Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kelompok 8 Total Quality Management-1
Makalah Kelompok 8 Total Quality Management-1
DOSEN PENGAMPU:
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Muhammad Hakim. AM
(2002110023)
Assalamualaikum Wr. Wb
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Tuhan semesta alam. Atas berkat
dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu
apapun. Shalawat beserta salam tidak lupa kita hadiahkan kepada junjungan alam
yakni, Nabi Muhammad Saw. Semoga kita mendapatkan syafa’atnya di hari akhir
kelak.
Penulisan makalah berjudul ‘Total Quality Management (TQM)’’ bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Biaya.
Selama proses penyusunan makalah, penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan
dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada:
1) Ibu Prof. Ria Nelly Sari MBA, Ak. CA selaku dosen mata kuliah Manajemen
Biaya.
2) Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan.
Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Besar harapan kami agar pembaca berkenan memberikan saran. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Amiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan Pembelajaran.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Pengertian Total Quality Management (TQM)......................................................................3
2.2 Konsep Total Quality Management (TQM)...........................................................................6
2.3 Prinsip Total Quality Management (TQM)............................................................................9
2.4 Faktor Penghambat Dan Pendorong Total Quality Management (TQM).............................11
2.5 Mengimplementasikan Total Quality Management (TQM).................................................16
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................21
3. 1 Kesimpulan..........................................................................................................................21
3.2 Saran....................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................22
ii
1.1 Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN
Di era globalisasi, kunci untuk meningkatkan daya saing perusahaan adalah kualitas.
Perusahaan yang mampu menghasilkan produk (barang dan jasa) berkualitas yang dapat
memenangkan persaingan global.
Bagi setiap perusahaan, mutu adalah agenda yang utama dan meningkatkan mutu
merupakan tugas yang paling penting. Walaupun demikian, ada sebagian orang yang
menganggap mutu sebagai sebuah konsep yang penuh dengan teka-teki. Mutu dianggap
sebagai suatu hal yang membingungkan dan sulit untuk diukur.
Secara definisi, kualitas atau mutu merupakan kemampuan suatu produk untuk
memenuhi kebutuhan tanpa adanya cacat. Dilihat dari sudut pandang konsumen, kualitas
suatu produk itu dilihat dari kegunaan dan kualitas desainnya. Jika dipandang dari sudut
pandang produsen, kualitas suatu produk adalah bagaimana tampilan dari produk yang
dihasilkannya apakah sesuai dengan standar yang ditetapkan ataukah tidak.
TQM (Total Quality Management) adalah suatu pendekatan yang seharsnya dilakukan
oleh organisasi untuk memperbaiki kualitas outputnya, menekan biaya produksi dan
meningkatkan produktivitasnya. Tanggung jawab untuk manajemen kualitas ada pada semua
level dari manajemen, tetapi harus dikendalikan oleh manajemen puncak (top management)
dan implementasinya harus melibatkan semua anggota organisasi.
TQM telah dikembangkan di banyak negara dengan tujuan membantu organisasi
untuk mencapai kinerja yang sempurna,terutama dalam memberikan kepuasan pelanggan,
yang berdampakterhadap loyalitas pelanggan dan pangsa pasar yang lebih luas,sehingga
dapat meningkatkan profitabilitas dengan cara melakukanperbaikan kualitas secara terus
menerus. Dan semua manfaat tersebutdapat meningkatkan daya saing perusahaan untuk
tetap survive.
Adapun rumusan masalah yang hendak dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
2
4. Apa saja yang menjadi penghambat dalam menerapkan Total Quality Management?
5. Bagaimana mengimplementasikan Total Quality Management?
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dari tabel tersebut, dapat terlihat bahwa terpenuhinya komponen diatas maka
perguruan tinggi dapat memiliki keuntungan apabila mempunyai sejumlah mahasiswa
yang loyal terhadap institusinya yaitu dapat memberikan citra (image) bahwa jasa
pendidikan yang ditawarkan tersebut dapat diterima dan dikenal oleh masyarakat
6
luas, memiliki
7
reputasi baik dan sanggup untuk memberikan dukungan pelayanan dan peningkatan mutu
pendidikan tinggi. Dengan demikian, lembaga yang melakukan program kualitas layanan,
maka akan menciptakan kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Pelanggan yang
mendapatkan kepuasan dalam layanan merupakan modal dasar bagi institusi untuk
membentuk loyalitas pelanggan (customer loyality). Oleh karena itu, perguran tinggi
harus dapat memahami dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhinya sesuai komponen tersebut sehingga puncaknya didapatkan yakni
kesetiaan pelanggan dalam waktu jangka panjang (customer loyality).
TQM merupakan sistem manajemen yang berfokus pada semua orang/tenaga kerja,
bertujuan untk terus menerus meningkatkan nilai yang diberikan bagi pelanggan dengan
biaya penciptaan nilai yang lebih rendah dari pada nilai suatu produk. Konsep TQM ini
memerlukan komitmen semua anggota organisasi terhadap perbaikan seluruh aspek
manajemen organisasi.
Pada dasarnya, konsep TQM mengandung tiga unsur, yaitu sebagai berikut:
1) Konsumen yang membeli produk berdasarkan mutu, umumnya dia mempunyai loyalitas
produk yang besar dibandingkan dengan konsumen yang membeli berdasarkan orientasi
harga. Normalnya, konsumen berbasis mutu akan selalu membeli produk tersebut sampai
saat produk tersebut membuat dia merasa tidak puas karena adanya produk lain yang
lebih bermutu.
2) Bersifat kontradiktif dengan cara berpikir bisnis tradisonal, ternyata bahwa memproduksi
barang bermutu tidak secara otomatis lebih mahal dengan memproduksi produk bermutu
rendah. Banyak perusahaan menemukan (discovery) bahwa memproduksi produk
bermutu tidak harus berharga lebih mahal.
3) Menjual barang tidak bermutu, kemungkinan akan banyak menerima keluhan dan
pengembalian barang dari konsumen. Atau biaya untuk memperbaikinya (after sales
services) menjadi sangat besar, selain memperoleh citra yang tidak baik
Jadi, berdasarkan ketiga hal atau alasan di atas, memproduksi produk bermutu tinggi
lebih banyak akan memberi keuntungan bagi produsen, bila dibandingkan dengan produsen
yang menghasilkan produk bermutu rendah.
9
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai
berikut:
Hipotesis 1 : Semakin efektif praktik Total Quality Management (TQM) dijalankan,
maka akan semakin kuat budaya kualitas perusahaan. Pengaruh langsung (direct effect)
variabel praktik TQM terhadap budaya kualitas dapat dilihat dari nilai koefisien jalur
(standardized) sebesar 0,388 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,006 yang lebih kecil
dari nilai α=0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis 1 yang diajukan diterima. Arah
pengaruh memiliki nilai positif dan signifikan yang berarti bahwa implementasi praktik
TQM yang efektif dapat membawa pada terciptanya budaya kualitas dalam perusahaan.
Hipotesis 2 : Semakin efektif praktik Total Quality Management (TQM) dijalankan,
maka akan semakin meningkat daya saing yang dicapai perusahaan. Pengaruh langsung
(direct effect) variabel praktik TQM terhadap daya saing perusahaan dapat dilihat dari
nilai koefisien jalur (standardized) sebesar 0,582 dengan nilai probabilitas (p) sebesar
0,000 yang lebih kecil dari nilai α=0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis 2 yang
diajukan diterima. Arah pengaruh memiliki nilai positif dan signifikan yang berarti bahwa
implementasi praktik TQM yang efektif dapat membawa pada peningkatan daya saing
perusahaan.
Hipotesis 3 : Semakin efektif praktik Total Quality Management (TQM) dijalankan,
maka akan semakin meningkat kinerja yang dicapai perusahaan. Pengaruh langsung
(direct effect) variabel praktik TQM terhadap kinerja perusahaan dapat dilihat dari nilai
koefisien jalur (standardized) sebesar 0,317 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,042
yang lebih kecil dari nilai α=0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis 3 yang
10
diajukan diterima.
11
Arah pengaruh memiliki nilai positif dan signifikan yang berarti bahwa implementasi
praktik TQM yang efektif dapat membawa pada peningkatan kinerja perusahaan.
12
setiap sistem organisasi. Dengan demikian, manajemen dapat memprediksi hasil dari
setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.
4) Perbaikan Berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam
melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini adalah
siklus PDCAA(Plan-Do-Check-Act-Analyze), yang terdiri dari langkah-langkah
perencanaan, melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.
Menurut Dean sebagaimana dikutip oleh Ali Djamhuri (2001:8) beberapa prinsip
umum Manajemen Mutu Terpadu diantaranya meliputi:
a. Organisai yang memfokuskan pada ketercapaian kepuasan pelanggan (Customer
Focus Organization)
Organisai dalam hal ini manajemen harus dapat mengoptimalkan seluruh
potensi dan sumber daya organisai dan sistem yang ada untuk menciptakan aktivitas
terhadap tercapainya kepuasan pelanggan. Tercapainya kepuasan pelanggan meliputi
seluruh stakeholders, baik yang berada didalam organisasi maupun di luar organisasi.
Ekspektasi stakeholders harus diletakkan pada posisi dan perspektif yang
dinamis dan berjangka panjang. Oleh karenanya harapan tersebut menjadi kewajiban
organisasi untuk memenuhinya dalam rangka kepuasan pelanggan, yang
berkelanjutan dan ke massa depan.
b. Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan merupakan proses untuk mempengaruhi pihak lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Oleh karenanya pemimpin harus memiliki visi dan misi
yang jelas, sehingga keduanya dapat dituangkan dalam kebijakan yang akan diambil.
c. Hubungan dengan supplier yang saling menguntungkan (Mutually Beneficial
Relationship).
Pengimplementasian Total Quality Management (TQM)
Artikel : Peran Kualitas Pelayanan, Total Quality Management dan Promosi
Terhadap Kepuasan Pelanggan
13
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, total quality
management memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan dengan nilai
thitung (3,087) > ttabel (1,991) dan nilai signifikasi yang dihasilkan sebesar 0,003
masih berada dibawah 0,05, maka hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Berdasarkan hasil Deskriptif responden memberikan tanggapan yang baik
terhadap Total Quality Management yang ada di PT. Ray White Pekanbaru. Begitu
juga halnya dengan kepuasan, responden memberikan tanggapan yang baik. Total
Quality Management berpengaruh positif terhadap kepuasan. Hal ini
mengidentifikasikan bahwa semakin baik Total Quality Management maka semakin
baik kepuasan pelanggannya. Hal ini sejalan dengan hasil uji hipotesis. menunjukan
bahwa Total Quality Management yang diberikan berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pelangggan yang ada di PT. Ray White Pekanbaru. Hal ini berarti baiknya
Total Quality Management akan berdampak secara langsung terhadap kepuasan
pelanggan di PT. Ray White Pekanbaru.
15
Organisasi atau perusahaan harus mendukung pada penyediaan produk dan jasa untuk
mengembangkan organisasi. Manajemen juga harus mendukung pada penyediaan produk
dan jasa tersebut secara efisien dan menguntungkan.
b. Konsistensi (consistency)
Produk atau jasa bukan merupakan jenis usaha yang semata-mata hanya dipengaruhi
permintaan pelanggan dan menyesuaikan dengan karakteristik pelanggan. Produk dan
jasa harus mempunyai konsistensi dalam kinerja, misalnya ketepatan waktu, kebersihan
ruangan, kesabaran dalam memberikan layanan, dan sebagainya.
c. Kemampuan (competence)
Sebagai organisasi ketika kualitas produk atau jasa yang ditawarkan sangat
dipengaruhi keahlian karyawan, organisasi, atau perusahaan memang sangat
membutuhkan karyawan yang ahli.
d. Hubungan (contact)
Sesuai dengan karakteristik organisasi atau perusahaan yang mengutamakan
kebutuhan dan harapan pelanggan dalam membuat produk atau jasanya, harus
mengadakan hubungan atau kontak langsung dengan pelanggan. Oleh karena itu, masalah
menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan perlu mendapatkan prioritas. Hubungan
yang baik ini perlu dijalin selain antara karyawan pemberi jasa dengan penerima jasa juga
antar bagian dalam organisasi jasa itu sendiri.
e. Komunikasi (communication)
Spesifikasi produk atau jasa yang diinginkan pelanggan yang perlu dicapai untuk
dapat mewujudkan kualitas produk atau jasa tersebut, harus didukung dengan komunikasi
yang baik antara pelanggan dengan pihak pemberi jasa. Hal ini disebabkan kualitas
produk dan jasa yang ditawarkan juga sangat tergantung dari spesifikasi pelanggan
tersebut.
f. Kepercayaan (credibility)
Organisasi atau perusahaan harus dapat dipercaya, dan antara pihak organisasi atau
perusahaan dengan pelanggan juga harus ada rasa saling percaya. Hal ini akan
memperlancar komunikasi dan menjalin hubungan baik yang akan memudahkan
organisasi atau perusahaan merealisasikan keinginan atau harapan pelanggan tersebut.
g. Perasaan (compassion)
Perasaan yang dimaksud di sini adalah perasaan simpati akan kebutuhan dan harapan
pelanggan, selain juga perasaan dari pihak manajemen kepada karyawan organisasi yang
memberikan produk atau jasa secara langsung pada pelanggan.
16
h. Kesopanan (courtesy)
17
Adanya hubungan langsung antara personil organisasi atau perusahaan dengan
pelanggan tersebut menuntut adanya sikap sopan santun dari pihak organisasi atau
perusahaan. Pelanggan akan lebih menyukai produsen yang memperhatikan sopan santun
dalam memberikan layanan.
i. Kerja sama (co-operation)
Kerja sama dengan pelanggan akan membantu organisasi atau perusahaan untuk dapat
menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas dan sesuai dengan keinginan pelanggan.
Kerja sama ini juga perlu dibina secara terus-menerus antara personil organisasi atau
perusahaan dengan pelanggan dan antar para personil dalam organisasi atau perusahaan
tersebut (antar karyawan dan antara manajer dengan karyawan).
j. Kemampuan (capability)
Capability di sini diartikan bahwa organisasi atau perusahaan harus mempunyai
kemampuan untuk mengambil tindakan atau keputusan yang berkaitan dengan produk
atau jasa yang ditawarkan. Sedangkan competence berarti kemampuan untuk
melaksanakan tugas yang harus segera dilaksanakan.
k. Kepercayaan (confidence)
Kepercayaan di sini berarti rasa percaya diri dari organisasi atau perusahaan bahwa
organisasi atau perusahaan tersebut mampu memberikan jasa yang terbaik bagi
pelanggan. Kepercayaan diri ini penting karena dapat meningkatkan kemampuan
organisasi untuk memberikan layanan yang terbaik. Walaupun demikian, percaya diri
juga harus disertai dengan mawas diri dan penyesuaian diri dengan lingkungan
sekitarnya.
l. Kritikan (criticism)
Kritikan dalam hal ini berarti bahwa organisasi atau perusahaan tidak boleh
menghindari kritikan yang bersifat membangun, apalagi kritikan itu berasal dari
pelanggannya. Kritikan dapat berasal dari berbagai macam sumber, misal pelanggan,
pesaing, bagian atau departemen lain, pimpinan, bahkan bawahan, atau karyawan.
Pengimplementasian Total Quality Management (TQM)
Artikel : Mengembangkan Dan Memvalidasi Instrumen Hambatan Penerapan Total
Quality Management Pada Usaha Mikro Kecil Menengah
18
19
Dalam penelitian ini, kriteria validitas yang terkait adalah untuk mengetahui seberapa
baik variabel dari 30 instrumen pada hambatan dalam penerapan TQM di UMKM
manufaktur dan jasa. Setiap manajer diminta untuk menilai (dalam skala tujuh poin, 1
sampai 7) secara ekstensif, untuk menguji kriteria validitas dengan dilakukan analisis
bivariat korelasi (Pearson) seperti yang ada pada tabel 2 dan 3 ini untuk mempelajari
keterkaitan antara instrumen hambatan dalam penerapan TQM pada UMKM. Koefisien
korelasi bivariate ditunjukkan pada Tabel 2 dan 3. Korelasi dalam 2 variabel konstruksi
berjumlah 30 instrumen hambatan penerapan TQM, memiliki signifikansi pada tingkat 0,05.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa rangkaian konstruksi ini bagus dan instrumen
yang terkait dinyatakan valid. Analisis faktor telah membentuk variabel laten menjadi dua
komponen variabel dimana variabel faktor hambatan internal terdapat 13 atribut faktor
hambatan yang terdiri dari komitmen, perencanaan kualitas produk, fokus pada pelanggan,
bimbingan dalam penerapan TQM, kepercayaan manajemen puncak, pelatihan dan
pendidikan, pengembangan SDM dan manajemen, penghargaan, struktur organisasi,
teknologi dan loyalitas.
Variabel faktor hambatan eksternal terdapat 17 atribut faktor hambatan yaitu terdiri
dari peran kepemimpinan, perencanaan strategis, budaya institusional/organisasi, evaluasi
kerja, visi dan misi, expensive cost, struktur kerja TQM, penilaian kinerja, keputusan
manajemen dan motivasi kerja. Kedua variabel baru yang telah terbentuk ini dapat mewakili
dari 30 atribut variabel laten tersebut. Instrumen hambatan implementasi TQM yang dapat
dipercaya dan valid, terdiri dari dua konstruk (30 atribut) dapat digunakan dalam penelitian
lain dan untuk berbagai negara. Manajer kualitas/produksi akan dapat menggunakan
konstruksi ini untuk mengevaluasi kinerjanya. Program implementasi TQM dan identifikasi
area bertujuan memecahkan masalah yang membutuhkan perbaikan, maka dengan
menggunakan konstruksi ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dalam
mengembangkan teori TQM yang berlaku.
Pernyataan tentang Total Quality Management dalam penelitian ini dijelaskan melalui
10 pernyataan kuesioner. Dimensi Total Quality Management yaitu kepuasan pelanggan,
respek terhadap semua orang, manajemen berdasarkan fakta, dan perbaikan
berkesinambungan (Hansler dan Brunell dalam Nasution 2015:24). Nilai jawaban
responden terhadap Total Quality Management terletak pada kelas interval “baik”
dengan
22
memperoleh jumlah skor 841. Hal ini menunjukkan bahwa Total Quality Management
pada LPKL PDAM Tirtawening Kota Bandung termasuk dalam kriteria baik.
23
Responden penelitian memberikan penilaian yang baik pada keseluruhan indikator
variabel TQM. Dimana penilaian tertinggi diberikan pada pernyataan “perusahaan selalu
meningkatkan kualitas hasil produksinya”. Hal tersebut menunjukkan bahwa manajemen
PT. Tomorrow’s Antiques Indonesia secara keseluruhan dari manajemen level puncak
sampai manajemen level bawah senantiasa menitikberatkan pada kualitas hasil produksinya.
Dimana implementasi TQM ini sejalan dengan kinerja perusahaan yang selalu berusaha
memenuhi harapan pelanggan.
24
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
TQM atau Total Quality Management merupakan suatu pendidikan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimalkan daya saing organisasi melalui
perbaikan terus menerus atas produk, tenaga kerja proses dan lingkungannya. Atau dengan
kata lain Total Quality Managementadalah suatu sistem manajemen dalam meningkatkan
keseluruhan kualitas menuju pencapaian keunggulan bersaing yang pada berorientasi pada
kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Oleh karena itu,
pencapaian Total Quality Managementakan memberikan keuntungan bagi perusahaan dan
pelanggan.
Keuntungan nyatanya adalah dalam hal kualitas produk yang lebih baik, peningkatan
produktivitas, peningkatan pangsa pasar, dan peningkatan laba. Disisi lain, keuntungan tidak
berwujud adalah kerja tim yang efektif, peningkatan minat kerja, budaya partisipatif, kepuasan
pelanggan, peningkatan hubungan manusia, peningkatan komunikasi, serta mampu membangun citra
perusahaan yang lebih baik lagi.
Tapi, TQM juga memerlukan periode pelatihan yang cenderung signifikan untuk karyawan
yang didalamnya memiliki kepentingan. Karena pelatihan mampu membawa orang menjauh dari
rutinitas pekerjaannya, hal ini sebenarnya mempunyai efek jangka pendek yang negatif dalam hal
pembiayaan. Perusahaan harus menilai hal ini sebagai bentuk investasi guna mengejar laba yang
lebih besar.
Selain itu, TQM juga mampu melahirkan reakasi penolakan karyawan yang lebih suka pada
sistem yang saat ini sedang berjalan atau mereka merasa bahwa mereka mungkin akan kehilangan
pekerjaannya karena TQM. Hal ini disebabkan karena TQM lebih cenderung akan melahirkan
serangkaian perubahan inkremental secara kontinyu.
Sistem Total Quality Manajemen(TQM) yang baik di perusahaan akan mendapatkan
dukungan penuh manajemen untuk berinisiatif dalam melakukan perbaikan, yang di dalamnya
didukung oleh pihak karyawan, dan terus fokus dalam meningkatkan proses guna mencegah
terjadinya kesalahan.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, kami sebagai pemakalah merasa masih banyak
kekurangan dari makalah yang kami buat. Maka dari itu kami mohon kritikan dan saran dari
para pembaca yang sifatnya membangun agar tidak mengulangi kesalahan yang sama
25
dimasa yang akan datang.
26
DAFTAR PUSTAKA
Hardjosoedarmo, Soewarso, 2002. Bacaan Terpilih Tentang Total Quality Management.
Yogyakarta: ANDI.
Prawirosentono, Suyadi. 2004. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Total Quality
Management ABAD 21 Studi Kasus Analisis. Jakarta: Bumi Aksara.
Aziz, R.Z.A., Maria, D., Wibaselppa, A. dan ... (2017), “Mengembangkan Dan Memvalidasi
Instrumen Hambatan Penerapan Total Quality Management Pada Usaha Mikro Kecil
Menengah”, Prosiding Seminar, hal. 284–293.
Munizu, M., Salim, U., Surachman dan Solimun. (2012), “Pengaruh Praktik Total Quality
Management (TQM) terhadap Budaya Kualitas, Daya Saing dan Kinerja Perusahaan
(Studi pada Industri Manufaktur di Kota Makassar)”, Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol.
10 No. 9, hal. 510–519.
Sonia, N.R. (2021), “Total Quality Management dalam Lembaga Perguruan Tinggi”,
Southeast Asian Journal of Islamic Education Management, Vol. 2 No. 1, hal. 125–139,
doi: 10.21154/sajiem.v2i1.47.
Suartina, I.W., Swara, N.N.A.A.V. dan Astiti, N.L.S. (2019), “Pengaruh Total Quality
Management (Tqm) Terhadap Kinerja Perusahaan Melalui Perilaku Produktif Karyawan
Pada Pt. Tomorrow’S Antiques Indonesia”, Widya Manajemen, Vol. 1 No. 2, hal. 1–20,
doi: 10.32795/widyamanajemen.v1i2.349.
Suyono, S., Purwati, A.A. dan Cutan, M. (2020), “Peran Kualitas Pelayanan, Total Quality
Management dan Promosi Terhadap Kepuasan Pelanggan”, INVEST : Jurnal Inovasi
Bisnis dan Akuntansi, Vol. 1 No. 1, hal. 45–56, doi: 10.55583/invest.v1i1.36.
Tsani, A.R. dan Nurleli. (2021), “Analisis Penerapan Total Quality Management dan
Komitmen Organisasi dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan”, Jurnal Riset
Akuntansi, Vol. 1 No. 1, hal. 30–37, doi: 10.29313/jra.v1i1.55.
27