You are on page 1of 3

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Alhamdulillahi robbil alamin washolatu wasalam ala Rosulillah Sholallohu alihi wa salam.Puji syukur ana
panjatkan kepada rob semesta alam yang telah memberikan nikmatnya berupa hidayah Islam dan hidayah
menapaki jalan salaful ummah.
Tulisan ana berikut ini adalah tentang sedikit gambaran peristiwa yang ana alami dari kezholiman
kezholiman yang di perbuat oleh Ustadz Musa bin hadi ( semoga Alloh memperbaiki keadaannya )
terhadap diri ana dan keluarga.Tulisan ini ana buat bukan untuk menjatuhkan beliau dan merendahkan
beliau,juga bukan sebagai ungkitan apa yang telah ana beri bagi Ma’had Tamaamul Minnah dan bagi
dakwah Salafiyyah yang Mulia ini secara umum,tapi tulisan ini ana buat sebagai persaksian alangkah
rusaknya metode tarbiyyah dan dakwah di karawang semenjak urusan dakwah di urus oleh beliau.

Disini ana hendak memaparkan kejadian dari awal mula ana pindah dari Cileungsi ke Karawang.Diawali
dengan adanya kesalahan pada diri ana ketika mukim di Cileungsi sehingga ana pun memilih pindah ke
cikarang dan membawa serta keluarga ana.Singkat cerita,ana pun melakukan safar ke berbagai kota untuk
mencari pondok sebagai langkah untuk memasukan dan memondokan anak ana.Tempat yang ana
singgahi waktu itu adalah Jember dan sempat menginap di Jember selama 2 hari,lalu di teruskan menuju
Ustadz Ayip di Solo,lalu setelah itu ana ke Indramayu menemui Ustadz Muslim,di teruskan lagi ke
Purwakarta.Dan terakhir Karawang lah yang menjadi pilihan terakhir untuk anak anak ana.

Dan masuklah dua Putri ana di Ma’had Tamaamul Minnah,ana juga menceritakan kepada Ustadz Musa
bin Hadi prihal kepindahan diri ana dari Cileungsi dan semua hal yang terjadi pada diri ana dan anak
ana ketika di cileungsi tanpa ada yang ana tutupi sedikitpun.

Suatu hari ana datang ke tempat kediaman Ustadz Musa bin hadi ( sebelum beliau pindah ke komplek
Ma’had ) tepatnya di Perum Karawang jaya.Di sela sela obrolan,beliau bercerita tentang bangunan gedung
banat yang masih mengontrak di komplek Perum Karawang Jaya dan mengutarakan keinginan beliau
untuk memindahkan gedung banat ke area kavling.Dalam obrolan tersebut Ustadz Musa bin Hadi sempat
juga bercerita kepada ana bahwa beliau telah mengutarakan hal tersebut kepada Ustadz Luqman
Baabduh,akan tetapi Ustadz Luqman Baabduh pun tidak bisa membantu untuk merealisasikan keinginan
Ustadz Musa bin Hadi tersebut karena di Jember pun masih membutuhkan dana untuk
pembangunan,kurang lebih seperti itu yang di ucapkan Ustadz Musa bin Hadi kepada ana,juga dalam
obrolan tersebut Ustadz Musa bin Hadi mengatakan yang kurang lebih makna nya “Ustadz Luqman sering
menyebut nama antum dok untuk pembangunan di karawang ini” ( ana berpikiran bahwa Ustadz
Luqman menyuruh Ustadz Musa untuk meminta bantuan ana dalam hal pembangunan tersebut ),dan
akhirnya ana pun menyanggupi dan berusaha untuk membantu pembangunan Ma’had Tamaamul
Minnah,dan walhamdulillah mulailah pembangunan.Pada waktu itu awal mula pembangunan adalah
rumah kediaman Ustadz Musa bin Hadi,karena beliau menyarankan untuk membangun kediaman beliau
dulu supaya bisa mengawasi santri banin yang sudah lebih awal menempati area kavling,juga agar bisa
mengawasi pembangunan gedung banat.

Pernah suatu hari Ustadz Musa bin Hadi menagih bantuan untuk pembangunan gedung banat karena
ana telat membayarkan bantuan tersebut dikarenakan suatu hal (karena donasi bantuan pembangunan
tersebut ana berikan tiap bulan ),dan terbesit rasa kesal ana terhadap beliau karena merasa di tagih ( hal
ini juga di alami oleh ikhwah yang lain ketika dibuka donasi taawun untuk pembangunan gedung
banat.Bagi ikhwah yang belum menyetorkan taawunnya,Ustadz Musa pun menagihnya,seolah olah ada
unsur paksaan dalam taawun tersebut ).Alasan beliau menagihnya karena menurut beliau ana berjanji
membantu pembangunan pondok dengan memberikan bantuan setiap bulannya.

Selanjutnya perlakuan perlakuan Ustadz Musa bin Hadi kepada anak anak ana di Ma’had.

- Tidak menaikan anak ana yang bernama Faiz ke kelas 2 hanya di karenakan Ujian bahasa arabnya
tidak dia isi,padahal nilai pelajaran yang lain bagus bahkan nilai bahasa arab semester sebelumnya
pun bagus sekali,dalam hal ini beliau tidak memberikan kelonggaran dan dispensasinya kepada
anak ana.
- Anak ana yang bernama Aquila tidak di terima di Banat ( setelah lulus dari TK ),dan ana mencoba
untuk meminta kejelasan kepada beliau terkait anak ana yang tidak di terima di banat,setelah ana
bertanya kepada beliau sesaat sebelum sholat isya di masjid,beliau menjawab dengan jawaban
“Kalau antum mau di hargai,maka hargai orang lain”,itu ucapan yang terlontar dari mulut
beliau.Akhirnya ana di panggil ke kantor madrosah yang di situ ada Ustadz Yahya menyaksikan
dan mendengarkan percakapan antara ana dan Ustadz Musa bin Hadi.Lalu ana tanyakan apa point
kesalahan ana sehingga anak ana tidak di terima di banat,kata beliau :
1.Antum tidak kooperatif ( ana sempat bingung tidak kooperatifnya dimana?).
2.Antum terlambat bayar SPP ( padahal ana selalu bayar untuk 3 – 4 bulan kedepan ).
3.Antum terlambat bayar urunan pengeboran air ( kurang lebih nominalnya sekitar750- 800
ribuan dan memang terlambat tapi ana bayar setelah ana di ingatkan di group WA).
4. Antum rapat wali santri beberapa kali tidak datang ( pernah ana di ingatkan akan hal itu tapi
setelah nya ana datang terus ).
5.Mengambil formulir pendaftaran via Akh Mujahid ( salah seorang mudarris ) tidak via panitia
pendaftaran.
Setelah beliau menyebutkan 5 point kesalahan tersebut,lalu ana pun bertanya “Apa karena
kesalahan ana yang seperti ini,lalu anak ana jadi korbannya?” jawaban beliau hanya “ ya
begitulah!”,lalu ana berkata “kalau begitu ana mau hijrah saja dari sini”kata beliau “silahkan”.

Dengan rasa kecewa yang sangat,akhirnya ana mencoba menelpon Ustadz Luqman Baabduh dan
ana sampaikan kepada Ustadz Luqman Baabduh terkait apa yang terjadi pada diri ana dan anak
anak ana.Lalu Ustadz Luqman Baabduh meminta agar point point yang di sampaikan Ustadz Musa
bin Hadi untuk di catat dan di kirimkan via Ustadz Ahmad Alfian.Sempat juga Ustadz Luqman
Baabduh berkata kepada ana “dokter Hasan,tidak semua keputusan Ma’had itu tepat dan
benar,nanti ana akan telepon Ustadz Musa untuk membicarakan masalah ini”.Dan sampai detik
ini ana tidak tahu apa hasil dari pembicaraan Ustadz Luqman Baabduh dan Ustadz Musa bin Hadi
terkait laporan ana ke beliau.
Setelah beberapa hari kepulangan ana dari Umroh,datang lah dua orang utusan Ustadz Musa bin
Hadi yang bernama Salman ( wawan ) dan Abu Asma menyampaikan bahwa hasil keputusan
Ustadz Luqman Baabduh ,anak ana Faiz dan Aquila tidak bisa meneruskan sekolah di Ma’had
Tamaamul Minnah,ana tanya alasannya,kata utusan tersebut karena dulu ketika ana dipanggil ke
kantor madrosah ana sempat bicara hendak Hijrah (pindah ),dan kalau ana pindah maka anak
anak ana pun harus di bawa serta.Selang beberapa hari datang kembali utusan Ustadz Musa bin
Hadi menanyakan akan kepindahan ana.Utusan tersebut berkata “rencana rumah antum setelah
antum pindah bagaimana?”,ana jawab mau ana sewakan.Tapi,utusan Ustadz Musa Itu berkata
“kata Ustadz Musa rumah ini ga boleh antum sewakan atau yang lainnya dok,antum harus jual
rumah ini”,kurang lebih seperti itu ucapan utusan Ustadz Musa bin Hadi tersebut.
Setelah ana di usir dari Ma’had dan rumah ana kosong,dua orang pengurus kavling,Abu ihsan dan
dokter Rudi menaksir harga rumah ana dengan nominal tertentu dan terjuallah rumah ana kepada
salah seorang pengurus Ma’had.

Itulah kronologi kezholiman yang ana rasakan yang juga berdampak kepada keluarga ana,dan hal
hal ini ana sampaikan sebagai gambaran kecil dakwah di karawang,yang tentunya banyak
masyakil lain yang ikhwah karawang alami .Mudah mudahan Alloh memberikan jalan terbaik bagi
dakwah Salafiyyah di karawang dan mudah mudahan hal ini menjadi pertimbangan bagi
Asatidzah untuk segera menuntaskan masalah di karawang agar kezholiman kezholiman yang di
lakukan Ustadz Musa bin Hadi dan para muqolidnya tidak berlanjut.

Al faqir ila maghfiroti robih

Dr.Hasan Sp.OG

You might also like