Professional Documents
Culture Documents
Laporan Polimerisasi - Rifqi Mawardi - 432200071
Laporan Polimerisasi - Rifqi Mawardi - 432200071
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN RESIN UREA FORMALDEHID
(POLIMERISASI)
• ALAT
o Labu Alas Bulat Leher Tiga 750 mL 1 buah
o Pipet Ukur 25 mL 1 buah
o Pipet Ukur 10 mL 1 buah
o Pipet Ukur 1 mL 1 buah
o Gelas Kimia 250 mL 3 buah
o Gelas Kimia 100 mL 1 buah
o Erlenmeyer 250 mL 4 buah
o Erlenmeyer 100 mL 9 buah
o Buret 50 mL 1 buah
o Gelas Ukur 250 mL 1 buah
o Pipet Tetes 2 buah
o Spatula 1 buah
o Kondensor Tutup Labu 1 buah
o Kondensor Spiral 1 buah
o Termometer 1 buah
o Mantel Heat 1 buah
o Motor Pengaduk 1 buah
o Klem Buret 1 buah
o Bulb 1 buah
o Cawan Porselin 2 buah
o Corong Kaca 1 buah
o Stopwatch 1 buah
o Batang Pengaduk 1 buah
o Neraca Analitik 1 buah
o Oven 1 buah
o Hot Plate 1 buah
o Magnetic Stirer 1 buah
o Piknometer 1 buah
• BAHAN
o Formalin (Formaldehid)
o Urea
o Natrium karbonat (Na2CO3)
o Hidroksilamin HCl 10%
o Indikator Bromphenol Blue 1%
o NaOH 0,25 N
o Amoniak (NH3)
o Aquadest
o Kertas pH
o Aluminium Foil
o Es
IV. DASAR TEORI
Polimer adalah zat yang mempunyai massa molekul tinggi (10 3 - 107) dan
biasanya mempunyai unit struktur berulang (monomer) dengan ikatan kovalen
hingga terbentuk molekul besar (polimer).
Polimer juga merupakan salah satu bahan rekayasa bukan logam (non-
metallic material) yang penting. Saat ini bahan polimer telah banyak digunakan
sebagai bahan substitusi untuk logam terutama karena sifat-sifatnya yang
ringan, tahan korosi dan kimia, dan murah, khususnya untuk aplikasi-aplikasi
pada temperature rendah. Hal lain yang banyak menjadi pertimbangan adalah
daya hantar listrik dan panas yang rendah, kemampuan untuk meredam
kebisingan, warna dan tingkat transparansi yang bervariasi, kesesuaian desain
dan manufaktur.
Berdasarkan jenis ikatannya , polimer dibedakan menjadi dua yaitu:
▪ Tahap metilolasi, yaitu adisi formaldehid pada gugus amino dan amida dari
urea, dan menghasilkan metilol urea.
▪ Tahap propagasi, yaitu reaksi kondensasi dari monomer-monomer mono
dan dimetilol urea membentuk rantai polimer yang lurus.
▪ Tahap proses curing yaitu ketika kondensasi tetap berlangsung, polimer
membentuk rangkaian 3 dimensi yang sangat kompleks dan menjadi resin
thermosetting. Resin thermosetting mempunyai sifat tahan terhadap asam,
basa, serta tidak dapat melarut dan meleleh. Temperatur curing dilakukan
pada sekitar temperatur 1400 Celcius dan pH < 5.
UREA
Urea merupakan pupuk nitrogen yang paling mudah dipakai. Zat ini
mengandung nitrogen paling tinggi (46%) di antara semua pupuk padat. Urea
mudah dibuat menjadi pelet atau granul (butiran) dan mudah diangkut dalam
bentuk curah maupun dalam kantong dan tidak mengandung bahaya ledakan.
Zat ini mudah larut didalam air dan tidak mempunyai residu garam sesudah
dipakai untuk tanaman. Kadang-kadang zat ini juga digunakan untuk pemberian
makanan daun. Disamping penggunaannya sebagai pupuk, urea juga digunakan
sebagai tambahan makanan protein untuk hewan pemamah biak, juga dalam
produksi melamin, dalam pembuatan resin, plastik, adhesif, bahan pelapis,
bahan anti ciut, tekstil, dan resin perpindahan ion. Bahan ini merupakan bahan
antara dalam pembuatan amonium sulfat, asam sulfanat, dan ftalosianina
(Austin, 1997).
FORMALIN
1. Katalis
2. Temperatur
Kenaikan temperatur selalu mengakibatkan peningkatan laju suatu reaksi.
Namun, kenaikan temperatur ini dapat mempengaruhi jumlah produk yang
terbentuk, bergantung pada jenis reaksi tersebut (eksoterm atau endoterm).
Oleh karena itu, diperlukan suatu optimasi untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Kenaikan temparatur juga dapat menurunkan berat molekul (Mr)
resin urea-formaldehid. Hal tersebut dikarenakan adanya pembentukan
pusat-pusat aktif yang baru, sehingga memperkecil ukuran molekul resin.
3. Waktu Reaksi
Jumlah dan sifat produk yang dihasilkan dari suatu reaksi juga
dipengaruhi oleh waktu reaksi. Makin lama waktu reaksi, jumlah produk yang
dihasilkan makin banyak akibatnya, resin yang dihasilkan akan berkadar
tinggi dan memiliki Mr tinggi.
V. PROSEDUR KERJA
Pembuatan Resin
Analisis sampel
1. Dipanaskan cawan porselin dalam oven pada suhu 140°C selama 30 menit
kemudian didinginkan dalam desikator selama 5-10 menit. Lalu ditimbang
misal beratnya = G1.
2. Ditimbang 15 dan 20 gram resin sampel dalam cawan porselin tersebut.
Dipanaskan dalam oven pada suhu 140°C selama 2 jam. Didinginkan
dalam desikator selama 5-10 menit lalu ditimbang, misal beratnya = G2.
3. Dipanaskan lagi selama 1,5 jam, lalu didinginkan didalam desikator selama
5-10 menit lalu ditimbang, misalnya beratnya=G3.
pH pH Massa
Volume titrasi sampel+piknometer
3A simplo : 9 simplo :12
50 mL 50.6780 gr
VII. PERHITUNGAN
o Formaldehid
Dik: Volume Formaldehid = 300 mL
Volume amoniak (NH3) = 5% dari berat total campuran
Volume Na2CO3 = 10% dari katalis
Dit: a) massa formaldehid yang digunakan (gram)
b) massa urea yang digunakan (gram)
c) volume katalis amoniak yang digunakan (mL)
d) volume buffer Na2CO3 yang digunakan (mL)
penyelesaian:
a. Formaldehid yang digunakan :
Massa formalin = x V = 1.08 gr/mL = 324 gr
300 𝑚𝐿
Formaldehid yang digunakan = x 324 gr = 111 gr
100 𝑚𝐿
berat amoniak = 5% a
= 5% (499.68 gr)
= 24.984 gr
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑚𝑜𝑛𝑖𝑎𝑘
Volume amoniak = amoniak
24.984 𝑔𝑟
= 0.899 𝑔𝑟/𝑚𝐿
= 27.290 mL
d. Buffer Na2CO3 yang digunakan mL
24.984 𝑔𝑟
berat buffer Na2CO3 = 10%0.899 𝑔𝑟/𝑚𝐿 x berat amoniak
= 10% × 24,984 gr
= 2,4984 gr
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑢𝑓𝑓𝑒𝑟
V buffer = amoniak
2,4984 𝑔𝑟
= 1,25 𝑔𝑟/𝑚𝐿
= 1,9987 mL
o Penentuan berat jenis (densitas) resin
Dik ; Berat piknometer kosong = 22.0967 gr
Berat piknometer + air = 46.6437176 gr
Berat air = 24.6456 ml
Densitas air pada suhu 28°C= 0.996 gr/ml
Dit ; Densitas resin . . . ?
Penyelesaian
▪ Sampel 2
Massa sampel + massa piknometer = 50.8502 gr
Massa sampel = 50.8502 gr – massa piknometer
= 50.8502 gr - 22.0967 gr
= 28.7535 gr
𝑚 28.7585 𝑔𝑟
= = 24.6456 𝑚𝐿 = 1.167 gr/mL
𝑣
▪ Sampel 2A
Massa sampel + massa piknometer = 50.7837 gr
Massa sampel = 50.7837 gr – massa piknometer
= 50.7837 gr – 22.0967 gr
= 28.687 gr
𝑚 28.687 𝑔𝑟
= = 24.6456 𝑚𝐿 = 1.164 gr/mL
𝑣
▪ Sampel 2B
Massa sampel + massa piknometer = 50.7758 gr
Massa sampel = 50.7758 gr – massa piknometer
= 50.7758 gr – 22.0967 gr
= 28.6791 gr
𝑚 28.6271 𝑔𝑟
= = 24.6456 𝑚𝐿 = 1.163 gr/mL
𝑣
▪ Sampel 2C
Massa sampel + massa piknometer = 50.7258 gr
Massa sampel = 50.7258 gr – massa piknometer
= 50.7258 gr – 22.0967 gr
= 28.6291 gr
𝑚 28.6291 𝑔𝑟
= = 24.6456 𝑚𝐿 = 1.161 gr/mL
𝑣
▪ Sampel 2D
Massa sampel + massa piknometer = 50.6677 gr
Massa sampel = 50.6677 gr – massa piknometer
= 50.6677 gr – 22.0967 gr
= 28.571 gr
𝑚 28.571 𝑔𝑟
= = 24.6456 𝑚𝐿 = 1.15927 gr/mL
𝑣
▪ Sampel 3A
Massa sampel + massa piknometer = 50.6780 gr
Massa sampel = 50.6780 gr – massa piknometer
= 50.6780 gr – 22.0967 gr
= 28.5813 gr
𝑚 28.5813 𝑔𝑟
= = 24.6456 𝑚𝐿 = 1.15969 gr/mL
𝑣
▪ Sampel 3B
Massa sampel + massa piknometer = 50.6731 gr
Massa sampel = 50.6731 gr – massa piknometer
= 50.6731 gr – 22.0967 gr
= 28.5764 gr
𝑚 28.5764 𝑔𝑟
= = 24.6456 𝑚𝐿 = 1.15949 gr/Ml
𝑣
𝐺3−𝐺1
% resin = x 100%
𝑔𝑟 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛
66.1217 𝑔𝑟−59.2668 𝑔𝑟
= x 100%
15.0984 𝑔𝑟
6.8549 𝑔𝑟
= 15.0984 𝑔𝑟 x 100%
= 0.454 x 100%
= 45.4%
o Penentuan kadar resin 2
bobot kosong cawan porselin (G1) = 69.0414 gr
Resin A = 20.0037 gr
G2 = 79.0880 gr
G3 = 78.2998 gr
𝐺3−𝐺1
% resin = x 100%
𝑔𝑟 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛
78.2998 𝑔𝑟−69.0414 𝑔𝑟
= x 100%
20.0037 𝑔𝑟
9.2578 𝑔𝑟
= 20.0037 𝑔𝑟 x 100%
= 0.4628 x 100%
= 46.28%
VIII. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini yang pertama dilakukan adalah membuat larutan urea-
formaldehid. Pada praktikum ini digunakan proses batch, yaitu dengan
mereaksikan formalin dengan penambahan amoniak (NH3) sebagai katalis dan
natrium karbonat (Na2CO3) sebagai buffer agent dengan menggunakan motor
pengaduk. Katalis ini berfungsi mempercepat laju reaksi tanpa ikut bereaksi.
Artinya katalis dapat mempercepat reaksi, ikut aktif dalam reaksi tetapi tidak
ikut tergabung di dalam produk. Untuk proses ini digunakan katalis NH3 atau
amoniak yang dapat menurunkan energi aktivasi dengan menyerap panas
pada saat tahap curing. Fungsinya adalah untuk mengatur penguapan agar
tidak gosong. Energi aktivasi adalah energi minimum yang dibutuhkan agar
molekul-molekul yang di dalam larutan bertumbukan, sehingga reaksi menjadi
cepat. Sedangkan buffer berfungsi untuk menjaga baik dari pH maupun suhu
reaksi agar tidak berubah tiba-tiba secara drastis.
Setelah itu, dilakukan pemanasan sampai suhu 900C pada saat terjadi
refluks untuk mempercepat reaksi. Reaksi terjadi dalam labu leher tiga yang
disambungkan ke thermometer dan kondensor. Labu berleher ini ditempatkan
dalam penangas minyak atau air. Kondensor berfungsi untuk mengembunkan
air yang menguap selama proses pemanasan sehingga diperoleh uap destilat
dan larutan campuran selama proses polimerisasi. Hal ini dimaksudkan
mempercepat tercapainya kesetimbangan reaksi. Larutan campuran adalah
larutan yang masih tertinggal di dalam labu leher tiga yang telah mengalami
proses penguapan sehingga kandungan air yang berada dalam resin urea-
formaldehid berkurang. Larutan tersebut juga harus sambil diaduk sehingga
larutan tetap homogen selama pemanasan.
• Rangakian Alat
• Sampel
• Kadar Resin