You are on page 1of 17

PENGUJIAN KURSI RODA DENGAN PENGGERAK EBIKE KIT

BERTENAGA BATERAI UNTUK DIFABEL

PROPOSAL

Oleh
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022 jumlah

penyandang difabel di Indonesia mencapai 17 juta orang, bahkan World Health

Organization (WHO) mengklaim 10% dari jumlah penduduk Indonesia

merupakan difabel. Hal ini tentunya butuh perhatiaan khusus bagi semua pihak

agar para difabel dapat beraktivitas tanpa kendala dengan penyediaan alat-alat

bantu kesehatan salah satunya yaitu Kursi Roda.

Kursi roda adalah sebuah fasilitas dalam membantu orang yang tidak bisa

berjalan, orang yang tidak bisa berjalan bisa disebabkan sakit, lumpuh, lemah

kaki, serta cacat kaki, kursi roda merupakan salah satu alat sangat penting bagi

mereka dalam melakukan perpindahan tempat satu ketempat yang lainnya

(Yudiantyo, 2020).

Pada umumnya kaum difabel yang memiliki cacat kaki maupun cacat

tangan tidak dapat melakukan banyak hal, karena mengalami gangguan pada

sistem motorik, sehingga membutuhkan bantuan dari keluarga maupun dari

orang-orang di sekitar untuk mobilitasnya. Melalui ilmu pengetahuan dan

teknologi, berbagai perangkat telah diciptakan untuk memudahkan kebutuhan

manusia, seperti para difabel. Salah satu perangkat yang biasa digunakan untuk

membantu pasien yang mengalami gangguan pada sistem motorik pada kedua

kaki adalah kursi roda (Prilian et al, 2021).

2
Data Susenas 2020 terdapat sekitar 10,3 juta rumah tangga yang

mempunyai anggota keluarga difabel. Sebanyak 8,2 juta difabel di antaranya

tanpa asuransi kesehatan. Kemudian sebanyak 8.795.033,76 difabel punya

masalah kaki. Namun 70 persen atau 6.156.523 dari jumlah tersebut belum punya

kursi roda. Kursi Roda dianggap sebagai salah satu penyelamat, dan hal yang

wajib bagi difabel yang punya masalah kaki, dengan begitu kubutuhan kursi roda

yang nyaman dan mudah dikendalikan merupakan hal sangat penting.

Penggunaan kursi roda yang tepat bagi difabel dapat memperbaiki

beberapa kondisi kesehatan mereka serta mencegah potensi semakin

memburuknya kondisi kesehatan difabel. Selain perbaikan kesehatan, tentu saja

adalah peningkatan mobilitas. Kondisi di pasaran, menunjukkan bahwa jenis

kursi roda yang tersedia dan dijual di pasaran mempunyai keterbatasan jenis.

Kondisi alat bantu kursi roda yang ada selama ini masih menggunakan konsep

“one fits for all”, yaitu kursi roda dengan satu jenis, tetapi diperuntukkan kepada

semua orang dimana hampir sebagian kursi roda masih kursi roda manual

(Jatmiko & Dharmastiti, 2018).

Kursi roda yang sering digunakan oleh penyandang difabel yang memiliki

keterbatasan fisik biasanya menggunakan sistem manual, dimana penggunaan

kursi roda dilakukan oleh penggunanya sendiri dengan cara memutar roda pada

kursi dengan menggunakan tangan, atau dengan bantuan dorongan akan tetapi

tidak semua pengguna kursi roda memiliki kemampuan untuk menggerakan kursi

roda. Idealnya kursi roda digunakan agar si pengguna bisa bergerak bebas

3
mengatur pergerakan sesuai yang dikehendakinya, akan tetapi yang terjadi di

lapangan tidak semua pengguna dapat melakukanya kerena memiliki

keterbatasan di bagian tangan. Sehingga membutuhkan alat yang dapat

membantu mobilitas pengguna kursi roda berupa kursi roda otomatis (Junior, &

Arifin, 2019).

Hingga saat ini ilmu pengetahuan serta teknologi semakin maju, alat alat

sekarang sudah menggunakan sistem elektronik yang ramah lingkungan yang

sangat aman untuk digunakan seseorang, yang bisa digunakan ke kendaraan atau

alat apapun, begitupun dengan kursi roda. Kursi roda yang sistem penggerak

menggunakan baterai akan memudahkan pengguna atau seseorang yang difabel

dalam menjalankan kursi roda dengan sangat mudah dengan tidak perlu bantuan

dorong untuk berjalan (Isnianto et al, 2021).

Adanya kebutuhan yang semakin banyak terhadap kursi roda, sehingga

diperhitungkan untuk mencoba inovasi dalam hal penggunaan teknologi pada

sebuah kursi roda hal ini tentunya untuk meringankan aktivitas dan akan sangat

membantu bagi kaum difabel. Selain itu dengan menggunakan teknologi pada

kursi roda dengan tenaga baterai akan menghemat banyak sekali biaya yang

dikeluarkan karena prinsip kerja baterai jika habis bisa digunakan kembali.

Konsep kerja kursi roda dengan penggerak ebike kit yang bertenaga baterai.

Baterai tersebut dari jenis baterai yang dapat diisi ulang. Pengisian baterai ini

bisa langsung diisi dengan jaringan listrik di rumah melalui battery charger.

4
Kursi roda dengan penggerak ebike kit yang bertenaga baterai dirancang

supaya dapat digunakan oleh kaum difabel agar dapat memudahkan dalam

aktivitasnya sehari-hari, pada penelitian ini untuk menguji, terhadap penambahan

penggerak ebike kit bertenaga baterai yang dapat mempermudah para pengguna

kursi roda, kursi roda biasanya digerakkan dengan secara manual oleh pengguna

atau orang lain, sehingga dengan adanya inovasi baru ini, diharapkan

mempermudah penggunaan kursi roda untuk dapat bergerak secara otomatis yang

dikendalikan dengan remot atau tuas sehingga pengguna dapat menghemat energi

dan bergerak secara lebih bebas.

Berdasarkan hal tersebut yang telah diuraikan dalam latar belakang

masalah maka penulis tertarik melakukan penelitian lanjutan terkait penggunaan

tenaga penggerak ebike kit menggunakan baterai di kursi roda, sehingga penulis

mengambil judul penelitian yaitu “Pengujian Kursi Roda Dengan Penggerak

Ebike Kit Bertenaga Baterai Untuk Difabel”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang masalah yang telah diungkapkan

diatas maka penulis merumuskan suatu permasalahan yang akan dipecahkan

dalam penelitian ini yaitu, Bagaimana hasil pengujian kursi roda dengan

penggerak ebike kit bertenaga baterai untuk difabel?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan diatas maka

adapun tujuan penelitian yang dialkukan oleh penulis yaitu untuk mengetahui

5
hasil pengujian kursi roda dengan penggerak ebike kit bertenaga baterai untuk

difabel

1.4 Batasan Penelitian

Membatasi ruang lingkup penelitian penulis anggap penting sebab dengan

melakukan pembatasan ruang lingkup yang akan dibahas dalam penelitian ini

akan membuat penelitian ini terfokus terhadap satu permasalahan yang ingin

dikaji dan dipecahkan adapun batasan penelitian ini yaitu mencakup:

1. Kursi Roda Sebagai objeknya

2. Penggerak Ebike Kit

3. Penggunaan sumber listrik dari Baterai

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya:

1.5.1 Bagi Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tambahan, wawasan baik

secara teori mengenai Penggunaan Penggerak Ebike Kit dengan tenaga baterai

pada kursi roda.

1.5.2 Bagi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh kajian teoritis ilmiah yang

lebih mendalam sehingga dapat dijadikan acuan konsepsual ilmiah bagi yang

bermanfaat dibidang kesehatan terkhusus bagi pengguna kursi roda dengan

penerapan Penggerak Ebike Kit Bertenaga Baterai pada kursi roda.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Pengungkapan Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh berbagai peneliti

dimaksudkan agar sebagai bahan pembanding, serta referensi terhadap penelitian

yang akan dilakukan, hal ini juga sekaligus untuk menghindari kesamaan penelitian,

adapun penelitian terdahulu yang penulis anggap relevan dengan penelitian ini

diantaranya yaitu:

2.1.1 Penelitian yang dilakukan oleh Eko Nurmianto, Mashuri, Muhammad

Hilman Fatoni, Achmad Arifin (2021) dengan judul Penelitian Desain

Ergonomi Kursi Roda Listrik Dengan Lumbar Support Dan

Penggerak Joystick Sebagai Teknologi Asistif.

Penelitian ini merancang lumbar support, selanjutnya

membandingkan kursi roda tanpa lumbar support dengan kursi roda

yang menggunakan lumbar support. Pengendalian naik turun lumbar

support yang digunakan dalam penelitian ini yaitu membuat beberapa

alternatif Lumbar Support. Penelitian ini bertujuan untuk menjaga

pengendalian lumbar support pada kursi roda listrik, penelitian ini

didapatkan kesesuaian hasil antara antropometri punggung dengan kursi

roda listrik. Metode pengukuran kenyamanan lumbar support dengan

menggunakan Nordic Body Map, Tingkat kepentingan dan kepuasan,

dan Tingkat kelelahan (Nordic Body Map).

7
2.1.2 Penelitian yang dilakukan oleh Veri bagus Putra Pamungkas (2022)

dengan judul Penelitian Analisis Baterai Sebagai Tenaga Penggerak

Pada Kursi Roda Elektrik Double Wishbone.

Penelitian ini akan merancang dan menganalisis kinerja kursi

roda listrik berdasarkan kebutuhan energi listrik. Karena itu, dapat

digunakan untuk membuat alat tambahan ini untuk membantu orang-

orang disabilitas fisik dan disabilitas pada tingkat yang lebih besar atau

lebih kecil, dengan penggerak motor listrik, kursi roda dapat digerakkan

secara bebas hanya dengan menggerakkan throttle, atau seperti

mengendarai sepeda motor, tanpa perlu tenaga untuk menggerakkan

roda. Hasil dari 3 metode varisai baterai ini menghasilkan 3 baterai yang

dirangkai secara seri dapat menempuh jarak hingga 21,07 km dengan

kecepatan maksimal 23 km/jam, 4 baterai yang dirangkai secara seri

dapat menempuh jarak 25,68 km dengan kecepatan maksimal 36

km/jam, dan 6 baterai yang dirangkai secara seri dan pararel dapat

menempuh jarak 37,63 km dengan kecepatan maksimal 24 km/jam

hingga baterai habis.

2.1.3 Penelitian yang dilakukan oleh Denta Hariyahya (2016) dengan judul

Penelitian Prototype Kursi Roda Dengan Penggerak Roda

Omnidirectional Berbasis Arduino.

Penelitian ini merancang pembuatan prototype kursi roda

omnidirectional ini untuk mengembangkan model kursi roda dan

8
membuat pengguna kursi roda menjadi nyaman saat menggunakanya.

Serta cara penggunaan yang mudah dengan cara mengarahkan tuas

joystick untuk menggerakan kursi roda. Joystick juga digunakan untuk

penambahan dan pengurangan kecepatan, dengan cara menekan bagian

tengah joystick. Untuk kecepatan diatur pada 1 sampai 10 tetapi saat

mulai di awali pada kecepatan 5. Dalam prototype kursi roda

omnidirectional ini terdapat komponen utama seperti joystick, arduino,

driver motor, motor dc, dan roda omnidirectional dengan konfigurasi 4

roda. Hasil pengujian prototype kursi roda ini terdapat beberapa gerakan

seperti bergerak serong, menyamping, maju, mundur dan berputar, dapat

disimpulkan bahwa penggunaan roda omnidirectinal mempengaruhi

gerak bebas kesemua arah.

2.2 Teori Buku

2.2.1 Baterai

Sebuah alat yang memiliki sumber energi kimia yang dapat

menghasilkan energi listrik disebut dengan electric cell (sel listrik). Dan

ketika beberapa sel listrik tersebut dihubungkan secara elektrik akan

inilah yang dinamakan baterai (Panjaitan, 2020). Baterai merupakan

perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan

koneksi eksternal yang disediakan untuk member daya pada perangkat

listrik contohnya pada ponsel, senter maupun mobil listrik, terminal

positifnya disebut katode serta terminal negatifnya disebut anoda.

9
Baterai terbuat dari sejumlah elemen yang terpisah selanjutnya

disatukan kembali pada kotak karet keras maupun plastik, komponen

dasar dari tiap sel membentuk pelat-pelat positif dan negatif. Baterai

terdiri dari berbagai bentuk serta ukuran dari sel miniatur yang dipakai

untuk alat seperti pada jam tangan, sel tipis yang digunakan pada

telephone genggam, sampai dengan baterai asam timbale besar atau

biasa disebut baterai litium-ion pada kendaraan (Noer, & Dayana,

2021).

Sedangkan menurut Asfar & Dewi, (2021) baterai adalah sebuah

sumber energy yang bisa merubah energy kimia menjadi energy listrik

hingga dapat digunakan pada perangkat elektronik dengan baterai tidak

perlu lagi menyambungkan perangkat terminal untuk mengaktifkan

perangkat elektronik, hingga praktis dalam penggunaannya.

Baterai merupakan alat yang digunakan untuk menyimpan energi

listrik dalam bentuk kimia kemudian diubah menjadi energi listrik untuk

memperoleh arus listrik yang diperlukan sehingga dapat digunakan

menghidupkan peralatan yang diperlukan, contohnya strika, rice cooker,

serta mengerakkan mesin-mesin dan peratan elektronik lainnya. Arus

baterai dihasilkan oleh reaksi kimia antara bahan aktif pada pelat baterai

dan asam sulfat yang terdapat dalam larutan elektrolit.(Nasution, 2021).

2.2.2 Jenis-Jenis Baterai

10
Secara umum baterai digolongkan menjadi dua jenis yaitu baterai

primer dan baterai sekunder lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini:

2.2.2.1 Baterai Primer adalah jenis batrai yang digunakan sekali pakai

dimana terdiri dari tiga komponen penting yaitu batang karbon

untuk anoda, seng berfungsi sebagai katoda, serta pasta sebagai

penghantar (elektrolit). beberapa macam contoh jenis baterai

primer yakni:

1. Baterai zinc carbon baterai yang mengandung bahan zinc

digunakan sebagai kutub negative sekaligus sebagai

pembungkus.

2. Baterai Alkalin penghantar (elektrolit) yang digunakan

dalam baterai alkalin yakni potassium hydroxide yang

mengandung zat alkali.

3. Baterai litium baterai litium sering digunakan pada mikro

computer maupun pada jam tangan.

4. Baterai Silver Oxide Baterai ini merupakan baterai dengan

pasaran haraga termahal dari jenisnya disebabkan energy

yang dihasilkan tinggi namun batrainya ukuran kecil.

2.2.2.2 Baterai Sekunder merupakan jenis baterai yang dapat dilakukan

pengisian ulang, adapun jenis baterai sekunder seperti:

11
1 Baterai Ni-Cd adalah Baterai sekunder yang menggunakan

bahan nikel oxide hydroxide dan metallic cadmium sebagai

bahan pengahantarnya atau elektrolitnya.

2 Baterai Ni-Nh Baterai ini memiliki keunggulan kapasitas

dari baterai jenis Ni-Cd dimana 30% lebih tinggi.

3 Baterai Li-Ion adalah jenis baterai yang sering digunakan

pada alat-alat elektronik, bateerai ini cenderung memiliki

daya tahan yang tinggi serta ringan mudah dibawah

kemana-mana (Asfar & Dewi, 2021).

2.2.3 Kursi Roda

Kursi roda adalah salah satu alat bantu kesehatan untuk mobilitas

yang selalu digunakan oleh orang yang mengalami kesulitan berjalan

menggunakan kaki, diakibatkan berbagai macam hal seperti penyakit,

cedera, atau karena cacat (Sailana, 2021).

Menurut Yudiantyo, (2020) Kursi roda adalah sebuah fasilitas

dalam membantu orang yang tidak bisa berjalan, orang yang tidak bisa

berjalan bisa disebabkan sakit, lumpuh, lemah kaki, serta cacat kaki,

kursi roda merupakan salah satu alat sangat penting bagi mereka dalam

melakukan perpindahan tempat satu ketempat yang lainnya (Yudiantyo,

2020).

2.2.4 Jenis-Jenis Kursi Roda

12
Secara garis besar kursi roda dapat dibedakan menjadi dua jenis

yaitu kursi roda manual (Conventional wheelchair), serta kursi roda

dengan penggerak bermotor yang juga biasa disebut elektrik bike atau

(motor powered wheelchair).

2.2.4.1 Kursi roda manual (Conventional wheelchair) Kursi roda

manual digerakkan dengan cara didorong oleh orang lain

ataupun digerakan sendiri oleh penggunanya dengan

menggunakan tangan.

2.2.4.2 Kursi roda elektrik-bike (motor powered wheelchair) kursi roda

jenis ini menggunakan sistem pengendali elektrik dalam

memudahkan mobilitas para penggunanya, sehingga mereka

tidak perlu mengendalikan kursi roda secara manual dengan

menggerakkan roda mengunakan tangan ataupun dengan

bantuan orang untuk mendorong.

2.2.5 Kursi Roda elektrik (Ebike)

George Klein adalah salah satu penemuh kursi roda elektrik yang

sangat terkenal pasa zaman perang dunia ke 2, hal ini untuk

mengakomodasi para prajurit yang mengalami cacat dalam perang.

Kursi roda elektrik atau Ebike adalah kursi roda yang dilengkapi dengan

sistem pengendali elektronik, pengendali elektronik dimaksudkan agar

kursi roda lebih mudah digerakkan dibanding dengan kursi roda manual

yang digunakan dengan dorongan tangan. kursi roda elektrik Ini

13
sebenarnya lebih diperuntukkan kepada orang-orang yang yang sudah

tidak mampu untuk menggerakkan kursi roda menggunakan tangan

yang hanya mampu menggerakkan kursi roda dengan bantuan orang lain

(Matarru, 2022).

2.2.6 Komponen Kursi Roda Elektrik (Ebike)

2.2.6.1 The Base atau Dasar Kursi Roda Elektrik

Basis kursi roda listrik Ebike yaitu bagian bawah dari kursi

roda listrik yang menampung motor, baterai, roda penggerak,

kastor, dan elektronik tempat sistem tempat duduk terpasang.

2.2.6.2 Rear-Wheel Drive

Kursi roda ini adalah konfigurasi 'khas' pada kursi listrik. Kursi

ini sangat ideal untuk keperluan di luar ruangan.

2.2.6.3 Front-Wheel Drive

Kursi roda ini merupakan kursi roda elektrik yang kuat

digunakan untuk keperluan dalam ruangan. kekurangan utama

dari kursi FWD yaitu kurangnya stabilitas saat pengereman

dan perjalanan menuruni lereng .

2.2.6.4 Midwheel Drive

Kursi roda ini muncul sebagai kompromi antara kursi FWD dan

RWD. Ide dari kursi MWD yaitu untuk mencoba serta

mendapatkan kemampuan manuver dari kursi FWD dengan

stabilitas kursi RWD

14
2.2.6.5 Controls

Kontrol drive Salah satu perangkat yang digunakan dalam

mengendalikan kursi roda listrik, kontrol ini biasanya dapat

diprogram dan dapat dioperasikan menggunakan berbagai jenis

joystick atau sakelar seperti sip-and-puff.

2.2.6.6 Seating and Positioning

Tempat duduk serta posisi meruapajan bagian penting dari kursi

roda yang memiliki peran penting dalam kenyamanan, fungsi,

keselamatan, dan kesehatan.

2.2.6.7 Seating Systems

Sistem tempat duduk terbagi dalam tiga kategori umum yakni

off-the- shelf, modular sertacustom.

2.2.6.8 Cushions and Backrests

Bantal dan sandaran terbuat dari berbagai bahan, termasuk busa

berkontur, kantung udara berisi udara, kombinasi udara dan

busa, dan gel.

2.2.6.9 Recline and Tilt-in-Space

Teknologi berbaring dan miring di ruang menghilangkan

tekanan, mengatur postur, memberikan kenyamanan dan

membantu dengan kegiatan perawatan pribadi. Orang-orang

yang tidak dapat secara mandiri mengubah berat badan atau

15
transfer harus memiliki sistem tilt-in-space dan berbaring di

kursi roda mereka.

2.2.6.10 Seat Elevation and Standing Chairs

Kursi roda listrik juga dapat memiliki kursi atau mekanisme

pengangkat yang membuat pengguna berdiri tegak saat berada

di kursi. Kursi yang ditinggikan dapat membantu dengan

transfer, karena lebih mudah untuk mentransfer ke bawah bukit

2.2.6.11 Power-Assisted Wheelchair

Kursi roda berbantuan daya pada dasarnya adalah kursi roda

manual dengan motor yang memberikan bantuan tenaga bila

diinginkan. Ini memungkinkan pengguna untuk mendorong

kursi roda lebih cepat dan mudah, dan membantu dengan

hambatan seperti jalan curam (Matarru, 2022).

16
Daftar Pustaka

Asfar & Dewi, (2021). Bio-Baterai Dari Limbah Kulit Pisang. Bandung: Media Sains
Indonesia.
Isnianto, D., Winarso, R., & Kabib, M. (2021). Rancang Bangun Sistem Penggerak
Skuter Listrik Yang Terintegrasi Dengan Kursi Roda. Jurnal Crankshaft, 4(2),
29-36.
Jatmiko, H. A., & Dharmastiti, R. (2018). Pengembangan alat ukur evaluasi dan
perancangan produk kursi roda. Jurnal Teknosains, 7(2), 104-110.
Junior, A. S., & Arifin, F. (2019). Prototipe Kursi Roda Elektrik dengan Kendali
Joystick dan Smartphone. Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational
Education), 4(1), 62-68.
Matarru, A. A. (2022). Studi Eksperimen Arduino Uno Sebagai Pengendali Kursi
Roda Elektrik. Journal of Informatics Information System Software
Engineering and Applications (INISTA), 4(2), 21-31.
Nasution, M. (2021). Karakteristik Baterai Sebagai Penyimpan Energi Listrik Secara
Spesifik. JET (Journal of Electrical Technology), 6(1), 35-40.
Noer, Z., & Dayana, I. (2021). Dasar-Dasar Baterai. Jakarta: Guepedia.
Prilian, T., Rusmana, I., & Handayani, T. (2021). Kursi Roda Elektrik dengan
Kendali Gestur Kepala. Aviation Electronics, Information Technology,
Telecommunications, Electricals, Controls, 3(1), 29-42.
Panjaitan, J. (2020). Rancang Bangun Genset Otomatis Menggunakan Kontaktor
Dengan Tenaga Baterai 12 V, 50 Ah. Atds Saintech Journal Of Engineering,
1(1), 39-47.
Sailana, C. M., Sollu, T. S., & Alamsyah, A. (2021). Rancang Bangun Kursi Roda
Elektrik Berbasis Internet of Things (Iot). Foristek, 11(1), 20-31.
Yudiantyo, W. (2020). Perancangan Ergonomis Pegangan Pendorong Kursi Roda
Untuk Meninimasi Kesakitan Pergelangan Tangan. Journal of Integrated
System, 3(1), 40-48.

17

You might also like