Professional Documents
Culture Documents
5 - Negara Dan Konstitusi (Bagian 2)
5 - Negara Dan Konstitusi (Bagian 2)
(BAGIAN 2)
DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
Hakikat Konstitusi
Istilah “konstitusi” dalam bahasa Inggris disebut dengan “constitution”
dan “constituer” dalam bahasa Perancis. Kedua kata tersebut berasal dari bahasa
Latin yaitu “constitution” yang berarti dasar susunan badan. Adapun dalam
bahasa Belanda, istilah “konstitusi” disebut dengan “grondwet” yang terdiri atas
kata “grond” berarti dasar dan kata “wet” yang berarti undang-undang. Menurut
E. C. Wade sebagaimana disebutkan oleh Miriam Budiarjo, konstitusi adalah
naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari badan-badan pemerintahan
suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut. Adapun K.
C. Wheare mengemukakan bahwa konstitusi adalah keseluruhan sistem
ketatanegaraan suatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk,
mengatur, dan memerintah dalam pemerintahan suatu negara.
1
Jimly Asshidiqie. 2017. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Macam-Macam Konstitusi
1. Berdasarkan Sifatnya
Konstitusi dilihat dari sifatnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Konstitusi yang bersifat kaku (rigid), hanya dapat diubah melalui
prosedur yang berbeda dengan prosedur membuat UU pada negara yang
bersangkutan.
b. Konstitusi yang bersifat supel (flexible), diartikan bahwa konstitusi
dapat diubah melalui prosedur yang sama dengan prosedur membuat
UU pada negara yang bersangkutan.
2. Berdasarkan Bentuknya
Konstitusi dilihat dari bentuknya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Konstitusi tertulis, yaitu suatu naskah yang menjelaskan kerangka dan
tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan serta menentukan
cara kerja dari badan-badan pemerintahan tersebut. Konstitusi tertulis
ini dikenal dengan sebutan UUD.
b. Konstitusi tidak tertulis, suatu aturan yang tidak tertulis yang ada dan
dipelihara dalam praktik penyelenggaraan negara di suatu negara.
Konstitusi tidak tertulis ini dikenal dengan sebutan konvensi.
Kesimpulan
UUD 1945 yang merupakan konstitusi bangsa dan negara Indonesia
adalah aturan hukum tertinggi yang keberadaannya dilandasi legitimasi
kedaulatan rakyat dan negara hukum. Oleh karena itu, UUD 1945 dipandang
sebagai bentuk kesepakatan bersama (general agreement) “seluruh rakyat
Indonesia” yang memiliki kedaulatan. Hal itu sekaligus membawa konsekuensi
bahwa UUD 1945 merupakan aturan tertinggi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara yang mengatur bagaimana kedaulatan rakyat akan dilaksanakan. UUD
mengatur bentuk dan susunan negara, alat-alat perlengkapannya di pusat dan
daerah, dan mengatur tugas tugas alat-alat perlengkapan itu serta hubungan satu
sama lain.
Konstitusi sebagai hukum dasar yang utama dan merupakan hasil
representatif kehendak seluruh rakyat, haruslah dilaksanakan dengan sungguh-
sungguh di setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu,
prinsip yang timbul adalah setiap tindakan, perbuatan, dan/atau aturan dari semua
otoritas yang diberi delegasi oleh konstitusi, tidak boleh bertentangan dengan
basic rights dan konstitusi itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Monica dan Nibras Nada (Ed). 2022. Hubungan Antarlembaga Negara
menurut UUD 1945. Artikel. Dapat ditemukan di:
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/22/01150001/hubungan-
antarlembaga-negara-menurut-uud-1945 (diakses pada 22 Maret 2023)
Nadiroh. t.t. Modul 1: Teori dan Konsep Konstitusi. Modul Pembelajaran. Dapat
ditemukan di: http://repository.ut.ac.id/3939/1/PKNI4419-M1.pdf (diakses
pada 22 Maret 2023)
Frinaldi, Aldri dan Nurman S. 2005. Perubahan Konstitusi dan Implikasinya pada
Perubahan Lembaga Negara. Jurnal Demokrasi. 4 (1): 9―21. Dapat
ditemukan di: https://media.neliti.com/media/publications/242805-
perubahan-konstitusi-dan-implikasinya-pa-4a634b48.pdf (diakses pada 22
Maret 2023)
Anand, Zulqadri. 2013. Implikasi Perubahan Undang-Undang Dasar 1945
terhadap Sistem Ketatanegaraan Indonesia. Fiat Justicia: Jurnal Ilmu
Hukum. 7 (3): 269―279. Dapat ditemukan di:
https://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/fiat/article/view/386/343 (diakses
pada 22 Maret 2023)