Bab 5 Perencanaan Portal

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.
id
Tugas Akhir
Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Perkulihan Tiga Lantai
Bab 5 Perencanaan Portal
BAB 5
PERENCANAAN STRUKTUR PORTAL
5.1 Gambaran Umum

Portal merupakan struktur rangka utama dari gedung yang terdiri atas
komponen-komponen balok dan kolom yang saling bertemu pada titik-titik simpul
(buhul), dan berfungsi sebagai penahan beban dari gedung. Untuk merencanakan
portal yang berkualitas serta bermutu tinggi maka diperlukan ketelitian dalam
penghitungan. Merencanakan portal perlu memperhatikan syarat-syarat dan
ketentuan yang berlaku yang tercantum dalam peraturan gempa maupun peraturan
beton baik menggunakan peraturan yang berstandar nasional maupun internasional.
5.2 Perencanaan Struktur Portal
Gambar 5.1. Perencanaan Struktur Portal
60
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir 61
5.3 Diagram Alir

Metode perencanaan portal tergambar dalam bagan alir dibawah ini:
Mulai
Input data
Data Desain
a) Pebebanan :
• Perencanaan Dimensi
• Denah Pembebanan Tribut Area
b) Bahan :
• b, h, p, d, fy tulangan, fy sengkang, fc’, t, dan s.
Proses hitungan
Hitungan
a) Hitung luas equivalen plat

b) Hitung beban :
• Beban Mati (qD)
• Beban Hidup (qL)
• Beban Ultimate (qU)
c) Analisis momen menggunakan SAP 2000
d) Hitung analisis tampang :
• Daerah lapangan
- Tulangan lentur
- Tulangan geser
• Daerah tumpuan
- Tulangan lentur
- Tulangan geser
Output
Hasil
Gambar kerja :
• Denah
• Potongan
Selesai
Gambar 5.2. Diagram Alir Perencanaan Struktur Portal

Tugas Akhir 62
5.4 Pembebanan
5.4.1 Perencanaan Dimensi

Data yang digunakan untuk hitungan recana portal adalah sebagai berikut :
a. Bentuk rangka portal : Seperti tergambar
b. Model hitungan : SAP 2000 (3 D)
c. Perencanaan dimensi rangka : b (mm) × h (mm)
Dimensi kolom : 550 mm × 550 mm
Dimensi sloof : 250 mm × 400 mm
Dimensi balok anak : 300 mm × 400 mm
Dimensi balok induk : 450 mm × 600 mm
Dimensi ring balok : 450 mm × 600 mm
d. Kedalaman pondasi :2m
e. Mutu beton : fc’ = 30 MPa
f. Mutu baja tulangan : fy = 320 MPa
g. Mutu baja sengkang : fy = 240 MPa
Tugas Akhir 63
5.4.2 Denah Pembebanan Tributari Area
5.4.2.1 Denah Pembebanan Tributari Area Balok Anak dan Portal
Gambar 5.3. Area Pembebanan Balok Anak

Tugas Akhir 64
Gambar 5.4. Area Pembebanan Balok Induk

Tugas Akhir 65
5.4.2.2 Hitungan Luas Equivalen untuk Pelat
Untuk mengubah beban segitiga dan beban trapesium dari pelat menjadi beban
merata pada bagian balok, maka beban plat harus diubah menjadi beban ekuivalen
yang besarnya dapat ditentukan sebagai berikut:
a. Lebar Equivalen Tipe segitiga : Leq = 1/3 Lx,
b. Lebar Equivalen Tipe trapezium :
  Lx  
2
Leq = 1/6 Lx 3 − 4.  

  2.Ly  
o TIPE D
Lx = 3,00 m
1
Leq =3 × Lx
1
= 3 × 3,00
= 1,00
o TIPE E
Lx = 1,50 m
Ly = 4,00 m
2
1 L
Leq =6 × Lx × [3-4 (2Lx ) ]
y
1 1,50 2
=6 × 1,50 × [3-4 (2×4,00) ]
= 0,71 m
Tugas Akhir 66
Tabel 5.1. Hitungan Lebar Ekuivalen Balok Induk
Tipe Balok Lx (m) Ly (m) Leq
A 1,85 4 0,86
B 1,5 4 0,71
C 3,7 1,23
D 3 1,00
E 1,5 4 0,71
F 4 1,33
G 2,25 0,75
H 1,15 4 0,56
I 2,7 0,90
5.4.3 Pembebanan Balok Portal

Pembebanan Balok Induk As C 2-3
Lebar ekuivalen balok induk as C 2-3 dapat dilihat pada Gambar 5.5.
Gambar 5.5. Lebar Ekuivalen Balok Induk As 3 B-D
Perencanaan dimensi balok as 3 B-C

h dipakai = 650 mm, b = 450 m
a) Beban mati (qD)

Berat sendiri = 0,45 x (0,65 - 0,12) x 2400 = 572,4 kg/m
Beban plat = (0,71 + 1,33) x 408 = 835,66 kg/m
Beban Dinding = 0,15 x (4,00-0,65) x 1700 = 854,25 kg/m
qD = 2262,31 kg/m
b) Beban hidup (qL)
Beban hidup digunakan 390,82 kg/m (Koridor Sekolah)
qL = (0,71 + 1,33) x 390,82 = 800,46 kg/m
Tugas Akhir 67
c) Beban berfaktor (qU)

qU = 1,2. qD + 1,6. qL
= 1,2 x 2262,31 + 1,6 x 800,46
= 3995,31 kg/m
Untuk perhitungan selanjutnya menggunakan program MS.EXCEL

Tabel 5.2. Hitungan Pembebanan Balok Induk Memanjang
Tipe Beban Mati Beban Beban
Balok (kg/m) Hidup (kg/m) Ultimate (kg/m)
Induk
8 (A-B, B-C, H-1, I) 1777,14 168,30 2401,85
8 (C-D, D-E, E-E', E'-F, F-

1718,31 140,05 2286,05
G, G-H)
6 (A-B, B-C, H-I, I)+ 2 (A-

1718,31 140,05 2286,05
B, I-J + 1' (E-E', E'-F)
6&2 (C-D, D-E, E-E', E'-F,

2009,96 558,75 3305,95
F-G, G-H)
5 (A-B, B-C, H-I, I) 1970,65 261,22 2782,74
5&3 (C-D, D-E, E-E', E'-F,

F-G, G-H) + 3 (A-B, B-C, 2262,31 800,46 3995,51
H-I, I-J) + 2 (B-C, H)
1' (B-C, H) 1691,59 127,22 2233,47
1'(C-D, D-E, F-G, G-H) 1654,79 109,55 2161,02
1 (A-B, I) 1426,65 0,00 1711,98

Tugas Akhir 68
Tabel 5.3. Hitungan Pembebanan Balok Induk Melintang

Tipe Beban Beban
Beban Mati
Balok Hidup (kg/m) Ultimate (kg/m)
(kg/m)
Induk
A (2-3, 6-7)+ C&H (5-6) 1898,40 195,92 2591,55
A (3-4, 4-5) 1764,40 261,22 2535,24
A(7-8) 1723,60 241,63 2454,93
C&H (1'-1") 1893,60 323,27 2789,54
C&H (1"-2) 2172,40 457,14 3338,31
C&H (2-3,6-7) + E&F (1.-2,

2036,40 781,63 3694,29
2-3,5-6, 6-7, 7-8)
C, E, F, & H (3-4, 4-5) 2308,40 1042,18 4437,56
C&H (7-8) 2131,60 437,55 3258,00
E (1'-1,2') 1934,40 342,86 2869,85
A (1-2) 1220,40 0,00 1464,48

Tugas Akhir 69
5.4.4 Pembebanan Ring Balok
Tipe ring balok terlihat dalam Gambar 5.6.
Gambar 5.6. Tipe Ring Balok
Pembebanan Ring Balk

Perencanaan dimensi ring balok :
h dipakai = 650 mm, b = 450 mm
a) Beban Mati (qD)
Berat sendiri = 0,45 x (0,65 - 0,1) x 2400 = 594 kg/m
Beban plat = (0,71 + 1,33) x 360 = 737,34 kg/m
qD = 1331,34 kg/m
b) Beban hidup (qL)
Beban hidup digunakan 97,96 kg/m
c) Beban berfaktor (qU)
qU = 1,2. qD + 1,6. qL
= 1,2 x 1331,34 + 1,6 x 97,96
= 1918,64 kg/m
Tugas Akhir 70
5.4.5 Pembebanan Sloof

Tipe sloof terlihat dalam Gambar 5.7.
Gambar 5.7. Tipe Sloof
Pembebanan Sloof
Perencanaan dimensi sloof
Dipakai h = 400 mm,
b = 250 mm
Tinggi dinding = 400 – 65 = 335
a) Beban Mati (qD)
Berat sendiri = 0,40 x 0,25 x 2400 = 240 kg/m
Berat dinding = 0,15 x 3,35 x 1700 = 854,25 kg/m
qD = 1094,25 kg/m
b) Beban berfaktor (qU)

qU = 1,2. qD + 1
= 1,2 x 1094,25
= 1313,1 kg/m
Tugas Akhir 71
5.5 Analisis Struktur

5.5.1 Pembebanan pada Struktur Rangka
Pembebanan struktur menggunakan kombinasi 1,6L + 1,2D..
Gambar 5.8. Pembebanan Balok Memanjang
Gambar 5.9. Pembebanan Balok Melintang

Tugas Akhir 72
5.5.2 Gaya Momen pada Struktur Rangka

Momen terbesar pada balok memanjang dan melintang dapat dilihat pada
gambar 5.10 dan 5.11.
24183 kgm -34363 kgm

kgm
Gambar 5.10 Gaya Momen Terbesar Balok Memanjang
- 39630 kgm
34830 kgm
Gambar 5.11. Gaya Momen Terbesar Balok Melintang

Tugas Akhir 73
5.5.3 Gaya Geser pada Struktur Rangka

Gaya geser terbesar pada balok memanjang dan melintang dapat dilihat
pada gambar 5.12 dan 5.13.
Gambar 5.12. Gaya Geser Terbesar Balok Memanjang
Gambar 5.13. Gaya Geser Terbesar Balok Melintang

Tugas Akhir 74
5.5.4 Gaya Aksial pada Struktur Rangka
Gaya aksial pada balok memanjang dan melintang dapat dilihat pada
gambar 5.14 dan 5.15.
Gambar 5.14. Gaya Aksial Terbesar Balok Memanjang
Gambar 5.15. Gaya Aksial Terbesar Balok Melintang

Tugas Akhir 75
5.6 Analisis Penampang
5.6.1 Hitungan Tulangan Balok Portal
5.6.1.1 Hitungan Balok Induk BI-1

Data Perencanaan :
h = 600 mm
b = 450 mm
p = 40 mm
fy = 320 MPa
f’c = 30 MPa
Øt = 22 mm
Øs = 12 mm
d = h - p - ½.Øt - Øs
= 600 – 40 –½.22– 12
= 537 mm
β1 = 0,85 (Untuk f’c ≤ 30 MPa)

0,85𝑓′𝑐 600
b = 𝛽 (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85.30 600
= 0,85 (600+320)= 0,0442
320
max = 0,75b
= 0,75 . 0,0442 = 0,0331

1,4 1,4
 min = 𝑓𝑦 = 320 = 0,0044
1) Daerah Lapangan
a) Tulangan Lentur Balok Induk

Dari hitungan SAP 2000 14 diperoleh :
Mu = 34830 kgm = 34.17.107 Nmm
Mu 34.17.107
Mn = = = 37,97.107 Nmm
𝜑 0,9
Tugas Akhir 76
Mn 37.97.107
Rn = = 2
=2,926 N/mm2
bd 2 450×537
fy 320
m = 0,85f'c = 0,85.30 =12,549
1 2𝑚𝑅𝑛
perlu = 𝑚 (1 − √1 − )
𝑓𝑦
1 2×12,549×2,926
= . (1 − √1 − )= 0,0097
12,549 320
 < max
 > min, digunakan perlu = 0,0097
As = .b.d
= 0,0097. 450. 537 = 2353,07 mm2
Digunakan tulangan D 22 = ¼..(22)2 = 380,13 mm2

2353,07
Jumlah tulangan = = 6,19 ~ 7 buah.
380,13
Kontrol Spasi (dipakai tulangan 1 lapis) :

b - 2p - n𝜑 tulangan - 2𝜑 sengkang
S = n-1
450 - 2 . 40 -7.22 - 2 . 12
= = 32,0 mm > 25 mm (Sesuai)
7−1
Jadi dipakai tulangan 7 D 22 mm (1 Lapis)
2) Daerah Tumpuan
a) Tulangan Lentur Balok Induk

Mu = 39630 kgm = 38,88.107 Nmm
Mu 38,88.107
Mn = = = 43,20.107 Nmm
𝜑 0,9
Mn 43,20.107
Rn = 2
= 450×5372 =3,329 mm2
bd
fy 320
m = 0,85f'c = 0,85.30 =12,549
Tugas Akhir 77
1 2𝑚𝑅𝑛
perlu = 𝑚 (1 − √1 − )
𝑓𝑦
1 2×12,549×3,29
= 12,549 . (1 − √1 − )= 0,0112
320
 < max
 > min, digunakan perlu= 0,0112
As = .b.d
= 0,0112. 450 . 537 = 2703,56 mm2

2760,3
Jumlah tulangan = 380,13 = 7,11 ~ 8 buah.
Kontrol Spasi (dipakai tulangan 1 lapis) :

S = n-1
450 - 2 . 40 -8.22 - 2 . 12
= = 24,3 mm < 25 mm (Tidak Sesuai)
8−1
Dibuat 2 lapis tulangan

S = n-1
450 - 2 . 40 -7.22 - 2 . 12
= = 32,0 mm > 25 mm (Sesuai)
7−1
Karena terdapat 2 lapisan maka (d) berubah, untuk menghitung kekuatan desain apakah
sudah tepat, maka diperlukan analisis tulangan.
Gambar 5.16 Penampang Balok Induk BI-1

Tugas Akhir 78
Analisis Balok sesuai gambar

Data Perencanaan :
h = 600 mm
b = 450 mm
p = 40 mm
fy = 320 MPa
f’c = 30 MPa
Øt = 22 mm
Øs = 12 mm
(𝑑1𝑥 𝐿1+𝑑2 𝑥 𝐿2)
dbaru = (𝐿1+𝐿2)
(537 𝑥 2660,92 + 501 𝑥 380,13)

= (2660,92 + 380,13)
= 532,5 mm
d’ = 63 mm
β1 = 0,85 (Untuk f’c ≤ 30 MPa)

0,85𝑓′𝑐 600
b = 𝛽 (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85.30 600
= 0,85 (600+320)= 0,0442
320
max = 0,75b
= 0,75 . 0,0442 = 0,0331

1,4 1,4
 min = 𝑓𝑦 = 320 = 0,0044
𝐴𝑠
 = 𝑏𝑥𝑑
3041,06
= 450 𝑥 532,5
= 0,0127
Tugas Akhir 79
𝐴𝑠′
’ = 𝑏𝑥𝑑
1520,53
= 450 𝑥 532,5
= 0,0063
 > min (OK)
 - ’ = 0,0127 - 0,0063
= 0,0063
0,85𝛽1 𝑓𝑐′𝑑′ 600
max = (600−𝑓𝑦)
𝑓𝑦.𝑑
0,85 𝑥 0,85𝑥 30 𝑥 60 600

= ( )
320 𝑥 532,5 600−320
= 0,017 >  - ’= 0,0063 (menghitung f’s)
1 0,85𝛽 𝑓𝑐′𝑑′
f’s = 600 𝑥 (1 − (𝜌−𝜌′)𝑓𝑦.𝑑 ) < 𝑓𝑦
0,85 𝑥 0,85 𝑥 30 𝑥 63
= 600 𝑥 (1 − 0,0085 𝑥 320 𝑥 532,5)
= 124,9 MPa
0,85 𝑥 𝑓𝑐′ 600
b’ = 𝛽1 (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85𝑥 30 600
= 0,85 𝑥 (600+𝑓𝑦)
320
= 0,044
′ 𝑥 𝑓′𝑠
min’ = 0,75 𝑥 𝑏 ′ +
𝑓𝑦
0,0063 𝑥 124,9
= 0,75 𝑥 0,044 + 320
= 0,035 >  = 0,0126 (AMAN)

𝐴𝑠.𝑓𝑦−𝐴𝑠′.𝑓𝑠′
a = 0,85𝑓𝑐′𝑏
3041,06 𝑥 320 − 1520,5 𝑥 124,9

= 0,85 𝑥 30 𝑥 450
= 68,24 mm
Tugas Akhir 80
Mn = (𝐴𝑠. 𝑓𝑦 − 𝐴𝑠′𝑓𝑠′)(𝑑 − 𝑎⁄2) + 𝐴𝑠′𝑓𝑠′(𝑑 − 𝑑′)
= (3041,06 x 320 - 1520,5 x 124,9) x ( 532,5 – 68,24/2) + 1520,5 x 124,9 (532,5 – 63)
= 479502814 Nmm > Mu/𝜑 = 431967000 Nmm (AMAN)
b) Tulangan Geser Balok Induk
Vu = 26398,3 Kg = 263983 N
Vc = 1/6.𝜆.√𝑓′𝑐b d = 1/6.1.√30.450.531,5 = 218335,90 N
ØVc = 0,75 . 218335,90 = 163751,93 N
0,5ØVc = 0,5 x 163751,93 = 81875,96 N
3ØVc = 3 . 163751,93 = 491255,79 N
Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3ØVc
: 163751,93 N < 263983 N < 491255,79 N
Perlu tulangan geser
Vs p = Vu- Vc

= 263983 – 163751,93 = 100231,1 N
Vs perlu = Vs perlu/0,75
= 100231,1/0,75 = 133641,43 N
Av = 2 x 0.25 x π x 𝑑2
= 2 x 0,25 x π x 122 = 226,19 mm
𝐴𝑣.𝑓𝑦.𝑑 226,16 x 240 𝑥 531,5

S = 𝑉𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 133641,43
= 215,9 mm
𝑑 531,5
Smax =2= = 265,75 mm; Dipakai s = 200 mm
2
Vs ada = Av.𝑓𝑦.d / s dipakai

= 226,19 . 240. 531,5 / 200
Tugas Akhir 81
= 145759,8 N
CEK = Vs ada > Vs perlu
= 145759,8 > 133641,43 N (OK)
Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 12 – 200 mm
5.6.2 Hitungan Tulangan Kolom
Bidang aksial kolom dapat dilihat pada Gambar 5.17.
Gambar 5.17. Bidang Aksial Kolom

Tugas Akhir 82
Bidang momen kolom dapat dilihat pada Gambar 5.18.
Gambar 5.18. Bidang Momen Kolom
Bidang geser kolom dapat dilihat pada Gambar 5.19.
Gambar 5.19. Bidang Geser Kolom

Tugas Akhir 83
a. Hitungan Tulangan Lentur Kolom
Data perencanaan:
b = 550 mm
h = 550 mm
f’c = 30 MPa
D tulangan = 16 mm
D sengkang = 12 mm
s (tebal selimut) = 40 mm
Tinggi kolom =4m
Pu = 2392,92 kN
Mu = 193,89 kNm
d = h – p – Ø sengkang –½ Ø tulangan utama
= 550 – 40 – 12 – ½ .16
= 490 mm
d’ = h – d = 550 – 490 = 60 mm
𝑀𝑢 193,89 kgm
e = =
𝑃𝑢 2392,92 kg
= 81,027 mm
e min = 0,1.h = 0,1. 550 = 55 mm
600 600
Cb =600+𝑓𝑦 . 𝑑 = 600+320 . 490 = 319,57 mm
ab = β1 x Cb
= 0,85 . 319,57
= 271,63 mm
Pnb = 0,85 × f’c × ab × b
= 0,85 × 30 × 271,63 × 550
= 3809,62 kN
Pn perlu = Pu/0,65 = 3681,42 kN < Pnb = 3809,62 kN
Maka kondisinya adalah keruntuhan Tarik
𝑃𝑛
a = 0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏
Tugas Akhir 84
3681,42 kN
= 0,85 𝑥 30 𝑥 550
= 262,4895105 mm
ℎ 𝑎
𝑃𝑛 (𝑒− + )
2 2
As = 𝑓𝑦 (𝑑−𝑑′ )
3681,42 kN (81,027−275+135,82)
As = 320 (490−60)
As = 1526,43 mm2

1526,43
Jumlah tulangan = = 7,59 ~ 8 buah.
380,13
Jadi digunakan tulangan utama 8 D22
b. Hitungan Tulangan Geser Kolom
Dari hitungan SAP 200014 diperoleh gaya geser terbesar:
Vu = 88,724 kN = 88724 N
Berat kolom = 2400 kg/m
Pu = 2392,92 kN = 2392920 N
Vc =(1 + 0,30.𝑃𝑢
𝐴𝑔
𝑓′𝑐
) √ . 𝑏. 𝑑
6
0,30 x 2392920 30
=(1 + )√ × 550 × 487 = 155598,85 N
550×550 6
Ø Vc = 0,75 × Vc = 116699,1374 N
0,5 ØVc = 58349,57 N
Syarat tulangan geser : Vu <0,5 ØVc
: 88724 N < 58349,57 N
Maka, tidak diperlukan tulangan geser.
S max = d/2 = 487/2
= 243,5 mm ~200 mm
Maka, digunakan sengkang Ø 12 – 200 m
Tugas Akhir 85
5.7 Rekapitulasi Penulangan Struktur Portal
Tabel 5.4 Rekapitulasi Penulangan Sloof, Balok Induk, Balok Atap dan Kolom
Tulangan Tulangan
Dimensi (mm) Tulangan Lentur
Jenis Tipe Geser Pinggang
h b Letak Tumpuan Lapangan
Tulangan Atas 3 D22 + 3D22 2 D22
S-1 400 250 Ø12-200 2Ø12
Tulangan Bawah 2 D22 3 D22 + 1 D22
Sloof
Tulangan Atas 3 D22 2 D22
S-2 400 250 Ø12-200 2Ø12
Tulangan Bawah 2 D22 2 D22
Tulangan Atas 7 D22 + 1 D22 4 D22
BI-1 600 450 Ø12-200 2Ø12
Balok Induk
BI-2 600 450 Ø12-200 2Ø12
Balok Anak BA 400 300 Ø12-200 2Ø12
RBI-1 550 350 Ø12-200 2Ø12
Ring Balk RBI-2 550 350 Ø12-200 2Ø12
RBA 400 300 Ø12-200 2Ø12
Kolom K1 550 550 8 D22 Ø12-200

Bab 5 Perencanaan Portal

Uploaded by

Document Information

Original Title

Copyright

Available Formats

Share this document

Share or Embed Document

Sharing Options

Did you find this document useful?

Is this content inappropriate?

Copyright:

Available Formats

Bab 5 Perencanaan Portal

Uploaded by

Copyright:

Available Formats

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

5.1 Gambaran Umum

Gambar 5.1. Perencanaan Struktur Portal

5.3 Diagram Alir

a) Hitung luas equivalen plat

Gambar 5.2. Diagram Alir Perencanaan Struktur Portal

5.4.1 Perencanaan Dimensi

5.4.2 Denah Pembebanan Tributari Area

5.4.2.1 Denah Pembebanan Tributari Area Balok Anak dan Portal

Gambar 5.3. Area Pembebanan Balok Anak

Gambar 5.4. Area Pembebanan Balok Induk

5.4.2.2 Hitungan Luas Equivalen untuk Pelat

Leq = 1/6 Lx 3 − 4.  

Tabel 5.1. Hitungan Lebar Ekuivalen Balok Induk

Tipe Balok Lx (m) Ly (m) Leq

5.4.3 Pembebanan Balok Portal

Gambar 5.5. Lebar Ekuivalen Balok Induk As 3 B-D

Perencanaan dimensi balok as 3 B-C

a) Beban mati (qD)

c) Beban berfaktor (qU)

Untuk perhitungan selanjutnya menggunakan program MS.EXCEL

8 (A-B, B-C, H-1, I) 1777,14 168,30 2401,85

8 (C-D, D-E, E-E', E'-F, F-

6 (A-B, B-C, H-I, I)+ 2 (A-

6&2 (C-D, D-E, E-E', E'-F,

5 (A-B, B-C, H-I, I) 1970,65 261,22 2782,74

5&3 (C-D, D-E, E-E', E'-F,

1' (B-C, H) 1691,59 127,22 2233,47

1'(C-D, D-E, F-G, G-H) 1654,79 109,55 2161,02

1 (A-B, I) 1426,65 0,00 1711,98

Tabel 5.3. Hitungan Pembebanan Balok Induk Melintang

A (2-3, 6-7)+ C&H (5-6) 1898,40 195,92 2591,55

A (3-4, 4-5) 1764,40 261,22 2535,24

A(7-8) 1723,60 241,63 2454,93

C&H (1'-1") 1893,60 323,27 2789,54

C&H (1"-2) 2172,40 457,14 3338,31

C&H (2-3,6-7) + E&F (1.-2,

C, E, F, & H (3-4, 4-5) 2308,40 1042,18 4437,56

C&H (7-8) 2131,60 437,55 3258,00

E (1'-1,2') 1934,40 342,86 2869,85

A (1-2) 1220,40 0,00 1464,48

5.4.4 Pembebanan Ring Balok

Tipe ring balok terlihat dalam Gambar 5.6.

Gambar 5.6. Tipe Ring Balok

Pembebanan Ring Balk

5.4.5 Pembebanan Sloof

Gambar 5.7. Tipe Sloof

b) Beban berfaktor (qU)

5.5 Analisis Struktur

Gambar 5.8. Pembebanan Balok Memanjang

Gambar 5.9. Pembebanan Balok Melintang

5.5.2 Gaya Momen pada Struktur Rangka

24183 kgm -34363 kgm

Gambar 5.10 Gaya Momen Terbesar Balok Memanjang

Gambar 5.11. Gaya Momen Terbesar Balok Melintang

5.5.3 Gaya Geser pada Struktur Rangka

Gambar 5.12. Gaya Geser Terbesar Balok Memanjang

Gambar 5.13. Gaya Geser Terbesar Balok Melintang

5.5.4 Gaya Aksial pada Struktur Rangka

gambar 5.14 dan 5.15.

Gambar 5.14. Gaya Aksial Terbesar Balok Memanjang

Gambar 5.15. Gaya Aksial Terbesar Balok Melintang

5.6 Analisis Penampang