You are on page 1of 42

PROFIL PUSKESMAS BAGANSIAPIAPI

KECAMATAN BANGKO

TAHUN
2022
UPT PUSKESMAS BAGANSIAPIAPI
Jl. Jambu No. 22 Telp. 082188630878

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmatNya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan “Profil
Kesehatan Puskesmas Bagansiapiapi” tahun 2018. Dimana dalam profil ini memuat
berbagai informasi mengenai data dan cakupan Pelayanan Kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Bagansiapiapi selama tahun 2018 yang diperoleh dari seluruh laporan
program kesehatan yang telah dilaksanakan.
Dalam menyelesaikan Profil Kesehatan ini , kami telah mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu memberikan data dan informasi serta
bantuan kepada kami.
Kami berharap Profil Kesehatan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan kami
mohon kritik, saran dan masukan agar kedepannya kami dapat menyusun Profil
Kesehatan yang lebih baik lagi.

Bagansiapiapi, 01 Febbruari 2022


Kepala UPT Puskesmas Bagansiapiapi

dr. ROMY CAHYADI


NIP. 19870518 201412 1 001

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ................................................................. 1
I.2 Sistematika Penyajian ....................................................... 2
BAB II GAMBARAN UMUM............................................................... 3
II.1 GAMBARAN UMUM PENDUDUK .................................... 3
II.1.1 Luas Wilayah .......................................................... 3
II.1.2 Kependudukan ....................................................... 3
II.1.2.1 Jumlah Penduduk ........................................ 3
II.1.2.2 Kepadatan Penduduk .................................. 3
II.1.2.3 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin 4
II.1.2.4 Tingkat Pendidikan ...................................... 4
II.2 VISI DAN MISI.................................................................. 5
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN ......................................... 6
III.1 MORTALITAS ................................................................. 6
III.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB) .................................. 6
III.1.2 Angka Kematian Balita (AKABA) ........................... 6
III.1.3 Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) ...................... 6
III.1.4 Angka Kematian Kasar (AKK) ............................... 6
III.1.5 Umur Harapan Hidup (Eo) ..................................... 7
III.1.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM).................... 7
III. 2 MORBIDITAS ................................................................. 7
III.2.1 Angka Kesakitan Penyakit Menular ....................... 7
III.2.1.1 Malaria ........................................................ 7
III.2.1.2 Diare ........................................................... 7
III.2.1.3 TBC Paru .................................................... 8
III.2.1.4 Kusta .......................................................... 8
III.2.2 Pola Penyakit ......................................................... 9
III.2.2.1 Pola Penyakit Rawat Jalan Puskesmas...... 10
III.2.3 Status Gizi ............................................................. 11
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN ............................................. 12
IV.1 LAYANAN KESEHATAN .................................................... 12
IV.1.1 UPAYA KESEHATAN ESENSIAL................................ 12
IV.1.1.1 Pelayanan Promosi Kesehatan Termasuk UKS . 12
IV.1.1.2 Pelayanan Kesehatan Lingkungan ..................... 14
IV.1.1.3 Pelayanan KIA-KB.............................................. 16
IV.1.1.4 Pelayanan Gizi ................................................... 21
IV.1.1.5 Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 25
IV.1.1.4 Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

ii
(Perkesmas) ....................................................... 29
IV.1.2 UPAYA KESEHATAN NON ESENSIAL ....................... 29
IV.1.2.1 Pelayanan Kesehatan Jiwa ................................ 29
IV.1.2.2 Pelayanan Kesehatan Olahraga ........................ 29
IV.1.2.3 Pelayanan Kesehatan Lansia ............................. 29
IV.1.2.4 Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat ............. 30
IV.1.3 UPAYA KESEHATAN PERORANGAN ........................ 31
IV.1.3.1 Pelayanan Pemeriksaan Umum ......................... 31
IV.1.3.2 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut ................ 31
IV.1.3.3 Pelayanan KIA yang Bersifat UKP ..................... 32
IV.1.3.4 Pelayanan MTBS ............................................... 34
IV.2 AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN .............. 34
IV.2.1 Cakupan Jaminan Kesehatan ...................................... 34
IV.2.2 Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana
Pelayanan Kesehatan ................................................... 34
IV.3 PERILAKU HIDUP MASYARAKAT .................................... 34
IV.4 KEADAAN LINGKUNGAN ................................................. 35
IV.4.1 Rumah Sehat ............................................................... 35
IV.4.2 Penggunaan Jenis Air Bersih dan Sumber Air Minum . 35
IV.4.2 Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan
(TUPM) Sehat ............................................................... 35
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN ................................ 36
V.1 SARANA KESEHATAN ....................................................... 36
V.1.1 Sarana Pelayanan Kesehatan ...................................... 36
V.1.2 Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) ......... 36
V.2 TENAGA KESEHATAN ....................................................... 37
V.3 ANGGARAN KESEHATAN ................................................. 37
BAB VI KESIMPULAN ........................................................................ 38
LAMPIRAN

iii
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
berperan sebagai ujung tombak terdepan dalam menyelenggarakan upaya kesehatan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal dan bertanggung jawab
terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Profil Kesehatan Puskesmas Bagansiapiapi menyajikan berbagai informasi
kesehatan secara menyeluruh di wilayah Puskesmas Bagansiapiapi tahun 2022,
khususnya cakupan pelayanan kesehatan sebagai dasar evaluasi tahunan dan
pemantauan kinerja petugas yang terkait dengan pencapaian Indikator Kabupaten /
Kota Sehat serta hasil pemantauan kinerja pelayanan kesehatan dari indikator Standar
Pelayanan Minimal bidang kesehatan.
Puskesmas juga melaksanakan upaya-upaya kesehatan berupa promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanaknan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Dengan upaya tersebut diharapkan terwujud tujuan pembangunan
kesehatan dengan tercapainya kesadaran , kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Dengan adanya penyusunan profil kesehatan di Puskesmas Bagansiapiapi
diharapkan dapat tersedianya data / informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai
kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara
berhasil guna dan berdaya guna sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengambil
kebijakan dan keputusan.

I.2 SISTEMATIKA PENYAJIAN


Sistematika penyajian Profil Kesehatan Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
sebagai berikut ;
Bab I : Pendahuluan
Bab ini secara ringkas menjelaskan maksud dan tujuan disusunnya
Profil Kesehatan dan uraian secara ringkas isi dari Profil Kesehatan
Puskesmas Bagansiapiapi.

Bab II : Gambaran Umum


Bab ini menyajikan gambaran umum Puskesmas Bagansiapiapi. Selain
uraian tentang keadaan geografis, administratif dan informasi lainnya.
Bab ini juga mengulas tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi,
pendidikan. Bab ini juga mengulas faktor-faktor lingkungan dan perilaku.

1
Bab III : Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan kesehatan
sampai dengan tahun 2022 yang mencakup tentang angka kematian,
angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat.

Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan


Bab ini berisi uraian tentang upaya kesehatan yang telah dilaksanakan
oleh bidang kesehatan sampai tahun 2022, untuk tercapainya dan
berhasilnya program-program pembangunan di bidang Kesehatan.
Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan meliputi
persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan dasar, cakupan
pencapaian pelayanan kesehatan rujukan dan berbagai upaya lainnya.

Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan


Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang
kesehatan sampai dengan tahun 2022 yang mencakup tentang
keadaan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan yang ada di
Puskesmas Bagansiapiapi sampai dengan tahun 2022. Pada bab ini
juga dijelaskan tentang jumlah dan penyebaran sarana pelayanan
kesehatan yang terdiri dari rumah sakit dan puskesmas termasuk
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling serta fasilitas kesehatan
lainnya.

Bab VI : Kesimpulan
Bab ini berisi tentang sajian hal-hal penting yang perlu disimak dan
ditelaah lebih lanjut dalam program Pembangunan Kesehatan
Puskesmas Bagansiapiapi di tahun-tahun mendatang. Selain
keberhasilan program di Puskesmas Bagansiapiapi, hal-hal yang masih
kurang dan perlu mendapat perhatian juga tertuang dalam bab ini dalam
menuju pembangunan kesehatan Puskesmas Bagansiapiapi Tahun
2022

LAMPIRAN

2
BAB II
GAMBARAN UMUM

II.1 GAMBARAN UMUM PENDUDUK


II.1.1. LUAS WILAYAH
Puskesmas Bagansiapiapi merupakan salah satu dari 20 Puskesmas yang
berada di Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir. Puskesmas Bagansiapiapi
terletak di sebelah utara dari kota Bagansiapiapi berlokasi pada wilayah Kecamatan
Bangko, Kabupaten Rokan Hilir. Kecamatan Bangko saat ini memiliki dua Puskesmas
induk yaitu Puskesmas Bagansiapiapi dan Puskesmas Bagan Punak. Puskesmas
Bagansiapiapi memiliki 8 desa binaan terdiri dari 4 Kelurahan dan 4 Kepenghuluan.
Mempunyai luas wilayah ± 265,5 Ha, dengan batas-batas wilayah :
- Utara : Kec. Sinaboi
- Selatan : Kec. Batu Hampar
- Barat : Sungai Rokan
- Timur : Kota Dumai
Berdasarkan Peraturan Bupati Rokan Hilir Nomor 492 Tahun 2016 tentang
Kategori Pusat Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Rokan Hilir, maka Puskesmas
Bagansiapiapi termasuk kategori puskesmas non rawat inap daerah pedesaan.

II.1.2 KEPENDUDUKAN
II.1.2.1 Jumlah Penduduk
Secara administratif, Puskesmas Bagansiapiapi terdiri dari 4 kepenghuluan dan 4
kelurahan. Penduduk yang jarang dan tersebar tidak merata menyebabkan Pelayanan
Kesehatan kepada masyarakat di beberapa tempat sulit dijangkau.
Menurut data terbaru dari PUSDATIN, jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022 adalah 118.402 jiwa.

II.1.2.2 Kepadatan Penduduk


Kepadatan penduduk Bagansiapiapi Tahun 2022 yaitu 229 orang per Ha.
Kelurahan Bagan Kota memiliki kepadatan penduduk tertinggi sebesar 4.202 orang per
Ha. Rata-rata jiwa per rumah tangga pada Tahun 2022 di Bagansiapiapi adalah 4.21 (4
jiwa per rumah tangga). Dari tabel dilihat bahwa rata-rata jiwa/rumah tangga tertinggi
sebesar 5,66 yaitu di Bagan Kota sedangkan yang terendah adalah Bagan Timur 2,44
jiwa/rumah tangga.

3
Tabel 2.1 Kepadatan Penduduk & Rata-rata Jiwa per Rumah Tangga Menurut
Desa/Kelurahan Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
Luas Jumlah Kepadatan Rata-Rata
NO DESA Jumlah
Wilayah Rumah Penduduk Jiwa/Ruma
Penduduk
(Ha) Tangga /Ha h Tangga

1 Bagan Kota 1.50 4956 1.113 4.202 5,66


2 Bagan Barat 12.00 12806 2.770 1.205 5,22
3 Bagan Timur 45.00 9482 3.701 200 2,44
4 Bagan Hulu 60.00 12501 2.698 222 4,93
5 Bagan Jawa 16.00 6629 1.470 459 5,00
6 Bagan Jawa Pesisir 8.00 3142 625 370 4,73
7 Parit Aman 65.00 3936 1.645 77 3,03
8 Serusa 58.00 4181 564 52 5,35

Jumlah 265.5 57.633 14.586 231 4,21


Sumber : Pusdatin

II.1.2.3 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin


Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas
Bagansiapiapi Tahun 2022 adalah sebesar 28243 jumlah penduduk berjenis kelamin
laki-laki sedangkan 29390 jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan. Keadaan ini
dapat dilihat pada gambar berikut :
Grafik 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Wilker Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022

0 0

29390
28243

laki laki

perempuan

Sumber : Pusdatin

II.1.2.4 Tingkat Pendidikan


Di wilayah Puskesmas Bagansiapiapi terdapat sekolah yang terdiri dari 28
Sekolah Dasar (SD)/sederajat, 17 SMP/sederajat dan 10 SMA/sederajat, dimana Bagan
Barat mempunyai sekolah yang terbanyak. Sedangkan jumlah sekolah paling sedikit
dimiliki oleh Parit Aman dan Serusa.

4
Tabel 2.3 Jumlah Sekolah per Desa / Kelurahan
Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
NO DESA SD SMP SMA JUMLAH

1 Bagan Kota 3 2 1 6
2 Bagan Barat 5 4 5 15
3 Bagan Timur 4 2 1 8
4 Bagan Hulu 8 1 1 8
5 Bagan Jawa 4 3 - 7
Bagan Jawa
6 Pesisir 1 1 2 4
7 Parit Aman 2 - - 2
8 Serusa 1 2 - 3
Jumlah 28 15 10 53
Sumber : BPS Kab. Rohil

II.2 VISI DAN MISI


Adapun visi dari Puskesmas Bagansiapiapi yaitu “Menuju Rokan Hilir Yang Maju,
Berbudaya Berbasis Infrastruktur dan Perekonomian yang Handal”.
Dan misi dari Puskesmas Bagansiapiapi yaitu : “ Meningkatkan Mutu dan
Layanan Kesehatan Yang Berkualitas Kepada Masyarakat Rokan Hilir”

5
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

III.1 MORTALITAS (Angka Kematian)


Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian
kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian
pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian.
Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab-penyebab utama
kematian yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan dibawah ini:

III.1.1 ANGKA KEMATIAN BAYI (Infant Mortality Rate = IMR)


Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGs, 2000)
pada tahun 2015 diharapkan Angka Kematian bayi menurun sebesar dua pertiga dalam
kurun waktu 1990 – 2015, (Angka Kematian Bayi dari 68 menjadi 23 / 1.000 KH pada
tahun 2015). Di wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi selama tahun 2022 terdapat 2
kasus kematian bayi yang terjadi ketika bayi masih berada dalam kandungan ibu ( KJDK
).

III.1.2 ANGKA KEMATIAN BALITA


Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum
mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup.
AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain
yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi
dan kecelakaan. Di tahun 2022 tidak terdapat kematian balita di wilayah kerja
Puskesmas Bagansiapiapi.

III.1.3 ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL (AKI)


Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam
menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kasus kecelakaan atau insentil) selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan
lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI sampai saat ini baru diperoleh dari
survei-survei terbatas.
Berdasarkan data dari program kesehatan di Puskesmas Bagansiapiapi
ditemukan 0 kasus kematian ibu pada tahun 2022.

6
III.1.4 ANGKA KEMATIAN KASAR (AKK)
Angka Kematian Kasar adalah jumlah kematian yang terjadi pada suatu waktu
dan tempat tertentu per 1.000 penduduk pada pertengahan tahun.
Estimasi Angka Kematian Kasar (AKK) berdasarkan Hasil Proyeksi Penduduk
2000 – 2025 menunjukan AKK di Propinsi Riau secara umum dapat dilihat pada gambar
berikut:
Tabel 3.1 Estimasi Angka Kematian Kasar per 1.000 Penduduk
Hasil Proyeksi Penduduk Riau Tahun 2000 – 2025
AKK Tahun
2,6 2000
2,4 2005
2,5 2010
2,7 2015
3,1 2022
4,1 2025
Sumber : Profil Kesehatan Prop.Riau Tahun 2011

III.1.5 UMUR HARAPAN HIDUP (Eo)


Derajat kesehatan masyarakat juga dapat diukur dengan melihat besarnya Umur
Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH). Selain itu, UHH juga salah satu indikator yang
diperhitungkan dalam menilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

III.1.6 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA ( IPM )


Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI) adalah
pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar
hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan
apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negera
terkebelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi
terhadap kualitas hidup. Indeks Pembangunan Manusia merupakan indikator gabungan
yang memperlihatkan kualitas manusia secara komprehensif dari segi ekonomi,
pendidikan dan kesehatan.

III.2 MORBIDITAS (Angka Kesakitan)


Morbiditas adalah angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu
penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada
kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat
kesehatan masyarakat.

III.2.1 ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MENULAR


III.2.1.1 Malaria
Pada tahun 2022 jumlah kasus malaria klinis di Puskesmas Bagansiapiapi sebanyak
10 kasus dengan 7 orang kasus positif secara mikroskopik. Pada tahun ini kasus malaria
klinis menurun dibandingkan tahun 2021 yang sebesar 35 dengan 4 orang kasus positif.
III.2.1.2 Diare

7
Penyakit diare merupakan masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan
perhatian dari semua pihak bila ditinjau dari angka kesakitan dan angka kematian
yang ditimbulkannya. Berdasarkan kajian dan analisis dari berbagai survei yang
dilakukan, angka kesakitan diare pada semua golongan umur pada saat ini adalah
423/1.000 penduduk. Pada golongan balita episode diare adalah 1,5 kali per tahun.
Secara teoritis, diperkirakan 10 % dari penderita diare akan meninggal akibat
terjadinya proses dehidrasi berat apabila tidak diberikan pengobatan. Diperkirakan
dari 423/1.000 penduduk yang terkena diare setiap tahunnya, hanya 10% yang
datang ke sarana kesehatan. Kondisi ini disebut dengan cakupan pelayanan diare.
Pada tahun 2022 perkiraan kasus diare di Puskesmas Bagansiapiapi
Kabupaten Rokan Hilir sebesar 2868 orang, dimana penderita jenis kelamin
perempuan 1538 orang dan penderita jenis kelamin laki-laki 1330 orang.
Sedangkan jumlah kasus diare yang ditangani di Puskesmas Bagansiapiapi Tahun
2022 sebanyak 5344 orang.

III.2.1.3 TBC Paru


Berdasarkan data dari program TBC Puskesmas Bagansiapiapi tahun 2022,
jumlah kasus TB Paru BTA (+) adalah sebanyak 80 kasus ( 24,61 % ) dari target
325 kasus.

III.2.1.4 Kusta
Penyakit Kusta (Leprosy) adalah penyakit menular menahun disebabkan oleh
kuman Mycobacterium Leprae yang terutama menyerang syaraf tepi, kulit dan organ
tubuh lainnya kecuali susunan syaraf pusat. Masa inkubasi penyakit kusta adalah 2-
5 tahun bahkan bisa lebih.
Berdasarkan data pada laporan program Puskesmas Bagansiapiapi tahun
2022 tidak ditemukan penderita kusta yang baru.
Di samping beberapa angka kesakitan di atas, perlu juga dipaparkan angka
kesakitan di bawah ini :
Tabel 3.2 Angka Kesakitan Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
NO NAMA INDIKATOR CAPAIAN TAHUN 2022
1 Persentase Balita Dengan Penumonia Ditangani 11.87 %
2 Jumlah Kasus HIV 0
3 Jumlah Kasus AIDS 0
4 Persentase Desa/ Kelurahan KLB Ditangani < 24 Jam 0
5 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita AFP 0
6 Jumlah Kasus Difteri 0
7 Jumlah Kasus Pertusis 0
8 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0
9 Jumlah Kasus Campak 0
10 Jumlah Kasus Polio 0
11 Jumlah Kasus Hepatitis B 0
12 Angka Kesakitan DBD 25
13 Angka Kematian DBD 0

8
14 Angka Kesakitan Filariasis 0
15 Persentase Hipertensi 14,1%
16 Persentase Obesitas 32.7%
17 Persentase IVA Positif 0
18 Persentase Tumor Payudara 0

III.2.2 POLA PENYAKIT


III.2.2.1 Pola Penyakit Rawat Jalan di Puskesmas
Pada tahun 2022 kasus 10 penyakit terbesar yang menempati urutan
tertinggi adalah penyakit Infeksi Akut pada Saluran Pernafasan Bagian Atas
sebanyak 2283 kasus dan terendah adalah penyakit pada Sindrom Nyeri Kepala
sebanyak 268 kasus.Untuk detilnya dapat dilihat pada gambar 3.3.

Grafik 3.3 10 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan


Semua Golongan Umur di Puskesmas Tahun 2022
3000

2403 HIPERTENSI
2500
2220 COMMON COLD

2000 1917 ISPA


1714 DERMATITIS
1477
1500 DYSSPEPSIA
DIABTES MILITUS
967 954
1000 844 MYALGIA
DIARE
500 384 321 GASTRITIS
SINDROM NYERI KEPALA LAINNYA
0
10 Penyakit

Sumber : Data LB 1 Puskesmas Bagansiapiapi 2022


III.2.3 STATUS GIZI
Status gizi adalah keadaan gizi seseorang yang dapat dinilai untuk mengetahui
apakah seseorang itu normal atau bermasalah (gizi salah). Gizi salah adalah gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan/kelebihan dan atau ketidakseimbangan
zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, kecerdasan, dan aktivitas/produktivitas.
Sasaran program perbaikan gizi terutama kelompok rentan antara lain ibu hamil, ibu
menyusui, bayi dan balita. Gambaran status gizi masyarakat ini diperoleh dari laporan
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS – KIA).
1. Status Gizi Ibu Hamil
Penilaian status gizi ibu hamil dapat dilakukan dengan melalui empat cara yaitu
secara klinis, biokimia, biofisik dan antropometri. Salah satu ukuran yang sangat
sederhana dan sering digunakan adalah pemeriksaan haemoglobin sebagai indeks dari
anemia gizi. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda dan gejala kurang gizi.
Pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter atau petugas kesehatan yang berpengalaman
dengan memperhatikan rambut, mata, lidah, tegangan otot dan bagian tubuh lainnya.

9
Indikator yang sering digunakan khususnya untuk penentuan status gizi ibu hamil
dipelayanan dasar adalah berat badan, lingkar lengan atas (LILA).
Berdasarkan laporan PWS-KIA tahun 2022, dilaporan terdapat 0 kasus kematian
Maternal dan 2 kasus kematian Perinatal di wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi.
Intervensi yang dilakukan adalah dengan cara pemberian suplementasi langsung
zat besi berupa tablet besi (Fe) kepada ibu hamil. Pemberian tablet Fe diberikan kepada
semua ibu hamil sejak awal kehamilan. Diharapkan setiap ibu hamil dapat minum tablet
Fe setiap hari paling sedikit 90 tablet selama kehamilannya. Cakupan ibu hamil yang
mendapat tablet Fe di Puskesmas Bagansiapiapi tahun 2022 sebesar 89,39% (Fe I) dan
83,77% (Fe IV).
Grafik 3.4 Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah ( Fe I & Fe III )
Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
120

100

80

60

40

20

0
Bagan
Bagan Bagan Bagan Bagan Parit Bagan Puskesm
Jawa Serusa
Kota Hulu Barat Timur Aman Jawa as
Pesisir
Fe 1 93,48 86,29 83,96 89,01 89,66 91,07 90,54 85,71 89,39
Fe 4 86,96 82,61 75,16 97,04 75 89,88 0 77,14 83,77

Sumber : Program Gizi Puskesmas Bagansiapiapi 2022

2. Status Gizi Bayi


Status gizi bayi dapat dilihat dari berat badan bayi pada waktu lahir. Status gizi
bayi dengan berat badan lahir rendah atau dibawah 2500 gram disebut dengan BBLR.
Data bayi BBLR dari laporan Program KIA Tahun 2022, ditemukan 12 kasus BBLR dari
1088 jumlah lahir hidup ( 1.56 % ).

3. Status Gizi Balita


Balita adalah anak yang usianya 0-59 bulan, pada periode umur ini anak tumbuh
dan berkembang secara optimal. Deteksi dini gangguan gizi pada balita dilakukan
penimbangan setiap bulan di posyandu. Indikasi yang menunjukan adanya gangguan
gizi bisa dilihat pada balita bawah garis merah (BGM) yang tercatat pada KMS (Kartu
Menuju Sehat).
Balita Bawah Garis Merah (BGM) adalah balita yang ditimbang berat badannya
berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada KMS. Cakupan balita BGM di
Puskesmas Bagansiapiapi tahun 2022 adalah 5,62%. Cakupan balita BGM di
Puskesmas Bagansiapiapi dapat dilihat pada gambar berikut :

10
Grafik 3.5 Jumlah Kasus Balita Bawah Garis Merah (BGM)
Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
Cakupan
BGM/D
Target : <18%
8,00 7,52
7,00 6,66 6,50 6,23
6,00 5,62
5,00
4,00 3,27 3,34
2,88
3,00 2,24
2,00
1,00
0,00

Sumber : Program Gizi Puskesmas Bagansiapiapi 2022

3.1. Prevalensi Status Gizi Berdasarkan BB/U


Berdasarkan laporan program gizi tahun 2022, ditemukan 8 kasus balita gizi
buruk di wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi.
Grafik 3.6 Prevalensi Balita Yang Memerlukan Perhatian Khusus Puskesmas
Bagansiapiapi Tahun 2022

25
20,93
20
14,66
15
11,34
10
6,35
4,83 4,33
5 3,13
0,90 0,81
0

Sumber : Program Gizi Puskesmas Bagansiapiapi 2022

11
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

IV.1 LAYANAN KESEHATAN


IV.1.1 UPAYA KESEHATAN ESENSIAL
Upaya kesehatan esensial merupakan upaya kesehatan yang wajib
dilaksanakan oleh setiap puskesmas, yang terdiri dari Upaya Kesehatan Ibu, Anak, dan
KB, Gizi, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, Promosi Kesehatan, Kesehatan
Lingkungan. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa kegiatan upaya kesehatan
esensial.

IV.1.1.1 Pelayanan Promosi Kesehatan Termasuk UKS


Setiap program kesehatan dikembangkan dengan tujuan untuk memecahkan
masalah kesehatan. Masalah kesehatan timbul bukan saja karena kuman penyakit,
tetapi juga perilaku manusia. Oleh karena itu program penanggulangan masalah
kesehatan harus pula mencakup aspek edukatif yang menangani masalah perilaku
sehat. Dengan demikian penyuluhan kesehatan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari setiap program kesehatan. Setiap petugas kesehatan yang
berhubungan langsung dengan masyarakat mempunyai tugas penyuluhan.
Tabel 4.1 Pencapaian Program Promkes Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
Capaian 2022
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut %
1 Cakupan desa siaga 8 Desa 100% 8 100% Mencapai target
aktif
2 Persentase kecamatan Tidak mencapai
yang memiliki 8 Desa 65% 3345 23% target
kebijakan PHBS

a. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Dalam rangka mencapai Bagansiapiapi Sehat maka kegiatan promosi Kesehatan
harus ditingkatkan dengan cara melengkapi materi penyuluhan untuk pasien,
masyarakat dan Kader. Materi penyuluhan dengan berbagai topik kesehatan bisa
berupa leaflet, lembar balik, film, Power Point dan poster. Penyuluhan dilakukan
didalam gedung dan diluar gedung.
1) Penyuluhan dan Konseling Didalam Gedung
Dilaksanakan di Ruang Promkes dan diruang tunggu melalui penyuluhan 1x
seminggu, leaflet, lembar balik, DVD/VCD dan kaset.
a) Bahan penyuluhan dan alat peraga tersedia (leaflet, poster, majalah dinding, lembar
balik,DVD/VCD)
b) Petugas penyuluh adalah para medis yang pada saat tersebut terjadwal.
c) Penyuluhan dengan media poster didinding/tembok agar mudah dibaca oleh
pengunjung.

2) Penyuluhan diluar gedung

12
Dilaksanakan di posyandu, sekolah, pertemuan /rapat di kelurahan/kecamatan,
dan kelompok masyarakat. Penyuluhan dilakukan terjadwal, lengkap daftar hadir.
3) UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat)
Salah satu contoh partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan dalam bentuk
Upaya Kesehatan Berbasis Kesehatan (UKBM) salah satunya adalah Posyandu.
Posyandu di Wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi pada tahun 2022 dilaporkan
sebanyak 39 posyandu balita.
Adapun strata posyandu sebagai berikut:
a) Posyandu Balita
Puskesmas Bagansiapiapi memiliki 39 Posyandu diantaranya 94 % dengan
tingkatan Madya dan 5 % dengan tingkatan purnama. Data posyandu dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Data Posyandu Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Bagansiapiapi Tahun
2022
No Desa Jumlah Posyandu Tingkatan Jumlah Kader
1 Bagan Kota 2 Posyandu Madya 2 5 orang
2 Bagan Timur 7 posyandu Madya 7 35 orang
3 Bagan Jawa 5 posyandu Madya 4, Purnama 1 25 orang
4 Bagan Jawa Pesisir 3 posyandu Madya 3 14 orang
5 Bagan Hulu 10 posyandu Madya 10 40 orang
6 Bagan Barat 7 posyandu Madya 7 28 orang
7 Serusa 2 posyandu Purnama 2 8 orang
8 Parit Aman 3 posyandu ,Purnama 3 15 orang
JUMLAH 39 posyandu Madya 33, Purnama 6 170 orang

b. Posyandu Lansia
Berikut ini data jumlah posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas
Bagansiapiapi untuk masing-masing desa pada tahun 2022:
Tabel 4.3 Data Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Bagansiapiapi
Tahun 2022
Jumlah
No Desa
Posyandu
1 Bagan Kota 4 posyandu
2 Bagan Timur 2 posyandu
3 Bagan Jawa 2 posyandu
4 Bagan Jawa Pesisir 2 posyandu
5 Bagan Hulu 3 posyandu
6 Bagan Barat 2 posyandu
7 Serusa 2 posyandu
8 Parit Aman 3 posyandu
JUMLAH 20 posyandu

13
4) PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat)
Persentase rumah tangga Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat dapat dilihat pada
Gambar di bawah ini
Grafik 4.3
Persentase Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
7400
7200
7123
7000
6800
6600
6400
6200 6088
6000
5800
5600
5400
RT Dipantau RT ber PHBS

Berdasarkan hasil survei PHBS Puskesmas Bagansiapiapi tahun 2022, jumlah rumah
tangga yang dipantau sebesar 7356. Dari jumlah rumah tangga yang dipantau jumlah rumah
tangga ber-PHBS sebesar 6088 (85.46%).

Upaya Kesehatan Sekolah


Puskesmas Bagansiapiapi sebagai ujung tombak pelaksanaan program UKS
bidang kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi, memiliki sasaran SD/MTs
sebanyak 28 sekolah. Berikut adalah penjaringan murid baru SD di wilayah kerja
Puskesmas Bagansiapiapi
Tabel 4.4 Data Penjaringan Murid Baru SD di Wilayah Kerja Puskesmas
Bagansiapiapi Tahun 2022
JUMLAH MURID JUMLAH YANG
SD/MI
BARU DIJARING
NO DESA
DILAKUKAN
JLH % L P JLH L P JLH
PENJARINGAN

1 Bagan Kota 3 3 100 74 76 150 37 46 83


2 Bagan Timur 4 4 100 158 129 287 77 75 152
3 Bagan Hulu 8 8 100 146 136 282 87 118 205
4 Bagan Barat 5 5 100 121 102 223 61 57 118
5 Bagan Jawa 4 4 100 57 60 117 32 41 73
Bagan Jawa
6 1 1 100 3 3 6 2 2 4
Pesisir
7 Serusa 1 1 100 26 18 44 17 13 30
8 Parit Aman 2 2 100 42 37 79 35 31 66
TOTAL 28 28 100 627 561 1188 348 383 731

IV.1.1.2 Pelayanan Kesehatan Lingkungan


Upaya kesehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan
lingkungan melalui usaha sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat
umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan meningkatkan peran
serta masyarakat yang dapat memberi pengaruh jelek terhadap kesehatan mereka.

14
Sehingga tujuan program ini adalah berubahnya, terkendalinya atau hilangnya semua
unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat yang dapat memberi dampak
yang kurang baik terhadap kesehatan mereka. Capaian Target kegiatan Kesehatan
Linkungan secara garis besar telah mencapai target. Capaian target program dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5 Capaian Target Kinerja Program Kesehatan Lingkungan


Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
CAPAIAN 2022
No INDIKATOR SASARAN TARGET KET
ABS %
1 Cakupan Pengawasan 112 TTU 100% 55 TTU 49,11% Tidak Mencapai
Sanitasi Tempat-Tempat Target
Umum (TTU)
2 Cakupan Pengawasan 30 DAM 100% 20 DAM 71.42% Tidak mencapai
Sarana Air Minum Target
3 Cakupan Pengawasan 14 Hotel 100% 10 Hotel 80% Tidak mencapai
Sanitasi Hotel Target
4 Cakupan Desa yang 8 Desa 100% 2 Desa 25% Tidak mencapai
Melaksanakan STBM Target
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
1) Pengawasan Jamban Keluarga ( Jaga )
Data akses Jaga di wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi sebagian besar
telah memiliki jamban, persentase akses jamban tertinggi pada Kelurahan Bagan Jawa
yaitu 122.6% dan yang paling rendah Serusa yaitu 78.7%, Persentase akses jamban
keluarga sebanyak 102.90%, Upaya yang dilaksanakan adalah dengan melaksanakan
penyuluhan dan pemicuan masyarakat dan aparatur di masing-masing
Kelurahan/Desa. Persentase Akses Jamban Keluarga di wilayah kerja Puskesmas
Bagansiapiapi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.6 Data Akses Jamban Keluarga di Wilayah Kerja
Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022

AKSES JAMBAN
NO KELURAHAN/ JUMLAH JSP JSSP SHARING BABS
DESA KK % AKSES
KK % KK % KK % KK % JAMBAN
1 Bagan Kota 1113 863 77.5 35 1.29 215 19.32 0 0 98.1
2 Bagan Barat 2718 2471 90.9 135 5.00 65 2.39 47 1.73 100
3 Bagan Timur 2700 1787 66.2 294 9.29 580 21.48 39 1.44 98.4
4 Bagan Hulu 3165 2540 80.3 391 26.60 178 5.62 56 1.77 114.2
5 Bagan Jawa 1470 1052 71.6 283 41.86 86 5.85 49 3.33 122.6
6 Bagan Jawa Pesisir 676 381 56.4 149 13.61 108 15.98 38 5.62 91.6
7 Parit Aman 1095 591 54.0 301 46.96 112 10.32 91 8.31 119.5
8 Serusa 641 331 51.6 143 1.05 102 15.91 65 10.14 78.7
TOTAL 13578 10016 548.4 1731 145.66 1446 96.78 385 32.35 823.21
Sumber : Data Baseline STBM

15
2) Pengawasan TTU ( Tempat- Tempat Umum)
Ada beberapa jenis TTU yang ada di Wilayah Puskesmas Bagansipaiapi, data
jumlah dan inspeksi sanitasi TTU yang ada di wilayah Puskesmas Bagansiapiapi dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7 Data Pengawasan TTU di Wilayah Kerja Puskesmas Bagansiapiapi
Tahun 2022
JUMLAH
JUMLAH HASIL PEMERIKSAAN
No JENIS SARANA DIPERIKSA
TERDATA
JML % MS % TMS %
1 Hotel Melati/Losmen 14 10 71.42% 8 80% 2 20%
Sumber : Laporan Inspeksi TTU Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
TTU yang diperiksa (10) ini masih belum mencapai target yaitu 100% ini
dikarenakan ada sebagian TTU belum memiliki sarana dasar sanitasi. Upaya yang akan
dilakukan antara lain pendekatan/pembinaan kepada pihak pengelola TTU untuk
mengupayakan membangun sarana sanitasi dasar dan mengupayakan bantuan
pemerintah dan masyarakat /pengelola untuk pembuatan sarana sanitasi dasar.
3) Pengawasan TPM (Tempat Pengolahan Makanan)
Ada Beberapa jenis TPM di wilayah Kerja Puskesmas Bagansiapiapi yang
tersebar di desa-desa Kecamatan Bangko. Pendataan dan inspeksi sanitasi telah
dilaksanakan pada 77 Tempat Pengolahan Makanan dan depot air minum 100% dan
yang memenuhi syarat 64,17 % (43 Tempat Pengolahan Makanan). Data TPM dan hasil
Inspeksi sanitasi TPM dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.8 Data Pengawasan TPM di Wilayah Kerja Puskesmas Bagansiapiapi
Tahun 2022
JUMLAH HASIL PEMERIKSAAN
No JENIS SARANA JUMLAH DIPERIKSA
TERDATA JML % MS % TMS %
1 Jasa Boga 5 5 100 2 40 2 40
2 Rumah Makan 13 13 100 0 0 0 0
3 Makanan Jajanan 25 25 100 10 40 8 32
4 Depot Air Minum 31 30 96.77 30 96.77 20 64.51
TOTAL 74 73 100 42 176.77 30 136.51
Sumber : Laporan Inspeksi Sanitasi TPM 2022
Untuk beberapa TPM yang belum memenuhi syarat karena pedagang masih sulit
merubah prilakunya, sehingga pedagang belum bisa melaksanakan saran-saran dari
petugas kesehatan. Upaya yang akan dilakukan adalah dengan memberikan
pembinaan dan penyuluhan secara berkesinambungan
IV.1.1.3 Pelayanan KIA-KB
Seorang ibu mempunyai peran yang sangat penting di dalam pertumbuhan bayi
dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang
hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan
masa pertumbuhan bayi dan anaknya. Program ini bertujuan untuk menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

16
a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Pemeriksaan kesehatan ibu hamil oleh tenaga kesehatan selama masa
kehamilan mencakup timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah,
imunisasi TT, pemberian tablet besi minimal 90 tablet serta ukur fundus uteri.
Pemeriksaan kesehatan ibu hamil selama kehamilan paling sedikit 4 (empat) kali
pemeriksaan.
1) Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil oleh Tenaga Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan ibu hamil oleh tenaga kesehatan terdiri dari kunjungan
ANC pertama (K1) dan pelayanan ANC sebanyak 4 kali selama masa kehamilan (K4).
Gambar dibawah ini menunjukkan cakupan pemeriksaan kesehatan ibu hamil oleh
tenaga kesehatan Puskesmas Bagansiapiapi tahun 2022.

Grafik 4.9 Cakupan K1 dan K4 Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022

Target :
K1 : 100%, K4 : 100%
100,00

95,00

90,00

85,00

80,00

75,00
Bagan
Bagan Bagan Bagan Bagan Parit Bagan Puskesma
Jawa Serusa
Kota Hulu Barat Timur Aman Jawa s
Pesisir
K1 85,14 96,17 93,47 95,33 89,83 97,13 90,14 87,50 93,16
K4 84,46 96,17 83,68 94,39 89,83 93,68 88,73 87,50 90,19

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa cakupan K1 dan K4 Puskesmas


Bagansiapiapi sudah mencapai target. Cakupan K1 Puskesmas Bagansiapiapi sebesar
93.16% dari target yang harus dicapai yaitu 100% dimana Kelurahan Bagan Kota
memiliki cakupan K1 paling rendah dibandingkan desa yang lain yaitu 85.14%.
Sedangkan untuk cakupan K4 90.19% dari target yang harus dicapai yaitu 100%,
dimana Kelurahan Bagan Kota memiliki cakupan K4 paling rendah yaitu 84.46%.

2) Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid ( TT ) pada Ibu Hamil


Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil diberikan untuk mencegah
terjadinya tetanus pada waktu melahirkan. Imunisasi TT di berikan sebanyak 5 kali
selama masa kehamilan. Imunisasi TT dikatakan lengkap apabila ibu hamil telah
mendapatkan imunisasi TT-2 sampai dengan TT-5. Cakupan pemberian imunisasi TT
(TT2+) pada ibu hamil di Puskesmas Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir tahun 2019
sebesar 80 %. Cakupan ini sudah mencapai target yang ditetapkan (80%). Hal ini
disebabkan tidak berjalannya dengan baik screening TT dan banyak praktek mandiri
yang tidak melaporkan jumlah bumil yang mendapat TT.

17
3) Pemberian Tablet Tambah Darah
Tablet tambah darah diperlukan untuk mencegah terjadinya anemia ibu hamil
dan pendarahan pada waktu melahirkan. Pemberian tablet tambah darah diberikan
minimal sebanyak 90 tablet (Fe3) selama kehamilan. Cakupan pemberian tablet Fe1 di
Puskesmas Bagansiapiapi tahun 2022 sebesar 93.16% dan Fe3 90.19%. Cakupan
pemberian tablet Fe1 sudah mencapai target (90%) dan cakupan pemberian tablet Fe3
sudah mencapai target yang ditetapkan (90%). Gambaran pencapaian ibu hamil
mendapat tablet Fe1 dan Fe3 dapat dilihat pada gambar berikut:
Grafik 4.10 Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah ( Fe1 & Fe3 )
Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
100

95

90

85

80

75
Bagan
Bagan Bagan Bagan Bagan Parit Bagan Puskesm
Jawa Serusa
Kota Hulu Barat Timur Aman Jawa as
Pesisir
Fe 1 85,14 96,17 93,47 95,33 89,83 97,13 90,14 87,5 93,16
Fe 3 84,46 96,17 83,68 94,39 89,83 93,68 88,73 87,5 90,19

b. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin


1) Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Cakupan persalinan terhadap ibu bersalin berupa pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas
Bagansiapiapi tahun 2022 sebesar 90.02 % dan belum memenuhi target yang
ditetapkan (100%).
Grafik 4.11 Cakupan Persalinan Nakes Puskesmas Bagansiapiapi 2022

CAKUPAN PERSALINAN NAKES


PUSKESMAS BAGANSIAPIAPI TAHUN 2022
TARGET 100 %
94 92,81
90,67 91,67 91,18
92 90,27 89,71 90,02
90 88,03 87,54
88
86
84
Bagan
Bagan Bagan Bagan Bagan Parit Bagan PUSKES
Jawa Serusa
Kota Hulu Barat Timur Aman Jawa MAS
Pesisir
CAPAIAN (%) 88,03 90,67 87,54 91,67 90,27 92,81 89,71 91,18 90,02

2) Pelayanan Ibu Nifas


Pelayanan ibu nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya
3 kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari pada minggu ke II, dan minggu ke VI
termasuk pemberian vitamin A 2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB pasca
persalinan. Di Puskesmas Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir cakupan pelayanan

18
nifas pada tahun 2022 sebesar 90.38% (KF III). Cakupan ini sudah mencapai target
SPM (69%). Gambaran pelayanan ibu nifas per desa dapat dilihat pada gambar berikut
Grafik 4.12 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas PuskesmasTahun 2022

TARGET 69%
98
96
94
92
90
88
86
84
82
Bagan
Bagan Bagan Bagan Bagan Parit Bagan Puskesma
Jawa Serusa
Kota Hulu Barat Timur Aman Jawa s
Pesisir
KF I 88,03 90,33 87,54 91,67 90,27 97,01 89,71 89,71 90,38
KF III 88,03 90,33 87,54 91,67 90,27 97,01 89,71 89,71 90,38

Dari gambar diatas terlihat bahwa dari 8 desa di wilayah kerja puskesmas semua
nya sudah mencapai target SPM.
3) Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Yang Mendapat Vitamin A
Cakupan pelayanan kesehatan pada ibu nifas yang mendapatkan vitamin A di
Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022 sebesar 90.09 % dan belum mencapai target
SPM (100%) dimana gambaran cakupan pelayanan pada ibu nifas yang mendapatkan
vitamin A dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.13 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas
Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
CAKUPAN VIT A BUFAS I & II
PUSKESMAS BAGANSIAPIAPI TAHUN 2022
TARGET : 100 %
94 93,04
91,79 90,92
92 90,81 90,20 90,09
89,45
90 88,3 87,51
88
86
84
Bagan
Bagan Bagan Bagan Bagan Parit Bagan Puskesma
Jawa Serusa
Kota Hulu Barat Timur Aman Jawa s
Pesisir
VIT A 88,3 90,81 87,51 91,79 90,20 93,04 89,45 90,92 90,09
VIT A II 88,3 90,81 87,51 91,79 90,20 93,04 89,45 90,92 90,09

4) Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani


Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas
yang dapat mengancam jiwa ibu dan / atau bayi. Sedangkan komplikasi kebidanan yang
ditangani adalah ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas yang mendapatkan pelayanan
pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Jumlah perkiraan
bumil risti/komplikasi di Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2019 sebanyak 300 orang
dan cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Puskesmas Bagansiapiapi Tahun
2019 yaitu 300 orang sebesar 100% dari target 65 %.

19
c. Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita
Upaya meningkatkan pertumbuhan bayi dan balita serta penurunan angka
kesakitan dan kematiannya dilakukan dengan tindakan preventif berupa kunjungan
neonatus oleh tenaga kesehatan, pemberian imunisasi, pemberian vitamin A,
peningkatan penggunaan ASI Ekslusif dan pemberian makanan pendamping ASI (MP-
ASI) bagi keluarga miskin.
1) Kunjungan Neonatus dan Kunjungan Bayi
Cakupan kunjungan neonatus pertama (KN1) adalah pelayanan kesehatan
neonatus pada masa 6 s/d 48 jam setelah lahir sesuai dengan standar. Adapun
cakupan kunjungan neonatus pertama (KN1) di wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi
tahun 2022 sebesar 96.80%. Sedangkan untuk cakupan kunjungan neonatus 3 kali
sama dengan kunjungan neonatus 1 kali sebesar 97%, dan belum mencapai target
(100%). Cakupan kunjungan neonatus 3 kali (KN3) yang terbesar di desa Bagan Timur
sebesar 99.47%, dan yang terendah di desa Bagan Barat sebesar 94.30%.
Grafik 4.14 Cakupan Kunjungan Neonatus 3 kali (KN3) & Kunjungan Neonatus 3
kali (KN3) Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS I & III
PUSKESMAS BAGANSIAPIAPI TAHUN 2022
TARGET :100%
99,47 99,35
100 98,41
99
98 97,12 96,83 96,80
97 96,23
96 94,66
95 94,30
94
93
92
91
Bagan
Bagan Bagan Bagan Bagan Parit Bagan Puskesma
Jawa Serusa
Kota Hulu Barat Timur Aman Jawa s
Pesisir
KN I 94,66 97,12 94,30 99,47 96,23 99,35 98,41 96,83 96,80
KN III 94,66 97,12 94,30 99,47 96,23 99,35 98,41 96,83 96,80

d. Pelayanan Kesehatan Anak


Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka
terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang
lagi, maka masa balita disebut sebagai masa “masa keemasan” (golden period),
“jendela kesempatan” (window of opportunity) dan “masa kritis” (critical period).
Sehingga perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi
yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi
dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang. Selain hal-hal tersebut berbagai
faktor lingkungan yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak juga perlu
dieliminasi.
Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas yang
diselenggarakan melalui kegiatan SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini
penyimpangan Tumbuh Kembang) balita.

20
1) Melakukan Stimulasi yang memadai artinya merangsang otak balita sehingga
perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian
pada balita berlangsung secara optimal sesuai dengan umur anak.
2) Melakukan Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang artinya melakukan
skrining atau mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang
balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh
kembang anaknya.
3) Melakukan Intervensi Dini penyimpangan tumbuh kembang balita artinya
melakukan tindakan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak untuk
memperbaiki penyimpangan tumbuh kembang pada seorang anak agar tumbuh
kembangnya kembali normal atau penyimpanggannya tidak semakin berat. Apabila
balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai
dengan indikasi.

e. Pelayanan Peserta KB
Cakupan peserta KB Aktif di wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi tahun 2022
sebesar 63.08 % dan tidak mencapai target SPM yaitu 66%.
Grafik 4.15 Jumlah Per Desa Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
TARGET : 66 %
90 82,2
78,2
80
70 61,5
60
50 41,2
40 31,4
30
20 13,7
10
0
Bagan Kota Bagan Barat Bagan Hulu Bagan Timur Bagan Jawa Bagan Jawa
Pesisir

IV.1.1.4 Pelayanan Gizi


Kegiatan Program Gizi
1) Penyuluhan Gizi Masyarakat
Penyuluhan gizi masyarakat adalah suatu upaya dalam rangka
memasyarakatkan pengetahuan gizi secara luas guna meningkatkan pengetahuan gizi
menanamkan sikap dan perilaku yang mendukung kebiasaan hidup sehat dengan
makan makanan yang bermutu gizi seimbang. Tujuan dari penyuluhan gizi adalah :
a) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang perilaku perilaku Gizi Seimbang
yang baik
b) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan peningkatan gizi
Sasaran penyuluhan Gizi adalah seluruh masyarakat terutama Ibu hamil, ibu
nifas, Ibu menyusui, ibu balita, wanita usia subur, anak usia sekolah dan remaja.
Kegiatan penyuluhan dilakukan secara periodik dan terjadwal seperti di posyandu
maupun perkumpulan masyarakat. Tenaga penyuluh oleh Tenaga Pelaksana Gizi
Puskesmas dan Tenaga Paramedis.

21
2) Pemantauan Pertumbuhan Balita
Pemantauan pertumbuhan anak Balita dilakukan melalui pelayanan gizi di
Posyandu (penimbangan Balita, pelayanan terpadu, PMT baik pemulihan maupun
penyuluhan) :
a) Pemantauan pertumbuhan dilakukan disemua posyandu setiap bulan
b) Kegiatan dilakukan dengan sistem 5 meja dan dilakukan secara terpadu
c) Berat Badan (BB Balita) ditulis dalam KMS atau Buku KIA kalau ada dan dicatat
dalam laporan SIP.
Hasil kegiatan penimbangan dapat dilihat pada tahun 2019 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.16 Hasil Kegiatan Penimbangan di Wilayah Kerja Bagansiapiapi Tahun
2022
No Tolak Ukur Jumlah
1 Jumlah Balita Yang Ada (S) 6322
2 Jumlah Balita Yang punya KMS (K) 5430
3 Jumlah Balita Yang Ditimbang (D) 1842
4 Jumlah Balita Yang Naik BB-nya (N) 926
5 Jumlah Balita Dibawah Garis Merah (BGM) 68
6 Tingkat Pencapaian
a. K/S % 85.89%
b. D/S % 29.14%
c. N/D % 50.26%

3) Penanggulangan Kekurangan Vitamin A


Penanggulangan kekurangan Vitamin A adalah kegiatan menurunkan prevalensi
kekurangan Vitamin A melalui upaya meningkatkan konsumsi vitamin A melalui sumber
vitamian A dan suplementasi kapsul vitamin A dosis tinggi. Tujuannya adalah :
a) Mencegah kekurangan Vitamin A
b) Menurunkan prevalensi kekurangan vitamin A pada anak balita
c) Meningkatkan cakupan vitamin A pada ibu nifas
Sasaran pemberian kapsul vitamin Vitamin A :
a) Bayi yaitu bayi berumur 6 – 11 bulan baik sehat maupun sakit dosis 1 kapsul
Vitamin A 100.000 SI yang berwarna biru dan diberikan sekali serentak bulan
Februari dan Agustus.
b) Anak balita yaitu semua anak berumur 1 – 5 tahun baik sehat maupun sakit dengan
dosis 1 kapsul vitamin A 200.000 SI yang berwarna merah setiap 6 bulan dan
diberikan serentak bulan Februari dan Agustus
c) Ibu nifas yaitu semua ibu baru melahirkan (masa nifas) sehingga bayinya akan
memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI dengan dosis 1 kapsul Vitamin A
200.000 SI diberikan 2 kali paling lambat 30 hari setelah melahirkan.
d) Kejadian tertentu yaitu bayi dan balita yang menderita campak, pneumonia, diare
dan gizi buruk segera diberikan kembali kapsul vitamin A sesuai umur dan dosis
yang dianjurkan

22
Pada tahun 2022 persentase balita di wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi
yang mendapat vitamin A Biru yaitu 62.00 % belum mencapai target (80%). Namun jika
dilihat per desa, ada 1 desa yang sudah mencapai target, yaitu Serusa (94.38%).
Berikut merupakan gambar cakupan pemberian Vitamin A Biru Puskesmas
Bagansiapiapi
Grafik 4.17 Cakupan Pemberian Vitamin A Biru Puskesmas Bagansiapiapi Tahun
2022
Cakupan Vitamin A Biru 2022
Target : 80%
88,24 94,38
100,00
74,17 68,00
80,00 66,36 62,00
59,81 57,68
60,00
40,00 29,14
20,00
0,00

Vitamin A merah diberikan kepada balita umur 12-59 bulan. Pada gambar dapat
dilihat bahwa pada tahun 2022 persentase balita di wilayah kerja Puskesmas
Bagansiapiapi yang mendapat vitamin A merah yaitu 54.36% dan belum mencapai
target (80%).
Grafik 4.18 Cakupan Pemberian Vitamin A Merah Puskesmas Bagansiapiapi
Tahun 2022
Cakupan Vit A Merah 2022
Target : 80%
100,00 89,84
81,01 75,38
80,00 59,59
54,21 47,96 54,36
60,00 44,66
40,00
20,00 11,99
0,00

4) ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah memberikan ASI (Air Susu Ibu) saja dari bayi umur 0-6
bulan tanpa memberikan makanan dan atau minuman lain kecuali sirup obat.
Pemberian ASI secara Ekslusif dapat menurunan angka kematian bayi dan sekaligus
meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kwalitas sumberdaya manusia
yang memadai. Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :
a) Diperoleh peningkatan pengetahuan dan kemampauan petugas kesehatan di
tingkat Puskesmas dalam upaya meningkatkan penggunaan ASI di masyarakat.

23
b) Diperolehnya perubahan perilaku gizi masyarakat untuk selalu memberikan ASI
secara eksklusif kepada bayinya sampai umur 6 bulan.
Persentase bayi yang diberi ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi
tahun 2022 sebesar 41.29%, pencapaian ini belum mencapai target (65%). Adapun
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Grafik 4.18 Cakupan Bayi yang diberi ASI Eksklusif
di Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022

Cakupan Bayi Lulus ASI Eksklusif


Target : 65%
100,00 87,64
80,00 66,67
60,00 50,00 45,22
35,29 41,29
40,00 28,04 28,57
20,00 11,92
0,00

5) Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)


Masalah GAKY merupakan salah satu masalah gizi yang cukup serius.
Kekurangan zat yodium dalam jangka waktu tertentu akan dapat menimbulkan
gangguan bagi perkembangan fisik dan keterbelakangan mental, penurunan
kecerdasan yang berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam
rangka upaya penanggulangan masalah GAKY tersebut program yang digalakkan
adalah melalui program jangka panjang yaitu distribusi garam beryodium dengan kadar
30-80 ppm untuk mencapai sasaran garam beryodium untuk semua, maka pola
pemasyarakatan konsumsi garam beryodium secara berkelanjutan dan menyeluruh.
Kegiatan yang dilaksanakan yaitu pemantauan garam beryodium. Konsumsi
garam beryodium di tingkat desa dengan pengujian garam:
a) Bentuk garam yang digunakan ditingkat masyarakat
b) Tempat pembelian garam yang digunakan di masyarakat
c) Ada/tidaknya merk dagang produsen garam yang dikonsumsi masyarakat
Pengumpulan data dilaksanakan pada tiap-tiap desa/kelurahan dengan menilai 1
SD secara acak sample di desa/kelurahan yang bersangkutan, masing-masing SD
diambil 26 murid kelas 4 dan 5 dengan metode LQAS (Lot Quality Assurance
Sampeling) disuruh membawa pembungkus garamnya. Pemantauan dilakukan 1 kali
setahun dengan hasil pemantauan yaitu :

Tabel 4.19 Hasil Kegiatan Pemantauan Garam Beryodium


di Wilayah Kerja Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
KATEGORI NAMA/ MERK
BENTUK GARAM TEMPAT MEMBELI GARAM
DESA DAGANG
NO DESA
LAI
TIDAK BATA/ TIDAK TUKANG
BAIK HALUS CURAH ADA PASAR WARUNG NNY
BAIK BRIKET ADA SAYUR A

24
1 Bagan Kota 1 0 12 14 0 26 0 7 19 0 0

2 Bagan Hulu 1 0 15 11 0 26 0 13 13 0 0
Bagan
3 1 0 12 14 0 26 0 6 20 0 0
Barat
Bagan
4 1 0 13 13 0 26 0 15 11 0 0
Timur
5 Parit Aman 1 0 10 16 0 26 0 11 15 0 0
Bagan
6 1 0 13 13 0 26 0 14 12 0 0
Jawa
Bgn Jawa
7 1 0 10 16 0 26 0 13 13 0 0
Pesisir
8 Serusa 1 0 11 15 0 25 1 11 15 0 0

TOTAL 8 0 96 112 0 204 4 90 118 0 0

Dari 8 desa/kelurahan yang ada, berdasarkan hasil pemeriksaan garam yang


dilaksanakan di Sekolah Dasar dengan jumlah sampel 208 orang, semua desa yang
ada diwilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi tergolong desa baik dalam penggunaan
garam beryodium. Hal ini disebabkan karena sudah banyak masyarakat yang
mengetahui tentang pentingnya penggunaan garam beryodium, walaupun masih ada
garam non yodium yang beredar di pasaran dan di warung-warung yang harganya lebih
murah dibandingkan dengan garam beryodium. Sebagian besar masyarakat menyukai
bentuk garam curah dalam pengolahan makanan sehari hari dan sebagian besar ibu-
ibu/masyarakat membeli garam beryodium di warung.
IV.1.1.5 Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
1) Pelayanan Imunisasi
Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian
Kesehatan, salah satu upaya efektif untuk menurunkan angka kematian anak yang
merupakan salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs). Imunisasi
diberikan untuk mendapatkan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi yaitu imunisasi Hepatitis B0, BCG, DPT (DPT/HB1, DPT/HB2,
DPT/HB3), Polio (Polio 1,2,3,4) dan Campak. Imunisasi ini perlu diberikan untuk anak
dari usia 0 bulan sampai dengan usia 1 tahun, dimana diharapkan imunisasi lengkap
telah ada pada anak sebelum dia berusia 1 tahun. Imunisasi ini diberikan untuk
mencegah penyakit polio, difteri, batuk rejan, TBC, Campak dan Hepatitis B.

a. BCG
Grafik 4.20 Cakupan Imunisasi BCG Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
80 67,38 62,98 66,66 68,86
58,27 59 55,58
60 50,00
40 25,95
20
0
BAGAN
BAGAN BAGAN BAGAN BAGAN BAGAN PARIT PUSKESM
JAWA SERUSA
KOTA BARAT HULU TIMUR JAWA AMAN AS
PESISIR
Series 1 25,95 67,38 58,27 50,00 62,98 66,66 68,86 59 55,58

Berdasarkan gambar diatas, secara keseluruhan pencapaian Cakupan Imunisasi BCG


Puskesmas Bagansiapiapi tahun 2022 sebesar 55.58%. Angka ini belum memenuhi
target yang ditetapkan (90%).

25
b. Cakupan DPT/HB-Hib 3
Gambar 4.21 Cakupan Imunisasi DPT/HB-Hib 3
Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
90
79,36 79,24
80
65,82 66,66
70 60,10
56,49 56,36
60
50 45,3
40
30 21,37
20
10
0
BAGAN
BAGAN BAGAN BAGAN BAGAN BAGAN PARIT PUSKESM
JAWA SERUSA
KOTA BARAT HULU TIMUR JAWA AMAN AS
PESISIR
Series 1 21,37 45,3 65,82 60,10 56,49 79,36 79,24 66,66 56,36

Cakupan DPT/HB3 di wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi tahun 2022


sebesar 56.36% belum mencapai target yang ditetapkan (90%). Berdasarkan gambar di
atas, hasil pencapaian cakupan DPT/HB3 yang tertinggi di Bagan Jawa pesisir sebesar
79.36% dan yang terendah di desa Bagan Kota sebesar 21.37%.
c. Cakupan Polio 4
Grafik 4.21 Cakupan Polio 4 Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
100 79,36 78,30
80 66,66
55,03 56,91 56,49 55,73
60 45,30
40 21,37
20
0
BAGAN
BAGAN BAGAN BAGAN BAGAN BAGAN PARIT PUSKESM
JAWA SERUSA
KOTA BARAT HULU TIMUR JAWA AMAN AS
PESISIR
Series 1 21,37 45,30 55,03 56,91 56,49 79,36 78,30 66,66 55,73

Cakupan Polio 4 di wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi tahun 2022 sebesar


55.73% dan belum memenuhi target yang ditetapkan (90%). Berdasarkan gambar
diatas, hasil pencapaian cakupan polio 4 yang tertinggi adalah desa Parit aman sebesar
78.30% dan yang terendah adalah desa Bagan Kota sebesar 21.37%.
d. Cakupan Imunisasi Campak.
Grafik 4.22 Cakupan Imunisasi Campak Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
120
98,41 92,06
100 90,56
80 65,10
57,44 53,89 58,15
60 46,64
40
17,55
20
0
BAGAN
BAGAN BAGAN BAGAN BAGAN BAGAN PARIT PUSKESM
JAWA SERUSA
KOTA BARAT HULU TIMUR JAWA AMAN AS
PESISIR
Series 1 17,55 46,64 65,10 57,44 53,89 98,41 90,56 92,06 58,15

Berdasarkan gambar diatas, hasil pencapaian cakupan imunisasi campak


Puskesmas Bagansiapiapi sebesar 58.15% dan belum mencapai target yang ditetapkan
(90%). Dimana cakupan yang tertinggi adalah desa Bagan Jawa Pesisir sebesar 98.41
% dan yang terendah adalah desa Bagan Kota sebesar 17.55%.

26
e. Cakupan Desa / Kelurahan UCI (Universal Child Imunization)
Cakupan desa/kelurahan UCI di Puskesmas Bagansiapiapi tahun 2022 sebesar
93,67 % sudah mencapai target yang ditetapkan (90 %). Desa yang mencapai target
UCI pada tahun 2022 ada 3 desa, yaitu Bagan Jawa Pesisir,parit aman dan serusa.
2) Program Pemberantasan Penyakit Tuberkulosa Paru (TB Paru)
Pada Tahun 2022 ditemukan 1215 suspect TB. Setelah melalui pemeriksaan
BTA sebanyak 122 orang diantaranya positif.
Grafik 4.23 Cakupan Penemuan Penyakit Tuberkolosis Paru (TB Paru)
Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
140

120

100

80
Jumlah

60

40

20

0
Parit B.Jawa
B. Kota B.Timur B.Barat B. Hulu Serusa B. Jawa Total
Aman Pesisir
BTA (+) 14 18 22 25 11 2 27 3 122

3) Program Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)


Pada tahun 2022 ditemukan adanya 25 kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas
Bagansiapiapi. Namun demikian tidak ada dilaporkan adanya kematian oleh karena
penyakit DBD.
4) Pemberantasan Penyakit Kusta
Penyakit kusta adalah penyakit menular yang menahun, disebabkan oleh kuman
mycobacterium leprae yang terutama menyerang syaraf tepi, kulit dan organ tubuh lain
kecuali susunan saraf pusat. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja dengan tanda-
tanda khas (kulit dengan bercak putih seperti panu atau kemerahan disertai mati rasa).
Pada tahun 2022 ditemukan adanya 0 orang penderita kusta dari di
Bagansiapiapi. Sampai akhir Desember 2022 penderita belum mendapatkan
pengobatan dengan tuntas.
5) Pneumonia / ISPA
Penderita pneumonia yang ditemukan dan ditangani di Puskesmas
Bagansiapiapi sebanyak 19 kasus (11.87%) di tahun 2022. Capaian ini jauh dari target
yaitu 90%, ini disebabkan karna banyak khasus Pnemonia yang tidak terlacak dan
dilaporkan dimasyarakat.
Tabel 4.24 Indikator Kinerja Pneumonia/ ISPA Puskesmas Bagansiapiapi Tahun
2022
CAPAIAN 2022
NO INDIKATOR SASARAN TARGET KET
ABS %
Cakupan Penanganan Kasus Tidak
1 160 90% 19 11.87%
Pneumonia Balita mencapai

27
target

IV.1.1.4 Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)


Perkesmas adalah pelayanan keperawatan professional yang merupakan
perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang di
tujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada keluarga resiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal. Pada tahun 2022, perkesmas
melakukan kunjungan rumah pada 80 pasien yang menyebar di 8 desa.
IV.1.2 UPAYA KESEHATAN NON ESENSIAL
Upaya kesehatan non esensial adalah upaya kesehatan yang dilaksanakan di
puskesmas berdasarkan prioritas masalah kesehatan, ketersediaan sumber daya,
anggaran, dan keadaan geografis yang ada di puskesmas.
IV.1.2.1 Pelayanan Kesehatan Jiwa
Tujuan program adalah untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa sehingga dapat
dilakukan upaya pencegahan baik mencegah agar tidak terjadi maupun mencegah agar
tidak berkembang menjadi lebih buruk. Kegiatan yang dilaksanakan :
1) Pengobatan dan rujukan pasien
2) Kunjungan rumah Pencatatan dan pelaporan
Puskesmas Bagansiapiapi memiliki 105 kasus orang dengan gangguan jiwa di
wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi sepajang tahun 2022.
IV.1.2.2 Pelayanan Kesehatan Olahraga
Upaya kesehatan olah raga adalah salah satu upaya kesehatan yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani melalui aktivitas fisik
dan atau olah raga. Program kesehatan olahraga merupakan salah satu program dari
pokok program prilaku hidup sehat dan pemberdayaan masyarakat. Kesehatan
olahraga telah ditetapkan sebagai salah satu indikator keberhasilan Prilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Kesehatan Olahraga merupakan program pengembangan
yang dilaksanakan di desa Bagan Jawa.

IV.1.2.3 Pelayanan Kesehatan Lansia


Puskesmas Bagansiapiapi memiliki 10 Posyandu Lansia dimana posyandu
lansia ini merupakan pelayanan kesehatan bagi usia lanjut sebagai bentuk
penghargaan dan kepedulian terhadap usia lanjut dengan segala kondisinya baik fisik,
mental dan psiko-sosial. Jumlah usia lanjut yang semakin meningkat, harus menjadikan
perhatian kita untuk dapat melakukan pembinaan sedini mungkin agar mereka tetap
terpelihara kesehatan dan kemandiriannya.
Tujuan Posyandu Lansia adalah :
1) Melakukan perencanaan terarah dalam pelayanan lansia sesuai kebutuhan
2) Pelayanan proaktif,berkualitas
3) Kemudahan pelayanans
4) Menurunkan jumlah kesakitan
5) Mewujudkan lansia produktif dan bahagia
6) Mengembalikan kemampuan dan kepercayaan diri lansi

28
Grafik 4.25 Jumlah Kunjungan Pasien Lansia Per Bulan
Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
NO BULAN JUMLAH
1 Januari 308
2 Februari 116
3 Maret 123
4 April 336
5 Mei 415
6 Juni 233
7 Juli 455
8 Agustus 388
9 September 409
10 Oktober 302
11 November 441
12 Desember 304
TOTAL 3830

IV.1.2.3 Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat


Upaya Kesehatan Gigi di Puskesmas ini pada dasarnya di bagi dalam beberapa
kegiatan sebagai berikut :
1) Pembinaan / Pengembangan
2) Pelayanan Asuhan pada kelompok Rawan
3) Pelayanan Medik Gigi Dasar
4) Pencatatan dan Pelaporan
Tujuan Umum : Tercapainya derajat Kesehatan Gigi masyarakat yang optimal
Tujuan Khusus :
1) Meningkatnya kesadaran, Sikap perilaku masyarakat dalam kemampuan pelihara
diri (Self Care) dibidang Kesehatan Gigi dan Mulut dan mau mencari pengobatan
sedini mungkin.
2) Menurunnya Prevalensi penyakit Gigi dan Mulut yang banyak di derita masyarakat
dengan upaya perlindungan/pencegahan tanpa mengabaikan upaya penyembuhan
dan pemulihan, terutama pada kelompok masyarakat yang rawan
3) Terhindarnya / berkurangnya gangguan fungsi kunyah akibat kerusakan / penyakit
gigi dan mulut
Pencapaian program UKGM Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.26 Indikator Kinerja UKGM Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
CAPAIAN 2022
NO INDIKATOR SASARAN TARGET KET
ABS %
1 Penyelenggaraan 28 SD 100% 28 SD 100 Mencapai
pendidikan kesehatan gigi target
dan mulut (sikat gigi massal
dan penyuluhan kesehatan

29
IV.1.3 UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
IV.1.3.1 Pelayanan Pemeriksaan Umum
Upaya pelayanan kesehatan dalam gedung yang dilaksanakan di Puskesmas
Bagansiapiapi meliputi pelayanan rawat jalan. Sebagai gambaran umum jumlah
kunjungan Ruang Pelayanana Pemeriksaan Umum dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel 4.27 Jumlah Kunjungan Ruang Pemeriksaan Umum
di Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
JUMLAH
NO BULAN TOTAL
BPJS UMUM
1 Januari 145 86 231
2 Februari 145 72 217
3 Maret 148 55 203
4 April 85 54 166
5 Mei 85 81 166
6 Juni 105 72 177
7 Juli 110 147 257
8 Agustus 182 94 276
9 September 188 190 378
10 Oktober 202 152 354
11 November 261 149 410
12 Desember 146 83 229
TOTAL 1802 1235 3037

IV.1.3.2 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut


Unit pelayanan yang menangani pemeriksaan dan perawatan gigi dengan jenis-
jenis pelayanan seperti: pencabutan gigi dan pengobatan gigi. Unit ini dilengkapi
dengan satu dental unit yang ditangani oleh dua orang dokter gigi dan satu orang
perawat gigi. Jumlah kunjungan di Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 2022 dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini :
Tabel 4.28 Jumlah Kunjungan Kesehatan Gigi dan Mulut
Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
NO BULAN JUMLAH
1 Januari 83
2 Februari 91
3 Maret 82
4 April 50
5 Mei 62
6 Juni 108
7 Juli 79
8 Agustus 118
9 September 127
10 Oktober 127
11 November 140
12 Desember 103
TOTAL 1.170

30
IV.1.3.3 Pelayanan KIA yang bersifat UKP
Pelayanan KIA di Puskesmas Bagansiapiapi memiliki pelayanan dalam gedung
diantarnya:
1) Pemeriksaan Ibu hamil :
Pelayanan ANC terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, meliputi:
a) Anamnesa
b) Pemeriksaan : fisik (umum/kebidanan) psikologis (kejiwaan) ibu hamil dan lab
(atas indikasi)
c) Penanganan dan tindak lanjut kasus (sesuai risiko yg ada)
2) Standar pelayanan minimal Ibu hamil :
a) Timbang BB dan ukur TB
b) Ukur LILA
c) Ukur Tekanan darah
d) Ukur Tinggi fundus uteri
e) Hitung denyut jantung janin (DJJ)
f) Tentukan presentasi janin
g) Pemberian imunisasi TT lengkap
h) Pemberian Tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan
i) Tatalaksana/ penanganan kasus
j) KIE Efektif (Temu wicara/konseling) termasuk Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan KB pasca persalinan
k) Pemeriksaan laboratorium rutin ibu
l) Pertolongan persalinan normal dan mampu PONED di Puskesmas
Bagansiapiapi
3) Pelayanan Ibu Nifas meliputi : Pemeriksaan TD, Nadi, Respirasi, suhu, Pemeriksaan
tinggi FU (involusi uterus), Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervaginam
lainnya. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bln, Pemberian kapsul
vit A 200.000 IU 2x (segera setelah melahirkan dan 24 jam berikutnya), Pelayanan
KB pasca salin
4) Penanganan Neonatal
Adapun Jumlah kunjungan Pelayanan Kesehatan Ibu pada tahun 2022 dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.29 Jumlah Kunjungan Pelayanan Kesehatan Ibu
Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
JUMLAH
NO BULAN TOTAL
BARU LAMA
1 Januari 10 8 18
2 Februari 60 36 96
3 Maret 58 43 101
4 April 48 32 80
5 Mei 35 25 60
6 Juni 50 39 89
7 Juli 60 61 121

31
8 Agustus 45 54 99
9 September 40 108 148
10 Oktober 45 82 127
11 November 40 79 119
12 Desember 40 70 110
TOTAL 531 637 1168

5) Pelayanan Kesehatan anak


Pelayanan kesehatan anak meliputi anamnesa, pengukuran BB dan TB,
diagnosa, dan pengobatan anak. Adapun Jumlah kunjungan Pelayanan Kesehatan
Anak pada tahun 20189 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.29 Jumlah Kunjungan Pelayanan Kesehatan Anak
Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
JUMLAH
NO BULAN TOTAL
BARU LAMA
1 Januari 372 56 428
2 Februari 466 102 568
3 Maret 502 123 625
4 April 480 112 592
5 Mei 471 103 574
6 Juni 813 223 1.036
7 Juli 733 176 909
8 Agustus 582 132 714
9 September 727 138 865
10 Oktober 609 201 810
11 November 574 168 742
12 Desember 561 181 742
TOTAL 6890 1715 8.023

IV.1.3.4 Pelayanan MTBS


MTBS Program mencakup manajemen terpadu balita, baik dalam keadaan sehat
maupun sakit. Pengembangan pendekatan MTBS adalah keterpaduan pelayanan tidak
hanya kuratif saja, namun sekaligus pelayanan preventif seperti imunisasi, pemberian
Vit A, menilai dan memperbaiki cara pemberian ASI serta memberikan konseling
kepada ibu tentang cara merawat dan mengobati anak sakit di rumah.
Tabel 4.30 Jumlah Kunjungan MTBS Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
NO BULAN JUMLAH
1 Januari 222
2 Februari 298
3 Maret 303
4 April 364
5 Mei 348
6 Juni 724

32
7 Juli 542
8 Agustus 331
9 September 444
10 Oktober 635
11 November 737
12 Desember 624
TOTAL 5.572

IV.2 AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN


IV.2.1 Cakupan Jaminan Kesehatan
Peserta jaminan kesehatan (BPJS) di wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi
Tahun 2022 sebanyak 24.998 orang.

IV.2.2 Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan


Jumlah kunjungan gangguan jiwa di Puskesmas Bagansiapiapi pada tahun 2022
adalah 648 kasus (pasien).

IV.3 PERILAKU HIDUP MASYARAKAT


Persentase rumah tangga Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat dapat dilihat pada
Tabel di bawah ini :
Tabel 4.31 Persentase Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
CAPAIAN
NO INDIKATOR SASARAN RT YANG RT BER
% %
DIPANTAU PHBS
1 Rumah tangga 7356 RT 7356 100% 6088 85.64%
ber PHBS

Berdasarkan hasil survei PHBS Puskesmas Bagansiapiapi tahun 2022, jumlah


rumah tangga yang dipantau sebesar 7356 dari 7356 (100%). Dari jumlah rumah tangga
yang dipantau jumlah rumah tangga ber-PHBS sebesar 6088 (85.64%).

IV.4 KEADAAN LINGKUNGAN


Untuk menggambarkan keadaan lingkungan akan disajikan indikator persentase
rumah sehat, akses air bersih dan keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar. Selain
itu disajikan pula beberapa indikator tamba
han yang dianggap masih relevan, yaitu persentase rumah tangga menurut
sumber air minum, persentase rumah tangga menurut tempat pembuangan akhir
kotoran/tinja.
IV.4.1 Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan,
yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan
sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian

33
rumah yang sesuai. Rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
akan beresiko menjadi sumber penularan berbagai jenis penyakit.
Pada tahun 2022 persentase rumah sehat di kawasan Puskesmas Bagansiapiapi
yaitu sebesar 85.64% .

IV.4.2 Penggunaan Jenis Air Bersih dan Sumber Air Minum


1. Jenis Sarana Air Bersih yang Digunakan
Air bersih adalah sumber air untuk keperluan minum/masak serta mandi/cuci
sebagian besar penduduk. Adapun yang termasuk jenis sarana air bersih antara lain :
air kemasan, air ledeng, SPT (Sumur Pompa Tangan), SGL (Sumur Galian), mata air,
PAH (Penampungan Air Hujan).
2. Sumber Air Minum
Sumber air minum yang digunakan rumah tangga bisa dikategorikan menjadi
kelompok besar yaitu sumber air minum terlindung dan sumber air minum tak terlindung.
Sumber air minum terlindung terdiri dari air kemasan, air isi ulang, leding meteran,
ledeng eceran, sumur bor/pompa, sumur terlindung dan mata air terlindung. Sedangkan
sumber air tak terlindung terdiri dari air hujan, sumur tak terlindung, mata air tak
terlindung, air sungai dan lain-lainnya.
3. Penduduk dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi yang Layak
Penduduk dengan kepemilikan sarana sanitasi yang layak meliputi kepemilikan
jamban. Berdasarkan data dari program kesehatan lingkungan Puskesmas
Bagansiapiapi Tahun 2022 jumlah penduduk dengan kepemilikan sarana sanitasi yang
layak dengan kepemilikan jamban sebesar 0 %.
IV.4.2 Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat
Persentase tempat-tempat umum sehat di wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi
sebesar 73.01%.

34
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

V.1 SARANA KESEHATAN


V.1.1 Sarana Pelayanan Kesehatan
1. Puskesmas
Jumlah Puskesmas di Kab. Rokan Hilir sebanyak 20 unit, dari 17 Puskesmas
terdapat 8 Puskesmas dengan RRI (Ruang Rawat Inap) dan 12 Puskesmas dengan
NRRI (Non Ruang Rawat Inap).
Adapun rasio Puskesmas terhadap penduduk sebesar 2,76 per 100.000 penduduk.
Artinya 1 (satu) Puskesmas dapat melayani 36.266 penduduk atau setiap 100.000
penduduk ada ± 2 atau 3 Puskesmas. Ini berarti Puskesmas di Kabupaten Rokan Hilir
sudah melebihi target nasional (1 Puskesmas melayani 30.000 penduduk). Semakin
tinggi rasio Puskesmas terhadap penduduk, maka makin merata penyebaran dan
pelayanan Puskesmas terhadap masyarakat.
Sementara cakupan kunjungan baru rawat jalan penduduk ke Puskesmas tahun
2022 sebanyak 6.516 kunjungan atau sebesar 20,51 %, yang berarti telah melebihi
target SPM yaitu 15%.
Tabel. 5.1 Jumlah Sarana Kesehatan di Puskesmas Bagansiapiapi Tahun
2022

No Desa Sarana Kesehatan Penanggung Status


Jawab Bangunan
1. Bagan Jawa Puskesmas Dokter PNS PEMDA
2. Bagan Barat Pustu Bagan Barat Bidan PNS PEMDA
3 Bagan Hulu Pustu Bagan Hulu Dokter PNS PEMDA
4. Serusa Pustu Serusa Perawat PNS PEMDA
5. Parit Aman Polindes P.Aman Bidan PNS PEMDA

2. Puskesmas Pembantu (Pustu)


Di wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi sampai Tahun 2022 terdapat 3 (tiga)
Puskesmas Pembantu. Rasio Pustu terhadap Puskesmas menggambarkan luasnya
jangkauan pelayanan Puskesmas kepada masyarakat. Semakin tinggi rasionya maka
semakin luas jangkauan pelayanan Puskesmas kepada masyarakat.
3. Rumah Sakit
Rumah Sakit di Kabupaten Rokan Hilir berjumlah 6 unit. Dimana 1 unit merupakan
Rumah Sakit Pemerintah dan 5 unit lain merupakan Rumah Sakit Swasta. Rumah Sakit
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi adalah Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. R.M. Pratomo Bagansiapiapi yang merupakan Rumah Sakit tipe C.

35
V.1.2 Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakt (UKBM)
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakt (UKBM) di wilayah kerja Puskesmas
Bagansiapiapi Tahun 2022 terdapat 1 (satu) Polindes , yaitu Polindes Parit Aman.

V.2 TENAGA KESEHATAN


Di Puskesmas Bagansiapiapi sampai Tahun 2022 jumlah tenaga kesehatan
sebanyak 135 orang yang terdiri dari 14 (empat belas ) orang Dokter Umum , 2 (dua)
orang Dokter Gigi , 4 (empat) orang asisten apoteker/DIII Farmasi,5 (lima) orang
Sarjana Kesehatan Masyarakat, 60 ( enam puluh) orang perawat, 1 ( satu ) orang
perawat gigi,2 ( dua ) orang Sarjana Gizi, 3 ( tiga ) orang Fisioterapi, 61 ( enam puluh
satu ) orang Bidan, 3 (tiga) orang Analis Laboratorium, 5 (lima) orang Penunjang
Administrasi. Data Kualifikasi tenaga Kesehatan Puskesmas Bagansiapiapi dapat dilihat
pada Tabel di bawah ini.
Tabel 5.1 Data Kualifikasi Tenaga Kesehatan Puskesmas Bagansiapiapi Tahun
2022
NO KUALIFIKASI TENAGA KESEHATAN JUMLAH
1 Dokter Umum 14 orang
2 Dokter Gigi 2 orang
3 Sarjana Gizi 2 orang
4 Sarjana Kesehatan Masyarakat 5 orang
5 D3 Gizi 1 orang
5 Asisten Apoteker/DIII Farmasi 5 orang
6 Perawat 60 orang
7 Perawat Gigi 1 orang
8 Bidan 61 orang
9 Fisioterapi 3 orang
10 Analis Laboratorium 3 orang
11 Penunjang Administrasi 5 orang
TOTAL 174 orang

V.3 ANGGARAN KESEHATAN


Anggaran kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2022
yang bersumber dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
berjumlah Rp 1.824.564.457,-. Dimana anggaran ini digunakan untuk pembayaran jasa
pelayanan kesehatan di Puskesmas Bagansiapiapi serta operasional puskesmas. Serta
dana BOK sebesar Rp. 1.037.508.000,- untuk pembayaran bantuan transportasi
kegiatan program puskesmas.

36
BAB VI
KESIMPULAN

Dari gambaran cakupan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas


Bagansiapiapi Tahun 2022
yang telah diperoleh dari data tiap program, ada beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian sebagai berikut :
Beberapa indikator morbiditas (angka kesakitan) dan keberhasilan program dalam
penemuan penderita antara lain :
1. Kasus malaria klinis sebanyak 10 kasus sementara dari hasil pemeriksaan
laboratorium 7 orang yang positif. Kemungkinan penyebabnya adalah tidak
tersedianya reagen pemeriksaan mikroskopik, sehingga pemeriksaan
menggunakan RDT yang sangat tidak sensitif.
2. Penemuan kasus diare di Puskesmas Bagansiapiapi sudah cukup baik mencapai
2868 orang dari perkiraan kasus sebanyak 1526 orang.
3. Masih rendahnya balita dengan pneumonia yang ditangani (11.87%) yang
disebabkan kemungkinan masih belum dipahaminya definisi operasional
pneumonia.
4. Pada pelayanan kesehatan ibu terdapat beberapa upaya pelayanan yang belum
mencapai target,yaitu Fe I (93.16%), Fe III (90.11%), cakupan vit A III bufas
(90.09%) dan pertolongn persalinan oleh tenaga kesehatan (90.02%). Di samping
itu pelayanan ibu nifas KF III sebesar 90.38% dan kunjungan neonatus KN sebesar
96.80% juga belum mencapai target. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
pelaporan dari praktek mandiri dan RSUD Dr.R.M.Pratomo belum akurat dan
pelayanan ANC&PNC di pos yandu belum berjalan optimal.
5. Pada pelayanan kesehatan anak terdapat beberapa upaya pelayanan yang belum
mencapai target, yaitu baduta ditimbang (33.93%), balita ditimbang D/S (29.14%),
pelayanan kesehatan anak balita (48.28%), persentase balita mendapat vitamin A
merah (54.36%) dan cakupan desa/kelurahan UCI (93.67%). Hal yang menjadi
permasalahan utama di sini adalah masih rendahnya kunjungan balita ke pos
yandu yang disebabkan belum sadarnya masyarakat akan manfaat pos yandu,
peran kader dan lintas sektoral terkait belum maksimal serta kurangnya komitmen
petugas kesehatan.
6. Cakupan Pelayanan Usila sudah mencapai target yaitu 99.07%. Ini berkat
partisipasi aktif praktek mandiri dalam memberikan laporan yang akurat.
7. Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi yang berstrata madya 94 %
dan yang berstrata purnama 6 %. Hal ini masih belum memenuhi target yang
ditetapkan. Diperlukan dukungan dari lintas sektoral agar strata posyandu dapat
lebih ditingkatkan lagi.
8. Cakupan desa siaga aktif di wilayah kerja Puskesmas Bgansiapiapi sudah
mencapai target yaitu 100%. Ini berkat kerja sama lintas sektoral dalam merangkul
masyarakat untuk mencapai desa siaga aktif.

37
9. Pada tahun 2022 semua rasio tenaga kesehatan di Puskesmas Bagansiapiapi
belum mencapai target nasional dan penyebarannya belum merata.
❖ Rasio dokter umum seharusnya 24 per 60.000 penduduk, tetapi jumlah dokter
yang tersedia hanya 14 orang.
❖ Rasio dokter gigi seharusnya adalah 6,6 per 60.000 penduduk, tetapi jumlah
dokter gigi yang ada hanya 2 orang.
❖ Rasio bidan seharusnya 60 per 60.000 penduduk, tetapi yang tersedia 53
orang.
❖ Rasio perawat seharusnya 70,8 per 60.000 penduduk, tetapi yang tersedia
hanya 55 orang.
❖ Rasio farmasi seharusnya 6 per 60.000 penduduk, tetapi yang ada hanya 5
orang.
❖ Rasio tenaga gizi seharusnya 13,2 per 60.000 penduduk, tetapi yang tersedia
hanya 3 orang.
❖ Rasio tenaga kesehatan masyarakat dan sanitasi seharusnya 24 per 60.000
penduduk, tetapi yang ada hanya 5 orang SKM. Saat ini Puskesmas
Bagansiapiapi memiliki tenaga rekam medis 1 orang sehingga mempengaruhi
kinerja yang ada di Puskesmas.
❖ Rasio – rasio tersebut di atas apabila memasukkan tenaga kesehatan yang
ada di RSUD Dr.R.M.Pratomo seharusnya sudah mencapai target, kecuali
tenaga gizi,sanitarian dan rekam medis.
❖ Akibat ketidakcukupan rasio beberapa petugas di Puskesmas Bagansiapiapi,
maka terjadi penempatan petugas yang tidak sesuai dengan kompetensi.
10. Masih adanya kesalahan dalam pencatatan dan pelaporan data dari desa ke
puskesmas sehingga data yang diperoleh kurang akurat.
11. Masih belum meratanya penyebaran tenaga kesehatan sampai ke tingkat desa
akibat banyaknya kebutuhan tenaga kesehatan di puskesmas induk untuk petugas
puskesmas 24 jam.
12. Masih belum tersedianya dana operasional puskesmas secara optimal sehingga
tetap memanfaatkan dana dukungan dari BPJS Kesehtan.
13. Masih belum terlibatnya semua praktek mandiri di wilayah kerja Puskesmas
Bagansiapiapi melaporkan kegiatan pelayanan kesehatannya.

38

You might also like