You are on page 1of 94

1

 Overview Hukum Perbankan termasuk Tindak Pidana


Perbankan
 Aspek Hukum Perjanjian dalam Perkreditan :
Sahnya Perjanjian, Komparisi, Akta, Surat Kuasa,
Analisis Legal Aspek, Hal penting Perjanjian Kredit
 Hukum Badan Usaha :
Subjek Hukum, Legalitas Debitur Individu,Badan Usaha
Non Badan Hukum, Badan Hukum, Analisis Legal Aspek
dokumen debitur Badan Hukum dan deteksi dini
masalah-masalahnya.
 Aspek Hukum Jaminan Kredit Perbankan, Gadai, Fiducia,
Hak Tanggungan, Personal Garansi, Teknis Pengikatan
Agunan, Tindakan Preventif dan Mitigasi Legal Risk
Jaminan, Deteksi Dini Agunan Bermasalah.
 Aspek Hukum Penyelesaian Kredit

2
3
1 UUD 1945

2 UU / PP pengganti UU

3 Peraturan Pemerintah (PP)

4 Peraturan Presiden
Peraturan Daerah Provinsi

5 Peraturan Daerah Peraturan Daerah Kabupaten / Kota

Peraturan Desa

4
EKSTERNAL INTERNAL

UU Anggaran Dasar
(AD)
PERPU Keputusan Dewan Komisaris dan
Direksi
PP

PERPRES / INPRES Keputusan


Direksi
PBI dan SE BI

Peraturan Bapepam-
LK
PerMen

Kep. DirJen
5
UU No. 7 Tahun UU No. 23 UU No. 40 UU No. 8 Tahun UU No. 19
1992 tentang Tahun 1999 Tahun 2007 1995 tentang Tahun 2003
Perbankan tentang BI tentang Pasar Modal tentang Badan
sebagaimana sebagaimana Perseroan Usaha Milik
diubah dengan diubah dengan Terbatas Negara
UU No. 10 UU No. 3 Tahun (BUMN)
Tahun 1998 2004

UU No. 32 UU No. 25 UU No. 11 UU No. 2 Tahun UU No. 16


Tahun 2004 Tahun 1992 Tahun 1992 1992 tentang Tahun 2001
tentang Badan tentang tentang Dana Usaha tentang
Usaha Milik Perkoperasian Pensiun Perasuransian Yayasan,
Daerah , sebagaimana
(BUMD) diubah dengan
UU No. 28
Tahun 2004
UU No. 20 UU No. 21 UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah
Tahun 2008 Tahun 2011 Beserta Benda-benda yang Bekaitan dengan Tanah
tentang UMKM tentang
Otoritas Jasa UU No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pindana Pencucian
Uang. sebagaimana diubah dengan UU No. 25 Tahun 2003
Keuangan

6
 Dasar Hukum Perbankan
Hukum Publik (Hukum Adm. Negara)
1. UU No. 7 tahun 1992 jo.,
2. UU No. 10 tahun 1998 ttg. Perbankan
3. UU No. 23 tahun 1999 jo.,
4. UU No. 3 tahun 2004 tentang BI
5. UU No. 21 Tahun 2011 tentang OJK
6. Peraturan Bank Indonesia (PBI)

7
 Berkaitan dengan hubungan Bank dengan
nasabahnya (Hukum Perdata)
 Kitab Undang Undang Hukum Perdata
(KUH Perdata ; dulu Burgerlijk Wetboek)
 Buku I tentang Orang
 Buku II tentang Benda
 Buku III tentang Perikatan
 Buku IV tentang Pembuktian dan
Daluwarsa

8
 Penghimpunan Dana
 Penyaluran Dana
 Jasa

Dana Bank :
Dana Bank Sendiri
Dana Pihak Ketiga (DPK)

9
Fungsi Bank

Menerima Menyalurkan

 Tabungan
Tabungan • Memberikan Kredit
 Giro
Giro (Bank Umum) • Membeli Surat Berharga
Deposito • Melakukan Penempatan
 Deposito
Bentuk • Melakukan Penyertaan
 Bentuk lain
lain

10
Penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan
Kredit persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga.

Surat pengakuan hutang, wesel, saham,


Surat obligasi, sekuritas kredit, atau setiap
Berharga derivatif dari surat berharga atau
kepentingan lain atau suatu kewajiban dari
penerbit dalam bentuk yang lazim
diperdagangkan dalam pasar modal dan
pasar uang

11
Fungsi

Moneter Pembinaan dan


Pengawasan Bank
Menetapkan Peraturan di
 Menjaga stabilitas •
Bidang Perbankan
moneter • Melakukan Pembinaan dan
Pengawasan terhadap
Perbankan 12
SK DIR BI No. 27/162/KEP/DIR/1995 tentang Kewajiban Penyusunan
1 dan Pelaksanaan Kebijaksanaan Perkreditan Bank bagi Bank Umum

PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas


2 Aktiva Bank Umum, sebagaimana diubah terakhir dengan PBI No.
11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009
PBI No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas Maksimum
3 Pemberian Kredit (BMPK) Bank Umum, sebagaimana diubah dengan
PBI No. 8/13/PBI/2006 tanggal
PBI No. 7/14/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Pembatasan
4 Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank.

5 SK DIR BI No. 23/88/KEP/DIR/1991 tentang Pemberian Garansi oleh


Bank
PBI No. 7/4/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Prinsip Kehati-
6 hatian dalam Aktivitas Sekuritisasi Asset Bank Umum

13
 Bisnis perbankan adalah bisnis berisiko

 Risiko : potensi terjadinya suatu peristiwa


(events) yang dapat menimbulkan kerugian
bank.

 Risiko harus dikelola sehingga bisa


diantisipasi, dicegah, peluang jalan keluar,
solusi

 Pejabat Bank harus memiliki SMR

14
 Manajemen Risiko suatu kewajiban
berdasarkan ketentuan Bank Indonesia (PBI
No. 5/8/PBI/2003 tgl. 19 Mei 2003, tentang
Penerapan Manajemen Risiko di Bank Umum)

 Manajemen Risiko meliputi : risiko kredit,


risiko pasar, risiko operasional, risiko
likuiditas, risiko hukum, risiko strategis,
risiko reputasi dan risiko kepatuhan

15
Legal Risk adalah risiko hukum yang terjadi
sebagai akibat :
 Peraturan yang belum / tidak ada, tidak jelas
atau kabur sehingga ditafsirkan sendiri
padahal belum tentu benar
 Tidak dipenuhinya Syarat Sahnya Perjanjian
 Pengikatan Agunan yang tidak sempurna

16
 Sanksi Pidana,
Penjara, pencabutan hak-hak tertentu

 Sanksi Perdata
Pembayaran denda, ganti rugi, penyitaan asset

 Sanksi Administrasi
Pemberhentian jabatan, pemecatan, teguran

17
Pasal 49 UU Perbankan No. 10 Tahun 1998
 Anggota dewan komisaris, direksi, atau
pegawai bank yang dengan sengaja :
1. Membuat atau menyebabkan adanya
pencatatan palsu dalam pembukuan atau
dalam laporan, maupun dalam dokumen
atau laporan kegiatan usaha, laporan
transaksi atau rekening suatu bank;

18
2. Menghilangkan atau tidak memasukkan
atau menyebabkan tidak dilakukannya
pencatatan dalam pembukuan…….;
3. Mengubah,mengaburkan,menyembunyikan,
menghapus,atau menghilangkan adanya
suatu pencatatan dalam pembukuan….,
atau dengan sengaja mengubah,
mengaburkan, menghilangkan,
menyembunyikan atau merusak catatan
pembukuan tersebut,

19
 Diancam dengan pidana penjara sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun dan paling lama 15
(lima belas) tahun SERTA denda sekurang-
kurangnya Rp 10 M dan paling banyak Rp
200 M

20
Anggota dewan komisaris, direksi atau pegawai bank yang
dengan sengaja :
A. meminta, atau menerima, mengizinkan atau menyetujui
untuk menerima suatu imbalan, komisi, uang tambahan,
pelayanan, uang atau barang berharga untuk keuntungan
pribadinya, atau keluarganya dalam rangka mendapatkan
atau berusaha mendapatkan bagi orang lain dalam
memperoleh uang muka, bank garansi atau fasilitas kredit
dari bank atau dalam rangka pembelian atau pendiskontoan
oleh bank atas surat-surat wesel, surat promes, cek dan
kertas dagang atau bukti kewajiban lainnya ataupun dalam
rangka memberikan persetujuan bagi orang lain untuk
melaksanakan penarikan dana yang melebihi batas
kreditnya pada bank ;

21
B. Tidak melaksanakan langkah-langkah yang
diperlukan untuk memastikan ketaatan bank
terhadap ketentuan dalam undang-undang
ini dan ketentuan peraturan perundang-
undangan lainnya yang berlaku bagi bank,

Diancam dengan pidana penjara sekurang-


kurangnya 3 tahun dan paling lama 8 tahun
SERTA denda Rp 5 M - Rp 100 M

22
1. Syarat Sah Perjanjian
2. Komparisi Perjanjian
3. Akta
4. Surat Kuasa
5. Hal Penting Perjanjian Kredit

23
Syarat Sahnya Perjanjian (Psl.1320
KUHPdt) :
1.Syarat Subyektif
a.Kesepakatan
b.Cakap

2.Syarat Obyektif
a.Hal tertentu
b.Kausa Halal
24
AKIBAT HUKUM TIDAK TERPENUHINYA
SYARAT PERJANJIAN :

1. DAPAT dimintakan pembatalan atau dapat


dibatalkan bila tidak memenuhi syarat Subyektif.

2. BATAL DEMI HUKUM, yaitu : secara yuridis dari


semula tidak ada perjanjian bila tidak dipenuhinya
syarat Obyektif.

25
Komparisi : Bagian dari perjanjian yg menyebutkan pihaks
yg terlibat dalam perjanjian.

Materi dalam komparisi :


• nama ; usia
• pekerjaan/kedudukan dalam masyarakat
• tempat tinggal
• dasar hukum yg memberi kewenangan untuk
bertindak.

26
PENULISAN AKTA PERJANJIAN :

1. Akta Otentik (Notaris/Pejabat berwenang)

2. Akta Di bawah tangan


a. Para pihak saja
b. Waarmerking (Camat/PN/Notaris)
c. Legalisasi (PN/Notaris)

27
1. Akta Otentik/Notariil kekuatan pembuktian SEMPURNA.

2. Akta di bawah tangan para pihak saja kekuatan


nya hanya sebagai PERMULAAN PEMBUKTIAN.

3. Akta di bawah tangan yg di waarmerking, kekuatan-


pembuktiannya terhadap kepastian TANGGAL saja.

4. Akta di bawah tangan yg dilegalisasi, kekuatan


pembuktiannya terhadap TGL, TANDA TANGAN &
ISI AKTA.

28
PENGGOLONGAN HARTA :
 HARTA BAWAAN :
Harta yg diperoleh sebelum perkawinan
(pengikatan tanpa persetujuan suami/istri)
 HARTA BERSAMA (GONO GINI) :
Harta yg diperoleh setelah/dalam masa perkawinan
(pengikatan harus dengan persetujuan suami/istri)

Kecuali :
- Ada Perjanjian Perkawinan atau
- Diperoleh karena warisan, hibah, hadiah.

29
1. HARTA BAWAAN
Penandatanganan akta/perjanjian pengikatan
agunan cukup dilakukan oleh pemilik agunan saja,
tanpa menyertakan suami/istri dari pemilik
agunan.

2. HARTA GONO GINI


Penandatanganan akta/perjanjian pengikatan
agunan dilakukan oleh suami/istri pemilik agunan
(suami/ istri yang namanya tercantum di sertifikat)
Bila suami/istri pemilik agunan berhalangan hadir
harus memberikan surat persetujuan.

30
31
• Subyek Hukum : para pihak yang melakukan
perbuatan/hubungan hukum baik bertindak
sendiri atau mewakili

• Disebut “Pelaku” adalah orang yang mewakili

• Dapat berbentuk Individu (orang) atau Badan


(Badan Hukum/Non Badan Hukum)

• Kriteria Subyek Hukum :


•Cakap
•Memiliki Kewenangan
32
1. Badan Hukum Publik
a. Badan Negara : Pemda / Kecamatan
b. Lembaga Pemerintah : Departemen
2. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
a. Perjan : fokus pada pengabdian masyarakat
b. Perum : fokus pelayanan umum dan laba
c. Persero: fokus laba sebesar-besarnya
3. Badan Hukum Privat
a. Perseroan Terbatas (PT)
b. Koperasi
c. Yayasan

33
1.Persekutuan Perdata
2.Persekutuan Firma
3.Persekutuan Komanditer
4.Perusahaan Dagang/Usaha Dagang
5.PT yang belum disahkan Menkeh

34
SYARAT PENDIRIAN :
1.Terpenuhi syarat sahnya perjanjian (Psl.1320)
2.Tak dilarang Undang-Undang
3.Tak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban
umum
4.Harus merupakan kepentingan bersama
5.Harus ada inbreng (pemasukan dapat berupa uang,
barang, tenaga/keahlian)

35
JENIS :
1.Persekutuan Perdata Umum
diperjanjikan bhw inbreng td.seluruh harta
kekayaan masings sekutu persekutuan dilarang
karena tanpa rincian, menyulitkan pembagian
keuntungan.

2.Persekutuan Perdata Khusus


para sekutu masings memperjanjikan pemasukan
benda ttt atau tenaga kerjanya.

36
• Persekutuan Perdata yang didirikan
dengan nama bersama

• Pendirian dengan Akta Otentik (Notaris)

• Tanggung jawab sekutu : Pribadi untuk


keseluruhan

37
TANGGUNG JAWAB SEKUTU (Psl.18 KUHD)
Pribadi untuk keseluruhan (tiap sekutu bertg.jawab
pribadi pd semua perikatan meskipun dibuat sekutu
lain, termasuk perbuatan melawan hukum) sdg sekutu
yg berbuat melawan hukum dituntut ganti rugi
berdasar Psl.1365/1367 KUHPerdata.

BERAKHIRNYA FIRMA (Psl 31 KUHD)


Dilakukan dengan akta otentik, didaftarkan dan
diumumkan dalam Berita Negara RI.

38
Persekutuan Firma yg punya satu atau beberapa
orang sekutu komanditer (sekutu yg hanya menyerahkan
uang, barang, tenaga sbg pemasukan dalam
CV dan tidak turut campur dalam pengurusan /
penguasaan CV.

2 MACAM SEKUTU :
a. Sekutu kerja (Sekutu Komplementar)
b. Sekutu tidak kerja (Sekutu komanditer)

39
MACAM CV :
1.CV Diam-diam (belum menyatakan dg terang2an)
2.CV Terang2an (telah menyatakan sbg CV kpd
pihak III)
3.CV dg saham (CV terang2an dg modal saham)

PERBEDAAN CV DAN PT :
1.PT tidak ada sekutu kerja
2.Direksi PT dilarang diangkat selamanya

PERSAMAAN PT dan CV dengan saham :


modal terdiri saham/ada fungsi komisaris

40
CIRI-CIRI :
1.Perusahaan dilakukan satu orang
2.Modal satu orang
3.Bentuk tidak resmi

PROSEDUR PENDIRIAN :
1. Akta pendirian notariil
2. Akta pendirian tidak didaftarkan di PN
3. Mengajukan izin usaha pada Pemda

41
Perseroan Terbatas adalah :
BH yg melak.keg usaha dg modal dasar yg seluruh-
nya terbagi dlm sahams, didirikan berdasarkan perj.
Dan sesuai persyaratan yg ditentukan UU.

PT TERBUKA :
melak.penawaran umum sesuai perat.peruu-an di bidang
pasar modal.

PT TERTUTUP :
Perseroan yg saham-nya belum dilak.penawaran umum.

ORGAN PERSEROAN :
RUPS/Direksi/Komisaris

42
RUPS :
1.Pemegang kekuasaan tertinggi dlm PT
2.Pemegang segala kekuasaan PT yg tidak diserahkan
pd Direksi atau komisaris.

DIREKSI :
1.Bertg.jwb. Penuh atas pengurusan PT untuk kepen-
tingan dan tujuan PT.
2.Mewakili PT di dlm/di luar pengadilan sesuai AD

KOMISARIS :
Bertugas melak.pengawasan scr umum dan atau khusus
serta memberikan nasehat kpd direksi.
43
PENDIRIAN PT:
Didirikan oleh 2 orang atau lebih, dg akta
pendirian secara notariil yg berbahasa Indonesia.

JANGKA WAKTU & KEDUDUKAN PT :


Jk.Waktu Pendirian PT tidak terbatas, kecuali
ditentukan dlm AD
Tempat kedudukan PT di wilayah hukum RI

44
TAHAPAN YG HARUS DILALUI PERSEROAN :
1.Membuat akta pendirian Notariil & Bhs.Ind.
2.Pengesahan akta pendirian oleh Menkeh.
3.Mendaftarkan akta pendirian beserta surat
pengesahan Menkeh. dlm daftar perusahaan.
4.Diumumkan dlm Tambahan Berita Neg.RI

Catatan :
PT yang belum disahkan Menkeh berarti belum badan
hukum

45
PERUBAHAN AKTA PENDIRIAN :
Harus mendapat persetujuan Menkeh dan didaftarkan
dlm daftar perusahaan serta diumumkan
bila mencakup :

Nama PT / maksud & tujuan PT / Kegiatan Usaha PT


/jangka waktu / berdirinya PT / Besarnya modal
dasar/pengurangan modal ditempatkan dan disetor /
Status PT Tertutup menjadi Terbuka
atau sebaliknya..

46
TANGGUNG JAWAB DIREKSI
Bertanggung jawab renteng (pribadi) atas segala
perbuatan hukum jika PT tsb belum didaftar dan
diumumkan mkp telah mendapat pengesahan dari
Menkeh.

TANGGUNG JAWAB PEMEGANG SAHAM


1.Pemegang saham tidak bertg jawab scr pribadi
atas perikatan yg dibuat atas nama perseroan.
2.Tidak bertg.jwb atas kerugian melebihi nilai shm.

47
SAHAM PT :
1.Saham atas nama, pemindahan dg akta
2.Saham atas unjuk, pemindahan dg penyerahan

SAHAM YG DAPAT DIGADAIKAN :


Saham atas unjuk, namun jika tidak ditentukan lain
Saham atas nama juga dapat digadaikan.

48
PEMBUBARAN PT :
1.Keputusan RUPS
2.Jangka waktu waktu berakhir
3.Penetapan pengadilan

49
 Akta Pendirian ---- > Notariel
 Akta Pendirian berbahasa Indonesia
 Minimal didirikan 2 orang / badan hukum yang
cakap dan berwenang bertindak dalam hukum
sebagai pendiri
 Nama PT mengikuti aturan
 Setoran modal sesuai ketentuan
 Harus disampaikan kepada Menkeh dalam 60
hari terhitung sejak akta pendirian di tanda tangani
untuk disahkan

50
 Apabila syarat formil ini tidak dipenuhi maka
pendiri perseroan dianggap tidak bermaksud
untuk secara sungguh-sungguh mendirikan PT.
 Pasal 10 ayat (9) UU No. 40 Thn. 2007 : jika
dalam waktu 60 hari terhitung sejak tanggal akta
pendirian ditanda tangani permohonan untuk
pengesahan dan memperoleh status badan
hukum tidak dimajukan kepada Menteri Hukum
dan HAM maka akta pendirian menjadi batal sejak
lewatnya jangka waktu tersebut dan Perseroan yang
belum memperoleh status badan hukum bubar
karena hukum dan pemberesannya dilakukan oleh
pendiri.

51
 Pasal 3 ayat (2) UU No. 40 Tahun 2007,
pertanggungjawaban terbatas pemegang
saham dalam PT tidak berlaku dalam hal :
1. Persyaratan Perseroan sebagai badan hukum
belum atau tidak terpenuhi.
2. Pemegang Saham ybs. baik langsung
maupun tidak langsung dengan itikad buruk
memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan
pribadi

52
3. Pemegang saham ybs. terlibat dalam
perbuatan melawan hukum yang dilakukan
oleh Perseroan ; atau
4. Pemegang saham ybs. baik langsung
maupun tidak langsung secara melawan
hukum menggunakan kekayaan Perseroan,
yang mengakibatkan kekayaan Perseroan
menjadi tidak cukup untuk melunasi utang
Perseroan.

53
 Tindakan direksi Perseroan yang menyimpang dari
maksud dan tujuan Perseroan.
 Tindakan direksi Perseroan yang berada di luar
kewenangan yang diberikan kepadanya
berdasarkan AD.
 Direksi hanya berhak dan berwenang untuk
bertindak atas nama dan untuk kepentingan
perseroan dalam batas-batas yang diijinkan oleh
peraturan peruuan dan AD perseroan.
 Setiap tindakan Direksi di luar kewenangan yang
diberikan tersebut, tidak mengikat perseroan,
kecuali dalam hal diatur lain oleh UU

54
 Direksi perseroan dalam melaksanakan tugasnya harus
:
 1. Bertindak dengan itikad baik
 2. Memperhatikan kepentingan perseroan
 3. Kepengurusan perseroan harus dilakukan
dengan baik, sesuai dengan tugas dan
kewenangan yang diberikan, dengan tingkat
kecermatan yang wajar.
 4. Kidak diperkenankan berada dalam suatu
keadaan yang dapat mengakibatkan kepentingan
dan atau kewajibannya terhadap perseroan
berbenturan dengan kepentingan perseroan
(conflic of interest)

55
1. RUPS mempunyai wewenang yang tidak
diberikan kepada direksi atau dewan komisaris
(Psl 75 (1) UU PT)
2. DIREKSI menjalankan pengurusan perseroan
untuk kepentingan perseroan dan sesuai
dengan maksud dan tujuan perseroan (Ps
92 (1) UU PT) (intra vires act).
3. DIREKSI bertanggung jawab atas pengurusan
perseroan (Psl 97 (1) )

56
• DEWAN KOMISARIS, melakukan
pengawasan atas kebijakan pengurusan,
jalannya pengurusan pada umumnya, baik
mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan,
dan memberi nasehat kepada direksi. Pasal
108 (1) UU PT.
• Pasal 114 ayat (1) UU PT menegaskan
kembali bahwa Dewan Komisaris
bertanggung jawab atas pengawasan
Perseroan.

57
KOPERASI adalah badan usaha yang melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berasas kekeluargaan.
(Pasal 1 UU No.25/1992)

Perhatikan !!
i. Akta Pendirian
ii. Rapat Anggota adl. kekuasaan tertinggi
iii. Setiap pengurus berwenang mewakili
iv. Pengurus bersama/sendiri menanggung kerugian
v. Pengurus bubar diumumkan dlm Berita Negara

58
Badan hukum yg terdiri atas kekayaan dipisahkan untuk
tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan
kemanusiaan.

Yayasan memperoleh status Badan Hukum setelah Akta


Pendirian Yayasan memperoleh pengesahan dari Menkeh
dan HAM. Selanjutnya wajib diumumkan dalam
Tambahan Berita Negara RI
(UU 16/2001 dan UU 28/2004)

Beberapa Bank tidak diperkenankan memberikan


fasilitas kredit kepaada Yayasan, hanya dimungkinkan
diberikan kepada unit usaha Yayasan ybs.
59
PENGGUNAAN SURAT KUASA BERAKHIR, BILA :

1.Pemberi kuasa meninggal dunia


2.Jangka waktu pemberian surat kuasa berakhir
3.Kuasa ditarik kembali/dicabut
4.Ada pemberitahuan penghentian kuasa
5.Pemberi kuasa/penerima kuasa di bwah
pengampuan/dinyatakan pailit.
6.Perbuatan yang dikuasakan telah selesai dilakukan.

60
PERORANGAN / INDIVIDU :
(Nama Pribadi)

PENANDATANGANAN PERJANJIAN KREDIT :


•Debitor suami istri, dilakukan oleh suami istri, atau
•Debitor saja tanpa menyertakan suami/istri

61
BADAN USAHA NON BADAN HUKUM :
(CV ; FA ; UD ; PD ; PO)
PENANDATANGANAN PERJANJIAN KREDIT :
Sesuai dengan Anggaran Dasar masing-masing Badan
Usaha (pada umumnya Direktur Utama dengan
persetujuan Komisaris) DAN seluruh Pengurus secara
pribadi.

(Termasuk belum berbadan hukum adalah PT yang


belum disahkan oleh Menkeh & HAM)

62
BADAN USAHA BERBADAN HUKUM :
(PT ; KOPERASI)

PENANDATANGANAN PERJANJIAN KREDIT :


Sesuai dengan Anggaran Dasar masing-masing
Badan Usaha (pada umumnya Direktur Utama
dengan persetujuan Komisaris).
Bila tidak diatur dengan tegas dalam AD/ART
maka Debitor adalah Seluruh Pengurus.

63
64
 JAMINAN UMUM (Ps.1131 KUHPerdata) :
◦ Meliputi seluruh harta kekayaan baik yang sekarang ada
maupun yang akan ada dikemudian hari menjadi
jaminan bagi utang-utangnya

 JAMINAN KHUSUS :
1.Orang (Penanggungan/Borgtocht)
2.Benda :
a. Bergerak : Gadai / Fiducia
b.Tidak Bergerak : Hak Tanggungan / Hipotik

65
66
◦ Gadai
◦ Fidusia
◦ Hak Tanggungan
◦ Personal Garansi

67
SIFAT GADAI
1.Obyek benda bergerak
2.Hak kebendaan
3.Barang dikuasai pemegang gadai
4.Pemegang gadai berhak menjual sendiri barang yang
digadaikan.
5.Bersifat preferens
6.Accesoir

PROSES TERJADINYA GADAI


Perjanjian Pokok > Perjanjian gadai > Penyerahan benda

68
GADAI
HAPUSNYA GADAI
1.Hapusnya perjanjian pokok
2.Dilepaskan scr sukarela
3.Barang tanggungan hilang atau musnah
4.Pemegang gadai menjadi pemilik atas barang jaminan

HAK PEMEGANG GADAI


1.Menjual dg kekuasaan sendiri (Parate eksekusi)
2.Berhak menahan barang hingga utang lunas (Hak retensi)
3.Berhak mengambil pelunasan atas barang gadai
4…………bersambung

69
4.Berhak minta ganti rugi atas biaya yg dikeluarkan u/ menye
lamatkan barang gadai
5.Berhak menggadaikan lagi barang yang digadaikan
6.Mempunyai hak preferens

KEWAJIBAN PEMEGANG GADAI


1.Bertg.jawab atas hilangnya/kemerosotan benda gadai
2.Harus memberitahu pd yg berhutang jika akan menjual ba-
rang gadai
3.Bertg.jawab atas hasil penjualan benda gadai
4.Mengembalikan barang tanggungan jika hutang lunas

70
GADAI
GADAI UNTUK BENDA BERGERAK YG TIDAK
BERWUJUD :
1.Gadai Deposito berjangka
2.Gadai Sertipikat deposito
3.Gadai Saham

GADAI DEPOSITO BERJANGKA


1.Pembuatan akta gadai (otentik/di bawah tangan)
2.Penyerahan tagihannya dilakukan cessie
3.Harus disetujui/beteken bank yg mengeluarkan bilyet

71
Adalah pengalihan hak kepemilikan atas dasar
kepercayaan dengan ketentuan benda tsb.tetap
dalam penguasaan pemilik.
(UU No.42 Tahun 1999).

OBYEK :
Semua benda bergerak maupun tidak bergerak
yang belum diatur dalam UU lain.

72
SIFAT FEO :
1. Asesoir
2. Kekuatan eksekutorial & Preference
3. Tetap mengikuti benda
4. Wajib di daftarkan

PROSES TERJADINYA FEO


1.Perjanjian kredit debitur dan kreditur
2.Dibuat perjanjian Fidusia secara Notariil
3.Didaftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia
4.Sertipikat Jaminan Fidusia.

73
EKSEKUSI DALAM FEO
1.Kreditur berhak tanpa perantaraan hakim untuk mengambil
barang, namun jika sulit dpt dilakukan sita revindikator
(revindikatoir beslag)
2.Syarat sita revindikatoir (Psl.226 HIR) :
a.Barang bergerak
b.Milik pemohon
c.Diajukan kpd Ketua PN setempat
d.Diperinci tegas jenis dan ciri barang yg disita

74
PENGERTIAN :
 Hak jaminan yang dibebankan pada hak
atas tanah sebagai dimaksud dalam UU
No.5/1960 tentang UUPA, berikut atau
tidak berikut benda lain yang merupakan
satu kesatuan dengan tanah itu, untuk
pelunasan utang tertentu yang memberikan
kedudukan yang diutamakan terhadap
kreditur-kreditur lain (Ps.1 butir 1 UU Hak
Tanggungan)
75
 Hak Milik
 Hak Guna Usaha
 Hak Guna Bangunan
 Hak Pakai atas tanah Negara yg
menurut ketentuan yg berlaku
wajib didaftar & menurut sifatnya
dapat dipindahtangankan.

76
 Tidak dapat dibagi-bagi kecuali jika diperjanjikan
(ps. 2 UUHT)
 Tetap mengikuti obyeknya dlm tangan siapapun
obyek Hak Tanggungan berada
 Dimungkinkan Roya Partial
 Utang yg dapat dijamin dengan Hak Tanggungan :
- utang yg telah ada atau yg telah diperjanjikan
dgn jumlah tertentu.
- utang yg berasal dari satu hubungan hukum atau
satu
utang atau lebih yg berasal dari beberapa
hubungan
hukum.

77
 Dapat dibebani lebih dari 1 HT
 Merupakan Hak yang didahulukan
(Preference)
 Mempunyai kekuatan Eksekutorial

78
Perjanjian Kredit PERJANJIAN POKOK

SKMHT DIBUAT : NOTARIS / PPAT

APHT DIBUAT : PPAT

SHT DITERBITKAN BPN

79
Surat Kuasa Memberikan Hak Tanggungan
Dibuat oleh : Notaris atau Pejabat Pembuat
Akta Tanah (PPAT)
Beberapa persyaratan sbb :
- tidak memuat kuasa utk melakukan perbuatan
hukum lain.
- tidak memuat kuasa substitusi
- mencantumkan secara tegas obyek HT, jumlah
utang, nama & identitas kreditor serta debitor (jika
debitor bukan pemberi HT).

80
Masa berlaku SKMHT :
 1 bulan utk tanah yg sudah terdaftar (sudah
bersertifikat)
 3 bulan utk tanah yg belum bersertifikat.

 S/d hapusnya Perjanjian Pokok (SPMK) bagi


SKMHT yg menjamin jenis usaha kecil a.l.: Kredit
kpd nasabah usaha kecil, KPR, kredit dgn plafon
=< Rp. 50 juta (Kupedes).
(Peraturan Meneg. Agraria No.4/1996)

81
Dibuat oleh : Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
Wajib mencantumkan :
 Nama dan Identitas pemegang & Pemberi HT
 Domisili Para Pihak
 Penunjukan secara tegas utang/utangs yg
dijamin
 Nilai tanggungan
 Uraian yg jelas mengenai obyek HT.

82
 APHT wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan
(Badan Pertanahan Nasional/BPN)
 Paling lambat 7 hari setelah APHT ditanda
tangani, PPAT wajib mengirimkan akta tsb &
warkah lain yg diperlukan ke Kantor Pertanahan.
 HT lahir pd hari tanggal buku tanah HT yaitu hari
ke 7 setelah penerimaan secara lengkap surats
yg diperlukan.(Jika hari ke 7 jatuh pada hari
libur, maka pada hari kerja berikutnya).

83
 Janji yang membatasi kewenangan pemberi
HT untuk : menyewakan obyek HT,
menentukan / mengubah jangka waktu
sewa, dan/atau menerima uang sewa di
muka kecuali atas persetujuan tertulis dr
pemegang HT.
 Janji yg membatasi kewenangan pemberi HT
utk mengubah bentuk atau tata susunan
obyek HT.

84
 Janji yg memberi kewenangan kepada
pemegang HT untuk :
- mengelola obyek HT berdasarkan
penetapan ketua PN tempat obyek HT
bila debitor cidera janji.
- menyelamatkan obyek HT bila
diperlukan utk eksekusi / mencegah
hapus / dibatalkannya Hak Atas Tanah yg
menjadi obyek HT krn tdk dipenuhi /
dilanggarnya ketentuan.

85
 Janji bahwa pemegang HT pertama
mempunyai hak utk menjual dgn kekuasaan
sendiri obyek HT bila debitor cidera janji.
 Janji yg diberikan oleh pemegang HT
pertama utk tidak dibersihkan dr HT.
 Janji bahwa pemberi HT tidak akan
melepaskan haknya atas obyek HT tanpa
persetujuan tertulis lebih dahulu dr
pemegang HT.

86
 Janji bahwa pemegang HT akan memperoleh
seluruh / sebagian ganti rugi yg diterima pemberi
HT untuk pelunasan piutangnya bila obyek HT
dilepaskan haknya oleh pemberi HT atau dicabut
haknya utk kepentingan umum.
 Janji bahwa pemegang HT akan memperoleh
seluruh / sebagian uang asuransi yg diterima
pemberi HT utk pelunasan piutangnya bila obyek
HT diasuransikan.

87
 Janji bahwa pemberi HT akan
mengosongkan obyek HT pada waktu
eksekusi HT.
 Janji bahwa Sertifikat Hak Atas Tanah yg
telah dibubuhi catatan pemberian HT
diserahkan kepada pemegang HT (Jika
tidak diperjanjikan maka akan
dikembalikan kepada pemegang HAT).

88
 Dasar hukum 1820 sd. 1850 KUHPerdata
 Pihak ketiga mengikatkan diri untuk memenuhi
perikatan si berutang manakala tidak
memenuhinya
 Bentuk : Personal/Corporate/Bank Guarantee
 Merupakan Persetujuan dimana pihak III guna
kepentingan Kreditor mengikatkan diri utk
memenuhi kewajiban debitor apabila debitor ybs
wanprestasi.
 Tujuan : utk melindungi kreditor/bank & bersifat
umum (dapat mengakibatkan seluruh hatrta
kekayaan penanggung menjadi jaminan dr utang
debitor ybs).

89
 Hak utk menuntut agar benda2 debitor terlebih dahulu
disita / dijual
 Hak utk membagi utang
 Hak utk mengajukan eksepsi
 Hak utk dibebaskan sbg penanggung dikarenakan salahnya
kreditor

 Hak-hak tsb HAPUS apabila :


- dilepaskan oleh penanggung
- penanggung mengikatkan diri dgn debitor secara
tanggung menanggung
- debitor pailit
- Penanggungan itu diperintahkan oleh hakim

90
PERHATIKAN !!
a. Syarat Penanggung : Cakap &
Kredibilitasnya tinggi
b. Hak istimewa dimiliki penanggung
c. Cara Pengikatan Penanggungan
d. Pelaksanaan eksekusi sangat sulit

91
 Dibuat Perjanjian Pokok (Perjanjian Kredit)
 Dibuat Perjanjian Personal/Corporate
Guarantee (Otentik/di bawah tangan)
 Cantumkan tegas bahwa :
◦ Penanggung melepaskan hak istimewa
◦ Untuk sebagian/seluruh utang (tidak boleh melebihi
utang)

92
 Sifat Umum sehingga tidak
menimbulkan preferensi bagi kreditur
(antisipasi dengan daftar kekayaan
penanggung)
 Penanggung bebas menjual harta
kekayaannya.

93
94

You might also like