akan lebih lama di dekat Siti dan Bambang untuk membimbing mereka
belajar sesuai dengan kemampuan mereka berdua.

Nah, dari penjelasan di atas, Anda bisa melihat perbedaan dari dua tingkat perkembangan.
Tingkat perkembangan aktual telah tercapai oleh 28 murid Bu

12 | PPG Pra Jabatan 2022


Muniroh, sementara dua yang lainnya, yaitu Siti dan Bambang pada tahap tingkat
perkembangan potensial. Keduanya memerlukan bimbingan khusus dari Bu Muniroh
untuk memaksimalkan potensi yang mereka punya. Nah, jarak antara 28 murid dengan
Siti dan Bambang dinamakan ZPD.
Anda sudah mengerti sampai sini, bahwa lagi-lagi individu itu berbeda, atau peserta didik
dalam kelas itu memiliki banyak perbedaan satu sama lain? Berikut satu lagi disajikan
bahwa Individu itu berbeda, yaitu dari segi modalitas belajar.
Tetap semangat, ya! Mari kita lanjutkan belajar! Baca baik-baik.

F. Learning Modalities
Perbedaan peserta didik dalam pembelajaran juga dapat dilihat dari segi yang lain, yaitu
learning modalities atau modalitas dalam belajar yang kerap salah diinterpretasikan
sebagai gaya belajar.
Learning modalities ini biasa dikenal sebagai VAK atau Visual, Auditory, dan
Kinestetik. Nah, sampai disini mungkin Anda sudah familiar bukan dengan istilah ini apa
itu VAK atau learning modalities. Anda mungkin telah mengikuti tes yang
mengkategorikan modalitas belajar Anda atau diberi tahu bahwa Anda adalah tipe
pembelajar tertentu.

1. Visual
Modalitas belajar visual adalah menerima informasi lebih mudah melalui gambar. Otak
kita memproses informasi visual dengan sangat efisien. Jauh lebih mudah untuk
mengingat gambar yang jelas seperti foto daripada mengingat apa yang dikatakan atau
ditulis seseorang.

2. Auditori
Modalitas belajar auditori adalah menerima informasi lebih mudah melalui mendengar.
Siswa dengan mode ini biasanya sering mengajukan pertanyaan, dan menggunakan
diskusi untuk mengklarifikasi atau menyerap materi. Ketika Anda berada dalam mode
auditori, Anda mungkin berbicara dan membaca lebih lambat untuk menyerap semuanya.

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 13
3. Kinestetik
Modalitas kinestetik melakukan sesuatu dengan fisik, atau paling tepat digambarkan
sebagai belajar sambil melakukan (learning by doing), baik sebagai aktivitas langsung
atau melalui pengalaman, atau dengan bergerak sambil berpikir atau belajar.
Ketiga modalitas belajar di atas, tidak secara baku bahwa siswa hanya menggunakan satu
modalitas belajar saja. Intinya: jangan terjebak dalam stereotip tipe pelajar seperti apa
peserta didik tersebut. Bisa saja peserta didik itu termasuk kedalam pembelajar
multimodal, artinya peserta didik dapat menggunakan salah satu dari mode ini,
tergantung pada situasinya.
Setelah Anda membaca dan memahami keempat teori dan beberapa ilustrasi di atas, Anda
bisa melihat bahwa tiap peserta didik juga memiliki keistimewaan masing-masing. Nah,
sekarang Anda mengerti bukan, bahwa setiap peserta didik itu berbeda-beda. Semuanya
berbeda satu sama lain. Memiliki kebutuhan yang berbeda dan tidak bisa disama ratakan
antara satu peserta didik dengan peserta didik yang lain. Sekarang Anda mulai
diperkenalkan, apa itu pembelajaran berdiferensiasi. Semoga Anda bisa memahaminya.
Simak baik-baik, ya!

B. Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi Dan


Cirinya

Dibawah ini ada sebuah ilustrasi di dalam kelas. Mari kita bayangkan!

“Pak Darso adalah seorang guru kelas 2 SD di sebuah sekolah dengan jumlah murid sebanyak 28
orang. Adapun dari 28 orang tersebut, Pak Darso memperhatikan muridnya yang tiga orang
termasuk anak yang cepat dalam mengerjakan tugas soal- soal perkalian. Pak Darso tidak ingin
ketiga anak tersebut tidak ada pekerjaan, sehingga mengganggu teman-teman yang lainnya.
Akhirnya Pak Darso pun berinisiatif untuk menyiapkan soal tambahan untuk ketiga anak
tersebut. Murid yang lain diberinya soal sebanyak 15 soal perkalian, sementara untuk ketiga anak
tersebut diberinya tambahan 10 soal, sehingga yang dikerjakan sebanyak 25 soal perkalian.”

Berdasarkan ilustrasi tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

14 | PPG Pra Jabatan 2022


1. Apakah strategi pembelajaran yang dilakukan oleh Pak Darso tepat? Mengapa?
2. Apa yang Anda lakukan jika menjadi Pak Darso? Jelaskan mengapa Anda melakukan
hal demikian?
Silahkan masukan respon jawaban dari ilustrasi tersebut. Setelah mengirimkan respon,
silahkan lanjutkan membaca tulisan di bawah ini, dan Anda boleh menyimak video yang
tersedia untuk lebih memahami konsep.
Respon pertanyaan ilustrasi.

Anda dapat melihat video berikut untuk lebih memahami apa itu pembelajaran
berdiferensiasi:

Video 1 Pembelajaran berdiferensiasi:

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=x6X47a51PGc

Deskripsi Video:
Pada video tersebut diceritakan ada sebuah sekolah hewan yang mempunyai beragam macam
murid. Pada sekolah tersebut sang jerapah sebagai kepala sekolah memutuskan untuk
mengadopsi sebuah kurikulum kegiatan yang terdiri dari berlari, memanjat, berenang, dan
terbang. Agar mudah dalam pengambilan kurikulumnya, maka semua harus mengikuti
kegiatan kurikulum tersebut.
Ada bebek yang pandai berenang bahkan ia lebih baik dari instrukturnya, namun dalam ujian
terbang nilainya hanya pas-pasan, untungnya ia tetap lulus dalam ujian terbang tersebut. Ujian
lari membuat bebek sedih, karena larinya sangat lamban, dan mendapatkan nilai jelek, padahal
ia sudah berusaha dengan sangat keras. Akhirnya ia harus tinggal di sekolah setelah jam sekolah
usia untuk berlatih pelajaran lari, dan ia meninggalkan hobinya, yaitu berenang. Ia berlatih
sangat keras hingga selaput kakinya robek. Akibat dari selaput kaki yang robek tersebut ia tidak
menghasilkan nilai yang memuaskan dalam berlari bahkan dalam ujian berenang. Ia gagal dalam
ujian berlari dan hanya mendapatkan nilai rata-rata. Ia sedih, namun disekolah tidak ada yang
menanggapi kesedihannya.Menurut guru-gurunya nilai bebek sudah memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM), jadi tidak masalah.

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 15
Sementara kelinci tadinya senang karena memiliki nilai yang bagus dalam pelajaran berlari.
Namun akhir-akhir ini semangat belajarnya menurun drastis. Ia lelah, karena tiap hari harus
mengikuti kelas remedial untuk berenang.
Sementara itu, tupai adalah murid yang sangat baik dalam memanjat pohon. Tapi saat pelajaran
terbang ia sangat f rustasi. Dan karena di forsir, akhirnya tupai pun kelelahan dan mengalami
kram. Akhirnya karena kondisi kakinya yang tidak sehat, saat ujian memanjat pun ia tidak baik
melakukannya dan hanya mend apatkan nilai C dan nilai D dalam berlari.
Sementara itu elang dikategorikan sebagai anak yang bermasalah dalam disiplin, sehingga sering
kali dihukum. Pada kelas memanjat, ia selalu mengalahkan hewan yang lain dan selalu tiba
sampai di pucuk pohon terleb ih dahulu. Tetapi ia berusaha keras sampai ke pucuk pohon dengan
caranya sendiri, karena menurutnya adalah yang penting tujuan akhirnya. Ia akhirnya juga
tidak lulus. Walaupun gurunya sudah memintanya terbang dari bawah, namun ia tidak mengikuti
perintah g urunya. Psikolog sekolah mendiagnosanya memiliki oppositional defiant disorder
(ODD), yaitu Gangguan pada anak yang ditandai dengan perilaku menentang dan tidak taat
kepada f igur otoritas. Rencana modifikasi perilaku yang ketat pun lalu dikembangkan untuk
elang.
Pada akhir tahun, seekor ular, yang kebetulan bisa berenang sedikit, berlari sedikit, memanjat
sedikit, dan terbang sedikit, memiliki nilai rata-rata tertinggi diantara para hewan. Sebagai murid
yang terbaik, ia pun terpilih untuk berpidato mewakili hewan- hewan lainnya.
Sementara disisi lain, ada sekumpulan anjing-anjing laut memutuskan untuk tidak bersekolah
karena tidak ada kurikulum menggali. Para orang tua anjing laut memilih mengirimkan anak-
anaknya untuk magang kepada musang, sambil terus mengkritisi sekolah hewan.

Setelah Anda menyimak video di atas, mungkin Anda bisa membayangkan betapa
beragamnya kebutuhan peserta didik di dalam kelas, sementara jika menerapkan satu
tujuan kurikulum saja, maka kemungkinan kebutuhan anak didik yang lain masih belum
bisa tertampung. Oleh karena itu, perlu adanya kurikulum yang mampu mengakomodir
semua kebutuhan anak didik. Maka dari itu, pembelajaran berdiferensiasi diperlukan
untuk mengakomodasi semua kebutuhan siswa. Seperti apakah itu? Mari kita lanjutkan
dengan memaparkan apa itu pembelajaran diferensiasi. Simak baik-baik!

16 | PPG Pra Jabatan 2022


Menurut Tomlinson (2001) Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta
didik sebagai individu. Atau bisa dikatakan juga bahwa pembelajaran berdiferensiasi
adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan dan mampu mengakomodir kebutuhan
peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat,
dan profil belajar peserta didik yang berbeda- beda.
Jika kita melihat kasus Pak Darso di atas, bukan berarti Pak Darso harus mengajar dengan
28 cara yang berbeda untuk mengajar 28 murid. Bukan pula Pak Darso harus
memperbanyak soal untuk peserta didik yang lebih cepat mengerjakannya. Bukan pula
Pak Darso harus mengelompokan yang pintar dengan yang pintar dan yang lambat dengan
yang lambat. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda pada setiap anak. Bukan pula
pembelajaran yang semrawut, dimana guru harus membuat beberapa perencanaan
pembelajaran sekaligus, dimana guru harus lari kesana kemari untuk mengajari anak satu
dengan yang lainnya dalam waktu yang bersamaan. Guru bukanlah makhluk ajaib yang
harus kesana kemari berada dalam tempat yang berbeda dalam satu waktu untuk
membantu banyak peserta didik dalam satu waktu bersamaan dan memecahkan semua
permasalahan. Lantas seperti apa sebetulnya pembelajaran berdiferensiasi itu?
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal
(common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan peserta
didik. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
1. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang” peserta
didik untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.
Kemudian juga memastikan setiap peserta didik di kelasnya tahu bahwa akan selalu
ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
2. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi
bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga peserta
didiknya.
3. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang
didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat
menentukan peserta didik mana yang masih ketinggalan, atau

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 17
sebaliknya, peserta didik mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang
ditetapkan.
4. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar peserta didiknya.
Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan
belajar peserta didik tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang
berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
5. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas,
metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas,
sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat
berjalan secara efektif.

Jika kita mengacu ke kasus Pak Darso di atas, maka keputusannya untuk memberikan
soal tambahan, dengan jenis soal yang tetap sama serta tingkat kesulitan yang juga sama,
kepada tiga murid yang selesai terlebih dahulu, belum dapat dikatakan sebagai
diferensiasi. Apalagi, tujuan diberikannya soal tadi adalah agar tiga murid tersebut ada
‘pekerjaan’ sehingga tidak mengganggu murid yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi
haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon
kebutuhan belajar tersebut. Oleh karena itu, Pak Darso perlu melakukan identifikasi
kebutuhan belajar dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat
terhadap kebutuhan belajar peserta didiknya, termasuk ketiga peserta didik tersebut.
Nah, lantas apa sajakah ciri-ciri dari pembelajaran berdiferensiasi ini? Mari kita lihat!
Menurut Tomlinson (2001): pembelajaran berdiferensiasi memiliki empat ciri, yaitu:
1. Pembelajaran berfokus pada konsep dan prinsip pokok. Harus berfokus pada
kompetensi dasar pembelajaran.
2. Evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar peserta didik diakomodasi ke dalam
kurikulum; Di sini perlu adanya pemetaan kebutuhan peserta didik kemudian
dimasukan kedalam strategi pembelajaran.
3. Pengelompokan peserta didik dilakukan secara fleksibel; misalnya, bisa secara
mandiri, berkelompok berdasarkan tingkat kecerdasan, berkelompok berdasarkan
modalitas belajar, dll.

18 | PPG Pra Jabatan 2022


4. Siswa secara aktif bereksplorasi dibawah bimbingan dan arahan guru.
Pembelajaran berdiferensiasi ini berpusat kepada siswa.

Apakah Anda sudah mengerti definisi dan ciri-ciri dari pembelajaran berdiferensiasi? Jika
belum, silahkan baca ulang kembali. Jika sudah memahami, mari kita lanjutkan untuk
mempelajari pemetaan kebutuhan siswa.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan diagram pemahaman pembelajaran diferensiasi berikut:

Diagram Pemahaman Pembelajaran Diferensiasi

Definisi: Ciri-ciri:
Pembelajaran yang memberikan 1. Berfokus pada kompetensi pembelajaran.
keleluasaan dan mampu mengakomodir 2. Evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar
kebutuhan peserta didik untuk peserta didik diakomodir ke dalam kurikulum.
meningkatkan potensi dirinya sesuai 3. Pengelompokan peserta didik dilakukan secara f
dengan kesiapan belajar, minat, dan profil leksibel.
belajar peserta didik yang berbeda-beda 4. Peserta didik menjadi pembelajar yang aktif.

Contoh: Bukan Contoh:


1. Mengklasifikasi materi 1. Memaksakan modalitas belajar pada peserta didik.
2. Mendiagnosa kesiapan peserta 2. Memberikan banyak tugas pada peserta didik
didik yang telah mampu di tingkat dasar
3. Mendesain pembelajaran yang 3. Memberikan produk yang sama kepada semua
bervariasi berdasarkan minat, peserta didik
tingkat kesiapan, dan profil belajar
peserta didik

Tabel:…
Diagram Pemahaman Pembelajaran Berdiferensiasi

A. PEMETAAN KEBUTUHAN BELAJAR SISWA


Sekarang, mari kita bahas bagaimana kita dapat melakukan pemetaan kebutuhan belajar
peserta didik. Baca dengan seksama!
Menurut Tomlinson (2001), ada tiga cara untuk memetakan kebutuhan belajar peserta
didik, yaitu:

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 19
1. Kesiapan belajar peserta didik (readiness);
2. Minat peserta didik; dan
3. Profil belajar peserta didik.

Mari kita pelajari satu-satu!

1. Kesiapan Belajar Peserta Didik (Readiness)


Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata “kesiapan belajar”? Bayangkanlah situasi
berikut ini:

Pada pelajaran bahasa Indonesia, Bu Tia ingin mengajarkan muridnya membuat karangan
berbentuk narasi. Ia kemudian melakukan penilaian. Ia menemukan bahwa ada tiga kelompok
murid di kelasnya.
1. Kelompok A adalah murid yang telah memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik
dan memiliki kosakata yang cukup kaya. Mereka juga cukup mandiri dan percaya diri dalam
bekerja.
2. Kelompok B adalah murid yang memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik,
namun kosakatanya masih terbatas.
3. Kelompok C adalah murid yang belum memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang
baik dan kosakatanya pun terbatas.

Apa yang dilakukan oleh Bu Tia di atas adalah memetakan kebutuhan belajar berdasarkan
kesiapan belajar. Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari
materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan peserta didik akan
membawa peserta didik keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan
belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi
baru tersebut.
Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001) mengatakan
bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol
equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik
biasanya Anda akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat
Anda mengajar, menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan peserta
didik akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan
menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas Anda. Tombol-tombol dalam equalizer
tersebut

20 | PPG Pra Jabatan 2022


mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat
kesiapan peserta didik. Pada modul ini, kita hanya akan mencoba membahas enam dari
beberapa contoh perspektif kontinum tersebut, dengan mengadaptasi alat yang disebut
Equalizer.

Gambar:

Tombol equalizer dari Tomlinson

Sumber: https://www.sahabatsains.com/2021/02/modul-21-pembelajaran-
berdiferensiasi.html

a. Bersifat mendasar - Bersifat transformatif


Saat sebagian peserta didik dihadapkan pada sebuah ide yang baru, atau jika ide itu bukan
di salah satu bidang yang dikuasai oleh peserta didik, mereka sering membutuhkan
informasi pendukung yang lebih jelas, sederhana, dan tidak bertele- tele untuk memahami
ide tersebut. Mereka akan perlu waktu untuk berlatih menerapkan ide secara langsung.
Jika peserta didik berada dalam tingkatan ini, maka bahan-bahan materi yang mereka
gunakan dan tugas-tugas yang mereka lakukan harus bersifat mendasar dan disajikan
dengan cara yang membantu mereka membangun landasan pemahaman yang kuat. Di lain
waktu, ketika peserta didik dihadapkan pada ide-ide yang telah mereka pahami atau
berada di area yang menjadi kekuatan mereka, maka dibutuhkan informasi yang lebih
rinci dari ide tersebut. Mereka perlu melihat bagaimana ide tersebut berhubungan dengan
ide-ide lain untuk menciptakan pemikiran baru. Kondisi seperti itu membutuhkan bahan
dan tugas yang lebih bersifat transformatif.

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 21
b. Konkret - Abstrak
Di lain kesempatan, guru mungkin dapat mengukur kesiapan belajar peserta didik dengan
melihat apakah mereka masih di tingkatan perlu belajar secara konkret atau sudah siap
bergerak mempelajari sesuatu yang lebih abstrak.

c. Sederhana - Kompleks.
Beberapa peserta didik mungkin perlu bekerja dengan materi lebih sederhana dengan satu
abstraksi pada satu waktu; yang lain mungkin bisa menangani kerumitan berbagai
abstraksi.

d. Terstruktur - Open Ended


Kadang-kadang peserta didik perlu menyelesaikan tugas yang ditata dengan
cukup baik untuk mereka, di mana mereka tidak memiliki terlalu banyak
keputusan untuk dibuat. Namun, di waktu lain, peserta didik siap menjelajah dan
menggunakan kreativitas mereka.

e. Tergantung (Dependent) - Mandiri (Independent)


Walaupun pada akhirnya kita mengharapkan bahwa semua peserta didik kita dapat
belajar, berpikir dan menghasilkan pekerjaan secara mandiri, namun sama seperti tinggi
badan, mungkin seorang anak akan lebih cepat bertambah tinggi daripada yang lain.
Dengan kata lain, beberapa peserta didik mungkin akan siap untuk kemandirian yang
lebih awal daripada yang lain.

f. Lambat - Cepat
Beberapa peserta didik dengan kemampuan yang baik dalam suatu mata pelajaran
mungkin perlu bergerak cepat melalui materi yang telah ia kuasai atau sedikit menantang.
Tetapi di lain waktu, peserta didik yang sama mungkin akan membutuhkan lebih banyak
waktu daripada yang lain untuk mempelajari topik yang lain.
Contoh Pemetaan atau identifikasi kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan belajar
(Readiness):

22 | PPG Pra Jabatan 2022


Ibu Lusi akan mengajar pelajaran Matematika. Tujuan Pembelajaran yang ia tetapkan adalah: peserta didik dapat menyajikan d

Beberapa peserta Beberapa peserta didik Beberapa peserta


didik telah telah memahami konsep didik
memahami konsep keliling; belum memahami
Kesiapan belajar
keliling; dapat dapat melakukan konsep keliling.
(Readiness)
melakukan operasi operasi hitung dasar.
hitung dasar.

Peserta didik Peserta didik Peserta didik akan


diminta menggunakan bantuan mendapatkan
mengerjakan benda-benda konkret pembelajaran
soal-soal untuk menghitung eksplisit tentang
tantangan keliling bangun datar konsep keliling.
yang (misalnya menggunakan Guru akan
mengaplikasikan lidi atau sedotan). Jika memberikan
konsep keliling mengalami kesulitan, scaffolding yang
dalam kehidupan peserta didik diminta lebih banyak
sehari-hari. menerapkan dalam proses ini.
Peserta didik strategi “3 before
Tugas
akan diminta me” (bertanya
untuk bekerja kepada 3 teman
secara mandiri sebelum bertanya
dan langsung pada
saling memeriksa guru). Guru akan
pekerjaan sesekali datang ke
masing-masing. kelompok ini untuk
memastikan tidak
ada miskonsepsi.

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 23
Setelah Anda paham tentang pemetaan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan
kesiapan belajar peserta didik (readiness), berikutnya akan dibahas tentang pemetaan
kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan minat.

2. Minat Peserta didik


Peserta didik juga memiliki minat sendiri. Ada peserta didik yang minatnya sangat besar
dalam bidang seni, matematika, sains, drama, memasak, dsb. Minat adalah salah satu
motivator penting bagi peserta didik untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses
pembelajaran.
Seorang guru dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan mempertimbangkan minat
peserta didik diantaranya:
1. Membantu peserta didik menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan
keinginan mereka sendiri untuk belajar;
2. Menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran;
3. Menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi peserta didik sebagai
jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang familiar atau baru
bagi mereka, dan;
4. Meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar.

Sepanjang tahun, peserta didik yang berbeda akan menunjukkan minat pada topik yang
berbeda. Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk "menghubungkan"
peserta didik pada pelajaran untuk menjaga minat mereka. Seorang guru menjaga minat
murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja peserta didik.
Beberapa contoh ide yang dapat dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan
minat diantaranya misalnya:
1. Meminta peserta didik untuk memilih apakah mereka ingin mendemonstrasikan
pemahaman dengan menulis lagu, melakukan pertunjukan atau menari atau bentuk
lain sesuai minat mereka.
2. Menggunakan teknik Jigsaw dan pembelajaran kooperatif.
3. Menggunakan strategi investigasi kelompok berdasarkan minat.
4. Membuat kegiatan “sehari di tempat kerja”. Peserta didik diminta mempelajari
bagaimana sebuah keterampilan tertentu diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
Mereka boleh memilih profesi yang sesuai minat mereka.

24 | PPG Pra Jabatan 2022


Contoh pemetaan atau identifikasi kebutuhan belajar berdasarkan minat.

Ibu Zaenab ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat tulisan teks prosedur. Ia
kemudian melihat pada catatan yang dimilikinya. Ia menemukan bahwa di kelasnya ada:
1. 8 orang murid yang sangat menyukai kegiatan olahraga;
2. 6 orang yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan sains.
3. 4 orang senang membuat prakarya dan.
4. 2 orang senang memasak.

Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat tulisan berbentuk prosedur, Bu
Zaenab lalu meminta murid berlatih membuat sendiri tulisan berbentuk prosedur tersebut. Setiap
murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka tersebut. Ada
murid yang memilih membuat tulisan prosedur memasak nasi goreng, ada murid yang memilih
membuat tulisan tentang prosedur membuat bunga dari sedotan, dsb.

3. Profil Belajar Peserta Didik


Profil belajar peserta didik terkait dengan banyak faktor, seperti: bahasa, budaya,
kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu juga akan berhubungan
dengan gaya belajar seseorang. Profil belajar peserta didik ini merupakan pendekatan
yang disukai peserta didik untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan,
budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll.
Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar peserta didik
berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk belajar secara natural dan efisien. Namun demikian, sebagai guru, kadang-kadang
kita secara tidak sengaja cenderung memilih modalitas belajar yang sesuai dengan
modalitas belajar kita sendiri. Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri.
Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan
pendekatan mengajar mereka.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran seseorang. Berikut ini adalah
beberapa yang harus diperhatikan (Suprayogi et. Al., 2022):
1. Bahasa
2. Ketertarikan atau minat

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 25
3. Apa yang peserta didik pelajari di rumah
4. Gaya belajar
5. Special Needs atau kebutuhan khusus tertentu, misal disleksia, ADHD, autis.
6. Preferensi Belajar, setiap peserta didik memiliki acuan pada pola mereka belajar,
seperti ada peserta didik yang belajar dari buku, e-book, video Youtube, dan
banyak preferensi yang lain. (Miller, 2021)
7. Latar belakang peserta didik, contohnya tentang relasi hubungan dengan orang
tua dan tempat tinggal.
8. Konsentrasi.
9. Pembelajaran dinamis, setiap peserta didik punya metodenya masing- masing
dalam menerima pembelajaran, ada pula mereka yang berfokus pada
keterampilan, berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas, sehingga
peserta didik mengambil makna dari pembelajarannya lewat aktivitas luar (Bell,
2017)
10. Prior Knowledge; atau pengetahuan sebelumnya yang setiap peserta didik
memiliki kemampuan yang berbeda dalam menangkap informasi baru, ada yang
baru mengenal atau sudah lebih awal mengenal informasi yang baru (TOP HAT,
n.d.)
11. Culture; latar belakang budaya yang berbeda bisa juga mempengaruhi peserta
didik dalam pembelajaran.
12. Prior Experience, atau pengalaman yang dimiliki peserta didik sebelumnya.
13. Karakter. Tentunya karakter tiap peserta didik berbeda-beda.
14. Waktu dalam pengerjaan tugas. Setiap peserta didik memiliki kesempatan waktu
yang berbeda-beda dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas.
15. Status ekonomi.
16. Terakhir adalah liking school, yaitu peserta didik menyukai aktivitas bersekolah.

Contoh pemetaan atau identifikasi kebutuhan belajar berdasarkan profil pelajar peserta
didik:

Pak Herman akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid dapat
mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Berdasarkan identifikasi
yang ia lakukan, Pak Herman telah mengetahui bahwa

26 | PPG Pra Jabatan 2022


sebagian muridnya adalah pembelajar visual, sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan
pembelajar kinestetik.
Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut, Pak Herman lalu memutuskan untuk
melakukan beberapa hal berikut ini:
1. Saat mengajar, Pak Herman melakukan hal-hal berikut ini:

a. Ia menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.

b. Ia juga menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh
peserta didik.

c. Pak Herman juga membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel di
tempat-tempat berbeda untuk memberikan kesempatan murid bergerak saat mengakses
informasi.

2. Saat memberikan tugas, Pak Herman memperbolehkan murid -muridnya memilih cara
mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Murid boleh
menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, rekaman wawancara maupun performance
atau role-play.

Perlu diperhatikan bahwa mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar peserta


didik, tidak selalu harus melibatkan sebuah kegiatan yang rumit. Guru yang
memperhatikan dengan saksama hasil penilaian formatif, perilaku peserta didik atau
terbiasa mendengarkan dengan baik peserta didiknya biasanya akan dengan mudah
mengetahui kebutuhan belajar peserta didiknya.
Berdasarkan pemaparan di atas maka kita dapat menarik kesimpulan. Pembelajaran
berdiferensiasi ini adalah belajar yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik, minat
peserta didik, dan profil peserta didik. Pembelajaran tersebut tentunya harus tetap
mengacu pada tujuan pembelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk lebih mengoptimalkan
dalam proses pembelajaran.
Selanjutnya kita akan membahas tentang kelebihan dan tantangan yang harus dihadapi
dalam menjalankan pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 27
B. Kelebihan Dan Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi
Jika kita merujuk pada kelebihan dalam pembelajaran berdiferensiasi, setidaknya sudah
tertuang diatas. Menurut Suprayogi, (2022) ada beberapa kelebihan dan tantangan dalam
menjalankan pembelajaran diferensiasi ini, yaitu:

1. Kelebihan Pembelajaran Berdiferensiasi


d. Memenuhi kebutuhan peserta didik;
e. Memaksimalkan kualitas pembelajaran peserta didik;
f. Apabila pembelajaran yang peserta didik terima sesuai dengan kebutuhannya,
maka peserta didik pasti akan dapat memperoleh pengetahuan secara maksimal.
Peserta didik akan mendapatkan kualitas belajar yang baik bila pengajarnya
memiliki pengertian mengenai kebutuhan belajarnya dan dapat mengarahkannya
dalam membuat pilihan- pilihan terkait pembelajaran.
g. Meningkatkan motivasi peserta didik.
h. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah student-
centered. Student-centered adalah pendekatan dimana pengajar tidak
langsung mengajar kepada peserta didik, melainkan peserta didik harus
mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri.
i. Peserta didik menjadi lebih terlibat dan fokus di kelas.
j. Jika strategi pengajaran tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik, maka
peserta didik dapat kehilangan fokus. Sebaliknya, peserta didik akan terpicu dan
terlibat di kelas apabila tugas dan aktivitas yang dilakukan merupakan pilihannya
sendiri.
k. Peserta didik dapat merelasikan pelajaran dengan kehidupan.
l. Peserta didik dapat menghubungkan pelajaran dengan nilai-nilai yang mereka
miliki apabila pembelajaran dilakukan berdasarkan minat peserta didik
m. Peserta didik dapat mengasah self-management skill-nya.
n. Self-management skill adalah kemampuan seseorang mengatur diri sendiri dan
mengidentifikasi langkah-langkah serta strategi yang perlu diambil untuk
mencapai suatu target tertentu
o. Meningkatkan prestasi peserta didik.

28 | PPG Pra Jabatan 2022


p. Peserta didik akan mampu mendapatkan prestasi yang baik apabila menerima
pengajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya.

2. Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi


Adapun tantangannya adalah sebagai berikut:
a. Persiapan yang memakan waktu
Guru harus dihadapkan dengan berbagai macam perangkat pembelajaran dan juga
perangkat evaluasi yang banyak. Sehingga tak jarang guru kurang memiliki waktu
persiapan yang cukup untuk menerapkannya.
b. Terbatasnya waktu di kelas,
Ada berbagai aktivitas yang dikerjakan, dan pengajar harus dapat mendampingi
serta menangani semua peserta didik dalam kelasnya
c. Guru harus memiliki management skills yang baik.
Bukan hanya peserta didik yang dituntut untuk memiliki management skill yang
baik, seperti yang tertuang pada kelebihan pembelajaran berdiferensiasi di atas.
Guru juga dituntut untuk mengatur diri sendiri dan mengidentifikasi langkah-
langkah serta strategi yang perlu diambil untuk mencapai suatu target tertentu
dalam pembelajaran.
d. Kurangnya bahan pembelajaran.
Peserta didik diberikan beragam pilihan bahan pembelajaran yang didasarkan
pada tingkat kesiapan dan gaya belajar mereka. Artinya, pengajar harus dapat
mengumpulkan beragam bahan pembelajaran untuk mengakomodasi kebutuhan
setiap peserta didik terpenuhi.
e. Kurangnya pelatihan bagi pengajar mengenai penggunaan pembelajaran
berdiferensiasi.
Meskipun diferensiasi didasari pada banyak teori, ternyata
pengimplementasiannya masih kurang dimengerti. Implementasi pembelajaran
berdiferensiasi dapat mengalami hambatan apabila pengajar tidak memiliki
pemahaman yang tepat mengenai pembelajaran diferensiasi. Anda bisa
mengambil contoh kasus di awal, yaitu contoh kasus Pak Darso.

Itulah kelebihan dalam menjalankan pembelajaran berdiferensiasi dan juga tantangan


yang harus dihadapi bagi seorang guru dalam mengajar di kelas.

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 29
Selamat Anda telah menyelesaikan materi pembelajaran ini. Baca kembali jika belum
benar-benar faham.

C. Ruang Kolaborasi
Setelah pemaparan konsep dari dosen tentang pembelajaran berdiferensiasi di atas, demi
membantu Anda mengkonsolidasikan pemahaman Anda dan mempersiapkan diri untuk
sesi materi yang berikutnya, kami akan meminta Anda melakukan diskusikan dalam
kelompok selama 40 menit.

Panduan diskusi kelompok:


a) Silahkan berkelompok, tiap kelompok beranggotakan 5-6 orang.
b) Anda boleh memilih video mana yang akan ditonton apakah video A atau video B
c) Waktu yang disediakan untuk menonton video adalah 15 menit.
d) Waktu untuk berdiskusi adalah 25 menit
e) Buatlah mapping peserta didik untuk dijadikan bahan presentasi semenarik mungkin untuk
dipresentasikan di depan kelas.

Pada sesi pembelajaran ini, Anda akan kembali mendapatkan kesempatan untuk
berdiskusi dengan rekan Anda. Sesi kali ini disebut sebagai sesi “ruang kolaborasi”. Kali
ini kita akan berkolaborasi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang
pembelajaran kali ini.
Simak video berikut (silahkan klik pada gambar, atau website di bawah gambar) untuk
bahan diskusi. Atau Anda boleh mencari video yang lain di Youtube dengan keyword
“pembelajaran berdiferensiasi”.

Video 1: Pembelajaran berdiferensiasi 1


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=2j_fwlgFAlA

Video 2: Pembelajaran berdiferensiasi 2


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=4wELYPGeuYQ

Setelah menyimak video tersebut jawablah pertanyaan berikut:

30 | PPG Pra Jabatan 2022


1. Apakah dari video yang Anda lihat pengajaran guru tersebut sudah
termasuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi? Jelaskan!
2. Apakah guru tersebut sudah tepat dalam mengelompokan? Mengapa?
3. Pada video tersebut guru mengelompokan berdasarkan apa?
4. Bagaimana guru tersebut dapat memvariasikan materi berdasarkan
kebutuhan peserta didik? Jelaskan!

Hasil dari diskusi kelompok, selanjutnya dibuat sebuah produk presentasi. silahkan buat
sekreatif mungkin apapun bentuknya, misalnya berupa audio /visual/ audiovisual atau
speech/pidato.

D. Demonstrasi Kontekstual
Selamat datang di sesi pembelajaran ini. Pada sesi ini, Anda dan kelompok diminta untuk
membuat karya berupa video atau tulisan artikel atau infografik atau vlog (video blog),
untuk diunggah di platform media sosial atau website untuk disebarluaskan. Karya
tersebut berisi pengertian pembelajaran berdiferensiasi, contoh keragaman anak di kelas,
disertai teori pendukung. Buatlah sekreatif mungkin!

Bobot penilaian (CPMK 1):


Membuat karya yang diunggah di platform media sosial/website tentang pembelajaran
berdiferensiasi berisi unsur, definisi, contoh keragaman, dan teori pendukung. Karya berupa
video atau tulisan artikel atau infografik atau vlog (video blog), untuk diunggah di platform
media sosial atau website untuk disebarluaskan.
Tugas ini memiliki bobot: 10%

Pengumpulan tugas dapat dapat dilampirkan dibawah ini. Sertakan tautan hasil unggahan
tersebut. Jangan lupa untuk mencantumkan identitas!
Lampiran pengumpulan tugas:
Lampiran pengumpulan tugas unggahan di platform media sosial/ website
disini

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 31
Peran dosen:
Ingatkan mahasiswa untuk segera mengumpulkan tugas yang diberikan. Penilaian tugas
mengacu pada kelengkapan informasi sebagai berikut:
1. Pengertian pembelajaran berdiferensiasi,
2. Contoh keragaman peserta didik di kelas,
3. Teori pendukung

E. Elaborasi Pemahaman
Pertanyaan Pemantik elaborasi pemahaman:

1. Pada topik ini, bagian mana yang menurut Anda menarik? Mengapa?
2. Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Mengapa?
3. Apa yang membuat Anda penasaran pada topik ini? Mengapa?
4. Berdasarkan teori yang disampaikan pada topik ini, keragaman apa sajakah yang kira-
kira akan Anda temui pada peserta didik di kelas, jika Anda menjadi guru nanti?

Kami yakin, saat ini Anda sudah mulai tercerahkan namun juga mungkin sekaligus
memiliki banyak pertanyaan. Tetaplah semangat, karena semua pertanyaan- pertanyaan
tersebut akan menjadi pemandu dalam perjalanan Anda menuju pemahaman. Silahkan
bertanyalah kepada dosen Anda atau diskusikanlah kembali dengan teman Anda jika
masih belum mengerti paparan konsep teori yang tersaji di atas.

Peran Dosen:
Pada sesi ini peran dosen sangatlah penting.
1. Dosen memberikan feedback dari hasil diskusi dan juga hasil karya mahasiswa yang telah
diunggah di lampiran tugas.

2. Dosen akan mencoba membantu mahasiswa mengelaborasi pemahamannya tentang teori


pembelajaran berdiferensiasi. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan oleh mahasiswa
tentunya akan bervariasi dan tidak dapat diprediksi, karena akan sesuai dengan konteks yang
dihadapi oleh masing -masing mahasiswa sendiri. Oleh karena itu, penting bagi instruktur untuk
mempelajari berbagai konteks latar belakang mahasiswa sebelum menjawab pertanyaan-
pertanyaan mereka.

32 | PPG Pra Jabatan 2022


Peran sesama rekan mahasiswa yang lain:
Memberikan tanggapan dan masukan tentang tugas yang telah dipresentasikan oleh rekan-
rekannya.

F. Koneksi Antarmateri
Pertanyaan pemantik:

1. Pengetahuan baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari topik ini?

2. Bagaimana pengetahuan baru tersebut berkontribusi terhadap pemahaman tentang


implementasi pembelajaran berdiferensiasi?

Setelah Anda memahami materi yang ada, melakukan diskusi dan presentasi, juga
menanyakan hal-hal yang mungkin Anda masih belum mengerti, kini Anda diberi
tantangan lanjut. Pada tantangan ini Anda diminta untuk mengkoneksikan materi yang
telah dipelajari pada topik ini dengan mencari benang merah dengan matakuliah lain, atau
mungkin dengan dunia realitas yang dihadapi.
Silahkan tuangkan ide Anda dalam berbagai bentuk sekreatif mungkin. Anda juga dapat
menuangkannya pada kolom berikut jika Anda menuliskannya, atau pada tautan berikut:
Koneksi antarmateri dengan topik mata kuliah lain atau dunia realita

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 33
G. Aksi Nyata
Selamat! Anda telah mempelajari teori tentang apa itu pembelajaran berdiferensiasi. Anda
boleh merefleksikan tentang apa yang sudah Anda pelajari dan akan lakukan. Semoga
pembelajaran tentang topik ini banyak memberikan efek positif bagi Anda untuk
melakukan pembelajaran yang lebih baik lagi.
Refleksi aksi nyata:
1. Apakah Anda puas dengan proses belajar pada topik ini? Mengapa?
2. Ide apa yang Anda dapatkan setelah belajar pada topik ini?
3. Bagaimana caranya supaya Anda dapat merealisasikannya?
4. Apa yang melatarbelakanginya?
5. Apa tujuannya dari kegiatan tersebut?
6. Apa indikator keberhasilannya?
7. Bagaimana langkahnya?

Tautan pengumpulan aksi nyata

34 | PPG Pra Jabatan 2022


Topik 2. Aspek-Aspek Pembelajaran Berdiferensiasi

Durasi 3 JP

Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat

1. Mahasiswa mampu memahami tentang aspek-aspek pembelajaran berdiferensiasi

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi aspek-aspek pembelajaran berdiferensiasi

A. Mulai dari diri


Selamat datang para mahasiswa pada pembelajaran kali ini!
Bagaimana perasaan Anda memasuki pembelajaran ini? Jangan lupa untuk berdoa
terlebih dahulu sebelum memulai belajar agar diberikan pemahaman yang utuh. Mari kita
jawab beberapa pertanyaan pemantik berikut untuk refleksi diri sebelum memulai belajar.
Pertanyaan pemantik

Refleksi Respon

Pikirkan tentang sebuah mata kuliah atau


seorang dosen yang Anda sukai, mengapa Anda
menyukai dosen/materi tersebut?

Apakah materi yang disampaikan oleh dosen


sudah sesuai dengan kebutuhan Anda? Mengapa?

Saat pembelajaran berlangsung, Anda


menyadari bahwa kemampuan teman-
teman di kelas berbeda-beda. Apa yang harus
Anda lakukan untuk menghadapi teman-
teman dengan kemampuan berbeda-beda?

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 35
Anda melihat minat belajar teman-teman
berbeda-beda, ketika dosen memberikan tugas,
ternyata mereka mengerjakan tugas berbeda-
beda pula. Bagaimana Anda melihat
keberagaman tugas teman Anda?

Anda lebih suka belajar dan mengerjakan tugas


kampus di kafe, sementara teman Anda merasa
kurang nyaman, karena berisik dengan live
show yang diadakan kafe. Teman Anda merasa
nyaman belajar di perpustakaan kampus,
karena suasananya yang tenang. Apakah teman
Anda salah jika tidak ikut belajar bersama
Anda? Mengapa?

Anda boleh menuliskan jawaban dari pertanyaan pemantik tersebut dan menuliskannya
sebagai refleksi Anda sebelum belajar lebih lanjut pada kolom tersedia, atau Anda dapat
mengklik tautan di bawah jika menggunakan laptop. Selamat berefleksi.
Respon pertanyaan pemantik klik di sini

B. Eksplorasi Konsep

1. Aspek-Aspek Pembelajaran Berdiferensiasi


Setelah Anda mempelajari dan mampu mengidentifikasi atau memetakan bahwa peserta
didik itu beragam dari berbagai sisi, misal latar belakang keluarga dan lingkungan, minat
atau ketertarikan, kebutuhan peserta didik, dan lain sebagainya, kini Anda akan belajar
tentang aspek-aspek dalam pembelajaran diferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran (hasil
tugas, ujian, dsb), tapi juga fokus pada aspek diferensiasi yang lain, yaitu proses dan juga
konten/materi. Penerapan aspek-aspek pembelajaran diferensiasi ini dapat diterapkan
hampir pada semua mata pelajaran.
Mari kita lihat ilustrasi berikut:

36 | PPG Pra Jabatan 2022


Bu Atun mengajar IPS di sebuah sekolah swasta di daerah Jakarta. Materi yang disampaikan
adalah tentang pemanfaatan sumber daya alam. Karena kondisi pada saat PJJ
(Pembelajaran Jarak Jauh) maka tidak memungkinkan untuk bu Atun melakukan pembelajaran
secara tatap muka langsung. Bu Atun tidak kehabisan akal untuk melaksanakan pembelajaran.
Materi dan tugas ia sampaikan melalui media whatsapp atau google classroom dan sejenisnya.
Materi yang ia susun sangat menarik, ia membuatnya dengan menggunakan berbagai macam
warna dan gambar, juga video. Kemudian ia melakukan video conference untuk menerangkan
kembali materi dan tugas yang telah ia share sebelumnya. Sementara Joko adalah salah satu murid
berkebutuhan khusus (slow learner) yang ikut di kelas bu atun untuk pelajaran IPS ini. Bu Atun
menyapa Joko secara khusus pada video conference tersebut dan menanyakan apakah sudah faham
atau belum, jika belum, Bu Atun menyampaikan secara sederhana sesuai kemampuan Joko. Pada
saat pemberian tugas, siswa dibebaskan membuat karya seperti apa sesuai yang mereka mampu.
Ketika siswa bertanya tentang boleh tidaknya mereka membuat sesuatu dari bahan alam yang
sudah ada, Bu Atun selalu bilang boleh. Tugas dikirimkan dalam bentuk gambar atau video Selain
itu mereka bebas mengerjakannya mau dimana saja sesuai kenyamanan mereka.

Apa yang dilakukan oleh Bu Atun di atas, Anda dapat melihat bahwa pembelajaran
berdiferensiasi memiliki 4 (empat) aspek, yaitu:
1. Konten/isi
2. Proses
3. Produk
4. Lingkungan belajar

Mari kita bahas satu persatu.

a. Konten/Isi;
Guru akan melakukan modifikasi dalam pembelajaran, pada komponen ini guru bisa
melihat kesiapan tentang apa yang peserta didik pelajari. Pada aspek konten dalam
penerapan pembelajaran diferensiasi, seorang pengajar melakukan diferensiasi yang
berkaitan dengan apa yang akan dipelajari peserta didik dalam proses pembelajaran.
Selain itu, seorang pengajar perlu untuk dapat mengetahui hal-hal yang perlu untuk
dipelajari oleh setiap peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, pengajar perlu untuk
melakukan modifikasi metode pembelajaran terkait

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 37
dengan bagaimana setiap peserta didik akan mempelajari topik pada proses pembelajaran.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam melakukan diferensiasi tersebut, seorang pengajar
dapat melakukan diferensiasi ataupun penyesuaian. Konten merupakan materi yang
diajarkan atau disampaikan pada peserta didik tentunya dengan mempertimbangkan
pemetaan kebutuhan belajar peserta didik baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek
minat peserta didik dan aspek profil belajar peserta didik atau kombinasi dari ketiganya.
Strategi diferensiasi konten, perlu di pahami konten itu segala sesuatu yang diajarkan
kepada peserta didik, termasuk di dalamnya tiga aspek yaitu, kesiapan belajar, minat, dan
profil belajar.
Jika kita berbicara tentang kesiapan belajar peserta didik, maka dapat dilihat dari
kemampuan awal peserta didik. Misalnya saja ada sebagian peserta didik yang secara
pemahaman masih pada tingkat awal atau mendasar atau pada tingkatan berpikir konkrit,
maka pemberian materi yang diberikan merupakan yang terkait dengan fakta dan prinsip,
misalnya saja dengan memberikan benda-benda yang memberikan pemahaman yang
nyata. Sementara, ada juga peserta didik yang sudah siap transformational, maka
pemberian materi juga harus lebih progresif, misalnya dengan memberikan tantangan,
question research, atau dengan cara memperluas ide-ide peserta didik. Biasanya peserta
didik yang sudah bisa berpikir abstrak, sudah bisa mengerjakan di lembar kerja, misal
hanya dengan gambar saja, tidak perlu lagi dengan benda konkrit.
Berdasarkan minat peserta didik, contoh peserta didik belajar teks narasi. Guru
menyediakan tentang topik yang yang disukai oleh peserta didik. Jika dilihat dari aspek
profil belajar peserta didik, guru memastikan peserta didik belajar sesuai dengan
modalitas belajarnya. Belajar dengan modalitas visual, diberikan dalam bentuk gambar.
Peserta didik dengan modalitas belajar auditori dapat diberikan materi dalam bentuk
audio, dan modalitas belajar kinestetik dapat menggunakan pekerjaan yang sesuai dengan
materi pembelajaran.
Pada penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi
ini mirip seperti menggunakan tombol equalizer pada stereo (Tomlinson, 2001). Seperti
yang telah dikatakan di atas, guru perlu menentukan jenis informasi yang harus disiapkan.
Memetakan siapa yang mendapatkan informasi yang bersifat foundational dan
transformatif. Guru juga dapat melihat kesiapan belajar peserta didik apakah peserta
didik siap belajar secara konkret

38 | PPG Pra Jabatan 2022


atau belajar secara abstrak. Diferensiasi konten juga dapat dilakukan berdasarkan minat
peserta didik. Berdasarkan minat peserta didik guru dapat menyediakan jenis-jenis topik
yang mereka minati sesuai dengan pokok bahasan atau materi pembelajaran. Diferensiasi
konten berdasarkan profil belajar peserta didik, guru harus memahami modalitas belajar
peserta didik, yang lebih cenderung kepada pembelajaran visual, audio, bahkan audio
visual. Silahkan Anda baca juga artikel di bawah ini.

Pendekatan Konten dalam Pembelajaran, Sudahkan Dilaksanakan?


Oleh: SYAIFUL BAHRI
Pendekatan konten adalah diferensiasi konten merujuk pada strategi membedakan
pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten adalah materi pengetahuan,
konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari oleh murid berdasar kurikulum.
Pembelajaran konten merupakan hal yang esensial dalam pembelajaran. Konten ini
ditujukan untuk membantu siswa dalam memahami materi. Pembelajaran berbasis
konten mengutamakan pemahaman materi.
Namun pelaksanaannya, siswa tidak sekadar dituntut memahami materi, yang paling
penting adalah menguasai pemahaman mendalam terhadap konsep yang dapat
diterapkan di berbagai konteks kehidupan peserta didik. Tercapai tidaknya tujuan
pembelajaran sebenarnya, apabila pendekatan konten ini dapat berjalan dengan baik.
Artinya semua siswa akan dapat menguasai materi dan konsep yang dipelajari.
Pada proses pembelajaran, guru dapat melihat hasil pemahaman dari ranah
”pengetahuan” saat memberikan evaluasi seperti ulangan formatif setelah
pembelajaran pada KD tertentu sudah dilakukan. Saat itu, guru akan menemukan
persentase siswa yang telah mencapai ketuntasan KD tersebut.
Pada sekolah yang menerapkan program SKS, pendekatan konten sangat menentukan
kecepatan belajar siswa dalam suatu KD tertentu. Sehingga siswa dengan kecepatan
tinggi akan dapat menyelesaikan KD-nya lebih awal dalam satu semester.
Bagaimana halnya dengan sekolah yang belum melaksanakan program SKS? Apakah
diferensiasi konten juga dibutuhkan, dan bagaimana guru menerapkan?

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 39
Berikut ini ilustrasi masalah yang dihadapi guru yang salah berasumsi bahwa
mendiferensiasi pembelajaran berarti memberi beberapa murid lebih banyak pekerjaan
untuk dilakukan, dan yang lainnya lebih sedikit.
Misalnya, guru X memberikan murid, yang memiliki kemampuan membaca yang lebih
tinggi, tugas untuk membuat dua buah laporan buku. Sementara murid yang
kemampuannya lebih rendah, hanya satu laporan saja. Atau seorang murid yang
kesulitan dalam pelajaran matematika, hanya diharuskan menyelesaikan tugas hitungan
atau operasi bilangan. Sementara murid yang lebih tinggi kemampuan diminta
menyelesaikan tugas hitungan ditambah soal- soal cerita.
Meskipun pendekatan diferensiasi seperti itu mungkin tampak masuk akal, namun
yang seperti itu biasanya tidak efektif. Membuat laporan tentang satu buku bisa saja
tetap akan dirasa sebagai tuntutan yang tinggi untuk murid yang kesulitan. Jadi,
pembelajaran berdiferensiasi bukan bersifat kuantitatif melainkan kualitatif.
Ilustrasi di atas bagi guru yang mengajar di kelas dengan program SKS, tidak akan
mengalami kesulitan. Karena apabila tugas yang diberikan sudah mencapai ketuntasan,
maka murid bisa melanjutkan materi pada tugas berikutnya. Namun yang mengajar di
kelas program konvensional, guru sebagaimana ilustrasi tersebut harus memberikan
soal yang tingkat kesulitannya lebih tinggi dalam materi yang sama. Bukan malah
menambah jumlah soal dengan bobot yang sama. Hal ini tidak akan menambah
peningkatan kompetensi anak yang rajin atau cerdas.
Murid yang telah menunjukkan penguasaan satu keterampilan matematika, akan siap
untuk mulai bekerja dengan keterampilan yang lebih sulit. Menyesuaikan jumlah tugas
biasanya akan kurang efektif daripada mengubah sifat tugas.
Berikut beberapa tips membuat pembelajaran dengan pendekatan konten yang lebih
baik:
Pertama, kontekstual. Yakni konten yang menghubungkan materi pembelajaran dengan
konteks kehidupan nyata yang dialami siswa. Konten harus berdasar kebutuhan siswa.
Informasi yang beragam juga langsung ditujukan pada konteks pembelajaran yang
sesuai. Ketika membuat konten, pastikan siswa

40 | PPG Pra Jabatan 2022


akan dapat memahami apa yang mereka ingin ketahui dan apa yang harus diketahui.
Kedua, pembelajaran konten yang tidak ”to the point.” Sering mendesain pembelajaran
konten terlalu terburu-buru untuk ”langsung ke intinya”, yakni menemukan jawaban
yang benar. Alangkah lebih baik, siswa digiring mengenal informasi terlebih dahulu.
Lalu beralih mengaplikasikan pengetahuan dan melakukan diskusi yang efektif.
Dengan kata lain, informasi selalu disajikan tersurat. Sehingga jawaban yang diberikan
siswa akan dapat menemukan jawaban dengan benar karena sudah ”to the point”. Hal
ini akan membuat siswa menjadi pasif untuk berpikir ke arah yang lebih kritis dan
menantang.
Jadi, hindari memberikan penjelasan juga dengan cara deduktif, yang gagasan utama
diberikan lebih awal. Sebaiknya cara induktif sangat disarankan untuk memotivasi
siswa menemukan ide atau pokok masalah, setelah mereka membaca atau menganalisis
materi yang diberikan. Contoh penjelasan dengan memulai atau langsung dengan
memberikan formula atau rumus-rumus sangat tidak menunjukkan pembelajaran
konten yang baik. Jauh lebih menantang, apabila guru memberikan pembelajaran
dengan memberikan permasalahan, kemudian siswa menyimpulkan permasalahan
dalam suatu formula yang dapat ditemukan sendiri oleh siswa. Atau mulai dengan
skenario berhipotesis, lalu mintalah dugaan situasional. Sajikan sebagian kecil
informasi dan minta peserta berdiskusi implikasinya tanpa mengetahui konteks
sepenuhnya. Terakhir, ajak siswa menemukan dan mengeksplorasi, serta berakhir pada
penemuan pengetahuan.
Ketiga, jangan lupakan tema besar materi. Setiap orang pasti setuju dengan konten
lebih kecil adalah langkah yang baik dalam menyiapkan materi. Ketika konten disusun
lebih kecil dan fokus pada satu materi kecil. Namun, saat itu juga terdapat
kemungkinan siswa akan kehilangan gambaran besar dari keseluruhan materi. Selain
itu, terkadang siswa kesulitan menghubungkan antara satu pengetahuan dengan
pengetahuan lain. Memilih materi itu baik, namun jangan melupakan gambaran dari
tema besar materi tersebut. Lihat saja sebagai contoh: Tema ”Transportasi” akan lebih
menggiring siswa ke elaborasi dengan berbagai macam transportasi dan pada jenis
transportasi dan seterusnya, daripada memberikan atau menyajikan tema hanya dengan
”pesawat udara”.

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 41
Keempat, merancang pembelajaran pada pendekatan konten yang meningkatkan
kolaborasi. Sering guru lupa mendesain pembelajaran konten untuk kolaborasi. Untuk
itu, perlu melihat materi pembelajaran yang dapat menstimulasi inkuiri dan percakapan
untuk siswa yang mempelajari. Menstimulasi dengan pertanyaan akan menghasilkan
diskusi yang sesuai. Percakapan akan membawa kepada jawaban benar dari pertanyaan
tersebut. Seperti apa materi yang dapat menstimulasi inkuiri, kita lihat pernyataan
berikut: ”Orang yang telah divaksin akan terhindar dari Covid-19”. Pernyataan ini
tentu akan menggiring siswa dengan menanyakan ”apa iya sih?” Bagaimana orang-
orang yang meninggal karena Covid-19 padahal sudah divaksin? Ini yang dimaksud
dengan materi yang dapat menstimulasi inkuiri dan percakapan siswa yang
mempelajari materi atau pernyataan tersebut.
Kelima, apersepsi yang merupakan kegiatan yang dilakukan saat akan memulai
kegiatan pembelajaran. Menurut KBBI, apersepsi adalah pengamatan secara sadar
(penghayatan) tentang segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri yang menjadi
dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide baru. Sebagai seorang guru,
sering dalam pembelajaran dengan pendekatan konten menempatkan diri sebagai
”orang yang lebih tahu” sedang memberi tahu ”orang yang belum tahu”. Guru
memperlakukan siswa secara merata bahwa mereka ”tidak tahu apa pun”. Jangan lupa
bahwa siswa bisa saja sudah memiliki pengetahuan sebelumnya. Uji pengetahuan siswa
mengenai materi yang akan diajarkan akan penting untuk menguji apersepsi.
Keenam, mudah dipahami dan interaktif. Jika memungkinkan, buat pengalaman
belajar yang menyenangkan melalui interaktif dan eksperimen. Berikan ruang bagi
siswa untuk eksplorasi. Biarkan mereka bermain dengan ide-ide terlebih dahulu, tanpa
konsekuensi dari atau kekhawatiran tentang kesalahan, sebelum beralih ke pengajaran
yang lebih formal. Pengajar saat ini tidak hanya membagikan ilmunya lewat ceramah,
tetapi juga mampu merancang dan membuat pembelajaran dengan pendekatan konten
yang dapat membuat siswa lebih mudah memahami materi. Dengan memanfaatkan
pembelajaran dengan fasilitas platform tertentu, misalnya Google Classroom dan
fasilitas lain di Google Suite, akan lebih memudahkan siswa dalam memecahkan
permasalahan karena dengan gaya belajarnya sendiri.

42 | PPG Pra Jabatan 2022


Sumber:https://radarbanyuwangi.jawapos.com/kolom/02/11/2021/pendek
atan-konten-dalam-pembelajaran-sudahkan-dilaksanakan

b. Proses
Diferensiasi pada proses, peserta didik akan mendapatkan informasi tentang pembelajaran
yang baru dan mendapatkan cara belajar sesuai dengan kemampuan peserta didik.
Selanjutnya Anda silahkan simak dengan baik artikel di bawah ini!

Strategi Pembelajaran Diferensiasi Proses


Oleh: Deswati, M.Pd
Strategi diferensiasi proses, mengacu bagaimana siswa akan memahami, memaknai
atas informasi atau materi yang akan dipelajari. Cara memenuhi atau proses yang perlu
disiapkan. Guru harus mengetahui apakah kesiapan belajar siswa secara mandiri
maupun kelompok.
Pada diferensiasi proses, guru perlu memberikan bantuan belajar kepada siswa. Guru
harus melihat siswa mana yang perlu mendapat bantuan dalam belajar, dapat dilakukan
dengan pertanyaan pemandu. Apakah siswa bisa belajar secara mandiri. Hal ini
merupakan skenario yang direncanakan oleh guru. Cara melakukan strategi ini
misalnya:
1) Kegiatan berjenjang, semua siswa bekerja membangun pemahaman dan
keterampilan yang sama. Dilakukan dengan dukungan dan tantangan komplek
yang berbeda-beda.
2) Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan, akan mendorong siswa
untuk mengeksplorasi berbagai materi yang sedang dipelajari menarik minat
siswa. Contohnya belajar jenis karangan. Guru bisa meminta siswa untuk
membuat karangan yang terkait dengan minatnya. Begitu juga jika siswa
berminat dengan pelajaran yang lain guru memberikan ruang untuk siswa
mendalami minat tersebut.Pertanyaan pemandu disesuaikan dengan level
kemampuan siswa.
3) Membuat agenda individu untuk siswa. Guru membuat tugas untuk dikerjakan
siswa. Sebagai pekerjaan umum untuk seluruh kelas dan

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 43
pekerjaan yang terkait dengan tugas individu. Setelah selesai mengerjakan
pekerjaan umum maka siswa boleh mengerjakan tugas individu khusus.
4) Memvariasikan lama waktu untuk menyelesaikan tugas, untuk memberikan
dukungan tambahan, mendorongan siswa memanfaatkan waktu. Memberikan
waktu untuk siswa agar dapat mempelajari topik secara mendalam
5) Mengembangkan kegiatan bervariasi. Mengakomodasi gaya belajar. Visual,
auditori, kinestetik.
6) Menggunakan pengelompokan yang fleksibel sesuai dengan kesiapan,
kemampuan dan minat.
Sumber:http://deswati094748.gurusiana.id/article/2021/02/strategi-
pembelajaran-diferensiasi-proses-2974167?bima_access_status=not-
logged

c. Produk
Diferensiasi pada produk berupa variasi hasil dari tugas pembelajaran, atau variasi untuk
penilaian hasil belajar peserta didik. Tugas dan penilaian untuk masing- masing peserta
didik dibuat beragam namun masih tetap mengacu pada tujuan pembelajaran yang sama.

STRATEGI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI PRODUK


Oleh: Atik Siti Maryam
Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru. Produk adalah
sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi,
pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus mencerminkan
pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Cara mendiferensiasi produk dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan mempertimbangkan
kebutuhan belajar murid terlebih dahulu sebelum memberikan penugasan produk. Penugasan
produk harus membantu murid secara individual atau kelompok, menentukan kembali atau
memperluas apa yang mereka pelajari selama

44 | PPG Pra Jabatan 2022


periode waktu tertentu (satu semester atau satu tahun). Produk sangat penting karena mewakili
pemahaman dan aplikasi dalam bentuk yang luas, produk juga merupakan elemen kurikulum
yang langsung dapat dimiliki oleh murid.
Diferensiasi produk meliputi dua hal yaitu memberikan tantangan atau keragaman dan
memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang
diinginkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan ekspektasi pada murid, di antaranya
menentukan: 1) kualitas pekerjaan apa yang diinginkan; 2) konten apa yang harus ada pada
produk; 3) Bagaimana cara mengerjakannya; 4) Sifat dari produk akhir apa yang diharapkan
Walaupun murid memberikan informasi tambahan membantu guru memodifikasi prasyarat
produk yang harus dihasilkan agar sesuai dengan kesiapan, minat dan kebutuhan belajar individu
namun gurulah yang tetap harus mengetahui dan mengkomunikasikan indikator kualitas dari
produk tersebut.
Sumber:https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/stategi-pelaksanaan-
pembelajaran-berdiferensiasi/

d. Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan berkaitan
dengan keberlangsungan suatu proses pembelajaran dalam kelas. Berkaitan dengan hal
ini, apa yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah suatu kondisi, pengaruh, serta
rangsangan yang berasal dari luar, yang memberi pengaruh pada peserta didik, dimana
hal-hal tersebut juga meliputi beberapa hal seperti pengaruh fisik, sosial dan intelektual
(Suprayogi, 2022).
Lingkungan belajar dapat mengoptimalkan kondisi kelas secara fisik maupun psikologis.
Kondisi kelas yang mendukung pembelajaran akan membantu peserta didik untuk belajar
sendiri maupun secara berkelompok, lalu guru juga bisa mengendalikan kelas agar
kondusif selama pembelajaran, contohnya seperti memberikan tugas kelompok diskusi
suatu topik, membuat peserta didik untuk beropini sesuai dengan sumbernya masing-
masing, dan menciptakan ruang kelas tenang. Silahkan Anda baca juga artikel di bawah
ini!

Lingkungan yang Mendukung Pembelajaran yang Berdiferensiasi

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 45
Oleh: Atik Siti Maryam
Apa yang kita lakukan sebagai guru untuk menciptakan lingkungan yang mendukung
pembelajaran berdiferensiasi? Pembelajaran berdiferensiasi harus dibangun dengan
“learning community” atau komunitas belajar yaitu komunitas yang semua
anggotanya adalah pembelajar. Guru akan mengembangkan murid-muridnya untuk
mengembangkan sikap-sikap dan praktik-praktik yang selalu mendukung lingkungan
belajar. Komunitas belajar yang efektif mendukung pembelajaran berdiferensiasi
adalah:
Setiap orang dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut dengan baik. Iklim
ini bukan hanya dilihat dari sikap dan tindakan guru yang ramah dan menyambut murid
tetapi juga sikap yang ditunjukkan antar murid. Ruang kelas akan dipenuhi dengan
hasil belajar murid atau berbagai hal di mama murid berperan di dalamnya.
Setiap orang dalam kelas akan saling menghargai. Baik guru murid orang tua maupun
kepala sekolah akan berbagi kebutuhan, perasaan diterima, dihormati, aman sukses dan
sebagainya. Apapun perbedaan yang dimiliki mereka semua tentu memiliki perasaan
dan emosi manusia yang sama oleh karena itu dalam kelas yang mengimplementasikan
pembelajaran berdiferensiasi guru akan membelajarkan murid muridnya untuk
membedakan perasaan yang mereka miliki terhadap apa yang dilakukan oleh seseorang
dan nilai dari orang tersebut. Guru membantu murid memecahkan secara konstruktif
dan tidak akan pernah membuat perasaan siapapun menjadi kecil.
Murid akan merasa aman. Aman tidak hanya secara fisik tetapi juga secara
psikis. Murid-murid yang berada dalam kelas tahu persis mereka boleh bertanya jika
membutuhkan bertanya, mengatakan tidak tahu jika tidak tahu. Mereka tahu bahwa
dalam belajar mereka dapat mengambil risiko untuk mencoba berbagai ide-ide kreatif.
Ada harapan bagi pertumbuhan. Tujuan pembelajaran berdiferensiasi untuk membantu
setiap murid tumbuh semaksimal mungkin sesuai kemampuannya. Dengan demikian
guru akan berusaha mengetahui perkembangan setiap muridnya dan perkembangan
kelasnya secara keseluruhan. Murid juga akan belajar memaknai pertumbuhan mereka
sendiri. Mereka akan berbicara tujuan pembelajaran dan cara pencapaiannya. Semua
pertumbuhan yang ditunjukkan

46 | PPG Pra Jabatan 2022


murid seberapa kecilnya akan layak dicatat dan diperhatikan oleh guru. Pertumbuhan
setiap murid akan berbeda-beda bentuknya. Pertumbuhan tersebut adalah sebuah
perayaan dan pertumbuhan tersebut tidak akan lebih daripada apapun.
Guru mengajar untuk mencapai kesuksesan. Guru mencari tahu di mana posisi murid
dikaitkan dengan tujuan pembelajaran utama yang ingin dicapai dan kemudian
memberikan pengalaman belajar yang akan mendorong murid sedikit lebih jauh dan
lebih cepat daripada kemampuan mereka saat ini atau zona nyaman mereka. Guru akan
merancang pembelajaran yang sedikit melampaui apa yang murid kuasai saat itu, pada
saat itu murid akan keluar dari zona nyaman mereka dan merasakan sedikit tantangan.
Saat murid mengalami tantangan tersebut guru akan memastikan bahwa dukungan
akan diberikan pada murid tersebut, sehingga tantangan tersebut dapat dilampaui
sehingga murid tidak akan menjadi frustasi. Bantuan atau dukungan inilah yang disebut
“scaffolding”. Jadi pembelajaran yang dirancang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sulit sehingga setiap murid dapat merasakan kesuksesan.
Ada keadilan dalam bentuk nyata. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi, adil berarti berusaha memastikan semua murid mendapatkan apa yang
dia butuhkan untuk tumbuh dan sukses. Murid dan guru adalah sebuah tim untuk
berusaha untuk berusaha memastikan bahwa kelas berjalan dengan baik untuk semua
orang di kelas tersebut.
Guru dan berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan bersama. Setiap orang
harus mengambil tanggung jawab baik untuk kesejahteraan diri mereka sendiri maupun
kesejahteraan orang lain. Untuk itu guru dan murid bekerja sama untuk kesuksesan
bersama. Walaupun guru pemimpin kelas, namun murid juga secara sadar mengambil
tanggung jawab untuk kesuksesan kelasnya. Mereka akan berusaha untuk
menyelesaikan pekerjaan mereka, memecahkan semua permasalahan dengan cara yang
konstruktif dan akan membantu mengembangkan rutinitas yang efektif.
Sumber:https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/stategi-
pelaksanaan-pembelajaran-berdiferensiasi/

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 47
Gambar 3. Siswa Bebas Memilih Tempat Belajar
Sumber: https://www.slbpelitanusa.sch.id/

Lingkungan belajar meliputi tata letak pengaturan ruang kelas untuk kegiatan belajar.
Pengaturan/setting ruang kelas disesuaikan dengan berbagai jenis aktivitas kegiatan
pembelajaran. Tempat duduk peserta didik dibuat tidak monoton, dan diatur sesuai
dengan aktifitas yang dilakukan. Tempat duduk peserta didik bisa dibuat melingkar,
berkelompok, kotak, berbaris, berpasangan. Berikut beberapa contoh setting ruang kelas
yang bisa dilakukan untuk berbagai jenis aktivitas pembelajaran.

Gambar 4. Contoh Setting Tempat Duduk Siswa

48 | PPG Pra Jabatan 2022


Selain penjelasan di atas, mungkin Anda ingin menyaksikan video yang berkaitan dengan
diferensiasi berdasarkan konten, proses, dan produk. Berikut ada video yang berisikan
tentang penjelasan tersebut yang telah dibuat oleh guru penggerak (diferensiasi konten ada
pada menit 1:44, diferensiasi proses ada pada menit 7:37, dan diferensiasi produk ada
pada menit 10.36). Anda boleh menyimak video berikut atau jika tidak ingin menyimak
video berikut, Anda boleh melanjutkan membaca yang berikutnya.
Setelah Anda mengetahui apa itu konten, proses, produk, dan lingkungan belajar,
selanjutnya mari kita ingat-ingat kembali dengan ilustrasi kelas Bu Atun di awal materi
ini. Pada ilustrasi pelajaran IPS yang Bu Atun jalankan, Anda bisa melihat ke empat
aspek di atas, mari jabarkan satu persatu-satu.

Video penjelasan diferensiasi konten, proses, dan produk.

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=nYG2eAzU5KA

1. Konten: Bu Atun menyusun materi sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam
pembelajaran. Bu Atun menampilkan materi pembuatan karya seni dari
pemanfaatan sumber daya alam dalam berbagai bentuk audio visual yang variatif.
Dengan konten yang variatif, guru dapat mengakomodir keragaman siswa dengan
modalitas belajar audio, visual, dan kinestetik.
2. Proses: Bu Atun memiliki strategi pengajaran yang baik, misal dengan
memanfaatkan teknologi yang bisa gunakan peserta didik lewat gawai orang
tuanya. Selain itu strategi yang dilakukan Bu Atun untuk anak

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 49
berkebutuhan khusus seperti Joko yang susah menangkap pelajaran bisa diterima
Joko dengan menerangkan, menanyakan, dan memberikan instruksi secara
sederhana dan jelas. Joko merupakan anak yang perlu dibantu, dan Bu Atun
membantunya dengan senang hati dan juga memperhatikannya lebih dari teman
yang lainnya.
3. Produk: Hasil karya peserta didik semuanya mendapatkan apresiasi
bagaimanapun bentuknya, akan tetapi tujuan pembelajaran pada materi itu
tercapai.
4. Lingkungan belajar: Peserta didik merasa nyaman dengan pembelajaran Bu
Atun. Dibebaskan untuk memilih tugas, dan juga pembelajaran berlangsung
dengan menyenangkan, sehingga tercipta lingkungan belajar yang nyaman.

Contoh yang lainnya lagi adalah Anda dapat lihat pada ilustrasi berikut:

Gambar 5. Ilustrasi pembelajaran berdiferensiasi pada aspek produk

Sumber: Suprayogi, MN, et.al., (2022) Penerapan Differentiated Instruction


dalam Pembelajaran

Pada ilustrasi di atas, pembelajaran diferensiasi dilakukan pada aspek produk. Sebut saja
Bu guru pada ilustrasi di atas adalah Bu Kokom. Bu Kokom memberikan peserta didik
sebuah tugas untuk membuat profil tokoh sejarah.

50 | PPG Pra Jabatan 2022


Peserta didik dibebaskan dalam memilih tokoh dan hasil pembuatan tugas seperti apa,
yang terpenting tujuan pembelajaran tercapai, yaitu peserta didik mampu mengenal tokoh
sejarah Indonesia.
Pada ilustrasi di atas dapat dilihat bahwa peserta didik Bu Kokom muncul banyak ide
untuk mengerjakan tugas mereka. Ada yang bermain peran kemudian dibuat video. Ada
yang menulis biografinya kemudian membuat cerita tentang si tokoh yang dipilih. Ada
yang tercetus ide untuk membuat sebuah komik sejarah tokoh. Dan ada juga yang
membuat kartun animasi yang bisa bergerak.
Pada dua ilustrasi di atas, Anda dapat memilih aspek pembelajaran berdiferensiasi yang
mana yang akan Anda jalankan. Anda boleh menggabungkan keempat aspek tersebut
menjadi sebuah pembelajaran diferensiasi yang utuh, atau boleh memilih aspek mana saja
yang akan dijalankan. Hal yang paling penting adalah tujuan pembelajaran tercapai.

e. Evaluasi aspek diferensiasi


Berikut merupakan panduan evaluasi untuk mengukur dan memastikan
pembelajaran berdiferensiasi dari empat aspek yang telah dijelaskan.

No Keterangan Penjelasan Checklist

1 Profile siswa

Guru memiliki data profil


kemampuan belajar peserta didik dan
Kemampuan belajar
menerapkannya dalam kegiatan
pembelajaran

Guru memiliki data minat belajar


Minat belajar peserta didik dan menerapkannya
dalam kegiatan pembelajaran

Guru memiliki data kesiapan


belajar peserta didik dan
Kesiapan belajar
menerapkannya dalam kegiatan
pembelajaran

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 51
Guru memiliki data modalitas
Modalitas belajar
belajar peserta didik dan
(auditori, visual, dan
menerapkannya dalam kegiatan
kinestetik
pembelajaran

2 Diferensiasi Konten

Keragaman sumber informasi (buku


Sumber informasi teks, internet, audio, visual, dan
media massa)

Jumlah konten/materi pembelajaran


Jumlah konten
disesuaikan untuk masing-masing
pembelajaran
peserta didik

3 Diferensiasi Proses

Keragaman instruksi/penugasan
Instruksi/penugasan disesuaikan dengan profil belajar
peserta didik

Keragaman instruksi/penugasan
Strategi pembelajaran disesuaikan dengan profil belajar
peserta didik

Dilakukan pengelompokan
Pengelompokan
peserta didik

Keragaman aktivitas pembelajaran


Aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan profil belajar
peserta didik

52 | PPG Pra Jabatan 2022


4 Diferensiasi Produk

Pilihan produk akhir Memberikan ragam/pilihan tugas

Penilaian tergantung dari masing-


Penilaian
masing individu

Diferensiasi
5
Lingkungan Belajar

Tata letak meja/kursi menyesuaikan


Tata letak meja dan
dengan kebutuhan dalam
kursi
pembelajaran

Pencahayaan Pencahayaan ruang memadai

Suhu ruangan Suhu ruangan kelas kondusif

Sekarang Anda sudah dapat memahami dan mengidentifikasi tentang aspek- aspek
pembelajaran berdiferensiasi. Semoga apa yang disampaikan dapat difahami.

C. Ruang Kolaborasi
Pada ruang kolaborasi kali ini, Anda diminta untuk berdiskusi terlebih dahulu sebelum
memasuki pemaparan dan elaborasi konsep dengan dosen Anda. Silahkan berdiskusi
selama 40 menit dengan rekan kelompok Anda.

Panduan diskusi kelompok:


1) Silahkan membuat 4 kelompok dalam satu kelas. (dalam satu kelompok terdiri
dari 7-8 orang). Anggota kelompok dosen yang akan memilih.
2) Tiap kelompok akan berdiskusi dengan topik yang berbeda-beda. (satu
kelompok satu tema, silahkan bebas pilih tema mana yang akan dipilih

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 53
apakah konten, proses, produk, atau lingkungan belajar. Jangan ada yang
sama)
3) Waktu yang diperlukan untuk berdiskusi adalah 40 menit.
4) Hasil dari diskusi kelompok, selanjutnya dibuatkan bahan presentasi di kelas,
silahkan sekreatif mungkin.

Peran Dosen:
1) Pada tema ini, yang didahulukan adalah diskusi kelompok, baru kemudian
pemaparan materi dari dosen jika masih ada yang kurang. (strategi
pembelajaran jigsaw).
2) Dosen memilih anggota kelompok berdasarkan mapping yang dibuat dosen.
Dan pastikan kelompok hanya berjumlah 4 (empat),
3) Memastikan tiap kelompok mendapatkan topik yang berbeda dalam diskusi
kelompok. Tema pada masing-masing kelompok, yaitu: konten, proses,
produk, dan lingkungan belajar.

D. Demonstrasi Kontekstual
Pada sesi ini Anda dan kelompok diminta untuk membuat diferensiasi pada pilihan aspek
konten, proses, produk, dan lingkungan belajar. Anda Boleh memilih salah satu aspek
atau menggabungkan beberapa aspek. Tugas boleh dibuat dalam bentuk video, meme,
infografis, atau ilustrasi, kemudian diunggah di platform media sosial/website. Buatlah
sekreatif mungkin!
Penilaian

Bobot penilaian (CPMK 2):


Mahasiswa membuat diferensiasi pada aspek konten, proses, produk, dan lingkungan
belajar. Boleh memilih salah satu aspek atau menggabungkan beberapa aspek. Tugas
boleh dibuat dalam bentuk video, meme, infografis, ilustrasi, kemudian diunggah di
platform media sosial/website.
Tugas ini memiliki bobot 10%

54 | PPG Pra Jabatan 2022


Pengumpulan tugas dapat dapat dilampirkan di bawah ini. Sertakan link hasil unggahan
tersebut. Jangan lupa untuk mencantumkan identitas! Selamat mengerjakan tugas. Tetap
semangat.
Lampiran pengumpulan tugas:

Peran dosen:
1. Dosen mengingatkan mahasiswa untuk mengumpulkan tugas yang
diberikan.

2. Dosen melihat unsur yang dinilai dalam tugas ini berupa adanya satu atau lebih
aspek diferensiasi.

E. Elaborasi Pemahaman
Pertanyaan Pemantik elaborasi pemahaman:

1. Pada topik ini, bagian mana yang menurut Anda menarik? Mengapa?
2. Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Mengapa?
3. Apa yang membuat Anda penasaran pada topik ini? Mengapa?
4. Berdasarkan penjelasan dari materi diatas, aspek diferensiasi manakah yang paling
menantang untuk diimplementasikan? Mengapa?

Kami yakin, saat ini Anda sudah mulai tercerahkan namun juga mungkin sekaligus
memiliki banyak pertanyaan. Tetaplah semangat, karena semua pertanyaan- pertanyaan
tersebut akan menjadi pemandu dalam perjalanan Anda menuju pemahaman. Silahkan
bertanyalah kepada dosen Anda atau diskusikanlah kembali dengan teman Anda jika
masih belum mengerti paparan konsep teori yang tersaji di atas.

Peran Dosen:
Pada sesi ini peran dosen sangatlah penting.
1. Dosen memberikan feedback dari hasil diskusi dan juga hasil karya
mahasiswa yang telah di upload di lampiran tugas.
2. Dosen akan mencoba membantu mahasiswa mengelaborasi pemahamannya
tentang teori pembelajaran berdiferensiasi. Pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan oleh mahasiswa tentunya

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 55
akan bervariasi dan tidak dapat diprediksi, karena akan sesuai dengan konteks
yang dihadapi oleh masing-masing mahasiswa sendiri. Oleh karena itu, penting
bagi instruktur untuk mempelajari berbagai konteks latar belakang mahasiswa
sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.

Peran sesama rekan mahasiswa yang lain:


Memberikan tanggapan dan masukan tentang tugas yang telah dipresentasikan oleh
rekan-rekannya.

F. Koneksi Antarmateri
Pertanyaan pemantik:
1. Pengetahuan baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari topik ini?
2. Bagaimana pengetahuan baru tersebut berkontribusi terhadap pemahaman tentang
implementasi pembelajaran berdiferensiasi?

Setelah Anda memahami materi yang ada, melakukan diskusi dan presentasi, juga
menanyakan hal-hal yang mungkin Anda masih belum mengerti, kini Anda diberi
tantangan lanjut. Pada tantangan ini Anda diminta untuk mengkoneksikan materi yang
telah dipelajari pada topik ini dengan mencari benang merah dengan matakuliah lain, atau
mungkin dengan dunia realitas yang dihadapi.
Kami akan membantu Anda untuk membuat sebuah peta konsep pada topik kali ini:

56 | PPG Pra Jabatan 2022


Gambar:
Peta konsep pembelajaran berdiferensiasi

Silahkan tuangkan ide Anda dalam sebuah peta konsep dan kaitkan dengan kegiatan
pembelajaran. Anda dapat menuliskannya pada kolom berikut, atau pada link berikut:
Link peta konsep

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 57
G. Aksi Nyata
Selamat Anda telah mempelajari teori tentang apa itu aspek-aspek pembelajaran
berdiferensiasi. Anda boleh berrefleksi tentang apa yang sudah Anda pelajari dan Anda
(akan) lakukan. Semoga pembelajaran tentang topik ini banyak memberikan efek positif
bagi Anda untuk melakukan pembelajaran yang lebih baik lagi.
Refleksi aksi nyata:
1. Apakah Anda puas dengan proses belajar pada topik ini? Mengapa?
2. Ide apa yang Anda dapatkan setelah belajar pada topik ini?
3. Bagaimana caranya supaya Anda dapat merealisasikannya?
4. Apa yang melatarbelakanginya?
5. Apa tujuannya dari kegiatan tersebut?
6. Apa indikator keberhasilannya?
7. Bagaimana langkahnya?

Anda boleh menuliskan refleksi tersebut sebagai jurnal perkuliahan Anda.

58 | PPG Pra Jabatan 2022


Topik 3. Strategi Pembelajaran Dan Berdiferensiasi

Durasi 2 JP

Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat

1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi strategi-strategi pembelajaran berdiferensiasi

A. Mulai Dari Diri


Bagaimana perasaan Anda memasuki pembelajaran ini? Jangan lupa untuk berdoa
terlebih dahulu sebelum memulai belajar agar diberikan pemahaman yang utuh. Mari kita
jawab beberapa pertanyaan pemantik berikut untuk refleksi diri sebelum memulai belajar.
Pertanyaan pemantik

Refleksi Respon

Seberapa penting bagi Anda sebuah strategi/perencanaan


dalam menghadapi persoalan?

Jika menghadapi sesuatu yang dirasa perlu


pemecahan masalah, strategi apa yang Anda
lakukan?

Apakah perencanaan Anda matang ketika memulai sebuah


rencana yang akan dijalankan, sehingga tidak merasa
gugup tentang apa yang mesti Anda jalankan ketika
melaksanakan sebuah rencana tersebut?

Jika Anda mempunyai strategi tertentu dalam menghadapi


sebuah rencana, apakah sebuah rencana tersebut berjalan
dengan lancar? Mengapa?

Andaikan Anda tidak mempunyai strategi dalam


menghadapi sesuatu, apakah berjalan dengan lancar?

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 59
Anda boleh menuliskan jawaban dari pertanyaan pemantik tersebut dan menuliskannya
sebagai refleksi Anda sebelum belajar lebih lanjut. Atau Anda juga boleh mengisi link
berikut untuk mengisinya.
Respon pertanyaan pemantik klik disini

B. Eksplorasi Konsep

1. Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi


Pada sesi ini kita akan membahas tentang strategi pembelajaran berdiferensiasi. Silahkan
Anda simak baik-baik.
Strategi pengajaran adalah teknik, metode, atau perencanaan edukasional mengenai
kegiatan atau interaksi kelas agar pembelajaran dapat efektif dan dapat mencapai target
pembelajaran yang disiapkan pengajar sebelum mengajar (Suprayogi, 2022). Strategi
pengajaran merupakan upaya atau strategi yang dilakukan oleh pengajar untuk mendorong
peserta didik untuk belajar secara aktif dan memiliki motivasi yang tinggi. Rancangan
strategi pengajaran harus dapat mendorong peserta didik untuk mengobservasi,
menganalisa, menciptakan hipotesis, menyuarakan pendapat, menggali pengetahuan
sendiri, dan mencari solusi.
Strategi pengajaran merupakan perencanaan untuk mencapai target
pembelajaran yang disiapkan oleh pengajar sebelum mengajar. Satu sesi kelas dapat
terdiri dari beberapa tujuan pembelajaran. Sementara, waktu untuk tiap sesi kelas terbatas.
Maka dari itu, dalam strategi pengajaran, setiap aktivitas pembelajaran harus memiliki
lebih dari satu fungsi dan memenuhi lebih dari satu tujuan pembelajaran, sehingga
pengajar harus mengkombinasikan beberapa tujuan pembelajaran menjadi satu kegiatan
belajar dengan begitu, semua tujuan pembelajaran akan mampu dicapai dalam satu sesi
kelas. Strategi pengajaran membantu pengajar untuk menyusun proses pembelajaran
sehingga memungkinkan terpenuhinya semua tujuan pembelajaran lewat aktivitas-
aktivitas di kelas dalam waktu yang terbatas.

60 | PPG Pra Jabatan 2022


Macam-macam strategi pengajaran dalam pembelajaran berdiferensiasi Strategi
pengajaran dapat diklasifikasikan menjadi 5, yaitu:
1. Strategi pengajaran langsung (direct instruction),
2. Strategi pengajaran tak langsung (indirect instruction),
3. Strategi pengajaran interaktif (interactive learning),
4. Strategi pengajaran mandiri (self-learning), dan
5. Strategi pengajaran melalui pengalaman (experimental).

Apa pun strategi pengajaran yang digunakan harus memperhatikan dan menerapkan
diferensiasi. Penerapan strategi pengajaran bukan sekedar menggunakan strategi
pengajaran tertentu saja, namun harus memperhatikan aspek-aspek diferensiasi. Strategi
pengajaran yang digunakan harus dapat mengakomodir keragaman peserta didik dan
kebutuhan belajar peserta didik.
Berikut akan diberikan beberapa contoh penerapan strategi pengajaran dengan
menerapkan aspek-aspek diferensiasi.

a. Project-Based Learning.
Project-based learning adalah strategi pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengelola kegiatan belajar di kelas
dengan membuat suatu project. Hal ini digunakan dengan cara peserta didik
membuat kelompoknya masing-masing lalu memecahkan masalah dari project
yang diberikan. Contohnya seperti kelompok- kelompok yang ada di kelas
diminta untuk membuat suatu proyek yang diberikan oleh pengajar lalu proyek
itu dapat dicari referensinya dari media mana saja.
Proyek yang dikerjakan oleh masing-masing kelompok adalah proyek yang
berbeda-beda namun tetap untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama.
Perhatikan contoh berikut:

Bu Fatonah mengajar pelajaran Kreasi Seni Budaya dan Prakarya (SBDP) di kelas 6 SD.
Materi yang sedang Bu Fatonah sampaikan pada minggu itu adalah tentang teknik
membuat patung. Adapun tujuan pembelajrannya adalah

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 61
memahami karya seni patung dan membuat karya seni patung. Bu Fatonah di awal
pertemuan menyampaikan bahwa nanti peserta didik akan ada projek membuat patung,
oleh karena itu di awal pertemuan kelas mereka membahas tentang karya seni patung
dan berbagai macam teknik pembuatannya.
Kemudian setelahnya Bu Fatonah meminta peserta didik membuat kelompok untuk
membuat projek patung dengan berbagai teknik.
Saat itu Bu Fatonah hanya memberikan dua pilihan teknik yang mudah diikuti oleh
siswa, yaitu membuat patung tanah liat/plastisin/sabun batangan dengan teknik butsir
(memijat, menambah, dan mengurangi bahan yang dibentuk dengan alat butsir jika ada)
dan teknik kedua yaitu teknik cetak/cor dari bahan dasar semen.
Bu Fatonah membagi kelompok menjadi 4 kelompok, dengan 2 kelompok teknik
butsir, dua kelompok teknik cetak/cor. Kemudian dari 4 kelompok tersebut tidak boleh
membuat patung yang sama. Bu Fatonah membebaskan keempat kelompok itu
membuat apa saja sesuai keinginan mereka.
Bu Fatonah membantu kelompok untuk memilih teknik apa yang akan mereka
kerjakan dan patung apa yang akan mereka buat. Tujuannya adalah agar peserta didik
membuat patung sesuai dengan teknik yang diajarkan dan tidak ada pembuatan patung
yang sama.
Pada pembuatan patung tersebut, Bu Fatonah juga memberikan tugas yang beragam
agar semua peserta didik dapat turut berpartisipasi dalam projek ini. Misalnya ada
peserta didik yang membuat bagian dasar patung, ada yang bagian memberikan warna,
ada yang menuliskan identitas dan informasi atau cerita dari patung yang mereka
buat, serta nanti ada yang mempresentasikan patung buatannya.

Nah, dari cerita Bu Fatonah di atas, Anda dapat melihat, bukan, bahwa semua peserta
didik akan terlibat dan mereka dapat bekerja selaras dengan interest atau minatnya? Bagi
yang membuat bentuk, suka mewarnai, suka membaca dan mencari informasi, semua
minatnya terpenuhi. Inilah prinsip diferensiasi yang diterapkan. Semua siswa dapat
terlibat dalam kegiatan pembelajaran, dengan melakukan berbagai ragam kegiatan sesuai
dengan minatnya.

b. Small Group Discussion

62 | PPG Pra Jabatan 2022


Strategi pengajaran Small Group Discussion atau diskusi kelompok kecil
merupakan elemen belajar secara aktif. Dengan aktivitas kelompok kecil, peserta
didik akan belajar menjadi pendengar yang baik, memberikan dan menerima
umpan balik yang konstruktif, menghormati pendapat orang lain, mendukung
pendapat dengan bukti dan lain-lain. Aktivitas diskusi kelompok dapat berupa
membangkitkan ide, menyimpulkan poin penting, mengakses tingkat skill dan
pengetahuan, memungkinkan memproses outcome pembelajaran pada akhir
kelas, dan dapat menyelesaikan masalah.
Adapun langkah-langkah penerapan strategi small group discussion
sebagai berikut: Pertama, guru menentukan kelompok diskusi dengan anggota
lima peserta didik dalam setiap kelompok. Selanjutnya guru mengemukakan
masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya
mengenai cara-cara pemecahannya. Pokok masalah yang akan didiskusikan itu
ditentukan oleh guru. Dengan bimbingan guru para peserta didik membentuk
kelompok- kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris,
pelapor, mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, dan sebagainya). Kemudian,
para peserta didik berdiskusi di dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan
guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain menjaga ketertiban
serta memberikan dorongan dan bantuan setiap anggota kelompok berpartisipasi
aktif agar diskusi berjalan lancar. Guru memberikan bantuan kepada kelompok
yang dirasa butuh bantuan lebih.
Kemudian setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasilnya yang
dilaporkan itu ditanggapi oleh semua peserta didik (terutama dari kelompok lain).
Guru selanjutnya memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan-laporan
tersebut. Terakhir para peserta didik mencatat hasil diskusi dan guru
mengumpulkan laporan atau ringkasan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok
sesudah peserta didik mencatatnya.
Penerapan small group discussion dengan prinsip diferensiasi disini dilakukan
dengan memberikan topik diskusi yang beragam untuk masing- masing
kelompok. Misalnya dalam pelajaran Pendidikan kewarganegaraan yang
membahas Pancasila. Masing-masing kelompok diskusi diberikan topik masalah
yang terkait dengan lima sila dalam pancasila.

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 63
Setiap kelompok akan membahas masalah yang berbeda. Dengan penerapan
strategi ini, semua peserta didik dilibatkan dan semua peserta didik mendapatkan
tanggung jawab yang berbeda-beda, namun untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang sama.

c. Jigsaw Reading
Strategi pengajaran jigsaw reading ini menerapkan strategi belajar yang
kooperatif yang bertujuan agar para peserta didik mendapatkan kenyamanan
belajar sesuai dengan diri mereka. Langkah-langkahnya sebagai berikut: pertama,
guru membagi para peserta didik kedalam beberapa kelompok kecil, setiap
kelompok berisi peserta didik yang nanti akan bertugas untuk membaca dan
mempelajari sub-topik yang diberikan. Lalu guru akan memberikan sub-topik
materi yang harus dibaca dan dipelajari peserta didik di masing-masing
kelompok. Setelah masing- masing peserta didik mempelajari sub-topik materi
tersebut, mereka akan dikelompokkan kedalam kelompok baru yang disebut
sebagai kelompok expert. Kelompok expert ini merupakan kumpulan peserta
didik yang membahas sub-topik yang sama dari masing-masing kelompok awal.
Di dalam kelompok expert masing-masing peserta didik akan mendiskusikan
pemahaman mereka masing-masing. Antar satu dengan yang dirinya akan
kembali ditempatkan di kelompok yang berbeda, kemudian ia diminta untuk
mengajarkan teman atau peserta didik lainnya. Teknik seperti ini dapat
menghidupkan suasana belajar karena mereka dapat mendapatkan tantangan
untuk melibatkan diri mereka sendiri dalam situasi pembelajaran tersebut.
Berikut contoh penerapan dari strategi Jigsaw ini.

Pak Roni adalah guru pelajaran IPA. Pada pertemuan tersebut, topiknya adalah tentang
reboisasi. Pak Roni membagi kelompok sejumlah dengan sub topik reboisasi, yaitu
sebanyak tiga kelompok. Adapun sub -topiknya, yaitu (1) kenapa perlu dilakukan
reboisasi, (2) manfaat reboisasi, (3) apa yang terjadi bila tidak dilakukan reboisasi.

64 | PPG Pra Jabatan 2022


Sebelum melakukan diskusi, Pak Roni memberikan sepotong informasi mengenai
‘’reboisasi’’. Pak Roni hanya sekilas saja menerangkannya, tidak secara utuh, karena
nanti akan didiskusikan di kelompok.
Setelah itu, Pak Roni meminta untuk memilih salah satu di setiap grup tersebut seorang
ketua. Ketua inilah yang nantinya memimpin diskusi pada kelompoknya.
Setelah terpilih ketua, kemudian Pak Roni meminta siswa untuk mengeksplorasi informasi
terkait reboisasi tersebut sesuai sub topik yang mereka pilih. Mereka akan membahasnya
dalam grup.
Setelah para siswa sudah memahami hal-hal terkait dengan reboisasi ini sesuai topik,
mereka (ketua) akan ditugaskan kembali untuk memasuki kelompok yang anggotanya
berbeda. Kemudian, mereka akan melakukan tutor sebaya yang tujuannya untuk saling
memberikan dan menambah informasi yang mungkin sebelumnya belum mereka
ketahui.

d. Strategi Problem-Based Instruction.


Strategi pembelajaran ini merupakan strategi pembelajaran yang menunjang
keterlibatan peserta didik untuk melakukan pembelajaran dan pemecahan
masalah autentik yang dihadapi. Strategi ini melibatkan pemerolehan informasi
dan pengembangan pemahaman mengenai peserta didik mengenai topik-topik
yang diajarkan di kelas, sehingga mereka belajar cara-cara yang tepat untuk
mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi
masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi
argumentasi terkait pemecahan masalah, serta memecahkan permasalahan dengan
bekerja baik secara secara individual, maupun kolaborasi dengan peserta didik
lainnya.
Pada pengaplikasiannya, strategi ini juga membantu peserta didik untuk
meningkatkan kemampuan bersosialisasinya. Hal ini ditunjukkan oleh adanya
keefektifan dalam interaksi sosial, proses teacher-asisted instruction yang
menuntut adanya kedekatan antara pengajar dan peserta didik, serta pengajar
yang tidak banyak berperan sebagai penyebar pengetahuan. Maka dari itu,
pengajar perlu mengembangkan perannya sebagai pebimbing dan negosiator.

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 65
Manfaat yang akan didapatkan dari penggunaan strategi ini adalah peserta didik
akan mempunyai pemahaman mengenai hubungan pengetahuan dengan dunia
nyata serta bagaimana cara yang tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan
tersebut dalam masalah yang kompleks. Bahkan, metode ini dapat membantu
menciptakan lingkungan kelas yang lebih positif dan demokratis, sehingga
strategi ini juga efektif untuk mengatasi keragaman peserta didik yang ada di
dalam suatu kelas.

Contoh dari strategi problem-based instruction adalah ketika seorang pengajar SMP
menugaskan siswanya untuk membuat makalah penelitian pertama mereka dengan
memecah proses pembuatannya menjadi beberapa langkah terpisah yang disertai dengan
bimbingan yang banyak d ari pengajar tersebut. Pengerjaan makalah penelitian ini
dilakukan secara individual. Meskipun begitu, strategi ini juga bisa digunakan untuk tugas
kolaborasi. Pertamanya, pengajar akan memperlihatkan dan mendefinisikan masalah
yang berkaitan dengan materi pelajaran tertentu. Kemudian, siswa dibantu untuk
mengklarifikasi masalah tersebut, serta mencari tahu dan menentukan bagaimana cara
menginvestigasinya, sehingga hal ini tentunya memerlukan beragam sumber belajar,
informasi, serta data yang bervariasi. Setelah itu, pengajar akan membantu siswa untuk
membuat makna yang berkaitan dengan hasil dari pemecahan masalah tersebut yang
nantinya akan dilaporkan, seperti melihat bagaimana siswa memecahkan masalah
tersebut. Lalu, siswa akan melakukan pengorganisasian laporan tersebut dan akhirnya
mereka presentasikan dengan melibatkan seluruh siswa di dalam kelas beserta dengan
pengajar yang telah membimbingnya dari awal proses hingga selesai.

C. Ruang Kolaborasi
Anda tentu sudah mempelajari materi di atas tentang strategi pembelajaran
berdiferensiasi. Sebelum Anda beranjak pada ruang kolaborasi, kami meminta Anda
untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian “demonstrasi kontekstual”
(silahkan baca apa yang harus dilakukan).
Demi membantu Anda mengkonsolidasikan pemahaman Anda dan juga dunia realitas
atau dunia praktek yang sesuangguhnya sehingga Anda lebih faham akan pembelajaran,
kami meminta Anda untuk mengundang satu guru penggerak sebagai narasumber ekspert
(guru yang sudah memiliki waktu yang cukup lama

66 | PPG Pra Jabatan 2022


dalam menekuni bidang pendidikan di sekolah) untuk berbagi pengalaman mengenai
strategi pembelajaran berdiferensiasi di sekolah yang pernah mereka jalani. Silahkan
diskusikan dengan rekan sekelas Anda siapa yang akan Anda undang pada sesi ini.
Jika Anda tidak mempunyai referensi tentang siapa yang akan diundang untuk pertemuan
ini, Anda bisa minta rekomendasi dari dosen Anda untuk menghadirkan guru penggerak.
Pada sesi ini Anda diminta untuk berinteraktif dengan rekan sekelas dan juga guru
penggerak. Berdiskusilah dan bertanyalah dari pengalaman guru penggerak. Seraplah
ilmu yang didapat supaya Anda semakin kaya akan pengetahun di dunia praktis.

Panduan diskusi:
1. Diskusi dibuka oleh salah satu mahasiswa

2. Perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil dari tugasnya (paling lama 7


menit) (40 menit)

3. Setelah selesai presentasi kemudian moderator mempersilahkan narasumber untuk


berbagi pengalaman.

4. Guru penggerak sebagai narasumber ekspert diberi waktu 30 menit untuk


memberikan komentar dan memberikan masukan sekaligus juga berbagi
pengalaman mengenai strategi pembelajaran diferensiasi yang telah dijalankannya.

5. Kemudian selanjutnya sesi tanya jawab selama 30 menit.

D. Demonstrasi Kontekstual
Pada sesi ini Anda diminta berkelompok berjumlah 5-6 orang. Kemudian Anda dan
kelompok diminta untuk memilih salah satu strategi pembelajaran yang berdiferensiasi
selain yang telah diuraikan di atas. Jelaskanlah mengapa strategi pembelajaran
yang dipilih tersebut termasuk ke dalam strategi

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 67
pembelajaran berdiferensiasi, dan seperti apa teknisnya strategi pembelajaran yang
dijalankan tersebut.
Silahkan presentasikan di depan kelas. Masing-masing kelompok melakukan presentasi
paling lama 15 menit untuk mendapatkan masukan dari rekan dan juga dosen. Buatlah
sebaik mungkin!

Bobot penilaian (CPMK 3):


Mengidentifikasikan strategi pembelajaran berdiferensiasi yang dipilih. Jelaskanlah
mengapa strategi pembelajaran yang dipilih tersebut termasuk ke dalam strategi
pembelajaran berdiferensiasi, dan seperti apa teknisnya strategi pembelajaran yang
dijalankan tersebut. Presentasi di depan kelas.

Tugas ini memiliki bobot 10%.

Peran dosen:
1. Ingatkan mahasiswa untuk segera mengumpulkan tugas yang diberikan sebelum
memasuki ruang kolaborasi untuk bertemu dengan narasumber ekspert, yaitu dari
guru penggerak.

2. Dosen melihat unsur yang dinilai dalam tugas ini berupa adanya satu atau lebih
aspek diferensiasi.

Pengumpulan tugas dapat dapat dilampirkan di bawah ini. Sertakan tautan hasil unggahan
tersebut. Jangan lupa untuk mencantumkan identitas! Selamat mengerjakan tugas. Tetap
semangat!
Lampiran pengumpulan tugas:

68 | PPG Pra Jabatan 2022


E. Elaborasi Pemahaman
Pertanyaan Pemantik elaborasi pemahaman:

1. Pada topik ini, bagian mana yang menurut Anda menarik? Mengapa?
2. Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Mengapa?
3. Apa yang membuat Anda penasaran pada topik ini? Mengapa?
4. Berdasarkan penjelasan dari materi di atas, strategi pembelajaran manakah yang
paling menarik untuk diimplementasikan? Mengapa?

Kami yakin, saat ini Anda sudah mulai tercerahkan namun juga mungkin sekaligus
memiliki banyak pertanyaan. Tetaplah semangat, karena semua pertanyaan tersebut akan
menjadi pemandu dalam perjalanan Anda menuju pemahaman. Silahkan bertanyalah
kepada dosen Anda atau diskusikanlah kembali dengan teman Anda jika masih belum
mengerti paparan konsep teori yang tersaji di atas.

Peran Dosen:
Pada sesi ini dosen berperan:
1. memberikan feedback dari hasil diskusi dan juga hasil karya mahasiswa yang
telah di upload di lampiran tugas.
2. membantu mahasiswa mengelaborasi pemahamannya tentang teori pembelajaran
berdiferensiasi. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan oleh mahasiswa tentu
akan bervariasi, sesuai dengan konteks yang dihadapi oleh masing-masing
mahasiswa sendiri. Oleh karena itu, penting bagi dosen untuk mempelajari berbagai
konteks latar belakang mahasiswa sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan
mereka.

Peran sesama rekan mahasiswa yang lain:


Memberikan tanggapan dan masukan tentang tugas yang telah dipresentasikan oleh
rekan-rekannya.

F. Koneksi Antarmateri
Pertanyaan pemantik:
1. Pengetahuan baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari mata kuliah ini?

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 69
2. Bagaimana pengetahuan baru tersebut berkontribusi terhadap pemahaman tentang
implementasi pembelajaran berdiferensiasi?

Setelah Anda memahami materi yang ada, melakukan diskusi dan presentasi, juga
menanyakan hal-hal yang mungkin Anda masih belum mengerti, kini Anda diberi
tantangan lanjut. Pada tantangan ini Anda diminta untuk mengkoneksikan materi yang
telah dipelajari pada topik ini dengan mencari benang merah dengan matakuliah lain,
misalnya saja dengan mata kuliah design thinking atau mata kuliah lain yang terkait atau
mungkin dengan dunia realitas yang dihadapi.
Silahkan buat peta konsep dari materi yang telah dipelajari dikaitkan dengan kegiatan
pembelajaran.
Link koneksi antar materi

G. Aksi Nyata
Selamat Anda telah mempelajari teori tentang apa itu strategi pembelajaran
berdiferensiasi. Anda boleh refleksi tentang apa yang sudah Anda pelajari dan Anda
(akan) lakukan. Semoga pembelajaran tentang topik ini banyak memberikan efek positif
bagi Anda untuk melakukan pembelajaran yang lebih baik lagi.
Refleksi aksi nyata:
1. Apakah Anda puas dengan proses belajar pada topik ini? Mengapa?
2. Ide apa yang Anda dapatkan setelah belajar pada topik ini?
3. Bagaimana caranya supaya Anda dapat merealisasikannya?
4. Apa yang melatarbelakanginya?
5. Apa tujuannya dari kegiatan tersebut?

70 | PPG Pra Jabatan 2022


6. Apa indikator keberhasilannya?
7. Bagaimana langkahnya?

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 71
Topik 4. Rancangan Dan Implementasi
Pembelajaran Berdiferensiasi

Durasi 5 JP

Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat

1. Mahasiswa mampu merancang dan mengimplementasikan pembelajaran


berdiferensiasi.

A. Mulai dari diri


Hallo para mahasiswa hebat! Ini adalah awal perjumpaan kita setelah UTS. Bagaimana
perasaan Anda memasuki pembelajaran ini? Semoga Anda bahagia selalu sehingga dapat
belajar dengan tenang dan mudah untuk mencerna pelajaran. Jangan lupa untuk berdoa
terlebih dahulu sebelum memulai belajar agar diberikan pemahaman yang utuh. Saatnya
Anda memulai beraksi dengan materi yang tak kalah menarik dari materi yang
sebelumnya.
Sebelum kita memulai pelajaran, silahkan Anda baca beberapa pertanyaan pemantik
berikut untuk refleksi diri sebelum memulai belajar.
Pertanyaan pemantik
1. Jika Anda menjadi guru kelak, apa yang ingin Anda capai?
2. Jika Anda menjadi guru kelak, apakah Anda tahu apa yang diinginkan peserta didik
dari pembelajaran yang akan disampaikan?
3. Jika Anda menjadi guru, darimana Anda memulai dan langkah apa yang harus
dicapai untuk mendapatkan apa yang Anda harapkan tersebut?
4. Apakah Anda pernah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sebelumnya?
5. Apa yang Anda ingat tentang materi pada mata kuliah ini sebelumnya?

72 | PPG Pra Jabatan 2022


Respon pertanyaan pemantik

Anda tidak perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, namun boleh menuliskan


jawaban dari pertanyaan pemantik tersebut dan menuliskannya sebagai refleksi Anda
sebelum belajar lebih lanjut. Atau jika Anda menggunakan laptop, bisa klik link di bawah
ini untuk mengisi respon pertanyaan pemantik di atas.
Respon pertanyaan pemantik klik disini

B. Eksplorasi Konsep

1. Rancangan Dan Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi


Halo para calong guru hebat. Impian bagi para pendidik tentunya menjadikan peserta
didiknya berprestasi dan mampu mengasah kemampuannya masing- masing. Para gurulah
yang mendampingi peserta didiknya dalam proses pembelajaran selama masa sekolah.
Salah satu cara untuk membantu peserta didik menggapai tujuannya adalah dengan
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Nah, yang menjadi pertanyaan adalah “Dari
mana para pendidik memulainya?”

a. Langkah awal melakukan pembelajaran berdiferensiasi


Sebagai seorang pendidik tentunya sudah tidak asing dengan istilah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Sebelum melakukan penyusunan rancangan RPP Suprayogi et. al.
(2022) menyebutkan paling tidaknya ada 12 langkah untuk membantu para pendidik
dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Apa sajakah itu? Berikut uraiannya:

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 73
1) Pemetaan peserta didik
Langkah awal untuk melakukan pemetaan adalah dengan melakukan refleksi diri
dengan pertanyaan “apa yang ingin saya capai dengan peserta didik saya?” (Anda
telah belajar pada topik 1 tentang pemetaan peserta didik, Anda bisa membacanya
kembali). Pemetaan bisa dilakukan dengan melihat 3 hal berikut:
a) Melihat dari kompetensi peserta didik. Pada kompetensi siswa ini bisa dilihat dari
kompetensi intelektual peserta didik, kompetensi sosial, dan kompetensi
psikomotorik.

 Kompetensi intelektual
Mencakup prestasi peserta didik, semangat belajar, kemampuan menangkap
informasi, berfikir kritis, kemampuan menguasai lapangan atau praktik,
kemampuan linguistic, dll.

 Kompetensi sosial
Kemampuan peserta didik berkomunikasi dengan teman sebaya dan gurunya.

 Kompetensi psikomotorik,
yaitu peserta didik yang berkaitan dengan keterampilannya bertindak setelah
siswa menerima pengalaman belajar tertentu.
b) Melihat dari minat atau keinginan peserta didik
Temukanlah minat peserta didik sehingga ketika para pendidik mampu membedakan
dan membagi peserta didik sesuai dengan kemampuannya, motivasi peserta didik
akan bertambah dan pembelajaran berdiferensiasi pun akan berjalan dengan baik dan
lancer.
c) Melihat dari kebutuhan siswa
Para pendidik diharapkan mengerti akan kebutuhan peserta didiknya dalam
pembelajaran, sehingga para pendidik tahu bentuk dukungan apa yang nantinya para
pendidik berikan dalam pendampingan di pembelajaran yang berlangsung.

74 | PPG Pra Jabatan 2022


2) Dapatkan wawasan tentang peserta didik untuk mengetahui metode
pembelajaran
Peserta didik menjadi tidak bergantung sepenuhnya kepada Anda sebagai guru kelak
jika Anda mendapatkan wawasan peserta didik dengan mencari tahu minat atau
keinginan dan kebutuhan peserta didik. Para pendidik akan menjadi tahu metode
pembelajaran apa yang akan diterapkan oleh peserta didiknya kelak.

3) Pengelompokan
Berkelompok dengan teman sebaya mengajak peserta didik untuk saling belajar
melepas ketergantungan dari guru sebagai pendidik. Memfungsikan guru sebagai
mentor, dan rekan sebaya menjadi tutor.
Kelompok dapat berubah sesuai dengan kebutuhan kurikulum yang dibutuhkan,
missal kelompok kecil, besar, atau berpasangan. Variasikan komposisi kelompok
dengan peserta didik sesuai dengan penangkapan materi, penguasaan, dan
pemahaman yang berbeda, dengan begitu peserta didik akan saling mengajarkan dan
juga bertukar informasi dari temannya.

4) Peserta didik diberikan pilihan


Pada pembelajaran berdiferensiasi, peserta didik dapat negosiasi, tidak saklek apa kata
guru, asalkan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Artinya saat pembelajaran
berlangsung peserta didik dan guru membuat kesepakatan dengan materi yang akan
diajarkan oleh peserta didik. Peserta didik dapat memilih dari mana peserta didik
tersebut mendapatkan informasi dan bagaimana cara memprosesnya. Bukan hanya
materi, melainkan peserta didik juga diberikan pilihan dalam mengerjakan tugas.
Selain peserta didik dapat memilih, guru juga sebaiknya menjelaskan mengapa
metode dan cara pembelajarannya dibedakan pada setiap peserta didik, sehingga
peserta didik dapat bekerja mandiri dan focus pada keterampilannya. Contoh:

Bu Khodijah sedang mengajar Bahasa inggris di kelas 1 dengan tema greetings and
partings. Tujuan pembelajarannya adalah siswa dapat melakukan perkenalan diri dengan
menggunakan greetings (kalimat sapaan) dan partings (kalimat

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 75
perpisahan). Pembelajaran yang dilakukan bu Khodijah dilakukan dengan praktek langsung di
dalam kelas dengan anak-anak, selain itu juga Bu Khodijah menggunakan video sebagai alat
bantu ilustrasi. Di Luar kelas, ketika anak -anak bertemu dengan Bu Khodijah diminta untuk
menyapa Bu Khodijah dengan Bahasa inggris dan Bu Khodijah berpura-pura tidak
mengerti jika tidak ada greeting dalam Bahasa inggris. Atau juga Bu Khodijah
mempraktekannya langsung dengan menyapa anak-anak dengan menggunakan greetings
dan partings dan jika Bu Khodijah bertemu siswa-siswinya diluar kelas.
Pada saat memberikan tugas, Bu khodijah meminta siswa diminta untuk membuat
perkenalan dengan menggunakan kalimat greetings dan partings. Bu Khodijah meminta
siswanya berpasangan untuk mengerjakan tugas. Bu Khodijah memberikan Pilihan tugas
dan siswa boleh memilihnya, yaitu boleh dalam bentuk video, atau juga boleh dalam bentuk
voice note, atau juga boleh jika siswa mau membuatnya dalam bentuk komik, atau bahkan
boleh hanya dalam bentuk tulisan saja.

5) Informasi dalam berbagai bentuk


Menyajikan informasi (materi/teori) dalam berbagai bentuk. Tidak hanya berupa
papan tulis dan spidol saja, melainkan sajikan dengan seunik mungkin sehingga
peserta didik mudah dalam menyerap. Misalnya saja dengan menerangkan teori
kemudian diberikan ilustrasi, contoh kasus, tayangan pendek/video, dan metode-
metode yang baru yang lain dari biasanya. Mengapa demikian, mungkin saja satu
peserta didik mudah menyerap dengan hanya membaca teorinya saja, sementara
peserta didik yang lain bisa menyerap pelajaran dengan adanya ilustrasi kasus, atau
mungkin video, atau mungkin yang lainnya, karena perbedaan modalitas belajar. Bisa
lihat contoh kasus Bu Khodijah di atas.

6) Jangan berikan latihan umum


Siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Jika memberikan latihan dengan
memberikan latihan umum, maka hanya peserta didik yang kemampuan
intelektualnya tinggilah yang dapat menyelesaikan dengan mudah, sementara yang
lain mungkin akan sulit dan bahkan akan lambat

76 | PPG Pra Jabatan 2022


dalam mengerjakan latihan yang diberikan di awal pembelajaran. Hal tersebut
membuat guru harus selalu menyediakan latihan sesuai dengan tingkat kemampuan
peserta didik. Atau berilah peserta didik pilihan tugas yang sekiranya peserta didik
dapat melakukannya sesuai dengan minatnya. Bisa lihat contoh kasus Bu Khodijah.

7) Hubungkan pembelajaran ke dunia siswa


Sebagai seorang pendidik sebaiknya ketika mentransfer ilmu kepada peserta didik
tidak berpusat hanya pada buku saja, melainkan berikanlah contoh yang jelas, konkrit,
dan relevan. Tentunya baik jika mengajak peserta didik untuk berinteraktif
berdasarkan perspektif dan minat mereka. Lakukan eksplorasi terhadap apa yang
telah mereka tahu tentang materi yang diajarkan.
Contoh:

Bu Mini mengajar tematik kelas 6, dengan tema Masyarakat sejahtera dengan sub
tema Masyarakat peduli lingkungan.Bu mini bertanya kepada siswanya siapa yang
tahu arti peduli lingkungan? Kemudian siswanya banyak yang mengangkat tangan
berebut ingin didengar pendapatnya. Setelah itu bu mini memberikan contoh yang
masuk akal dan dapat dilakukan siswa di sekolah sebagai bentuk peduli
lingkungan itu seperti tidak membuang sampah pada tempatnya, dan jika tidak
menemukan tempat sampah bisa menggunakan saku atau tas kita sebagai tempat
sampah sementara, sampai menemukan tempat sampah yang sesuai fungsinya.

8) Kombinasi kekuatan pengajaran


Alangkah lebih baiknya jika memungkinkan guru berkolaborasi dengan mitra guru
lainnya atau juga narasumber ekspert di bidangnya. Pada satu kali pembelajaran
melibatkan dua guru, sehingga mempunyai kekuatan lebih untuk menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi. Atau dengan mendatangkan narasumber ekspert juga
akan membantu guru dalam menampilkan resource pembelajaran yang
beragam,sehingga peserta didik mendapatkan input langsung dari narasumber
ekspert.

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 77
9) Latihan untuk menyempurnakan
Jam terbang guru merupakan pengalaman dan kunci dari pembelajaran
berdiferensiasi yang akan membentuk pembelajaran yang sempurna. Para pendidik
dianjurkan untuk menguasai keterampilan, pengetahuan yang menyeluruh tentang
materi, manajemen kelas, dan kemampuan mengendalikan pembelajaran dengan
baik.

10) Memulai dengan sesuatu hal


Keberhasilan pembelajaran diferensiasi tidaklah instan, tentu melalui berbagai proses.
Memulai dengan tahap belajar tentu lebih baik daripada tidak menerapkannya sama
sekali. Misal tahap awal dengan membangun materi dan menguasainya terlebih
dahulu, dan jangan lupa tujuan untuk menentukan tujuan pembelajaran.

11) Percobaan
Jika tidak berani mencoba, maka kapan akan memulai. Ingat, bahwa ujian itu bukan
hanya sekedar seberapa dapat nilai Anda bisa mengerjakan soal pada sebuah kertas,
namun sebuah proses juga tidak kalah penting yang harus diperhatikan. Cobalah!
Pembelajaran berdiferensiasi ini masih belum akrab diterapkan di berbagai institusi
pendidikan. Ada baiknya semua pengajar terus memberikan dukungan dan mempelajari
dengan baik bagaimana peserta didiknya dalam pembelajaran di kelas dan diluar kelas,
sehingga membantu antar para pendidik dalam menyusun sebuah kurikulum. Pada
pembelajaran juga ada baiknya para pendidik mengikuti perkembangan peserta didiknya
daripada memaksa peserta didik untuk mengikuti perkembangan gurunya. Sudah
terbayang bukan, dari mana akan memulainya? Selanjutnya Anda akan memulai membuat
RPP yang sudah tidak asing bagi Anda. Hanya saja RPP kali ini memasukan unsur
pembelajaran berdiferensiasinya.

b. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdiferensiasi


Kami yakin, Anda sudah belajar apa dan bagaimana merancang sebuah RPP pada
umumnya yang Anda tahu. Anda mungkin sudah tidak asing dengan apa itu RPP. Sekedar
mengingatkan kembali, silahkan Anda baca kembali apa itu RPP.

78 | PPG Pra Jabatan 2022


Sebagai pengingat lagi, bahwa RPP adalah sebuah alat perangkat pembelajaran seorang
guru dalam mengajar di dalam kelas. RPP dibuat oleh guru untuk membantunya dalam
mengajar agar sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada hari
tersebut.
RPP berisi pengaturan yang berkenaan dengan perkiraan atau proyeksi tentang apa yang
akan dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, kemungkinan
pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
direncanakan atau pun tidak karena proses pembelajaran bersifat situasional, apabila
perencanaan disusun secara matang maka proses dan hasil pembelajaran tidak akan jauh
dari perkiraan.
RPP yang berdiferensiasi ini bisa dijabarkan pada rincian kegiatan, Anda boleh
memilihnya berdiferensiasinya pada aspek apa. Apakah pada aspek konten, proses,
produk, ataukah lingkungan belajar?
Berikut contoh RPP pembelajaran berdiferensiasi

Tujuan pembelajaran:
Materi:  Peserta didik mampu memahami rumus
Menghitung luas bidang menghitung luas bidang datar
datar  Peserta didik dapat menghitung luas
bidang datar

Pra Pembelajaran:
4) Guru mempelajari informasi tentang learning profile peserta didik pada pelajaran
matematika (pengetahuan, motivasi belajar, gaya belajar)
5) Guru menyiapkan materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta
didik.
6) Guru menyiapkan tugas yang akan diberikan kepada peserta didik dan dibuat
dalam beberapa versi menyesuaikan dengan learning profile peserta didik.

Pembukaan: (Guru dan peserta didik masuk dalam ruang zoom)


1) Guru mengucapkan salam
2) Guru menyapa para peserta didik dan menanyakan kabar mereka hari ini
3) Guru menyampaikan bahwa hari ini akan belajar tentang menghitung luas bidang
datar

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 79
4) Guru menyampaikan bahwa peserta didik nanti akan mengerjakan tugas secara
berkelompok
5) Guru meminta peserta didik untuk menyiapkan alat ukur (penggaris atau meteran),
dan alat tulis untuk mengerjakan tugas.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran:


1) Guru menjelaskan materi tentang menghitung luas bidang datar.
2) Guru memberikan contoh menghitung luas bidang datar. Contoh
menghitung luas persegi panjang, dan menghitung luas lingkaran.
3) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya bila masih ada
yang belum dipahami.
Pembagian kelompok
1) Guru memberikan tugas kepada para peserta didik secara berkelompok. Setiap
kelompok mengerjakan tugas yang berbeda-beda.
2) Guru membuat kelompok dalam breakout room zoom
3) Guru masuk ke dalam setiap ruang breakout room secara bergantian untuk
mengecek kegiatan peserta didik.

Aktivitas pembelajaran: (dalam ruang breakout room)


1) Peserta didik mengerjakan tugas menghitung luas bidang datar
2) Kelompok satu, peserta didik mencari minimal 5 benda bidang datar yang ada di
lantai (karpet, keramik, Meja makan, meja komputer, meja tamu dll) dan
menghitung luasnya.
3) Kelompok dua, peserta didik mencari minimal 5 benda bidang datar yang ada di
dinding (foto, kalender, pintu, jendela, jam dinding, dll) dan menghitung luasnya.
4) Kelompok tiga, peserta didik mencari benda-benda bidang datar yang ada di teras
rumah (Meja, Pagar, lantai teras, halaman, dll) dan menghitung luasnya.

Penutup: (Siswa Kembali ke ruang utama zoom)


1) Guru menanyakan tentang hasil tugas peserta didik.
2) Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil
kerjanya

80 | PPG Pra Jabatan 2022


3) Guru menanyakan kepada siswa bila ada peserta didik yang belum mengerti untuk
dijelaskan kembali.
4) Guru menutup pelajaran.

c. Contoh Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi


Contoh-contoh pembelajaran berdiferensiasi di kelas atau di sekolah regular sudah
banyak sajian contoh kasus tertuang pada topik-topik di atas. Anda bisa membaca
kembali contoh-contoh kasus pada topik-topik sebelumnya. Dapat Anda temukan tulisan
yang berada di kotak-kotak untuk memudahkan Anda mencari contoh-contohnya
kembali.
Berikut akan disajikan beberapa contoh kasus, seperti kasus di sekolah inklusi, kelas
pembelajaran dengan moda daring, dan sekolah multicultural.
1) Contoh Penerapan Pembelajaran Diferensiasi di Sekolah Inklusi

Bu Lely merupakan seorang guru di sebuah sekolah inklusi. Ia mengajar di


kelas 1 SD dengan jumlah 22 orang siswa. Salah satunya ada siswa dengan
autistic spectrum disorder (ASD), sebut saja namanya adalah Arif, berumur
8 tahun.
Bu Lely menggunakan pendekatan individual approach atau merancang
beberapa strategi yang dibuat khusus untuk Arif. Bu Lely Menyusun Individual
Education Plan (IEP) untuk Arif supaya bisa mengikuti pelajaran.
Ketika pelajaran berlangsung, Arif duduk dekat pada kursi yang telah
disediakan khusus untuknya serta didampingi oleh Bu Ramlah sebagai shadow
teacher yang membantu Bu Lely dalam menjalankan program untuk Arif.
Arif ikut menyimak penjelasan Bu Lely di depan kelas, namun saat Arief
terlihat tidak mengerti dengan penjelasan Bu Lely, maka Bu Ramlah ikut
membantu Arif untuk menjelaskan kepada Arif dengan bahasa dan konsep
yang tersendiri yang dipakai sehari-hari dan dapat dipahami dengan mudah
oleh Arif. Sama halnya ketika Arif terlihat lelah dan tidak konsentrasi dengan
penyampaian materi, maka Bu Ramlah bertugas

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 81
untuk mengajak Arif keluar kelas dan memberikan variasi kegiatan atau
permainan sederhana, hal ini disebut dengan teknik pull-out. Atau dirasa ketika
Arif tidak dapat mengikuti materi, maka Bu Ramlah membantu Bu Lely untuk
memberikan Arif materi yang lain yang sesuai dengan kebutuhan Arif.
Tak jarang teman-teman Arif pun membantu Arif dengan banyak menyapa Arif
dan berinteraksi dengannya, sehingga tutorial teman sebaya pun berjalan juga,
oleh karena itu Arif juga semakin meningkat kemampuan komunikasinya
karena teman-temannya banyak membantu. Tak jarang juga Bu Lely untuk
meminta bantuan teman- teman Arif untuk membantu Arif, tidak hanya Bu
Ramlah yang berperan aktif membantu Arif. Selain itu, rekan guru-guru yang
lain juga tidak pernah lelah juga untuk membantu, menyapa bahkan
berinteraksi dengan Arif setiap kali melihat dan bertemu Arif.
Disisi lain, pemenuhan kebutuhan Arif yang dirasa ketika belajar atensinya
lebih besar jika menggunakan media visual, maka Bu Lely yang dibantu Bu
Ramlah merancang beberapa media yang dapat memenuhi kebutuhan Arif,
diantaranya yaitu:
a) Media for shaping, diginakan Bu Lely dan Bu Ramlah untuk melatih dan
meningkatkan ekspresi verbal dari Arif, sehingga Arif dapat meningkatkan
komunikasi mengenai kehidupannya dengan orang lain yang ada di
sekitarnya.
b) Media for Discrete Trial Training (DTT), dengan bantuan gambar untuk
memudahkan Arif mengerti akan sesuatu. Misalnya seperti ini pemberian
instruksi, prompting atau memberikan bantuan atau dorongan, kemudian
memberikan reward. Media yang digunakan Arif adalah kartu bergambar.
Misalkan ketika Bu Lely meminta semua siswa untuk berdiri karena akan
melakukan suatu aktivitas, kemudian Bu Lely meminta kepada Arif dengan
instruksi “Arif ayo berdiri, ya, begini seperti Bu Lely”, jika Arif tidak
merespon, maka Bu Lely memberikan gambar/kartu instruksi berdiri
(orang dengan gambar berdiri). Jika Arif melakukannya, maka Bu Lely
dan Bu Ramlah memberikan reward berupa pujian kepada Arif, “Hebat,
Pintar”.

82 | PPG Pra Jabatan 2022


c) Media Matching, digunakan oleh bu Lely dan Bu Ramlah untuk. Melatih
Arif mengidentifikasi bentuk yang ada kemudian mencoba untuk mencari
persamaan atau menjodohkan.
d) Media for discriminating training. Teknik ini sebetulnya mirip dengan
media matching, hanya saja lebih banyak gambar yang dipakai, misalnya
untuk mengidentifikasi bentuk, warna, tempat, atau bahkan orang yang
berbeda. Misalnya Arif belajar tentang alat transportasi dan tempatnya.
Ketika pelajaran tematik Bu Ramlah mengajak Arif untuk keluar kelas
karena terlihat lelah sehingga mudah sekali untuk Arif tantrum. Bu Ramlah
membawa sejumlah kartu keluar kelas dan belajar di luar ruangan,
sebelumnya Arif diajak main sebentar. Bu Ramlah meletakan beberapa
gambar didepan Arif, ada gambar stasiun, bandara, dan pelabuhan. Setelah
itu menginstruksikan Arif, “Ini gambar Apa?” Arif menjawab Pesawat. Bu
Ramlah melanjutkan bertanya “Dimanakah pesawat parkir, coba cari
gambarnya?” Kemudian Arif mencari dari tiga gambar tersebut. Jika benar
Bu Ramlah memberikan reward “pintar”, tetapi jika salah Bu Ramlah
memberikan kata-kata punishment, yaitu “tidak”.
e) Media for fading technique. Media ini juga digunakan oleh Bu Lely dan
Bu Ramlah, yaitu berisi kartu bergambar tentang sebuah peraturan-aturan
yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Tujuannya adalah untuk
menurunkan tingkat ketergantungan Arif dan meningkatkan tingkat
kemandirian Arif.

Pada contoh di atas dapat dilihat bahwa Bu Lely Menyusun IEP untuk Arif
dengan bantuan Bu Ramlah merupakan penerapan pembelajaran berdiferensiasi
di sekolah inklusi yang menangani peserta didik yang berkebutuhan khusus.
2) Contoh Penerapan Pembelajaran Diferensiasi dengan Moda Daring Karena
mewabahnya covid 19 belakangan ini tentu membuat sistem pendidikan pun ikut
bertransformasi mengikuti perkembangan zaman. Kalau begitu, Anda tentu sudah
tidak asing lagi dengan pembelajaran daring belakangan ini, bukan? Mari kita simak
contoh pembelajaran daring beserta diferensiasinya:

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 83
Bu Melanial mengajar di kelas 6 SD, Mata pelajaran Tematik IPA dengan tema
“penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungan”. Bu Melanial menggunakan
moda zoom untuk pembelajaran tatap maya.
Sebelum materi dimulai, Bu Melanial menyapa masing-masing siswa dan
selalu mengingatkan mereka supaya kamera tetap menyala, “Hallo Verro apa
kabar? Mana nih wajah gantengnya, belum terlihat di layar?” Demikian Bu
Melanial menyapa siswanya satu persatu.
“Terima kasih Andin, Yara, Ziya, Mawar, Fedrik (menyebutkan semua siswa
yg sudah menyalakan kamera) yang sudah menyalakan kameranya. Terima
kasih juga Verro dan Kay yang baru saja menyalakan kameranya, semoga
kalian semua senang belajar dengan Bu Melanial”.
Setelah semua on camera, Bu Melanial memulai pembelajarannya dengan ice
breaking dengan meminta semua menyalakan microphone juga.
Bu Melanial menyapa kelas dengan sebuah yel-yel, “Kelas 6C
dimana, ya”,
“hai, kami disini”, serempak siswa menjawab
“Apa kabar?”
“Kabar dahsyat, hebat, giat”,
“Siapa yang dahsyat?”
“6C”
“Siapa yang hebat?”
“6C”
“Siapa yang giat?”
“6C”
“Tepuk semangat untuk 6C” kemudian tepuk irama dari siswa pun saling bersautan.
Kemudian Bu Melanial menanyakan perasaan mereka pada saat itu, tujuannya
adalah supaya tahu masing-masing apa yang mereka rasakan. Bu Melanial
menggunakan gambar beragam ekspresi yang di share via zoom. “Bagaimana
perasaan Anda saat ini? Silahkan tulis

84 | PPG Pra Jabatan 2022


nama Anda pada ekspresi gambar yang mewakili”. Bu Melanialpun
mencontohkan, menuliskan namanya pada salah satu gambar tersebut.

sumber: https://id.depositphotos.com/stock-photos/anak-dengan-
banyak-ekspresi.html

“Terima kasih semangatnya pagi ini anak-anak hebat. Kita akan melanjutkan
ke materi kita kali ini, ya, yaitu tentang penyesuaian makhluk hidup dengan
lingkungan”.
Kemudian Bu Melanial memulai dengan sebuah video interaktif dalam
pembelajarannya. Siswanya diminta untuk tetap menyalakan microphonenya
kecuali ketika video sedang diputar, tujuannya adalah agar siswa bisa
berinteraksi secara langsung, sementara video juga bisa terdengar suaranya
ketika mematikan microphone. Selain itu Bu Melanial menggunakan padlet
sebagai papan onlinenya, sehingga siswa bisa tetap berinteraksi dan belajar
dengan senang.
Ditengah pembelajaran Bu Melanial membagi siswa kedalam 3 (tiga)
kelompok untuk mengerjakan tugas, ada berbagai alternatif yang Bu Melanial
buat tugasnya, sehingga mereka bisa memilih tugas yang mana yang akan
dikerjakan oleh kelompok. Bu Melanial menggunakan breakout room untuk
pembagian kelompok, dan sebelumnya Bu Melanial memetakan kebutuhan
siswa terlebih dahulu berdasarkan nilai ulangan harian sebelumnya. Adapun
kategorinya adalah low (69 kebawah), medium (70-87), dan hight (88 ke atas).
Bu Melanial memberikan waktu untuk berdiskusi dan mengerjakan tugas
yang diberikan. Bu Melanial

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 85
mengunjungi ruang break out room setiap kelompok didahului dari grup hight,
karena diasumsikan tidak banyak yang akan dibantu. Kemudian lanjut ke
kelompok medium, dan paling terakhir mengunjungi kelompok low, disanalah
Bu Melanial banyak memberikan bantuan.
Selain moda daring yang Bu Melanial pakai di atas, banyak moda daring yang Bu
Melanial pakai dalam pembelajaran, misalnya menggunakan quiziz, kahoot,
googleform, mentimeter, edpuzzle, dan masih banyak media pembelajaran
online lainnya yang bisa dipakai.

Jelas terlihat pada contoh di atas model pembelajaran diferensiasi yang digunakan ,
yaitu Bu Melanial tidak melakukan pembelajaran hanya satu arah saja, melainkan
melibatkan murid untuk interaktif. Selain itu, Bu Melanial melakukan pemetaan
peserta didik berdasarkan nilai ulangan harian sebelumnya. Selain itu, beragam sajian
tugas dan peserta didik bisa memilih tugas mana yang akan dikerjakan.
3) Contoh Penerapan Pembelajaran Diferensiasi di sekolah Multikultural Perbedaan
pada sekolah multikultural adalah terlihat pada ras,etnis, budaya, latar belakang
keluarga yang kemungkinan dari pernikahan antar negara, dan yang terlihat paling
mencolok adalah perbedaan bahasa yang digunakan oleh guru maupun peserta didik.
Biasanya pada sekolah multicultural, bahasa yang dijadikan pengantar adalah bahasa
inggris sebagai bahasa internasional yang digunakan untuk bahasa utamanya. Akan
tetapi, peserta didik atau pun pengajar sering kali berasal dari negara yang bukan
bahasa inggris sebagai bahasa utamanya.
Karena perbedaan bahasa itulah, sering kali peserta didik yang tidak fasih atau kurang
pandai dalam bahasa inggris mereka tidak mengerti materi yang disampaikan oleh
gurunya. Begitu pula dengan gurunya, karena faktor bahasa kadang menghambat
jalannya pengajaran dan pertukaran informasi antara peserta didik dengan guru.
Berikut Suprayogi et.al (2022) memberikan gambaran pembelajaran berdiferensiasi
di sekolah multicultural:
Perbedaan bahasa tidak menjadikan para pengajar kesulitan dalam melakukan
pembelajaran, melainkan dengan melakukan pembelajaran

86 | PPG Pra Jabatan 2022


berdiferensiasi guru mampu mengatasinya, tentunya dengan menerapkan dan
memperhatikan aspek-aspek penting yang ada, yaitu: konten, proses, produk, dan
lingkungan belajar.
Pada aspek konten, dapat dilihat, pihak sekolah dan pengajar menerapkannya dengan
mempersiapkan dan membuat secara seksama pemetaan-pemetaan kurikulum serta
silabus-silabus yang akan dipakai sebagai pedoman bagi pengajar dalam
menyampaikan materi dan kegiatan bagi peserta didiknya. Persiapan sumber yang
digunakan dan tugas-tugas yang akan diberikan nantinya kepada peserta didik dapat
membantu agar pembelajaran berjalan secara efektif.
Pada aspek proses, pengajar menyiapkan dan menyampaikan program - program yang
dapat membantu peserta didik seperti adanya program teman membaca, pembuatan
portofolio untuk mendokumentasikan karya-karya yang telah peserta didik buat,
sekaligus membantu peserta didik untuk dapat melatih kemampuan pemecahan
masalah mereka secara kreatif.
Pada aspek produk, setelah seluruh peserta didik mendapatkan materi secara
menyeluruh maka selanjutnya mereka dapat menciptakan produk-produk yang
tentunya dilakukan sesuai minat dan bakat masing-masing peserta didik, tentunya
masih dengan tujuan yang sama pada setiap kegiatannya. Masing- masing peserta
didik membuat karya dengan bentuk yang berbeda-beda seperti brosur, poster, komik,
power point, dan juga presentasi secara lisan.
Pada aspek lingkungan belajar, pengajar juga telah menyiapkan peralatan- peralatan
yang mampu mendukung kegiatan dan juga motivasi para peserta didik untuk belajar,
seperti tersedianya perpustakaan mini, pojok baca, inquiry table, hingga reward
chart dalam masing-masing kelas.
Penggunaan asesmen pada peserta didik juga merupakan salah satu penerapan
pembelajaran berdiferensiasi. Adapun penilaian-penilaian yang telah dilakukan
menggunakan formative assessment dan summative assessment tersebut kemudian
dijadikan acuan oleh pengajar sebagai pengelompokkan bagi peserta didik di semester
atau kelas selanjutnya. Selamat! Sampai disini, Anda telah menyelesaikan materi pada
topik 4 tentang Rancangan dan Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi.

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 87
Catatan:
Apakah Anda sudah mengerti dengan penjelasan di atas? Jika sudah mengerti Anda
boleh melanjutkan ke tahap berikutnya. Namun jika belum paham betul, silahkan baca
dan pahami kembali topik 1 dan 2, atau Anda bisa berdiskusi dengan rekan Anda.

C. Ruang Kolaborasi
Anda tentu sudah mempelajari materi di atas tentang rancangan dan implementasi
pembelajaran berdiferensiasi. Sebelum beranjak ke ruang kolaborasi, silahkan
Anda membuat tugas 1 terlebih dahulu di bagian “Demonstrasi
Kontekstual”. Setelah selesai membuat tugas, kembalilah membaca ruang kolaborasi.
Pada ruang kolaborasi ini ada beberapa tahap yang perlu dijalankan dan memerlukan
waktu 3 x pertemuan, yaitu:

1) Ruang Kolaborasi 1 (100 menit):


Mengundang 3 narasumber ekspert dari guru penggerak. (1 narasumber
dari sekolah regular, 1 narasumber dari sekolah inklusi yang memegang
anak berkebutuhan khusus, 1 narasumber dari sekolah multicultural)

Panduan diskusi dengan narasumber ekspert:


1) Kegiatan sharing session dengan narasumber ekspert ini bisa melalui
online atau offline, atau blended learning (mahasiswa hadir secara
offline, sementara narasumber ekspert melalui moda online).
2) Sesi sharing ini dilaksanakan selama satu kali pertemuan full hanya
untuk sesi sharing dengan narasumber ekspert (100 menit).
3) Acara dipandu oleh mahasiswa
4) Sambutan dari dosen untuk membuka kegiatan (5 menit)

88 | PPG Pra Jabatan 2022


5) Masing-masing narasumber ekspert diberi kesempatan untuk sharing
dengan waktu @15 menit (total 45 menit) terkait dengan pengalaman para
narasumber dalam merancang dan mengimplementasikan pembelajaran
berdiferensiasi di sekolahnya masing-masing.
6) Waktu sisanya adalah untuk diskusi dan tanya jawab dengan
narasumber ekspert.
7) Penutup. Serahkan kembali waktu dan tempat kepada dosen

Peran dosen:
1) Menjadi mentor pada saat diskusi berjalan, arahkan jika keluar dari
topik.
2) Setelah selesai diskusi mengingatkan mahasiswa untuk membuat RPP
berdiferensiasi dan akan dibahas, koreksi, serta memberikan masukan
bersama.
3) Pertemuan berikutnya, bahas kembali tentang pengalaman-
pengalaman para narasumber ekspert, kemudian meminta mahasiswa
memasuki ruang kolaborasi 2.

2) Ruang kolaborasi 2
Pada ruang kolaborasi dua ini, mahasiswa diminta untuk saling mengoreksi hasil RPP
yang telah dibuat oleh masing-masing.

Panduan ruang kolaborasi 2 (100 menit):


1) Mahasiswa diminta untuk saling berpasangan
2) Setelah itu saling tukar RPP yang telah mereka buat, kemudian beri
masukan atau saling koreksi masing-masing. (20 menit)
3) Setelah saling koreksi satu dengan yang lain, mahasiswa diminta untuk
saling sharing di kelas, dan dipandu oleh dosen.

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 89
Peran dosen:
1) Menanyakan hasil koreksian pada masing-masing pasangan. Bagaimana
RPP yang telah dibuat? Apa yang perlu diperbaiki?
2) Memberikan masukan juga terkait dengan RPP yang telah dibuat.
3) Menanyakan kepada mahasiswa lain, apakah ada masukan atau tidak
terkait RPP yang telah rekannya buat tersebut.
4) Mengingatkan kepada mahasiswa untuk segera merevisi RPP yang telah
dibuat dan telah mendapat masukan.
5) Mengingatkan kepada mahasiswa bahwa pertemuan berikutnya adalah
tahap implementasi dari RPP yang telah mereka susun.
6) Menawarkan kepada mahasiswa untuk pertemuan berikutnya, siapa yang
akan praktek mengajar dengan RPP pembelajaran berdiferensiasi yang
telah disusun (tentunya yang sudah di revisi). Dipersilahkan untuk lima
orang, sisanya praktek diluar jam pelajaran dengan menyerahkan video
kreatifnya.

3) Ruang Kolaborasi 3
Pada ruang kolaborasi 3 ini adalah simulasi praktek mengajar. Terbagi menjadi
termin, yaitu termin 1 untuk mahasiswa yang praktek langsung diperlukan
kelompok besar atau kolaborasi massal, yaitu melibatkan semua mahasiswa.
Mahasiswa yang sebelumnya sudah siap praktek mengajar di kelas dipersilahkan
untuk simulasi.

Panduan ruang kolaborasi 3:


Term 1: Kolaborasi masal (100 menit)
1) Hanya 5 mahasiswa yang diperkenankan untuk implementasi dengan
kolaborasi massal dikarenakan masalah waktu yang terbatas
2) Mahasiswa yang simulasi mengajar diberikan waktu 15 menit
3) Sisanya adalah waktu untuk memberikan tanggapan baik dari dosen
atau mahasiswa.
Term 2: Kolaborasi kelompok
1) Dilakukan dimana saja dan kapan saja untuk prakteknya

90 | PPG Pra Jabatan 2022


2) Berkelompok terdiri dari 7-8 orang
3) Praktek mengajar divideokan dengan durasi maksimal 15 menit, paling
sedikit 8 menit.
4) Berikan keterangan setiap tahapan video. Dan beri keterangan
dimana letak pembelajaran berdiferensiasinya.
5) Masing-masing bergantian menjadi guru dan peserta didik.

Peran dosen:
1) Pada saat pembuatan kelompok, dosen yang harus memilih
berdasarkan mapping dosen di kelas.
2) Memberikan tanggapan terhadap microteaching mahasiswa di term
1/kolaborasi massal. Dan dianggap sudah menyelesaikan tugas
microteaching.
3) Mengingatkan mahasiswa pada term 2 untuk mengumpulkan tugas
microteaching-nya tepat waktu.
4) Mengingatkan mahasiswa semua untuk menyerahkan RPS
pembelajaran berdiferensiasi tepat waktu pula.

D. Demonstrasi Kontekstual
Pada sesi ini, Anda diminta untuk membuat sebuah RPP. Selain itu Anda juga akan ada
microteaching.
Tugas 1 RPP
Membuat RPP. Pada pembuatan RPP ini Anda bebas memilih pelajaran apa saja dan
jenjang apa saja. Pastikan terlihat bagian mana pembelajaran tersebut berdiferensiasi.
Apakah di bagian konten, proses, produk, dan micro atau
lingkungan pembelajaran. Silahkan bebas memilih dan berkreasi dengan RPP. Mengenai
mata pelajaran, lebih disarankan sesuai dengan bidang studi Anda (nanti) akan Anda
ajar.
Tugas 2 Micro teaching
Melakukan micro teaching. Pada micro teaching ini, mahasiswa mengimplementasikan
dari RPP yang telah dibuatnya yang sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi.
Mahasiswa diberikan kesempatan 5 orang untuk

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 91
implementasikan/mempraktekannya di kelas secara langsung dan dikoreksi oleh dosen
serta teman-teman secara langsung. Sementara sisanya membuat video microteaching
yang dijalankannya. Durasi video minimal 8 menit dan maximal 15 menit.

Bobot Penilaian CPMK 4:


Membuat rancangan pembelajaran (RPP) dan implementasi pembelajaran
berdiferensiasi di kelas (micro teaching)
Tugas ini memiliki bobot penilaian untuk RPP 7% dan Microteaching 8%

Pengumpulan tugas dapat dapat dilampirkan dibawah ini. Sertakan link hasil unggahan
tersebut. Jangan lupa untuk mencantumkan identitas! Selamat mengerjakan tugas!
Peran dosen:
Ingatkan mahasiswa untuk segera mengumpulkan tugas yang diberikan. Melihat tugas
mahasiswa dengan standar tugas mengacu pada kelengkapan informasi sebagai
berikut:
1. RPP dibuat berdiferensiasi pada salah satu aspek atau menggabungkan beberapa
aspek berdiferensiasi

2. Micro teaching mampu memperlihatkan pembelajaran yang berdiferensiasi.

Lampiran pengumpulan tugas 1

Lampiran pengumpulan tugas 2

E. Elaborasi Pemahaman
Pertanyaan Pemantik elaborasi pemahaman:
1. Pada topik ini, bagian mana yang menurut Anda menarik? Mengapa?
2. Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Mengapa?
3. Apa yang membuat Anda penasaran pada topik ini? Mengapa?
4. Berdasarkan penjelasan dari materi diatas, langkah apa yang harus diterapkan untuk
menyusun RPP pembelajaran berdiferensiasi?

92 | PPG Pra Jabatan 2022


Kami yakin, saat ini Anda sudah mulai tercerahkan namun juga mungkin sekaligus
memiliki banyak pertanyaan. Tetaplah semangat, karena semua pertanyaan- pertanyaan
tersebut akan menjadi pemandu dalam perjalanan Anda menuju pemahaman. Silahkan
bertanyalah kepada dosen Anda atau diskusikanlah kembali dengan teman Anda jika
masih belum mengerti paparan konsep teori yang tersaji di atas.

Peran Dosen:
Pada sesi ini peran dosen sangatlah penting.
1. Dosen memberikan feedback dari hasil diskusi dan juga hasil karya mahasiswa
yang telah di upload di lampiran tugas.

2. Dosen akan mencoba membantu mahasiswa mengelaborasi pemahamannya tentang


teori pembelajaran berdiferensiasi. Pertanyaan- pertanyaan yang akan diajukan
oleh mahasiswa tentunya akan bervariasi dan tidak dapat diprediksi, karena akan
sesuai dengan konteks yang dihadapi oleh masing-masing mahasiswa sendiri. Oleh
karena itu, penting bagi instruktur untuk mempelajari berbagai konteks latar
belakang mahasiswa sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.

Peran sesama rekan mahasiswa yang lain:


Memberikan tanggapan dan masukan tentang tugas yang telah dipresentasikan oleh
rekan-rekannya.

F. Koneksi Antarmateri
Pertanyaan pemantik:
1. Pengetahuan baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari topik ini?
2. Bagaimana pengetahuan baru tersebut berkontribusi terhadap pemahaman tentang
implementasi pembelajaran berdiferensiasi?

Setelah Anda memahami materi yang ada, melakukan diskusi dan presentasi, juga
menanyakan hal-hal yang mungkin Anda masih belum mengerti, kini Anda diberi
tantangan lanjut. Pada tantangan ini Anda diminta untuk mengkoneksikan materi

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 93
yang telah dipelajari pada topik ini dengan mencari benang merah dengan matakuliah
lain, atau mungkin dengan dunia realitas yang dihadapi.
Silahkan tuangkan ide Anda dalam sebuah peta konsep! Anda dapat
menuliskannya pada kolom berikut, atau pada link berikut:
Link koneksi antar materi

G. Aksi Nyata
Selamat Anda telah mempelajari teori tentang apa itu perencanaan dan implementasi
pembelajaran berdiferensiasi. Anda boleh berrefleksi tentang apa yang sudah Anda
pelajari dan Anda (akan) lakukan. Semoga pembelajaran tentang topik ini banyak
memberikan efek positif bagi Anda untuk melakukan pembelajaran yang lebih baik lagi.
Refleksi aksi nyata:
1. Apakah Anda puas dengan proses belajar pada topik ini? Mengapa?
2. Ide apa yang Anda dapatkan setelah belajar pada topik ini?
3. Bagaimana caranya supaya Anda dapat merealisasikannya?
4. Apa yang melatarbelakanginya?
5. Apa tujuannya dari kegiatan tersebut?
6. Apa indikator keberhasilannya?
7. Bagaimana langkahnya?

94 | PPG Pra Jabatan 2022


Topik 5. Evaluasi Pada Pembelajaran
Berdiferensiasi

Durasi 2 JP

Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat

1. Mahasiswa mampu mengevaluasi pembelajaran berdiferensiasi.

A. Mulai dari diri


Hallo para mahasiswa hebat! Mari kita lanjutkan kegiatan belajar kita. Bagaimana
perasaan Anda mengikuti pembelajaran ini? Semoga Anda bahagia selalu sehingga dapat
belajar dengan tenang dan mudah untuk mencerna pelajaran. Jangan lupa untuk berdoa
terlebih dahulu sebelum memulai belajar agar diberikan pemahaman yang utuh. Saatnya
Anda memulai beraksi dengan materi yang tak kalah menarik dari materi yang
sebelumnya.
Sebelum kita memulai pelajaran, silahkan Anda baca beberapa pertanyaan pemantik
berikut untuk refleksi diri sebelum memulai belajar.
Pertanyaan pemantik
1. Apa saja yang harus dievaluasi untuk pembelajaran berdiferensiasi?
2. Bagaimana cara Anda memastikan bahwa Anda sudah menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi ?
3. Apa yang harus Anda lakukan untuk memastikan pembelajaran berdiferensiasi
berjalan dengan baik?
Respon pertanyaan pemantik

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 95
Anda tidak perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, namun boleh menuliskan
jawaban dari pertanyaan pemantik tersebut dan menuliskannya sebagai refleksi Anda
sebelum belajar lebih lanjut. Atau jika Anda menggunakan laptop, bisa klik link dibawah
ini untuk mengisi respon pertanyaan pemantik di atas. Respon pertanyaan pemantik
klik disini

B. Eksplorasi Konsep

1. Evaluasi Pembelajaran Berdiferensiasi


Hallo para calon guru hebat.
Untuk memastikan pembelajaran yang dilakukan sudah menerapkan diferensiasi, tentu
kita perlu melakukan evaluasi. Para guru perlu memiliki pedoman untuk melakukan
evaluasi pembelajaran berdiferensiasi. Nah, yang menjadi pertanyaan adalah
“Bagaimana mengevaluasi pembelajaran berdiferensiasi?”
Lebih singkatnya, silahkan Anda gunakan tabel checklist berikut untuk mengecek
kembali apakah RPP atau pembelajaran yang akan dilaksanakan sudah sesuai dengan
kaidah pembelajaran diferensiasi atau belum.
Cek List Evaluasi Pembelajaran Berdiferensiasi

No Keterangan Penjelasan Cheklist

1 Profile siswa

Guru memiliki data profil kemampuan


belajar peserta didik dan menerapkannya
Kemampuan belajar
dalam kegiatan pembelajaran

Guru memiliki data minat belajar peserta


Minat belajar didik dan menerapkannya dalam kegiatan
pembelajaran

Guru memiliki data kesiapan belajar


Kesiapan belajar peserta didik dan menerapkannya dalam
kegiatan pembelajaran

96 | PPG Pra Jabatan 2022


Guru memiliki data modalitas belajar
Modalitas belajar (auditori,
peserta didik dan menerapkannya dalam
visual, kinestetik
kegiatan pembelajaran

2 Diferensiasi Konten

Keragaman sumber informasi (buku teks,


Sumber informasi internet, audio, visual, dan media massa)

Jumlah konten/materi pembelajaran


Jumlah konten
disesuaikan untuk masing-masing peserta
pembelajaran
didik

3 Diferensiasi Proses

Keragaman instruksi/penugasan
Instruksi/penugasan disesuaikan dengan profil belajar peserta
didik

Keragaman instruksi/penugasan
Strategi pembelajaran disesuaikan dengan profil belajar peserta
didik

Pengelompokan Dilakukan pengelompokan siswa

Keragaman aktivitas pembelajaran


Aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan profil belajar siswa

4 Diferensiasi Produk

Pilihan produk akhir Memberikan ragam/pilihan tugas

Penilaian tergantung dari masing-


Penilaian
masing individu

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 97
Diferensiasi Lingkungan
5
Belajar

Tata letak meja/kursi menyesuaikan


Tata letak meja dan kursi dengan kebutuhan dalam pembelajaran

Pencahayaan Pencahayaan ruang memadai

Suhu ruangan Suhu ruangan kelas kondusif

Selamat! Sampai disini, Anda telah menyelesaikan materi pada topik 5 tentang Evaluasi
Pembelajaran Berdiferensiasi.

C. Ruang Kolaborasi
Anda tentu sudah mempelajari materi di atas tentang evaluasi pembelajaran berdiferensiasi.
Saatnya Anda berkolaborasi satu dengan yang lainya.

Panduan Ruang Kolaborasi:


1) Siapkan RPP yang telah saling koreksi di minggu sebelumnya.
2) Silahkan berpasang-pasangan.
3) Koreksilah RPP yang telah dibuat oleh rekan Anda dengan menggunakan
lembar checklist di atas.
4) Jika masih belum ada yang sesuai, mintalah rekan Anda untuk
memperbaikinya kembali.
5) Tidak mesti semua harus terchecklist, jika salah satunya ada, maka rpp yang
dibuat sudah cukup untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi.

Peran dosen:
1) Menjadi mentor pada saat diskusi berjalan, arahkan jika keluar dari topik.

98 | PPG Pra Jabatan 2022


2) Cek masing-masing dari pasangan

D. Demonstrasi Kontekstual
Pada sesi ini, Anda diminta untuk mengevaluasi pembelajaran berdiferensiasi dari RPP
yang telah Anda buat. Gunakanlah lembar checklist di atas. Silahkan kumpulkan lembar
cheklist yang telah diisi, kemudian kumpulkan melalui link berikut:
Link pengumpulan tugas

Bobot Penilaian (CPMK 5):


Membuat evaluasi pembelajaran berdiferensiasi di kelas dengan tabel checklist.
Bobot penilaian 10%

Peran dosen:
Ingatkan mahasiswa untuk segera mengumpulkan tugas yang diberikan.
Melihat tugas mahasiswa dengan standar tugas mengacu pada kelengkapan informasi sebagai
berikut:
1) Kelengkapan checklist
2) Mengumpulkan tepat waktu.

E. Elaborasi Pemahaman
Pertanyaan Pemantik elaborasi pemahaman:

1. Pada topik ini, bagian mana yang menurut Anda menarik? Mengapa?
2. Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Mengapa?
3. Apa yang membuat Anda penasaran pada topik ini? Mengapa?
4. Berdasarkan penjelasan dari materi diatas, evaluasi apa sajakah yang harus
diperhatikan pada 4 (empat) aspek diferensiasi (konten, proses, produk, lingkungan
belajar)?

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 99
Kami yakin, saat ini Anda sudah mulai tercerahkan namun juga mungkin sekaligus
memiliki banyak pertanyaan. Tetaplah semangat, karena semua pertanyaan- pertanyaan
tersebut akan menjadi pemandu dalam perjalanan Anda menuju pemahaman. Silahkan
bertanyalah kepada dosen Anda atau diskusikanlah kembali dengan teman Anda jika
masih belum mengerti paparan konsep teori yang tersaji di atas.

Peran Dosen:
Pada sesi ini peran dosen sangatlah penting.
1) Dosen memberikan feedback dari hasil diskusi dan juga hasil karya
mahasiswa yang telah di upload di lampiran tugas.
2) Dosen akan mencoba membantu mahasiswa mengelaborasi pemahamannya
tentang teori pembelajaran berdiferensiasi. Pertanyaan- pertanyaan yang akan
diajukan oleh mahasiswa tentunya akan bervariasi dan tidak dapat diprediksi,
karena akan sesuai dengan konteks yang dihadapi oleh masing-masing
mahasiswa sendiri. Oleh karena itu, penting bagi dosen untuk mempelajari
berbagai konteks latar belakang mahasiswa sebelum menjawab pertanyaan-
pertanyaan mereka.

F. Koneksi Antarmateri
Pertanyaan pemantik:
1. Pengetahuan baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari topik ini?
2. Apa kontribusi Anda tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi seiring
dengan penambahan pengetahuan tersebut?
3. Ada koneksi apa kaitannya dengan materi yang sekarang Anda pelajari dengan
mata kuliah lain yang Anda pelajari?

Setelah Anda memahami materi yang ada, melakukan diskusi dan presentasi, juga
menanyakan hal-hal yang mungkin Anda masih belum mengerti, kini Anda diberi
tantangan lanjut. Pada tantangan ini Anda diminta untuk mengkoneksikan materi yang
telah dipelajari pada topik ini dengan mencari benang merah dengan matakuliah lain, atau
mungkin dengan dunia realitas yang dihadapi.

100 | PPG Pra Jabatan 2022


Silahkan tuangkan ide Anda dalam dalam bentuk peta konsep. Tulislah pada kolom
berikut ini atau pada link berikut:
Koneksi antar materi

G. Aksi Nyata
Selamat Anda telah mempelajari teori tentang apa itu evaluasi pembelajaran
berdiferensiasi. Topik ini adalah topik terakhir di mata kuliah kali ini. Anda boleh refleksi
tentang apa yang sudah Anda pelajari dan Anda (akan) lakukan. Semoga pembelajaran
tentang topik ini banyak memberikan efek positif bagi Anda untuk melakukan
pembelajaran yang lebih baik lagi.
Refleksi aksi nyata:
1. Apakah Anda puas dengan proses belajar pada topik ini? Mengapa?
2. Ide apa yang Anda dapatkan setelah belajar pada topik ini?
3. Bagaimana caranya supaya Anda dapat merealisasikannya?
4. Apa yang melatarbelakanginya?
5. Apa tujuannya dari kegiatan tersebut?
6. Apa indikator keberhasilannya?
7. Bagaimana langkahnya?

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 101


DAFTAR PUSTAKA

De Grout, Maya., Delanghe Jorin., Suprayogi MN., Rombot Olifia. (2018).


Pedoman untuk Penerapan Diferensiasi di Kelas.

Gardner, Howard. (1993). Multiple Intelligent: The Theory in Practice.


https://id.scribd.com/document/508949858/TEORI-EKOLOGI-
BRONFENBRENNER

Hall, T. E., Meyer, A., & Rose, D. H. (Eds.). (2012). Universal design for learning in
the classroom: Practical applications. Guilford Press.

Hayes, Noirin., O’toole, Leah. Halpenny, Ann Marie. (2017). Introduction


Bronfenbrenner: a guide for practitioner and student in Early Years Education.

Hockett, J. A. (2018). Differentiation Strategies and Examples: Grades 6-12.


ASCD.

Morgan, H. (2014). Maximizing student success with differentiated learning. The


Clearing House: A Journal of Educational Strategies, Issues and Ideas ,
87(1), 34-38.

Spencer-Waterman, S. (2014). Handbook on differentiated instruction for middle &


high schools. Routledge.

Subban, P. (2006). Differentiated instruction: A research basis. International


Education Journal, 7(7), 935–947.
https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ854351.pdf

Suprayogi, MN, et.al., (2022) Penerapan Differentiated Instruction dalam


Pembelajaran

Tomlinson, C. A. (2014). The differentiated classroom: Responding to the needs of


all learners. ASCD.

Tom Linson, CA., (2001). How to Differentiate instruction in mixed-ability classrooms


2nd Ed

102 | PPG Pra Jabatan 2022


LAMPIRAN

Rubrik Penilaian UTS


Excellent (85- Good (75- Average (65- Poor
Soal Indikator
100) 84) 74) (<=64)

Tulisan Tulisan
Mampu menuliskan Tulisan lengkap
Paper keragaman lengkap serta kurang Tulisan
keragaman peserta dan terstruktur
siswa dan ada data yang lengkap dan tidak
didik disertai dengan serta ada data yang
pemenuhan target valid data kurang lengkap
data (60%) valid
kurikulum valid

Tulisan Tulisan
Tulisan lengkap
lengkap serta kurang Tulisan
Tulisan disertai teori dan terstruktur
ada data yang lengkap dan tidak
pendukung (40%) serta ada data yang
valid data kurang lengkap
valid
valid

Rubrik Penilaian UAS


Soal Indikator Excellent (85- Good (75-84) Average Poor
100) (65-74) (<=64)

Mampu menuliskan Tulisan lengkap Tulisan lengkap Tulisan Tulisan


rancangan dan detail serta dan detail kurang tidak
Rancangan pembelajaran memenuhi namun tidak ada lengkap lengkap
pembelajaran dengan lengkapdan unsur unsur dan kurang
berdiferensiasi detail (60%) diferensiasi diferensiasi detail
berdasarkan studi
kasus Tulisan berdasar Tulisan lengkap Tulisan lengkap Tulisan Tulisan
pada studi kasus dan detail serta dan detail kurang tidak
(40%) berdasar pada namun tidak lengkap lengkap
studi kasus berdasar pada dan kurang
studi kasus detail

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 103


Profil Pengembang Modul

Muhamad Nanang Suprayogi, S.Psi, M.Si, Ph.D


Penulis adalah dosen psikologi pendidikan di Bina Nusantara University, Jakarta. Penulis
menamatkan pendidikan doktor di Gent University, Belgia, dengan beasiswa dari
Erasmus Mundus Uni-Eropa. Disertasi yang ditulisnya tentang differentiated
instruction. Penulis juga telah menerbitkan beberapa buku diantaranya berjudul
“Penerapan Differentiated Instruction Dalam Pembelajaran”. Dalam dunia organisasi,
penulis tercatat pernah menjadi Presiden Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Belgia periode
2014-2015, dan Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdhotul Ulama
(PCINU) Belgia perdana 2016- 2017. Penulis juga merupakan pengurus HIMPSI JAYA
bidang riset. Korekspondensi dapat dilakukan melalui: msuprayogi@binus.edu

Ana I’anah, S.Psi, M.Psi


Penulis adalah praktisi pendidikan. Penulis menamatkan pendidikan S1 dan S2 bidang
psikologi pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Penulis
tercatat sebagai wisudawan terbaik baik pada jenjang S1 dan S2. Penulis berpengalaman
dalam menulis Modul “Pembelajaran Berbasis Teknologi” pada Program Kampus
Merdeka di Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora, Universitas Bina Nusantara. Jakarta
Indonesia pada tahun 2021. Penulis juga editor buku berjudul “Penerapan Differentiated
Instruction Dalam Pembelajaran”. Dalam dunia organisasi, penulis tercatat pernah
menjadi Pengurus Cabang Istimewa Nahdhotul Ulama (PCINU) Belgia perdana 2016-
2017, Pengurus KOHATI, dan pengurus HMI Ciputat. Korekspondensi dapat dilakukan
melalui: ana.ida.iha@gmail.com

104 | PPG Pra Jabatan 2022


Back cover

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 105

You might also like