Kegiatan pengendalian mutu mencakup kegiatan menginterpretasikan dan mengimplementasikan rencana mutu. Rangkaian kegiatan ini terdiri dari pengujian pada saat sebelum dan sesudah proses produksi yang dimaksudkan untuk memastikan kesesuaian produk terhadap persyaratan mutu. Kegiatan pengendalian mutu suatu industri pangan mencakup mutu yang dimonitor sejak dari tahapan yang melibatkan bahan mentah hingga produk akhir. Pengendalian mutu pada dasarnya adalah menganalisa dan mengenali penyebab keragaman produk dan kemudian melakukan tindakan perbaikan terhadap proses produksi agar dicapai produk yang bermutu baik dan seragam. Konsep pengendalian mutu tercipta untuk mengatasi penyimpangan mutu pada produk sehingga tetap dapat menghasilkan komoditas dengan kualitas atau mutu yang kompetitif baik dipasar lokal atau global. Tujuan umum dari pengendalian mutu adalah menjaga standar mutu yang telah ditetapkan bahkan dapat terus mengembangkan mutu yang unggul. Maksud dan tujuan proses pengendalian mutu yaitu: 1. Mengendali dan memonitor terjadinya penyimpangan mutu produk. 2. Memberikan peringatan dini sehingga dapat dicegah terjadinya penyimpangan mutu produk lebih lanjut. 3. Memberi petunjuk waktu yang tepat perlunya segera dilakukan tindakan koreksi untuk meluruskan proses yang menyimpang. 4. Mengenali penyebab keragaman atau penyimpangan produk. Mengacu Kadarisman (1994), sesuai dengan standar ISO 9000, maka kegiatan pengendalian memiliki fungsi antara lain: 1. Membantu dalam membangun pengendalian mutu pada berbagai titik dalam proses produksi. 2. Memelihara dan mengkalibrasi peralatan pengendalian proses. 3. Meneliti cacat yang terjadi dan membantu memecahkan masalah mutu selama produksi. 4. Melaksanakan pengendalian mutu terhadap bahan yang diterima. 5. Mengoperasikan laboratorium uji untuk melaksanakan uji dan analisa. 6. Mengorganisasikan inspeksi pada setiap tahap proses dan spot checks bilamana diperlukan. 7. Melaksanakan inspeksi akhir untuk menilai mutu produk akhir dan efektivitas pengukuran pengendalian mutu. 8. Memeriksa mutu kemasan untuk memastikan produk mampu menahan dampak transportasi dan penyimpanan. 9. Melakukan uji untuk mengukur dan menganalisa produk yang diterima akibat tuntutan konsumen. 10. Memberikan umpan balik data cacat dan tuntutan konsumen kepada bagian rekayasa mutu. Untuk melakukan suatu proses pengendalian mutu tidak harus mengubah atau menambah teknologi yang sudah ada. Diusahakan tidak mengubah teknologi yang ada dan biaya produksi yang stabil tetapi mutu produk harus terus meningkat karena akan berimplikasi langsung dengan laba usaha. Untuk mengemban citra mutu biasanya suatu perusahaan menempuh suatu kebijaksanaan pengendalian mutu. Dikenal ada tiga macam kebijaksanaan pengendalian mutu yaitu: 1. Bagian khusus pengendalian mutu 2. Kerjasama tiga bagian : pemasaran, produksi dan pengendalian mutu. 3. Sistem mutu pengendalian mutu total atau disebut pula sistem kendali mutu. Kegiatan pengendalian kualitas diarahkan pada perolehan produk yang sesuai dengan standar kualitas yang diinginkan dengan melibatkan elemen- elemen pengendalian kualitas yang terdiri dari : 1. Objek Pengendalian Pemeriksaan atas mutu produk yang dilakukan dalam pelaksanaan produksi pada industri manufaktur umumnya dapat di bagi kedalam tiga tingkatan : a. Pemeriksaan atas kualitas bahan baku. b. Pemeriksaan atas kualitas produk dalam proses. c. Pemeriksaan atas kualitas produk jadi. Pada tahap pertama, pemeriksaan atas kualitas bahan baku yang datang ke pabrik untuk menentukan apakah bahan baku yang di peroleh dari pemasok memenuhi persyaratan/ standar yang di inginkan. Pemeriksaan bahan baku juga di lakukan pada saat bahan baku memasukii proses produksi. Pemeriksaan ini di lakukan dengan maksud untuk menjamin mutu produk yang akan dihasilkan tidak menyimpang dari standar produksi. 2. Manusia/ Pekerja Manusia adalah salah satu faktor yang penting dalam melaksanakan pemeriksaan, baik pada tahap pemeriksaan bahan baku, produk dalam proses, maupun produk jadi. Pemeriksaan yang di lakukan dapat terdiri dari beberapa jenis pemeriksaan misalnya terhadap dimensi, pemeriksaan terhadap sifat tampak, dan lain sebagainya. Masing- masing pemeriksaan ini membutuhkan pemeriksaan yang dapat melakukan dengan baik. 3. Peralatan Pemeriksaan mutu, baik pada bahan baku, produk dalam proses, maupun produk jadi, pada pelaksanaan dapat di bedakan sebagai berikut : a. Pemeriksaan visual yaitu pemeriksaan yang di lakukan dengan penglihatan mata. b. Pemeriksaan yang di lakukan dengan bantuan alat ukur atau instrumentasi lain
4. Tenaga Kerja 5. Ditinjau dari segi tempat pelaksanaan pengendalian kualitas dapat dibedakan sebagai berikut: a. Inspeksi di tempat kerja. b. Inspeksi di laboratorium.
Inspeksi di tempat kerja yaitu dengan melakukan pengamatan/ pemeriksaan
pada waktu- waktu tertentu yang ditetapkan baik terhadap produk/ barang maupun terhadap peralatan produksi. Sedangkan inspeksi di laboratorium adalah dengan melakukan pemeriksaan terhadap sampel produk/ bahan dengan menggunakan berbagai metode oleh beberapa tenaga kerja/ analisis yang terpusat pada laboratorium.
5. Teknik/ Metode
Dalam melaksanakan pengendalian mutu, dibutuhkan teknik yang dapat
digunakan sebagai berikut :
a. Mengukur bahan baku.
Mengambil keputusan dalam menentukan bahan baku atau produk yang di
periksa. c. Mengawasi pelaksanaan suatu proses.
d. Mengambil keputusan dalam menentukan jumlah sampel pemeriksaan.
6. Komunikasi Informasi
Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi tertentu dari suatu
sumber informasi kesuatu tujuan. Dalam pelaksanaanya, komunikasi berlangsung secara formal maupun non formal. Segala sesuatu yang di peroleh dari hasil pengujian kualitas, yang perlu segera di informasikan kepada bagian yang memerlukan secara jelas dan segera.