You are on page 1of 95

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN CONTUINITY OF CARE (COC) DI PMB ENNY


SETYAWATI AMD.KEB TAHUN 2023

OLEH :

NILAWAN
NIM : 2022E1D068M

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
TAHUN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN CONTUINITY OF CARE (COC) DI PMB ENNY


SETYAWATI AMD.KEB TAHUN 2023

OLEH :

NILAWAN
NIM : 2022E1D068M

Mengetahui
Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lahan

( ) ( )
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Contuinity Of Care (Coc) Di PMB Enny
Setyawati Amd.Keb Tahun 2023” dapat diselesaikan.
Secara garis besar, laporan ini berisi tentang hal yang berhubungan dengan
Kehamilan, persalinan, nifas, BBLdan KB . Secara garis besar lingkup laporan ini
terdiri dari lima bab, yaitu: Bab I yang mendeskripsikan fenomena mengenai
gambaran kehamilan, persalinan, nifas, BBLdan KB. Bab II mengenai Landasan
Teori, Bab III tinjauan kasus, Bab IV berupa pembahasan dan BAB V Penutup yang
terdiri dari merupakan Kesimpulan dan saran. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah mendukung penyusunan laporan ini. Oleh karena
itu, saran dari berbagai pihak sangat diharapkan demi kemajuan selanjutnya.
Mataram, 2023

Penulis
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan menyeluruh
manajemen kebidanan mulai dari ibu hamil, bersalin, sampai bayi baru lahir
sehingga persalinan dapat berlangsung aman dan bayi yang dilahirkan selamat
dan sehat sampai masa nifas (Lapau 2019). Kehamilan, persalinan, nifas dan
bayi baru lahir merupakan suatu keadaan yang fisiologis namun dalam
prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa
ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian (Damayanti et al 2019).
Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) merupakan asuhan
kebidanan berkesinambungan yang diberikan kepada ibu dan bayi dimulai pada
saat kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana,
dengan adanya asuhan COC maka perkembangan kondisi ibu setiap saat akan
terpantau dengan baik, selain itu asuhan berkelanjutan yang dilakukan bidan
dapat membuat ibu lebih percaya dan terbuka karena sudah mengenal
pemberiasuhan. Asuhan kebidanan secara COC adalah salah satu upaya untuk
menurunkan Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
(Diana 2021).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator
keberhasilan layanan suatu negara. Setiap hari, sekitar 830 wanita meninggal
karena sebab yang dapat dicegah terkait dengan kehamilan dan persalinan.
99% dari semua kematian ibu terjadi di negara berkembang. Sekitar 830 wanita
meninggal karena komplikasi kehamilan atau persalinan di seluruh dunia
setiap hari. Komplikasi yang menyebabkan kematian ibu yaitu perdarahan
hebat setelah melahirkan, infeksi, tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-
eklampsia dan eklampsia), komplikasi dari persalinan, dan aborsi yang tidak
aman (WHO, 2021).
Berdasarkan data World Health Oganization (WHO) pada tahun 2021,
Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi sekitar 295.000 wanita meninggal

1
2

selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Sebagian besar dari kematian ini
(94%) terjadi dirangkaian daya rendah dan sebagian besar dapat di cegah
(WHO, 2021). Angka kematian ibu di Indonesia dari data Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2020 masih tinggi yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Jumlah kematian ibu tahun 2020 terdapat penurunan dari 4.226 menjadi 4.221
kematian ibu. Pada tahun 2020 penyebab kematian ibu terbanyak adalah
perdarahan , hipertensi dalam kehamilan, infeksi (Kemenkes 2021).
Angka Kematian Bayi 24 per 1000 KH dan Angka Kematian Neonatal
(AKN) sebanyak 15 per 1000 KH (KemenKes RI, 2021), hal ini masih jauh
dari target Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu pada goals ke 3 pada
tahun 2030, mengurangi AKI hingga di bawah 70 per 100.000 KH,
menurunkan AKN setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan AKB 25 per 1.000
KH . Dari seluruh kematian neonatus yang dilaporkan, 80% (16.156 kematian)
terjadi pada periode enam hari pertama kehidupan. Sementara, 21% (6.151
kematian) terjadi pada usia 29 hari – 11 bulan dan 10% (2.927 kematian)
terjadi pada usia 12 – 59 bulan. (KemenKes RI, 2021).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lasiyanti (Yuswo
Yani, 2019) dalam jurnal pelaksanaan “Continuity Of Care” Oleh Kebidanan
Mahasiswa Tingkat Akhir, mengemukakan bahwa asuhan kebidanan yang
berkesinambungan dan terpadu sangat penting dalam pelayanan kesehatan,
khusus nya pelayanan ibu dan anak. COC merupakan hal yang mendasar dalam
model praktik kebidanan untuk memberikan asuhan yang holistik,
membangun kemitraan yang berkelanjutan untuk memberikan dukungan, dan
membina hubungan saling percaya antara Bidan dan Klien. (Yanti et al. 2019)
Pada Pelaksanaan Contuinity Of Care dilaksanakan di PMB Enny
Setiyawati Amd.Keb. PMB Enny Setiyawati Amd.Keb ini menerima
pemeriksaan kehamilan, persalinan, nifas, Bayi Baru Lahir , KB dan
Pengobatan Umum lainnya. Pada Pelaksanaan tindakan kehamilan persalinan
nifas, BBL dan KB dilakukan di PMB Enny Setiyawati Amd.Keb untuk
memberikan pelayanan yang optimal sesuai standart.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan
3

asuhan kebidanan komprehensif pada Ny ”P” selama masa kehamilan,


persalinan, nifas, bayi baru lahir (BBL), KB dan melakukan pendokumentasian
di PMB Enny Setiyawati Amd.Keb.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny ”P”
pada masa kehamilan, persalinan, Nifas dan BBL KB di PMB Enny Setiyawati
Amd.Keb ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care
(berkesinambungan) pada Ny”P” pada masa kehamilan, persalinan, Nifas,
BBL dan KB dengan menggunakan pendekatan SOAP di PMB Enny
Setiyawati Amd.Keb.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif pada Ny ”P” pada masa
kehamilan, persalinan, BBL, Nifas dan KB di PMB Enny Setiyawati
Amd.Keb.
b. Melakukan pengkajian data objektif pada Ny ”P” pada masa kehamilan,
persalinan, Nifas, BBL dan KB di PMB Enny Setiyawati Amd.Keb.
c. Menegakkan diagnose kebidanan sesuai dengan prioritas pada Ny ”P”
pada masa kehamilan, persalinan, Nifas, BBL dan KB di PMB Enny
Setiyawati Amd.Keb.
d. Melaksanakan rencana dan mengevaluasi asuhan kebidanan secara
komprehensif serta berkesinambungan (continuity of care) pada Ny ”P”
pada masa kehamilan, persalinan, Nifas, BBL dan KB di PMB Enny
Setiyawati Amd.Keb.
e. Mampu Menganalisi Kasus pada Ny ”P” pada masa kehamilan,
persalinan, Nifas, BBL dan KB di PMB Enny Setiyawati Amd.Keb.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan kajian materi pelayanan asuhan kebidanan
4

komprehensif yang bermutu, berkualitas dan sebagai ilmu pengetahuan dan


menambah wawasan mahasiswa dalam memahami pelaksanaan asuhan
kebidanan komprehensif pada masa ibu hamil, bersalin, Nifas, BBL dan
KB.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan, kompetensi diri dan mempraktikan
teori yang di dapat secara langsung di lapangan dalam memberikan
asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, Nifas, BBL
dan KB.
b. Bagi Pendidikan
Dapat menambah referensi kepustakaan, sumber bacaan dan
bahan pelajaran terutama yang berkaitan dengan asuhan kebidanan
komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL dan KB.
c. Bagi PMB
Sebagai bahan masukan agar dapat mempertahankan dan
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan secara komprehensif terutama
pada ibu hamil, bersalin, Nifas, BBL dan KB.
d. Bagi Pasien
Pasien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan dan menambah pengetahuan
mengenai kehamilan, persalinan, Nifas, BBL dan KB.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan Proses kehamilan merupakan mata rantai yang
bersinambung dan terdiri dari : ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum,
konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi ( implantasi ) pada uterus,
pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
(Manuaba, 2010) Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo, 2017).
2. Klasifikasi
a. Kehamilan diklasifikasikan dalam 3 trimester menurut Sarwono, 2011.
1) Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0- 12
minggu).
2) Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27 minggu).
3) Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu).
Menurut Muslihatun (2018) usia kehamilan (usia gestasi) adalah
masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran, dihitung
dari hari pertama haid terakhir (mesntrual age of pregnancy).
Kehamilan cukup bulan (term/ aterm adalah usia kehamilan 37 – 42
minggu (259 – 294 hari) lengkap. Kehamilan kurang bulan (preterm)
adalah masa gestasi kurang dari 37 minggu (259 hari). Dan kehamilan
lewat waktu (postterm) adalah masa gestasi lebih dari 42 minggu (294
hari).
b. Standart minimal Kunjungan Kehamilan Sebaiknya ibu memperoleh
sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan , yang terdistribusi
dalam 3 trimester, yaitu sbb:
1) 2 kali pada trimester I

5
6

2) 1 kali pada trimester II


3) 2 kali pada trimester III
3. Proses Kehamilan
a. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya
ovum dan sperma paling sering adalah didaerag ampulla tuba. Sebelum
keduanya bertemu, maka akan terjadi 3 fase yaitu:
1) Tahap penembusan korona radiata Dari 200 – 300 juta hanya 300 –
500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa menembus korona radiata
karena sudah mengalami proses kapasitasi.
2) Penembusan zona pellusida Spermatozoa lain ternyata bisa menempel
dizona pellusida, tetapi hanya satu terlihat mampu menembus oosit.
3) Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma Setelah menyatu
maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid (44
autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX untuk
wanita dan XY untuk laki - laki)
b. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4
sel , 8 sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan
membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel – sel
tersebut akan membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk
rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk kedalam
ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur – angsur ruang
antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga/blastokel
sehingga disebut blastokista (4 – 5 hari). Sel bagian dalam disebut
embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya
menghilang sehingga trofoblast bisa masuk endometrium dan siap
berimplantasi (5 – 6 hari) dalam bentuk blastokista tingkat lanjut.
c. Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium
blastokista) kedalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya
7

terjadi pada pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada


saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fase sekretorik
( 2 – 3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh
nadi menjadi berkelok – kelok. Jaringan ini mengandung banyak cairan
(Marjati et al 2017)
4. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
a. Masa pre embrionic Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya
fertilisasi terjadi proses pembelahan sampai dengan nidasi. Kemudian
bagian inner cell mass akan membentuk 3 lapisan utama yaitu
ekstoderm, endoderm serta mesoderm.
1) Masa embrionic
Berlangsung sejak 2 – 6 minggu sistem utama didalam tubuh
telah ada didalam bentuk rudimenter. Jantung menonjol dari tubuh dan
mulai berdenyut. Seringkali disebut masa organogenesis/ masa
pembentukan organ.
2) Masa fetal

Berlangsung setelah 2 minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir


Minggu ke- 12 : Panjang tubuh kira – kira 9 cm, berat 14 gram,
sirkulasi tubuh berfungsi secara penuh, tractus renalis mulsi berfungsi,
terdapat refleks menghisap dan menelan, genitalia tampak dan dapat
ditentukan jenis kelaminnya.

Minggu ke 16 : Panjang badan 16 cm, berat 10 gram, kulit


sangat transparan sehingga vaso darah terlihat, deposit lemak
subkutan lemak terjadi rambut mulai tumbuh pada tubuh.

Minggu ke 20 : Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh


PB, wajah nyata, telinga pada tempatnya, kelopak mata, lais dan kuku
tumbuh sempurna. Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar X
kelenjar minyak telah aktif dan verniks kaseosa akan melapisi tubuh
fetus, gerakan janin dapat ibu setelah kehamilan minggu ke 18, traktus
renalis mulai berfungsi dan sebanyak 7 – 17 ml urine dikeluarkan
8

setiap 24 jam.

Minggu ke 24 : Kulit sangat keriput, lanugo menjadi lebih


gelap dengan vernix kaseosa meningkat. Fetus akan menyepak dalam
merespon rangsangan.

Minggu ke 28 : Mata terbuka, alis dan bulu mata telah


berkembang dengan baik, rambut menutupi kepala, lebih banyak
deposit lemak subkutan menyebabkan kerutan kulit berkurang, testis
turun ke skrotum.

Minggu ke 32 : Lanugo mulai berkurang, tubuh mulai lebih


membulat karena lemak disimpan disana, testis terus turun.

Minggu ke 36 : Lanugo sebagian besar terkelupas, tetapi kulit


masih tertutup verniks kaseosa, testis fetus laki – laki terdapat didalam
skrotum pada minggu ke 36 ovarium perempuan masih berada di
sekitar batas pelvis, kuku jari tangan dan kaki sampai mencapai ujung
jari, umbilikus sekarang terlihat lebih dipusat abdomen.

Minggu ke 40 : Osifikasi tulang tengkorak masih belum


sempurna, tetapi keadaan ini merupakan keuntungan dan
memudahkan fetus melalui jalan lahir. Sekarang terdapat cukup
jaringan lemak subkutan dan fetus mendapatkan tambahan BB hampir
1 kg pada minggu tersebut (Marjati et al 2017).
5. Tanda dan Gejala Kehamilan
a. Tanda presumtif kehamilan
1) Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya
pembentukan folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini
sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi
selama kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir
untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
2) Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada
9

pagi hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam


lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
3) Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya
kehamilan.
4) Sinkope atau pingsan

Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan


iskemia susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan
menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
5) Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara
menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.

6) Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu
makan), tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi.
7) Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulanbulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang
membesar keluar rongga panggul.
8) Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh
pengaruh hormone estrogen.
9) Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
10) Pigmentasi Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
a) Pipi : Cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
10

menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.


b) Perut : Striae livide - Striae albican

c) Linea alba makin menghitam

d) Payudara : hipepigmentasi areola mamae

e) Varises atau penampakan pembuluh vena Karena pengaruh


estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah
vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan
pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan
betis serta payudara.
b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
1) Pembesaran Perut Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi
pada bulan keempat kehamilan.
a) Tanda Hegar Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya
isthmus uterus.
b) Tanda Goodel Pelunakan serviks
c) Tanda Chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
d) Tanda Piskacek
Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang lebih dulu.
e) Kontraksi Braxton Hicks
Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin
didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri,
biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.

f) Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak
dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
g) Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif
11

Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang diproduksi


oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi
diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan diekskresi pada urine
ibu

c. Tanda Pasti (Positive Sign)


1) Gerakan janin
Dalam rahim Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh
pemeriksa. Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan
sekitar 20 minggu.
2) Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf ( misalnya doppler)
3) Bagian bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin
(lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan
lebih tua (trimester akhir)
4) Kerangka janin Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen
maupun USG (Marjati et al 2017)

6. Tanda Bahaya Kehamilan


Menurut kementerian kesehatan (2017) 6 masalah ini bisa
menyebabkan keguguran atau kelahiran dini(prematur) yang
membahayakan ibu dan bayi yaitu:

a. Perdarahan Pada Hamil Muda Maupun Hamil Tua


b. Bengkak Dikaki, Tangan Atau Wajah Disertai Sakit Kepala Atau Kejang.
c. Demam Atau Panas Tinggi
d. Air ketuban keluar sebelum waktunya
e. Bayi Dikandungan Gerakannya Berkurang Atau Tidak Bergerak
f. Muntah terus (tidak mau makan)
B. Antenatal Care (ANC)
12

ANC adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric


untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantauan rutin selama kehamilan. (Prawirohardjo 2017).
1. Tujuan ANC
a. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan
perkembangan bayi yang normal
b. Mengenali secara diri penyimpangan dari normal dan memberikan
penatalaksaaan yang di perlukan
c. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka
mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk
menghadapi kelahiran serta serta kemungkinan adanya komplikasi
(Rismalinda 2019).
2. Kebijakan Program Asuhan ANC
Menurut teori (Rismalinda 2019), ditinjau dari tuanya kehamilan,
kehamilan dibagi dalam 3 bagian, yaitu:
a. Kehamilan triwualan pertama (antara 0 – 14 minggu)
b. Kehamilan triwulan kedua (antara 14 – 28 minggu)
c. Kehamilan triwulan ketiga (antara 28 – 40 minggu)
3. Indikator kunjungan Antenatal Care (Depkes, 2014)
a. Kunjungan Pertama (K1)
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan
yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan
komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini
mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 8.
b. Kunjungan ke-4 (K4)
K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan
tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan
pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar (1-1-2). Kontak 4
kali dilakukan sebagai berikut: minimal satu kali pada trimester I(0-12
minggu), minimal satu kali pada trimester ke2(>12 - 24 minggu), dan
minimal 2 kali pada trimester ke-3 (> 24 minggu sampai dengan
13

kelahiran). Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan


dan jika ada keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan.
c. Penanganan Komplikasi (PK)
Adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit menular
maupun tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil,
bersalin dan nifas. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi. Komplikasi kebidanan, penyakit dan masalah
gizi yang sering terjadi adalah: perdarahan, preeklampsia/eklampsia,
persalinanmacet, infeksi, abortus, malaria, HIV/AIDS, sifilis, TB,
hipertensi, diabetesmeliitus, anemia gizi besi (AGB) dan kurang energi
kronis (KEK).

4. Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan / ANC.


Menurut Depkes RI (2021) Dalam melakukan pemeriksaan
antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas
sesuai standar terdiri dari :
a. Penimbangan berat badan badan
b. Pengukuran tinggi badan
c. Pengukuran tekanan darah
d. Penilaian status gizi melalui pengukuran lingkar lengan atas (LiLA)
e. Pengukuran tinggi fundus uteri, penentuan presentasi janin dan denyut
jantung janin
f. Skrining status imunisasi TT dan pemberian imunisasi TT sesuai status
imunisasi ibu.
g. Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan)
h. Pemeriksaan test lab sederhana (Golongan Darah, Hb, Glukoprotein
Urin) dan atau berdasarkan indikasi (HBsAg, Sifilis, HIV, Malaria,
TBC),
i. Tata laksana kasus
j. Temu wicara/konseling termasuk P4K serta KB PP. Pada konseling yang
aktif dan efektif, diharapkan ibu hamil dapat melakukan perencanaan
kehamilan dan persalinannya dengan baik serta mendorong ibu hamil dan
14

keluarganya untuk melahirkan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas


kesehatan.
Cakupan kunjungan antenatal dihitung berdasarkan Jumlah ibu
hamil yang memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar di suatu wilayah
pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh ibu hamil yang ada di
wilayah tersebut pada kurun waktu yang sama dikali 100%.
5. Perubahan Fisiologis dalam Kehamilan Trimester III
a. Uterus
Perubahan bentuk dan ukuran uterus :
1) Pada kehamilan 32 minggu, tingginya fundus setengah jarak
prosesus xifoideus dan pusat.
2) Pada kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 1 jari dibawah
prosesus xifoideus. Kepala bayi belum masuk Pintu Atas Panggul
(PAP).
3) Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun setinggi 3 jari dibawah
prosesus xifoideus, karena kepala janin sudah masuk Pintu Atas
Panggul (PAP) (Manuaba, 2015).
b. Serviks
Pembukaan serviks merupakan mekanisme yang terjadi saat
jaringan ikat serviks yang keras dan panjang secara progresif melunak
dan memendek dari atas ke bawah. Serat otot yang melunak sejajar os
serviks internal tertarik ke atas, masuk ke segmen bawah uterus dan
berada di sekitar bagian presentasi janin dan air ketuban.
c. Vagina
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan
persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan
meningkatkan ketebalan mukosa. Peningkatan volume secret vagina juga
terjadi, dimana sekresi akan berwarna keputihan menebal, dan PH antar
3,5-6 yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat
glokogen yang dihasilkan ileh epitel vagina sebagai aksi dari
lactobacillius acidopillus.
15

6. Perubahan Psikologi Trimester III


Menurut (Romauli 2017) Adapun Perubahan Psikologi Trimester 3
yaitu periode penantian dengan penuh kewaspadaan). Trimester 3 ini sering
disebut periode menunggu dan waspada karena ibu tidak sabar menunggu
kelahuran bayinya. Terkadang ibu khawatir dengan bayinya yang akan lahir
sewaktu waktu. Keadaan ini menyebabkan ibu menjadi lebih waspada
terjadinya tanda atau gejalan terjadinya persalinan. Sering terjadi ibu yang
khawatir dengan bayinya apabila lahir dengan keadaan tidak normal. Rasa
tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ini, banyak
ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu juga merasaa
sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian khusus
yang diterimanya selama hamil

7. Ketidak Nyamanan Dan Penanganan Selama Kehamilan Trimester III

a. Sering buang air kecil


Adanya tekanan pada kandung kemih akibat semakinbesar ukuran janin.
Penanganan : perbanyak minum pada siang hari dan mengurai
minum pada malam hari.
b. Sesak nafas
Karena semakin besar ukuran janin di dalam uterus sehingga
menekan diafragma. Penanganan : lakukan senam hamil secara teratur
(Marni, 2019).
7. Tanda bahaya dan komplikasi ibu dan janin pada kehamilan
1. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pervaginam dalam kehamilan terbagi menjadi 2 yaitu
sebelum 24 minggu dan setelah 24 minggu usia kehamilan.
a. Perdarahan sebelum 24 minggu disebabkan oleh :
1) Implantation bleeding : sedikit perdarahan saat trophoblast melekat
pada endometrium. Bleeding terjadi saat implantasi 8 – 12 hari
setelah fertilisasi
2) Abortion : 15% terjadi pada aborsi spontan sebelum 12 minggu
16

usia kehamilan dan sering pada primigravida.


3) Hydatidiform molae : akibat dari degenerasi chorionic villi pada
awal kehamilan. Embrio mati dan di reabsorbsi / mola terjadi di
dekat fetus. Sering terjadi pada wanita perokok, mempunyai
riwayat multipara.
4) Ectopic pregnancy : ovum dan sperma yang berfertilisasi kemudian
berimplantasi di luar dari uterine cavity, 95% berada di tuba, bisa
juga berimplantasi di ovarium, abdominal cavity

5) Cervical lesion : lesi pada serviks


6) Vaginitis : infeksi pada vagina.
Perdarahan pada awal kehamilan yang abnormal bersifat merah
segar, banyak dan adanya nyeri perut.
b. Perdarahan lebih dari 24 minggu :
Antepartum haemorrage adalah komplikasi serius karena bisa
menyebabkan kematian maternal dan bayi. ada 2 jenis yaitu :
1) Plasenta pevia : akibat dari letak plasenta yang abnormal, biasanya
plasenta ini terletak sebagian atau total plasenta terletak pada
segmen bawah Rahim
a) Solusio plasenta : terlepasnya plasenta sebelum waktunya
Penanganan : Tanyakan pada ibu tentang karakteristik
perdarahan, kapan mulai terjadi, seberapa banyak, warnanya,
adakah gumpalan, rasa nyeri ketika perdarahan. Periksa tekanan
darah ibu, suhu, nadi, dan denyut jantung janin. Lakukan
pemeriksaan eksternal, rasakan apakah perut bagian bawah
teraba lembut, kenyal ataupun keras. Jangan lakukan
pemeriksaan dalam, apabila mungkin periksa dengan speculum.
c. Hipertensi
Gastional hypertensional adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg
atau lebih atau peningkatan 20 mmHg pada tekanan diastolic setelah
20 minggu usia kehamilan dengan pemeriksaan minimal 2 kali setelah
24 jam pada wanita yang sebelumnya normotensive. Apabila diikuti
17

proteinuria dan oedema maka di katagorikan sebagai preeklamsi, bila


di tambah adanya kejang maka di sebut eklamsi.

Penanganan:
1) Tanyakan pada ibu menganai tekanan darah sebelum dan selama
kehamilan serta tanda-tanda preeklamsi.
2) Tanyakan tentang riwata tekanan darah tinggi dan preeklamsi
pada ibu dan keluarga.
3) Periksa dan monitor tekanan darah, protein urine, refleks dan
oedema.
4) Anjurkan ibu untuk rutin ANC dan perispakan rujukan untuk
persalinan.
2. Nyeri perut bagian bawah
Nyeri perut bagian bawah perlu dicermati karena kemungkinan
peningkatan kontraksi uterus dan mungkin mengarah pada adanya tanda-
tanda ancaman keguguran. Nyeri yang membahayakan bersifat hebat,
menetap, dan tidak hialng setelah ibu istirahat. Hal ini bisa berhubungan
dengan appemdicitis, kemahilan ektopik, aborsi, radang panggul, ISK.
Penanganan:
a. Tanyakan pada ibu mengenaik karakteristik nyeri, kapan terjadi,
seberapa hebat, kapanmmulai dirasakan, apakah berkurang bila ibu
istirahat.
b. Tanyakan pada ibu menganaik tanda gejala lain yang mungkin menyertai
misalnya muntah, mual, diare, dan demam.
c. Lakukan pemeriksaan luar dan dalam, periksa adanya nyeri di bagian
pinggang dalam.
d. Lakukan pemeriksaan proteinuria.
3. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepa dan pusing sering terjadi selama kehamilan, sakit kepala
yang berisfat hebat dan terus menerus dan tidak hilang bila di bawa istihat
adalah sakit kepala yang abnormal. Bila ibu merasakan sakit kepala hebat
di tambah dengan adanya pandangan kabur bisa jadi adalah gejala pre
18

eklamsi.
Penanganan:
a. Tanyakan ibu jika ia mengalami odema pada muka / tangan
b. Lakukan permeriksaan tekanan darah, adanya proteinuria, refleks dan
oedema
c. Bengkak di wajah dan tangan
Bengkak yang muncul pada sore hari dan biasanya hilang bila isrhat
dengan kaki ditinggikan adalah hal yang normal pada ibu hamil. Bengkak
merupakan masalah yang serius apabila muncul pada muka dan tangan,
tidak hilang setelah beristirahat, dan di sertai dengan keluhan fisik lainnya.
Hal tersebut mungkin merupakan tanda-tanda adanya anemia, gagal jantung,
ataupun preeklamsi.
Penanganan:
a. Tanyakan pada ibu apakah mengalami sakit kepala
b. Periksa pembengkakan terjadi di mana, kapan hilang, dan karakteristik
c. Ukur tekanan darah
d. Lakukan pemeriksaan hemoglobin, lihat warna konjungtiva ibu, telapak
tangan
4. Gerakan Janin Tidak Terasa.
Secara normal ibu merasakan adanya gerakan janin pada bulan ke 5
atau ke 6 usia kehamilan, namun ada beberapa ibu yang merasakan gerakan
janin lebih awal. Jika janin ridur gerakan janin menjadi lemah. Gerakan
janin dapat ibu rasakan pada saat ibu istirahat, makan, dan berbaring.
Biasanya janin bergerak paling sedikit 3 kali dalam 3 jam (Rismalinda,
2017).
Penanganan:
a. Tanyakan ibu kapanmerasakan gerakan janin terakhir kali
b. Dengarkan denyut jantung janin menggunakan doopler
c. Rujuk agar mendapatkan pemeriksaan ultrasound
C. Konsep Persalinan
1. Pengertian
19

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan


plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan
sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri
dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati et al 2019).
2. Tujuan
Asuhan Persalinan Normal Tujuan persalinan normal adalah
menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi
bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap, tetapi
dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan
kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang dinginkan (optimal).
Melalui pendekatan ini maka setiap intervensi yang diaplikasikan dalam
Asuhan Persalinan Normal (APN) harus mempunyai alasan dan bukti ilmiah
yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut bagi kemajuan dan
keberhasilan proses persalinan (Kemenkes RI 2017).

3. Etiologi Persalinan
Sebab-sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas,
namun ada banyak faktor yang memegang peranan penting sehingga
menyebabkan persalinan.Beberapa teori yang dikemukakan (Dwi & Cristine
2017) adalah :
a. Penurunan kadar Estrogen dan Progesteron Hormon progesteron
menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya hormon estrogen
meninggikan kerentanan otot-otot rahim.Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah,
tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga
timbul his.
b. Teori Oksitosin Hormon oksitosin mempengaruhi kontraksi otot-otot
rahim. Pada akhir kehamilan, kadar oksitosin bertambah, sehingga
uterus menjadi lebih sering berkontraksi.
c. Teori Distansia Rahim Seperti halnya dengan kandung kencing dan
20

lambung, bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka


timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.Demikian dengan rahim,
maka dengan majunya kehamilan makin teregang otototot dan otot-otot
rahim makin rentan.
d. Pengaruh Janin Hipofyse dan kelenjar suprarenal janin memegang
peranan oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama
dari biasa.
e. Teori Prostaglandin Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua,
menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan.
f. Teori Plasenta menjadi tua Menurut teori ini, plasenta menjadi tua akan
menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan
kontraksi rahim.
4. Permulaan persalinan
a. Tanda persalinan sudah dekat
1) Lightening Menjelang minggu ke-36 pada primigravida, terjadi
penurunan fundus uerus karena kepala bayi sudah masuk ke dalam
panggul. Penyebab dari proses ini adalah sebagai berikut :
a) Kontraksi Braxton Hicks
b) Ketegangan dinding perut
c) Ketegangan ligamentum rotundum
d) Gaya berat janin, kepala kearah bawah uterus Masuknya kepala
janin kedalam panggul dapat dirasakan oleh wanita hamil
dengan tanda-tanda sebagai berikut:
a) Terasa ringan dibagian atas dan rasa sesak berkurang
b) Dibagian bawah terasa penuh dan mengganjal
c) Kesulitan saat berjalan
d) Sering berkemih Gambaran lightening pada primigravida
menunjukkan hubungan normal atara ketiga P, yaitu: power
(his); passage (jalan lahir); dan passenger (bayi dan
plasenta). Pada multipara gambarannya menjadi tidak
21

sejelas pada primigravida, karena masuknya kepala janin


kedalam panggul terjadi bersamaan dengan proses
persalinan.
2) Terjadinya his permulaan

Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton


Hicks yang kadang dirasakan sebagai keluhan karena rasa sakit
yang ditimbulkan. Biasanya pasien mengeluh adanya rasa sakit di
pinggang dan terasa sangat menganggu, terutama pada pasien
dengan ambang rasa sakit yang rendah. Adanya perubahan kadar
hemoglobin esterogen dan progesterone menyebabkan oksitosin
semakin meningkat dan dapat menjalankan fungsinya dengan
efektif untuk menimbulkan kontraksi atau his permulaan. His
permulaan ini sering diistilahkan sebagai his palsu dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
a) Rasa nyeri ringan di bagian bawah
b) Datang tidak teratur
c) Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tandatanda
kemajuan persalinan

d) Durasi pendek
e) Tidak bertambah bila beraktivitas
3) Tanda masuk dalam persalinan Terjadinya his persalinan.
Karakter dari his persalinan:

a) Pinggang terasa sakit menjalar kedepan


b) Sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin
besar
c) Terjadi perubahan pada serviks
d) Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan
berjalan, maka kekuatannya bertambah.

4) Pengeluaran lendir dan darah (penanda persalinan) Dengan adanya


his persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan.
22

a) Pendataran dan pembukaan


b) Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada
kenalis servikalis terlepas
c) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
5) Pengeluaran cairan

Sebagian pasien mengeluarkan air ketuban akibat


pecahnya selaput ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka
ditargetkan persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam. Namun
jika ternyata tidak tercapai, maka persalinan akhirnya diakhiri
dengan tindakan tertentu, misalnya ekstraksi vakum, atau section
caesaria. (Wiknjosastro, 2017)
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan
a. Power (kekuatan kontraksi)
Power mengacu kepada kekuatan kontraksi uterus. Kontraksi
uterus akan mengahasilkan penipisan (effacement) dan dilatasi serviks
yang lengakap kontraksi uterus yang mengakibatkan terjadinya
perubahan pada serviks disebut dengan his. (Lockhart, 2017).
Sifat his yang normal adalah sebagai berikut :
1) Kontraksi terjadi dengan pola seperti gelombang
2) Dimulai pada suatu tempatdalam segmen atas uterus, lalu membangun
dirinya semakain intensif untuk kemudian menjalar kebawah di
sepanjang uterus
3) Relaksi uterus terjadi dengan cara yang sama

4) Otot rahim yang berkontraksi tidak akan kembali kebentuk semula


sehinggan terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim
5) Setiap his mengakibatkan perubahan pada serviks yaitu menipis
dan membuka
b. Passege (jalan lahir)
Passege atau jalan lahir berarti lintasan yang harus dijalani oleh janin
sebelum meninggalkan uterus ibunya. Jalur lintasan ini meliputi rongga
23

pelivis ibu dan jaringan lunak (Lockhart, 2017).


c. Rongga pelvis
Bentuk pelvis juga dapat menentukan kemampuan dan kemudahan bayi
untuk melewatinya. Tulang panggul terdiri atas os coxae (os ilium, os
ischium, os pubis), os sacrum dan os coccygis. (Sujiyatini, 2019).
d. Bidang/pintu panggul
1) Pintu atas panggul
Konjugata diagonalis dari pinggir atas symphysis pubis ke
promontorium, ukurannya 12,5 cm. Konjuggata vera dari pinggir
bawah symphisis pubis ke promontorium, ukurannya konjugata
diagonalis – 1,5 cm = 11 cm.Konjugata transversa antardua linea
innominata ukurannya 12 cm Konjugata obliqua ukurannya 1 cm
2) Pintu Tangah Panggul Bidang luas panggul, pertengahan symphisis ke
pertemuan os sacrum 2 dan 3. Sekitar 12,5 cm Bidang sempit panggul,
tepi bawah symphisis menuju spina ischiadica sekitar 11,5 cm Jarak
kedua spina 10-11 cm
3) Pintu bawah panggul Anterior posterior
Pinggir bawah symphisis ke os coccygis ukuran sekitar 10-11 cm
Ukuran melintang 10,5 cm Arcus pubis lebih dari 90 derajat
Bidang Hodge (Sujiyatini, 2019)
1) Hodge I, sejajar dengan pintu atas panggul
2) Hodge II, sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis
3) Hodge III, sejajar dengan Hodge I dan II setinggi spina ischiadica
kiri dan kanan
4) Hodge IV sejajar dengan hodge I, II dan III setinggi os coccygis
e. Jaringan lunak panggul
Jaringan lunak panggul memainkan peranan penting dalam
persalinan. Segmen bawah uterus akan mengembang untuk menampung
isi intrauteri seperti halnya dengan segmen atas yang menebal. Serviks
akan tertarik ke atas dan melewati presenting part ketika bagian ini turun
(mengalami desensus). Kanalis vagina akan mengalami distensi untuk
24

mengakomodasi pelintasan janin. (Lochart, 2017)

f. Passenger (janin)
Passenger mengacu pada janin dan kemampuannya bergerak
turun melewati jalan lahir (passege).
6. Tahapan Persalinan (Kala I,II,III,dan IV)
Menurut (Widiastini2016) tahapan persalinan dibagi menjadi :
a. Kala I (Kala pembukaan)
Inpartu (keadaan bersalin) ditandai dengan terjadinya
kontraksi,keluar lendir bercampur darah (bloody show), karena serviks
mulai membuka (dilatasi) dan menipis (effacement).
Kala I dibagi menjadi 2 fase.
1) Fase laten: dimana pembukaan berlangsung lambat dari pembukaan1
sampai 3 cm berlangsung 7-8 jam.
2) Fase aktif, berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase
terbagi atas tiga subfase.
a. Fase akselerasi: berlangsung 2 jam,pembukaan menjadi 4 cm.
b. Fase dilatasi maksimal: berlangsung dengan cepat menjadi 9
cm dalam waktu 2 jam.
c. Fase deselerasi:dalam waktu 2 jam pembukaan 10 cm(lengkap)
Asuhan yang diberikan pada Kala I yaitu:
1) Penggunaan Partograf
Merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan
observasi atau riwayat dan pemeriksaan fisik pada ibu dalam
persalinan dan alat penting khususnya untuk membuat keputusan
klinis selama kala I. Kegunaan partograf yaitu mengamati dan
mencatat informasi kemajuan persalinan dengan memeriksa dilatasi
serviks selama pemeriksaan dalam, menentukan persalinan berjalan
normal dan mendeteksi dini persalinan lama sehingga bidan dapat
membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalina lama dan jika
digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan membantu
25

penolong untuk pemantauan kemajuan persalinan, kesejahteraan ibu


dan janin, mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan
kelahiran, mengidentifikasi secara dini adanya penyulit, membuat
keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu, partograf harus
digunakan untuk semua ibu dalam fase aktif kala I, tanpa
menghiraukan apakan persalinan normal atau dengan komplikasi
disemua tempat, secara rutin oleh semua penolong persalinan (Marmi
2019).
2) Penurunan Kepala Janin
Penurunan dinilai melalui palpasi abdominal. Pencatatan
penurunan bagian terbawah atau presentasi janin, setiap kali
melakukan pemeriksaan dalam atau setiap 4 jam, atau lebih sering jika
ada tanda-tanda penyulit. Kata-kata "turunnya kepala" dan garis tidak
terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan
serviks. Berikan tanda "O" pada garis waktu yang sesuai. Hubungkan
tanda "O" dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.
3) Kontraksi Uterus
Periksa frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap jam fase
laten dan tiap 30 menit selam fase aktif. Nilai frekuensi dan lamanya
kontraksi selama 10 menit. Catat lamanya kontraksi dalam hitungan
detik dan gunakan lambang yang sesuai yaitu: kurang dari 20 detik
titik-titik, antara 20 dan 40 detik diarsir dan lebih dari 40 detik
diblok. Catat temuan-temuan dikotak yang bersesuaian dengan
waktu penilai.
4) Keadaan Janin
a) Denyut Jantung Janin ( DJJ )
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih
sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak pada bagian
ini menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di sebelah kolom
paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda
titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ,
26

kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan


garis tidak terputus. Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di
antara garis tebal angka l80 dan 100, tetapi penolong harus sudah
waspada bila DJJ di bawah 120 atau di atas 160 kali/menit.
b) Warna dan Adanya Air Ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam, dan
nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Gunakan
lambang-lambang seperti U (ketuban utuh atau belum pecah), J
(ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih), M (ketuban sudah
pecah dan air ketuban bercampur mekonium), D (ketuban sudah
pecah dan air ketuban bercampur darah) dan K (ketuban sudah
pecah dan tidak ada air ketuban atau kering).
c) Molase Tulang Kepala Janin
Molase berguna untuk memperkirakan seberapa jauh kepala bisa
menyesuaikan dengn bagian keras panggul. Kode molase (0)
tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat
dipalpasi, (1) tulang-tulang kepala janin saling bersentuhan, (2)
tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tapi masih bisa
dipisahkan, (3) tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih
dan tidak bisa dipisahkan.
d) Keadaan Ibu
Hal yang diperhatikan yaitu tekanan darah, nadi, dan suhu, urin
(volume,protein), obat-obatan atau cairan IV, catat banyaknya
oxytocin pervolume cairan IV dalam hitungan tetes per menit bila
dipakai dan catat semua obat tambahan yang diberikan.
e) Informasi tentang ibu
Tentang nama dan umur, GPA, nomor register, tanggal dan waktu
mulai dirawat, waktu pecahnya selaput ketuban. Waktu pencatatan
kondisi ibu dan bayi pada fase aktif adalah DJJ tiap 30 menit,
frekuensi dan lamanya kontraksi uterus tiap 30 menit, nadi tiap 30
menit tanda dengan titik, pembukaan serviks setiap 4 jam,
27

penurunan setiap 4 jam, tekanan darah setiap 4 jam tandai dengan


panah, suhu setiap 2 jam,urin, aseton, protein tiap 2 - 4 jam (catat
setiap kali berkemih) (Sofian, 2019).
f) Memberikan Dukungan Persalinan
Asuhan yang mendukung selama persalinan merupakan ciri
pertanda dari kebidanan, artinya kehadiran yang aktif dan ikut serta
dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Jika seorang bidan sibuk,
maka ia harus memastikan bahwa ada seorang pendukung yang
hadir dan membantu wanita yang sedang dalam persalinan. Kelima
kebutuhan seorang wanita dalam persalinan yaitu asuhan tubuh
atau fisik, kehadiran seorang pendamping, keringanan dan rasa
sakit, penerimaan atas sikap dan perilakunya serta informasi dan
kepastian tentang hasil yang aman.
b. Kala II
Kala II merupakan kala yang dimulai dari pembukaan lengkap (10
cm)sampai pengeluaran janin ditandai dengan :Dorongan ibu untuk
meneran (doran), Tekanan pada anus (Manuaba, 2017)
c. Kala III (Kala pengeluaran uri)
Kala III adalah waktu untuk pelepasan uri (plasenta) dimulai dari
lahirnya bayi dan berakir dengan plasenta dan selaput ketuban.Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir
(Pradwihardjo,2015)
d. Kala IV
Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam setela proses
tersebut. hal ini dimaksudkan agar dokter, bidan atau penolong
persalinan masih mendampingi wanita setelah persalinan selama 2 jam (2
jam post partum). Menurut (Hidayat 2017), sebelum meninggalkan ibu
post partum harus diperhatikan tujuh pokok penting, yaitu kontraksi
uterus baik, tidak ada perdarahan pervaginam atau perdarahan lain
pada alat genital, plasenta dan selaput ketuban telah dilahirkan lengkap,
kandung kemih harus kosong, luka pada perinium telah dirawat dengan
28

baik, dan tidak ada hematom, bayi dalam keadaan baik, ibu dalam
keadaan baik, nadi dan tekanan darah dalam keadaan baik.

E. Konsep Masa Nifas


1. Pengertian
Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal
dari bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous”
berarti melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab
melahirkan atau setelah melahirkan (Anggraeni, 2020).
Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung kira-kira 6 minggu. Puerperium (nifas) berlangsung
selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk
pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal (Ambarwati 2019).
2. Tahap Masa Nifas
Tahapan masa nifas adalah sebagai berikut:
a) Puerperium Dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan
b) Puerperium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c) Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu
untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, tahunan
(Rukiyah, 2019).

3. Perubahan Fisiologi Masa Nifas


Sistem tubuh ibu akan kembali beradaptasi untuk menyesuaikan
dengan kondisi post partum. Organ-organ tubuh ibu yang mengalami
perubahan setelah melahirkan antara lain (Anggraeni, 2020) :
a. Uterus
29

Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi


sebelum hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana Tinggi Fundus Uterinya
(TFU).
b. Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea berbau
amis atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita.
Lokhea yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea
mempunyai perubahan warna dan volume karena adanya proses involusi.
Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan waktu
keluarnya :
a) Lokhea rubra
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post
partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar,
jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut
bayi), dan mekonium.
b) Lokhea sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir, serta
berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.
c) Lokhea serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung
serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari
ke-7 sampai hari ke- 14.
d) Lokhea alba

Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput


lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat
berlangsung selama 2-6 minggu post partum.
Lokhea yang menetap pada awal periode post partum
menunjukkan adanya tanda-tanda perdarahan sekunder yang mungkin
disebabkan oleh tertinggalnya sisa atau selaput plasenta. Lokhea alba
atau serosa yang berlanjut dapat menandakan adanya endometritis,
30

terutama bila disertai dengan nyeri pada abdomen dan demam. Bila
terjadi infeksi, akan keluar cairan nanah berbau busuk yang disebut
dengan “lokhea purulenta”. Pengeluaran lokhea yang tidak lancar
disebut “lokhea statis”.
c. Perubahan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari
pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan
kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan
tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan
muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.
d. Perubahan Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post
partum hari ke-5, perinium sudah mendapatkan kembali sebagian
tonusnya, sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum hamil.
2. Perubahan Sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini
disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat
tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan
yang berlebihan pada waktu persalinan, kurangnya asupan makan,
hemoroid dan kurangnya aktivitas tubuh.

3. Perubahan Sistem Perkemihan


Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk
buang air kecil dalam 24 jam pertama. Penyebab dari keadaan ini adalah
terdapat spasme sfinkter dan edema leher kandung kemih setelah
mengalami kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis
selama persalinan berlangsung. Kadar hormon estrogen yang besifat
menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan
31

tersebut disebut “diuresis”.


4. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus, pembuluh darah yang
berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit, sehingga akan
menghentikan perdarahan. Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta
fasia yang meregang pada waktu persalinan, secara berangsur-angsur
menjadi ciut dan pulih kembali. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada
6-8 minggu setelah persalinan.
5. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Setelah persalinan, shunt akan hilang tiba-tiba. Volume darah bertambah,
sehingga akan menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita vitum
cordia. Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan
timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti
sediakala. Pada umumnya, hal ini terjadi pada hari ketiga sampai kelima
postpartum.
6. Perubahan Tanda-tanda Vital

Pada masa nifas, tanda – tanda vital yang harus dikaji antara lain :

a. Suhu badan
Dalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik sedikit
(37,50 – 38◦ C) akibat dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan
cairan dan kelelahan. Apabila dalam keadaan normal, suhu badan
akan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi
karena ada pembentukan Air Susu Ibu (ASI). Bila suhu tidak turun,
kemungkinan adanya infeksi pada endometrium.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit.
Denyut nadi sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat. Denyut
nadi yang melebihi 100x/ menit, harus waspada kemungkinan
dehidrasi, infeksi atau perdarahan post partum.
c. Tekanan darah
32

Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan


darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada saat post partum menandakan
terjadinya preeklampsi post partum.
d. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan
denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan
mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran
nafas. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih cepat,
kemungkinan ada tanda-tanda syok (Dewi, 2020).
F. Konsep Bayi Baru Lahir
1. Definisi
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari
(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir adalah bayi berusia satu
jam yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggudan berat badannya 2.500-
4000 gram (Dewi, 2020).
2. Ciri-ciri
Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-
4000 gram, umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis, bergerak
aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada cacat
bawaan (Kementerian Kesehatan RI, 2017). Bayi baru lahir normal
memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30- 38 cm, lingkar lengan
11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit, pernapasan 40-60
x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tumbuh sempurna, kuku
agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks sudah terbentuk
dengan baik (rooting, sucking, morro, grasping), organ genitalia pada bayi
laki-laki testis sudah berada pada skrotum dan penis berlubang, pada bayi
perempuan vagina dan uretra berlubang serta adanya labia minora dan
mayora, mekonium sudah keluar dalam 24 jam pertama berwarna hitam
kecoklatan (Dewi, 2020)
3. Klasifikasi Neonatus
33

Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa kasifikasi


menurut (Marmi 2019) , yaitu :
a) Neonatus menurut masa gestasinya :
1) Kurang bulan (preterm infant) : < 259 hari (37 minggu)
2) Cukup bulan (term infant) : 259-294 hari (37-42 minggu)
3) Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu ataulebih)
b) Neonatus menurut berat badan lahir :
1) Berat lahir rendah : < 2500 gram
2) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram
3) Berat lahir lebih : > 4000 gram
c) Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan
ukuran berat lahir yang sesuai untuk masakehamilan) :
1. Nenonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
2. Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)
d) Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir Normal
Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui
apakah transisi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan
dengan lancar dan tidak ada kelainan. Pemeriksaan medis komprehensif
dilakukan dalam 24 jam pertama kehidupan. Pemeriksaan rutin pada
bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya untuk mendeteksi kelainan
atau anomali kongenital yang muncul pada setiap kelahiran dalam 10-20
per 1000 kelahiran, pengelolaan lebih lanjut dari setiap kelainan yang
terdeteksi pada saat antenatal, mempertimbangkan masalah potensial
terkait riwayat kehamilan ibu dan kelainan yang diturunkan, dan
memberikan promosi kesehatan, terutama pencegahan terhadap sudden
infant death syndrome (SIDS) (Lissauer, 2020).
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk
membersihkan jalan napas, memotong dan merawat tali pusat,
mempertahankan suhu tubuh bayi, identifikasi, dan pencegahan infeksi
(Saifuddin, 2017).
Asuhan bayi baru lahir meliputi :
34

1. Pencegahan Infeksi (PI)


2. Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi
Untuk menilai apakah bayi mengalami asfiksia atau tidak dilakukan
penilaian sepintas setelah seluruh tubuh bayi lahir dengan tiga
pertanyaan:
1. Apakah kehamilan cukup bulan?
2. Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?

3. Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?


Jika ada jawaban “tidak” kemungkinan bayi mengalami asfiksia
sehingga harus segera dilakukan resusitasi.Penghisapan lendir pada jalan
napas bayi tidak dilakukan secara rutin (Kementerian Kesehatan RI,
2017)
e) Pemotongan dan perawatan tali pusat
Setelah penilaian sepintas dan tidak ada tanda asfiksia pada bayi,
dilakukan manajemen bayi baru lahir normal dengan mengeringkan bayi
mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan
tanpa membersihkan verniks,kemudian bayi diletakkan di atas dada atau
perut ibu. Setelah pemberian oksitosin pada ibu, lakukan pemotongan tali
pusat dengan satu tangan melindungi perut bayi. Perawatan tali pusat
adalah dengan tidak membungkus tali pusat atau mengoleskan
cairan/bahan apa pun pada tali pusat (Kementerian Kesehatan RI, 2017).
Perawatan rutin untuk tali pusat adalah selalu cuci tangan sebelum
memegangnya, menjaga tali pusat tetap kering dan terpapar
udara,membersihkan dengan air, menghindari dengan alkohol karena
menghambat pelepasan tali pusat, dan melipat popok di bawah
umbilikus (Lissauer, 2020).
f) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi
tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk
melaksanakan proses IMD selama 1 jam. Biarkan bayi mencari,
menemukan puting, dan mulai menyusu. Sebagian besar bayi akan
35

berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-90 menit, menyusu pertama


biasanya berlangsung pada menit ke- 45-60 dan berlangsung selama 10-
20 menit dan bayi cukup menyusu dari satu payudara (Kementerian
Kesehatan RI, 2017).
Jika bayi belum menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam, posisikan
bayi lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit
selama 30- 60 menit berikutnya. Jika bayi masih belum melakukan IMD
dalam waktu 2 jam, lanjutkan asuhan perawatan neonatal esensial lainnya
(menimbang, pemberian vitamin K, salep mata, serta pemberian gelang
pengenal) kemudian dikembalikan lagikepada ibu untuk belajar
menyusu (Kementerian Kesehatan RI, 2017).
g) Pencegahan kehilangan panas
Melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi dan ibu serta
menyelimuti kepala dan tubuh bayi (Kementerian Kesehatan RI, 2017).
h) Pemberian salep mata/tetes mata
Pemberian salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi
mata. Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika profilaksis (tetrasiklin
1%, oxytetrasiklin 1% atau antibiotika lain). Pemberian salep atau tetes
mata harus tepat 1 jam setelah kelahiran. Upaya pencegahan infeksi mata
tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran.
i) Pencegahan perdarahan
Melalui penyuntikan vitamin K1dosis tunggal di paha kiri Semua
bayi baru lahir harus diberi penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1
mg intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat
defisiensi vitamin yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir
(Kementerian Kesehatan RI, 2017). Pemberian vitamin K sebagai
profilaksis melawan hemorragic disease of the newborn dapat diberikan
dalam suntikan yang memberikan pencegahan lebih terpercaya, atau
secara oral yang membutuhkan beberapa dosis untuk mengatasi absorbsi
yang bervariasi dan proteksi yang kurang pasti pada bayi (Lissauer,
2020). Vitamin K dapat diberikan dalam waktu 6 jam setelah lahir
36

(Lowry, 2017).
j) Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan
Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah
penyuntikan vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan
Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan kerusakan
hati (Kementerian Kesehatan RI, 2017).
k) Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL)
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedinimungkin
kelainan pada bayi. Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan dianjurkan tetap
berada di fasilitas tersebut selama24 jam karena risiko terbesar kematian
BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan. saat kunjungan tindak
lanjut (KN) yaitu 1 kali pada umur 1- 3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari
dan 1 kali pada umur 8-28 hari.

l) Pemberian ASI eksklusif


ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika memungkinkan
dilanjutkan dengan pemberian ASI dan makanan pendamping sampai
usia 2 tahun. Pemberian ASI ekslusif mempunyai dasar hukum yang
diatur dalam SK Menkes Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang
pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan. Setiap bayi mempunyai
hak untuk dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti Inisiasi Menyusu Dini
(IMD), ASI Ekslusif, dan imunisasi serta pengamanan dan perlindungan
bayi baru lahir dari upaya penculikan dan perdagangan bayi.

G. Macam-macam Kontrasepsi

1. Kondom

Kondom Kondom merupakan selubung atau sarung karet tipis yang


dipasang pada penis sebagai tempat penampungan sperma yang dikeluarkan
pria pada saat senggama sehingga tidak tercurah pada vagina. Cara kerja
kondom yaitu mencegah pertemuan ovum dan sperma atau mencegah
37

spermatozoa mencapai saluran genital wanita.

Gambar 2.1 Kondom

2. Pil kombinasi

Kontrasepsi pil merupakan jenis kontasepsi oral yang harus diminum setiap
hari yang bekerja mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh
sperma. Terdapat dua macam yaitu kontrasepsi kombinasi atau sering
disebut pil kombinasi yang mengandung progesteron dan estrogen,
kemudian kontrasepsi pil progestin yang sering disebut dengan minipil yang
mengandung hormon progesteron.

Gambar 2.2 KB Pil

3. Implan

Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi silastik berisi hormon jenis


38

progesteron levonogestrol yang ditanamkan dibawah kulit, yang bekerja


mengurangi transportasi sperma.

Gambar 2.3 KB Implan

Gambar 2.4 Pemasangan KB Implan di bawah kulit

H. Konsep Kontrasepsi IUD


1. Pengertian IUD
Intra Uterine Device (IUD) atau alat kontrasepsi dalam rahim merupakan
alat kontrasepsi berbentuk huruf T, kecil, berupa kerangka dari plastik yang
39

fleksibel yang diselubungi kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu),
sangat efektif, reversible, dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun :
CuT.380A).
2. Jenis IUD
Tersedia dua jenis IUD yaitu hormonal (mengeluarkan hormon
progesterone) dan non-hormonal. IUD jenis CuT.380A berbentuk huruf T,
diselubungi kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu), dan tersedia di
Indonesia. IUD jenis lain yang beredar di Indonesia adalah NOVA T
(Schering).
3. Cara kerja IUD
IUD bekerja dengan cara menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke
tuba falopii, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, dan mencegah
terjadinya implantasi telur dalam uterus.
4. Keuntungan IUD
Keuntungan pemakaian IUD yakni hanya memerlukan sekali pemasangan
untuk jangka waktu yang lama dengan biaya yang relatif murah. Selain itu,
keuntungan dari pemaikaian IUD di antaranya tidak menimbulkan efek
sistemik, efektivitas cukup tinggi, reversible, dan cocok untuk penggunaan
secara massal. Keuntungan yang lain dari IUD antara lain dapat
diterima masyarakat dengan baik, pemasangan tidak memerlukan medis
teknis yang sulit, kontrol medis ringan, penyulit tidak terlalu berat, pulihnya
kesuburan setelah IUD dicabut berlangsung baik.
Pemakaian IUD juga memiliki keuntungan yaitu tidak
mempengaruhi hubungan seksual, tidak mahal jika ditinjau dari rasio biaya
dan waktu penggunaan kontrasepsi, metode yang nyaman, tidak perlu
disediakan setiap bulan dan pemeriksaan berulang. IUD dapat digunakan
sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir), dapat dipasang
segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi
infeksi), tidak ada interaksi dengan obat-obat.
1. Kekurangan IUD
40

Adapun beberapa kekurangan pemakaian IUD antara lain : Terdapat


perdarahan (spotting atau perdarahan bercak, dan menometroragia), tali
IUD dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu
hubungan seksual. Pemakaian IUD juga dapat mengalami komplikasi
seperti; merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan, merasa sakit dan kejang selama 3 – 5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau di antaranya yang
memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang
apabila pemasangannya benar). IUD tidak mencegah IMS termasuk
HIV/AIDS, tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau
perempuan yang sering berganti pasangan, penyakit radang panggul
(PRP) terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD karena PRP
dapat memicu infertilitas, dan tidak mencegah terjadinya kehamilan
ektopik terganggu karena fungsi IUD untuk mencegah kehamilan
normal.
2. Efektifitas IUD
IUD merupakan alat kontrasepsi yang sangat efektif. Dari 0,6-0,8
kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama terdapat 1 kegagalan
dalam 125 – 170 kehamilan.17 Efektivitas IUD bergantung pada ukuran,
bentuk, dan kandungan bahan dalam IUD. Selain itu, umur, paritas, dan
frekuensi senggama akseptor juga mempengaruhi efektivitasnya.
3. Indikasi / Persyaratan Pemakaian IUD
IUD dapat digunakan pada wanita yang menginginkan kontrasepsi
dengan tingkat efektivitas yang tinggi, dan jangka panjang; dan tidak
ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak. Beberapa
indikasi penggunaan IUD antara lain: Usia reproduktif, keadaan nulipara,
menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi, setelah
melahirkan dan tidak menyusui bayinya, setelah mengalami abortus dan
tidak terlihat adanya infeksi, risiko rendah dari IMS, tidak menghendaki
metode hormonal, tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil
setiap hari, tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.
41

4. Kontraindikasi
Adapun kontraindikasi pengguna IUD diantaranya : Hamil atau diduga
hamil, infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita
penyakit kelamin, pernah menderita radang rongga panggul, penderita
perdarahan pervaginam yang abnormal, riwayat kehamilan ektopik,
penderita kanker alat kelamin.

5. Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi di antaranya mengalami perubahan


siklus haid (umum pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3
bulan), perdarahan dan kram selama minggu- minggu pertama setelah
pemasangan, dapat juga terjadi spotting antar waktu menstruasi. Kadang-
kadang ditemukan keputihan yang bertambah banyak. Disamping itu
pada saat berhubungan (senggama) terjadi expulsi (IUD bergeser dari
posisi) sebagian atau seluruhnya. Pemasangan IUD mungkin
menimbulkan rasa tidak nyaman, dan dihubungkan dengan resiko infeksi
rahim.

6. Langkah-langkah pemasangan IUD

KONSELING AWAL
1. Sapa klien dengan ramah, perkenalkan diri anda dan tanyakan tujuan
kedatangannya
2. Berikan informasi umum tentang Keluarga Berencana
3. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dan resiko serta
keuntungan dari masing- masing kontrasepsi termasuk perbedaan antara
kontap dan metode reversibel :
- Tunjukkan dimana dan bagaimana alkon tersebut digunakan
- Jelaskan bagaimana cara kerja
- Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah kesehatan lain yang
mungkin akan dialami
4. Jelaskn apa yang bisa diperoleh
KONSELING METODE KHUSUS
1. Berikan jaminan akan kerahasian yang diperlukan klien
2. Kumpulakan data data pribadi klien ( nama, alamat, dsb )
3. Tanyakan tujuan KB yang diinginkan (apakah klien ingin mengatur jarak
kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya )
4. Tanyakan agama/kepercayaan yang dianut klien yang mungkin menentang
42

penggunaan salah satu metode KB


5. Diskusikan kebutuhan, pertimbangan dan kekhawatiran klien dengan sikap
yang simpatik
6. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat
7. Bila klien memilih AKDR :Jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek
samping AKDR Cu T 380 A, sampai benar-benar dimengerti oleh klien
KONSELING PRA PEMASANGAN & SELEKSI KLIEN
1. Lakukan seleksi klien (anamnesa) secara cermat untuk memastikan tidak ada
2. masalah kondisi kesehatan sebagai pemakai AKDR
Tanyakan Riwayat kesehatan Reproduksi :
 Tanggal haid terakhir, lama haid, pola perdarahan haid
 Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
 Riwayat kehamilan ektopik
 Nyeri yang hebat setiap haid
 Anemia yang berat ( Hb < 9 gr % atau Hm < 30 )
 Riwayat infeksi sistem genital ( ISG ), penyakit hubungan seksual
( PHS ) atau infeksi panggul
 Berganti – ganti pasangan ( Risiko ISG tinggi )
 Kanker serviks
3. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan jelaskan
apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
4. Pastikan klien sufdah mengosongkan kandung kencingnya dan mencuci
kemaluannya menggunakan sabun
5. Cuci tangan dengan air dan sabun keringkan dengan kain bersih
6. Tolong klien naik ke meja pemeriksaan
7. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan
lainnya didaerah supra pubik
PEMERIKSAAN PANGGUL
1. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul
2. Atur lampu yang terang untuk melihat serviks
3. Pakai sarung tangan yang sudah di DTT
4. Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah steril atau
DTT
5. Lakukan inspeksi pada Genitalia Eksterna
6. Palpasi kelenjar Skene dan Bartolini, amati adanya nyeri atau ”discharge”
7. Masukkan Spekulum vagina
8. Lakukan pemeriksaan spekulum :
- Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
- Inspeksi serviks
Bila ada sekret vagina yang mencurigakan, dilakukan pemeriksaan spesimen.
Bila tidak, dilakukan pembersihan vagina, porsio dan sekitarnya dengan
khasa + larutan betadine.
9. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan kembali pada tempat
semula dengan tidak menyentuh peralatan lain yang belum digunakan
10. Lakukan pemeriksaan bimanual :
- Pastikan gerakan serviks bebas
43

- Tentukan besar dan posisi uterus


- Pastikan tidak ada kehamilan
- Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa

11. Lakukan pemeriksaan retrovaginal bila ada indikasi :


- Kesulitan menentukan besar uterus retroversi
- Adanya tumor pada Cavum Douglasi
12. Celupkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% kemudian buka dan
rendam dalam keadaan terbalik
TINDAKAN PRA PEMASANGAN
1. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada
saat proses pemasangan dan setelah pemasangan dan persilahkan klien untuk
mengajukan pertanyaan.
2. Masukkan lengan AKDR Cu T380A di dalam kemasan sterilnya :
 Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat kebelakang
 Masukkan pendorong kedalam tabung inserter tanpa menyentuh
benda tidak steril
 Letakkan kemasan pada tempat yang datar
 Selipkan karton pengukur dibawah lengan AKDR
 Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung inserter
sampai ke pangkal lengan sehingga lengan akan melipat
 Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter, tarik
tabung inserter dari bawah lipatan lengan
 Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk memasukkan
lengan AKDR yang sudah terlipat tersebut ke dalam tabung inserter.
 Pastikan cincin biru sejajar dengan arah lengan AKDR, cocokkan
dengan ukuran kavum uteri
 Pastikan ujung pendorong menyentuh ujung AKDR
 AKDR siap diinsersikan ke kavum uteri

Gambar 4.5 Teknik Memasukkan lengan AKDR CuT380A dalam kemasan steril

TINDAKAN PEMASANGAN AKDR


1. Pakailah sarung tangan yang baru
2. Pasanglah spekulum vagina untuk melihat serviks
3. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali
44

4. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati (takik pertama)


5. Masukkan sonde uterus dengan teknik “Tidak menyentuh” (no touch tehnique)
yaitu secara hati-hati memasukkan sonde ke dalam kavum uteri dengan sekali
masuk tanpa menyentuh dinding vagina ataupun bibir spekulum.
6. Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan sonde
7. Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang masih berada di dalam
kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru pda tabung inserter, kemudian
buka seluruh plastik penutup kemasan
8. Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyetuh permukaan yang tidak
steril, hati-hati jangan sampai pendorongnya terdorong.
9. Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi horisontal (sejajar lengan
AKDR). Sementara melakukan tarikan hati-hati pada tenakulum, masukkan tabung
inserter ke dalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa
adanya tahanan.
10. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan
11. Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik withdrawl yaitu menarik
keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong dengan tetap menahan
pendorong
12. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali ke serviks
sampai leher biru menyentuh serviks atau terasa adanya tahanan

Gambar 4.6 Memasukkan AKDR dengan Metode Tarik

13. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang AKDR kurang
lebih 3-4 cm
14. Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ke tempat sampah terkontaminasi
15. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5%
16. Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan tenakulum,
tekan dengan kasa selama 30-60 detik
17. Keluarkan spekulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5%
TINDAKAN PASCA PEMASANGAN
1. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit untuk dekontaminasi
2. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa, sarung tangan sekali
45

pakai) ke tempat yang sudah disediakan (tempat sampah medik)


3.Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin 0,5%, buka dalam keadaan terbalik dan rendam dalam klorin 0,5%
4. Cuci tangan dengan air dan sabun
5. Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati selama 15 menit
sebelum memperbolehkan klien pulang
KONSELING PASCA PEMASANGAN
1. Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan
harus dilakukan
2. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping
3. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kontrol
4. Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 380A adalah 10 tahun
5. Yakinkan klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila memerlukan
konsultasi, pemeriksaan medik atau bila menginginkan AKDR tersebut
dicabut.
6. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan
7. Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien

KONSELING PRA PENCABUTAN


1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda
2. Tanyakan tujuan dari kunjungannya
3. Tanyakan apa alasannya ingin mencabut AKDR tersebut dan jawab semua
pertanyaannya
4. Tanyakan tujuan dari Keluarga Berencana selanjutnya (apakah klien ingin
mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya)
5. Jelaskan proses pencabutan AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada saat
proses pencabutan dan setelah pencabutan
TINDAKAN PRA PENCABUTAN
1. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya dan mencuci
kemaluannya mengguakan sabun.
2. Bantu Klien naik ke meja pemeriksaan
3. Cuci tangan dengan air sabun , keringkan dengan kain bersih
4. Pakai sarung tangan baru yang telah di DTT
5. Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah steril atau DTT
TINDAKAN PENCABUTAN
1. Lakukan pemeriksaan bimanual :
 Pastikan gerakan serviks bebas
 Tentukan besar dan posisi uterus
 Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
2. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
3. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali
4. Jepit benang yang dekat dengan klem.
5. Tarik keluar benang dengan mantap tetapi hati-hati untuk mengeluarkan AKDR
/
46

Gambar.4.7 Pencabutan AKDR


6. Tunjukkan AKDR tersebut pada klien, kemudian rendam dalam klorin 0,5 %
7. Keluarkan spekulum dengan hati-hati
TINDAKAN PASCA PENCABUTAN
1. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0.5% selama
10 menit untuk dekontaminasi
2. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kas, sarung tangan sekali pakai )
ketempat yang sudah disediakan
3. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan 0.5
%, kemudian lepaskan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam klorin tersebut
4. Cuci tangan dengan air dan sabun
5. Amati selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien pulang
KONSELING PASCA PENCABUTAN
1. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami masalah ( misalnya
pendarahan yang lama atau rasa nyeri pada perut / panggul )
2. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang diberikan
3. Jawab semua pertanyaan klien
4. Ulangi kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia dan resiko
serta keuntungan dari masing-masing alat kontrasepsi bila klien ingin tetap
mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya
5. Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi yang baru atau berikan alat
kontrasepsi sementara sampai klien dapat memutuskan alat kontrasepsi baru
yang akan dipakai
6. Buat rekam medik tentang pencabutan AKDR

I. Manajemen Asuhan Kebidanan


1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian/ tahapan
yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien.
47

Proses manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan


dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi (Jannah 2018).
2. Tahapan Dalam Manajemen Kebidanan
a. Langkah 1 Pengumpulan Data
Dasar Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan
pengumpulan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan
klien secara lengkap seperti, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik
sesuai dengan kebutuhannya, meninjau catatan terbaru atau catatan
selanjutnya, meninjau data laboratorium dan membandingkannya
dengan hasil study (Rukiah: 2019).
b. Langkah 2 Mengidentifikasi diagnosis atau masalah aktual
Mengidentifikasi data dengan cepat untuk mengidentifikasi
diagnosa atau masalah aktual dengan klien berdasarkan data dasar,
menguraikan bagaimana suatu data pada kasus diinterpretasikan
menjadi suatu diagnosa atau secara teori data apa yang mendukung
untuk timbulnya diagnosa tersebut. Masalah lebih sering berhubungan
dengan bagimana klien menguraikan keadaan yang ia rasakan,
sedangkan diagnosa lebih sering diidentifikasi oleh bidan yang
difokuskan pada apa yang di alami oleh klien.
3) Langkah 3 Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah
di identifikasi, langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan
dilakukan pencegahan sambil mengamati klien, bidan di harapkan dapat
bersiap-siap bila diagnosis atau masalah potensial ini benar-benar
terjadi. Adapun Masalah potensial anemia pada ibu hamil dimasa
kehamilan, dapat mengakibatkan abortus, dapat menyebabkan
persalinan prematur, dapat menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim terganggu
4) Langkah 4. Penetapan kebutuhann/ tindakan segera
48

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter


dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan aggota
tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat
mencerminkan kesinambungan dari proses manejemen kebidanan. Jadi
manejemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau
kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama
bidan terus menerus misalnya pada waktu tersebut dalam persalinan
5) Langkah 5. Intervensi/ Perencanaan tindakan asuhan kebidanan
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh,
ditentukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manejemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah
diidentifikasi atau di antisipasi.

6) Langkah 6. Implementasi/ pelaksanaan Asuhan

Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh dilangkah lima


harus dilaksanakan secara efesien. Perencanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian
lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
7) Langkah 7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai denga kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di
dalam masalah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat di anggap efektif
juka memang benar efektif dalam pelaksanaanya.
49

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. P G1P0A0H0 DENGAN KEHAMILAN


NORMAL DI PMB ENNY SETYAWATI AMD.KEB TAHUN 2023

Tanggal pengkajian : 08 April 2023


Jam pengkajian : 09.00 wita
1. Subyektif
a. Biodata
Ibu Suami
Nama : Ny’P’ Tn’I’
Umur : 24 Thn 27 Thn
Suku / Bangsa : Sumbawa/Indonesia Sumbawa/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : I.R.T Swasta
Alamat : Jalan Anggrk Nomor 746

b. Keluhan Utama : ibu mengatakan sering buang air kecil dan


nyeri punggung
c. Riwayat Menstruasi
Umur menarche : 15 tahun; lamanya haid
: 5-7 hari;
jumlah darah haid :
2-3x ganti pembalut.
Haid terakhir : 18-07-22
Perkiraan partus : 25-04-23
(-) Dismenorhea (-) Spooting (-) Menorragia (-) Metrorhagia (- ) Pre
Menstruasi Sindrom
d. Riwayat Perkawinan
50

Kawin : (Ya )/ Tidak


Kawin : 1 kali
Kawin I umur 23 tahun, dengan suami umur 26 tahun
e. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
G1P0A0H0

N Tangg Umur Jenis Penolong Penyulit Kondis Keadaa


o al Kehamila Persalina Persalina (Komplikas i n Anak
Partus n n n i) Bayi/B Sekaran
B g
In
i

f.Riwayat Hamil Sekarang


HPHT : 18-07-22
HPL : 25-04-23
Gerakan janin pertama kali dirasakan :4 bulan
Hamil Muda : (+) Mual (-) Muntah
( - ) Perdarahan ( - ) Lain-lain :
Hamil Tua : (-)
Pusing (-)
Sakit Kepala (-)
Perdarahan (+)
Lain-lain :
g. Riwayat Penyakit yang Lalu / Operasi
Pernah dirawat : Tidak

h. Riwayat Penyakit Keluarga (Ayah, ibu, adik, paman, bibi)


yang pernah menderita sakit
( -) Kanker (- ) Penyakit Hati (-) Hipertensi
( -) Diabetes Melitus (-) Penyakit Ginjal (-) Penyakit Jiwa
( -) Kelainan Bawaan (-) Hamil Kembar (-)Tuberculosis (TBC)
51

( -) Epilepsi (-) Alergi :


i. Riwayat Gynekologi
(-) Infertilitas (-) Infeksi Virus (-) PMS :
(-) Cervisitis Cronis (-) Endometriosis (-) Myoma
(-) Polip Serviks (-) Kanker Kandungan (-) Perkosaan
(-) Operasi Kandungan
j. Riwayat Keluarga Berencana
Metode KB yang pernah dipakai : -
Lama : (-)
Komplikasi dari KB : (-)
Perdarahan (- ) PID / Radang Panggul
k. Pola Makan, Minum, Eliminasi dan Istirahat
Pola Makan : 4-5 kali/sehari
Menu : Nasi,Ikan/ayam/daging kadang tempe dan
telur + sayur, buah.
Pola Minum : 1000-1600 cc/ hari 5-8 gelas/hari
Obat-obatan : Jamu(-), Kopi (-), Alkohol (-)
Pola Eliminasi :
BAK : 8-10 kali/hari
Warna : kuning
Keluhan : Tidak ada
BAB : 1-2 kali/hari
Warna : Kuning kecoklatan
Keluhan : Tidak ada
Pola Istrahat :
Tidur Siang : 1-2 jam/hari
Tidur Malam : 6-8 jam/hari
l. Riwayat Psikososial :
Penerimaan klien terhadap kehamilan ini :
Social support dari (+) Suami (+) Orang tua (+) Mertua (+) Keluarga
lain
52

2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) Keadaan Emosional : Stabil
3) Tinggi Badan :159 cm
4) Berat Badan : 61 kg
5) Tanda – tanda Vital
Tekanan Darah :100 mmHg
Nadi : 90 × per menit
Pernapasan : 22 × per menit
Suhu :36,5° C
b. Pemeriksaan Fisik
1) Muka : Tidak pucat,tidak oedema
2) Mata : Konjungtiva simetris dan Tidak pucat,
3) Mulut : Bersih
4) Gigi / Gusi: Ada caries dan gigi berlubang
5) Leher : Tidak ada pembengkakan
6) Payudara : Simetris,putting susu menonjol
7) Perut :
Palpasi Leopold I : Teraba bokong pada fundus uteri
Leopold II : Teraba punggung pada bagian kiri ibu
Leopold III : Teraba kepala di atas simpisis
Leopold IV : Kepala masuk pintu atas panggul 3/5 bagian
Tinggi Fundus Uteri : 28 cm Auskultasi DJJ: 146x/menit
8) Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
9) Ektremitas :
Atas
: Tidak ada oedema
Bawah : Tidak ada oedema
a. Pemeriksaan Penunjang
1)Hemoglobin : 12,2 gr/dl (26-03-2023)
53

2)Golongan Darah :O
3)Protein Urine : (-)
4) Glukosa Urine : (-)
5) Gula darah sewaktu: 171 mg/dl
6) HIV : (-)Nr
7) Spilis : (-)Nr
8) Hepatitis B : (-)Nr
9) malaria : (-)

3. Analisa :
G1 P0 A0 H0 usia kehamilan 37 minggu, janin Tunggal, Hidup, Intra Uterine,
Keadaan ibu dan janin baik.
4. Penatalaksanaan
Tanggal : 08 April 2023
Waktu : 09.30 wita
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada ibu dan janin dalam
keadaan baik.
TD : 110/70 mmhg
Nadi : 90 x/menit
Pernafasan : 23 x/menit
Suhu : 36,5 ᵒc
Djj : Normal
Kepala janin sudah masuk PAP
Evaluasi : ibu mengetahui kondisi kehamilannya saat ini
b. Menjelaskan kepada ibu penyebab nyeri pinggang yang di alami oleh ibu
karena meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat
mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah
tulang belakang.
Evaluasi : ibu mengerti penyebab dari nyeri pinggang yang ia alami
c. Menjelaskan kepada ibu cara mengatasi nyeri pinggang yang dialaminya :
Jangan membungkuk saat mengambil barang, sebaiknya turunkan badan
54

dalam posisi jongkok, baru kemudian mengambil barang yang dimaksud.


Istirahat, pijat, kompres dingin atau panas pada bagian yang sakit. Bangun
dari tempat tidur dengan posisi miring terlebih dahulu, lalu tangan sebagai
tumpuan untuk memngangkat tubuh
Evaluasi : ibu mengerti dan paham apa yang harus dilakukan untuk
mengatasi ketidak nyamannya sakit pinggangnya
d. Menjelaskan kepada ibu penyebab dirinya meresa selalu ingin buang air
kecil karena tekanan rahim pada kandung kemih, rahim semakin
membesar mengikuti perkembangan janin sehingga rahim akan menekan
kandung kencing
Evaluasi : ibu mengerti penyebab dirinya sering buang air kecil
e. Menjelaskan kepada ibu cara mengatasi sering buang air kecil dengan
cara: Usahakan buang air kecil selalu tuntas (tidak tersisa), Batasi minum
kopi, teh, cola dan kafein , Lakukan senam otot panggul ringan misalnya
kegel.
Evaluasi : ibu mengerti dan paham apa yang harus ia lakukan untuk
mengatasi ketidaknyamanannya karena sering buang air kecil
f. Memberi KIE tentang persiapan persalinan: Siapa yang akan membantu
saat waktu kelahiran , Tempat melahirkan , Sediaan yang dibuthkan ibu
dan bayi, Persiapan keuangan, Sarana transportasi , Pembuat keputusan
dalam keluarga dan Pendonor darah. Evaluasi : Ibu telah menyiapkan
perlengkapan bayi dan perlengkapan ibu, kendaraan dan ibu akan
melahirkan di Puskesmas Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat dengan
suami yang akan menjadi pendamping bersalinnya
g. Menjelaskan tanda bahaya pada kehamilan :
1) Perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua.
2) Bengkak di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala dan kejang.
3) Demam atau panas tinggi.
4) Air ketuban keluar sebelum waktunya.
5) Bayi dikandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
6) muntah terus, tidak mau makan
55

Evaluasi : ibu paham tentang tanda bahaya kehamilan dan bersedia ke


fasilitas kesehatan bila terjadi tanda bahaya tersebut dan suami bersedia
mengantar dan mendampingi ibu
h. Menjelaskan tanda-tanda persalinan
1) Timbul rasa mules yang teratur jaraknya dan lama
2) Keluar lendir campur darah dari jalan lahir
3) Keluar cairan ketuban dari jalan lahir
Evaluasi : ibu paham tentang tanda persalinan
i. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi atau
jika ada keluhan.
Evaluasi : ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang pada 15 April
2023.
j. Melakukan dokumentasi
Evaluasi : telah terdokumentasi dalam SOAP dan ibu mengerti dengan
penjelasan terkait

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 13-04-23
Waktu : 10.00 WITA

S :
Ibu mengatakan sering sakit pinggang dan lutut

O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik,
Kesadaran : Compos Mentis,
Tanda - Tanda Vital :
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
56

Suhu Tubuh : 36’5℃


Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Berat Badan Saat Ini : 61 Kg
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : Tidak pucat,tidak oedema
b. Mata : Konjungtiva simetris dan Tidak pucat,
c. Mulut : Bersih
d. Gigi / Gusi: Ada caries dan gigi berlubang
e. Leher : Tidak ada pembengkakan
f. Payudara : Simetris,putting susu menonjol
g. Perut :
Palpasi Leopold I : Teraba bokong pada fundus uteri
Leopold II : Teraba punggung pada bagian kiri ibu
Leopold III : Teraba kepala di atas simpisis
Leopold IV : Kepala masuk pintu atas panggul 3/5 bagian
Tinggi Fundus Uteri : 28 cm
Auskultasi DJJ: 146x/menit
h. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
i. Ektremitas :
Atas
: Tidak ada oedema
Bawah : Tidak ada oedema

A:
G1 P0 A0 H0 usia kehamilan 38 minggu, janin Tunggal, Hidup, Intra Uterine,
Keadaan ibu dan janin baik

P:
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada ibu dan janin dalam
keadaan baik.
57

TD : 120/70 mmhg
Nadi : 84x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 ᵒc
Djj : Normal
Kepala janin sudah masuk PAP
Evaluasi : ibu mengetahui kondisi kehamilannya saat ini
b. Menjelaskan kepada ibu penyebab nyeri pinggang yang di alami oleh ibu
karena meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat
mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah
tulang belakang.
Evaluasi : ibu mengerti penyebab dari nyeri pinggang yang ia alami
c. Menjelaskan kepada ibu cara mengatasi nyeri pinggang yang dialaminya :
Jangan membungkuk saat mengambil barang, sebaiknya turunkan badan
dalam posisi jongkok, baru kemudian mengambil barang yang dimaksud.
Istirahat, pijat, kompres dingin atau panas pada bagian yang sakit. Bangun
dari tempat tidur dengan posisi miring terlebih dahulu, lalu tangan sebagai
tumpuan untuk memngangkat tubuh
Evaluasi : ibu mengerti dan paham apa yang harus dilakukan untuk
mengatasi ketidak nyamannya sakit pinggangnya
d. Menjelaskan kepada ibu penyebab nyeri lutut yang dialami, nyeri lutut
terjadi pada ibu hamil disebabkan kurangnya kalsium pada ibu hamil dan
adanya penambahan berat badan selama hamil.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui apa penyebab ibu mengalami nyeri lutut
e. Memberi KIE tentang persiapan persalinan: Siapa yang akan membantu
saat waktu kelahiran , Tempat melahirkan , Sediaan yang dibuthkan ibu
dan bayi, Persiapan keuangan, Sarana transportasi , Pembuat keputusan
dalam keluarga dan Pendonor darah. Evaluasi : Ibu telah menyiapkan
perlengkapan bayi dan perlengkapan ibu, kendaraan dan ibu akan
melahirkan di Puskesmas Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat dengan
suami yang akan menjadi pendamping bersalinnya
58

f. Menjelaskan tanda bahaya pada kehamilan :


1) Perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua.
2) Bengkak di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala dan kejang.
3) Demam atau panas tinggi.
4) Air ketuban keluar sebelum waktunya.
5) Bayi dikandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
6) muntah terus, tidak mau makan
Evaluasi : ibu paham tentang tanda bahaya kehamilan dan bersedia ke
fasilitas kesehatan bila terjadi tanda bahaya tersebut dan suami bersedia
mengantar dan mendampingi ibu
g. Menjelaskan tanda-tanda persalinan
1) Timbul rasa mules yang teratur jaraknya dan lama
2) Keluar lendir campur darah dari jalan lahir
3) Keluar cairan ketuban dari jalan lahir
Evaluasi : ibu paham tentang tanda persalinan
h. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 5 hari lagi atau jika
ada keluhan.
Evaluasi : ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang pada 23 April
2023.
i. Melakukan dokumentasi
Evaluasi : telah terdokumentasi dalam SOAP dan ibu mengerti dengan
penjelasan terkait
59
60

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. P G1P0A0H0 DENGAN PERSALINAN


NORMAL DI PMB ENNY SETYAWATI AMD.KEB TAHUN 2023

Tanggal pengkajian : 25-04-2023


Jam pengkajian : 10.30 WITA
Subyektif

a. Biodata
Ibu Suami
Nama : Ny’P’ Tn’I’

Umur : 24 Thn 27 Thn


Suku / Bangsa : Sumbawa/Indonesia Sumbawa/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : I.R.T Swasta
Alamat : Jalan Anggrk Nomor 746

b. Keluhan Utama : Ibu datang mengatakan mulas dari perut menjalar


ke pinggang dan disertai dengan pengeluaran lendir
bercampur darah
c. Pola Eliminasi : BAK : 6x/hari; warna : kuning ; BAK terakhir jam : 07.00
BAB : 1 kali/hari; warna : kuning ; BAB terakhir jam : 01.00
d. Pola Istirahat : Tidur : 7 jam/hari; tidur terakhir jam : 21.00 WITA

Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) Keadaan Emosional : stabil
4) Berat Badan : 62 kg
5) Tanda – tanda Vital
Tekanan Darah : 120/90 mmHg
Nadi : 90 × per menit
Pernapasan : 24 × per menit
Suhu : 36,5° C
b. Pemeriksaan Fisik
1. Mata : ( - ) Pandangan kabur
(- ) Ada pemandangan dua (- ) Conjungtiva pucat
( - ) Sklera cleric
2. Payudara : ( +) Mamae simetris ( - ) Tumor
(- ) Areola Hiperpigmentasi (+ ) Kolostrom (+)
( + ) Puting susu menonjol
3. Ekstremitas : ( + ) Tungkai simetris
( -) Edema
61

(+ ) Refleks +
c. Pemeriksaan Khusus
1) Obstetri
Abdomen
Inspeksi : (+ ) Membesar dengan arah memanjang (+ ) Melebar ( -) Pelebaran Vena
(- ) Linea Nigra (- ) Linea Alba
(- ) Striae Livide (- ) Striae Albican (- ) Luka bekas operasi (- ) Lain-lain :

Palpasi : Letak punggung : Puka; presentasi : Kep; U TFU : 31 cm (- ) Nyeri tekan (- )


Obsborn test (- ) Cekungan pada perut
Taksiran Berat Janin : 3100 gram
Auskultasi : 146 ×/menit (+ ) Teratur (- ) Tidak teratur
Bagian Terendah : Kepala janin
His / Kontraksi: 4×10’ 35” detik ( +) Teratur (- ) Tidak teratur
2) Gynekologi
Ano genital : Vulva/uretra bersih, portio tipis, dilatasi/pembukaan 6cm, keadaan selaput
ketuban utuh, bagian terendah janin belakang kepala, penurunan kepala Hodge III
Inspeksi : Pengeluaran per Vulva (+ ) Darah (+ ) Lendir (- ) Air
VT : portio tipis, dilatasi/pembukaan 6cm, keadaan selaput ketuban utuh, bagian terendah
janin belakang kepala, penurunan kepala Hodge III
Pemeriksaan Penunjang Hemoglobin : 13,2 gr/dL
Cardiotocography ( CTG): -
USG :-
Protein Urine: -
Glukosa : -
Urine: -

Analisa : G1P0A0H0 umur kehamilan 40 minggu dengan inpartu kala 1 fase aktif

Penatalaksanaan
Tanggal : 25-04-23
Waktu : 10.30 WITA
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu sudah masuk dalam masa persalinan, dan keadaan
ibu dan bayi sehat
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengetahui kondisi ibu saat ini
2. Melakukan inform concent pada ibu dan keluarga
Evaluasi : Suami menandatangani inform concent dan setuju atas tindakan yang akan
dilakukan bidan dalam menolong persalinan
3. Menanyakan ibu siapa pendamping ibu saat bersalin
Evaluasi : Ibu memilih suami sebagai pendamping ibu saat bersalin
4. Memberikan asuhan sayang ibu berupa memberikan kenyamanan ibu, memotivasi ibu
bahwa persalinan ibu baik dan mengalami kemajuan
Evaluasi : Ibu bersemangat dan tidak khawatir dengan proses persalinannya
5. Menyiapkan peralatan persalinan dan resusitasi : Partus set, Heacting set, alat resusitasi, air
bersih/DTT dan air klorin, pakaian ibu dan bayi, kain bersih, pembalut
Evaluasi : Peralatan persalinan dan resusitasi siap
6. Melakukan observasi kemajuan persalinan DJJ dan kontraksi dan nadi ibu 30 menit sekali
62

LEMBAR OBSERVASI KALA I PERSALINAN

Hari / Tanggal : Selasa, 25 April 2023


Tempat : PMB Enny Setyawaty
63

Waktu Keadaan Vital His DJJ Hasil VT dan Tanda


Umum Sign Gejala Kala II
25-04-23 Baik TD : 110/90 4x 10’’ durasi 144x/menit Vulva/uretra bersih, portio
10.30 WITA mmHg 35 detik tipis, dilatasi/pembukaan
Nadi : 90 6cm, keadaan selaput
x/menit ketuban utuh, bagian
Pernafasan : terendah janin belakang
20x/menit kepala, penurunan kepala
Suhu : Hodge III
36,5oC

25-04-23 Baik TD : 110/90 4x 10’’ durasi 144x/menit


11.00 WITA mmHg 35 detik
Nadi : 90
x/menit
Pernafasan :
20x/menit
Suhu :
36,5oC

25-04-23 Baik TD : 110/90 4x 10’’ durasi 146x/menit


11.30 WITA mmHg 45 detik
Nadi : 90
x/menit
Pernafasan :
20x/menit
Suhu :
36,5oC

25-04-23 Baik TD : 110/90 4x 10’’ durasi 150x/menit


12.00 WITA mmHg 45 detik
Nadi : 89
x/menit
Pernafasan :
24x/menit
Suhu :
36,5oC

25-04-23 Baik TD : 110/90 5x 10” durasi 150x/menit Pembukaan lengkap ,


12.30 WITA mmHg 45 detik Selaput ketuban pecah pukul
Nadi : 89 12.30 WITA jernih, Portio
x/menit tipis, Presentasi belakang
Pernafasan : kepala,
24x/menit Penurunan hodge III
Suhu :
36,5oC
64
65

CATATAN PERKEMBANGAN I

Tanggal/Jam : 25 April 2023/ 12.30 WITA

Data Subyektif (S)

Ibu mengatakan ingin meneran dan kenceng-kencengnya semakin sering

Data Obyektif (O)

a. Keadaan umum : Baik


b. Tingkat kesadaran : Composmentis
c. Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 37◦C
RR : 24x/menit
d. Kontraksi : 5x/45’/10menit
e. DJJ : 142x/menit

f. Periksa Dalam : 1) Pembukaan lengkap


2) Selaput ketuban pecah pukul 01.45 wib jernih
3) Mekonium (-)
4) Portio tipis
5) Presentasi belakang kepala
6) Penurunan hodge III

Analisis (A)

Diagnosis : G1P0A0H0, umur kehamilan 40 minggu dengan


persalinan normal kala II

Penatalaksanaan (P)
1. Memberitahu ibu kondisinya saat ini bahwa pembukaan sudah lengkap
Evaluasi : Ibu senang dan siap untuk bersalin
2. Menilai adanya tanda dan gejala kala II yaitu dorongan kuat untuk
meneran, perineum yang terlihat menonjol, vulva sfingter ani membuka,
dan adanya tekanan pada anus
Evaluasi : Ibu mengatakan adanya dorongan kuat untuk meneran, vulva
66

dan sfinter ani membuka, perineum tampak menonjol dan adanya


tekanan pada anus
3. Melakukan vulva hygiene, menyekanya dengan hati-hati dari anterior ke
posterior di mulai dari labia mayor kirikanan ibu, labia minor kiri-kanan
ibu, vestibulum perineum hingga anus.
Evaluasi : Vulva hygiene telah dilakukan
4. Melakukan pemeriksaan DJJ saat kontraksi mereda
Evaluasi : DJJ normal 140x/menit
5. Memimpin ibu meneran yaitu meneran saat adanya his, bila tidak ada
maka relaksasi
Evaluasi : Ibu meneran dengan baik
6. Melakukan persiapan untuk melahirkan bayi saat kepala janin tampak di
vulva dengan diameter 5- 6cm, mengupayakan agar perineum tidak
robek, mengusap muka untuk membersihkan mulut dan hidung setelah
kepala lahir
Evaluasi : Persiapan melahirkan bayi sudah dilakukan
7. Memeriksakan adanya lilitan tali pusat
Evaluasi : Tidak ada lilitan tali pusat
8. Menunggu kepala janin melakukan putaran paksi luar, setelah kepala
melakukan putaran paksi luar memegang kepala bayi secara bipariteal
lalu melahirkan bahu depan kemudian disusul bahu belakang, setelah
bahu lahir, menyangga kepala bayi dan menyusuri tubuh bayi sampai
tungkai kaki dan memegang kedua kaki bayi.
Evaluasi : Pukul 12.33 WITA bayi lahir spontan
9. Melakukan penilaian sepintas apakah bayi menangis kuat bernafas tanpa
kesulitan dan bergerak aktif
Evaluasi : Bayi cukup bulan, menangis kuat, bernafas tanpa kesulitan dan
bergerak aktif
10. Meletakkan bayi diantara kedua payudara ibu, menjaga kehangatan bayi
dengan memakaikan topi dan menyelimuti bayi dan ibu
Evaluasi : Bayi hangat dan melakukan IMD

CATATAN PERKEMBANGAN II
Tanggal/Waktu : 25-04-23/ 12.33 WITA

Data Subyektif (S)

Ibu mengatakan perutnya masih mulas dan merasa ada darah


67

yang mengalir.
Riwayat persalinan sekarang :
Bayi lahir pukul 12.33 WITA spontan pervaginam
Jenis kelamin : Perempuan
BB : 3000 gram
PB : 48cm
LK : 32 cm
LD : 34 cm

Data Obyektif (O)

Keadaan umum : baik


Kesadaran : Composmentis
TFU : setinggi pusat
Kontraksi uterus : keras

Analisis (A)
kala III

Penatalaksanaan (P)
1. Memastikan kandung kemih kosong dan tidak ada janin kedua
Evaluasi : Kandung kemih ibu kosong dan tidak ada janin kedua
2. Melakukan MAK III.
a. Melakkan injeksi oksitosin 10 unit IM pada 1 menit setelah
dipastikan tidak ada janin kedua.
b. Melakukan penegangan tali pusat terkendali
c. Melakukan pemotongan dan pengikatan tali pusat
d. Melakukan kontak kulit kekulit ibu dan bayi dengan IMD
e. Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
f. Setelah memindahkan klem tangan kiri berada di atas kain erut
bawah ibu untuk mendeteksi kontraksi, tangan lain memegan
klem untuk meregangkan tali pusat
g. Memindahkan klem 5-10 m dari vulva saat tali pusat bertambah
panjang
h. Menegangkan tali pusat setelah uterus berkontraksi kearah
bawah sambil tangan lain mendorong uterus kea rah belakang
atas (dorsokranial) secara hati-hati. Saat plasenta muncul di
68

introitus vagina, melahirkan plasenta dengan kedua tangan,


memegang dan memilin plasenta searah jarum jam lalu
melahirkan plasenta
Evaluasi : plasenta lahir lengkap pukul 12.48 WITA
3. Memasase uterus 15x dalam 15 detik
Evaluasi : Uterus berkontraksi keras
4. Memeriksa laserasi jalan lahir
Evaluasi : Tidak ada laserasi jalan lahir

CATATAN PERKEMBANGAN III


Tanggal/waktu: 25 April 2023/ 12.48 WITA

Data Subyektif (S)

Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayi dan plasentanya

Data Obyektif (O)

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmHg
TFU : 3 jari dibawah pusat
Kandung kemih : kosong
Kontraksi uterus : Baik
Laserasi jalan lahir : (-)

Analisa (A)
Kala IV

Penatalaksanaan (P)
1. Mengecek uterus untuk memastikan tetap berkontraksi dengan baik
Evaluasi : Uterus tetap berkontraksi dengan baik
2. Memastikan kandung kemih ibu kosong
Evaluasi : Kandung kemih ibu kosong
3. Mengajarkan ibu dan keluarga bagaimana menilai kontraksi dan
melakukan massasse pada uterus dengan mengusap perut ibu searah
jarum jam
Evaluasi : Ibu sudah bisa massase uterus sendiri
69

4. Mengevaluasi banyaknya kehilangan darah


Evaluasi : Jumlah perdarahan ± 250 ml
5. Membersihkan ibu dengan menyeka badan ibu dengan air hangat
keseluruh badan ibu terutama alat kelamin ibu, dan memakaikan
pakaian ibu yang bersih, serta memasangkan pembalut. Mengambil
bayi dari perut ibu dan menyuntikkan Neo K dan Imunisasi Hb 0
setelah 1 jam vit K diberikan serta memakaikan pakaian bayi
Evaluasi : Ibu bersih dan sudah ganti pakaian
6. Mendekontaminasi alat dan bahan habis pakai
Evaluasi : Alat dan bahan telah beres dan peralatan direndam dalam
larutan klorin 0,5%
7. Melengkapi partograf dan memantau masa nifas
Evaluasi : Partograf sudah dilengkapi dan hasil pemantauan normal
8. Memberikan ibu nutrisi berupa makan dan minum dan memberikan
ibu obat peroral
Evaluasi : Ibu sudah makan dan minum, dan mengkonsumsi obat
Amoxciliin 500mg, asam mefenamat 500mg, Fe 60mg, Solvitrin
9. Mengajarkan ibu mobilisasi dini.
Evaluasi : Ibu sudah bisa miring kanan dan kiri.
70

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL DI PMB


ENNY SETYAWATI AMD.KEB TAHUN 2023

Tanggal Pengkajian : 25 April 2023


Jam Pengkajian : 12.33 WITA

Subyektif
a. Identitas Bayi
Nama : By. Ny. P
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke- :1
Identitas Orangtua

Ibu Suami
Nama : Ny’P’ Tn’I’
Umur : 24 Thn 27 Thn
Suku / Bangsa : Sumbawa/Indonesia Sumbawa/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : I.R.T Swasta
Alamat : Jalan Anggrek Nomor 746
b. Data Kesehatan
1) Riwayat Kehamilan
G1P1 A1 Hidup1
Komplikasi pada kehamilan : (-)
2) Riwayat Persalinan
a) Tanggal / Jam persalinan : 25-04-23
b) Jenis persalinan : Normal
c) Lama persalinan : 2 jam
Kala I : 120 menit Kala III : 15 menit
Kala II : 3 menit Kala IV : 120 menit
d) Anak lahir seluruhnya jam : 12.33 WITA
e) Warna air ketuban : Jernih
f) Trauma persalinan : (-)
g) Penolong persalinan : Bidan
h) Penyulit dalam persalinan : (-)
i) Bonding attachment : (-)
Obyektif
Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
71

2) Tanda-tanda Vital : Heart Rate : 130× / menit


Respiratory Rate : 50× / menit
Temperature : 36,7° C
3) Antropometri
Berat Badan / Panjang Badan : 3000 gram / 48 cm
Lingkar Dada / Lingkar Kepala : 34 cm / 32 cm
4) Apgar Score

Tanda 1’ 5’’ 10”


Appearance Color 1 2 2
( Warna Kulit )
Pulse 2 2 2
( Denyut Jantung )
Grimace 2 2 2
( Refleks )
Activity 1 1 2
( Tonus Otot )
Respiration 2 2 2
( Usaha Bernapas )
JUMLAH 8 9 10
Pemeriksaan Fisik Khusus
1) Kulit : Normal, kemerahan, tidak ada bercak
kehitaman, tidak ada tanda lahir
2) Kepala : Bentuk kepala simetris, tidak terdapat
moulage, dan ubun-ubun data
3) Mata : Simetris kanan dan kiri, tidak ada
pengeluaran, sklera putih, konjungtiva merah muda, reflek
kedip (+)
4) Telinga : Simetris kanan dan kiri, terdapat daun
telinga, lubang telinga, tidak ada kelainan, tidak ada
pengeluaran
5) Hidung : Bentuk hidung simetris, terdapat dua
lubang hidung, tidak ada pernafasan cuping hidung
6) Mulut : Bentuk simetris, warna bibir merah muda,
reflek rooting (+), reflek sucking (+), reflek swallowing
(+), tidak terdapat labioskiziz dan palatokiziz
7) Leher : Tidak ada keterbatasan gerak, tidak
terdapat pembesaran kelenjar dan vena, reflek tonicneck
(+)
8) Dada : Simetris, terdapat putting susu, suara nafas
dan jantung normal
9) Umbilikus : Bentuk simetris, tidak ada cekung,
mengeras bila bayi menangis, tidak tanda-tanda infeksi tali
72

pusat
10) Ekstermitas
Jari / bentuk : Normal
Gerakan : Aktif
Kelainan : (-)
11) Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang, reflek
lengkung (+)
12) Genetalia : Normal
13) Anus : Bersih, terdapat lubang pada anus, tidak
ada kelainan
14) Eliminasi : (+)
c. Pemeriksaan Refleks
1) Moro : Baik, yaitu apabila bayi dikagetkan lengan
dan kaki bayi terangkat.
2) Rooting : Baik, yaitu apabila menyentuh pipi bayi
akan menoleh Ke arah sentuhan.
3) Sucking : Baik, bayi berusaha menghisap jika ada
benda yang menyentuh.
4) Grasping : Baik, dengan cara meletakkan jari telunjuk
diletakkan pada tangan bayi dan bayi menggenggam.
5) Neck Righting :
6) Tonic Neck : Baik, timbul saat bayi dalam posisi
terlentang, saat punggung di urut kepala bayi akan sedikit
mengangkat.
d. Pemeriksaan Penunjang: (-)

Analisa
Bayi Baru Lahir Normal

Penatalaksanaan
Tanggal : 25-04-23
Waktu : 12.33 WITA

1. Meletakkan bayi diatas perut ibu, kemudian mengeringkan dan


mengganti handuk yang basah dengan handuk yang kering dan hangat
Evaluasi : Bayi telah dikeringkan dan diganti dengan kain yang bersih
2. Mengurut tali pusat 2 cm kearah bayi lalu klem, dan klem kedua dengan
jarak 2-3 cm dari klem pertama. memotong diantara kedua klem, lalu
mengikat tali pusat dengan benang tali pusat
Evaluasi : Pemotongan dan pengikatan tali pusat telah dilakukan
3. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan IMD, kemudian membuka baju
73

ibu dan meletakkan bayi diantara kedua payudara ibu, biarkan bayi
mencari puting susu ibu, lakukan IMD selama 1 jam. Menyelimuti bayi
dan memakaikan topi bayi, mengevaluasi keadaan bayi tiap 15 menit
untuk memastikan jalan nafas tidak tertutup.
Evaluasi : IMD dilakukan, bayi dapat mencari puting susu ibunya
4. Memeriksa tanda-tanda vital bayi berupa memeriksa denyut jantung,
memeriksa suhu dan pernafasan bayi
Evaluasi : Tand-tanda vital telah diperiksa DJ:130x/menit S: 36,7 0C P:
50x/menit
5. Memasang identitas bayi yang dituliskan nama ibu dan ayah, tanggal
dan jam lahir bayi pada tangan bayi.
Evaluasi : Pemasanga identitas telah dilakukan
6. Menyuntikkan vitamin K1 karena semua bayi beresiko mengalami
perdarahan, berupa perdarahan pada kejadian ikutan pasca imunisasi
ataupun perdarahan intrakranial. Maka dilakukkan penyuntikkan
vitamin K1 (phytomenadion) dengan dosis 1 mg dosis tunggal secara
intramuskular (IM) di paha kiri bagian luar, aspirasi kemudian
masukkan vit K
Evaluasi : Vitamin K1 disuntikkan pada paha kiri bayi.
7. Memberikan salep mata untuk pencegahan infeksi mata menggunakan
salep mata antibiotik tetrasiklin 1%.
Evaluasi : Salep mata diberikan pada bayi
74

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY P DENGAN NIFAS NORMAL DI


PMB ENNY SETYAWATI AMD.KEB TAHUN 2023

Tanggal Pengkajian: 25-04-23


Jam Pengkajian : 18.33 WITA

Subyektif
a. Biodata
Ibu Suami

Nama : Ny’P’ Tn’I’


Umur : 24 Thn 27 Thn
Suku / Bangsa : Sumbawa/Indonesia Sumbawa/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : I.R.T Swasta
Alamat …… Jalan Anggrek Nomor 746
b.Keluhan Utama : Tidak ada
a. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1) Pola
Nutrisi
Setelah
Melahirkan
Makan : 1 kali
Minum : 4 kali
2) Pola
Eliminasi
Setelah
Melahirkan
BAK : 2 kali
BAB : belum
Keluhan : tidak ada
3) Personal Hygiene
Setelah Melahirkan
Mandi & Gosok Gigi : 1 kali
Ganti Pakaian : 1 kali
Ganti Pembalut : 2 kali
4) Istirahat
Setelah Melahirkan
Tidur : 1 jam
Keluhan : Tidak ada
5) Aktivitas : miring kiri miring kanan, duduk dan
75

berjalan-jalan
6) Hubungan Seksual : belum dilakukan
Keluhan : tidak ada
d.Data Psikologis
1) Respon orangtua terhadap kehadiran bayi dan peran baru
sebagai orangtua : sangat senang
2) Respon anggota keluarga terhadap kehadiran bayi : suami
dan keluarga mendukung atas kelahiran bayi
3) Dukungan keluarga : keluarga menemani ibu setelah selsei
melahirkan

Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Keadaan Emosional : Stabil
4) Tanda – tanda Vital
TekananDarah: 120/90 mmHg
Nadi : 90× per menit
Pernapasan : 2 4 × per menit
Suhu : 36,5° C
b.Pemeriksaan Fisik
1) Payudara : (- ) Pembengkakan
( + ) Pengeluaran ASI lancar
2) Perut :
Fundus Uteri : 2 jari bawah pusat
Kontraksi Uterus : Baik
Kandung Kemih : Kosong
3) Vulva dan Perineum
Pengeluaran Lokhea : (+ ) Rubra ( -)
Sanguilenta
(- ) Serosa ( -) Alba
(- ) Lochiastasis (- )
Infeksi
Luka Perineum : ( - ) Kemerahan ( - ) Edema ( - ) Echimosis
(- ) Discharge (- ) Menyatu / Tidak
4) Ekstremitas : ( - ) Edema : Atas / Bawah
(- ) Nyeri : Atas / Bawah
( -) Kemerahan : Atas / Bawah
c.Pemersaan Penunjang
Hemoglobin :- Protein Urine : -

Analisa :
P1A0H1, 6 jam post partum normal
.
76

Penatalaksanaan
Tanggal : 25-04-23
Waktu : 18.33 WITA

1. Memberitahu pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan


Evaluasi: ibu mengerti dan mau bekerja sama dengan bidan
tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Mengobservasi keadaan umum ibu/TTV
Evaluasi: keadaan umum ibu baik, TD 120/90 mmHg, nadi
90x/menit, suhu 36,5℃, pernafasan 24x/ menit
3. Mengobservasi pengeluaran lochea
Evaluasi : pengeluaran lochea rubra, warna merah kehitam-
hitaman, jumlahnya ± 5cc
4. Memberikan health educatian pada ibu tentang perawatan
perineum
Evaluasi : ibu bersedia melakukannya
5. Menganjurkan ibu agar sering berkemih/ BAK
Evaluasi: ibu sering BAK dan kandung kemih kosong
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan personal hygiene/ kebersihan
diri
Evaluasi: ibu bersedia selalu membersihkan dirinya terutama
daerah genetalia
7. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada
bayinya
Evaluasi: ibu bersedia memberikan ASI eksklusif pada bayinya
8. Mengajarkan ibu cara menyusui dengan benar yaitu:
a. Kepala dan badan bayi berada pada satu garis lurus
b. Perut bayi menempel dibadab ibu
c. Dagu bayi menempel dipayudara ibu
d. Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar
e. Masukan areola sebagian besar masuk kemulut bayi
f. Bibir bayi terputar keluar
77

g. Selesai memyusui sendawakan bayi dengan menepuk- nepuk


bagaian belakang bayi
Evaluasi: ibu mengerti dan melakukannya
9. Mengajarkan pada ibu tentang perawatan payudara yaitu:
a. Melicinkan tangan dengan minyak/baby oil secukupnya
b. Tempatkan kedua tangan diantara payudara ibu kemudian
diurut kearah atas, terus kesamping, kebawah melintang
sehinggga menyangga payudara, lakukan 20- 30 kali.
c. Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri kemudian 3 jari
tangan kanan membuat gerakan memutar sambil menekan
mulai dari pangkal payudara berakhir pada puting susu.
Lakuakan tahapan yang sama pada payudara kanan lakukan 2
kali gerakan pada setiap payudara.
d. Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, telapak tnagan
kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan sisi
kelingking mengurut payudara kearah puting susu, gerakan
diulang sebanyak 20-30 kali. Untuk setiap payudara.
e. Telapak tangan kiri menyokong payudara, tangan dikepalkan
kemudian buku-buku jari tangan mengurut payudara mulai
dari pangkal kearah puting susu, gerakan ini diulang
sebanyak 20-3- kali untuk setiap payudara.
f. Setelah pengurutan, kompres kedua payudara dengan air
hangat selama 2 menit kemudian kompres kembali
menggunakan air dingin selama 1 menit
g. Keringkan payudara dengan handuk kering dan pakaikan bra
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia melakukan perawatan
payudara
10. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan mobilisasi dini
Evaluasi : ibu bersedia melakukannya
11. Memberikan pada ibu pendidikan kesehatan tentang nutrisi ibu
nifas Evaluasi: ibu bersedia mengkonsumsi makanan-makanan
78

yang bernutrisi tanpa ada pantangan


12. Berikan vitamin A 2 tablet diminum 1x1 tablet sehari dengan
menguunakan air putih agar bayi mendapatkan vitamin A dan
tablet penambah darah samcobion 40 butir diminum 1x1 tablet
sehari setelah makan dengan air putih untuk mencegah anemia
pada ibu.
Evaluasi : ibu bersedia mengkonsumsi obat-obatan yang
diberikan oleh bidan
13. Menganjurkan ibu untuk berKB
Evaluasi : ibu bersedia memakai alat kontrasepsi setelah masa
nifas selesai
14. Melakukan pendokumentasian
Evaluasi : telah dilakukan pendokumentasian
79

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA Ny. P DI PMB


ENNY SETYAWATI AMD.KEB TAHUN 2023

Tanggal pengkajian : 25-04-2023


Pukul : 18.33 WITA

I. DATA SUBYEKTIF
Ibu Suami
Nama : Ny’P’ Tn’I’
Umur : 24 Thn 27 Thn
Suku / Bangsa : Sumbawa/Indonesia Sumbawa/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : I.R.T Swasta
Alamat …… Jalan Anggrek Nomor 746

a. Alasan datang :
Ibu mengatakan ingin mengetahui
macam-macam kb
b. Keluhan Utama : Tidak ada
c. Riwayat Perkawinan :
Perkawinan ke : 1 (Satu)
Menikah Sejak Umur : 23 tahun
Lama Perkawinan : 7 tahun
Status Perkawinan : Sah
d. Riwayat Haid
Menarche : 15 tahun
Lama : 5-7 hari
Teratur/tidak : Teratur
Sakit/tidak : tidak
Siklus : 28 hari
e. Riwayat
Obstetric
P3A0H3
No Tangga Umur Jenis Penolong Penyulit Kondisi Keadaan
l Partus Kehamilan Persalinan Persalinan (Komplikasi Bayi/BB Anak
) Sekarang
1 2023 aterm normal bidan - 3000 hidup

f. Riwayat
kontrasepsi
80

PASANG LEPAS
NO Metode Tgl Petugas Tempat Tgl Petugas Tempat Alasan

g. Riwayat Kesehatan
1) Penyakit sistemik yang pernah / sedang diderita ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti
hipertensi, TBC, HIV/AIDS, asma, jantung, stroke,
hepatitis, tromboemboli, kencing manis, riwayat tumor/
kanker payudara, dll.
2) Riwayat Penyakit Gynekologi:tidak ada
3) Mengkonsumsi obat-obatan: tidak ada
4) Riwayat merokok : tidak
h. Pola Kebutuhan Sehari-hari
Pola Makan : 4-5 kali/sehari
Menu : Nasi,Ikan/ayam/daging kadang tempe dan
telur + sayur, buah.
Pola Minum : 1000-1600 cc/ hari 5-8 gelas/hari
Obat-obatan : Jamu(-), Kopi (-), Alkohol (-)
Pola Eliminasi :
BAK : 8-10 kali/hari
Warna : kuning
Keluhan : Tidak ada
BAB : 1-2 kali/hari
Warna : Kuning kecoklatan
Keluhan : Tidak ada
Pola Istrahat :
Tidur Siang : 1-2 jam/hari
Tidur Malam : 6-8 jam/hari
Personal Higiene : Mandi 2-3x/hari, gosok gigi 2x/hari,
keramas 2-3x/minggu, ganti baju 2- 3x/hari, ganti pakaian dalam
2-3x/hari.
81

Pola Seksual : Klien melakukan hubungan badan 2-3x


dalam 1 minggu.
i. Data Psikososial Spiritual
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang kontrasepsi : Ibu
mengatakan pernah dijelaskan tentang KB tersebut tentang efek
sampingnya keuntungan dan kerugian KB IUD
Pengambilan keputusan oleh :Suami
Ibu tinggal bersama :Suami dan anak

II. DATA OBYEKTIF


a. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmntis
TB : 159 cm
BB : 58 kg
LILA : 28 cm
Vital sighn: T : 110/70 mmHg N : 82x/menit S : 36,5 R :22x/menit

b. Pemeriksaan Fisik
kepala : Kulit kepala bersih, tidak berketombe,rambut hitam
distribusi merata, tidak rontok
muka : simetris, tidak pucat, tidak ada jerawat dan flek hitam,
tidak oedema
mata : simetris, Konjungtiva merah muda,sklera berwarna
putih ada gambaran tipis pembulu darah, pupil isokor
leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,linfe, dan tidak
ada bendungan vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.
aksila : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
payudara : simetris, ada hyperpigmentasi areola, tidak ada benjolan
abnormal, putting susu menonjol.
abdomen : terdapat hiperpigmentasi strie livide, dan strie alba,
tidak ada tanda-tanda kehamilan.
Ektremitas : Atas : warna kuku merah muda, simetris, akral
hangat, tidak ada oedema, dapat bergerak bebas, tidak
ada polydaktil/sindaktil. Bawah : warna kuku merah
muda, akral hangat, simetris, tidak oedema, dapat
bergerak bebas, tidak ada varises, R patella positif.
(reflek patela kanan/kiri) : +/+

III. ANALISA
Ny. P dengan Calon Akseptor KB
82

IV. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan pendekatan yang hangat dan penuh kekeluargaan dengan
menimbulkan kepercayaan antara bidan dan klien.
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan
Evaluasi : ibu dalam kondisi baik dan ibu menerima hasil pemeriksaan
3. Memberikan konseling terkait alat kontrasepsi yang dapat digunakan
oleh ibu pasca salin yaitu pil progestin/minipil, KB suntik, kondom,
implan dan IUD
Evaluasi : ibu mengerti
4. Menjelaskan indikasi dan kontraindikasi dari alat kontrasepsi pil
progestin/minipil, KB suntik, kondom, implan dan IUD
Evaluasi : ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan
5. Menjelaskan prubahan atau keluhan selama menggunakan pil
progestin/minipil, KB suntik, kondom, implan dan IUD
Evaluasi : ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan
6. Menganjurkan kepada ibu untuk merundingkan dengan suami trkait alat
kontrasepsi yang akan dipakai oleh ibu
Evaluasi : ibu mengrti atas penjelasan yang diberikan oleh bidan dan
ibu bersedia memilih KB IUD
7. Menginformasikan pada klien untuk mempersiapkan diri.
Evaluasi : ibu bersedia.

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal pengkajian : 25-04-2023
Pukul : 19.30 WITA

Subyektif
Ibu mengatakan akan menggunakan KB IUD
Obyektif
a. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TB : 159 cm
BB : 58 kg
83

LILA : 28 cm
Vital sighn: T : 110/70 mmHg N : 82x/menit S : 36,5 R :22x/menit
b. Pemeriksaan obstetrik
kepala : Kulit kepala bersih, tidak berketombe,rambut hitam
distribusi merata, tidak rontok
muka : simetris, tidak pucat, tidak ada jerawat dan flek hitam,
tidak oedema
mata : simetris, Konjungtiva merah muda,sklera berwarna
putih ada gambaran tipis pembulu darah, pupil isokor
leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,linfe, dan tidak
ada bendungan vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.
aksila : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
payudara : simetris, ada hyperpigmentasi areola, tidak ada benjolan
abnormal, putting susu menonjol.
abdomen : terdapat hiperpigmentasi strie livide, dan strie alba,
tidak ada tanda-tanda kehamilan.
Ektremitas : Atas : warna kuku merah muda, simetris, akral hangat,
tidak ada oedema, dapat bergerak bebas, tidak ada polydaktil/sindaktil.
Bawah : warna kuku merah muda, akral hangat, simetris, tidak oedema,
dapat bergerak bebas, tidak ada varises, R patella positif.
(reflek patela kanan/kiri) : +/+
c. Pemeriksaan Spekulum
Dinding vagina : Bewarna merah jambu, lipatan memanjang, dan melingkar
Serviks : Bewarna merah jambu, permukaan licin dilapisi lendir dan lochea
rubra, ostium uteri eksternum kemerahan dan bentuknya oval.
d. Pemeriksaan Bimanual
Kedudukan rahim antefleksi, tidak ada tanda infeksi panggul, dan tidak
adanya kehamilan, panjang uterus 6cm.
e. Pemeriksaan penunjang
-

Analisa
Ny. P dengan Akseptor KB IUD

Penatalaksanaan
1. Memberitahu i klien hasil pemeriksaan, bahwa keadaan ibu dalam kadaan
baik
Evaluasi : ibu mengerti hasil pemeriksaanya
2. Melakukan informed consent
Informed consent dilakukan sebagai syarat bahwa klien menyetujui tindakan
yang akan dilakukan terhadap dirinya.
84

Valuasi : ibu sudah menandatangani informed consent


3. Melakukan pendekatan yang hangat dan penuh kekeluargaan dengan
menimbulkan kepercayaan antara bidan dan klien.
4. Melakukan konseling dengan menjelaskan maksud dan tujuan konseling KB
pasca persalinan,, serta menjaga privasi percakapan dengan klien sehingga
ibu bebas bertanya dan mengemukakan pendapat.
Evaluasi : ibu ingin menggunakan KB IUD
5. Melakukan informed consent sebagai bukti bahwa ibu dan suami setuju
dengan tindakan yang dilakukan.
Evaluasi : Ibu sudah menandatangani informed consent
6. Memberikan pelayanan KB yang dipilih oleh klien yakni pemasangan IUD
Evaluasi : Ibu sudah dipasangkan KB IUD
7. Memberikan Konseling Pasca Pemasangan
a. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi tablet SF (Sulfas Ferosus) 1 tablet
setiap kali haid
b. Haid : terjadi perubahan siklus haid (umumnya bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan), haid akan lebih lama dan banyak, saat haid
terasa lebih sakit.
c. Mengajarkan ibu cara mengontrol benang. Memasukkan jari tengah atau
jari telunujk ke dalam vagina, dan mencari benang apakah masih
ada/tidak.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti tentang penjelasan yang diberikan
8. Menganjurkan ibu untuk Kontrol 1-2 minggu atau bila ada keluhan
Evaluasi : ibu bersedia melakukannya
9. Mendokumentasikan hasil tindakan kedalam kartu kunjungan (K1/KB/13)
dan mencatat di dalam Register Hasil Pelayanan KB di Faskes KB
(K1/KB/13).
Evaluasi : Pendokumentasian telah dilakukan.
85

BAB IV
ANALISIS KASUS

Pada studi kasus Asuhan Kebidanan ini membahas tentang kesenjangan


antara teori dan hasil dari asuhan kebidanan yang telah penulis lakukan pada asuhan
kehamilan pada Ny P G1P0A0H0. Kontak pertama dimulai pada tanggal 08 April
2023 yaitu pada usia kehamilan 37 minggu dengan pembahasan sebagai berikut:
Berdasarkan data subjektif pada kunjungan pertama berupa ibu mengatakan
nyeri punggung dan sering buang air kecil . Pada data objektif didapatkan hasil
keadaan umum dan tanda – tanda vital ibu dalam keadaan normal. Berat badan ibu
pada saat kunjungan pertama hanya 61 kg. Pada pemeriksaan Leopold didapatkan
tinggi fundus uteri 26 cm. Pada Leopold I didapatkan hasil teraba lunak (bokong ),
Leopold II pada bagian kanan didapatkan punggung janin dan pada bagian kiri
abdomen didapatkan ektremitas janin, pada Leopold III didapatkan hasil teraba
bagian keras, bulat dan melenting (kepala). Leopold IV, kepala janin masuk pintu
atas panggul, denyut jantung janin 146x/menit.
Kunjungan kedua dilaksanakan pada tanggal 18 April 2023 dengan usia
kehamilan ibu 38 minggu, Pada data objektif didapatkan hasil keadaan umum dan
tanda – tanda vital ibu dalam batas normal. Pada pemeriksaan Leopold didapatkan
tinggi fundus uteri sesuai umur kehamilan, Leopold I didapatkan hasil bagian pada
fundus teraba bulat dan tidak melenting (bokong), Leopold II pada bagian kanan
didapatkan punggung janin dan pada bagian kiri abdomen didapatkan ektremitas
janin, pada Leopold III didapatkan pada segmen bawah Rahim, teraba bagian keras,
bulat, dan melenting (kepala), Leopold IV sebagian kecil bagian terendah janin sudah
masuk pintu atas panggul, denyut jantung janin 146 x/menit.
Dalam pemeriksaan kehamilan yang dilakukan dari kunjungan pertama
sampai kedua berjalan dengan baik dan normal. Penulis melakukan pengawasan
selama kehamilan sehingga proses kehamilan dapat berjalan dengan baik walaupun
klien mengalami beberapa keluhan pada kunjungan pertama namun hal itu dapat
diatasi sedini mungkin.

83
86

Berdasarkan hasil anamnesa Ny P datang ke PMB pada tanggal 25-04-2023


pukul 10.30 WITA ibu merasakan kenceng-kenceng keluar lendir campur darah. ibu
melahirkan pada usia kehamilan 40 minggu. Kala I berlangsung selama 2 jam dari
pembukaan 4 cm hingga 10 cm. Hal ini sesuai dengan teori pada primigravida kala I
berlangsung selama 12 jam (Winkjosastro et al 2017). Kala II berlangsung normal,
bayi lahir spontan belakang kepala, langsung menangis, gerakan aktif, berjenis
kelamin perempuan, AS : 9-10. Kala III berlangsung selama 15 menit dari bayi lahir
pukul 12.33 WITA. Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama
setelah lahir. Masa ini merupakan masa paling di cegah karena dapat menyebabkan
kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan (Saifuddin 2018). Selama kala IV
dilakukan pemantauan sesuai APN meliputi mengobservasi tanda-tanda vital, TFU,
kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit dalam 1 jam
pertama dan setiap 30 menit dalam 1 jam kedua, mendekontaminasi tempat dan alat
persalinan, menjelaskan tanda bahaya kala IV dan melengkapi partograf. Hal ini
menunjukkan pada kala IV telah dilakukan pemantauan dan tidak adanya masalah.
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan saat asuhan
BBL, terdapat beberapa hal yang harus dibahas. Pada asuhan BBL, hasil asuhan BBL
didapati keadaan umum bayi baik. Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat
badan lahir 3000 gram, umur kehamilan 40 minggu, bayi segera menangis, bergerak
aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada cacat bawaan
(Kementrian Kesehatan RI, 2017). Menurut (Arofah 2019), bayi baru lahir normal
memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, frekuensi denyut jantung
120-160 x/menit, pernapasan 40-60 x/menit, refleks-refleks sudah terbentuk dengan
baik (rooting, sucking, morro, grasping), pada bayi perempuan vagina dan uretra
berlubang serta adanya labia minora dan mayora, mekonium sudah keluar dalam 24
jam pertama berwarna hitam kecoklatan.
Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada bayi Ny. P, bayi lahir segera menangis,
bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada cacat
bawaan, memiliki berat badan 3000 gram, panjang badan 45 cm, lingkar dada 32 cm,
87

lingkar kepala 33 cm, frekuensi denyut jantung 135x/menit, pernapasan 45x/menit,


refleks-refleks sudah terbentuk dengan baik (rooting, sucking, morro, grasping),
vagina dan uretra berlubang serta adanya labia minora dan mayora, mekonium sudah
keluar dalam 24 jam pertama. Berdasarkan hasil pemeriksaan antropometri yang
dilakukan, didapati panjang badan bayi Ny. P normal yakni hanya sebesar 48 cm dan
sesuai dengan pendapat (Arofah 2019) bayi baru lahir normal memiliki panjang
badan 48-50 cm.
Penanganan yang dilakukan pengkaji pada BBL sudah sesuai dengan teori,
bayi sudah diberikkan vitamin K 1 mg, sudah diberikan salep mata tetrasiklin 1%,
sudah dimandikan, sudah diberikkan imunisasi Hb0. Pengkaji juga sudah
memberikan pendidikan kesehatan sebagi bekal untuk ibu dirumah dalam merawat
bayi nya. Penddidikan kesehatan yang diberikan oleh pengkaji seperti tanda bahaya
BBL, perawatan tali pusat, teknik dan posisi menyusui yang tepat.
Pada pemeriksaan nifas 6 jam postpartum tanggal 25 April 2023 didapatkan
hasil ASI keluar, bayi sering menyusu , TFU 2 jari bawah pusat dan lochea rubra.
Menurut (Prawirohardjo 2017) Pada hari-hari pertama ASI belum banyak, sehingga
bayi akan sering menyusu. Apabila ASI sudah banyak bayi akan mengatur sendiri
kapan akan menyusu. Menurut (Astuti 2019) TFU pada 6 jam post partum adalah 2
jari dibawah pusat sedangkan lochea pada 1-4 adalah lochea rubra. P1A0H1, 6 jam
post partum, persalinan normal, laktasi, involusi, lochea normal, keadaan umum ibu
baik. Diagnose kebidanan sesuai dengan teori yaitu 6Jam postpartum, hari pertama
sampai 40 hari, persalinan normal, laktasi normal, involusi normal. Lochea normal,
KU baik (Manuaba, 2017).
Pada pelaksanaan KN1 Ny. P diberikan Konseling mengenai perawatan
payudara, gizi simbang, ambulasi dini, cara menyusui . Menurut (Wulandari 2018),
Nutrisi, Ambulasi, Eliminasi, Kebersihan diri / perineum, Seksual, Senam nifas
Keluarga berencana dan Pemberian ASI.
Dukungan sosial keluarga merujuk pada dukungan sosial yang dirasakan oleh
anggota keluarga. Anggota keluarga yang menerima dukungan keluarga merasakan
88

bahwa orang disekitarnya siap memberikan bantuan dan pertolongan jika dibutuhkan
(Friedman 2017).
Terdapat empat jenis dukungan sosial keluarga yaitu dukungan informasional,
instrumental, penilaian dan emosional. Dukungan instrumental yaitu keluarga
merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit, dukungan informasional yaitu
keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar informasi),
dukungan penilaian (apprasial) yaitu keluarga bertindak sebagai pemberi umpan
balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber dan
validator identitas keluarga. Dukungan emosional yaitu keluarga sebagai tempat yang
aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap
emosi (Setiadi 2020).
Penyuluhan yang telah diberikan, dilaksanakan ibu dengan sebaik mungkin.
Ini menunjukkan kesesuaian antara pelaksanaan pada teori dan kasus nyata. Hasil
evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan keluarga.
Pengkajian kasus ini pada Ny. P dilakukan tanggal 25April 2023 diperoleh
data subyektif didapatkan yaitu ibu mengatakan ingin menggunakan kontrasepsi IUD
dan baru selesai melahirkan. riwayat menstruasi sebelum menggunakan kontrasepsi
ibu mengatakan siklus mentruasi teratur yaitu setiap 28 hari, ibu mengatakan ganti
pembalut 3x/ hr Untuk riwayat kontrasepsi ibu sebelumnya menggunakan kontrasepsi
suntik 3 bulan lama pemakaian ±4 tahun.
Pada bab ini penulis menyajikan pembahasan dengan membandingkan antara
teori dengan asuhan kebidanan secara study kasus pada masa nifas yang diterapkan
pada Ny.P dan sudah dilakukan pemasangan KB IUD. Penulis memberi pengetahuan
tentang IUD. Setelah dilakukan pemasangan IUD penulis memberitahu kepada ibu
untuk kembali 1 minggu lagi untuk kontrol atau bila ada keluhan.
89

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan Manajemen asuhan kebidanan Continuity Of Care (COC)
yang telah dilakukan pada Ny. P di PMB Enny Setyawati Amd.Keb yaitu di mulai
pada kehamilan 37 minggu, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga
berencana, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny ”P” pada masa
kehamilan, persalinan, BBL, Nifas dan KB di PMB Enny Setyawati Amd.Keb.
2. Mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny ”P” pada masa
kehamilan, persalinan, Nifas, BBL dan KB di PMB Enny Setyawati
Amd.Keb.
3. Mampu menegakkan diagnose kebidanan sesuai dengan prioritas pada Ny
”P” pada masa kehamilan, persalinan, Nifas, BBL dan KB di PMB Enny
Setyawati Amd.Keb.
4. Mampu melaksanakan rencana dan mengevaluasi asuhan kebidanan secara
komprehensif serta berkesinambungan (continuity of care) pada Ny ”P” pada
masa kehamilan, persalinan, Nifas, BBL dan KB di PMB Enny Setyawati
Amd.Keb.
5. Mampu Menganalisi Kasus pada Ny ”P” pada masa kehamilan, persalinan,
Nifas, BBL dan KB di PMB Enny Setyawati Amd.Keb.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil asuhan kebidanan ini dapat dijadikan sebagai bahan dokumentasi,
referensi bagi mahasiswa dalam memahami asuhan Continuity Of Care
(COC), dan sebagai evaluasi mengenai kemampuan mahasiswa dalam
melakukan asuhan kebidanan, sehingga institusi dapat meningkatkan
kualitas pendidikan bagi mahasiswa dengan penyediaan fasilitas sarana dan

87
90

prasarana yang mendukung untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa


serta peningkatan kualitas bimbingan terhadap setiap mahasiswa sehingga
dapat menghasilkan bidan yang berkualitas.
2. Bagi PMB
Diharapkan studi kasus ini dapat meningkatkan dan mengoptimalkan mutu
pelayanan kesehatan sesuai dengan teori dan memberikan asuhan kebidanan
secara berkesinambungan Continuity Of Care (COC) yaitu dari asuhan
kehamilan, asuhan persalinan, asuhan bayi baru lahir, asuhan nifas dan
asuhan keluarga berencana (KB) sesuai standar pelayanan kebidanan.
3. Bagi Klien dan Keluarga
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman, serta
meningkatkan kesadaran untuk melakukan pemeriksaan secara rutin ke
pelayanan kesehatan dalam masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir,
masa nifas dan keluarga berencana (KB) sebagai upaya deteksi dini terhadap
terjadinya komplikasi.
4. Bagi Penulis
Diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan ilmu yang telah didapatkan
selama proses perkuliahan dan mampu melakukan asuhan kebidanan
Continuity Of Care (COC) sesuai standar pelayanan kebidanan yang telah
ditetapkan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin,
bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana (KB), sesuai dengan
kewenangan bidan yang telah diberikan profesi sebagai bidan dan
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam
melakukan asuhan kebidanan Continuity Of Care (COC) terhadap klien.
91

DAFTAR PUSTAKA

Astuti Sri. Dkk. 2020. Asuhan kebidanan nifas dan menyusui. Jakarta: Erlangga

Azizah,N (2017) Pengetahuan ibu Primigravida Tentang Suntik Tetanus Toksoid


Dengan Penatalaksanaanya. Jurnal Edu Health, Vol. 5, No.2

Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. 2020: Asuhan Esensial, Pencegahan dan
Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.

Dr. Saputra, 2017. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Tangerang Selatan:
BINARUPA AKSARA Publisher.

Kemenkes RI. 2021. Pedoman Gizi Seimbang, Direktorat Jendral Bina Gizi dan KIA,
Jakarta

Kementerian Kesehatan RI. 2017. Kesehatan dalam kerangka Sustainable


development Goals (SDGs).

Kuswanti. 2014. Asuhan kehamilan. Yogyakarta: pustaka pelajar.

Manuaba Ida Ayu Chandranita, dkk. 2018. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan,
dan KB Untuk Pendidikan Bidan, Ed.2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC;

Manuaba,I.B.G., 2017. Gawat Darurat obstetri Ginekologi dan Obstetri Giekologi


Sosial. Jakarta: EGC

Marmi. 2018. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil edisi 7. Yogyakarta: Penerbit
Pelajar

Maryunani Anik. 2019. Asuhan Neonatu, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Tanjur
Halang : IN MEDIA.

Mochtar Rustam. 2017. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Ed. 3
Jilid 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Prawirahardjo, Sarwono. 2016. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi edisi 3.


Jakarta: PT Bina Pustaka

Saifuddin Abdul Bahri. 2018. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Ed. 1, Cet. 13. Jakarta : PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo. Saifuddin. 2018. Ilmu Kebidanan Ed. 4 Cetakan keempat.


92

Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin. 2019. Ilmu Kebidanan Ed. 4 Cetakan keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka

Sudarti. Dkk. 2010. Asuhan kebidanan neonatus dan anak balita. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Sulistyawati. Dkk. 2019. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika.

Sumiaty dan Silfia Niluh Nita. 2018. Konsep Kebidanan. Jakarta: Penerbit In Media.

Walyani Elisabeth Siwi. 2019. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta:


Pustaka Baru Press.

Wirakusumah Firman F, dkk. 2019. Obstetri Fisiologi Ilmu Kesehatan Reproduksi


Ed. 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

You might also like