You are on page 1of 18

Landasan

Bimbingan dan
Konseling
Memahami Asas, Prinsip dan
Landasan Bimbingan dan Konseling
Sekilas, asas, prinsip dan landasan terkesan Landasan, merupakan pijakan atau acuan dalam
memiliki arti yang sama. Sehingga siapapun yang melakukan atau memulai suatu tindakan. Landasan
mencoba memahami istilah ini menjadi bingung lebih bersifat teknis, berbeda dengan asas yang
mana batasan asas, prinsip dan landasan. bersifat filosofis dan lebih umum.
Asas, yang perlu kita pahami tentang asas adalah Contohnya: asas negara kita adalah pancasila, ia
suatu dasar yang paling bawah yang digunakan adalah dasar filosofis dalam kehidupan bernegara.
sebagai pijakan dari suatu prinsip. Sementara dalam setiap tindakan, warga negara
indonesia berdasarkan pada UUD 1945 beserta UU
Prinsip, dimaknai sebagi pondasi dari sebuah
yang lain.
bangunan dari sesuatu yang menjadi
patokan/pedoman dari berdirinya bangunan
tersebut.

2
Latar belakang
Layanan bimbingan dan konseling dipahami sebagai bagian integral dalam pendidikan di
Indonesia. Keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan karena bimbingan dan
konseling merupakan salah satu komponen dalam pendidikan (bidang administrasi/
manajerial; bidang kurikulum/ pengajaran; bidang pengembangan pribadi/ bimbingan dan
konseling. Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling
tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak dari suatu
landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang
mendalam. Dengan adanya pijakan yang jelas dan kokoh diharapkan pengembangan layanan
bimbingan dan konseling, baik dalam tataran teoritik maupun praktek, dapat semakin lebih
mantap dan bisa dipertanggungjawabkan serta mampu memberikan manfaat besar bagi
kehidupan, khususnya bagi para penerima jasa layanan (konseli).
Supaya aktifitas layanan bimbingan dan konseling tidak terjebak dalam berbagai bentuk
kesalahan serta penyimpangan maka pemahaman dan penguasaan tentang landasan
bimbingan dan konseling khususnya oleh para konselor tampaknya menjadi sebuah
keharusan.

3
Ada beberapa landasan yang mendasari
layanan bimbingan dan konseling

 Landasan Filosofis
 Landasan Paedagodis
 Landasan Religius
 Landasan Ilmu
 Landasan yuridis
Pengetahuan dan
 Landasan psikologis
Tekhnologi
 Landasan sosial-
budaya
LANDASAN FILOSOFIS
Landasan filosofis dalam Bimbingan dan Konseling adalah upaya
konselor untuk memahami sesuatu secara mendalam. Karena berfikir
filosofis adalah berfikir secara mendalam, berfikir secara utuh, berfikir
seluas-luasnya, setinggi-tingginya dan holistik. Kemampuan konselor
untuk berfikir mendalam akan sesuatu berkaitan erat dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling. Hal ini akan menjadi pijakan konselor dalam
memberikan intervensi kepada konseli. Hasil dari pemikiran yang holistik
– berfilsafat, digunakan sebagai pijakan untuk bertindak dalam proses
layanan bimbingan dan konseling. Karena tindakan berdasar pada
pemikiran yang utuh, maka merupakan tindakan yang terarah, terkendali,
teratur serta dapat dipertanggung jawabkan.
Lanjutan
Filsafat juga diartikan sebagai cinta kebijaksanaan, hal ini didasarkan pada
pemahaman bahwa orang yang tindakannya berdasarkan hasil berfikir
mendalam “kontemplasi” maka ia adalah orang yang bijaksana.
Berdasarkan argumen tersebut, pelayanan bimbingan dan konseling
diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana. Salah satu manfaat dari
berfikir filsafat ini adalah membantu konselor dalam memahami situasi
konseli ataupu proses konseling dan dalam membuat keputusan yang
tepat. Sebagai objek formal dalam layanan bimbingan dan konseling,
nampaknya memahami manusia merupakan langkah awal untuk berfikir
filsafat. Selanjutnya pemahaman mengenai tujuan kehidupan menjadi
rangkaian daripada mengetahui hakikat manusia.

6

Hakikat Manusia
Ada banyak sekali teori-teori yang membahas
hakikat manusia. Dari kesemua teori tersebut
satu sama lain memiliki perbedaan, beberapa
diantara mereka saling berlawanan. akan Dimensi Fisik
tetapi hubungan mereka adalah saling
melengkapi. Perbedaan tersebut
dilatarbelakngi oleh perbedaan pandangan, Dimensi Psikis
perbedaan pengalaman, dan perbedaan
fokus studi. Dengan tidak mengabaikan teori-
Dimensi Spiritual
teori tentang manusia yang lain, kali ini kita
akan mencoba berfokus pada pemahaman
tentang manusia menurut Carl Rogers Dimensi Sosial
sebagai tokoh yang membawa perubahan
dalam dunia konseling dan Sigmund Freud,
sebagai tokoh yang mempopulerkan gerakan
psikoanalisis. Pandangan Holistik
tentang manusia

7

Manusia Menurut Carl Rogers
 Pendekatan Rogers dikenal dengan humanistik
 Rogers menaruh kepercayaan mendalam pada manusia
 Manusia adalah individu yang memiliki potensi untuk
berkembang mencapai aktualisasi diri
 Ia memandang manusia bergerak progresif, berjuang untuk
berfungsi penuh serta memiliki kebaikan yang positif.
 Manusia memiliki sifat bertujuan, dapat dipercaya, serta
mengejar kesempurnan diri.
 Manusia adalah pribadi yang bebas, rasional, utuh, dinamis,
subyektif, proaktif serta sulit dipahami.

Tujuan: aktualisasi diri menuju pada


pribadi yang berfungsi utuh. (self
actualization; fully functioning
person)
8

Manusia Menurut Sigmund Freud
 Freud merupakan tokoh utama psikoanalisis
 Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang pesimistik,
deterministik, mekanistik dan reduksionistik.
 Manusia dideterminasi oleh kekuatan irasional, motivasi tak
sadar, kebutuhan dan dorongan biologis dan naluriah.
 Perilaku manusia ditentukan oleh peristiwa psikoseksual
pada lima tahun pertama kehidupan (oral 0-1, anal 1-2/3,
falik 2/3-5/6) (laten 5/6-13, genital 13- dewasa).
 Sistem kepribadian manusa terdiri dari id, ego dan super ego,
di mana id dipandang sebagai penguasa yang ingin selalu
dituruti.

Tujuan: tujuan kehidupan manusia


adalah menuju kepada
keseimbangan

9

Memahami landasan filosofis tidak hanya sebatas memikirkan
keinginan untuk mengetahui sesuatu, melainkan memang
filsafat mempunyai fungsi dalam kehidupan manusia yang
diantaranya adalah sebagi berikut:
 Setiap manusia harus mengambil keputusan dan tindakan
 Keputusan yang diambil merupakan keputusan yang
berdasar kesadaran diri sendiri tanpa paksaan
 Berfikir secara mendalam dapat mengurangi konflik serta
meminimalisir resiko
 Digunakan untuk menghadapi kesimpangsiruan dan
kesalah pahamahan
 Dapat mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana
 Menghadapi konsekuansi yang dipilih dengan tanggung
jawab

10
Landasan Religius
Landasan religius dalam bimbingan dan konseling memiliki arti
bahwa sebagai konselor harus memiliki pemahaman tentang
nilai-nilai agama untuk memberikan layanan bimbingan dan
konseling kepada konseli. Pemanfaatan nilai-nilai agama
tersebut hendaknya dilakukan secara wajar, tidak dipaksakan
dan tetap menempatkan konseli sebagai seorang yang bebas
dan berhak mengambil keputusan sendiri. Landasan religius
memberikan arah dan pedoman bagi konselor bahwa layanan
bimbingan dan konseling tidak keluar dari koridor ajaran agama.

11
Penekanan dalam Landasan Religius

Keyakinan bahwa manusia dan seluruh


alam semesta adalah ciptaan Tuhan

Sikap keberagamaan yang mendorong


perkembangan dan kehidupan yang sesuai
dengan kaidah agama

Peran agama untuk mengembangkan


kehidupan dan sebagai problem solver
12
Landasan Yuridis
secara tegas menyatakan adanya
pekerjaan bimbingan dan konseling
SK Menpan No. 026 tahun dan pekerjaan mengajar yang satu
1989 sama lain berkedudukan seimbang
dan sejajar.

Dalam peraturan nomor 3 dan 4


disebutkan bahwa bimbingan bantuan
PP No. 28 dan No. 29 tahun yang diberikan kepada siswa dalam rangka
1990 tentang pendidikan upaya menemukan pribadi, megenal
dasar dan menengah lingkungan dan merencanakan masa
depan

13
Pasal 1 ayat (6) Pengakuan secara eksplisit dan
kesejajaran posisi antara kualifikasi tenaga pendidikan
UU nomor 20 th 2003 satu dengan yang lainnya mengandung arti bahwa
tentang Sistem Pendidikan setiap tenaga pendidik, termasuk Konselor, memiliki
keunikan konteks dalam tugas, eksplektasi kinerja,
Nasional dan setting layanan

Memuat standar kualifikasi pendidikan serta


Permendiknas nomor 27 tahun 2008 standar kompetensi konselor (kompetensi
tentang Standar Kualifikasi paedagogis, kepribadian, sosial dan
Akademik dan Kompetensi Konselor profesional

Di dalamnya diatur mengenai prosedur


Permendikbud nomor 111 tahun 2014 penyelenggaraan bimbingan dan konseling
tentang Bimbingan dan Konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan
Pada Pendidikan Dasar dan menengah. Melalui permendikbud ini juga
Menengah sebagai pedoman penyelenggaraan BK di
sekolah
14
Landasan Psikologi
Landasan psikologis
memberikan pijakan kepada
konselor tentang tingkah laku
Motif dan konseli. Konselor perlu
Motivasi Kepribadian memahami latar belakang
tingkah laku konseli

Belajar

Pengaruh Perkembanga
Lingkungan n individu

15
Landasan Sosial Budaya
Konselor memahami bahwa individu
(manusia) adalah makhluk sosial yang
tidak mungkin lepas dari latar
Sosial Budaya
belakang sosial atau budaya. Manusia
adalah produk sosial dan budaya.
Artinya ia hidup banyak dipengaruhi
oleh kondisi sosial serta budaya di Perilaku
mana dia tinggal. Bimbingan dan
konseling juga disebut sebagai
aktifitas perjumpaan budaya. Hal ini
didasari pada pemahaman bahwa
konselor dan konseli memiliki adalah Melalui landasan budaya ini, konselor tidak
makhluk berbudaya yang lahir dari boleh memaksakan nilai-nilai budaya yang
kebudayaan yang berbeda, meskipun dipegang kepada konseli.
dalam ruang lingkup sekecil apapun.

16
Thanks!
Any questions?
You can find me at @username & user@mail.me

17
SlidesCarnival icons are editable
shapes.

This means that you can:


● Resize them without losing
quality.
● Change fill color and
opacity.
● Change line color, width
and style.

Isn’t that nice? :)

Examples:

18

You might also like