Professional Documents
Culture Documents
Akt M.kontemporer Bab 12-20
Akt M.kontemporer Bab 12-20
Robin Cooper, profesor dari Harvard Business School mengemukakan gejala dari suatu sistem biaya
usang sebagai berikut :
1. Manajer fungsional ingin menyingkirkan Lini produk yang tampaknya menghasilkan keuntungan
2. Margin laba sulit diperjelas
3. Produk yang sulit dibuat menunjukkan keuntungan yang besar
4. Departemen mempunyai sistem biaya sendiri
5. Bagian akuntansi menghabiskan banyak waktu dalam suatu proyek khusus
6. Perusahaan mempunyai relung Margin yang tinggi (high margin niche)
7. Harga pesaing terlalu rendah secara tidak realistis
8. Pelanggan tidak mengeluh walaupun harga dinaikkan
9. Hasil dari penawaran beats sulit hasil dari penawaran (bids) sulit dijelaskan
10. Penawaran pemasok lebih rendah dari yang diharapkan
11. Perubahan laporan biaya karena adanya peraturan akuntansi keuangan yang baru
Jika hanya satu sistem biaya maka tidak akan menjadi satu produk utuh. Perancang sistem biaya telah
gagal untuk menyadari bahwa sistem mereka perlu menyatakan tiga fungsi yang berbeda yaitu :
Penilaian persediaan untuk laporan keuangan dan pajak.
Alokasi biaya produksi periodik ke produksi dan manajemen departemen, berdasarkan sumber daya yang
dikonsumsi (tenaga kerja, bahan, energi, overhead) selama suatu periode operasi.
Pengukuran biaya produk secara Individual.
Teknik biaya berdasarkan basis activity dapat dikembangkan dan diterapkan secara lebih luas sebagai
fondasi untuk mencapai keunggulan perusahaan dan keuntungan kompetitif.
A. Apakah Activity Based Costing Itu?
Suatu sistem akuntansi aktivitas yang sederhana dan efektif menggunakan pendekatan di bawah ini:
1. Menentukan aktivitas perusahaan
2. Menentukan biaya aktivitas dan performa
3. Menentukan keluaran dari aktivitas
4. Menelusuri biaya aktivitas ke tujuan biaya
5. Menentukan tujuan jangka pendek dan jangka panjang
6. Menilai efektivitas dan efisiensi aktivitas
Akuntansi aktivitas adalah berdasarkan prinsip bahwa aktivitas mengkonsumsi sumber daya.
Sedangkan produk mengkonsumsi aktivitas dan material. Kalkulasi biaya produk (product costing) diperkuat
oleh penelusuran yang lebih khusus terhadap biaya pendukung support yang telah secara tradisional
dikumpulkan dari overhead dan dialokasikan ke semua produk. Suatu biaya produk aktivitas-aktivitas
(product cost) diperoleh dengan mengidentifikasi material dan aktivitas yang diperlukan untuk membuat
suatu produk dan menentukan kuantitas aktivitas untuk setiap produk.
Suatu aktivitas didefinisikan sebagai kombinasi dari manusia teknologi bahan baku metode metode
dan lingkungan yang memproduksi suatu produk atas jasa tertentu. Contoh aktivitas misalnya:
Menutup suatu penjualan
Memproduksi material pemasaran
Merakit produk final
Membuat tagihan kepada pelanggan
Suatu akuntansi aktivitas adalah proses mengumpulkan dan menelusuri biaya dan data performa
terhadap suatu aktivitas perusahaan dan memberikan umpan balik dari hasil aktual terhadap biaya yang
direncanakan, untuk melakukan tindakan koreksi apabila diperlukan ini merupakan suatu alat untuk
memahami biaya.
Suatu biaya aktivitas merupakan biaya total dari semua faktor-faktor produksi yang telah ditelusuri,
yang digunakan untuk melakukan suatu aktivitas, apabila keluaran dari suatu aktivitas dapat ditunjuk secara
langsung dikonsumsi oleh aktivitas yang lain atau atau tujuan biaya akhir. Suatu biaya dikatakan dapat
dialokasi apabila dibebankan kepada aktivitas yang lain atau tujuan biaya, dengan suatu basis daripada secara
langsung ditelusuri.
Biaya aktivitas dinyatakan dalam suatu tolok ukur aktivitas (activity measures), misalnya :
Aktivitas Tolok ukur Aktivitas
- Hutang Dagang Faktur
Cek
- Piutang Dagang Pesanan Pelanggan
Jumlah Pelanggan
- Pengendalian Persediaan Jumlah nomor komponen
- Perencanaan dan Pengendalian Material Jumlah nomor komponen
- Pembelian Jumlah Pesanan Pembelian
- Penerimaan Jumlah Pesanan Pembelian
- Inspeksi Masuk Jumlah Inspeksi
- Pengendalian Mutu Jumlah Inspeksi
- Penilaian Pemasok Jumlah pemasok
- Sertifikasi Pemasok1 Jumlah pemasok
Tolak ukur aktivitas yang ideal yaitu:
Sederhana untuk dipahami
Mudah diukur dan mudah diperoleh dari sumber data yang ada
Secara langsung berhubungan dengan faktor-faktor produksi dari aktivitas
Tolak ukur harus ekonomis dan tersedia secara praktis
Suatu aktivitas adalah kelompok biaya yang homogen, karena sumber daya yang digunakan untuk
memproduksi suatu keluaran khusus. Homogenitas berarti variasi dalam suatu aktivitas dijelaskan oleh
suatu tolok ukur aktivitas yang tunggal. Biaya yang bersifat homogen adalah suatu biaya yang setiap
aktivitas yang mempunyai hubungan sebab akibat terhadap tujuan biaya.
Basic kausal yang tipical termasuk :
Faktor Produksi Tolok Ukur
Manusia Waktu
Teknologi Mesin /Jam Teknologi
Fasilitas Luas Ruangan
Utilitas Jan Kilowatt
Kelebihan ABC :
Menyajikan informasi tentang biaya relevan dalam pengambilan keputusan manajemen.
Mampu mengidentifikasi dan menghilangkan non value added activities, atau kegiatan yang tidak
menberikan kontribusi pada nilai akhir dari produk.
Mampu memberikan informasi yang tidak menguntungkan dari lini produk, sehingga
meningkatkan profitabilitas tanpa perlu meningkatkan harga produk.
Menyajikan laporan biaya-biaya yang lebih akurat dan informatif.
Kelemahan ABC :
Pengeluaran dana dan waktu yang dikonsumsi pada activity based costing sistem sangatlah mahal
unyuk dikembangkan maupun diimplementasikan.
Metode pelaksanaan yang kompleks, memakan waktu lama dan mahal, belum lagi pengumpulan
data dan data entry membutuhkan sumberdaya yang cukup besar.
Metode ABC mengabaikan beberapa biaya dari analisanya. Biaya yang terabaikan tersebut
meliputi biaya iklan, promosi dan riset.
Pemgalokasian biaya yang praktos mungkin agak sulit dilakukan karena bisa jadi tidak ditemukan
aktivitas yang menyebabkan biaya tersebut.
Laporan ABC sistem tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU).
Beberapa perusahaan yang melaporkan penggunaan sistem ABC antara lain adalah:
General Dinaminds
Fort Worth Division
General Motors
Hewlett Packard
Rose Ville Net Work Division
Marrin Marietta Energy System
Siemens
Akuntansi aktivitas biasanya digunakan untuk mendukung beberapa tipe keputusan yang paling
penting termasuk :
a) Biaya Produk
Biaya produk digunakan oleh manajer untuk menentukan harga jual, memperkirakan, membuat
keputusan seperti membuat atau membeli dan keputusan lain. Biaya produk yang tepat dapat
menggambarkan proses Manufacturing dan sangat penting untuk menyeleksi produk, pasar dan
pelanggan yang akan ditekankan.
b) Mengelola Kas dan Liquiditas
Kas dan likuiditas membantu menghadapi perubahan yang mendadak dan kemungkinan
perusahaan mengambil kesempatan dalam lingkungan yang bergolak.
c) Mengendalikan Biaya
Informasi Biaya harus mendukung keunggulan perusahaan. Pemborosan tidak dapat ditolerir.
Produk harus didesain untuk mengoptimisasi performa. Aktivitas harus mendukung tujuan
perusahaan.
d) Mendukung Keputusan
Informasi biaya digunakan untuk mendukung keputusan seperti menetapkan harga dan lainnya.
Data biaya harus dimutakhirkan dihubungkan dengan Kapan keputusan diambil bukanlah
menurut konvensi akuntansi.
A. Istilah-istilah
Beberapa istilah yang digunakan dalam "Activity Based Costing" adalah sebagai berikut :
1. Aktivitas (activity) : suatu proses atau prosedur yang menghasilkan pekerjaan dengan demikian
mengkonsumsi sumber daya. Contohnya memasukkan rincian pesanan pelanggan pada suatu terminal
komputer.
2. Unit level activity : seperti mengetuk benang pada suatu sikut logam, dilaksanakan pada suatu unit dari
suatu produk.
3. Batch level activity : seperti menjadwalkan produksi dari suatu batch komponen, dilakukan pada suatu
batch dari suatu produk.
4. Product level activity : memberi manfaat kepada semua unit dari suatu produk. Contohnya memelihara
daftar rute atau daftar material untuk produk.
5. Facility level activity : seperti pekerjaan penjaga gedung memberi manfaat pada proses secara
keseluruhan dari pada suatu produk Individual.
6. Cost driver : suatu tolok ukur dari frekuensi dan intensitas dari permintaan yang diterapkan pada
aktivitas oleh objek biaya. Contohnya jumlah angka komponen dan jumlah jam pengujian.
7. Activity Center : suatu kelompok aktivitas yang dihubungkan oleh fungsi dan proses. Contohnya
proses perubahan perekayasaan dapat dilaporkan sebagai proses aktivitas.
8. Objek biaya : suatu kesatuan yang memerlukan performa suatu aktivitas. Contohnya produk
pelanggan pasar saluran distribusi dan proyek.
9. Daftar aktivitas : suatu daftar dari aktivitas-aktivitas dan berhubungan dengan biaya yang diperlukan
suatu produk.
ABC lebih murah karena langsung dihitung dari pengklasifikasian yang berdasarkan aktivitas. Banyak
pengalaman yang telah menunjukkan bahwa sistem biaya berdasarkan aktivitas cukup ekonomis dan
sederhana karena yang di butuhkan telah ada pada pabrik atau mudah diperoleh. Contohnya jumlah
penerimaan perkomponen setiap sistem perolehan yang di komputerisasi.
Sistem ABC yang sederhana dan tidak rumit apabila ia mempunyai sedikit driver dan memiliki sedikit
aktivitas. Sistem yang hemat (Frugal) ini adalah sistem yang dipilih apabila Manufacturing adalah sederhana
yaitu pada suatu pabrik yang terfokus aktivitas nya sedikit dan biaya overheadnya kecil.
Ringkasan tulisan Peter BB Turney dengan judul "Ten Mythos About Implementing an Activity Based
Costing System dalam Journal of Cost Management vol 4 No. 1 Th. 1990 hal 24 – 31. Terdiri dari tema:
Sesuai dengan mitos ini tambahan cost driver yang digunakan dalam sistem ABC meningkatkan
biaya desain sistem penerapan dan mempertahankannya pada tingkat yang dapat diterima. Pada
kenyataannya sistem ABC lebih mahal dari sistem berdasarkan unit.
Manajemen percaya bahwa tambahan jumlah dan tipe cost driver membuat sistem ABC sulit
dimengerti. Tapi walaupun sistem ABC menggunakan lebih banyak cost driver daripada unit based
system, sistem ABC mudah dimengerti karena driver ini menggambarkan faktor utama yang
menciptakan permintaan aktivitas. Sebab itu sistem ABC memenuhi keinginan pemahaman manajer
atas ekonomisasi pabrik mereka.
Mitos 3 : Semua Yang Kita Perlukan Adalah Lebih Banyak Pusat Biaya
Mitos lain sering dinyatakan bahwa membagi suatu pabrik menjadi banyak pusat biaya akan
mengalami kebanyakan distorsi dalam biaya produk. Memang benar bahwa meningkatkan jumlah
pusat biaya mengakibatkan biaya produk lebih akurat. Walaupun demikian terdapat suatu batas
keakuratan yang dapat dicapai dengan sederhana dalam meningkatkan jumlah pusat biaya.
Dipercayai bahwa mengganti cost driver yaitu upah langsung dengan jam kerja mesin akan
menghasilkan biaya produk yang lebih tepat dalam lingkungan Manufacturing saat ini. Keuntungan
mengubah jam kerja mesin yaitu :
Jam kerja mesin dapat memberikan tingkat overhead yang lebih dapat diterima.
Penggunaan jam mesin daripada jam kerja adalah bawa aja masih menelusuri aktivitas yang
berhubungan dengan mesin ke produk lebih tepat daripada jam tenaga kerja langsung apabila
terdapat diversitas dasar mesin.
Akan tetapi jam mesin tidak akan menghasilkan biaya produk yang tepat apabila banyak
perusahaan terdiri dari aktivitas yang tidak pada tingkat unit karena baik jam mesin maupun jam
tenaga kerja adalah unit cost driver.
Manajer mengatakan bahwa suatu sistem Biaya harus diusahakan sederhana yaitu relatif lebih
sedikit menggunakan cost driver. Sebab itu dalam pabrik yang terdapat homogenitas produk tidak
perlu menjalankan suatu sistem ABC yang cost driver nya banyak untuk memperbaiki ketepatan biaya
produk. Sebab itu perusahaan mungkin perlu suatu sistem ABC untuk memberikan biaya produk yang
tepat apabila situasi berikut berlaku :
Mereka mengakibatkan terjadinya biaya yang signifikan dalam aktivitas yang tidak pada tingkat
produk.
Banyak orang percaya bahwa manajer dapat secara mudah memperkirakan biaya produk tanpa
bantuan suatu sistem akuntansi biaya. Contoh, manajer mengetahui bahwa suatu yang sulit diproduksi
biayanya harus lebih besar daripada produk yang mudah di produksi.
Walaupun demikian pengalaman menunjukkan bahwa manajer tidak memperkirakan ukuran
distorsi biaya produk. Tidak heran bahwa manajer gagal memprediksi ukuran distorial dan manajer ini
juga memperkirakan terlalu rendah pengaruh volume dan diversitas produk terhadap biaya produk.
Mitos 7 : Pasar Menentukan Harga, sebab Itu Kita Tidak Memerlukan Biaya Produk
Banyak manajer percaya bahwa mereka tidak memerlukan biaya produk karena Harga
ditentukan oleh pasar salah satu alasannya untuk mempunyai informasi biaya produk adalah
menentukan harga jual, Manager dalam perusahaan yang harganya ditentukan oleh pasar sering
merasa bahwa biaya produk adalah tidak perlu.
Namun, banyak pengalaman yang telah menunjukkan bahwa memperbaiki keakuratan adalah
suatu manfaat yang penting dari sistem ABC. Manajer dapat mengidentifikasikan produk yang tidak
benar kalkulasi biaya produknya akan tetapi mereka tidak dapat menafsirkan ukuran distorsi. Sebab
itu, perusahaan yang tidak menggunakan biaya produksi untuk menentukan harga jual seharusnya juga
mencurahkan perhatian dan sumber daya untuk produk yang didasarkan pada kemampuanlaba and
relatif.
Banyak orang percaya bahwa sedikit yang dapat dikerjakan untuk mengurangi biaya tetap.
Mitos mempercayai bahwa kebanyakan biaya dapat dibagi menjadi kategori Biaya variabel dan tetap.
Walaupun biaya dari aktivitas yang tetap ini tidak bervariasi dengan jumlah unit produk ia
mungkin bervariasi dengan jumlah bakteri dan produk berbeda yang diproduksi.
Kepercayaan lainnya yang dipegang adalah bahwa hanya biaya Manufacturing yang merupakan
biaya produk. Namun, beberapa perusahaan dengan sistem ABC menelusuri biaya non-manufacturing
ke produk. Penelusuran ini mengakibatkan biaya produk yang sangat berbeda karena ukuran pesanan
pelanggan bervariasi secara signifikan dari produk ke produk. Manajemen telah menerapkan suatu
perubahan pesanan pelanggan. Sebagai hasil rata-rata ukuran pesanan pelanggan telah meningkat.
Mitos ini mengatakan bahwa walaupun biaya produk berguna untuk tujuan strategis seperti
kepuasan harga dan bauran produk biaya produksi dan manfaat dalam mengelola aktivitas overhead
Namun pengalaman dari perusahaan yang menggunakan sistem ABC mengkonfirmasi penghematan
biaya yang dihasilkan dan sistem abjad yang memberikan informasi untuk mengelola aktivitas
overhead.
BAB 17 - PRIORITAS LABA DARI SISTEM ABC
A. Mencari Keuntungan
1. Membelah usaha melalui banyak cara yang berbeda dan memberi mereka suatu pandangan yang dekat
terhadap pembelahan apa pun yang mereka pertimbangkan.
2. Menjelaskan secara tepat aktivitas yang berhubungan dengan bagian usaha tersebut Bagaimana
aktivitas tersebut dihubungkan dengan memperoleh pendapatan dan mengkonsumsi sumber daya.
3. Membantu manajer memahami dimana harus diambilkan tindakan yang akan meningkatkan laba.
B. Hierarki ABC
C. Di Luar Pabrik
Yaitu :
1. Manajer dapat menggunakan ABC untuk menganalisis banyak aspek lain dari operasi perusahaan.
2. Mereka dapat membandingkan laba yang diperoleh dari berbagai pelanggan Lini produk dan daerah.
3. Mereka dapat mencurahkan perhatian pada produk mana yang lebih atau kurang menguntungkan.
4. Suatu analisis merek dapat melihat semua biaya yang berhubungan dengan menopang suatu merek.
5. Manajer dapat mengetahui profitabilitas dari merek dengan membandingkan pendapatan yang
diperoleh dari produk terhadap biaya yang berhubungan dengan kegiatan promosi, iklan dan
mempertahankan merek suatu produk di pasar.
D. Dari Perbaikan Ke Laba
1. Mereka harus berusaha untuk menetapkan harga kembali produk, yaitu : meningkatkan harga produk
yang mempunyai permintaan tinggi terhadap sumber daya pendukung dan menurunkan harga tingkat
yang lebih kompetitif untuk produk yang bervolume tinggi yang telah disubsidi oleh yang lain.
2. Mereka harus mencari jalan mengurangi konsumsi sumber daya, baik mengurangi jumlah waktu
aktivitas yang dilakukan untuk keluaran yang sama seperti dengan mengubah produk dan bauran
pelanggan atau mengurangi sumber daya yang dikonsumsi untuk memproduksi dan melayani bauran
produk yang ada dan pelanggan.
Esensi dari reduksi biaya dalam mengurangi standar biaya yang berlaku. Esensi dari pengendalian
biaya adalah untuk mempertahankan standar biaya yang dikurangi.
Langkah pertama manajemen biaya adalah mengurangi tingkat biaya sendiri, dengan
memperbaiki desain dan teknik reduksi dan bertahan pada tahap desain produk dan proses
produksi. (Reduksi Biaya)
Langkah kedua mengendalikan aktivitas produksi dan menerapkan standar yang diadakan pada
langkah pertama. (Pengendalian Biaya)
Suatu cara yang efektif untuk menentukan biaya target secara rasional adalah menghubungkan
aktivitas reduksi biaya dengan perencanaan laba (profit planning), dan merancang biaya target berdasarkan
perencanaan laba jangka panjang. Dengan Metode ALLOWABLE COST :
Alat manajemen biaya yang bernama target costing atau bahasa Jepangnya "Genhakikaku" atau
"Mokuhyou Genka" telah secara luas digunakan sejak sebelum tahun 1970 an oleh industri yang terkemuka
Jepang yang berorientasi perakitan seperti perusahaan kendaraan bermotor, semikonduktor, peralatan rumah
tangga dan presisi mesin. Alat ini khususnya terkenal di antara perusahaan yang berteknologi tinggi yang
ingin mencapai produktivitas yang tinggi dan persaingan yang kuat.
Target Costing juga disebut Cost planning atau Cost Project, yaitu merupakan suatu alat manajemen
yang mengurangi biaya produksi secara keseluruhan sepanjang daur hidup produk yang bersangkutan. Ia
memerlukan Interaksi yang ekstensif di antara produksi perekayasaan, riset dan pengembangan, pemasaran
dan bagian akuntansi.
Tujuan utama dari target costing adalah untuk mengurangi biaya, pada tahap perencanaan dan
desain dan daur hidup produk yaitu pada tahap awal proses produksi target costing secara tipikal
menggunakan tiga tahap yaitu :
1. Perencanaan dan desain produk yang berkualitas tinggi yang dapat sangat memenuhi kebutuhan
pelanggan.
2. Menentukan biaya target untuk produk dan kemudian membuat target dengan menerapkan
perekayasaan nilai (Value Egineering).
3. Mendapatkan target cost pada tahap produksi dengan menggunakan metode biaya standar (standar
costing).
B. KECENDERUNGAN 2 : Mengadopsi Sistem Akuntansu Biaya Berdasarkan Estimasi
(Estimated Cost Accounting System)
Dalam kasus ini biaya standar atau biaya estimasi menunjukkan kinerja biaya yang diakibatkan oleh
perbedaan hasil antara biaya estimasi dan biaya aktual yang dianalisis, dan tindakan segera diambil pada
produksi untuk mengeliminir penyebab perbedaan hasil dari proses ini akan mempertahankan biaya standar
atau biaya estimasi.
1. Manajemen biaya Jepang dipedomi oleh konsep target cost yaitu management memutuskan sebelum
produk desain beberapa biaya suatu produk berdasarkan faktor faktor pemasaran (bukan berdasarkan
faktor Manufacturing).
2. Perencanaan biaya (cost planning) dan reduksi biaya (cost reduction) lebih ditekankan di perusahaan
Jepang daripada pengendalian biaya (cost control).
3. Keputusan investasi lebih pedoman oleh perjanjian perusahaan secara menyeluruh (company with
agreement) terhadap tujuan biaya / performa dari pada pertimbangan financial (financial justification)
seperti di perusahaan Barat.
1. Filosofi Manajemen Biaya Jepang : Filosofi manajemen biaya jepang yang umum menekankan
pendekatan holistik perusahaan terhadap manajemen secara umum, dan perencanaan biaya dan reduksi
biaya secara khusus.
2. Masalah Personel : Ramifikasi manajemen biaya dari praktik jepang (dalam perusahaan besar) atas
pemekerjaan seumur hidup (life time employment) adalah sangat ditekankan, dalam memperbaiki
produktivitas dan reduksi biaya upah langsung. Hal ini memungkinkan perusahaan memberi jaminan
pekerjaan, tanpa mengalami kesulitan upah langsung (dalam basis produk per produk).
3. Kepentingan Relatif Biaya : Manajer jepang percaya bahwa perbaikan dalam tolak ukur fisik akan
memberikan laba jangka panjang yang lebih besar.
4. Pentingnya Pandangan Jk. Panjang : Penekanan nasional terhadap performa jangka panjang telah
mempunyai pengaruh yang besar terhadap manajemen. Sebagai Contoh: Perusahaan Jepang yaitu
tidak perlu mengeluarkan Laporan Keuangan kepada pemegang saham.
5. Penekanan Terhadap "Target Cost" Menfakibatkan Reduksi Biaya : “Target Cost” merupakan konsep
penting di perusahaan jepang. Biaya di pengaruhi oleh faktor pasar eksternal. Perusahaan di Jepang
menguji apa kira-kira kompetitor lakukan, dan bagaimana produk mereka, dan kemudian
memperkirakan biaya unit produk yang perlu agar dapat masuk ke pasar.
7. Motivasi Investasi : Investasi di usaha Jepang dibuat kebanyakan untuk mencapai “Strategy-
positioning” yang berarti suatu kriteria dari pertimbangan adalah kemampuan untuk mencapai “target
cost” suatu produk.
8. Peranan "Target Cost" Dalam Investasi : Penekanan Jepang dalam “Target Cost” memberi
kemudahan kepada manajer untuk mempertimbangkan investasi dengan dasar bahwa dapat mencapai
“target cost” karena pencapaian biaya ini adalah penting terhadap strategi produk secara keseluruhan
(dalam divisi, pabrik, perusahaan dan bangsa) secara terpisah.
9. Kepercayaan Terhadap Pendekatan "Namawashi" : Dalam masalah strategi dan investasi, manajer
senior Jepang cenderung sangat mempercayai analisis dan persetujuan antara manajer tingkat bawah.
10. Pelaporan Biaya : Telah ditunjukkan bahwa perbedaan utama antara manajemen biaya Jepang dengan
Barat adalah Jepang mempercayai tolok ukur kualitati daripada kkuantitatif
11. Praktik Akuntansi Manajemen : Dalam praktiknya manajer Jepang menerapkan suatu akuntansi
manajemen yang “Plantiwidellifecycle Costing”
12. Perencanaan Biaya : Aktivitas dilakukan sebelum produksi dimulai, yaitu dengan tujuan mendesain,
baik produk maupun fasilitas produksi dengan suatu biaya kualitas dan fleksibilitas yang sesuai.
13. Reduksi Biaya : Aktivitas ini dimulai baik pada tahap permulaan produksi maupun pada tahap
produksi dan daur hidup produk.
14. Pengendalian Biaya : Aktivitas ini dimulai pada produksi.Impresi yang konsisten adalah bahwa
perencanaan biaya dan reduksi biaya merupakan aktivitas yang sangat penting di organisasi Jepang.
15. Target Cost VS Standart Cost : “Target Cost” secara konseptual berbeda dengan “Standard Cost”
dimana Biaya standar adalah biaya yang ditentukan lebih dahulu berdasarkan analisis interen
sedangkan target cost didasarkan pada analisis eksternal dari pasar dan pesaing.
16. Pengaruh Sistem Pajak : Sistem perpajakan di Jepang berhubungan dengan metode akuntansi internal
negara tersebut, sebagai contoh perusahaan Jepang dapat menggunakan metode garis lurus atau
metode saldo menurun untuk depresiasi yang biasa.
17. Kesamaan Dengan Perusahaan AS : Sistem akuntansi internal banyak perusahaan Jepang hampir sama
seperti yang ditemukan di perushaan AS.
18. Absorption Costing : Beberapa perusahaan membuat perkiraan biaya tetap dan biaya variable.
19. Upah Langsung : Banyak manager Jepang menyadari bahwa dengan meningkatkan otomatisasi dalam
pabrik mereka, upah langsung tidak mempunyai hubungan sebab akibat dengan upah langsung (FOH).
20. Upah Langsung Plus Overhead Sebagai Kelompok Biaya Konversi : Beberapa perusahaan
mengkombinasi upah langsung dengan overhead pabrik ke dalam “Conversion Cost Pool” yang
tunggal pada waktu menghitung biaya produk.
21. Tolok Ukur Performa : Manager Jepang menerapkan tolok ukur performa yang berbeda pada setiap
tingkat manajemen yang berbeda dalam suatu perusahaan.
22. Tolok Ukur Management Tingkat Atas : Yaitu bercirikan strategi pemasaran yang menyeluruh,
berfokus pada pangsa pasar dan pertumbuhan daripada laba atau ROI.
23. Divisi / Pabrik : Manajer Jepang menggunakan baik tolok ukur keuangan (secara tipikal termasuk
biaya total dan No-keuangan seperti, Shop Floor, Lead Time kualitas, produktivitas, barang setengah
jadi/WIP, perputaran persediaan dan pemenuhan jadwal produk)
24. Shop Floor : Tolok ukur Shop Floor Jepang adalah bersifat fisik.