You are on page 1of 9

Harga Pokok Produksi

Harga pokok adalah suatu produksi jumlah pengorbanan-pengorbanan, dapat diduga, dan kuantitatif
dapat diukur berhubungan dengan proses produksi, yang dilakukan pada saat pertukaran dan dalam
kebanyakan hal harus didasarkan atas nilai pengganti kesatuan-kesatuan nilai yang telah dikorbankan”.
Winardi (1990 : 79)

Harga pokok sendiri yaitu jumlah pengeluaran serta beban yang diterima oleh suatu perusahaan, baik
langsung atau tidak langsung. Jadi, harga pokok hanya dapat dihitung apabila dilakukan klasifikasi terhadap
biaya-biaya yang dikelurkan, Sedangkan produksi adalah biaya untuk mengolah bahan baku menjadi suatu
produk yang akan dijual, dan produksi.

A. Elemen Produksi
Setelah mengetahui arti dari produksi, selanjutnya kita akan bahas elemen biaya dalam suatu produksi.
Produksi terdiri dari 3 elemen biaya, yaitu :
1. Biaya Bahan Baku : Biaya bahan baku atau yang disebut juga dengan direct material, adalah biaya
yang jumlahnya besar dalam rangka menghasilkan suatu jenis output.
2. Biaya Tenaga Kerja : Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan dalam bentuk upah yang
dibayarkan kepada tenaga kerja dalam pembuatan barang. Mereka dapat disebut juga sebagai tim
produksi.
3. Biaya Overhead Pabrik : Biaya overhead pabrik atau factory overhead cost adalah biaya produksi
selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Terdiri dari macam biaya yang semuanya tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk atau
aktivitas lainnya. Biaya tersebut ada dalam upaya perusahaan untuk merealisasi pendapatan. Harga pokok
produksi dapat didefinisikan sebagai jumlah biaya produksi yang terdapat pada persediaan barang jadi
sebelum barang tersebut laku dijual.

Harga pokok produksi berarti jumlah dari biaya yang melekat pada produksi yang dihasilkan. Meliputi
biaya-biaya yang dikeluarkan ketika produksi dimulai, saat pengadaan bahan, proses pembuatan, hingga
barang siap jual.

B. Tujuan Perhitungan Harga Pokok Produksi


Ada beberapa tujuan yang perlu kamu ketahui dari perhitungan harga pokok produksi :
1. Perhitungan ini bertujuan untuk mendapatkan nilai suatu barang dagangan atau jasa. Serta untuk
mendapatkan tempat penjualannya,
2. Melalui harga pokok produksi ini, kita akan lebih mudah menentukan nilai jual dan memperkirakan
keuntungan.
3. Selain untuk menentukan harga jual, perhitungan harga pokok produksi (metode variable costing)
juga berguna untuk menilai efisiensi perusahaan.
4. Selain itu juga dapat digunakan menjadi dasar penilaian penyusunan neraca yang menyangkut
penilaian terhadap aktiva.
5. Perhitungan harga pokok produksi ditujukan untuk mambantu evaluasi hasil kerja.
6. Kemudian sebagai pengawasan terhadap efisiensi biaya, khususnya biaya produksi.
C. Cara Menghitung Harga Pokok Produksi

Ada empat tahap untuk menghitung harga pokok produksi yang bisa dipakai untuk perhitungan harga
pokok produksi. Rumus untuk perhitungan diawali dengan menghitung bahan baku, biaya produksi,
persediaan barang dan harga pokok penjualan.

Berikut rumus yang bisa pakai sebagai metode atau cara menghitung suatu harga pokok produksi,
yaitu:

1. Tahap 1 – Menghitung Bahan Baku yang Digunakan


[Saldo awal bahan baku + Pembelian bahan baku – Saldo akhir bahan baku = Bahan baku yang
digunakan]
2. Tahap 2 – Menghitung Biaya Produksi
[Bahan baku yang digunakan + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead produksi = Total biaya
produksi]
3. Tahap 3: Menentukan Harga Pokok Produksi
[Total biaya produksi + Saldo awal persediaan barang dalam proses produksi – Saldo akhir persediaan
barang dalam proses produksi = Harga Pokok Produksi]
4. Tahap 4: Menghitung Harga Pokok Penjualan
[Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – Persediaan barang akhir]

D. Contoh Soal Menghitung Harga Pokok Produksi

PT. HIJAR adalah perusahaan yang bergerak makanan. Pada awal bulan Juni, PT. HIJAR memiliki
persediaan bahan baku mentah sebesar Rp 60.000.000, bahan setengah jadi sebesar Rp 90.000.000, dan
persediaan makanan siap jual sebesar Rp 120.000.000. Untuk proses produksi makanan di bulan Agustus
membeli persediaan bahan baku sebesar Rp 750.000.000, dengan biaya pengiriman Rp 10.000.000. Selama
proses produksi, terdapat biaya pemeliharaan buah-buahan sebesar Rp 9.000.000.

Pada akhir bulan Juli terdapat sisa penggunaan bahan baku mentah sebesar Rp 50.000.000, sisa bahan
setengah jadi sebesar Rp 8.000.000, dan sisa makanan siap jual sebesar Rp 25.000.000. Berapakah Harga
pokok produksi dari PT. HIJAR? Untuk menghitung HPP diperlukan 4 tahap seperti yang kita bahas
sebelumnya.

JAWAB:

Tahap 1 : 60.000.000 + (750.000.000 + 10.000.000) – 50.000.000 = 770.000.000

Tahap 2 : 145.000.000 + 9.000.000 = 154.000.000

Tahap 3 : 154.000.000 + 90.000.000 – 8.000.000 = 236.000.000

Tahap 4 : 236.000.000 + 120.000.000 – 25.000.000 = 331.000.000

Setelah melewati empat tahap tersebut, maka kita akan mendapatkan hasilnya. Jadi harga pokok produksi
pada bulan Agustus adalah Rp 331.000.000.
Harga Pokok Penjualan

Pengertian harga pokok penjualan sendiri, menurut prinsip akuntansi Indonesia dapat dijelaskan
sebagai jumlah pengeluaran dan beban yang diperkenankan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hal tersebut untuk menghasilkan barang atau jasa di dalam kondisi dan tempat di mana barang itu dapat
dijual atau digunakan. Untuk mendapatkan perhitungan HPP yang tepat , rasional, dan wajar, kita harus
mengenali komponen yang menentukannya. Tujuan menghitung HPP adalah mengetahui besarnya biaya
yang dikeluarkan dalam produksi barang dan jasa. HPP merupakan salah satu komponen dalam laporan laba
rugi.

A. Manfaat Menghitung Harga Pokok Penjualan

Beberapa manfaat lain dari perhitungan harga pokok penjualan diantarannya adalah sebagai berikut:

1. Dapat menghitung laba rugi


2. Sebagai alat bantu menentukan realisasi biaya produksi
3. Dan yang terakhir sebagai penentu harga jual barang

B. Komponen Penentu Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang


Berikut ini komponen-komponennya.
1. Persediaan Awal Barang Dagang : Persediaan awal barang dagang merupakan persediaan barang
yang tersedia di awal periode atau tahun buku berjalan. Saldo persediaan awal barang dagang bisa
dilihat pada neraca saldo periode berjalan atau neraca awal perusahaan, atau neraca tahun sebelumnya.
2. Persediaan Akhir Barang Dagang : Persediaan akhir barang dagang merupakan persediaan barang
yang tersedia di akhir periode, atau akhir tahun buku berjalan. Saldo persediaan ini biasanya diketahui
pada data penyesuaian perusahaan pada akhir periode.
3. Pembelian Bersih : Pembelian bersih merupakan seluruh pembelian barang dagang yang dilakukan
perusahaan, baik pembelian barang secara tunai maupun secara kredit. Ditambah juga dengan biaya
angkut pembelian dikurangi potongan pembelian dan retur pembelian yang terjadi.

C. Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang

Adapun untuk mendapatkan harga penjualan pokok dalam perusahaan dagang bisa menggunakan
tahapan penghitungan di bawah ini:

1. Menghitung Penjualan Bersih


[Penjualan Bersih = Penjualan – (Retur Penjualan + Potongan Penjualan)]
Ongkos Angkut Penjualan tidak termasuk dalam hitungan HPP dan menjadi biaya umum.
2. Menghitung Pembelian Bersih
[Pembelian Bersih = (Pembelian + Ongkos Angkut Pembelian) – (Retur Pembelian + Potongan
Pembelian)]
3. Menghitung Persediaan Barang
[Persediaan Barang = Persediaan Awal + Pembelian Bersih]
4. Menghitung Harga Pokok Penjualan
[Harga Pokok Penjualan = Persediaan Barang – Persediaan Akhir]
Contoh Perhitungan
Harga Pokok
Penjualan
Perusahaan Dagang

D. Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan Perusahaan Manufaktur


Seperti yang telah dikatakan diatas bahwa cara menghitung HPP perusahaan dagang dan perusahaan
manufaktur berbeda. Berikut cara menghitung HPP perusahaan manufaktur.
1. Menghitung Semua Bahan Baku yang Digunakan
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memproduksi barang dagangannya sendiri dari
bahan mentah dan menentukan HPP-nya sendiri. Oleh karena itu, perusahaan manufaktur
membutuhkan bahan baku. Bahan baku merupakan modal utama dalam menghitung HPP untuk
pertama kalinya. Perusahaan harus menentukan berapa banyak bahan baku yang akan digunakan untuk
memproduksi suatu barang. Untuk menentukannya, kamu dapat melihat dari berapa banyak bahan
baku yang masih tersisa di akhir periode, setelah saldo awal periode. Kemudian ditambah dengan
pembelian yang ada selama periode tersebut berlangsung. Berikut cara untuk menghitung semua
bahan baku yang digunakan untuk produksi:
[Bahan Baku Terpakai = Saldo Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku – Saldo Akhir
Bahan Baku]
2. Menghitung Biaya Produksi Lainnya
Terdapat biaya lain yang berpengaruh terhadap proses produksi barang dari bahan mentah sampai
menjadi barang jadi selain bahan baku utama. Biaya-biaya tersebut antara lain:
 Biaya tenaga kerja langsung.
 Biaya overhead (biaya bahan baku yang bersifat tidak pokok). Misalnya biaya listrik, biaya
reparasi, biaya pemeliharaan, dan sebagainya.
3. Menghitung Total Biaya Produksi
Total biaya produksi merupakan sebagian biaya yang dikeluarkan saat barang sudah masuk ke dalam
proses produksi dan biaya yang dikeluarkan untuk produksi barang tersebut.
Cara menentukan total biaya produksi adalah bahan baku barang yang diproses pada awal periode
produksi ditambah dengan bahan baku penambahnya atau bahan baku tidak pokok (tenaga kerja
langsung dan overhead). Lalu selanjutnya dikurangi dengan barang yang masih tersisa di gudang pada
akhir periode. Secara sederhana, formula cara menghitung biaya produksi lainnya adalah sebagai
berikut:
[Total Biaya Produksi = Bahan Baku Yang Digunakan + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya
Overhead Produksi]
4. Menghitung Harga Pokok Produksi
Formula cara menghitung harga pokok produksi adalah sebagai berikut:
[Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi + Persediaan Barang Dalam Proses Produksi Awal –
Persediaan Barang Dalam Proses Produksi Akhir]
5. Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)
Cara menentukan HPP adalah harga pokok produksi ditambah dengan persediaan barang awal
dikurangi dengan persediaan barang akhir. Secara sederhana, formula cara menghitung HPP di
perusahaan manufaktur adalah
sebagai berikut:
[Harga Pokok Penjualan (HPP) =
Harga Pokok Produksi +
Persediaan Barang Awal –
Persediaan Barang Akhir]

Contoh Perhitungan Harga Pokok


Penjualan Perusahaan Manufaktur
Contoh Soal dan Jawaban Just In Time (JIT)

PT.Makmur adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang


perakitan suku cadang menggunakan dua sistem biaya yang berbeda
yaitu: Sistem biaya konvensional & JIT.

Sistem biaya konvensional membebankan BOP menggunakan


pengarah biaya (cost driver) berbasis unit. Sistem JIT menggunakan
pendekatan yang terfokus pada penelusuran biaya dan penentuan
harga pokok berbasis aktivitas untuk biaya yang tidak dapat
dihubungkan secara langsung dengan suatu sel pemanufakturan.
Untuk mengetahui perbedaan antara kedua metode, berikut ini
disajikan data biaya produksi untuk bulan desember 200X :

Diminta:

1. Hitunglah jumlah maksimum dari masing-masing sistem biaya


yang harus dibayar seandainya perusahaan memutuskan untuk
membeli pada pemasok luar.
2. Bila diketahui perusahaan berproduksi pada kapasitas 1.500
unit dengan harga jual Rp 1.100, susunlah laporan L/R untuk
periode yang bersangkutan

Penyelesaian :

1. Jumlah maksimum
terhindarkan yang harus diputuskan oleh perusahaan
tersebut.
Biaya yang dapat dihindarkan:
 Sistem biaya konvensional = Rp 800 + 70
+ 90 + 30 = Rp 990
 Sistem biaya JIT = Rp 800 +
100 +30 +20 +30 = Rp 980
2. Laporan L/R

Note : Cara mencari angka2 yang ada dalam tabel :


[1] Rp 800 + Rp 70 + Rp 90 = Rp 960
[2] Rp 800 + Rp 20 = Rp 820
[3] Rp 30 x 1.500 unit = Rp 45.000
[4] (Rp 100 + Rp 30) x 1.500 unit = Rp 195.000

CONTOH SOAL 1 METODE TRADISIONAL DAN ABC

Cara menghitung biaya produksi per unit menggunakan metode tradisional (konvensional) dan
metode ABC (activity based costing)

PT Trend. Tbk menjual 2 produk yaitu tas dan sepatu, datanya akan disajikan sebagai berikut:

Produk
Keterangan
Tas Sepatu
Volume produksi  Rp  10.000  Rp  40.000
Harga Jual  Rp  12.000  Rp    6.000
Biaya Utama  Rp    6.000  Rp    3.000
Jam Kerja
 Rp    5.000  Rp  10.000
Langsung

Akuntan manajemen PT Trend. Tbk mengidentikasi aktivitas cost yang dianggarkan, datanya sebagai
berikut:

Aktivitas Anggara Cost


Rekayasa  Rp     300.000
Set up  Rp  1.000.000
Perputaran mesin  Rp  3.000.000
Pengemasan  Rp     200.000
Total  Rp  4.500.000

Aktivitas sesungguhnya produk Tas dan Sepatu, disajikan data sebagai berikut:

Konsumsi/Realisasi
Aktivitas Total
Tas Sepatu
                                
Rekayasa (jam)
6.000 9.000 15.000
                                          
Set up (jam)
400 600 1.000
Perputaran mesin                        
(jam) 50.000 100.000 150.000
                             
Pegemasan
5.000 20.000 25.000

Diminta:
1. Hitunglah biaya per unit  menggunakan metode tradisional (konvensional)?
2. Hitunglah biaya per unit menggunakan metode ABC (activity based costing)?

Jawab:

1. Menghitung biaya per unit menggunakan metode tradisional


[Total Jam kerja langsung = Jam kerja langsung tas + Jam kerja langsung sepatu]
=  5000 + 10.000
= 15.000
[Tarif Overhead Pabrik : Jam Kerja Langsung]
= Rp. 4.500.000 : 15.000
= 300/JKL
Biaya Overhead yang di bebankan

Total
(Biaya JKL per Overhead/Unit
Produk Unit
unit X jam kerja (Total:Unit)
langsung
·       
Rp  1.500.000
Tas 10.000 Rp                 150
(Rp 300 X 5.000)
Rp  3.000.000
Sepatu 40.000 Rp                    75
(Rp 300 X 10.000)

Menghitung biaya per unit produk

Keterangan Tas Sepatu


Rp  60.000.000 Rp  120.000.000
Biaya Utama
(Rp 6.000 X 10.000) (Rp 3.000 X 40.000)
Rp    3.000.000 Rp    12.000.000
Biaya Overhead
(Rp 300 X 10.000) (Rp 300 X 40.000)
Total Biaya Rp  63.000.000 Rp  132.000.000
Unit Produksi 10.000 40.000
Biaya/Unit Rp             6.300 Rp               3.300

2. Menghitung biaya per unit menggunakan metode ABC (activity based costing)
Menghitung Tarif Aktivitas

Aktivitas Total Biaya Konsumsi Aktivitas Tarif Aktifitas


Rekayasa (jam) Rp     300.000 Rp                    15.000 Rp                20
Set up (jam) Rp  1.000.000 Rp                      1.000 Rp          1.000
·      Perputaran mesin (jam) Rp  3.000.000 Rp                 150.000 Rp                20
Pegemasan Rp     200.000 Rp                    25.000 Rp                  8
Total Rp  4.500.000 Rp                 191.000 Rp          1.048
Biaya Overhead yang dibebankan
Produk Tas

Aktivitas Tarif Konsumsi Total BOP BOP/Unit


Rekayasa (jam)  Rp                20  Rp      6.000  Rp     120.000  Rp        20
Set up (jam)  Rp          1.000  Rp          400  Rp     400.000  Rp  1.000
Perputaran mesin (jam)  Rp                20  Rp    50.000  Rp  1.000.000  Rp        20
Pegemasan  Rp                  8  Rp      5.000  Rp        40.000  Rp          8
Total  Rp          1.048  Rp    61.400  Rp  1.560.000  Rp  1.048

Produk Sepatu

Aktivitas Tarif Konsumsi Total BOP BOP/Unit


Rekayasa (jam) Rp                20 9.000 Rp     180.000 Rp        20
Set up (jam) Rp          1.000 600 Rp     600.000 Rp  1.000
·         Perputaran mesin (jam) Rp                20 100.000 Rp  2.000.000 Rp        20
Pegemasan Rp                  8 20.000 Rp     160.000 Rp          8
Total Rp          1.048 Rp  129.600 Rp  2.940.000 Rp  1.048

Menghitung biaya per unit produk

Keterangan Tas Sepatu


Biaya Utama Rp  60.000.000 Rp  120.000.000
Biaya Overhead Rp  10.480.000 Rp    41.920.000
Total Biaya Rp  70.480.000 Rp  161.920.000
Unit Produksi 10.000 40.000
Biaya/Unit Rp             7.048 Rp               4.048

You might also like