You are on page 1of 13

DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI

Kajian Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu


Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

DISUSUN OLEH:

RULI SYAH RAMADHAN


1104620041

DOSEN PENGAMPU:

Drs. Ahmad Tijari, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI

Gagasan tentang demokrasi sebagai sistem pemerintahan berasal dari


kebudayaan Yunani, tepatnya abad ke-6 sebelum masehi. Bentuk pemerintahan
demokratis diperkenalkan ke negara-negara bagian Athena oleh Cleisthenes pada
tahun 508 sebelum masehi. Saat itu, Athena menganut demokrasi langsung dan
memiliki dua ciri utama, yaitu pemilihan warga secara acak untuk mengisi jabatan
administratif dan yudisial di pemerintahan, serta majelis legislatif yang terdiri dari
semua warga Athena. Namun, gagasan demokrasi Yunani hilang dari dunia barat
ketika memasuki abad pertengahan yang disebabkan oleh maraknya praktik
feodalisme (seperti kehidupan sosial spiritual dikuasai gereja dan kehidupan
politik dikuasai bangsawan). Awal kembalinya demokrasi ditandai dengan
munculnya piagam Magna Charta pada tahun 1215 di Inggris. Magna Charta
adalah sebuah dokumen yang menunjukkan bahwa kekuasaan raja terbatas dan
melindungi hak-hak tertentu rakyat. Momentum lain yang menandai kembalinya
demokrasi adalah gerakan renaissance, yaitu gerakan menghidupkan kembali
sastra dan budaya Yunani Kuno yang bertujuan menciptakan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan. Pada pertengahan abad ke-20, barulah hampir
setiap negara independen memiliki pemerintahan dengan beberapa prinsip dan
cita-cita demokrasi.

Pengertian Demokrasi
Secara epistemologis, istilah “demokrasi” terdiri dari dua kata yang
berasal dari bahasa Yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu
tempat dan “cretein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi,
secara bahasa, “demos-cratein” atau demos-cratos” adalah pemerintahan rakyat.
Menurut KBBI, demokrasi adalah adalah gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi
semua warga negara. Adapun pengertian demokrasi menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut:
1. Menurut H. Harris Soche, demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan
rakyat. Karenanya, kekuasaan pemerintahan melekat pada rakyat juga
merupakan HAM bagi rakyat untuk mempertahankan, mengatur, dan
melindungi diri dari setiap paksaan dalam suatu badan yang diserahkan
untuk memerintah.
2. Menurut Sidney Hook, demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana
keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak
langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara
bebas dari rakyat dewasa.
3. Menurut International Commission of Juris, demokrasi adalah bentuk
pemerintahan dimana hak dalam membuat suatu keputusan politik harus
diselenggarakan oleh rakyat melalui para wakil yang terpilih dalam suatu
proses pemilu.

Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa demokrasi


adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
1. Pemerintahan dari rakyat (government from the people)
Mengandung pengertian yang berhubungan dengan pemerintah yang sah
dan diakui (ligimate government) di mata rakyat. Sebaliknya, ada juga
pemerintahan yang tidak sah dan tidak diakui (unligimate government).
Pentingnya legimintasi bagi suatu pemerintahan adalah pemerintah dapat
menjalankan roda birokrasi dan program-programnya.
2. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people)
Mengandung pengertian bahwa suatu pemerintahan menjalankan
kekuasaan atas nama rakyat bukan atas dorongan atau golongan sendiri.
Pengawasan yang dilakukan oleh rakyat dapat dilakukan secara langsung
oleh rakyat maupun tidak langsung (misalnya melalui DPR).
3. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people)
Mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat
kepada pemerintah harus dijalankan untuk kepentingan rakyat. Pemerintah
diharuskan menjamin adanya kebebasan seluas-luasnya kepada rakyat
dalam menyampaikan aspirasinya, baik melalui media pers maupun secara
langsung.
Prinsip-Prinsip Demokrasi
Keberhasilan suatu negara dalam menerapkan demokrasi dapat diukur
berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Menurut Inu Kencana Syafi’ie, prinsip-
prinsip tersebut di antaranya:
1. Adanya pembagian kekuasaan
Menurut John Locke, kekuasaan negara terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
eksekutif, legislatif, dan yudikatif (trias politika). Ketiga lembaga tersebut
memiliki kesejajaran sehingga tidak dapat saling menguasai.
2. Pemilihan umum yang bebas
Untuk menentukan wakil rakyat, dilakukan pemilihan umum. Dalam
pelaksanaannya, setiap warga masyarakat memiliki kebebasan untuk
memilih wakil yang dikehendaki. Tidak dibenarkan adanya pemaksaan
pilihan dalam negara demokrasi. Selain memilih wakil rakyat, pemilihan
umum juga dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden.
3. Manajemen yang terbuka
Untuk mencegah terciptanya negara yang kaku dan otoriter, rakyat perlu
diikutsertakan dalam menilai pemerintahan. Hal tersebut dapat terwujud
apabila pemerintah mempertanggungjawabkan pelaksanaan pemerintahan,
pembangunan, dan pelayanannya di hadapan rakyat.
4. Kebebasan individu
Dalam demokrasi, negara harus menjamin kebebasan warga negara dalam
mengungkapkan pendapat, kebebasan berusaha, dan sebagainya. Namun
tentunya, kebebasan tersebut harus dilakukan dengan bertanggung jawab.
5. Peradilan yang bebas
Dalam praktik kenegaraan, hukum berada dalam kedudukan tertinggi.
Semua yang bersalah di hadapan hukum, harus mempertanggungjawabkan
kesalahannya.
6. Pengakuan hak minoritas
Keberagaman dalam suatu negara menciptakan adanya istilah kelompok
mayoritas maupun kelompok minoritas. Kedua kelompok tersebut
memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara.
7. Pemerintahan yang berdasarkan hukum
Dalam kehidupan bernegara, hukum memiliki kedudukan tertinggi.
Hukum menjadi instrumen untuk mengatur kehidupan negara. Dengan
demikian, negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan
pemerintahan.
8. Supremasi hukum
Penghormatan terhadap hukum harus dikedepankan, baik oleh pemerintah
maupun rakyat. Tidak terdapat kesewenang-wenangan yang bisa dilakukan
atas nama hukum. Oleh karena itu, pemerintahan harus didasari oleh
hukum yang berpihak pada keadilan.
9. Pers yang bebas
Dalam negara demokrasi, kehidupan dan kebebasan pers harus dijamin
oleh negara. Pers harus bebas menyuarakan hati nuraninya terhadap
pemerintah maupun diri seorang pejabat.
10. Keberadaan partai politik
Partai politik menjadi wadah bagi warga negara untuk menyalurkan
aspirasi politiknya. Setiap warga negara memiliki kebebasan untuk
memilih partai politik yang sesuai dengan hati nuraninya.

Adapun menurut Almadudi, sistem demokrasi memiliki beberapa prinsip


dasar, yang kemudian dikenal sebagai “soko guru demokrasi” sebagai berikut:
1. Kedaulatan masyarakat
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan hak asasi manusia
6. Pemilihan yang bebas, adil, dan jujur
7. Persamaan di depan hukum
8. Proses hukum yang wajar
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.
12. Memperjuangkan kesejahteraan masyarakat

Jenis-Jenis Demokrasi
Demokrasi terbagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut.
1. Demokrasi berdasarkan cara menyampaikan pendapat
a. Demokrasi Langsung
Dalam demokrasi langsung, rakyat diikutsertakan dalam proses
pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintahan.
Dengan kata lain, rakyat dapat secara langsung mengemukakan
kehendaknya dalam rapat yang dihadiri oleh seluruh rakyat.
Demokrasi ini dapat dijalankan apabila negara tersebut berpenduduk
sedikit dan berwilayah kecil.
b. Demokrasi Perwakilan
Demokrasi ini dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang
dipilihnya melalui pemilu. Dalam arti, rakyat memilih wakilnya untuk
membuat keputusan dan segala aspirasi rakyat disalurkan melalui
wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat
(parlemen).
c. Demokrasi Perwakilan dengan Sistem Referendum
Demokrasi ini merupakan campuran antara demokrasi langsung
denhan demokrasi perwakilan. Wakil rakyat dalam menjalankan
tugasnya diawasi oleh rakyat melalui referendum dan inisiatif rakyat.

2. Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau prioritasnya


a. Demokrasi Formal
Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua orang dalam
kedudukan yang sama dalam bidang politik, tanpa disertai upaya untuk
mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi.
b. Demokrasi Material
Demokrasi material adalah sistem politik demokrasi yang
menitikberatkan pada upaya-upaya menghilangkan perbedaan dalam
bidang-bidang ekonomi, sedangkan persamaan bidang politik kurang
diperhatikan bahkan kadang-kadang dihilangkan. Usaha untuk
mengurangi perbedaan di bidang ekonomi dilakukan oleh partai
penguasa dengan mengatasnamakan negara dimana segala sesuatu
sebagai hak milik negara dan hak milik pribadi tidak diakui.
c. Demokrasi Campuran
Demokrasi campuran adalah demokrasi yang menggabungkan
kebaikan serta membuang keburukan demokrasi formal dan demokrasi
material. Persamaan derajat dan hak setiap orang diaku tetapi demi
kesejahteraan seluruh aktivitas rakyat dibatasi.

3. Demokrasi berdasarkan prinsip ideologi


a. Demokrasi Liberal
Dasar pelaksanaan dari demokrasi liberal adalah kebebasan individu.
Ciri khas pemerintahan demokrasi liberal adalah kekuasaan
pemerintahannya terbatas dan tidak diperkenankan banyak campur
tangan serta bertindak sewenang-wenang terhadap warganya.
Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi.
b. Demokrasi Rakyat
Merupakan demokrasi yang mencita-citakan kehidupan tanpa kelas
sosial dan tanpa kepemilikan pribadi. Demokrasi rakyat merupakan
bentuk khusus demokrasi yang memenuhi fungsi diktator proletar.
Sistem politik demokrasi rakyat disebut juga “demokrasi proletar”
yang berhaluan marxism-komunism.
c. Demokrasi Pancasila
Merupakan demokrasi yang ada di Indonesia yang bersumberkan dari
nilai-nilai sosial-budaya bangsa serta berazaskan musyawarah mufakat
dengan memprioritaskan kepentingan seluruh msyarakat atau warga
negara. Demokrasi pancasila berfokus kepada kepentingan dan aspirasi
serta hati nurani rakyat.

4. Demokrasi Berdasarkan Wewenang dan Hubungan Antaralat


Kelengkapan Negara
a. Demokrasi Sistem Parlementer
Demokrasi ini memiliki ciri-ciri di antaranya:
i. DPR lebih kuat dari pemerintah.
ii. Menteri bertanggung jawab kepada DPR.
iii. Program kebijaksanaan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik
anggota parlemen.
iv. Kedudukan kepala negara sebagai simbol tidak dapat diganggu
gugat.
b. Demokrasi Sistem Pemisahan/Pembagian Kekuasaan (Presidensial)
Demokrasi ini memiliki ciri-ciri di antaranya:
i. Negara dikepalai presiden.
ii. Kekuasaan eksekutif dijalankan berdasarkan kedaulatan yang
dipilih dari dan oleh rakyat melalui badan perwakilan.
iii. Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan
memberhentikan Menteri.
iv. Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR, melainkan kepada
presiden.
v. Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai
lembaga negara, dan tidak dapat saling membubarkan.

Nilai-Nilai Demokrasi
Pada dasarnya, hakikat demokrasi adalah adanya jaminan terhadap hak
asasi manusia dan partisipasi rakyat. Namun, dalam pertumbuhannya, hakikat
tersebut telah mengalami banyak perubahan (terutama karena faktor politik,
ekonomi, sosial, dan budaya). Alhasil, suatu negara dapat memberikan isi dan
sifat kepada demokrasi yang berbeda dari isi dan sifat demokrasi di negara lain.
Oleh karena itu, bentuk demokrasi negara yang satu akan berbeda dengan bentuk
demokrasi negara yang lain, serta bentuk demokrasi pada suatu masa akan
berbeda dengan bentuk demokrasi pada satu masa yang lain.

Yang paling utama dalam menentukan berlakunya sistem demokrasi di


suatu negara adalah ada atau tidaknya asas-asas demokrasi pada sistem itu. Asas-
asas tersebut seperti; 1) pengakuan hak asasi manusia sebagai penghargaan
terhadap martabat manusia dengan tidak melupakan kepentingan umum, serta 2)
adanya partisipasi dan dukungan rakyat kepada pemerintah. Melalui asas-asas
tersebut, Henry B. Mayo merumuskan nilai-nilai sebagai dasar pelaksanaan sistem
demokrasi.
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai.
3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
5. Mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman.
6. Menjamin tegaknya keadilan.

Keunggulan Demokrasi
Keunggulan atau kelebihan yang dimiliki oleh sistem demokrasi di antaranya:
1. Keputusan diambil berdasarkan suara rakyat atau kehendak rakyat.
2. Kebebasan individu dibatasi oleh kepentingan bersama.
3. Kekuasaan merupakan amanat rakyat, dan digunakan untuk kepentingan
rakyat.
4. Kedaulatan ada di tangan rakyat.
5. Menjamin dan melindungi segala hak asasi dan kepentingan dasar yang
dimiliki rakyat.
6. Mencegah tumbuhnya pemerintahan oleh kaum otokrat yang kejam dan
licik.
7. Negara-negara dengan pemerintahan demokratis cenderung lebih Makmur
daripada pemerintahan yang tidak demokratis.
8. Negara-negara demokrasi modern tidak berperang satu sama lainnya.

Demokrasi dan Pelaksanaannya di Indonesia


Dipandang dari sudut perkembangan sejarah, kehidupan demokrasi di
Indonesia dapat dibagi dalam empat masa, yaitu:
1. Masa Republik Indonesia I (1945―1959)
Yaitu masa demokrasi konstitusional yang menonjolkan peranan parlemen
serta partai-partai. Karena itulah masa demokrasi ini dapat dinamakan
demokrasi parlementer.
2. Masa Republik Indonesia II (1959―1965)
Yaitu masa demokrasi terpimpin yang dalam banyak aspek telah
menyimpang dari demokrasi konstitusional, yang secara formil merupakan
landasanya dan menunjukkan beberapa aspek demokrasi rakyat.

3. Masa Republik Indonesia III (1965―1998)


Yaitu masa demokrasi pancasila yang merupakan demokrasi
konstitusional yang menonjolkan sistem presidensil.
4. Masa Republik Indonesia IV (1998―sekarang)
Yaitu masa demokrasi pancasila yang cenderung mengalami banyak
perubahan dari banyaknya partai politik hingga pemilihan yang dilakukan
secara langsung.

Urgensi Pendidikan Demokrasi


Pendidikan demokrasi adalah suatu upaya untuk membentuk warga negara
yang demokratis, yang memiliki kesadaran dan kemampuan untuk berpartisipasi
secara aktif dalam kehidupan demokrasi. Oleh karena itu, penting bagi pendidikan
demokrasi untuk diajarkan dari sekolah dan disebarkan ke masyarakat. Berikut
adalah beberapa alasan mengapa pendidikan demokrasi dari sekolah ke
masyarakat sangat penting (Bakry, 2014):
1. Membentuk warga negara yang aktif dan berpartisipasi. Dengan
mempelajari nilai-nilai demokrasi seperti kebebasan berbicara, hak untuk
memilih, dan partisipasi dalam proses keputusan publik, siswa dapat lebih
terampil dan percaya diri untuk berpartisipasi dalam masyarakat.
2. Mendorong pemahaman dan toleransi terhadap perbedaan. Dalam
demokrasi, semua pendapat dihargai serta dianggap sama pentingnya, dan
pendidikan demokrasi dapat membantu siswa memahami pentingnya nilai-
nilai ini. Hal tersebut akan membantu mengurangi ketegangan sosial dan
meningkatkan kerjasama antar kelompok.
3. Membantu melindungi hak asasi manusia. Dalam sistem demokrasi, hak
asasi manusia dilindungi oleh hukum dan lembaga-lembaga demokrasi.
Oleh karena itu, pendidikan demokrasi sangat penting dalam memastikan
bahwa semua warga negara memahami hak asasi manusia dan bekerja
sama untuk melindunginya.
4. Membangun sistem politik yang lebih baik. Dalam sistem demokrasi,
warga negara memiliki kekuatan untuk memilih pemimpin dan
mempengaruhi kebijakan publik. Oleh karena itu, jika warga negara
memiliki pengetahuan yang cukup tentang kebijakan publik dan proses
politik, mereka dapat memilih pemimpin yang baik dan membuat
keputusan yang lebih baik bagi masyarakat.
5. Membantu menjaga stabilitas politik. Dalam sistem demokrasi, keputusan
dibuat melalui proses politik yang transparan dan adil. Oleh karena itu,
jika warga negara memiliki pemahaman yang baik tentang proses politik,
mereka akan lebih memahami pentingnya menyelesaikan perbedaan secara
damai dan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama.

Kesimpulan
Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau
negara yang dijalankan oleh pemerintah. Semua warga negara memiliki hak yang
setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau
melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan
adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Landasan demokrasi
mencakup kebebasan berkumpul dan berserikat, kebebasan berbicara, inklusivitas
dan kebebasan politik, kewarganegaraan, persetujuan dari yang terperintah, hak
suara, kebebasan dari perampasan pemerintah yang tidak beralasan atas hak untuk
hidup, kebebasan, dan kaum minoritas.

Dalam sistem demokrasi, keputusan dibuat melalui proses politik yang


transparan dan adil. Oleh karena itu, jika warga negara memiliki pemahaman yang
baik tentang proses politik, mereka akan lebih memahami pentingnya
menyelesaikan perbedaan secara damai dan bekerjasama untuk mencapai tujuan
yang sama. Sementara dalam mengembangkan partisipasi masyarakat dalam
sistem demokrasi, penting untuk memastikan bahwa kepentingan semua
kelompok masyarakat terwakili dan bahwa partisipasi masyarakat dilakukan
secara inklusif. Partisipasi masyarakat dalam bernegara sangat penting dalam
membangun suatu negara yang demokratis.
DAFTAR PUSTAKA

Sulisworo, Dwi, Tri Wahyuningsih, dan Dikdik Baegaqi Arif. 2012. Demokrasi.
Bahan Ajar. Dapat ditemukan di:
http://eprints.uad.ac.id/9437/1/DEMOKRASI%20dwi.pdf (diakses pada 4
April 2023)

Astawa, I Putu Ari. 2017. Demokrasi Indonesia. Materi Kuliah Kewarganegaraan.


Dapat ditemukan di:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/5c38de8a798f624
eab38b1fe6f7e97ff.pdf (diakses pada 4 April 2023)

Universitas Esa Unggul. t.t. Bab 5: Demokrasi Indonesia. Dapat ditemukan di:
https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Books-9340-Pendidikan
%20kewarganegaraan%20bab%205.pdf (diakses pada 4 April 2023)

Wilujeng, Sri Rahayu. 2014. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Berbangsa


melalui Budaya Demokrasi. Jurnal Humanika. 19(1): 145―157. Dapat
ditemukan di:
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/download/7969/65
29 (diakses pada 4 April 2023)

Prabowo, Nurhadi. 2023. Urgensi Pendidikan Demokrasi dalam Peningkatan


Partisipasi Masyarakat. Edu Society: Jurnal Pendidikan, Ilmu Sosial, dan
Pengabdian kepada Masyarakat. 3(1): 865―871. Dapat ditemukan di:
https://jurnal.permapendis-sumut.org/index.php/edusociety/article/
download/311/219 (diakses pada 4 April 2023)

You might also like