You are on page 1of 8

Bani Umayyah: Masa Kejayaan dan

Keruntuhannya

Bani Umayyah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sejarah perkembangan


Islam dunia.

Hal ini disebabkan Bani Umayyah merupakan kekhalifahan Islam pertama yang
didirikan setelah masa Khlulafaur Rasyidin berakhir.

Bani Umayyah sendiri memerintah selama kurang lebih 91 tahun, yakni sejak tahun
41 Hijriyah atau 660 Masehi dan berakhir pada tahun 132 Hijriyah atau 749 Masehi di
Jazirah Arab dengan pusat pemerintahan di kota Damaskus, Suriah.

Silsilah Bani Umayyah


Berikut adalah silsilah Bani Umayyah yang merupakan keturunan Umayyah bin
Abdul Syams bin Abdul Manaf bin Qusai seorang ketua atau pemuka Quraisy yang
terkemuka.
Umayyah bin Abdul Syams bin Abdul Manaf bin Qusai juga merupakan keponakan
Hasyim bin Abdul Manaf bin Qusai, buyut Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam dan Ali bin Abi Thalib.

Dari silsilah di atas terlihat bahwa Umayyah bin Abdul Syams bin Abdul Manaf bin
Qusai memiliki dua putra yaitu Harb bin Umayyah dan Abul Ash bin Umayyah.

Harb bin Umayyah memiliki putra bernama Abu Sufyan bin Harb yang melawan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam peperangan yang terjadi di zaman
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dari Abu Sufyan bin Harb lahir Mu’awiyah bin Abu Sufyan atau Mu’awiyah I yang
mendirikan dan mengembangkan pemerintahan Kerajaan Bani Umayyah di
Damaskus, Suriah.

Mu’awiyah I menjadi khalifah setelah Khalifah Hasan bin Ali menyerahkan


kekuasaannya kepada Mu’awiyah untuk menghindari terjadinya perang saudara dan
pertumpahan darah.

Kekhalifahan Bani Umayyah kemudian beralih ke Marwan bin Al-Hakam setelah


Yazid bin Mu’awiyah wafat dan puteranya Mu’awiyah bin Yazid yang menjadi
pengganti hanya mampu memerintah selama 40 hari saja.

Setelah Marwan bin al-Hakam naik tahta, keturunan beliaulah yang kemudian
meneruskan kekuasaan di Kerajaaan Bani Umayyah hingga kerajaan itu runtuh di
tahun 132 H/749 M.

Beberapa literatur menyebutkan, setahun setelah keruntuhannya, salah satu keturunan


Bani Umayyah bernama Abdurrahman Ad-dakhil berhasil melarikan diri dari kejaran
pasukan Bani Abbasiyah ke Andalusia (Spanyol).

Di sana, ia membentuk pemerintahan sendiri dan mengangkat dirinya sebagai amir


atau pemimpin dengan pusat pemerintahan di Cordoba, Spanyol.

Karena itulah, beberapa literatur menyebutkan masa ke-Khalifahan Bani Umayyah


berlangsung dua periode yaitu periode Damaskus dan Cordoba.

Namun, sebagian literatur juga berpendapat bahwa masa ke-Khalifahan Bani


Umayyah hanya berlangsung selama 91 tahun di Damaskus.

Adapun di Cordoba, meskipun disebut kelanjutan Bani Umayyah namun nama ke-
Khalifahan yang diusung adalah ke-Khalifahan Cordoba.
Khalifah Bani Umayyah
Mereka yang memerintah di kerajaan Bani Umayyah berasal dari keturunan Umayyah
bin Abdul Syams bin Abdul Manaf bin Qusai.

Berikut adalah khalifah-khalifah Bani Umayyah yang memerintah di Damaskus sejak


awal berdirinya hingga keruntuhannya.

No. Nama Khalifah Masa Berkuasa

1. Mu’awiyah bin Abu Sufyan (Mu’awiyah I) 41-60 H / 661-680 M

2. Yazid bin Mu’awiyah (Yazid I) 60-64 H / 680-683 M

3. Mu’awiyah bin Yazid (Mu’awiyah II) 64 H / 683 M

4. Marwan bin al-Hakam (Marwan I) 64-65 H / 683-684 M

5. Abdul-Malik bin Marwan 65-86 H / 684-705 M

6. Al-Walid bin Abdul-Malik (Al-Walid I) 86-96 H / 705-714 M

7. Sulaiman bin Abdul-Malik 96-99 H / 714-717 M

8. Umar bin Abdul-Aziz (Umar II) 99-101 H / 717-719 M

9. Yazid bin Abdul-Malik (Yazid II) 101-105 H / 719-723 M

10. Hisyam bin Abdul-Malik 105-125 H / 723-742 M

11. Al-Walid bin Yazid (Al-Walid II) 125-126 H / 742-743 M

12. Yazid bin al-Walid (Yazid III) 126 H / 743 M

126 H-127 H /743-744


13. Ibrahim bin al-Walid
M

14. Marwan bin Muhammad (Marwan II) 127-132 H/744-749 M

Masa Kejayaan Bani Umayyah


Masa ke-Khilafahan Bani Umayyah berlangsung selama 91 tahun yaitu sejak tahun 41
H pada masa ke-Khalifahan Mu’awiyah bin Abu Sufyan hingga tahun 132 H pada
masa ke-Khalifahan Marwan bin Muhammad (Marwan II).
Selama itu pula, tidak sedikit sumbangsih yang telah diberikan Bani Umayyah
terhadap perkembangan dan kemajuan Islam.

Sumbangsih yang dimaksud di antaranya adalah semakin meluasnya wilayah


kekuasaan Islam, pembangunan di segala bidang, dan mulai berkembangnya ilmu
pengetahuan.

1. Semakin Luasnya Wilayah Kekuasaan Islam

Bani Umayyah dipandang berhasil dalam memperluas wilayah kekuasaan Islam yang
sebelumnya telah diperjuangkan oleh Khalifah Umar bin Khaththab, Khalifah Utsman
bin Affan, dan Khalifah Ali bin Abi Thalib.

Khalifah-khalifah Bani Umayyah yang gencar melakukan perluasan wilayah


kekuasaan di antaranya adalah Mu’awiyah bin Abu Sufyan, Abdul Malik bin Marwan,
Al-Walid bin Abdul Malik, dan Umar bin Abdul Aziz.

Tercatat, wilayah kekuasan Islam di masa ke-Khalifahan Bani Umayyah meliputi


Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil,
Persia, Afganistan, Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kirgistan.

2. Pembangunan di segala bidang

Selain berjasa dalam memperluas kekuasaan Islam, Bani Umayyah juga berjasa dalam
melaksanakan pembangunan di segala bidang.

 Di masa Mu’awiyah bin Sufyan (41-60 H/661-680 M), pembangunan yang


dilakukan adalah sebagai berikut.
o Memindahkan ibukota pemerintahan dari kota Kufah di Irak ke kota
Damaskus di Suriah atau negeri Syams.
o Mengganti sistem kepemimpinan Khulafaur Rasyidin setelah Rasul
wafat melalui musyawarah menjadi sistem kepemimpinan berdasarkan
keturunan.
o Mendirikan dinas pos lengkap dengan peralatannya serta disediakan
kuda di tempat-tempat tertentu sebagai alat transportasinya.
o Mencetak alat tukar pembayaran atau uang.
o Menertibkan dan memperkuat angkatan bersenjata baik dari segi
struktur maupun administrasinya.
o Mulai dikembangkannya jabatan khusus hakim atau qadhi sebagai
profesi tersendiri.
o Mulai dikembangkannya jabatan khusus untuk dinas pos.
o Memberdayakan orang-orang Kristiani yang ahli di bidangnya untuk
membantu pembangunan di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, dan
farmasi yang semula ditolak oleh Khalifah Umar bin Khaththab.
o Membentuk semacam pasukan intelijen untuk memetakan kekuatan
pasukan negara lain.
o Memindahkan kepemilikan harta milik rakyat menjadi Harta Allah yang
digunakan untuk kepentingan negara dan rakyat.
o Membentuk jabatan catatan sipil untuk mencatat administrasi
kependudukan dan keperluan lainnya.
 Di masa Abdul Malik bin Marwan (65-86 H/684-705 M), pembangunan yang
dilakukan adalah sebagai berikut.
o Mulai dicetaknya mata uang sendiri dengan bertuliskan Arab untuk
menggantikan mata uang Bizantium atau Romawi dan Persia di daerah-
daerah yang telah dikuasai Islam.
o Membenahi administrasi pemerintahan.
o Memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi kenegaraan dan
bahasa pengantar dalam administrasi pemerintahan.
o Mendirikan pabrik kapal di Tunisia untuk membantu memperkuat
angkatan laut.
o Mendirikan Mahkamah Khusus untuk menangani pegawai pemerintah
dan pembantu kerajaan yang melakukan kesalahan.
o Memperbaiki dan memperbanyak ekspedisi pos secara lebih teratur dan
sempurna.
o Mendirikan bangunan atau gedung yang besar dan indah di dalam
negeri.
 Al-Walid bin Abdul Malik (86-96 H/705-714 M), pembangunan yang
dilakukan adalah sebagai berikut.
o Membangun panti asuhan, panti jompo, dan rumah singgah bagi para
musafir.
o Menyediakan tenaga pengajar untuk anak-anak yatim.
o Membangun panti-panti bagi penyandang disabilitas.
o Menyediakan pegawai panti untuk mengurus dan merawat penyandang
disabilitas yang digaji oleh negara secara tetap.
o Menyediakan telaga bagi para musafir.
o Memberikan subsidi tetap kepada para penghafal Al Qur’an, fakir
miskin, para ulama, dan orang-orang lemah lainnya.
o Melantik pegawai kerajaan yang cerdik pandai dan beintegritas.
o Menyediakan pemandu bagi penyandang tuna netra.
o Membangun infrastruktur jalan yang menghubungkan suatu tempat
dengan tempat lainnya.
o Mendirikan pabrik-pabrik.
o Mendirikan rumah sakit dan klinik gratis bagi mereka yang sakit.
o Mendirikan rumah sakit khusus bagi penderita kusta.
o Mendirikan gedung-gedung pemerintahan.
o Membina Masjid Bani Umayyah di Damaskus.
o Merenovasi Masjid Nabi di Madinah.
o Merenovasi Masjid Al-Aqsa di Baitul Maqdis.
o Memperbaiki jalan-jalan dan melengkapinya dengan marka jalan untuk
memudahkan pengguna.
o Membangun infrastruktur jalan di lereng-lereng bukit serta menyediakan
telaga di daerah Hijaz yang diperuntukkan bagi masyarakat sekitar.
 Umar bin Abdul Aziz (99-101 H / 717-719 M), pembangunan dan reformasi
yang dilakukan adalah sebagai berikut.
o Mengembalikan harta kepada pemiliknya.
o Menghapuskan jamuan negara untuk para pembesar kerajaan.
o Menaikkan gaji pejabat (gubernur) sebagai upaya menghindari
terjadinya korupsi.
o Pelaksanaan hukuman hudud harus seizing Khalifah.
o Jumlah pemeluk agam Islam semakin bertambah tanpa harus melakukan
serangan ke negara-negara bukan Islam.
o Mengalihkan dana perang untuk kemaslahatan umat.
o Memperbaiki masalah cukai dan jizyah sesuai syari’ah.
o Mengirim pendakwah ke seluruh negeri.
o Memperkuat ekonomi negara dengan melakukan langkah penghematan
dan penambahan hasil ke Baitul Mal.
o Menghapuskan kemiskinan di seluruh negeri.
o Memperbaiki tanah pertanian dan membuat saluran irigasi.
o Membuat infrastruktur jalan dan rumah singgah untuk para musafir.
o Menyambung kembali tali silaturahmi dengan kaum Syiah.
o Menghimpun hadits untuk dibukukan.

3.Berkembangnya ilmu pengetahuan

Selain banyak terjadi kemajuan di bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, dan
pertahanan keamanan, kemajuan juga terjadi di bidang ilmu pengetahuan.

Adapun perkembangan ilmu pengetahuan yang dimaksud di antaranya adalah sebagai


berikut.
 Ilmu agama, seperti al-Qur’ān, Hadis, fiqih, dan ilmu tafsir. Proses pembukuan
hadis terjadi pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz sejak saat itulah hadis
mengalami perkembangan pesat.
 Ilmu bahasa dan sastra, yaitu segala ilmu yang mempelajari tata bahasa dan
kesusastraan Arab.
 Ilmu sejarah, yaitu ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah, dan
riwayat.

Runtuhnya Bani Umayyah


Tak ada yang abadi. Begitu pula ke-Khalifahan Bani Umayyah. Setelah berkuasa
selama kurang lebih 91 tahun, ke-Khalifahan Bani Umayyah akhirnya menemui titik
penghabisan.

Banyak sekali faktor yang menyebabkan runtuhnya ke-Khlifahan Bani Umayyah, di


antaranya adalah sebagai berikut.

 Terbunuhnya Marwan II oleh tentara Bani Abbasiyah pada 132 H/750 M.


 Sistem pergantian khalifah yang menggunakan sistem warisan ternyata tidak
dilakukan secara konsisten. Akibatnya menimbulkan persaingan yang tidak
sehat di antara para anggota kerajaan.
 Munculnya beberapa kelompok yang merasa tidak setujudan tidak puas
terhadap kepemimpinan Bani Umayyah bahkan sejak ke-Khalifahan ini berdiri.
Kelompok-kelompok tersebut antara lain kelompok Syiah, kelompok Khawarij,
dan kelompok mawali.
 Beberapa khalifah tidak mampu menyatukan perbedaan serta menyelesaikan
pertentangan yang ada.
 Timbulnya pemberontakan-pemberontakan.
 Gaya hidup bermewah-mewahan yang dijalani sebagian khalifah dan
keluarganya.
 Bangkitnya Bani Abbasiyah sebagai kekuatan baru.

Peninggalan Bani Umayyah


Jejak sejarah peradaban Islam yang merupakan peninggalan Bani Umayyah yang
dapat dilihat hingga kini di antaranya adalah sebagai berikut.

 Kubah Batu atau Dome of Rock yang melingkupi Masjid Al-Aqsa yang


merupakan salah satu tempat bersejarah Islam.
 Masjid Agung Umayyah di Damaskus yang sebelumnya merupakan Katedral
St. John.
 Katedral di Hims yang digunakan sebagai masjid dan gereja sekaligus tempat
istirahat di padang pasir seperti Qusair Amrah dan al-Musatta,
 Peninggalan Bani Umayyah Cordoba adalah Masjid Cordoba di Spanyol.
 Universitas Az-Zaitunah di Tunisia yang di masa Khalifah Umar bin Abdul
Aziz merupakan sebuah masjid. Universitas ini merupakan universitas tertua
peninggalan sejarah peradaban Islam.

You might also like